DISUSUN OLEH:
MAHASISWA/I PGSD STAMBUK 2017
KELAS H EKSTENSI
DOSEN PENGAMPU:
FERIANSYAH, S.Pd,. M.Pd.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami masih dapat membuat dan menyusun laporan Proyek ini. Laporan
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Setelah melakukan mini riset SD Negeri 060954 Terjun Kec. Medan Marelan , kami
mendapatkan hasil tentang rendahnya moral yang dimiliki siswa disana, untuk itu sebagai
solusinya kami membuat sebuah proyek yang diharapkan mampu meningkatkan moralitas siswa
SD Negeri 060954 Terjun Kec. Medan Marelan. Dalam menyelesaikan proyek ini, kami dibantu
oleh beberapa pihak, untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan proyek ini.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan yang
menyebabkan laporan ini menjadi tidak sempurna. Maka dari itu kami harap, dosen pengampu
dapat memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini. Dan semoga laporan ini
dapat diterima dan dinilai dengan objektif oleh dosen pengampu.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Proyek ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Proyek .................................................................................... 4
BAB II PELAKSANAAN PROYEK .............................................................. 5
2.1 Dukungan Data .................................................................................... 5
2.2 Perencanaan Awal ............................................................................... 5
2.3 Perencanaan ........................................................................................ 7
2.4 Pelaksanaan Perencanaan Kegiatan .................................................... 7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 8
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 9
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 9
5.2 Saran ................................................................................................... 9
LAMPIRAN ..................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam short film ini penulis menggunakan strategi pembelajaran Jigsaw. Jigsaw yaitu
siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain untuk
mencapai tujuan bersama. Strategi ini dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam pembelajran
dan sekaligus dapat melatih peserta didik mengajarkan sesuatu kepada orang lain baik dalam
penerapan nilai- nilai pancasila dalam kehidupan sehari- hari. Metode yang digunakan dalam
short film ini yaitu permainan atau kompetisi. Metode ini sangat menarik peserta didik dalam
membangitkan motivasi belajar, latihan mengambil keputusan dan terutama dalam menciptakan
suasana senang dalam PBM. Oleh karena itu, metode ini berusaha dalam menyajikan bahan ajar
melalui bentuk permainan/ kompetisi ini hendaknya tetap berupa mencerminkan nila, moral, dan
norma sesuai dengan tuntutan PPKN. Sedangkan media yang digunakan dalam short film ini
berupa media visual. Media visual ini berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta. Media ini menggunakan indera penglihatan berupa
gambar symbol serta contoh nilai- nilai pancasila. Maka dari itu penulis membuat salah satu
video pembelajaran mengenai Pancasila sebagai pedoman untuk guru dalam melakukan
pembelajaran.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah yaitu bagaimana sistem
pelaksanaan pembuatan video pembelajaran simulasi PPKn di SD Negeri 060954 Terjun Kec.
Medan Marelan?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari proyek ini adalah untuk memenuhi tugas pada Pembelajaran PPKn di SD dan
menambah pengalaman bagi penulis. Untuk memenuhi tugas Pendidikan PPKN SD berupa
pembuatan short film kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk menanamkan nilai- nilai pancasila
kepada peserta didik. Untuk mengenalkan symbol- symbol pancasila. Untuk memberikan contoh
penerapan nilai- nilai pancasila dalam kehidupan sehari- hari dan mengenalkan media
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran mengenai nilai- nilai pancasila. Menghadirkan
tontonan yang mendidik dan menghibur. Media publikasi yang efektif terhadap keberadaan dan
keadaan SD Negeri 060954 Terjun Kec. Medan Marelan.
1.4 MANFAAT
Memberikan pengalaman kepada mahasiswa
Mempererat persaudaraan dan kerjasama antara mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai karakteristik siswa di SD Negeri
060954 Terjun Kec. Medan Marelan.
Mengenalkan symbol- symbol pancasila
Penerapan nilai- nilai pancasila dalam kehidupan sehari- hari
BAB II
PELAKSANAAN PROYEK
2. 2 PERENCANAAN AWAL
1. Melakukan rapat atau musyawarah didalam kelas untuk menentukan tema pembelajaran
yang akan dibawakan pada pelaksanaan proses pembuatan video pembelajaran.
