Anda di halaman 1dari 108

LAPORAN TUGAS AKHIR

Topik Tugas Akhir :


Penelitian Pendidikan Matematika

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA


BRAILLE UNTUK SISWA TUNANETRA SMPLB KEDUNGKANDANG
MALANG

TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Prasyarat untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

Oleh :
IFTITAH SABILAH
NIM: 201110060311076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir Dengan Judul


PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA
BRAILLE UNTUK SISWA TUNANETRA SMPLB KEDUNGKANDANG
MALANG

Oleh:
IFTITAH SABILAH
NIM: 201110060311076

Telah memenuhi persyaratan untuk dipertahankan


didepan Dewan Penguji dan disetujui
Pada tanggal 6 Februari 2016

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Baiduri M,Si

Dr. Siti Inganah, MM, M.Pd

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir


Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Memperoleh Gelar Sarjana(S1)
Pada Tanggal 6 Februari 2016

Mengesahkan :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang

Dekan,

Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes

Dewan Penguji:

Tanda Tangan

1. Agung Deddiliawan Ismail, M.Pd

1.

2. Siti Khoiruli Ummah, M.Pd


3. Dr. Baiduri, M.Si
4. Dr. Siti Inganah, M.M, M.Pd

2.
3.
4.

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: IFTITAH SABILAH

Tempat tanggal lahir

: Taliwang, 12 April 1992

NIM

: 201110060311076

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi

: Pendidikan Matematika

Dengan ini menyatakn dengan sebenar-benarnya bahwa:


1. Skripsi dengan Judul PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA
(LKS) MATEMATIKA BRAILLE UNTUK SISWA TUNANETRA
SMPLB KEDUNGKANDANG MALANG adalah hasil karya saya, dan
dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan
Tinggi, dan tiak ada karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali secara
tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan
atau daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi dapat dibuktikan terdapat unsurunsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik
yang telas saya peroleh dibatalkan, serta proses dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
3. Skripsi ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas
royalty non eksklusif
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 6 Februari 2016
yang menyatakan,

materai 6000

IFTITAH SABILAH
NIM: 201110060311076
4

MOTTO

Cukuplah Allah sebagai Penolong kami,


Dan Dia adalah sebaik-baiknya pelindung
(QS. Ali Imran: 173)

Adapun buih itu, akan hilang sebagai


sesuatu yang tak ada harganya,
adapun yang memberi manfaat kepada manusia
maka ia tetap di bumi.
(QS Ar Rad: 17)

When you want something, all the universe conpires


In helping you to ahcieve it
The Alchemist-Paulo Coelho

PERSEMBAHAN
Rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan rahmat-Nya, nikmat-Nya,
hidayah-Nya dan Rasulullah SAW yang memberikan petunjuk ke jalan terang dan
benar sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Karya ini saya persembahkan untuk:
1. Tercinta, Bapak Jaya Putra dan Mama Nursehan, atas kasih sayang, doa
yang tak pernah luput dan perhatian yan terus mengalir.
2. Adik-adik tersayang, Zatil Aqmar, Mila Hanifah, Silvia Jahidah dan
Lailatul Fadhilah serta keluarga besar.
3. Sahabat terbaik sepanjang masa, Hendra Priatmaja yang selalu menghibur,
selalu siap menjadi ruang untuk berbagi suka duka dan tidak pernah luput
untuk memberikan semangat, Selvi, Isdah Oro, Intan serta Fitri yang
selalu memberi suasana Lomba dalam diri ini.
4. Keluarga besar Aku Cinta Sahabatku (ACS) yang kurang lebih 4 tahun ini
menemani saya untuk menimbah ilmu di kota Malang.
5. Almamater terbaik Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT yang tidak ada yang berhak disembah
selain-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Agung
kita Nabi Muhammad SAW, manusia pilihan pembawa rahmat bagi seluruh alam.
Skripsi yang berjudul Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille
untuk Tunanetra SMPLB Kedungkandang Malang ini merupakan upaya penulis
untuk mengembangkan produk guna menyediakan alternative sumber belajar
meningkatkan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran. Banyak sekali
kendala menghadang selama penulis melakukan penelitian. Oleh karena itu jika
skripsi dan karya sederhana berbentuk lembar kerja siswa ini pada akhirnya (dapat
dikatakan) selesai, maka hal tersebut bukan karena usaha penulis seorang diri
melainkan juga atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan
segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
Bapak Dr. Baiduri M.Si dan Ibu Dr. Siti Inganah M.M, M.Pd sebagai
pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenanganya untuk
membimbing, sekaligus memberi arahan dan petunjuk kepada penulis selama
proses penyusunan skripsi ini.
Kepada Ibu Retno M.Pd dan Ibu Alfi M.Si selaku penilai ahli materi dan
konstruksi, Ibu Maghfiroh Fajrin M.Pd selaku penilai ahli bahasa, atas saran dan
masukan dalam perbaikan untuk pengembangan produk. Juga kepada Bapak
Jimmy yang bersedia menjadi konvertor Braille guna menerjemahkan produk ini.
Terimakasih juga kami haturkan kepada segenap keluarga besar SMPLB
Negeri Kedungkandang Malang, yang telah memberikan ruang belajar dan
mencari pengalaman bagi penulis yang telah bersedia meluangkan waktu,
tenaganya dan pikirnnya memberikan informasi, arahan, bimbingan, penilaian
untuk produk yang penulis susun serta motivasi untuk berkarya, segenap
pendamping, serta adik-adik SMPLB Negeri Kedungkandang yang selama ini
7

