Anda di halaman 1dari 13

TUGAS REKAYASA IDE

MK. Pendidikan Ipa Sd


Kelas Tinggi

Skor Nilai :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DI SD

Nama Mahasiswa : Lia Romaito Harahap

Nim : 1173311066

Kelas : B Ekstensi

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Rekayasa Ide yang berjudul
“penerapan model pembelajaran di sd ” tepat pada waktunya.

Rekayasa Ide ini merupakan kritisi buku mengenai Pendidikan Ipa Kelas Rendah
yang merupakan mata kuliah wajib pada semester dua. Rekayasa Ide ini membahas tentang
penerapan model pembelajaran di sd yang sengaja dibuat untuk memenuhi tugas Pendidikan
Ipa sd kelas tinggi.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak selaku Dosen Pendidikan Ipa sd
Kelas Tinggi yang telah membimbing kami dalam pembuatan Rekayasa Ide ini. Tak lupa
saya ucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu dalam penyusunan
Rekayasa Ide ini.

Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
Rekayasa Ide ini. Oleh karena itu saya meminta untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih dan semoga Rekayasa Ide ini dapat memberikan sumbangsih positif
bagi kita semua.

Medan, November 2018

Lia Romaito Harahap


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................................................... 1
1.4 Identitas Buku ......................................................................................................... 2
BAB II ISI BUKU ......................................................................................................... 3
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN .................................................................... 6
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 8
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 8
4.2 Saran ........................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 9
LAMPIRAN................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rekayasa ide ini merupakan salah satu instrumen yang dapat mendukung keberhasilan
dalam proses pembelajaran dibangku perkuliahan. Indikator keberhasilan rekayasa ide ini
untuk mendukung keberhasilan dalam pembelajaran itu dapat dilihat dari terciptanya
kemampuan dari setip mahasiswa untuk mengevaluasi penjelasan, interpretasi, serta analisis
mengenai kelebihan maupun kelemahan. Dengan kata lain, melalui Rekayasa ide ini
mahasiswa diajak untuk menguji pemikiran dari pengarang maupun penulis berdasarkan
sudut pandang yang akan dibangun oleh setiap mahasiswa berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang mereka miliki.

1.2 Tujuan

Penulisan ini memiliki beragam tujuan yang ingin dicapai baik penulis maupun
pembaca. Tujuan tersebut antara antara lain:
1. Penyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Ipa Sd kelas Tinggi
2. Menambah pengetahuan tentang Pendidikan Ipa Sd Kelas Tinggi.

2.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah salah satunya sebagai:
1. Untuk menyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Ipa Sd Kelas Tinggi
2. Untuk Menambah pengetahuan tentang Pendidikan Ipa Sd Kelas Tinggi.

