Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Dra. Sri Sami Asih, M. Kes
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Makalah
Bimbingan Dan Konseling. Jenis-Jenis Masalah Siswa Di Berbagai Tingkat Sekolah (TK,
SD, SLTP/SLTA)dan Penangananya’’ dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. selaku dosen
pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita sebagai calon guru. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan iiating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan dating.
Penyusun
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
1. Pengertian Masalah .................................................................................................... 3
2. Ciri dan Kriteria Masalah........................................................................................... 3
3. Jenis-jenis Masalah .................................................................................................... 6
4. Faktor Penyebab Munculnya Masalah ..................................................................... 11
5. Upaya Mengatasi Masalah ....................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 15
3.2 Saran ...................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu siswa tak perlu khawatir lagi atas permasalahan di atas karena di
sekolah terdapat guru yang akan membantu mengatasi ataupun menyelesaikan masalah
yang dihadapi siswa itu sendiri yakni guru Bimbingan dan Konseling (BK). Dimana guru
BK ini akan menerima semua keluhan ataupun siswa yang ingin berkonsultasi.Guru BK
akan membantu siswa dalam mencari solusi untukmenyelesaikan masalahnya bukan
untuk mencampuri urusan siswa dengan begitu siswa sendirilah yang pada akhirnya
memutuskan dalam mengambil solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalahnya.
Adapun cara BK sendiri dalam memberikan bantuan kepada siswauntuk mencari solusi
1
penyelesaian masalahnya dengan suatu pendekatan umum yakni suatu usaha yang
dilakukan konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan
masalahnya. Pendekatan umum ini sangatlah penting dalam proses penyelesaian masalah
sebagai langkah pertama untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahannya.
Apabila telah jelas permasalahannya maka guru BK akan lebih mudah dalam memberikan
bantuan kepada siswanya untuk mencari solusi penyelesaian masalahnya.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian masalah
2. mengetahui ciri dan kariteria dari masalah
3. mengetahui jenis-jenis masalah
4. mengetahi faktor penyebab munculya masalah
5. mengetahui upaya mengatasi masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Masalah
Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada
seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun
masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik.
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang
melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang
mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1985)
mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu
dihilangkan.
Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara
aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.
Menurut Irmasyah Effendi, masalah merupakan suatu pelajaran ketika Anda
sadar sebagai kesadaran jiwa, Anda juga dapat melihat dengan mudah untuk berbagai
kelemahan dan masalah dalam hidup Anda. Menurut Hudojo, masalah merupakan
dimana pertanyaan kepada seseorang yang mana orang itu tidak akan mempunyai
hukum yang dapat digunakan dengan segera untuk dapat menemukan jawatan dari
pertanyaan tersebut.
Menurut Abdul Cholil, masalah merupakan suatu bagian kecil dari kehidupan.
Setiap manusia pasti pernah mempunai dan juga menghadapi masalah baik yang
berasal dari diri sendiri maupun yang akan bersumber dari orang lain. Menurut Jeffey
Liker, masalah merupakan sebuah peluang untuk dapat menuju kehidupan yang lebih
baik. Lawan dari masalah merupakan sebuah peluang.
Menurut Richard Carson, pengertian masalah ialah dimana tempat terbaik
untuk dapat melatih diri sehingga hati menjadi lebih terbuka. Masalah merupakan
suatu bagian penting yang harus ada dalam kehidupan kita semua. Menurut Istijanto,
masalah merupakan dimana bagian terpenting dalam suatu proses riset, karena
masalah dapat juga menghadirkan petunjuk berupa jenis informasi yang dimana
nantinya akan sangat kita butuhkan.Masalah pada hakikatnya adalah kendala yang
merintangi suatu pekerjaan atau situasi. Masalah butuh diselesaikan agar pekerjaan itu
bisa berjalan dengan baik atau lebih baik.
3
perkembangannya. Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang harus
diselesaikan atau dipecahkan. Masalah yang menimpa seseorang bila dibiarkan
berkembang dan tidak segera dipecahkan dapat mengganggu kehidupan, baik dirinya
sendiri maupun orang lain.Adapun ciri - ciri masalah dapat di kemukakan sebagai
berikut :
1) Masalah muncul karena adanya kesenjangan antara harapan (das sollen) dan
kenyataan (das sein).
2) Semakin besar kesenjanagan, maka masalah semakin berat.
3) Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda –
beda.
4) Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh indidvidu itu
sendiri maupun oleh lingkungan.
5) Masalah timbul akibat dari prose belajar yang keliru.
6) Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic question) yang perlu di
jawab.
7) Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.
Kriteria Masalah
Pada dasarnya, masalah ditandai oleh adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Namun, tidak semua masalah perlu ditangani melalui pendekatan
konseling. Suatu masalah perlu ditangani melalui konseling, bila memenuhi kriteria
tertentu. Pada dasarnya, masalah tersebut berasal dari suatu masalah yang cukup
serius, cukup mengguncangkan pribadi konseli, masalah tersebut senantiasa
mencekam sehingga pikiran dan perasaan konseli tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Bahkan berpengaruh terhadap perubahan fisiologik tubuh. Disisi lain,
masalah tersebut sudah berada diluar jangkauan konseli untuk mereda, menghalau
ataupun untuk menyelesaikannya sendiri. Sementara itu, bila masalah tersebut tidak
diatasi maka akan merugikan diri sendiri maupun pihak lain, terjadinya hambatan
perkembangan, penyimpangan sikap dan perilaku, salah perilaku dan inadekuat lain.
Selanjutnya, secara sadar konseli butuh bantuan dari orang lain untuk menghadapi,
mengatasi, dan memecahkan masalahnya yang berada di luar kemampuannya. Jadi,
masalah tersebut perlu digarap dengan cara-cara khusus, cara-cara yang memadai.
Dengan kata lain, masalah tersebut diatasi dengan bantuan orang lain yang memiliki
kompetensi atau keahlian sesuai dengan karakteristik dan kadar permasalahanya perlu
penanganan secara profesional.
Meski masalah tersebut cukup serius dan sifatnya spesifik, menimbulkan
ketegangan, kecemasan, ketakutan, frustasi ataupun konflik namun masalah tersebut
masih dalam jangkauan profesi bimbingan dan konseling, masih dalam kategori
“normal”, belum termasuk “abnormal”. Bila masalah konseli mencapai kadar yang
sangat berat, neuosus, diluar jangkauan konselor, maka perlu di “referal” kepada
psikologis klinis. Terlebih-lebih bila diagnosa masalah mengidentifikasi adanya
simtoma abnormalitas atau psikosis, maka merupakan kewenangan psikiater untuk
menanganinya.
Berikut ini adalah kriteria masalah dalam konseling secara prinsip, antara lain:
4
Masalah sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang tergolong
serius, sifatnya khas dan cukup mengguncangkan kehidupan secara sosial
maupum pribadi dari konseli. Masalah yang dihadapi oleh konseli itu
mempengaruhi kehidupan pribadi maupun sosial dari konselinya.
Masalah yang cukup serius itu, selalu mengganggu pikiran dan perasaan, serta
masalah tersebut diluar jangkauan subjek untuk mangatasi atau menyelesaikan
sendiri. Masalah tersebut adalah suatu masalah dimana konseli sudah merasa
tidak mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan dirinya sendiri.
Maka, disini konseli membutuhkan bantuan dari konselor untuk membantu
salam upaya pemecahan masalahnya tersebut.
Bila masalah tersebut tak terpecahkan ataupun tak terselesaikan, maka akan
mengakibatkan kerugian bagi subjek maupun pihak lain yang boleh jadi
berdampak memunculkan masalah baru. Jika suatu masalah yang dihadapi
oleh konseli tidak segera terpecahkan atau terselesaikan, maka masalah
tersebut dapat memunculkan suatu masalah yang baru dan akan mengganggu
kehidupan dari konseli. Oleh sebab itu, suatu masalah yang dihadapi oleh
konseli harus secepatnya dapat terselesaikan dengan baik.
Pada gilirannya, konseli butuh bantuan pertolongan untuk memecahkan
masalahnya secara memadai, sehingga dapat mengembangkan pribadi yang
“balance”, produktif dan sehat. Konseli akan selalu membutuhkan pertolongan
bantuan dari seorang konselor dalam upaya pemecahan masalah yang sedang
dihadapi. Setelah memperoleh bantuan dari konselor, maka diharapkan
konseli mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal,
serta dapat hidup dengan seimbang, produktif, dan sehat.
