1 (2016)
Abstrak
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Sindang II,
ditemukannya permasalahan yang berhubungan dengan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini
diakibatkan oleh penggunaan metode ceramah saja pada saat pembelajaran. Selain itu
pembelajaran tidak melibatkan siswa untuk menjadi aktif, hal tersebut menyebabkan siswa
menjadi kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Dari permasalahan tersebut,
maka diterapkanlah metode role playing pada pembelajaran IPA dalam materi hubungan
mahluk hidup dengan lingkungannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan
metode role playing mengantarkan siswa kedalam pembelajaran yang menyenangkan,
melibatkan siswa menjadi aktif serta berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah PTK. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus
dengan target yang ditentukan yaitu 85%. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar siswa, pada siklus I persentasenya sebesar 26,92%, siklus II 57,69% dan siklus III
92,31%. Maka, penerapan metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Kata Kunci: metode role playing, hasil belajar, hubungan mahluk hidup dengan lingkungannya.
611
Ismawati Alidha Nurhasanah, Atep Sujana, Ali Sudin
612
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
bahan ajar PLPG 2010 disebutkan bahwa Berdasarkan permasalahan yang telah
paling tidak terdapat enam prinsip dijelaskan, proses pembelajaran yang kurang
pembelajaran IPA di SD, yaitu prinsip berhasil disebabkan oleh kinerja guru yang
motivasi, prinsip latar, prinsip menemukan, tidak memperhatikan penggunaan metode,
prinsip belajar sambil melakukan, prinsip model, pendekatan dan media pembelajaran
belajar sambil bermain, serta prinsip sosial. serta pengelolaan kelas yang kurang baik.
Apabila enam prinsip tersebut bisa dapat Dampak dari kondisi ini adalah hasil belajar
diterapkan, maka tujuan pembelajaran IPA siswa yang rendah. Dari tes awal yang telah
dapat tercapai. Selain itu, pembelajaran IPA dilakukan, didapatkan data awal mengenai
harus menekankan pada penggunaan media, hasil belajar siswa yaitu hanya 5 dari 27
pengelolaan kelas, pemilihan model, siswa yang mencapai ketuntasan belajar.
pendekatan atau metode pembelajaran IPA. Apabila dihitung dalam bentuk persentase,
Hal ini dilakukan agar siswa tidak pasif dalam siswa yang tuntas hanya 18,52% sedangkan
kegiatan pembelajaran, tidak bosan, yang tidak tuntas mencapai 81,48% dari KKM
termotivasi untuk belajar, kondisi kelas yang telah ditetapkan yaitu 70. Oleh karena
menjadi kondusif, dan pemahaman materi itu, diperlukan suatu tindakan untuk
yang cepat serta hasil belajar yang didapat memperbaiki masalah-masalah tersebut,
memuaskan. Namun, kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
yang seharusnya, khususnya untuk siswa serta memotivasi siswa untuk berfikir
pembelajaran IPA belum didapatkan hasil kreatif dan bersikap aktif dalam belajar. Dari
yang baik pada sekolah yang diteliti. beberapa solusi yang ada untuk pemecahan
Pengambilan data awal dilakukan dengan masalah tersebut, maka diambil suatu
mengobservasi proses pembelajaran di SDN tindakan yaitu dengan menerapkan metode
Sindang II pada tanggal 5 November 2015. role playing.
