Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS V
SD DI KECAMATAN CIRACAS

Disusun untuk memenuhi tugas penilaian akhir semester 115 mata kuliah Metodologi
Penelitian yang diampu oleh Drs. Dudung Amir Soleh, M.Pd

Oleh :

Luthfita Chairani Fatihah (1107619082)


Kelas C 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah

melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga proposal

penelitian ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Drs. Dudung Amir Soleh, M.Pd selaku

dosen Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas ini sehingga bisa menambah

pengetahuan saya sebagai mahasiswa dalam pembuatan skripsi nanti.

Saya berharap semoga proposal penelitian ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa proposal ini masih jauh dari kata

sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun

demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 28 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

B. Identifikasi Masalah....................................................................................................5

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................................6

D. Perumusan Masalah ...................................................................................................6

E. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Pengertian Hasil Belajar................................................................................................8

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw................................................................12

C. Penelitian yang Relevan................................................................................................16

D. Kerangka Berpikir.........................................................................................................18

E. Hipotesis Penelitian ......................................................................................................20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian .......................................................................................................21

B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................................21

iii
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................................21

D. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ...................................................................22

E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................................22

F. Teknik Analisis Data ..................................................................................................25

G. Hipotesis Penelitian ....................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................33

LAMPIRAN .................................................................................................................................36

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia dan tidak

dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Kualitas suatu bangsa dilihat dari

tingkat kemajuan pendidikannya. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dari

pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Melalui

pendidikan, setiap manusia diberikan kesempatan untuk belajar sepanjang hayat

baik untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, sikap, keterampilan maupun

untuk dapat menyesuaikan diri dengan dunia yang kompleks dan saling

ketergantungan.

Pendidikan didapat dari suatu proses pembelajaran lembaga formal. Hal

yang mendasar serta membentuk karakteristik pemahaman baik pengetahuan,

1
sikap, dan keterampilan siswa adalah tingkat sekolah dasar. . Ada beberapa faktor

yang memengaruhi proses pembelajaran diantaranya faktor guru, siswa, sarana, alat

yang tersedia, dan faktor lingkungan. Berbagai komponen yang mendukung proses

pembelajaran satu sama lainnya saling berinteraksi yaitu tujuan, materi pelajaran,

metode atau strategi penyampaian, media, dan evaluasi. Keberhasilan suatu

pembelajaran dalam pendidikan formal tidak terlepas dari peran guru dan siswa

yang saling berinteraksi. Di sisi lain, keberhasilan dalam proses pembelajaran

tergantung pada model atau metode mengajar yang digunakan. Guru harus

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswanya.

Jika metode mengajar kurang tepat atau sesuai, maka akan berpengaruh kurang

optimalnya proses pembelajaran bahkan hingga berdampak pada hasil belajar siswa.

Oleh karena itu, semestinya guru harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan

model, strategi untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dengan

berkolaborasi menggunakan media pembelajaran yang tepat berdasarkan pada

materi yang disampaikan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh cara mengajar guru. Guru sebagai

fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas harus menyampaikan materi-materi

yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Maka dari itu, guru harus mampu

memahami kebutuhan belajar siswa agar guru dapat merancang kegiatan belajar

mengajar yang baik.

2
Namun, beberapa guru masih ada yang mengajar dengan hanya mentransfer

ilmu secara satu arah. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kebosanan pada

siswa bahkan ada beberapa siswa ada yang asik berbicara dengan temannya,

bermain sendiri hingga membuat kegaduhan. Hal ini membuat pembelajaran tidak

bermakna dan berjalan tidak efektif. Proses pembelajaran seperti ini mengakibatkan,

siswa saat diberi tes evaluasi mengalami kesulitan dalam menjawab dan hasil

belajar yang didapatkan tidak mencapai KKM.

Yang menjadi perhatian pula dalam proses pembelajaran ialah keaktifan,

kekompakan, serta kerja sama siswa. Terlebih lagi pada kurikulum 2013 dimana

siswa dituntut lebih aktif atau yang biasa disebut student-centered learning. Tak

sedikit guru yang menerapkan pembelajaran secara berkelompok untuk

meningkatkan keaktifan siswa untuk mengeksplor dan mencari tahu materi lebih

dalam. Melalui belajar berkelompok, siswa bisa berdiskusi bersama-sama untuk

memecahkan suatu masalah. Lasmawan (2010:303) Tingkat perkembangan

potensial anak dapat disalurkan melalui model pembelajaran kooperatif.( Karli,

2007 : 15), menganggap bahwa siswa akan belajar lebih baik jika

mengkonstruksikan sendiri secara aktif pemahamannya Lasmawan (2010: 302)

kooperatif learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa

sebagai subjek pembelajaran (student oriented), karena dapat memberikan nuansa

baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata

3
pelajaran yang diampu guru. (media neliti undiksha). Ada banyak model

pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe jigsaw. Pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw merupakan salah satu model yang menonjolkan sikap kerja sama siswa

karena siswa akan memiliki keaktifan yang merata. Siswa diberi tanggung jawab

untuk sama-sama memahami dan mempelajari materi yang sudah dibagi. Dalam

unsur ini, siswa diminta untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru perlu

menyusun tugas sedemikian rupa agar setiap anggota kelompok menyelesaikan

tugasnya masing-masinng untuk tercapai tujuan pembelajarannya.