belajar bersama dalam kesederhanaan dan mengajarkan penulis arti kebermaknaan


proses.
Terimakasih yang mendalam disertai rasa haru dan penuh hormat penulis
sampaiakan kepada Bapak dan Mama. Merekalah yang menjadi alasan terbesar
penulis ada dan tetap berproses, sumber kekuatan, doa dan dukungan moril serta
materil. Juga kepada adikku yang terlahir dari satu rahim yang sama Zatil Aqmar,
Milla Hanifah, Silvia jahidah dan Lailatu Fadhilah yang telah banyak membantu,
mendoakan serta memotivasi penulis. Syukron ka ran ala m allamtumny
kaifa uowwiru
quzaha bi kulli launi al-hayah.

Serta kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam


menyelesaikan Tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
semoga Allah menghitung setiap peluh kita sebagai amal kebaikan, amin.

Malang, 6 Februari 2016


Penulis

ABSTRAK
Sabilah, Iftitah. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika
Braille untuk Siswa Tunanetra SMPLB Kedungkandang Malang.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing:
(1) Dr. Baiduri, M.Si., (2) Dr. Siti Inganah, MM., M.Pd.
Kata Kunci: LKS, Braille, Siswa Tunanetra.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan , yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk
yang telah ada yang dapat diprtanggungjawabkan. Penelitian ini dimaksudkan
untuk menghasilkan sebuah produk yaitu LKS Matematika Braille sebagai
penunjang bahan ajar siswa tuna netra.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian pengembangan (Research and Development) menurut Sugiyono (2013)
dengan langkah-langkah pengembangan yaitu analisis produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk awal, validasi ahli dan revisi, ujicoba
lapangan dan produk akhir. Metode pengumpulan data berupa instrumen
penelitian yang digunakan berupa lembar validasi, lembar respon dan lembar
penilaian.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) Berdasarkan penilaian ahli materi, ahli
materi dan ahli konstruksi termasuk dalam kategori Valid (4,2) dengan skor ratarata untuk masing-masing ahli yaitu ahli bahasa 4,22; ahli materi 4,15; dan ahli
konstruksi 3,93. Respon siswa dalam uji skala kecil termasuk dalam kategori
praktis dengan skor rata-rata 3,64 dan dengan hasil respon guru didapatkan skor
rata-rata 4 yaitu sangat praktis. (2) Berdasarkan pada ujicoba produk yang telah
dilaksanakan kepada 2 siswa, hasil persentase kedua siswa tuntas dalam

menyelesaikan

evaluasi

yang

telah

diberikan

dalam

LKS,

didapatkan

persentasenya yaitu 100% maka dinyatakan bahwa sangat efektif.

ABSTRACT
Sabilah , Iftitah . 2015 Student Worksheet Mathematics Braille for Blind Students
SMPLB Kedungkandang Malang . Essay. Mathematics Education
Program , the Faculty of Education , University of Malang. Advisors:
( 1 ) Dr. Baiduri , M.Sc. , ( 2 ) Dr. Siti Inganah , MM . , M.Pd.
Keywords : tudent workheet , Braille, Blind Students .
This research is the development, the research aims to develop new
products or enhance existing products to diprtanggungjawabkan. This research is
intended to produce a product that student worksheet Mathematics teaching
materials in Braille as supporting visually impaired students.
The method used in this study using research approaches development
(Research and Development), according Sugiyono (2013) with the development
steps ie analysis of the product to be developed, developing initial products,
expert validation and revision, field trials and the final product. Methods of data
collection in the form of a research instrument that is used in the form of sheets
validation, response sheets and evaluation sheets.
The results of this study were (1) Based on the expert assessment of
materials, construction materials experts and experts included in the category
Valid (4.2) with an average score for each expert linguists ie 4,22; 4.15 matter
experts; and construction experts 3.93. The response of students in small-scale
trials included in the practical category with an average score of 3.64, and with the
teacher's response obtained an average score of 4 is very practical. (2) Based on
product trials that have been conducted to two students, the percentage of students
completed both in completing evaluations that have been given in the worksheets
of students, it was found that the percentage is 100%, it is stated that "very
effective.