2. Menentukan ketua, sekretaris beserta bendahara yang menjadi koordinator pelaksanaan
pembuatan video pembelajaran ini.
3. Menentukan divisi atau penanggung jawab dalam beberapa bidang agar mempermudah
pelaksanaan pembuatan video pembelajaran
4. Tiap –tiap divisi bermusyawarah untuk menentukan apa hal yang diperlukan dan
dilakukann dalam pembuatan video pembelajaran ini. Terdapat 7 bidang divisi yaitu :
kameranen dan pengeditan video, peralatan, pembuatan skenario pembelajaran,
penyusunan RPP, pembuataan media pembelajaran, peninjau lokasi, dan dekorasi kelas.
5. Setiap bidang bermusyawarah juga, karena tiap kegiatan dalam satu bidang dengan
bidang yang lain berkaitan.
2.3 PERENCANAAN
1. Kegiatan paling utama yang dilakukan yaitu menentukan SD dan kelas yang akan
digunakan sebagai tempat pembuatan video pembelajaran. Tim peninjau lokasi menemui
beberapa sekolah yaitu SDS Santalusia, SDS Parulian Teladan dan SD Negeri 060954
Terjun Kec. Medan Marelan. Dan akhirnya kami memilih SD Negeri 060954 Terjun Kec.
Medan Marelan.
2. Kemudian setelah menentukan lokasi, kegiatan selanjutnya yaitu pembuatan RPP. Yang
mana ini sangat berpengaruh untuk bidang lainnya.
3. Setelah selesai RPP, bidang skenario dan media pembelajaran menjadikan RPP sebagai
patokan pembuatan media dan skenario.
4. Kami juga mengumpulkan uang kontribusi tiap mahasiswa yaitu sebesar Rp. 30.000,- .
terdapat 39 orang dikalikan dengan Rp. 30.000,- berarti dana yang dikumpulkan untuk
melakukan pembuatan video ini yaitu sebesar Rp. 1.170.000,-
5. Setelah itu untuk menyediakan bahan pembuatan media, bidang pembuatan media
berkoordinasi dengan bidang peralatan.
6. Bidang dekorasi juga menentukan dekorasi apa yang cocok untuk kelas pembelajaran ini,
menyusun tempat duduk dengan membentuknya secara berkelompok.
7. Bidang kameramen dan pengeditan video menyewa jasa untuk melakukan shooting.
8. Menentukan guru yang akan melakukan simulasi pembelajaran di SD Negeri 060954
Terjun Kec. Medan Marelan, dengan menggunakan guru di sekolah tersebut.
3.1 Pembahasan
Di short film ini, guru menggunakan pendekatan evokasi, karena Pendekatan ini
menekankan pada inisiatif siswa untuk mengekspresikan dirinya secara spontan yang didasarkan
pada kekebasan dan kesempatan. Pendekatan seperti ini baik sekali namun dilihat dari budaya
masyarakat ini terumata yang jauh dari kehidupan kota melaksanakan pendekatan tersebut
tentulah menghadapi kendala-kendala cultural dan psikologikal. Untuk dapat
mengimplementasikan pendekatan ini, pernana guru amat diperlukan dalam apa yang disebut
dengan “breaking the ice” agar setiap anak merasakan adanya suasana terbuka, bersahabat dan
kondusif untuk dapat “menyatakan dirinya” menyatakan apa yang menjadi pemikirannya dan
mengungkapkan perasaannya.
Melatih siswa dengan cara seperti itu pada dasarnya merupakan salah satu bentuk
pendewasaan agar terbiasa dalam merasakan manfaat situasi seperti itu, sehingga untuk masa-
masa yang akan dating mereka pun dapat berbuat yang sama atau bahkan melebihinya.
Keberhasilan pendekatan tersebut juga amat bergantung pada dorongan dan rangsangan yang
diberikan guru dengan mengandalkan pada stimulus-stimulus tertentu. Selain peranan guru,
peranan keluarga dan masyarakat juga amat penting oleh karena apa yang dibicarakan dalam
kelas yang dibatasi oleh empat dinding kelas dapat member makna dalam belajar siswa.