Pada kurikulum 2013 khususnya di pendidikan sekolah dasar, materi

dikemas secara integratif yaitu terhubung antar satu muatan dengan muatan lainnya.

Atau yang biasa disebut tematik terpadu. Buku tematik siswa terdiri atas 8 tema, 1

tema terdiri dari 4 subtema, dan 1 subtema terdiri dari 5 pembelajaran. 1

pembelajaran ini tidak memuat semua mata pelajaran sekaligus seperti IPS, IPA,

PKN, Matematika, Bahasa Indonesia, dan lain sebagainya. Namun, 1 pembelajaran

bisa terdiri dari 3 muatan sampai 4 muatan (IPS, PKN, Matematikan, SBdP, dsb).

Sehingga, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat diterapkan untuk

meningkatkan hasil belajar tematik siswa pada tema 4 kelas 5 SD di Kecamatan

Ciracas saat pembelajaran tatap muka .

Dalam penelitian ini, materi pokok yang diambil adalah tema 4 (Sehat Itu

Penting). Tema ini dipilih karena isinya lebih menekankan pada muatan IPA

4
mengenai organ peredaran darah hewan dan manusia. Materinya pun sangat

kompleks, perlu melakukan pengembangan kemampuan sosial dan hubungan

interpersonal diantara peserta didik yang lain.

Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk

memberi kajian dan referensi model pembelajaran yang dapat membantu siswa

terlibat secara aktif memberikan ide dan berdiskusi bersama teman sejawatnya

dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir. Kemudian dalam

pelaksanaannya, siswa dapat saling bertukar pikiran, meningkatkan tanggung jawab,

serta peserta didik dituntut mandiri dengan saling ketergantungan positif (saling

memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Hal ini dapat meningkatkan minat

serta motivasi peserta didik sehingga mempengaruhi hasil belajarnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan, untuk mencapai hasil pembelajaran

yang maksimal serta tercapainya tujuan pembelajaran yang sesuai dengan

kurikulum 2013, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil

Belajar Tematik Siswa Kelas V SD di Kecamatam Ciracas”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat teridentifikasi adalah sebagai

berikut:

5
1. Metode mengajar guru yang terlalu monoton

2. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran

3. Guru hanya berperan sebagai pentransfer ilmu dalam proses pembelajaran

4. Adanya ketergantungan antara satu siswa dengan siswa lainnya saat melakukan

diskusi kelompok

C. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan pada:

1. Model yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

2. Hasil belajar yang dimaksud peneliti adalah dari aspek kognitif jenjang C1- C4

3. Penelitian dilaksanakan pada kelas V di Kecamatan Ciracas

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah dipaparkan

diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh terhadap hasil

belajar tematik siswa kelas V SD pada tema 4 di Kecamatan Ciracas?

2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

hasil belajar tematik siswa kelas V SD pada tema 4 di Kecamatan Ciracas?

E. Manfaat Hasil Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

mengenai pemahaman tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

6
hasil belajar siswa. Dan dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan

dan bahan kajian dalam menggunakan strategi pembelajaran yang lebih baik dalam

proses pembelajaran di sekolah.

Sedangkan secara praktis, manfaat yang dapat diperoleh antara lain:

1. Bagi peserta didik

Membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar, keaktifan, dan

partisipasi melalui pembelajaran yang bervariasi

2. Bagi guru

Mengembangkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran

yang aktif dan variatif dalam pembelajaran di kelas

3. Bagi peneliti

Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian tindak lanjut

7
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pengertian Hasil Belajar

Bagi para pelajar atau mahasiswa, kata “belajar” mungkin sudah tidak asing

lagi. Belajar merupakan kewajiban kita bagi para pelajar. Karena, belajar ialah

bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan dalam mengenyam pendidikan formal.

Kegiatan belajar dilakukan sesuai keinginan masing-masing entah itu pagi hari,

siang hari, maupun malam hari.

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks, terjadi pada setiap orang

berlangsung seumur hidup atau yang biasa kita dengar yaitu belajar sepanjang

hayat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah terjadi perubahan

tingkah laku terhadap dirinya. Perubahan ini menyangkut perubahan aspek kognitif

(pengetahuan), afektif (nilai dan sikap), dan psikomotor (keterampilan). Kemudian

bukti lainnya bahwa seseorang telah belajar ialah perubahan dari yang tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dari interaksi dengan

lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto, “belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

8
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut

Cronbach, mendefinisikan bahwa Learning is shown by change in behavior as a

result of experience, yang berarti bahwa “belajar adalah suatu aktivitas yang

ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”. Sehingga,

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada setiap manusia tanpa

mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup (long life learner). Belajar

merupakan usaha seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya sehingga dapat

merubah diri atau perilakunya. Dengan demikian hasil dari kegiatan belajar adalah

berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang belajar,

dan perubahan tersebut adalah perubahan perilaku positif.

