Disusun untuk memenuhi tugas penilaian akhir semester 115 mata kuliah Metodologi
Penelitian yang diampu oleh Drs. Dudung Amir Soleh, M.Pd
Oleh :
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
Terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Drs. Dudung Amir Soleh, M.Pd selaku
dosen Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas ini sehingga bisa menambah
Saya berharap semoga proposal penelitian ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa proposal ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah....................................................................................................5
D. Kerangka Berpikir.........................................................................................................18
iii
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................................21
LAMPIRAN .................................................................................................................................36
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Kualitas suatu bangsa dilihat dari
tingkat kemajuan pendidikannya. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dari
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
untuk dapat menyesuaikan diri dengan dunia yang kompleks dan saling
ketergantungan.
1
sikap, dan keterampilan siswa adalah tingkat sekolah dasar. . Ada beberapa faktor
yang memengaruhi proses pembelajaran diantaranya faktor guru, siswa, sarana, alat
yang tersedia, dan faktor lingkungan. Berbagai komponen yang mendukung proses
pembelajaran satu sama lainnya saling berinteraksi yaitu tujuan, materi pelajaran,
pembelajaran dalam pendidikan formal tidak terlepas dari peran guru dan siswa
tergantung pada model atau metode mengajar yang digunakan. Guru harus
Jika metode mengajar kurang tepat atau sesuai, maka akan berpengaruh kurang
optimalnya proses pembelajaran bahkan hingga berdampak pada hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, semestinya guru harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh cara mengajar guru. Guru sebagai
yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Maka dari itu, guru harus mampu
memahami kebutuhan belajar siswa agar guru dapat merancang kegiatan belajar
2
Namun, beberapa guru masih ada yang mengajar dengan hanya mentransfer
ilmu secara satu arah. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kebosanan pada
siswa bahkan ada beberapa siswa ada yang asik berbicara dengan temannya,
bermain sendiri hingga membuat kegaduhan. Hal ini membuat pembelajaran tidak
bermakna dan berjalan tidak efektif. Proses pembelajaran seperti ini mengakibatkan,
siswa saat diberi tes evaluasi mengalami kesulitan dalam menjawab dan hasil
kekompakan, serta kerja sama siswa. Terlebih lagi pada kurikulum 2013 dimana
siswa dituntut lebih aktif atau yang biasa disebut student-centered learning. Tak
meningkatkan keaktifan siswa untuk mengeksplor dan mencari tahu materi lebih
2007 : 15), menganggap bahwa siswa akan belajar lebih baik jika
kooperatif learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa
baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata
3
pelajaran yang diampu guru. (media neliti undiksha). Ada banyak model
tipe jigsaw merupakan salah satu model yang menonjolkan sikap kerja sama siswa
karena siswa akan memiliki keaktifan yang merata. Siswa diberi tanggung jawab
untuk sama-sama memahami dan mempelajari materi yang sudah dibagi. Dalam
unsur ini, siswa diminta untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru perlu
dikemas secara integratif yaitu terhubung antar satu muatan dengan muatan lainnya.
Atau yang biasa disebut tematik terpadu. Buku tematik siswa terdiri atas 8 tema, 1
pembelajaran ini tidak memuat semua mata pelajaran sekaligus seperti IPS, IPA,
bisa terdiri dari 3 muatan sampai 4 muatan (IPS, PKN, Matematikan, SBdP, dsb).
Sehingga, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat diterapkan untuk
Dalam penelitian ini, materi pokok yang diambil adalah tema 4 (Sehat Itu
Penting). Tema ini dipilih karena isinya lebih menekankan pada muatan IPA
4
mengenai organ peredaran darah hewan dan manusia. Materinya pun sangat
memberi kajian dan referensi model pembelajaran yang dapat membantu siswa
terlibat secara aktif memberikan ide dan berdiskusi bersama teman sejawatnya
serta peserta didik dituntut mandiri dengan saling ketergantungan positif (saling
memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Hal ini dapat meningkatkan minat
kurikulum 2013, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat teridentifikasi adalah sebagai
berikut:
5
1. Metode mengajar guru yang terlalu monoton
4. Adanya ketergantungan antara satu siswa dengan siswa lainnya saat melakukan
diskusi kelompok
C. Pembatasan Masalah
2. Hasil belajar yang dimaksud peneliti adalah dari aspek kognitif jenjang C1- C4
D. Perumusan Masalah
diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
6
hasil belajar siswa. Dan dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan
dan bahan kajian dalam menggunakan strategi pembelajaran yang lebih baik dalam
2. Bagi guru
3. Bagi peneliti
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
Bagi para pelajar atau mahasiswa, kata “belajar” mungkin sudah tidak asing
lagi. Belajar merupakan kewajiban kita bagi para pelajar. Karena, belajar ialah
bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan dalam mengenyam pendidikan formal.