Peranan kedua unsut tersebut dalam menumbuhkan keyakinan siswa tentang nilai mora
yang dibahas di kelas, harus sejalan dengan apa yang di lihat dan dialaminya dalam kehidupan di
keluarga dan di masyarakat. Jika tidak ada kesesuian di antara ketifa unsut tersebut maka akan
terjadi konflik dalam diri anak yang dalam istilah Pendidikan Kewarganegaraan disebut intra
personal conflict yaitu konflik yang terjadi dalam diri siswa. Konflik dalam diri pribadi anak itu
dapat berlanjur menjadi konflik antar pribadi yang disebut inter personal conflict karena melihat
tidak adanya keajekan antara nilai yang dipelajari dan diuakininya dengan apa yang terjadi di
sekolah dan di masuarakat secara keseluruhan.
Pengalaman dan pembiasaan nilai-nilai Pancasila sebagai tujuan PKn merupakan
langkah-langkah penting dalam pengajaran nilai. Hal itu sejalan dengan pendapat Dewey yang
menyatakan bahwa “…intellectual and ethical competence could be achieved only by reflecting
on one’s actual, concrete, concrete experience.” Sebabnya adalah walaupun dikenalkan berbagai
konsep nilai misalnya tentang demokrasi, keadilan dan menghargai orang lain jika struktur kelas
dan sekolah tetap saja mencontoh dan menekankan pada hubungan social yang otoriter maka
hangan diharapkan aka nada belajar yang efektif.
Kepedulian terhadap hubungan antara abstraksi dengan pengalaman siswa sendiri dalam
pemahaman Dewey disebut dengan istilah “child centeredness.” Anak membutuhkan moral yang
ideal yang diharapkan dapat dikuasainya secara intelektual. Pendidikan moral yang didasarkan
pada kerangka kerja Dewey adalah kegiatan kerjasama kelompok, bekerja dengan orang lain
dalam masalah yang katual atai masalah yang sebenarnya, dalam bidang apa saja (seni, sains,
politik, mekanik) akan membantu anak menghargai pandangan dan nilai saling member dan
menerima (mutual exchange).
Moralita memang tidak dapat diajarkan hanya melalui contoh kata-kata yang
disampaikan oleh guru. Siswa membutuhkan untuk saling berinteraksi pada kegiatan-kegiatan
yang betul-betul merupakan kepedulian dan perhatian mereka. Teknik mengajar yang dapat
digunakan dalam menggunakan pendekatan ini diantaranya adalah teknik mengungkapkan nilai
yang dikenal dengan Value Clarification Technique. Hersh (1980) dkk. Misalnya menjelaskan
bahwa Sikap atau perilaku moralitas itulah yang kiranya menjadi tugas dan sekaligus tantangan
utama guru SD. Masalah akan semakin rumit terutama jika dikaitkan pengajar nilai dan moral
untuk SD.
jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntut siswanya untuk lebih
berperan aktif alam kegiatan pembelajaran. Hal ini tentu dilakukan agar siswa lebih menonjol
partisipasinya dan akhirnya memberikan pengalaman lebih kepada siswa bersangkutan. adalah
tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s. pembelajaran ini
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan
juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi
mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.Pada
model pembelajaran jigsaw ini keaktifan siswa (student centered) sangan dibutuhkan, dengan
dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang. Kunci tipe Jigsaw ini
adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang
diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan
saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang biberikan.
Metode ini sangat menarik peserta didik dalam membangkitkan motivasi belajar, latihan
mengambil keputusan dan terutama dalam menciptakan suasana senang dalam belajar (joyful
learning). Dengan suasana suasana senang maka materi pembelajaran akan mudah diserap oleh
peserta didik. Oleh karena itu metode ini berusaha dalam menyajikan bahan ajar melalui bentuk
permainan atau kompetisi. Permainan yang dimaksud adalah permainan yang diciptakan sendiri
oleh pendidik dan dapat berupa kartu bergambar dan lain-lain yang diciptakan pendidik. Isi
pesan yang dimuat dalam permainan ini hendaknya tetap berupa nilai, moral dan norma sesuai
dengan tuntutan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Media grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Saluran yang digunakan menyangkut indera
penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi
visual. Contohnya seperti memadukan gambar, makna, dan contoh penerapan nilai-nilai
pancasila.