Belajar dalam idealisme berarti menuju perkembangan pribadi seutuhnya

melalui kegiatan psiko-fisik-sosio. Namun, realita pemahaman masyarakat terhadap

anggapan belajar tidaklah demikian. Belajar dianggapnya selalu dengan tugas-tugas

sekolah atau materi pelajaran dari sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap

belajar hanyalah di sekolah melalui usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.

Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah namun juga bukan pernyataan yang

tepat. Sebab, seperti yang dikatakan oleh Raber, belajar adalah the process of

9
acquiring knowledge, yaitu berarti “belajar adalah proses mendapatkan

pengetahuan.”

Hasil belajar yang diambil pada penelitian ini adalah hasil dimensi proses

kognitif. Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan

pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat

dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan. Kategori-kategori ini merentang dari

proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang

pendidikan yaitu Mengingat, Memahami, dan Mengaplikasikan ke proses-proses

kognitif menuju High Order Thinking Skill (HOTS) yakni, Menganalisis,

Mengevaluasi, dan Menciptakan. Mengingat adalah mengambil pengetahuan

tertentu dari proses memori jangka panjang. Memahmai adalah mengkonstruksi

makna atau konsep dari materi pembelajaran, termasuk apa yang ditulis, diucapkan,

dan digambarkan oleh guru. Mengaplikasikan berarti menerapkan atau

menggunakan suatu prosedur tertentu. Menganalisis berarti memecah-mecah materi

ke dalam bagian-bagian penyusunannya dan menentukan hubungan-hubungan antar

bagian itu serta keseluruhan struktur atau tujuan. Mengevaluasi ialah mengambil

keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar tertentu. Menciptakan adalah

merancang bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru atau memproduksi

sesuatu yang orisinil. Berikut adalah kategori domain kognitif oleh Bloom, dkk

yang lebih terinci ke dalam enam jenjang kemampuan

10
Gambar 2.1

Hasil belajar dapat diketahui dimulai dari adanya perubahan kognitif atau

pengetahuan kemudian berpengaruh pada perilaku belajar seseorang melalui tes

atau evaluasi lalu terdapat nilai belajar dalam bentuk riil atau non riil. Untuk melihat

ketercapaian hasil belajar diperlukan adanya evaluasi pembelajaran. Evaluasi

termasuk juga ke dalam komponen kurikulum, bukan hanya untuk memberikan

informasi terkait ketercapaian hasil belajar siswa saja. Artinya, melalui kegiatan

evaluasi, komponen-komponen kurikulum lainnya dapat dikaji dan diketahui

hubungannya dalam sistem kurikulum.

11
Menurut Saudjana dalam (Anisa: 2018) mendefinisikan bahwa hasil belajar

adalah sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Jadi, hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa

setelah melalui proses pembelajaran dengan ditandai adanya perubahan kepandaian,

kecakapan, maupun tingkah laku pada siswa itu sendiri. Hasil belajar juga akan

menumbuhkan pengetahuan seseorang sehingga ia mempunyai kemampuan entah

itu keterampilan ataupun membentuk kebiasaan sikap dan cita-cita hidupnya.

Tercapainya hasil belajar erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Proses

pembelajaran yang monoton, tidak menarik, tidak banyak melibatkan partisipasi

siswa cenderung membuat siswa bosan sehingga menurunkan hasil belajar.

Sebaliknya, proses pembelajaran yang meningkatkan minat, motivasi, dan aktivitas

siswa terhadap pembelajaran, cenderung dapat meningkatkan hasil belajar mereka.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran tipe jigsaw adalah jenis pembelajaran kooperatif yang

mendorong siswa aktif saling membantu agar sama-sama menguasai mata pelajaran

untuk performa yang maksimal. Dengan menerapkan strategi jigsaw, akan

menciptakan siswa menyenangi teman-teman antara satu sama lain (Isjoni, 2013).

Jadi, model pembelajaran tipe jigsaw ini siswa akan dibagikan ke dalam kelompok

kecil antara empat sampai lima orang dengan memperhatikan keberagaman tiap

individu, bekerja sama secara positif, dan setiap anggota bertanggung jawab untuk

12
menyelidiki masalah tertentu dari materi yang diberikan dan meneruskan materi

tersebut kepada anggota kelompok lainnya. Dalam penelitian Barbara Jarvis

Tewksbury, (Ulpa, 2020) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dimulai dengan

memberikan topik yang berbeda pada setiap kelompok. Setiap tim memiliki

pemimpin tim yang memahami topik yang diberikan. Teman-teman yang lain

kemudian berpencar menjadi kelompok lain. Setelah selesai, setiap individu

menjelaskan aspek atau topik yang telah mereka terima dari kelompok baru mereka.

