Di dalam UU ini diamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kebijakan prioritas dalam rangka pemberdayaan guru saat ini adalah meningkatan kualifikasi,
peningkatan kompetensi, sertifikasi guru, pengembangan karir, penghargaan dan perlindungan,
perencanaan kebutuhan guru, tunjangan guru, dan maslahat tambahan.
Pendidikan mental anak merupakan salah satu aspek yang mendapat perhatian khusus. Sebabnya
tentu tidak lain karena orang yang sukses sejatinya mempunyai keadaan mental yang kuat.
Karakter merupakan watak, sifat, akhlak ataupun kepribadian manusia. Karakter juga merupakan
cerminan diri seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain. Setiap orang memiliki
karakter yang berbeda-beda, walaupun mereka lahir dari orang tua yang sama, hidup lingkungan
sama, maupun sekolah di tempat yang sama.
Baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga anak harus di didik untuk sopan santun,
dan Pembangunan watak atau karakter sangatlah penting. Kita ingin membangun Indonesia yang
berakhlak, berbudi pekerti, dan berprilaku baik. Bangsa ini juga ingin menjadi bangsa yang
unggul dan berrperadaban dan mulia. Peradaban ini hanya bisa kita capai apa bila masyarakat
kita berkarakter dan menjadi masyarakat yang baik.
Permasalahan pendidikan pertama yang terjadi di Indonesia selama masa pandemi adalah sarana
pendidikan yang belum siap. Mungkin anak-anak di perkotaan masih bisa menjalankan pendidikan
secara daring atau online tanpa hambatan. Tapi hal ini tidak berlaku di daerah atau pedesaan yang
memang tidak memiliki jaringan internet sebagus di kota. Tidak hanya soal jaringan internet, tapi
untuk melakukan pembelajaran online ini juga dibutuhkan sarana perangkat berupa laptop atau
smartphone. Nah dari sinilah muncul juga permasalahan karena tidak semua anak di Indonesia,
terutama di daerah yang memiliki perangkat ini. Permasalahan lain yang muncul dari metode
pembelajaran online ini adalah masalah kuota. Pembelajaran daring ini memang membutuhkan
kuota yang harus dibeli dengan sejumlah rupiah. Dari sinilah kemudian banyak orangtua dari
kalangan menengah ke bawah yang kesulitan untuk membeli kuota
Terakhir, permasalahan yang bisa dijumpai pada pembelajaran online di Indonesia selama masa
pandemi yaitu mental dan keseriusan anak dalam belajar. Dalam pembelajaran daring ini memang
banyak anak yang menyepelekan. Alih-alih serius dalam belajar, mereka banyak yang menganggap
belajar online ini sebagai kegiatan mengisi waktu saat liburan. Ditambah lagi dengan kondisi di m
ana banyak guru yang banyak memberikan tugas, menjadikan anak semakin kurang serius dalam
belajar. Mereka menganggap bahwa belajar online ini hanya berisi kegiatan mengerjakan tugas.
Pex
els/Julia M Cameron
Yusra melanjutkan, ada beberapa dampak yang muncul pada anak akibat
proses belajar dari rumah ini. Terutama pada kondisi kesehatan, di mana
anak-anak berisiko terpapar Covid-19 sehingga menyebabkan sakit atau
bahkan kematian.
"Kemudian pada hal pendidikan, anak juga berpotensi kehilangan
kesempatan pendidikan karena kurangnya akses listrik maupun internet.
Yang mana akan disusul dengan menurunya kualitas pendidikan juga," kata
Yusra.
Dengan dilaksanakannya pembelajaran dari rumah, anak pun kekurangan
ruang untuk berinteraksi sehingga tak dapat bersosialiasi. Selain itu, dari segi
psikososial juga terpengaruh.
"Anak bisa merasa bosan, mungkin juga mudah stres sehingga kesehatan
mentalnya terganggu, semangatnya menurun, dan kemampuan belajarnya
pun ikut menurun," jelasnya.