3.2 Hasil
Dalam melakukan pembuatan video pembelajaran ini berjalan dengan lancar, walupun
ada beberapa kendala yang kami temui. Adapun kendala - kendala yang kami peroleh dalam
melakukan kegiatan pembuatan video pembelajaran ini yaitu kurangnya komunikasi antara
bidang seperti penentuan lokasi, tim peninjau lokasi sudah menemukan lokasi awal, tetapi
ternyata tidak jadi digunakan karna guru disana melakukan pelatihan pada tanggal tersebut, maka
penulis menganti hari untuk pembuatan videonya. Kemudian pengurusan surat izin untuk
melakukan pembuatan proyek terlambat atau lama. Untuk dekorasi kelas, ternyata dekorasi
kelasnya sudah bagus dan pas. Guru disana sangat ramah dan bersedia untuk melakukan
simulasi. Kameramenya juga tepat waktu. Sayangnya ada beberapa kami lama kali nyampeknya
dilokasi. Tetapi walaupun ada beberapa kendala, pembuatan video pembelajaran ini tetap
berjalan dengan baik dan berhasil.
Selain kendala diatas, kami juga menemukan beberapa pengalaman baik itu dalam
kerjasama tim maupun hal apa yang dibutuhkan dan dilakukan dalam melakukan sebuah
kegiatan. Dalam kegiatan ini kami dilatih untuk bertanggung jawab, menghargai pendapat orang
lain, mengetahui pentingnya kerjasama dan dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi kendala
yang ada serta dituntut untuk mampu mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Short film ini menceritakan seorang guru yang menerapkan Pembelajaran PKN
khususnya mengenai nilai-nilai pancasila terhadap peserta didik. Dimana seorang guru tersebut
menggunakan pendekatan evokasi untuk menjelaskan materi nilai- nilai pancasila. Tidak hanya
itu guru juga menggunakan startegi jigsaw. Dimana strategi jigsaw ini melatih dan melibatkan
seluruh peserta didik dalam pembelajaran PKN. Pada saat pembelajaran berlangsung guru
menggunakan metode permainan dan kompetisi dengan membetuk kelompok-kelompok kecil.
Setelah itu, guru telebih dahulu menjelaskan petunjuk permainan dan kompetisi ini. Kemudian,
guru mengarahkan dan memfasilitator permainan tersebut. Dalam penerapan metodenya peserta
didik dilatih untuk memadukan antara simbol dan arti yang ada pada media pembelajaran nilai-
nilai pancasila. Media yang akan digunakan guru ialah media visual seperti memadukan gambar,
makna, dan contoh penerapan nilai-nilai pancasila. Finally film ini guru dan peserta bersama-
sama menyimpulkan pembelajaran nilai-nilai pancasila melalui metode permainan dan
kompetisi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kegiatan yang kami lakukan yaitu pembuatan video pembelajaran simulasi PPKn di SDN
SD Negeri 060954 Terjun jalan Kapt. Rahmat Budin Kel.Terjun, Kec. Medan Marelan
berhasil dan berjalan lancar. Walaupun ada beberapa kendala yang dapat diatasi. Kami ucapkan
terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada dosen pembimbing kami yaitu pak
Feriyansyah, S.Pd, M.Pd.m, kepada kepala sekolah dan guru-guru yang ada di SD Negeri 060954
Terjun jalan Kapt. Rahmat Budin Kel.Terjun Kec. Medan Marelan , kepada siswa kelas V yang
bersedia untuk mengikuti simulasi ini, dan kepada seluruh staff divisi yang mana tanpa lelah,
ikhlas dan semangat kalian pembuatan video pembelajaran ini tidak akan lancar.
4.2 SARAN
Saran nya yaitu untuk memperbaiki kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan
kegitan, meningkatkan komunikasi dalam melakukan suatu kegiatan dan mengerti pentingnya
kerjasama. Jadikan kegitan kita ini sebagai pembelajaran dan pengalaman bagi kita.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Foto bersama dengan guru kelas v dan peserta didiknya yang dipakai simulai
PPKN.