Proses pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan guru

menjelaskan sebuah materi, mata pelajaran yang akan dibahas seperti melalui

powerpoint, menulis di papan tulis, dan lain-lain. Kegiatan tersebut bisa dilakukan

secara tanya jawab antar guru dan siswa atau mengaitkan materi pembelajaran

sebelumnya. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur

kognitif siswa agar lebih siap untuk memasuk pembelajaran baru.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat kelompok ahli

dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok siswa pertama yang

digabungkan dengan beberapa anggota kelompok ahli dengan mempertimbangkan

keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli yaitu sekelompok siswa

yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang diharapkan untuk

menyelidiki topik tertentu (sesuai arahan guru) untuk dijelaskan ke anggota

kelompok asal. Para anggota dari kelompok asal yang berbeda kelompoknya

13
bertemu dengan kelompok ahli untuk membahas topik yang sama pada materi yang

ditugaskan kepada setiap anggota kelompok serta saling membantu mempelajari

topik tersebut. Tugas guru ialah sebagai fasilitator, memantau jalannya diskusi,

mengamati sikap siswa, serta memotivasi agar siswa mau saling bekerja sama jika

ada siswa yang pasif. Kemudian guru juga bisa membantu siswa jika ada materi

yang belum dipahami. Ketika diskusi selesai, anggota kelompok asal kembali ke

kelompok semula dan mengajari teman kelompok mereka apa yang sudah dipelajari

dari pertemuan kelompok ahli. Kelompok ahli harus lebih menguasai ilmunya

selama diskusi agar ilmu tersebut dapat diterima dan dipahami oleh kelompok asal.

Intinya, kunci dari jenis tipe jigsaw ini adalah saling ketergantungan positif antar

siswa untuk memberikan informasi yang diperlukan. Artinya, siswa perlu memiliki

sikap bertanggung jawab, mandiri, berkolaborasi positif, dan hubungan

interdependen untuk menerima informasi dan menyelesaikan masalah yang

diberikan (Suprijono, 2016).

Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan model kooperatif tipe jigsaw

(Ulpa, 2020):

1. Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil (4-6 orang), dibentuk oleh guru dengan

kondisi siswa yang heterogen baik dari segi karakteristik, tingkat kepintaran

maupun keterampilan.

14
2. Setelah siswa dibagi ke dalam kelompok sesuai jumlah materi yang akan

dibahas, setiap anggota kelompok mempelajari materi tertentu terlebih dahulu.

Kemudian s perwakilan anggota kelompoknya masing-masing bertemu dengan

anggota dari kelompok lain untuk membahas materi yang sama.

3. Setelah masing-masing perwakilan menguasai materi yang ditugaskan, para

perwakilan kelompok kembali ke kelompok aslinya. Lalu, setiap anggota dalam

kelompoknya saling menjelaskan sehingga mereka sama-sama memahami

materi yang diberikan oleh guru.

4. Siswa melakukan kuis atau evaluasi dari guru. Hal ini bertujuan untuk

mengukur seberapa paham siswa terhadap metode pembelajaran kolaboratif

jigsaw ini.

5. Setelah menyelesaikan kuis, nilai perkembangan individu dan kelompok

dihitung.

Jhonson (Rusman, 2013) melakukan penelitian tentang hakikat pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi kooperatif

memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Efek positif

tersebut adalah:

1. Meningkatkan hasil belajar.

2. Meningkatkan daya ingat.

3. Dapat digunakan untuk mencapai penalaran tingkat tinggi.

15
4. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu).

5. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen.

6. Meningkatkan sikap positif anak terhadap sekolah.

7. Meningkatkan sikap positif terhadap guru.

8. Meningkatkan harga diri anak.

9. Meningkatkan perilaku adaptif sosial yang positif.

10. Peningkatan kecakapan hidup kooperatif.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang sebelumnya telah digunakan

sebagai rujukan dan pembanding untuk penelitian yang dilakukan. Penelitian yang

mendukung pelaksanaan model kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Ali (2016). Hasil penelitian pada jurnal pengaruh model kooperatif jigsaw

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD menunjukkan bahwa, Tingkat hasil

pembelajaran siswa pada kelompok kontrol sebelumnya menunjukkan kategori

rendah menjadi kategori sedang. Hal ini dibuktikan oleh hasil rata-rata nilai

pretest sebesar 40,62 dan meningkat rata-rata 50,2 Setelah dilakukan post-test.

Peningkatan ini juga terjadi pada kelas eksperimen yakni dari kategori rendah

menjadi kategori sedang setelah diberi perlakuan pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dimana skor rata-rata hasil belajar siswa pada pretest adalah sebesar

41,06 menjadi 53,87. Sehingga, pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

16
Jigsaw dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa

khususnya kelas V SDN Sungguminasa 2 Kabupaten Gowa.

2. Hasanah (2016). Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik dari pada

minat belajar yang menggunakan model pembelajaran metode ceramah.

Kesimpulan dalam penelitian ini 19 adalah penerapan pembelajaran dengan

menggunakan metode jigsaw baik untuk menumbuhkan minat belajar

dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw lebih

aktif, kreatif dan bekerja sama dimana dalam proses pembelajaran tersebut

melakukan diskusi oleh kelompok ahli dan kelompok asal.

3. Mikrayanti (2020). Hasil penelitian pembelajaran kooperatif jigsaw terhadap

peningkatan hasil belajar siswa menyimpulkan hasil pengolahan data bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw memberikan pengaruh yang

cukup besar terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw memiliki hasil belajar

lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan metode

konvensional.