10

11

DAFTAR ISI
Table of Contents
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN.........................................................................................iv
MOTTO...................................................................................................................v
PERSEMBAHAN...................................................................................................vi
KATA PENGANTAR............................................................................................vii
ABSTRAK..............................................................................................................ix
ABSTRACT.............................................................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
LANDASAN TEORI...............................................................................................6
2.1

Media Pembelajaran..................................................................................6

2.2

Anak Berkebutuhan Khusus Tuna Netra...................................................8

2.3

Huruf Braille...........................................................................................10

2.1 Gambar Sistem Titik 6 & 8 pada Huruf Braille........................................11


2.4

Pembelajaran Matematika.......................................................................13

2.5

Lembar Kerja Siswa (LKS).....................................................................15

BAB III..................................................................................................................20
METODE PENELITIAN.......................................................................................20
3.1 Rancangan Penelitian...................................................................................20

12

3.2

Prosedur penelitian..................................................................................20

3.3

Instrumen Penelitian................................................................................31

3.4 Analisis data.................................................................................................37


BAB IV..................................................................................................................42
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................42
4.1 Hasil Penelitian.............................................................................................42
BAB V....................................................................................................................54
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................54
5.1 Kesimpulan...................................................................................................54
5.2 Saran.............................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................56
LAMPIRAN...........................................................................................................58

13

DAFTAR TABEL

Tabel
2.1
Simbol
Matematika
Braille ..............................................

pada

huruf 11

Tabel
3.1
Syarat 28
Validator .................................................................................
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pertanyaan
Materi ..........................

untuk

Lembar

Validasi 31

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pertanyaan


Konstruksi ...................

untuk

Lembar

Validasi 32

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan


Bahasa ....................

untuk

Lembar

Validasi 33

Tabel
3.5
Pilihan
Jawaban
Validasi .........................................

untuk

Lembar 34

Tabel
3.6
Lembar
Angket
Siswa ...........................................................

Respon 35

Tabel
3.7
Lembar
Angket
Guru ............................................................

Respon 36

Tabel 3.8 Pilihan Jawaban untuk Lembar angket Respon Siswa 37


.................
Tabel
3.9
Keriteria
Pengkategorian
LKS ........................................

Kevalidan 38

Tabel
3.10
Keriteria
LKS ...................................

Pengkategorian

Kepraktisan 39

Tabel
3.11
Keriteria
LKS ..................................

Pengkategorian

Keefektifitas 41

14

DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1

Langkah-Langkah Pengembangan Produk dengan Metode


R
&
D .................................................................................................

2
1

Gambar
3.2

Langkah-Langkah Pengenmbangan Produk yang Digunakan


dalam
Penelitian .........................................................................................
...

2
1

Gambar
3.3

Rancangan
LKS ......................................................................

Cover

2
5

Gambar
3.4

Rancangan
Kata
LKS ......................................................

Pengantar

2
5

Gambar
3.5

Rancangan
Daftar
LKS .................................................................

Isi

2
6

Gambar
3.6

Rancangan Halaman Kompetensi Dasar dan Indikator LKS ......

2
6

Gambar
3.7

Rancangan Halaman Ringkasan Materi ..........................................

2
7

Gambar
3.8

Rancangan
Halaman
Kompetensi ..............................................

Uji

2
8

Gambar

Rancangan

Daftar

Halaman

15

3.9

Pustaka ................................................

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Lembar
Materi ..........................................................

Validasi

Ahli 59

Lampiran
2
Lembar
Konstruksi ...................................................

Validasi

Ahli 63

Lampiran
3
Lembar
Bahasa ........................................................

Validasi

Ahli 67

Lampiran
4
Angket
Siswa .....................................................................

Respon 71

Lampiran
5Angket
Guru .......................................................................

Respon 77

Lampiran
6
Perhitungan
Produk .........................................................

Kualitas 80

16

Lampiran
7
Perhitungan
Produk .....................................................

Efektifitas 88

Lampiran 8 Komentar dan Saran Validator, Guru dan Siswa .......................

