REVIEW
MK. Manajemen
Berbasis Sekolah
Prodi S1 PGSD- Fakultas
Ilmu Pendidikan
Skor Nilai:
Medan, 2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada Saya, sehingga Saya
mampu menyelesaikan tugas “ CRITICAL JOURNAL REVIEW “. Laporan ini
Saya buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Saya yaitu “MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH“.
Saya menyadari bahwa tugas Critical Journal Review ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, Saya harap dosen pengampu dapat memberikan kritik
dan saran untuk kesempurnaan laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat diterima
dan dinilai dengan objektif oleh dosen pengampu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penulisan ini dibuat agar dapat melatih diri untuk berfikir kritis dalam
mencari informasi yang diberikan oleh setiap pembahasan dari jurnal utama dengan
jurnal pembanding serta dapat menganalisis dan mengetahui segala informasi yang
terdapat didalam jurnal.
1.3 Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari CJR, yaitu :
a. Untuk menambah wawasan mengenai Manajemen Berbasis Sekolah.
b. Agar pembaca mengetahui kelemahan dan kelebihan dari jurnal Manajemen
Berbasis Sekolah.
c. Meningkatkan hasil analisa pada setiap jurnal yang akan dikritik.
1
2013
c. Volume : Vol. 4 No.2 Hal 100-110
d. Tahun Terbit 2020
e. Kata Kunci : Efektivitas; kurikulum 2013; MBS
f. Nama Penulis : Desi Purwati, Afifudin, Roni Pindahanto
Widodo
g. ISSN : 2302-8432
h. Link Akses :
file:///C:/Users/NURJAN~1/AppData/Local/Temp/8077-21926-1-
PB.pdf
B. Jurnal Pembanding
a. Nama Jurnal : Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan
b. Judul Jurnal : Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan
c. Volume : Vol. 8 No. 2
d. Tahun Terbit 2019
e. Kata Kunci : Manajemen berbasis sekolah, mutu
Pendidikan
f. Nama Penulis : Rani Safitri
g. ISSN : ISSN: Print 2614-6576 Online Print 2614-
6967
h. Link Akses : https://osf.io/ahbgw
2
BAB II
3
juga mencakup penguatan materi yang dilakukan dengan cara pendalaman dan
perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
Jenis penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan analisis deskriptif
kualitatif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, atau
kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifatsifat populasi di daerah
tertentu, dan penelitian jenis deskriptif cenderung tidak perlu menerangkan saling
hubungan dan menguji hipotesis (Zuriah, 2009:47). Metode kualitatif adalah suatu
proses dimana penelitian dan pemahaman yang menyelidiki suatu fenomena sosial
dan masalah manusia. Lexy J. Moleong mendeskripsikan metodelogi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data dan
perilaku yang diamati.
Tingkat keaktifan siswa di SDN Sumbersuko 1 pada pelaksanaan kurikulum
2013 lebih terlihat karenakonsep belajar pada kurikulum 2013 peserta didik tidak
hanya duduk mendengarkan materi pelajaran saja, namun di paksa untuk
mengamati, berdiskusi dan mempraktekan materi pelajaran. sedangkan guru
sebagai fasilitator untuk megarahkan saja.
Kreativitas guru di SDN Sumbersuko 01 telah terlihat dari penerapan
metode pembelajaran yang kreativ dan inovatif dalam mengembangkan mutu
pendidikan di SDN Sumbersuko 1 seperti penggunaan teknlogi informasi untuk
menyampaikan materi.
Faktor penghambat efektifitas penerapan manajemen berbasis sekolah
(MBS) dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di SDN Sumbersuko 1 adalah adaptasi
sekolah, fasilitas sarana prasarana dan buku yang kurang lengkap dan penyusunan
RPP. Faktor pendukung efektifitas penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS)
dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di SDN Sumbersuko 1 adalah adaptasi sekolah
kesiapan guru, fasilitas sekolah, sosialisasi kurikulum dan dukungan masyarakat.
Keberhasilan pendidikan dengan system Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) ini dapat diukur dari indikator-indikator yang meliputi: input, proses dan
output. Pertama, input yaitu diantaranya kualitas guru haruslah profesional dalam
pengembangan ide kreatifnya sehingga dapat menunjang kualitas pembelajaran.
Kedua, proses pembelajaran pada umumnya ditekankan pada proses pengajaran
oleh guru. Hal ini menyebabkan proses belajar menjadi statis dan beku.
4
2.2 Ringkasan Jurnal Pembanding
Aspek pendidikan sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan dan
memperbaiki kualitas pendidikan yang harus dilaksanakan secara terus- menerus,
maka diperlukannya pendekatan dalam meningkatkan kualitas pendidikan tersebut.
Pendekatan itu dikenal dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Manajemen berbasis sekolah pada dasarnya memberikan kebebasan kepada sekolah
untuk melakukan semua kegiatan yang berkaitan dengan penyenggaraan
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektit dan efisien.
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di semua jenjang pendidikan
formal sudah jelas dengan adanya kebijakan pemerintah melalui Undang- undang
No 22 Tahun 1999 yang telah disempurnakan menjadi Undang-undang No 32
Tahun 2004 tentang otonomi daerah dan juga peraturan pemerintah No. 25 Tahun
2000 tentang pembagian kewenangan pemerintahan pusat dan otonomi daerah.