Pada saat pengambilan data awal, sekolah
tersebut menggunakan kurikulum KTSP Arti role secara harfiah adalah peranan, dan
dengan tema yang sedang diajarkan adalah play adalah bermain. Bermain peran (role
Hubungan Mahluk Hidup dengan playing) merupakan salah satu dari
Lingkungannya yang pokok bahasannya yaitu pengajaran berdasarkan pengalaman
simbiosis, serta rantai makanan. Hasil dari (Hamalik, 2001). Karena melaui bermain
observasi tersebut ditemukan masalah- peran anak mampu mengekspresikan
masalah pada kinerja guru dan aktivitas siswa perasaannya tanpa adanya keterbatasan kata
yang tidak mendukung berhasilnya proses atau gerak. Role playing merupakan suatu
pembelajaran. Penggunaan metode yang metode pembelajaran yang mengajak siswa
konvensional mengakibatkan siswa menjadi untuk terlibat langsung dalam pembelajaran,
pasif, bosan dan malas untuk memperhatikan penguasaan bahan pelajaran berdasarkan
guru yang sedang melakukan pembelajaran. pada kreatifitas serta ekspresi siswa dalam
Pengelolaan kelas yang tidak baik meluapkan imajinasinya terkait dengan
mengakibatkan situasi kelas tidak kondusif. bahan pelajaran yang ia dalami tanpa adanya
Media pembelajaran hanya terpaku pada keterbatasan kata dan gerak, namun tidak
satu buku sumber saja sehingga siswa keluar dari bahan ajar. Penerapan metode
kesulitan dalam memahami materi karena role palying memfasilitasi siswa untuk belajar
pemahaman akan objek dalam materi tidak secara aktif melalui bermain peran. Dengan
semuanya jelas. Selain itu, prinsip-prinsip kelebihan yang dimiliki oleh metode role
dalam pembelajaran tidak begitu playing, menimbulkan suasana yang baru
diperhatikan. serta memberikan pengalaman belajar yang
berbeda, sehingga membentuk siswa untuk
613
Ismawati Alidha Nurhasanah, Atep Sujana, Ali Sudin
berfikir lebih kreatif dan aktif. Karena carita yang dimainkan, tahap selanjutnya
penggunaan metode ini merupakan salah yaitu pelaksanaan (main), diskusi dan
satu penerapan pengajaran berdasarkan penilaian yang dilakukan observer, kelompok
pengalaman. Manfaat dari pengaplikasian bermain peran memainkan peran ulang,
metode role playing yaitu siswa mampu kelompok observer melakukan diskusi ulang,
untuk mengidentifikasi situasi-situasi dunia terakhir berbagi pengalaman dan
nyata dan dengan ide-ide orang lain. kesimpulan.
Identifikasi tersebut memungkinkan cara
untuk mengubah perilaku dan sikap siswa Penggunaan metode role playing di sekolah
sebagaimana siswa menerima setiap karakter menjadikan siswa pribadi yang imajinatif,
yang diperankannya, Hamalik (2001, hlm. mempunyai minat luas, mandiri dalam
214). berfikir, ingin tahu, penuh energi dan percaya
diri serta siswa mampu meningkatkan
Metode role playing memiliki kelebihan kerjasamanya. Selain itu, siswa dapat
dalam penggunaananya. Menurut Mansyur melatih, memahami dan mengingat bahan
(Sagala, 2006) kelebihan dari metode role materi yang akan disampaikan atau
playing yaitu, dengan penerapan metode role didramakan sesuai denga gaya bahasa dan
playing siswa dilatih untuk dapat memahami, gaya belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa
mengingat bahan yang akan didramakan belajar melalui pengalaman langsung,
seputar materi ajar. Selanjutnya murid akan khususnya pada materi hubungan mahluk
terbiasa untuk berkreasi, berinsiatif serta hidup dengan lingkungannya. Siswa dapat
kreatif. Role playing dapat menuntun siswa menanamkan nilai-nilai yang terkandung
untuk bekerja sama dalam kelompok. dalam materi pembelajaran sehingga kelak
Memupuk rasa tanggung jawab akan tugas dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
yang diterima. Konsep penerapan metode hari.