Kegiatan belajar dilakukan sesuai keinginan masing-masing entah itu pagi hari,
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks, terjadi pada setiap orang
berlangsung seumur hidup atau yang biasa kita dengar yaitu belajar sepanjang
hayat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah terjadi perubahan
tingkah laku terhadap dirinya. Perubahan ini menyangkut perubahan aspek kognitif
bukti lainnya bahwa seseorang telah belajar ialah perubahan dari yang tidak tahu
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dari interaksi dengan
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
8
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut
result of experience, yang berarti bahwa “belajar adalah suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”. Sehingga,
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup (long life learner). Belajar
merubah diri atau perilakunya. Dengan demikian hasil dari kegiatan belajar adalah
berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang belajar,
sekolah atau materi pelajaran dari sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah namun juga bukan pernyataan yang
tepat. Sebab, seperti yang dikatakan oleh Raber, belajar adalah the process of
9
acquiring knowledge, yaitu berarti “belajar adalah proses mendapatkan
pengetahuan.”
Hasil belajar yang diambil pada penelitian ini adalah hasil dimensi proses
makna atau konsep dari materi pembelajaran, termasuk apa yang ditulis, diucapkan,
bagian itu serta keseluruhan struktur atau tujuan. Mengevaluasi ialah mengambil
sesuatu yang orisinil. Berikut adalah kategori domain kognitif oleh Bloom, dkk
10
Gambar 2.1
Hasil belajar dapat diketahui dimulai dari adanya perubahan kognitif atau
atau evaluasi lalu terdapat nilai belajar dalam bentuk riil atau non riil. Untuk melihat
informasi terkait ketercapaian hasil belajar siswa saja. Artinya, melalui kegiatan
11
Menurut Saudjana dalam (Anisa: 2018) mendefinisikan bahwa hasil belajar
pengalaman belajarnya. Jadi, hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa
kecakapan, maupun tingkah laku pada siswa itu sendiri. Hasil belajar juga akan
mendorong siswa aktif saling membantu agar sama-sama menguasai mata pelajaran
menciptakan siswa menyenangi teman-teman antara satu sama lain (Isjoni, 2013).
Jadi, model pembelajaran tipe jigsaw ini siswa akan dibagikan ke dalam kelompok
kecil antara empat sampai lima orang dengan memperhatikan keberagaman tiap
individu, bekerja sama secara positif, dan setiap anggota bertanggung jawab untuk
12
menyelidiki masalah tertentu dari materi yang diberikan dan meneruskan materi
memberikan topik yang berbeda pada setiap kelompok. Setiap tim memiliki
pemimpin tim yang memahami topik yang diberikan. Teman-teman yang lain
menjelaskan aspek atau topik yang telah mereka terima dari kelompok baru mereka.
menjelaskan sebuah materi, mata pelajaran yang akan dibahas seperti melalui
powerpoint, menulis di papan tulis, dan lain-lain. Kegiatan tersebut bisa dilakukan
secara tanya jawab antar guru dan siswa atau mengaitkan materi pembelajaran
dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok siswa pertama yang
keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli yaitu sekelompok siswa
yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang diharapkan untuk
kelompok asal. Para anggota dari kelompok asal yang berbeda kelompoknya
13
bertemu dengan kelompok ahli untuk membahas topik yang sama pada materi yang
topik tersebut. Tugas guru ialah sebagai fasilitator, memantau jalannya diskusi,
mengamati sikap siswa, serta memotivasi agar siswa mau saling bekerja sama jika
ada siswa yang pasif. Kemudian guru juga bisa membantu siswa jika ada materi
yang belum dipahami. Ketika diskusi selesai, anggota kelompok asal kembali ke
kelompok semula dan mengajari teman kelompok mereka apa yang sudah dipelajari
dari pertemuan kelompok ahli. Kelompok ahli harus lebih menguasai ilmunya
selama diskusi agar ilmu tersebut dapat diterima dan dipahami oleh kelompok asal.