Manajemen Berbasis sekolah dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan
mutu pendidikan, karena manajemen berbasis sekolah ini sudah diterapkan
diberbagai negara, pada dasarnya (1) Prinsip desentralisasi, yaitu penyerahan dan
pelimpahan wewenang kepada daerah dan sekolah untuk mengelola pendidikannya
secara otonom dalam pengembangan pendidikan secara nasional. (2)
Pemberdayaan sumber daya pendidikan termasuk partisipasi dan pemberdayaan
orang tua serta masyarakat dalam mengembangkan pendidikan. (3) Serta adanya
dewan komite sekolah yang memantau atau mengorganisir penyediaan fasilitas dan
pengawasan dalam pengelolaan pendidikan.
Secara Ontologi, manajemen sekolah dan manajemen pendidikan memiliki
pengertian yang sama, dimana sama-sama memiliki persamaan yang sulit
dibedakan dan secara khusus ruang lingkup manajemen pendidikan juga termasuk
ruang lingkup bidang manajemen sekolah (Nurdyansyah, 2017). Menurut (Ihsan,
2014) Manajemen berbasis sekolah merupakan sistem pengelolaan sekolah yang
memberikan kekuasaan dan kewenangan kepada sekolah untuk mengatur ruang
lingkupnya sesuai dengan potensi, tuntutan serta kebutuhan sekolah yang
bersangkutan.
5
Menurut (Muhammad, Sahril, 2017) Manajemen berbasis sekolah
merupakan suatu program yang dirancang oleh pemerintah dalam upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan mutu pendidikan pada tingkat sekolah dasar.
Noble (Hadiyanto, 2004) menyebutkan bahwa kemampuan kepemimpinan
sekolah seperti kemampuan dalam pengambilan keputusan, kemampuan yang
tinggi dalam pembelajaran, pengorganisir keinginan masyarakat , manajer yang
berpikir cerdas atau tajam, fasilitator yang terampil serta orang yang berpandangan
optimistik terhadap lingkungan sekolah. Menurut Winardi (Ihsan, 2014)
mengatakan bahwa ada 3 macam keterampilan manajerial yang diperlukan oleh
seorang manajer pendidikan dalam mengelola sumber daya organisasi diantaranya
Keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia serta keterampilan
teknikal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi manajemen berbasis
sekolah berada pada tahap sosialisasi dengan memperkenalkan konsep manajemen
berbasis sekolah kepada setiap anggota organisasi, antara lain guru, karyawan,
siswa, orangtua siswa, komite sekolah pada rapat awal tahun pelajaran.
Menurut (Muhammad, Sahril, 2017) hal yang dilakukan sekolah swasta
untuk melaksanakan manajemen berbasis sekolah yaitu dengan mencari dana
operasiona sendiri, menyeleksi guru, memilih siswa, mengatur jam pelajaran,
menata ruangan, serta memperioritaskan kegiatan akademik dan non akademik
yang akan dipilih.
Dari hasil penelitian , maka dapat disimpulkan 3 hal penting. Pertama, pada
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah sudah dijalankan dengan baik jika ditinjau dari aspek
kebijakan di sekolah . Kedua, pada implementasi manajemen berbasis sekolah
dalam pencapaian program pendidikan , implementasi manajemen berbasis sekolah
berada pada tahap sosialisasi dengan memperkenalkan konsep manajemen berbasis
sekolah kepada setiap anggota organisasi serta fungsi-fungsi yang diperlukan untuk
mencapai sasaran pendidikan. Ketiga, Pada Kendala yang dihadapi kepala sekolah
masih adanya kendala yang dihadapi seperti kualitas guru yang terkendala dengan
kedisiplinan dan tanggungjawab serta ketidaknyamanan terhadap lingkungan
kendaraan dan transportasi pemerintah bagi pengguna jalan.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan adanya penjelasan dalam materi jurnal tersebut dapat di simpulkan
bahwasannya Pendidikan mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan
tuntutan zaman. Pada saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat cepat dan meluas sehingga muncul tuntutan agar dunia pendidikan dapat
beradaptasi. Pendidikan yang relevan diperlukan agar sesuai dengan tuntutan
zaman.
Tujuan diadakannya manajemen berbasis sekolah diantaranya untuk
meningkatkan kemandirian sekolah melalui kewenangan yang diberikan lebih besar
dalam mengelola sumber daya di sekolah serta mendorong semua pihak agar ikut
serta dalam membina dan mengembangkan 7 komponen manajemen sekolah
(kurikulum pembelajaran, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan,
keuangan pendidikan, sarana dan prasarana, partisipasi masyarakat dan budaya dan
lingkungan sekolah) (Triwiyanto, 2013). Mutu merupakan tujuan akhir dari
manajemen berbasis sekolah, dimana mutu pendidikan merupakan tingkat
keberhasilan penataan lingkungan yang memberikan nuansa program belajar dapat
tumbuh dan berkembang.
4.2 Rekomendasi
Agar bisa meningkatkan pemahaman guru tentang penerapan manajemen
berbasis sekolah ini , alangkah baiknya kepala sekolah memberikan kesempatan
kepada guru-guru untuk dapat mengembangkan pemahamannya mengenai
penerapan manajemen berbasis sekolah terebut. Serta untuk mewujudkan
penerapan manajemen berbasis sekolah agar dapat meningkatakan mutu pendidikan
sebaiknya kepala sekolah melakukan perekrutan staf dan guru yang lebih
mengedepankan kedisiplinan dan tanggungjawab.
8
DAFTAR PUSTAKA