Dengan kata lain, masalah tersebut perlu ditangani secara profesional oleh
figur yang kompeten dan berwenang. Dalam menangani suatu permasalahan
yang dihadapi oleh konseli memang sudah seharusnya ditangani oleh orang
yang profesional dan sudah ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Jika
dalam menangani suatu masalah itu tidak ditangani oleh orang yang sudah
profesional, maka akan menjadi ketakutan, apabila pemecahannya tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh konseli atau tidak sesuai dengan tugas
perkembangan dari konseli yang bersangkutan.
Akhirnya, masalah yang dimaksud berada dalam ruang lingkup kewenangan
konselor yaitu masalah-masalah melanda pada orang-orang normal. Seorang konselor
hanya akan membantu memecahkan masalah dari konseli yang masih dalam keadaan
normal, atau tidak sedang mengalami gangguan jiwa (abnormal). Jika konseli sudah
berada dalam suatu keadaan yang abnormal, maka hal itu sudah tidak menjadi
kewenangan dari seorang konselor. Dengan kata lain, masalah itu bisa dialih
tangankan kasus ke orang yang lebih ahli, misalnya seorang psikiater.
5
3. Jenis-Jenis Masalah
Jenis-Jenis Masalah Siswa Tingkat Sekolah Dasar
Masalah Murid Sekolah Dasar Jenis masalah yang dialami oleh murid sekolah
dasar bisa bermacam-macam corak dan ragamnya. Prayitno (1985) menyusun
serangkaian masalah murid sekolah dasar (terlampir). Masalah-masalah itu
dikasifikasikan atas:
Masalah perkrmbangan jasmni dan kesehatan
Masalah keluarga dan rumah tangga
Masalah-masalah psikologis
Masalah-masalah sosial
Masalah kesulitn dalam belajar.
Masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya
Beberapa masalah yang dialami oleh anak Sekolah Dasar:
1. Masalah emosi
Usia anak Sekolah Dasar merupakan peralihan dari masa anak-anak
menuju masa puber atau masa remaja. Pada tahap peralihan ini emosi anak
cenderung naik turun, anak belum dapat mengendalikan emosinya karena
belum sampai pada tahap kematangan emosi. Covey (2005) mengemukakan
bahwa kematangan emosi adalah kemampuan untuk mengekspresikan
perasaan yang ada dalam diri secara yakin dan berani, yang diimbangi dengan
pertimbangan-pertimbangan akan perasaan dan keyakinan akan individu lain.
Sedangkan pada masa anak-anak, pemikirannya masih bersifat konkret, belum
dapat membedakan baik dan buruk serta belum dapat mempertimbangkan
perasaan dan keyakinan oranglain. Semakin berkembang usia individu, maka
diharapkan akan semakin mampu melilhat segala sesuatunya secara objektif,
mampu membedakan perasaan dan kenyataan, serta bertindak atas dasar fakta
daripada perasaan.
Contoh masalah emosi yang sering terjadi pada anak Sekolah Dasar
antara lain: gelisah, aktivitas berlebihan, tidak matang, takut, mudah marah,
mudah tersinggung, dan murung.
6
di sekolah, diharapkan dapat mencegah dan mengatasi kesalahan pergaulan
tersebut.
7
5. Masalah moral
Masalah moral yang terjadi pada anak sekolah dasar ditandai oleh
adanya ketidakmampuan anak membedakan mana yang benar dan mana yang
salah. Ketidakmampuan membedakan mana yang benar dan mana yang sala
dapat membawa masalah bagi kehidupan anak pada khususnya, dan semua
orang pada umumnya. Masalah-masalah moral seperti bicara porno, sering
mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan.
Untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalh yang emikian, maka
sekolah sebaiknya mnyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan guna
meningkatkan pendidikan budi pekerti.
6. Masalah keluarga
Sering ditemukan berbagai permasalahn anak yang penyebab
utamanya adalah terjadinya kesalahpahaman antara anak dengan orang tua.
Sebab-sebab umum pertentangan keluarga masa anak-anak adalah : standar
perilaku, metode disiplin, dan hubungan dengan saudara kandung.
7. Masalah belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid
dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat
berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami
oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat
menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
8
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan
sebagainya.
Sering tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau
menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan
sebagian besar kegiatan belajarnya.