4. Malfriana (2020). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

17
5. Maryani (2018). Berdasarkan penelitian minat belajar siswa terhadap mata

pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

yaitu dari 24 siswa, 2 (8.4%) siswa berminat, 21 (87.5%) siswa kurang

berminat, 1 (4.1%) siswa tidak berminat. Uji t yang telah dilakukan setelah

tindakan diperoleh signifikasi .000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), karena

signifikansi 2-tailed pada independent sample t test lebih kecil dari 0,05. Dari

data penelitian yang telah didapat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

efektif diterapkan dalam pemebelajaran IPS dan dapat meningkatkan minat

belajar siswa dalam proses pembelajaran dikelas.

D. Kerangka Berpikir

Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu jenis pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa untuk aktif serta menggali pemahamannya

sendiri. Pembelajaran kooperatif jigsaw juga menanamkan sikap saling membantu

pada siswa dalam menguasai topik agar performanya maksimal. Dan model

pembelajaran kooperatif ini, siswa belajar secara heterogen dalam kelompok kecil

beranggotakan 4-6 orang yang mana siswa akan saling bekerja sama,

ketergantungan positif, dan bertanggung jawab secara mandiri. Guru perlu

memerhatikan dalam pembentukan kelompok juga seperti jumlah tiap anggota

kelompok sedikit saja, supaya dapat bekerja sama dengan efektif. Karena ukuran

kelompok mempengaruhi hasil belajar pula.

18
Hasil belajar merupakan perwujudan potensi pengetahuan maupun

keterampilan atau kapasitas yang dimiliki seseorang setelah mengikuti proses

pembelajaran. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihan dari segi tingkah

lakunya, baik dalam segi penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, dan

keterampilan motorik. Banyak hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, seperti:

metode guru dalam mengajar, media pembelajaran yang digunakan, kemampuan

guru dalam mengajar, serta kesempatan belajar.

Secara umum banyak peneliti yang meyakini bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

diduga karena dalam setiap anggota kelompok saling berdiskusi sehingga dapat

timbul rasa ingin tahu yang besar tentang topik/masalah/materi yang akan digali.

Rasa ingin tahu ini mendorong minat siswa secara aktif untuk mencari tahu

informasi yang benar dan lengkap melalui diskusi kerja kelompok. Oleh karena itu,

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diyakini dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis alternatif pada penelitian ini adalah:

H0: Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh tidak signifikan

terhadap hasil belajar peserta didik pada tematik (tema 4) kelas V SD di Kecamatan

Ciracas.

19
Ha: Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh signifikan terhadap

hasil belajar peserta didik pada tematik (tema 4) kelas V SD di Kecamatan Ciracas.

20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah ada pengaruh pembelajaran kooperatif jigsaw terhadap hasil belajar tematik

siswa. Kemudian, untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap

penguasaan kompetensi pengetahuan muatan tematik antara kelompok siswa yang

belajar melalui model pembelajaran kooperatif jigsaw dan kelompok siswa yang

belajar menggunakan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD di

Kecamatan Ciracas tahun ajaran 2022/2023.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur,

Provinsi DKI Jakarta. Waktu penelitian dilakukan di bulan Agustus-Oktober 2022.

Penelitian ini dimulai sejak bulan Agustus untuk melakukan studi pendahuluan dan

memperoleh data pendukung untuk penelitian.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas V SD Tahun

Ajaran 2022/2023. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa pada kelas

V SD di Kecamatan Ciracas dengan teknik cluster/area sampling

21
D. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan desain one-

group-pretest-posttest design. Dalam desain ini, sampel diberikan tes awal (pre-test)

sebelum perlakuan pertama dan tes akhir (post test) di akhir pembelajaran. Dengan

demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Tabel 3.1. Desain Posttest Pretes Satu Grup

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Sumber: Sugiyono (2016)

Keterangan:

O1 : Nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan)

O2 : Nilai post-test (setelah diberi perlakuan)

X : Perlakuan (treatment)

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Latifah (2020), Sugiyono (2018:308) menjelaskan bahwa teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena

tujuannya yaitu mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara

22
Menurut Sugiyono (2020:195), wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Penelitian ini menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur, yakni wawancara

yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono,

2020: 198). Teknik wawancara dalam penelitian digunakan pada saat

mengumpulkan data pendahuluan sebelum penelitian untuk mengetahui

gambaran umum dan permasalahan yang terjadi di tempat penelitian.

Wawancara dilakukan oleh guru (wali kelas) dan beberapa siswa kelas V di SD

Kecamatan Ciracas.

2. Tes

Pada penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah

mengikuti pembelajaran. Tes diberikan kepada siswa kelas V semester Ganjil,

soal berkaitan dengan tema 4 (Sehat itu Penting) tanpa memberikan perlakuan

atau pre-test. Peneliti memberikan tes di akhir pembelajaran tema 4 untuk

mengukur hasil belajar siswa kelas V pada semester Ganjil Tahun Ajaran

2022/2023.

23
3. Angket minat belajar

Dalam Latifah (2020), Widoyoko (2018:33) menjelaskan bahwa angket adalah

metode pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab sesuai dengan permintaan

pengguna. Peneliti memilih angket sebagai teknik pengumpulan data guna

mengefisienkan waktu penelitian dengan responden siswa kelas V yang tersebar

di beberapa sekolah yang berbeda.