89

Lampiran 9 LKS Matematika (Latin)


Lampiran 10 LKS Matematika Braille

17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu dasar yang mengawali segala macam bidang
di Indonesia. Seluruh warga negara Indonesia berhak mendapatkan
pendidikan, tak terkecuali bagi siswa-siswa berkebutuhan khusus. Di
Indonesia telah banyak ditemui sekolah khusus bagi siswa berkebutuhan
khusus dan materi wajib yang diajarkan adalah matematika.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa setiap
warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu. Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah
Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan
bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa. Dengan demikian, tidak ada diskriminasi perlakuan
pendidikan termasuk bagi anak penyandang ketunaan untuk belajar.
Kebutuhan manusia dalam menuntut ilmu adalah hal yang wajib, maka bagi
manusia yang memiliki ilmu harus membantu sesama, khususnya mereka
yang memiliki keterbatasan seperti membantu anak berkebutuhan khusus
dalam proses memperoleh pendidikan.
Siswa berkebutuhan khusus terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain
tuna rungu, tuna wicara, tunanetra, tuna grahita dan tuna daksa. Mangunsong
(2009) menyatakan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus atau Anak Luar Biasa
adalah anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal ciri-ciri
mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan neuromaskular, perilaku

sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua


atau lebih dari hal-hal diatas. (Heward, 2013) Anak berkebutuhan khusus
adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada
umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain tunanetra, tunarungu,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak
berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak
berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat.
Anak yang mengalami gangguan penglihatan dapat didefinisikan
sebagai anak yang rusak penglihatannya yang walaupun dibantu dengan
perbaikan, masih mempunyai pengaruh yang merugikan bagi anak yang
bersangkutan (Scholl, 1986). Lusli (2009) menyatakan bahwa anak dengan
kehilangan penglihatan (anak cacat netra atau anak tunanetra) adalah anak
yang penglihatannya tidak atau kurang berfungsi.
Siswa tunanetra memanfaatkan indra peraba dan pendengarnya dengan
sangat maksimal sebagai pengganti indra penglihatannya dalam pembelajaran.
Pendengaran sangatlah penting bagi anak yang kehilangan penglihatan karena
pendengaran memberikan informasi kepada anak mengenai benda-benda yang
tidak berada di dekatnya. Indra peraba juga menjadi komponen penting bagi
siswa tunanetra untuk belajar. Karena kehilangan fungsi indra penglihatnya,
siswa tunanetra cenderung meraba suatu benda untuk mengenali benda
tersebut baik bentuknya, panjangnya, kasar atau halusnya. Oleh karena itu,
siswa tunanetra menggunakan huruf Braille dalam kegiatan membaca dan
menulis dimana dibutuhkan kepekaan raba yang tinggi dalam memahami
huruf Braille.
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi
modern mempunyai peran penting dalam disiplin ilmu lain serta dalam
kehidupan sehari-hari manusia. Perkembangan pendidikan matematika
merupakan sesuatu yang dinamis dan memerlukan penyikapan yang tepat
sesuai dengan perkembangannya. Salah satu inovasi dalam sistem layanan

pendidikan yang sedang berkembang dan menuntut adaptasi dalam pendidikan


matematika adalah pendidikan khusus.
Proses memperoleh pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan negri maupun swasta, seperti
sekolah khusus atau sekolah Luar Biasa (SLB). Integrasi antar jenjang dalam
bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga
penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB
dengan seorang Kepala Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan,
maka dalam satu jenjang pendidikan khusus diselenggarakan layanan
pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB,
SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang
berdiri sendiri masing-masing dengan seorang kepala sekolah. Adapun bentuk
satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia
dikenal SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB
bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E
untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru di SMPLB Negeri
Kedungkandang, terdapat permasalahan yang berkaitan dengan bahan ajar.
Bahan ajar yang tersedia masih minim, terutama bahan ajar matematika yang
menggunakan huruf Braille. Akibatnya pembelajaran matematika di kelas
90% masih menggunakan metode ceramah. Selepas jam pelajaran siswa tidak
lagi mendekati buku-buku di kelas.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa huruf Braille adalah salah
satu alat kemonukasi tertulis bagi penyandang tuna netra. Maka perlu
dilakukan penelitian untuk mengembangkan bahan ajar dan membentuknya
dalam skripsi yang berjudul Lembar Kerja Siswa (LKS) matematika Braille
untuk siswa Tuna Netra SLB Bhakti Luhur. Dengan adanya produk Lembar
Kerjar Siswa (LKS) matematika Braille yang akan disusun oleh penulis,
diharapkan dapat digunakan siswa tunanetra sebagai media pembelajaran
alternatif. Sehingga proses pembelajaran matematika di kelas tidak lagi
mengalami kendala.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi
masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana

validitas

dan

kepraktisan

produk

yang

dihasilkan ?
2. Bagaimana efektifitas produk yang dihasilkan?
1.3 Batasan Masalah
Mengingat
berbagai

luasnya

keterbatasan,

permasalahan
maka

yang

peneliti

ada

dan

membatasi

permasalahan yang ada pada hal-hal berikut:


1. Fokus dalam peneliti ini adalah pengembangan Lembar
Kerjar Siswa (LKS) matematika huruf Braille yang akan
digunakan

dalam

pembelajaran

matematika

siswa

tunanetra di SLB Bhakti Luhur.