role playing yang dilakukan pada pemilihan
materi atau topik tentunya yang dekat Dari beberapa permasalahan dalam latar
dengan kehidupan siswa. Kemudian siswa belakang di atas maka rumusan masalah ini
bebas untuk mengekspresikan imajinasinya ialah sebagai berikut. Bagaimana
kedalam gerakan-gerakan serta pengucapan perencanaan pembelajaran dengan
kata-kata yang sesuai dengan peran yang menerapkan metode pembelajaran role
dimainkannya. Dalam memainkan playing pada materi hubungan mahluk hidup
perannyapun sesuai dengan gaya bahasa dan dengan lingkungannya. Bagaimana
gaya belajar siswa asalkan tidak keluar dari pelaksanaan penerapan metode
konteks yang telah ditetapkan oleh guru. pembelajaran role playing pada materi
Tahapan yang harus dilakukan pada hubungan mahluk hidup dengan
penerapan metode role playing menurut lingkungannya. Bagaimana peningkatan hasil
Shaftels (Sumaatmadja, 2007) yaitu belajar siswa setelah diterapkan metode
penjelasan umum yaitu guru menjelaskan pembelajaran role playing pada materi
secara umum penggunaan metode role hubungan mahluk hidup dengan
playing serta materi yang akan diperankan, lingkungannya.
tahapan selanjutnya yaitu memilih para
pelaku untuk bermain peran, kemudian METODE PENELITIAN
menentukan pengamat (observer) yang Metode yang digunakan pada penelitian ini
bertugas untuk mengamati penampilan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
permainan peran serta memberikan Adapun yang dimaksud dengan penelitian
penilaian, selanjutnya menentukan jalan tindakan menurut Sanjaya (2009, hlm. 26)
614
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
615
Ismawati Alidha Nurhasanah, Atep Sujana, Ali Sudin
minimal baik baru ada 9 orang dengan siklus II, didapatkan hasil bahwa terdapat 15
persentase 34,61%. Pada kategori minimal orang yang tuntas dan 12 orang yang belum
baik siswa dihitung dari jumlah skor yang tuntas. Persentase siswa yang tuntas
termasuk ke dalam kategori baik dan baik berdasarkan tabel di atas adalah 57,69%,
sekali. Total keseluruhaan dari skor yang sedangkan yang belum tuntas, yaitu 42,31%.
dicapai siswa yaitu 126. Aktivitas siswa juga Siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus
sama seperti kinerja guru yang memiliki I, yakni 30,77%. Sebagaimana yang telah
target pencapaian. Adapun target yang telah ditentukan sebelumnya, target hasil belajar
ditentukan pada penelitian ini adalah 85% siswa yang ingin dicapai pada penelitian ini
dari siswa yang mendapatkan kategori adalah 85%. Oleh karena itu pada siklus II
minimal baik. Jumlah persentase dari juga masih belum mencapai target, sehingga
aktivitas siswa pada siklus I yaitu 50,59%. harus dilakukan siklus berikutnya agar target
Oleh karena itu persentase hasil observasi yang telah ditentukan tercapai.
aktivitas siswa pada siklus I masih belum
mencapai target. Penelitian dilanjutkan ke Pada siklus III, didapatkan hasil pada aktivitas
tindakan selanjutnya, karena hasil aktivitas siswa yaitu terdapat 8 siswa yang sudah
siswa belum mecapai target yang telah mencapai skor maksimum dari 3 aspek yang
ditentukan yaitu 85%. siswa yang tuntas ada ditentukan. Selain itu terdapat beberapa
7 siswa dan yang tidak tuntas ada 20 siswa. siswa yang sudah mencapai skor maksimal
Jika dipersentasekan hanya 26,92% siswa dalam berbagai macam aspek, seperti aspek
yang tuntas dan 73,07% siswa yang belum partisipasi jumlah siswa yang mencapai skor
tuntas. Walaupun ada peningkatan setelah maksimal yaitu terdapat 19 siswa, aspek
dilakukannya siklus I ini dibanding data awal, motivasi terdapat 20 siswa, dan aspek
namun tetap saja belum mencapai target kerjasama terdapat 18 siswa. Sementara itu
yang telah ditentukan, yaitu 85% siswa yang jumlah keseluruhan aktivitas siswa 213.
harus tuntas. Jumlah siswa yang mendapatkan kategori
baik terdapat 3 siswa, sedangkan yang
Dalam aktivitas siswa pada siklus II terdapat 3 mendapatkan kategori baik sekali yaitu 23
siswa yang sudah mencapai skor maksimum siswa. Persentase keseluruhan dari aktifitas
dari 3 aspek yang ditentukan. Selain itu siswa pada siklus III mencapai 91,11 %.