Penelitian ini menggunakan angket tertutup dengan menjawab tanda ceklis ()

pada jawaban yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Angket dalam penelitian

ini adalah angket berbentuk skala Likert dengan respon skala empat.

4. Data keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Data pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw ini diperoleh dari

observer/pengamat. Observer melakukan observasi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dimulai dari persiapan, kegiatan inti, dan penutupan

dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Lembar

observasi digunakan direvisi atas dasar masukan, koreksi, dan saran perbaikan

dari ahli (validator). Lembar observasi berisi dengan tanda centang sesuai

kondisi yang diamati.

5. Dokumentasi

24
Dokumentasi dalam bentuk arsip sekolah digunakan untuk mengetahui data

sekolah dan nama siswa. Dokumentasi berupa foto dapat digunakan untuk

mendeskripsikan proses tindakan penelitian dan memperkuat data yang

diperoleh dari hasil observasi, tes, dan studi dokumentasi untuk pengumpulan

data.

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2020:206) menjelaskan bahwa analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis

yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik

inferensial.

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif digunakan

untuk mendeskripsikan hasil belajar, keterlaksanaan pembelajaran.

a. Hasil belajar

Siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

berdasarkan nilai tes yang meliputi skor tertinggi, skor terendah, mean, standar

deviasi, tabel frekuensi, dan persentasi tiap kelompok siswa yang mengajar

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

25
Nilai hasil belajar diperoleh dengan rumus:

R
N= x 100
SM

Keterangan:

N : Nilai yang dicari atau diharapkan

R : Skor yang diperoleh

SM: Skor maksimum

100: bilangan tetap (Purwanto, 2014 dalam Ulpa, 2020). Selanjutnya, skor yang

diperoleh dijumlahkan dan diklasifikasikan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Kriteria Penskoran

Skor Kategori

85-100 Sangat baik

70-84 Baik

60-69 Cukup

50-59 Kurang

< 50 Sangat kurang

Sumber : Muliani (2015) dalam Ulpa (2020)

b. Data keterlaksanaan model pembelajaran

26
Teknik analisis data yang digunakan untuk melaksanakan model

pembelajaran menggunakan analisis rata-rata dari observasi kegiatan yang

dilakukan oleh observer (Ulpa,2020). Artinya, tingkat keterampilan peneliti

dihitung dengan menjumlahkan nilai setiap aspek kemudian membaginya

dengan banyak aspek yang dinilai. Teknik analisis data ini bertujuan untuk

mendeskripsikan kelayakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang

diterapkan di dalam kelas selama proses pembelajaran. Adapun

pengkategorian kemampuan peneliti dalam mengelola pembelajaran Fitriah

(Sari, 2017), yaitu:

∑A
P= x 100%
∑S A

Keterangan :

P : Persentase (%)

A : Jumlah aspek pembelajaran yang terlaksana

SA: Jumlah seluruh aspek pembelajaran

Adapun kategori yang digunakan adalah, sebagai berikut:

Tabel 3.3 Skor keterlaksanaan pembelajaran

Skor Kategori

90-100 Sangat terlaksana

80-89 Terlaksana

27
65-79 Cukup

56-64 Kurang

< 55 Tidak terlaksana

Sumber : Sudijono (2011) dalam Ulpa (2020)

c. Minat belajar

Data minat belajar siswa diperoleh melalui angket kuesioner yang telah

dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistic deskriptif yaitu

skor rata-rata. Nilai rata-rata dihitung dengan membagi nilai rata-rata siswa

dengan jumlah siswa. Angket minat belajar siswa yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari pernyataan positif dan negatif.

Peringkat keuntungan yang dinormalisasi adalah perbandingan peringkat

keuntungan aktual dan peringkat keuntungan maksimum. Peringkat

kemenangan sebenarnya adalah peringkat kemenangan yang diraih oleh

siswa, sedangkan peringkat kemenangan maksimum tertinggi diraih oleh

siswa. Jika kemampuan awal dan akhir berbeda secara signifikan. Rumus

indeks gain ternormalisasi (Munira, 2016).

Gain Ternormalisasi sebagai berikut:

S post−S pre
G=
S max−Spre

Keterangan:

G : Penguatan yang dinormalisasi

28
S pre : Skor pretest

S post: Hasil setelah tes

S max: Jumlah poin maksimum ideal (100)

Klasifikasi gain ternormalisasi ditunjukkan pada Tabel 3.5

Tabel 3.3 Klasifikasi gain ternormalisasi

Koefisien Normalisasi Untuk Perolehan Kategori Kategori

G < 0,3 Rendah

0,3 ≤ 0,7 Sedang

G ≥ 0,7 Tinggi

Sumber : Munira (2016)

Penyusunan angket pada penelitian ini menggunakan Skala Likert dengan 4

alternatif pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan

STS (Sangat Tidak Setuju). Skala yang diberikan untuk masing-masing item

skornya adalah SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1.