9
tergantung dari pola-pola perilaku kelompok. Yang menjadi masalah apabila
mereka salah dalam bergaul, dalam keadaan demikian remaja cenderung akan
mengikuti pergaulan yang salah tersebut tanpa mempedulikan berbagai akibat
yang akan menimpa dirinya karena kebutuhan akan penerimaan dalam kelompok
sebaya dianggap paling penting. Untuk itulah sekolah harus ikut membantu tugas-
tugas perkembangan remaja tersebut agar mereka tidak mengalami keasalahan
dalam penyesuaiian dirinya.
5. Masalah Moral
Masalah moral yang terjadi pada remaja ditandai oleh ketidakmampuan
remaja membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini disebabkan
oleh ketidakkonsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Maka, sekolah sebaiknya menyelenggarakan berbagai
kegiatan keagamaan, meningkatkan pendidikan budi pekerti.
6. Masalah Keluarga
Hurlock (1980,233) mengemukakan sebab-sebab umum pertentangan keluarga
selama masa remaja adalah : standar perilaku, metode disiplin, hubungn dengan
saudara kandung, sikap yang sangat kritis pada remaja, dan masalah palang pintu.
Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan modern
berbeda. Keadaan inilah yang sering menjadi sumber perselisihan di antara
mereka.
10
Yang dimaksud dengan masalah palang pintu adalah peraturan keluarga
tentang penetapan waktu pulang dan mengenai teman-teman remaja yang dapat
berhubungan terutama teman-teman lawan jenis. Untuk itu sekolah harus
meningkatkan kerjasama dengan orang tua.
Adapun macam – macam masalah lain yang dihadapi oleh siswa, yaitu :
1. Kesuitan dalam Memahami Diri sendiri
2. Kesulitan memahami lingkungan
3. Kesulitan dalam menyalurkan bakat dan minat
4. Kesulitan dalam memecahkan masalah
11
d. Standar tuntutan orang tua terhadap anak
e. Situasi tempat tinggal
Lingkungan sekolah
Faktor Sekolah Dalam rangka pembinaan anak atau siswa ke
arah yang lebih baik, kadang-kandang sekolah dapat menjadi sebab
timbulnya siswa bermasalah. Hal ini terjadi karena sekolah sering tidak
peduli terhadap siswa tersebut.
a. Latar belakang remaja yang berbeda, tetapi dengan sistem
persekolahan yang memiliki pengaturan yang sama, mereka
dituntut untuk dapat berbaur dengan yang lainnya.
b. Menurut Prof. DR. Zakiah Darajat pengaruh negatif yang
menangani langsung proses pendidikan antara lain kesulitan
ekonomi yang dialami pendidik dapat mengurangi perhatian
terhadap anak didiknya, misal: pendidik sering tidak masuk yang
mengakibatkan siswa terlantar, bahkan sering adanya perlakuan
guru yang kurang adil, hukuman yang kurang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan, ancaman yang tidak putus-
putusnya, serta disiplin yang terlalu ketat, disharmonis antara guru
dan siswa, serta kurangnya belajar di rumah.
c. Hal tersebut juga sering terjadi karena adanya impotensi dalam
pendidikan yang disebabkan oleh komunikasi anti dialog,
penggunaan metode pengajaran yang dapat mematikan kreativitas
siswa.
Lingkungan masyarakat
Dadang Hawari Mengatakan bahwa masyarakat juga bisa
menjadi faktor utama juga. Keadaan masyarakat yang bermasalah dan
lingkungan yang kurang baik merupakan faktor penyebab siswa
berbuat menyimpang. Faktor ini dikelompokan Dadang Hawari
menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Faktor kerawanan masyarakat lingkungan antara lain, tempat
tinggal, hiburan yang buka terlalu malam, peredaran obat-obatan
terlarang, pengangguran yang semakin meningkat dan anak-anak
yang putus sekolah.
12
2) Daerah rawan gangguan kamtibnas antara lain: penyalahgunaan
alkohol, narkotika dan zat adaktif lainnya, tawuran, kebut-kebutan,
pencurian dan perampokan, pembunuhan, pemerkosaan,
pengrusakan, dan lainnya. Sedangkan menurut Sudarsono pengaruh
yang dominan dari masyarakat sebagai pendukung siswa
bermasalah adalah perubahan sosial yang ditandai dengan
peristiwa-peristiwa yang sering menimbulkan ketegangan seperti
persaingan ekonomi, pengangguran, media massa, dan fasilitas
rekreasi.