Intinya, kunci dari jenis tipe jigsaw ini adalah saling ketergantungan positif antar
siswa untuk memberikan informasi yang diperlukan. Artinya, siswa perlu memiliki
(Ulpa, 2020):
1. Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil (4-6 orang), dibentuk oleh guru dengan
kondisi siswa yang heterogen baik dari segi karakteristik, tingkat kepintaran
maupun keterampilan.
14
2. Setelah siswa dibagi ke dalam kelompok sesuai jumlah materi yang akan
4. Siswa melakukan kuis atau evaluasi dari guru. Hal ini bertujuan untuk
jigsaw ini.
dihitung.
tersebut adalah:
15
4. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu).
sebagai rujukan dan pembanding untuk penelitian yang dilakukan. Penelitian yang
1. Ali (2016). Hasil penelitian pada jurnal pengaruh model kooperatif jigsaw
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD menunjukkan bahwa, Tingkat hasil
rendah menjadi kategori sedang. Hal ini dibuktikan oleh hasil rata-rata nilai
pretest sebesar 40,62 dan meningkat rata-rata 50,2 Setelah dilakukan post-test.
Peningkatan ini juga terjadi pada kelas eksperimen yakni dari kategori rendah
Jigsaw dimana skor rata-rata hasil belajar siswa pada pretest adalah sebesar
16
Jigsaw dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik dari pada
aktif, kreatif dan bekerja sama dimana dalam proses pembelajaran tersebut
cukup besar terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang diajarkan dengan
lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan metode
konvensional.
17
5. Maryani (2018). Berdasarkan penelitian minat belajar siswa terhadap mata
berminat, 1 (4.1%) siswa tidak berminat. Uji t yang telah dilakukan setelah
tindakan diperoleh signifikasi .000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), karena
signifikansi 2-tailed pada independent sample t test lebih kecil dari 0,05. Dari
data penelitian yang telah didapat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
D. Kerangka Berpikir
pada siswa dalam menguasai topik agar performanya maksimal. Dan model
pembelajaran kooperatif ini, siswa belajar secara heterogen dalam kelompok kecil
beranggotakan 4-6 orang yang mana siswa akan saling bekerja sama,
kelompok sedikit saja, supaya dapat bekerja sama dengan efektif. Karena ukuran
18
Hasil belajar merupakan perwujudan potensi pengetahuan maupun
pembelajaran. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihan dari segi tingkah
keterampilan motorik. Banyak hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, seperti:
pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
diduga karena dalam setiap anggota kelompok saling berdiskusi sehingga dapat
timbul rasa ingin tahu yang besar tentang topik/masalah/materi yang akan digali.
Rasa ingin tahu ini mendorong minat siswa secara aktif untuk mencari tahu
informasi yang benar dan lengkap melalui diskusi kerja kelompok. Oleh karena itu,
E. Hipotesis Penelitian
terhadap hasil belajar peserta didik pada tematik (tema 4) kelas V SD di Kecamatan
Ciracas.
19
Ha: Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar peserta didik pada tematik (tema 4) kelas V SD di Kecamatan Ciracas.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah ada pengaruh pembelajaran kooperatif jigsaw terhadap hasil belajar tematik
belajar melalui model pembelajaran kooperatif jigsaw dan kelompok siswa yang
Penelitian ini dimulai sejak bulan Agustus untuk melakukan studi pendahuluan dan
Ajaran 2022/2023. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa pada kelas
21
D. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
group-pretest-posttest design. Dalam desain ini, sampel diberikan tes awal (pre-test)
sebelum perlakuan pertama dan tes akhir (post test) di akhir pembelajaran. Dengan
O1 X O2
Keterangan:
X : Perlakuan (treatment)
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuannya yaitu mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara
22
Menurut Sugiyono (2020:195), wawancara digunakan sebagai teknik
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
respondennya sedikit/kecil.
yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
Wawancara dilakukan oleh guru (wali kelas) dan beberapa siswa kelas V di SD
Kecamatan Ciracas.