1
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PEMBELAJARAN DI SD

A. Permasalahan Umum

B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PEMBELAJARAN DI SD


1. Model Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Media Konkret
siswa kelas III SDN Tambakprogaten, peneliti melihat model pembelajaran yang
digunakan masih konvensional, pada umumnya guru hanya menjelaskan materi secara
teoretis dalam pembelajaran khususnya pelajaran IPA materi tentang energi. Siswa
hanya menjadi objek pembelajaran yang cenderung pasif yang menyebabkan siswa
kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut terlihat bahwa dalam rapor,
nilai IPA sering mendapat peringkat yang rendah. Berdasarkan observasi sementara
yang dilakukan peneliti di kelas III SDN Tambakprogaten pada materi energi yang
diambil dari nilai ulangan hasilnya cenderung masih jauh dari KKM yang seharusnya
66. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai ketuntasan klasikal dengan rentang nilai
66 sampai 100, hanya dicapai oleh 17 (tujuh belas) siswa dari 30 siswa. Ini berarti
bahwa siswa yang tuntas hanya 56,67%.
Dalam pembelajaran diperlukan suatu konsep pemahaman yang tepat. Oleh karena
itu, seorang guru hendaknya dapat menanamkan konsep yang tepat kepada siswa.
Namun, dalam kenyataannya pemahaman konsep sulit ditanamkan kepada siswa,
terutama dalam pembelajaran IPA.
Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa aktif adalah dengan
menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Model Contextual
Teaching and Learning (CTL) dikembangkan untuk mencapai pembelajaran akademik,
model Contextual Teaching and Learning (CTL) juga efektif untuk mengembangkan
keterampilan sosial. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sanjaya bahwa model
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata (Sa’ud, 2008:162).
2
2. Model Pembelajaran Inquiry Dan Kemampuan Berpikir Kritis
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan ilmiah yang melibatkan
keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosialyang diperlukan untuk
memperoleh dan mengembangkan fakta, konsep dan prinsip IPA.. Kemampuan
keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran IPA sangatlah penting karena
keterampilan proses sains mampu menjembatani tercapainya tujuan pembelajaran IPA
melalui pemberian pengalaman langsung melalui penyelidikan ilmiah (Menurut
Rustaman, 2015:86).
Pengembangan keterampilan proses sains masih di kesampingkan, salah satu
gambaran masih dikesampingkannya penilaian proses dalam pembelajaran adalah
diabaikannya pengembangan keterampilan proses sains. Pada dasarnya sains bukan
hanya merupakan pengetahuan mengenai fakta-fakta atau konsep-konsep, tetapi juga
merupakan suatu cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Guru tidak
paham akan makna tersebut sehingga terkadang hanya memberikan teori kepada siswa
tanpa mempraktekannya secara langsung, kegiatan tersebut mengakibatkan siswa tidak
memiliki kesempatan untuk mengetahui bagaimana teori tersebut ada dan digunakan
dalam kehidupan nyata. Selain itu siswa juga tidak mendapat ruang untuk melatih
keterampilan proses sainsnya.
Berdasarkan data – data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya
keterampilan proses sains siswa terletak pada lemahnya model pembelajaran yang
digunakan, sehingga di butuhkan model pembelajaran yang menarik dan dapat
memancing siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sainsnya. Model yang
tepat dalam mengembagkan keterampilan proses sains siswa ialah model pembelajaran
inquiry.
3. Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining
Memasuki era globalisasi ini diperlukan sumber daya manusia yang handal dam mampu
berkompetisi secara global, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang kreatif,
berpikir sistematis, logis, dan konsisten, dapat bekerja sama serta tidak cepat putus asa.
Untuk memperoleh sifat yang demikian perlu diberikan pendidikan yang berkualitas
dengan bermacam-macam mata pelajaran.
Salah satunya dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan alam. Ilmu pengetahuan alam
merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari makhluk hidup dan segala seluk
beluknya. Dari pengalaman peneliti pada saat pelaksanaan PPL dan observasi, peneliti
menemukan berbagai permasalahan salah satunya dari pengamatan yaitu aktivitas siswa
3
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran masih rendah, ini ditunjukkan dengan 35% hasil
belajar IPA yang masih rendah. Dari 29 siswa, yang aktif dalam mengajukan pertanyaan
hanya 5 orang, menjawab hanya 2 orang, sedangkan yang lain hanya pasif dalam
pembelajaran. Demikian juga pada saat kegiatan diskusi kelompok, hanya beberapa siswa
saja yang ikut berpartisipasi dalam diskusi.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
IPA melalui penggunaan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining pada
kelas IV SD Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran
2011 / 2012.

4
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

1. Model Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Media Konkret


a. Defenisi
model Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata (Sa’ud,
2008:162).
b. Ruang lingkup solusi
Penggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media
konkret ini diharapkan siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran serta
lebih mudah dalam memahami konsep pembelajaran IPA. Model Contextual Teaching
and Learning (CTL) dengan media konkret diharapkan membuat siswa belajar secara
aktif dan berpartisipasi dalam kelompok.
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu (1) mendeskripsikan penggunaan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dalam peningkatan
pembelajaran IPA tentang energi siswa kelas III SD N Tambakprogaten tahun ajaran
2012/2013. (2) mendeskripsikan peningkatan pembelajaran IPA tentang energi dengan
penggunaan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret
siswa kelas III SDN Tambakprogaten tahun ajaran 2012/2013. (3) mendeskripsikan
kendala dan solusi penggunaan model Contextual Teaching and Learning (CTL)
dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang energi siswa kelas
III SDN Tambakprogaten tahun ajaran 2012/2013.
c. Cara/strategi
praktek pembelajaran kontekstual yaitu dengan cara pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada (activating knowledge), pemerolehan pengetahuan baru (acquiring
knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian
memperhatikan detailnya, pemahaman pengetahuan (understanding knowledge),
mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),
melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan
pengetahuan tersebut (Trianto, 2009:110-111).

5
d. Prosedur/langkah-langkah
1) Mengembangkan pemikiran anak akan belajar bermakna (Konstruktivisme).
2) Melaksanakan kegiatan inkuiri ( Inkuiri).
3) Menciptakan masyarakat belajar (Masyarakat Belajar).
4) Mengembangkan sifat ingin tahu dengan bertanya (Bertanya).
5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran (Pemodelan).
6) Melakukan refleksi (Refleksi).
7) Melakukan penilaian yang sebenarnya (Penilaian sebenarnya).
2. Model Pembelajaran Inquiry Dan Kemampuan Berpikir Kritis
a. Defenisi
model pembelajaran inquiry adalah salah satu model yang dapat mendorong siswa
untuk aktif dalam pembelajaran, pembelajaran inquiry adalah kegiatan pembelajaran
dimana siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
konsep – konsep dan prinsip – prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki
pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan
prinsip–prinsip untuk diri mereka sendiri.
b. Ruang lingkup solusi
penelitian ini untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa yang
diberi perlakuan model pembelajaran Inquiry dan siswa yang diberi perlakuan model
pembelajaran Problem Solving, serta mengetahui pengaruh interaksi model
pembelajaran kemampuan berpikir kritis terhadap keterampilan proses sains pada
seluruh siswa kelas V SD yang berada di kecamatan Rajeg kabupaten Tangerang.
Sampel dalam penelitian ini adalah SDN Sukatani V Kecamatan Rajeg yang tersebar
dalam dua kelas.
c. Cara/strategi
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan rancangan desain factorial
2 x 2 dengan membandingkan dua model pembelajaran sebagai variabel bebas yakni
model pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Problem Solving. Sedangkan
variabel terikatnya adalah keterampilan proses sains. Di samping itu,penelitian ini juga
menggunakan variabel atribut berupa kemampuan berpikir kritis yang memengaruhi
terjadinya perbedaan perilaku siswa dalam keterampilan proses sains.
d. Prosedur/langkah-langkah