2. Penyusunan tema di dalam produk akan mengacu pada
kurikulum yang berlaku di Sekolah Luar Biasa yang mana
di dalamnya terdapat materi yang akan dibahas selama
pembelajaran

berlangsung

yaitu

materi

bilangan

berpangkat.
3. Kualitas produk dilihat dari kevalidan dan kepraktisan
produk.
4. Efektifitas produk dilihat dari ketuntasan belajar siswa.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui
kualitas
Lembar
matematika

Braille

untuk

Kerjar

siswa

Siswa

tunanetra

(LKS)
SMPLB

Kedungkandang Malang.

2. Mengetahui

efektifitas

Lembar

Kerjar

Siswa

(LKS)

matematika Braille untuk untuk siswa tunanetra SMPLB


Kedungkandang

Malang

untuk

mempermudah

proses

belajar pada mata pelajaran matematika.


1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis maupun praktis bagi beberapa pihak seperti
1. Peserta Didik
Produk Lembar Kerjar Siswa (LKS) matematika huruf Braille
dapat digunakan sebagai sumber belajar yang melatih
kemandirian dan keaktifan belajar.
2. Guru
Produk Lembar Kerjar Siswa (LKS) matematika huruf Braille
dapat digunakan sebagai sumber belajar pendukung
untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi.
3. Peneliti
a. Menambah informasi dan memperluas wawasan dalam
dunia pendidikan.
b. Menambah keterampilan, pengetahuan, pengalaman
bagi peneliti dalam menyusun Lembar Kerjar Siswa
(LKS)

matematika

huruf

Braille

dan

melakukan

penelitian selanjutnya.
4. Instansi
Produk Lembar Kerjar Siswa (LKS) matematika huruf Braille
digunakan sebagai referensi dalam mempermudah proses
belajar mengajar, peningkatan dan perbaikan kualitas
pendidikan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin mediu yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerimapesan
(Arsyad:2011). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh (Arsyad:2011),
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Trianto (2010) Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia
yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran
secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna
kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Sadiman (2008) menjelaskan media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Dalam hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar dapat
terjalin. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan oleh guru sebagai alat bantu
mengajar. Dalam interaksi pembelajaran, guru menyampaikan pesan ajaran
berupa materi pembelajaran kepada siswa. Selanjutnya Schramm (dalam
Putri, 2011) media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang

dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media pembelajaran


adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat bahwa pengertian
media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar untuk menyampaikan
materi agar pesan lebih mudah diterima dan menjadikan siswa lebih
termotivasi dan aktif.
Brown (1983) mengemukakan bahwa the media dicued have a
variety of characteritic, produced to ait in achieving many different
level of complexity, arti dari pendapat ahli tersebut adalah media
mempunyai berbagai macam karakter, yang dihasilkan untuk mencapai
keberhasilan dari beberapa pengertian yang berbeda. Media pembelajaran
mempunyai berbagai macam jenis dengan perbedaan karakteristik.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat dijelaskan bahwa berbagai macam
bentuk media mempunyai ciri masing-masing.
Media yang baik adalah media pembelajaran yang mampu
membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berikut ini
akan diuraikan jenis-jenis media pembelajaran menurut taksonomi Leshin,
dkk (dalam Arsyad, 2002) sebagai berikut.
a. Media berbasis manusia
Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk
mengirim dan mengkomunikasikan peran atau informasi.
b. Media berbasis cetakan
Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal
adalah buku teks, lembar kerja, buku penuntun, buku kerja atau
latihan, jurnal, majalah, dan lembar lepas.
c. Media berbasis visual
Media berbasis bisual (image atau perumpamaan) memegang peranan
yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapa
memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat
pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan
antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
7

d. Media berbasis audiovisual


Media pembelajaran berbasis audiovisual merupakan suatu media
yang mementingkan pendengaran dan penglihatan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat dikatakan bahwa
pembuatan media pembelajaran harus didasarkan pada kebutuhan
pembelajaran. Kebutuhan pembelajaran yang dimaksud adalah sesuai
dengan kompetensi, sesuai dengan materi, dan sesuai dengan lingkungan
pembelajaran. Pengembangan media pembelajaran dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu peneliti
memilih untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika
Braille dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan siswa tuna netra karena manusia tidak bisa luput dari
matematika di dalam kehidupannya sehari-hari termasuk siswa dengan
kebutuhan khusus.
2.2