S
X==
∑N

Keterangan :

X : Minat belajar

S : Skor yang diperoleh

∑N: Jumlah pernyataan

29
Kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria penskoran minat belajar

Skor Kategori

< 1,0 Sangat rendah

1,0 ≤ x < 1,75 Rendah

1,75 ≤ x < 2,5 Sedang

2,5 ≤ x < 3,25 Tinggi

3,25 ≤ x < 4,0 Sangat tinggi

Sumber : Margono (2012) dalam Ulpa (2020)

2. Statistika Inferensial

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas hasil belajar menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov dengan α = 0,05 dan dibantu program SPSS.

Langkah-langkah untuk menguji normalitas data yaitu klik Analyze –

Descriptive Statistics – Explore – kotak dialog Explore terbuka – masukkan

variabel-variabel ke Dependent List. Selanjutnya, klik Plots – akan muncul

kotak Explore: Plots – beri tanda centang (√) pada Normality plots with tests –

klik Continue – klik OK. Hasil uji normalitas dapat dibaca pada output Test of

30
Normality kolom Kolmogorov-Smirnov pada nilai Sig (signifikansi). Data

dinyatakan berdistribusi normal apabila sig > α, untuk taraf signifikan (α) 5%

atau 0,05. Kriteria pengujiannya yaitu, “Jika probabilitas (Sig.) > 0,05 maka H0

diterima. Jika probabilitas (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak (Siregar, 2018: 159).

G. Hipotesis Penelitian

a. Uji hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan statistik parametrik dengan uji-t. Dengan

taraf signifikansi untuk menguji hipotesis digunakan α = 0,05. Jenis uji-t yang

digunakan adalah paired sample t-Test. Analisis dengan menggunakan nilai

standar gain (0,29).

1) Jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka H0 diterima.

2) Jika nilai probabilitasnya ≥ 0,05 maka H0 ditolak.

3) Hipotesis statistik

H0 : µg1 ≥ 0,299

H1 : µg1 > 0,299

Keterangan :

H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

belajar siswa pada muatan tematik Kelas V SD di Kecamatan Ciracas.

31
H1 : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar

siswa pada muatan tematik Kelas V SD di Kecamatan Ciracas.

µa : Parameter peningkatan hasil belajar.

b. Kriteria pengaruh

1) Statistik deskripsi

Hasil belajar siswa berada pada kategori baik setelah menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2) Statistik inferensial

Terjadi pengaruh hasil belajar siswa setelah menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada muatan pelajaran tematik kelas V

SD di Kecamatan Ciracas.

32
DAFTAR PUSTAKA

ALI, A. (2016). Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Jigsaw


Terhadap Hasil Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Sungguminasa 2 Kabupaten
Gowa (Doctoral dissertation, Pascasarjana).

Febiyanti, D. (2020). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


JIGSAW BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA SISWA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN SAWAN
KABUPATEN BULELENG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 (Doctoral dissertation,
Universitas Pendidikan Ganesha).

Kurniati, K., Yunus, M., & Nur, M. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Course Review Horay Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Tematik
Pada Peserta Didik SD Inpres Bakung II Kota Makassar. Bosowa Journal of
Education, 1(1), 24-30.
Hasanah, U. (2016). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
motivasi belajar siswa. Pedagogy: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 3(1), 45-48.
Latifah, N. (2020). PENGARUH MINAT BACA DAN PERHATIAN ORANG TUA
TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS V SD GUGUS SULTAN
AGUNG KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL (Doctoral dissertation,
UNNES).

Malfriana, M. (2020). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA. Proximal: Jurnal Penelitian Matematika Dan Pendidikan
Matematika, 3(2), 88-97.

33
Maryani, M., & Suparno, S. (2018). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw dengan Minat Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02
Salatiga. JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 4(2), 272-284.
MIKRAYANTI, M. (2020). PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA. SUPERMAT
(Jurnal Pendidikan Matematika), 4(1), 33-39.
Munira. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooporatif Tipe Hueristic vee Terhadap
Hasil dan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Materi Lingkaran
Pada Kelas VII, SMP Negeri 7 Palopo. Polopo: Universitas Cokroaminoto Palopo

Sari, Fatmala. 2017. Respon siswa pada media blog untuk mendukung motivasi siswa
dalam pemahaman membaca di SMA Negeri 2 Sabbang. Palopo: Universitas
Cokroaminoto Palopo

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RnD. Bandung: Alfabeta.

Susanti, N. L. P. D., Ganing, N. N., & Ardana, I. K. (2017). PENGARUH MODEL


PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN
KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS SISWA KELAS IV SD. MIMBAR PGSD
Undiksha, 5(2).

ULPA, U. (2020). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW


TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 200 CENNING KABUPATEN LUWU
UTARA (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO).

Wacika, I. G. B., & Dantes, N. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau Dari Sikap Sosial Dalam

34
Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V Di Sdn 4 Panjer (Doctoral dissertation,
Ganesha University of Education).

Wardani, A. N. K. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap


Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Kelas X Konsep Jamur (Bachelor's thesis,
Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

WARDANI, A. (2021). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


JIGSAW DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PROSES DAN
HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
KELAS VIII DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR.

Widoyoko, E. P. 2018. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Yudistira, A. (2019). PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP


HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK (Penelitian Quasi Experiment Pada Kelas V SD Negeri Jagabaya 2
Dalam Pembelajaran Tematik Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia Subtema
1 Organ Gerak Hewan) (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).