2. Tes
soal berkaitan dengan tema 4 (Sehat itu Penting) tanpa memberikan perlakuan
mengukur hasil belajar siswa kelas V pada semester Ganjil Tahun Ajaran
2022/2023.
23
3. Angket minat belajar
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dengan menjawab tanda ceklis ()
pada jawaban yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Angket dalam penelitian
ini adalah angket berbentuk skala Likert dengan respon skala empat.
Data pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw ini diperoleh dari
observasi digunakan direvisi atas dasar masukan, koreksi, dan saran perbaikan
dari ahli (validator). Lembar observasi berisi dengan tanda centang sesuai
5. Dokumentasi
24
Dokumentasi dalam bentuk arsip sekolah digunakan untuk mengetahui data
sekolah dan nama siswa. Dokumentasi berupa foto dapat digunakan untuk
diperoleh dari hasil observasi, tes, dan studi dokumentasi untuk pengumpulan
data.
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis
yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik
inferensial.
1. Statistik deskriptif
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa
a. Hasil belajar
berdasarkan nilai tes yang meliputi skor tertinggi, skor terendah, mean, standar
deviasi, tabel frekuensi, dan persentasi tiap kelompok siswa yang mengajar
25
Nilai hasil belajar diperoleh dengan rumus:
R
N= x 100
SM
Keterangan:
100: bilangan tetap (Purwanto, 2014 dalam Ulpa, 2020). Selanjutnya, skor yang
Skor Kategori
70-84 Baik
60-69 Cukup
50-59 Kurang
26
Teknik analisis data yang digunakan untuk melaksanakan model
dengan banyak aspek yang dinilai. Teknik analisis data ini bertujuan untuk
∑A
P= x 100%
∑S A
Keterangan :
P : Persentase (%)
Skor Kategori
80-89 Terlaksana
27
65-79 Cukup
56-64 Kurang
c. Minat belajar
Data minat belajar siswa diperoleh melalui angket kuesioner yang telah
skor rata-rata. Nilai rata-rata dihitung dengan membagi nilai rata-rata siswa
dengan jumlah siswa. Angket minat belajar siswa yang digunakan dalam
siswa. Jika kemampuan awal dan akhir berbeda secara signifikan. Rumus
S post−S pre
G=
S max−Spre
Keterangan:
28
S pre : Skor pretest
G ≥ 0,7 Tinggi
STS (Sangat Tidak Setuju). Skala yang diberikan untuk masing-masing item
S
X==
∑N
Keterangan :
X : Minat belajar
29
Kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:
Skor Kategori
2. Statistika Inferensial
a. Uji Normalitas
normal atau tidak. Uji normalitas hasil belajar menggunakan uji Kolmogorov-
kotak Explore: Plots – beri tanda centang (√) pada Normality plots with tests –
klik Continue – klik OK. Hasil uji normalitas dapat dibaca pada output Test of
30
Normality kolom Kolmogorov-Smirnov pada nilai Sig (signifikansi). Data
dinyatakan berdistribusi normal apabila sig > α, untuk taraf signifikan (α) 5%
atau 0,05. Kriteria pengujiannya yaitu, “Jika probabilitas (Sig.) > 0,05 maka H0
diterima. Jika probabilitas (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak (Siregar, 2018: 159).
G. Hipotesis Penelitian
a. Uji hipotesis
taraf signifikansi untuk menguji hipotesis digunakan α = 0,05. Jenis uji-t yang
3) Hipotesis statistik
H0 : µg1 ≥ 0,299
Keterangan :
H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
31
H1 : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar
b. Kriteria pengaruh
1) Statistik deskripsi
Hasil belajar siswa berada pada kategori baik setelah menerapkan model
2) Statistik inferensial
SD di Kecamatan Ciracas.
32
DAFTAR PUSTAKA
Kurniati, K., Yunus, M., & Nur, M. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Course Review Horay Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Tematik
Pada Peserta Didik SD Inpres Bakung II Kota Makassar. Bosowa Journal of
Education, 1(1), 24-30.
Hasanah, U. (2016). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
motivasi belajar siswa. Pedagogy: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 3(1), 45-48.