13
Mengarahkan dan memberikan contoh yang baik kepada para remaja
akan menghasilkan suatu generasi penerus harapan bangsa, orang tuanya,
dan masyarakat luas. Menurut Dadang Hawari dibutuhkan langkah-
langkah kongkrit oleh masyarakat, yaitu mampu menciptakan kondisi
lingkungan hidup yang sehat, bebas dari rasa takut, aman dan tentram,
bebas dari rasa segala bentuk kerawanan sebagaimana yang tertera pada
pengaruh lingkungan masyarakat terhadap timbulnya permasalahan.
Adapun cara lain yang dapat dilakukan dalam penanggulangan masalah pada
siswa :
1. Upaya preventif
Upaya preventif adalah tindakan untuk melakukan pencegahan dimana
sasarannya adalah mengembalikan sebab – sebab yang dapat menimbulkan
permasalahan siswa yang tidak terlepas dari factor lingkungan dimana ia
tinggal.
2. Upaya Represif
Upaya Represif adalah tindakan untuk menghalangi timbulnya peristiwa
permasalahan siswa.
3. Upaya Kuratif
Upaya Kuratif disebut juga upaya korektif, yaitu usaha untuk merubah
permasalahan yang terjadi dengan cara memberikan pendidikan dan
pengarahan kepada mereka (merubah keadaan yang salah kepada keadaan
yang benar ) .
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah pada hakikatnya adalah kendala yang merintangi suatu pekerjaan atau
situasi. Masalah butuh diselesaikan agar pekerjaan itu bisa berjalan dengan baik atau
lebih baik. masalah ditandai oleh adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Namun, tidak semua masalah perlu ditangani melalui pendekatan konseling. Suatu
masalah perlu ditangani melalui konseling, bila memenuhi kriteria tertentu. Pada
dasarnya, masalah tersebut berasal dari suatu masalah yang cukup serius, cukup
mengguncangkan pribadi konseli, masalah tersebut senantiasa mencekam sehingga
pikiran dan perasaan konseli tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
1. Masalah emosi
2. Masalah Penyesuaian Diri
3. Masalah Perilaku seksual
4. Masalah Perilaku sosial
5. Masalah moral
6. Masalah Keluarga
7. Masalah Belajar
Pada dasarnya siswa bermasalah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang bersifat intern yang
berasal dari dalam diri sendiri, baik dari dampak pertumbuhan dan perkembangan,
maupun dari jenis penyakit mental atau kejiwaan yang ada pada diri siswa tersebut.
faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi dari luar bisa dari lingkungan
masyarakat, keluarga atau sekolah.
Banyak cara dalam mengatasi siswa bermasalah baik secara preventif, kuratif,
dan rehabilitas. Bisa juga melalui diagnosis, prognosis dan tes diagnostik.
15
3.2 Saran
Guru harus selalu mendampingi peserta didik dan melakukan pendekatan serta
mengenal karakter peserta didik, agar masalah dapat diketahui dan bisa dianalisis
apakah penyebab dari masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa sehingga sebagai
guru kita bisa mengetahui langkah seperti apa yang selanjutnya harus kita ambil dalam
upaya mengatasil jenis masalah siswa pada berbagai tingkat sekolah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Hawari, “Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,” Jakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Jasa, 1997, Cet. Ke-3, h. 198-199.
Dadang Hawari, “Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,” h. 200.
Dunia Pendidikan. 15 September 2021. Definisi Masalah. Diakses pada 28 Oktober 2021.
Tersedia https://duniapendidikan.co.id/definisi-masalah/
Lathifah, Ismi Aini, dkk. 6 Desember 2016. Jenis-jenis Masalah Siswa di Sekolah. Diakses
pada 28 Oktober 2021. Tersedia http://ismiainilathifah.blogspot.com/2016/12/bk-
jenis-jenis-masalah-siswa-di-sekolah.html?m=1
Mubarok, Husni. 2009. Metode Bimbingan dan Penyuluhan Dalam Menangani Siswa/i
Bermasalah di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Al-Madinah, Bogor : Skripsi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam. UIN Syarif Hidayatullah.
Purwanti, Asti. 25 Maret 2013. Masalah dan Kriteria Masalah Dalam BK. Diakses pada 28
Oktober 2021. Tersedia http://astipurwanti.blogspot.com/2013/03/masalah-dan-
kriteria-masalah-dalam-bk.html?m=1
Sudarsono, ”Kenakalan Remaja,” Jakarta: Reineka Cipta, 1999, Cet. Ke-2, h. 131.
17