ZL, H. (2018). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW


TERHADAP KERJASAMA SISWA KELAS V SD INPRES MINASA UPA 1 (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).

35
LAMPIRAN

Lampiran I

Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur

Hari/tanggal : Senin-Selasa/14-15 Agustus 2022

Tempat : SD di Kecamatann Ciracas

Narasumber : Guru/Wali Kelas V SD di Kecamatan Ciracas

No Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana proses pembelajaran siswa di kelas?
2. Apa saja kendala yang dialami ketika proses pembelajaran berlangsung? Bagaimana
solusinya?
3. Bagaimana antusiasme siswa saat pembelajaran?
4. Apakah penilaian hasil belajar kurikulum 2013 di SD dilakukan pada setiap tema?
5. Bagaimana penilaian hasil belajar kurikulum 2013 yang terdiri dari beberapa mata
pelajaran?
6. Berapa KKM setiap mata pelajaran?

Lampiran 2

Angket Minat Belajar Siswa

Nama :

Kelas/Semester :

Mata pelajaran :

36
Bacalah dengan cermat setiap pernyataan tersebut, kemudian berikanlah jawaban dengan

cara memberi tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan persetujuan

anda dengan piliha jawaban sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Skor
SS S TS STS
1. Saya sangat senang ketika belajar menggunakan model
Pembelajaran Kooporatif Tipe Jigsaw
2. Saya jadi lebih mudah paham materi ketika belajar
menggunakan model Pembelajaran Kooporatif Tipe
Jigsaw
3. Saya sangat antusias ketika belajar menggunakan model
Pembelajaran Kooporatif Tipe Jigsaw
4. Rasa keingintahuan saya menjadi tinggi ketika belajar
menggunakan model Pembelajaran Kooporatif Tipe
Jigsaw
5. Saya mudah bosan dalam belajar menggunakan model
Pembelajaran Kooporatif Tipe Jigsaw
6. Saya suka mengungkapkan pendapat/pikiran ketika
belajar menggunakan model Pembelajaran Kooporatif
Tipe Jigsaw

37
7. Saya mampu menjawab soal dengan baik ketika
memperhatikan penjelasan peneliti dengan menggunakan
model Pembelajaran Kooporatif Tipe Jigsaw.

Lampiran 3
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL TEST
Kisi-kisi soal Tema 4: Sehat Itu Penting

Kelas V Semester 1

Tahun ajaran 2022/2023

Sekolah : SD Kecamatan Ciracas

Kelas/Tema : 5/4

Semester :I

Bentuk : Pilihan Ganda

Muatan Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah Nomor Soal


pelajaran Kognitif Muda Sedang Sukar
h
PPKN 3.2 Memahami Siswa mampu C4 1,2
makna tanggung mengkarakteristikan
jawab sebagai tanggung jawab
warga masyarakat yang dihubungkan
dalam kehidupan dengan kewajiban
sehari-hari Siswa mampu C3 3,5
mengklasifikasikan

38
contoh penerapan
tanggung jawab di
lingkungan
masyarakat
Siswa mampu C3 4
menentukan 3
contoh sikap
tanggung jawab
sebagai warga
masyarakat dalam
menjaga kebersihan
lingkungan
Bahasa 3.6 Menggali isi Siswa mampu C4 6,7
Indonesia dan amanat pantun menemukan makna
yang disajikan yang terkandung
secara lisan dan dalam pantun
tulis dengan tujuan Siswa mampu C1 8
untuk kesenangan menyebutkan 3 ciri-
ciri pantun
Siswa mampu C1 9,10
mengidentifikasi
jenis pantun

IPA 3.4 Memahami Siswa mampu C4 11,12


organ peredaran menganalisa organ
darah dan peredaran darah
fungsinya pada berdasarkan
hewan dan fungsinya

39
manusia serta cara Siswa mampu C4 13
memelihara memecahkan
kesehatan organ gangguan pada
peredaran darah organ peredaran
manusia darah
Siswa mampu C4 14,15
menguraikan 3 cara
menjaga kesehatan
organ peredaran
darah manusia

IPS 3.2 Memahami Siswa mampu C1 16


interaksi manusia mengidentifikasi
dengan lingkungan jenis interaksi sosial
dan pengaruhnya Siswa mampu C4 17,18
terhadap memecahkan
pembangunan masalah akibat dari
sosial, budaya, dan interaksi sosial
ekonomi budaya
masyarakat

40
Indonesia Siswa mampu C5 19 20
menyimpulkan
contoh interaksi
antar individu
dalam bidang
ekonomi

SBdP 3.1 Memahami Siswa mampu C3 21


gambar cerita menentukan
langkah awal
membuat cerita
bergambar
Siswa mampu C4 22
menelaah tokoh
dalam cerita
bergambar
Siswa mampu C1 23
menyebutkan
langkah-langkah
membuat cerita
bergambar

3.2 Memahami Siswa mampu C1 24


tangga nada mengidentifikasi
jenis tangga nada
sesuai interval yang
disajikan
Siswa mampu C4 25
membandingkan

41
hubungan antara
tangga nada mayor
dan minor

42

Anda mungkin juga menyukai