Dampak yang dipaparkan tersebut perlu menjadi perhatian seluruh pihak agar
anak-anak usia sekolah terpenuhi segala haknya di bidang pendidikan.
EDITORS' PICKS
Pex
els/Pixabay
Salah satu cara yang mungkin dapat dijadikan sebagai pilihan perbaikan
adalah pengadaan kurikulum darurat. Seperti yang dikatakan oleh Fahriza
Marta Tanjung, Wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, "Perlu adanya
kurikulum darurat atau penyederhanaan kurikulum karena situasi di lapangan
saat ini kan berbeda dari keadaan normal biasanya."
Ia menambahkan, kurikulum darurat sangat penting dipersiapkan karena
situasi yang serba terbatas akibat pandemi. "Jadi, sebaiknya
pembelajarannya dikelompokkan menjadi literasi, numerasi, sains, pendidikan
kecakapan hidup, dan pendidikan karakter," jelasnya.
Selain itu, sesi pembelajaran di rumah yang dilaksanakan melalui TV juga
sebaiknya ditambah. "Mungkin perlu diperbaiki, misalnya kelas 1 SD satu
sesi, kelas 2 SD satu sesi, dan seterusnya. Namun, pasti akan menambah
jam penyiaran sehingga mungkin perlu penambahan stasiun TV lain sebagai
pendukung," katanya.
4. Kemendikbud telah terbitkan SE BDR
Dok
. Kemendikbud
DKI Tetapkan Tahun Ajaran Baru Mulai 13 Juli, Belum Tentu ke Sekolah
Sah! Mendikbud Nadiem Putuskan 'Buka Sekolah' untuk Area Zona Hijau
The Latest
Kasus Covid-19 Klaster Sekolah Melonjak di Kabupaten Agam, SumbarBig Kid
11 Kalimat yang Dapat Merusak Kepercayaan Anak pada OrangtuaBig Kid
Beri Anak Motivasi Berpuasa Penuh dengan 7 Kado Istimewa Ini!Big Kid
Penyebab dan Pertolongan Pertama Jika Anak Mimisan saat PuasaBig Kid
Klaster Sekolah Tatap Muka Muncul, KPAI Minta Diadakan EvaluasiBig Kid
Biasa Buka Puasa dengan Minum Teh Manis, Amankah untuk Anak?Big Kid
Rendah Serat, 9 Makanan yang Harus Dihindari saat Anak SembelitBig Kid
Tahu tidak, 6 Hal Ini Lho yang Menjadi Dilema Anak BungsuBig Kid
Wajib Tahu: 8 Kesalahan Mama Ini Dapat Membuat Harga Diri Anak RendahBig Kid
6 Manfaat Mengenalkan Kegiatan Dapur bagi Perkembangan AnakBig Kid
Trending
Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Perut Terasa Kencang saat Hamil
Panduan Meningkatkan Berat Badan Bayi dari Lahir sampai Usia 6 Bulan
Lahir sebelum HPL, Apakah Aman Melahirkan di Usia Kehamilan 37 Minggu?
Kasus bullying biasa dilakukan senior terhadap junior (kakak kelas terhadap
adik kelas) ataupun terhadap teman sejawat. Biasanya bullying hanya
dilakukan sebagai candaan maupun untuk menindas korbannya. Terkadang
kasus bullying dianggap wajar dalam pergaulan sehari-hari, namun apabila
dilakukan secara berlebihan akan menimbulkan trauma bagi korbannya.
Menurut Masdin (2013 : 82) menjelaskan bahwa dampak bullying terhadap
korban (dalam hal ini peserta didik) berhubungan dengan meningkatnya
tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik, dan tindakan bunuh diri.
Bullying juga dapat menimbulkan skor tes kecerdasan dan kemampuan
analisis para peserta didik.