Anak Berkebutuhan Khusus Tuna Netra


Anak dengan kebutuhan khusus (pecial need children) dapat
diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat (low) atau mengalami
gangguan (retarded) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah
sebagaimana anak-anak pada umumnya.
Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan
khusus, seperti disability, impairment, dan handicaped. Menurut World
Health Organization (WHO) tahun 2011, definisi masing-masing istilah
adalah sebagai berikut:
a. Impairment, merupakan suatu keadaan atau kondisi di mana individu
mengalami kehilangan atau abnormalitas psikologis, fisiologis atau
fungsi struktur anatomis secara umum pada tingkat organ tubuh
b. Diability, merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami
kekurangmampuan yang dimungkinkan karena adanya keadaan
impairment seperti kecacatan pada organ tubuh

c. Handicaped merupakan ketidakberuntungan individu yang dihasilkan


dari impairment atau disability yang membatasi atau menghambat
pemenuhan peran yang normal pada individu. Handicaped juga bisa
diartikan

suatu

keadaan

di

mana

individu

mengalami

ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan


lingkungan.
Menurut (Heward:2013) anak berkebutuhan khusus adalah anak
dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya
tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Yang termasuk kedalam ABK salah satunya adalah tunanetra. Indera
penglihatan merupakan salah satu indera penting dalam menerima informasi
yang datang dari luar dirinya. Sekalipun cara kerjanya dibatasi oleh ruang,
indera ini mampu melakukan pengamatan terhadap dunia sekitar, tidak saja
pada bentuknya (pada objek berdimensi dua) tetapi juga pengamatan dalam
(pada objek berdimensi tiga), warna dan dinamikanya. Melalui indera pula
sebagian besar rangsang atau informasi akan diterima untuk selanjutnya
diteruskan ke otak, sehingga timbul kesan atau persepsi dan pengertian
tertentu terhadap rangsang tersebut. Melalui kegiatan-kegiatan yang
bertahap dan terus menerus seperti inilah yang pada akhirnya mampu
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kognitif seseorang sehingga
mampu berkembang secara optimal.
Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa
dan anak cacat dikarena karakteristik dan hambatan yang dimilki. ABK
memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan
kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka
memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille.
Seperti yang dipaparkan oleh Hardman (dalam Suparno:2013),
strategi khusus dan isi layanan pendidikan bagi anak tuna netra meliputi 3
hal, yaitu pertama mobility training and daily living kill, yaitu latihan untuk

berjalan dan orientasi tempat dan ruang dengan berbagai sarana yang
diperlukan serta latihan keterampilan kehidupan keseharian yang berkaitan
dengan pemahaman uang, belanja, mencuci, memasak, kebersihan diri, dan
membersihkan ruangan. Kedua yaitu curriculum content area, yaitu
orientasi dan mobilitas, keterampilan berbahasa termasuk ekspresinya dan
keterampilan berhitung. Dan ketiga communication media, yaitu penguasaan
braille dalam komunikasi.
Sedangkan Annastasia Widjajanti dan Imanuel Hitipeuw (dalam
Suparno:2008) menyatakan bahwa layanan khusus bagi anak tuna netra
yaitu penguasaan braille, yaitu kemampuan untuk menulis dan membaca
braille. Latihan orientasi dan mobilitas, yaitu jalan dengan pendamping
awas, latihan jalan mandiri, latihan jalan dengan menggunakan alat bantu
jalan (tongkat dan sign guide). Dan terakhir penggunaan alat bantu dalam
pembelajaran berhitung dan matematika, meliputi cubaritma, papan taylor
frame, abacus (sempoa) dalam operasi penambahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan beberapa konsep matematikan braille.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, bahwa siswa penyandang
tuna netra tidak berakhir sebatas kecacatan saja, karena terdapat beberapa
layanan khusus seperti yang telah disebutkan diatas yang diharapkan dapat
mendongkrak kemampuan lainnya.
2.3

Huruf Braille
Tulisan braille dikembanglan oleh Louis Braille pada tahun 1834.
Braille merupakan sistem tulisan yang terdiri dari titik-titik timbul yang
dimaksudkan untuk memungkinkan tunanetra membaca dengan cara diraba
menggunakan ujung jari (Tarsidi,2008). Teknik yang sering digunakan oleh
para tunanetra untuk membaca adalah dengan memanfaatkan indera
pendengaran serta indera peraba, misalnya dengan menggunakan tulisan
braille.