Latifah, N. (2020). PENGARUH MINAT BACA DAN PERHATIAN ORANG TUA
TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS V SD GUGUS SULTAN
AGUNG KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL (Doctoral dissertation,
UNNES).
33
Maryani, M., & Suparno, S. (2018). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw dengan Minat Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02
Salatiga. JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 4(2), 272-284.
MIKRAYANTI, M. (2020). PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA. SUPERMAT
(Jurnal Pendidikan Matematika), 4(1), 33-39.
Munira. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooporatif Tipe Hueristic vee Terhadap
Hasil dan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Materi Lingkaran
Pada Kelas VII, SMP Negeri 7 Palopo. Polopo: Universitas Cokroaminoto Palopo
Sari, Fatmala. 2017. Respon siswa pada media blog untuk mendukung motivasi siswa
dalam pemahaman membaca di SMA Negeri 2 Sabbang. Palopo: Universitas
Cokroaminoto Palopo
Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RnD. Bandung: Alfabeta.
34
Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V Di Sdn 4 Panjer (Doctoral dissertation,
Ganesha University of Education).
35
LAMPIRAN
Lampiran I
No Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana proses pembelajaran siswa di kelas?
2. Apa saja kendala yang dialami ketika proses pembelajaran berlangsung? Bagaimana
solusinya?
3. Bagaimana antusiasme siswa saat pembelajaran?
4. Apakah penilaian hasil belajar kurikulum 2013 di SD dilakukan pada setiap tema?
5. Bagaimana penilaian hasil belajar kurikulum 2013 yang terdiri dari beberapa mata
pelajaran?
6. Berapa KKM setiap mata pelajaran?
Lampiran 2
Nama :
Kelas/Semester :
Mata pelajaran :
36
Bacalah dengan cermat setiap pernyataan tersebut, kemudian berikanlah jawaban dengan
cara memberi tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan persetujuan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
No Pernyataan Skor
SS S TS STS
1. Saya sangat senang ketika belajar menggunakan model
Pembelajaran Kooporatif Tipe Jigsaw
2. Saya jadi lebih mudah paham materi ketika belajar
menggunakan model Pembelajaran Kooporatif Tipe
Jigsaw
3. Saya sangat antusias ketika belajar menggunakan model
Pembelajaran Kooporatif Tipe Jigsaw
4. Rasa keingintahuan saya menjadi tinggi ketika belajar
menggunakan model Pembelajaran Kooporatif Tipe
Jigsaw
5. Saya mudah bosan dalam belajar menggunakan model
Pembelajaran Kooporatif Tipe Jigsaw
6. Saya suka mengungkapkan pendapat/pikiran ketika
belajar menggunakan model Pembelajaran Kooporatif
Tipe Jigsaw
37
7. Saya mampu menjawab soal dengan baik ketika
memperhatikan penjelasan peneliti dengan menggunakan
model Pembelajaran Kooporatif Tipe Jigsaw.
Lampiran 3
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL TEST
Kisi-kisi soal Tema 4: Sehat Itu Penting
Kelas V Semester 1
Kelas/Tema : 5/4
Semester :I
38
contoh penerapan
tanggung jawab di
lingkungan
masyarakat
Siswa mampu C3 4
menentukan 3
contoh sikap
tanggung jawab
sebagai warga
masyarakat dalam
menjaga kebersihan
lingkungan
Bahasa 3.6 Menggali isi Siswa mampu C4 6,7
Indonesia dan amanat pantun menemukan makna
yang disajikan yang terkandung
secara lisan dan dalam pantun
tulis dengan tujuan Siswa mampu C1 8
untuk kesenangan menyebutkan 3 ciri-
ciri pantun
Siswa mampu C1 9,10
mengidentifikasi
jenis pantun
39
manusia serta cara Siswa mampu C4 13
memelihara memecahkan
kesehatan organ gangguan pada
peredaran darah organ peredaran
manusia darah
Siswa mampu C4 14,15
menguraikan 3 cara
menjaga kesehatan
organ peredaran
darah manusia
40
Indonesia Siswa mampu C5 19 20
menyimpulkan
contoh interaksi
antar individu
dalam bidang
ekonomi
41
hubungan antara
tangga nada mayor
dan minor
42