6
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua macam instrumen
tes, yaitu (1) instrumen tes untuk mengukur keterampilan proses sains, dan (2)
instrumen tes kemampuan berpikir. Instrumen keterampilan proses sains dan
kemampuan berpikir kritis dibuat dalam bentuk uraian yang dikembangkan dari
indikator keterampilan proses sains dan berpikir kritis. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians dua jalur (ANAVA) dengan
desain eksperimen design factorial 2x2 atau disebut dengan design by factorial.
3. Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining
a. Defenisi
Model pembelajaran student facilitator and explaining adalah model pembelajaran
dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lain. Melalui model
pembelajaran ini, memberikan kebebasan pada siswa untuk menuangkan ide, gagasan,
pendapat tentang suatu permasalahan yang berhubungan dengan pemahaman konsep
maupun penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006: 15).
b. Ruang Lingkup
Ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari
makhluk hidup dan segala seluk beluknya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang sumber daya
alam melalui model pembelajaran Student Facilitator And Explaining pada siswa kelas
IV SD Negeri 1 Pulokulon tahun pelajaran 2011/2012 Kecamatan Pulokulon
Kabupaten Grobogan.
c. Cara/strategi
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk masing-masing siklus.
Rancangan ini disempurnakan pada awal siklus II. Setelah memperoleh umpan balik,
analisis dan refleksi siklus I.
2) Menyusun model pembelajaran student facilitator and explaining yang akan
digunakan dalam penelitian tindakan kelas.
3) Membuat instrumen sebagai alat pengumpulan data berupa soal mengenai materi.
d. Langkah-langkah
Langkah – langkah untuk menyusun program pembelajaran IPA dengan model
pembelajaran student facilitator and explaining adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan indikator hasil belajar yang akan dicapai

7
2) Guru menjelaskan apa yang perlu dilakukan oleh siswa, untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan
3) Guru membagi kelompok dengan tingkat kemampuan akademik merata
4) Siswa dipersilahkan untuk membuat laporan mengenai apa yang menjadi tugas
mereka
5) Siswa dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusi kepada siswa lain yang berbeda
kelompok
6) Guru menyimpulkan pendapat siswa
7) Guru membuat peta konsep mengenai konsep yang telah ditentukan.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari beberapa model pembelajaran di atas dapat saya simpulkan sebagai berikut :
a. Model pembelajaran pada umumnya merupakan cara yang disajikan oleh guru guna
menciptakan iklim belajar yang lebih kondusi & untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
b. model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu
pendekatan yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan nyata (Sa’ud, 2008:162).
c. model pembelajaran inquiry adalah salah satu model yang dapat mendorong siswa
untuk aktif dalam pembelajaran, pembelajaran inquiry adalah kegiatan pembelajaran
dimana siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
konsep – konsep dan prinsip – prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki
pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan
prinsip–prinsip untuk diri mereka sendiri.
d. Model pembelajaran student facilitator and explaining adalah model pembelajaran
dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lain. Melalui model
pembelajaran ini, memberikan kebebasan pada siswa untuk menuangkan ide, gagasan,
pendapat tentang suatu permasalahan yang berhubungan dengan pemahaman konsep
maupun penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006: 15).

4.2 Saran
Sebagai pendidik yang baik hendaklah menerapkan model pembelajaran dengan
berbagai jenis sehingga memudahkan siswa untuk memahai pembelajaran tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Astini1, Wahyudi2, Chamdani. (2017). Penggunaan Model Contextual Teaching And


Learning (Ctl) Dengan Media Konkret Dalam Peningkatan Pembelajaran Ipa Siswa
Kelas Iii Sd.
Hidayati Suhada. (2017). Model Pembelajaran Inquiry Dan Kemampuan Berpikir Kritis
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Ipa. Jurnal
Pendidikan Dasa .13-24
Nur Indah Sari. (2012). Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1
Pulokulon Kecamatan. skripsi

10

Anda mungkin juga menyukai