10

Braille pada mulanya tersusun dari 6 titik seperti pada gambar


dibawa. Namun tulisan braille dengan format enam titik memiliki beberapa
kelemahan yaitu tidak dapat membedakan antara huruf kapital dan huruf
kecil jika hanya menggunakan 1 karakter. Penulisan angka memerlukan
karakter tambahan untuk membedakan antara angka dan huruf. Tulisan
dengan 6 titik hanya memiliki kombisansi karakter yang dapat dimunculkan
sebanyak 64 buah kombinasi saja. Oleh karena itu sistem tulisan braille saat
ini dikembangkan menjadi sistem 8 titik, dengan demikian kombinasi yang
dapat dibentuk dari 8 titik adalah 256 karakter. Braille tidak hanya tersedia
dalam tulisan latin seperti abjad A, B, C, D dan seterusnya sampai Z.
Tersedia pula dalam bentuk abjad hijaiyyah, angka-angka latin, angka latin
bahkan simbol-simbol matematika.

2.1 Gambar Sistem Titik 6 & 8 pada Huruf Braille

Tabel 2.1 Simbol Matematika pada Huruf Braille ( Nawawi:2010)


Contoh
Latin

Braille

Latin

Contoh Braille

Penjumlahan
Pengurangan
Pembagian
Sama dengan
Tidak sama
dengan

11

Lebih dari
Kurang dari
Akar
Pangkat
Perkalian

Sebuah lembaga Mitra Netra mengembangkan MBC (Mitranetra


Braille Converter) yang berfungsi untuk mengkonversi dokumen teks huruf
latin menjadi huruf Braille secara otomatis. Pengembangan MBC oleh Mitra
Netra telah menempuh perjalanan yang panjang. Berawal dari penelitian
awal di tahun 1996; penelitian ini dilakukan sendiri oleh Mitra Netra, dan
menghasilkan MBC versi 1 -- software berbasis DOS (Dik Operating
Sytem).
Perangkat lunak ini memiliki kemampuan untuk mengubah dokumen
teks dalam huruf latin menjadi file dalam huruf Braille secara otomatis
(forward translation). Conversi ini dapat dilakukan dalam dua bentuk.
Conversi grade 1, untuk tulisan penuh (full writing), dan conversi grade 2
untuk tulisan singkat (tusing) atau yang juga disebut contraction. Mengubah
kembali file berformat huruf Braille menjadi dokumen teks dalam huruf
latin (backward translation). Mengetik symbol Braille secara langsung
dengan menggunakan fasilitas enam tombol bagian tengah pada keyboard
computer, yaitu tombol A S D F J K ; fasilitas ini disebut "six-key-mode",
dan biasa digunakan untuk mengetik symbol matematika, kimia, fisika,
notasi Braille, serta arab Braille. Mencetak, baik single copy maupun multi
copy.
Dengan adanya karya inidapat memudahkan pengadaan media
belajar tertulis bagi siswa tuna netra yang diharapkan dapat menjadi sumber
12

ilmu pengetahuan bagi mereka. Dalam hal ini peneliti menggunakan sistem
titik 6. Oleh karna itu tidak ada alasan keterbatasan atau kekurangan untuk
mereka.
2.4

Pembelajaran Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science).
Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang
hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir).
Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih
menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan
dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena
pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan
penalaran (Russeffendi ET, 1980).
Campbell dalam Linda (2008) juga mengungkapkan bahwa
Pembelajaran matematika menekankan kesadaran dan kemampuan untuk
berargumen dan berkomunikasi secara matematis, untuk memecahkan
masalah dan menerapkan matematika dalam kehidupan para siswa seharihari.
Menurut Mustafa (dalam Wijayanti, 2011) menyebutkan bahwa
matematika adalah ilmu tentang kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran
serta yang utama adalah metode dan proses untuk menemukan dengan
konsep yang tepat dan lambang yang konsisten, sifat dan hubungan antara
jumlah dan ukuran, baik secara abstrak, matematika murni atau dalam
keterkaitan manfaat pada matematika terapan. Dan menurut Aristoteles
(dalam Franklin, 2009) berpendapat bahwa matematika adalah ilmu tentang
kuantitas.
13

Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk


membelajarkan siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber
belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan
(Trianto:2010). Dan menurut Mulyana (2008), pembelajaran dapat diartikan
sebagai setiap upaya yang sistematis dan disengaja untuk menciptakan
kondisi-kondisi agar terjadi kegiatan belajar membelajarkan.
Berdasarkan pendapat di atas, tergambar bahwa

matematika

terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya. Kemudian pengalaman


itu diproses di dalam dunia penalaran, diolah secara analisis dengan
penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsepkonsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu
mudah dipahami oleh orang lain.
Begitu pula dengan kegiatan pembelajaran matematika yang
dilakukan dengan sengaja, atas bimbingan guru untuk membahas suatu
permasalahan. Guru harus mampu menumbuhkan minat dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran matematika terutama untuk siswa dengan kebutuhan
khusus seperti siswa tuna netra. Guru tidak hanya harus mampu
menumbuhkan minat, tapi guru harus juga harus mampu mengenalkan
matematika

secara

nyata

kepada

mereka

yaitu

dimulai

dengan

memperkenalkan simbol-simbol matematika dengan menggunakan huruf


Braille

yang

berkomunikasi.