terdapat beberapa siswa yang sudah Persentase tersebut sudah mencapai target
mencapai skor maksimal dalam berbagai yang telah ditetapkan yaitu 85%. Sedangkan
macam aspek, seperti aspek partisipasi hasil belajar siswa pada siklus III didapatkan
jumlah siswa yang mencapai skor maksimal hasil tes yakni, 24 siswa yang tuntas dan 3
yaitu terdapat 13 siswa, aspek motivasi siswa 31%, sedangkan yang belum tuntas,
terdapat 9 siswa, dan aspek kerjasama yaitu 7,69%. Siklus III ini mengalami
terdapat 6 siswa. Sementara itu jumlah peningkatan dari siklus sebelumnya, yakni
keseluruhan aktivitas siswa 179. Jumlah siswa sebesar 34,62%. Sebagaimana yang telah
yang mendapatkan kategori baik terdapat 11 ditentukan sebelumnya, target hasil belajar
siswa, sedangkan yang mendapatkan siswa yang ingin dicapai pada penelitian ini
kategori baik sekali yaitu 10 siswa. adalah 85%. Oleh karena itu pada siklus III ini
Persentase keseluruhan dari aktifitas siswa hasil belajar siswa telah mencapai target
pada siklus II mencapai 76,73 %. Persentase yang telah ditentukan. Di bawah ini adalah
tersebut belum mencapai target yang telah gambar untuk melihat lebih jelas
ditetapkan yaitu 85%.. Maka dari itu, peningkatan hasil belajar siswa dimulai dari
penelitian dilanjutkan ke siklus selanjutnya. pengambilan data awal hingga siklus III.
Masuk pada tes hasil belajar siswa pada
616
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
100,00% 92,31%
81,48%
80,00% 73,07%
60,00% 57,69%
42,31% Tuntas
40,00% Belum Tuntas
26,92%
18,52%
20,00%
7,69%
0,00%
Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Adapun rekapitulasi aktivitas siswa untuk setiap tindakannya dimulai dari siklus I sampai siklus
III adalah sebagai berikut ini.
Hasil selanjutnya yaitu kinerja guru yang kegiatan akhir pembelajaran. Dengan
dilakukan selama pembelajaran. Persentase demikian proses pembelajaran berjalan
kinerja guru mengalami peningkatan dari dengan baik dan sesuai dengan yang
setiap siklusnya. Hal ini membuktikan bahwa diharapkan. Berikut adalah tabel rekapitulasi
guru sangat antusias dalam melaksanakan penilaian kinerja guru dimulai dari
pembelajaran menggunakan metode role perencanaan sampai dengan pelaksanaan
playing, mulai dari kegiatan awal sampai dari siklus I-III.
617
Ismawati Alidha Nurhasanah, Atep Sujana, Ali Sudin
618
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
mengetahui hasil belajar siswa. Selanjutnya materi atau topik tentunya yang dekat
pelaksanaan penerapan metode role playing dengan kehidupan siswa. Kemudian siswa
pada kegaiatan pembelajaran, yaitu dengan bebas untuk mengekspresikan imajinasinya
mengaplikasikan rencana yang telah dibuat kedalam gerakan-gerakan serta pengucapan
sebelumnya dan instrument yang kata-kata yang sesuai dengan peran yang
menunjang, kemudian dituangkan dalam dimainkannya.