Foto bersama dengan guru dan kepala sekolah SD Negeri 060954 Terjun Jalan
Kapt. Rahmat Budin Kel. Terjun Kec. Medan Marelan
Foto bersama satu kelas H Ekstensi 2017
Organizing Committee :
Seksi-seksi
Adm. Kesekretariatan
Mustika Hidayanti
Lia Romaito
Kristin Nanda
Intan Aulia
Acara
Mutiara Chairani
Nadia Resti
Marisa
Maisyaroh
Pendanaan
Liza Cahaya
Lisnawati
Mayang Serungke
Skenario Pembelajaran
- SD Negeri 060954 Terjun jalan Kapt. Rahmat Budin Kel.Terjun Kec. Medan Marelan
(sudah meminta izin)
- Guru yang bersedia (belum ada)
- Surat izin melakukan projek di sekolah tersebut (dalam proses)
Desain Kelas
SKENARIO PEMBELAJARAN
MODEL : Jigsaw
PENDEKATAN : Evokasi
METODE : Ceramah , tanya jawab , diskusi, dan Permainan Dan Kompetisi
A. PENDAHULUAN
1) Guru membariskan siswa didepan kelas
2) Guru mengizinkan siswa masuk ke dalam kelas satu per satu
3) Guru mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa
4) Guru mengajak siswa berdoa dengan di pimpin oleh ketua kelas.
5) Guru mengabsen siswa
6) Guru memberikan semangat dan motivasi siswa sebelum memulai pelajaran
7) Guru memberikan apersepsi dengan menggali kemampuan siswa mengenai materi yang
akan dibahas:
Guru : “Siapa yang tahu isi dari pancasila?”
Siswa :” Saya bu” (menyebutkan sila pertama )
Guru : “Apakah kalian beribadah?”
Siswa : “Iya bu”
Guru : “Dalam beribadah kita menyembah siapa?”
Siswa : “Tuhan , bu”
Guru : “Nah benar sekali, dalam beribadah kita diminta untuk taat dan patuh akan
perintah tuhan ya anak-anak ibu.”
8) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
B. KEGIATAN INTI
1) Mengamati
(Guru mengarahkan siswa mengamati gambar atau media pembelajaran dan meminta
siswa mengamti gambar “ Gotong royong” dan “ orang pemalas yang tidak ikut gotong
royong “ dll.)
2) Menanya
( Guru memberikan siswa kesempatan untuk bertanya )
Guru : “Setelah mengamti gambar . Adakah yang ingin bertanya tentang gambar ini?”
Siswa : “Saya bu, gambar gotong royong termasuk ke dalam sila ke berapa bu?”
( guru mengumpulkan pertanyaan yang diajukan siswa )
Guru : “nah untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan teman-teman kita
mari kita melakukan kegiatan berikut!”
3) Mengumpulkan data
(Guru menjukkan berbagai gambar yang berkaitan dengan nilai-nilai pancasila)
4) Mengasosiasikan/ mengolah data
(Siswa mencoba memahami gambar tersebut masuk sila keberapa )
Guru : “Anak-anak coba siapa tau gambar gontong royong termasuk sila keberapa?”.
Siswa : “sila ke 4”.
5) Mengkomunikasikan
( Siswa maju kedepan kelas untuk mencocokkan sila dan contoh penerapannya sehari-
hari dan guru memberikan penilaian dan nantinya memberikan penguatan )
6) Menyimpulkan
( Guru menyimpulkan makna sila-sila pancasila menggunakan media yang telah di buat
guru yaitu media yang berisi lambang pancasila dan makna dalam kehidupan sehari-hari )
C. KEGIATAN AKHIR
1) Guru menanyakan kepada siswa mengenai hal yang belum jelas untuk dipertanyakan
2) Guru dan siswa sama-sama membentuk kesimpulan yang mudah diingat.
3) Guru memberikan kepada siswa kesempatan untuk mengutarakan pendapat mengenai
pelajaran yang ingin dipelajari nya.
4) Guru membangun semangat siswa kembali dengan lagu sayonara.
5) Guru kembali meminta salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum mengakhiri
pelajaran.
PENDANAAN
PENGGALANGAN DANA
No Nama Jumlah
2. PENGELUARAN DANA
JUMLAH Rp 270.000
TOTAL Rp 1.070.000