proses pembelajaran. Pada setiap kegiatan
pembelajaran dilakukan untuk memperbaiki Pada proses pembelajaran dalam penelitian
dari siklus sebelumnya guna mencapai tujuan ini, tidak hanya melihat dan meneliti
serta target yang telah ditetapkan. Guru sejauhmana penerapan metode role playing
melakukan perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada materi hubungan mahluk hidup dengan
siklus sebelummya. Pelaksanaan lingkungannya, tetapi secara umum dapat
pembelajaran dengan menerapkan metode dikatakan bahwa pembelajaran hubungan
pembelajaran role playing dilakukan selama mahluk hidup dengan lingkungannya di SDN
III siklus. Hal ini disebabkan karena Sindang II dengan menggunakan metode role
pelaksanaan pembelajaran dengan metode playing berhasil, baik dalam perencanaan
pembelajaran role playing meningkat dan pembelajaran, proses pembelajaran, maupun
sudah mencapai target yang telah ditetapkan dari perolehan nilai siswa pada akhir
yaitu 85%. pembelajaran. Peningkatan perolehan nilai
yang telah mencapai target ini merupakan
Melalui bermain peran yang dilakukan siswa bukti bahwa pembelajaran dengan metode
dapat meningkatkan kemampuan role playing ini dapat diterapkan dalam
berkomunikasi yang baik dengan teman pembelajaran khususnya IPA. Berdasarkan
lainnya, dan keterampilan berfikir siswa lebih temuan-temuan penelitian bahwa dengan
berkembang dengan menganalisis berbagai menerapkan metode role playing dapat
macam peristiwa yang dilakukan oleh meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada
observer. Selain itu terciptanya kerja sama, materi hubungan mahluk hidup dengan
partisipasi dan tanggung jawab siswa dalam lingkungannya serta termotivasi untuk lebih
kelompok berdampak pada kinerja tim yang aktif dan antusias dalam mengikuti
baik membentuk sikap gotong royong serta pembelajaran dan juga dapat menjawab soal
motivasi untuk menampilkan yang terbaik. evaluasi dengan tepat sehingga disetiap
Hal tersebut sejalan dengan kelebihan dari sikklusnya hasil belajar siswa mengalami
metode role playing menurut Metode role peningkatan.
playing memiliki kelebihan dalam
penggunaananya. Menurut Mansyur (Sagala, KESIMPULAN
2006) kelebihan dari metode role playing Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
yaitu, dengan penerapan metode role playing penelitian ini adalah sebagai berikut.
siswa dilatih untuk dapat memahami,
mengingat bahan yang akan didramakan Perencanaan metode pembelajaran role
seputar materi ajar. Selanjutnya murid akan playing untuk mengatasi permasalahan
terbiasa untuk berkreasi, berinsiatif serta pembelajaran yang ditemukan pada
kreatif. Role playing dapat menuntun siswa observasi awal sangat menentukan tingkat
untuk bekerja sama dalam kelompok. keberhasilan target yang diharapkan.
Memupuk rasa tanggung jawab akan tugas Gambaran perencanaan pembelajaran untuk
yang diterima. Konsep penerapan metode meningkatkan hasil belajar siswa dilakukan
role playing yang dilakukan pada pemilihan dengan memperhatikan tahapan role playing.
619
Ismawati Alidha Nurhasanah, Atep Sujana, Ali Sudin
Hasil belajar siswa pada materi hubungan Sujana, A. (2013). Pendidikan IPA. Bandung:
mahluk hidup dengan lingkungannya setelah Rizqi Press.
diterapkannya role playing pada
pembelajaran tersebut, untuk menilai hasil Sumaatmadja, N. dkk. (2007). Konsep Dasar
belajarnya, yakni sesuai dengan tujuan IPS. Jakarta: Depdiknas UT.
pembelajaran yang telah dirumuskan.
Adapun tujuan pembelajaran tersebut adalah
menjelaskan mengidentifikasi hubungan khas
(simbiosis) mahluk hidup dengan benar,
mengkalsifikasikan mahluk hidup yang
termasuk kedalam macam-macam simbiosis
dengan benar, dan mengklasifikasikan
mahluk hidup sesuai tingkatannya pada
peristiwa rantai makanan dengan benar.
Berdasarkan hasil tes akhir pembelajaran
didapat data bahwa pada siklus I siswa yang
tuntas mencapai 26,92%, sedangkan siklus II
mencapai 57,69%, dan siklus III mencapai
92,31%.
620