diharap

dapat

membantu

guru

agar

lebih

mudah

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk

berkomunikasi dengan tulisan yaitu dengan menggunakan Lembar Kerja


Siswa yang menggunakan huruf Braille.
2.5

Lembar Kerja Siswa (LKS)


Lembar Kerja Siswa atau sering disingkat dengan LKS merupakan
salah satu bagian dari bahan ajar dalam bentuk tertulis. Karena posisinya
sebagai bagian dari bahan ajar, maka dengan sendirinya harus dipenuhi
berbagai kriteria agar dapat menjadi bagian dari bahan ajar yang berkualitas.

14

LKS atau Lembar Kerja Siswa merupakan materi ajar yang dikemas
sedemikian rupa agar siswa dapat mempelajari materi tersebut secara
mandiri (Sutanto:2009). Menurut Hidayah (2008) menjelaskan bahwa LKS
merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan
disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan
kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta
didik. Sedangkan isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur
penulisan media grafis, hirarki materi (matematika) dan pemilihan
pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.
Depdiknas (Darusman:2008) menyatakan bahwa LKS adalah
lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan
yang terprogram. Lembaran ini berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan dan
pengertian agar siswa dapat mempeluas serta memperdalam pemahamannya
terhadap materi yang dipelajari.
Depdiknas dalam panduan pelaksanaan materi pembelajaran SMP
(2008) alternatif tujuan pengemasan materi dalam bentuk LKS adalah LKS
membantu siswa untuk menemukan suatu konsep LKS mengetengahkan
terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan
berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. LKS memuat apa yang
(harus) dilakukan siswa meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis.
LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep
yang telah ditemukan. Menurut Nur Azizi (2010), tujuan penggunaan LKS
dalam proses belajar mengajar adalah memberi pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa, mengecek tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan dan mengembangkan dan menerapkan
materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.
LKS berfungsi sebagai penuntun belajar LKS berisi pertanyaan atau
isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan
LKS tersebut jika membaca buku. LKS berfungsi sebagai penguatan. Dan

15

LKS berfungsi sebagai petunjuk praktikum (Depdiknas:2008). Menurut Nur


Azizi (2010), penggunaan LKS dalam proses pembelajaran bermanfaat
untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, membantu siswa
dalam mengembangkan konsep, melatih siswa dalam menemukan dan
mengembangkan keterampilan proses dan membantu siswa untuk
menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan
belajar secara sistematis.
Adapun

berikut

jenis-jenis

LKS

menurut

Sadiq

dalam

(Widiyanto:2008) LKS dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu


a. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi
sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta
didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan
alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat
pembelajaran, memberi dorongan belajar, berisi sedikit petunjuk,
tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.
b. Lembar Kerja Siswa Berstruktur
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan
tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik
dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau
sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran
pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya,
LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap
mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan
memberi bimbingan pada setiap siswa.
Secara umum langkah-langkah menyusun Lembar Kerja Siswa
(LKS) dalam repository Universitas Pendidikan Indonesia (hal 16- 17) yaitu
sebagai berikut :
a. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan
ajar.

16

b.
c.
d.
e.

Menyusun peta kebutuhan Lembar Kerja Siswa (LKS).


Menentukan judul Lembar Kerja Siswa (LKS).
Penulisan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menentukan rumusan Kompetensi Dasar dan Indikator

dari

pengembangan Silabus.
f. Menentukan alat pemikiran.
g. Menyusun materi sesuai dengan Indikator dari Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu Lembar Kerja Siswa disusun oleh guru mata
pelajaran sehingga sesuai dengan tingkat kesiapan, situasi, keadaan siswa
dan keadaan sekolah. Materi Lembar Kerja Siswa disesuaikan dengan
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator. Materi
sesuai dengan standar materi belajar yang disusun secara baik sesuai dengan
materi ajar. Menentukan jenis atau macam Lembar Kerja Siswa agar
penulisannya sesuai. Guru memperkaya sumber sebanyak mungkin untuk
memperkaya materi dalam pengajaran. Membuat gambaran teknik
pelaksanaan secara singkat. Siswa secara efektif dijadikan subjek dalam
proses belajar. Waktu yang digunakan harus tepat. Dan yang terakhir
rangkaian pembelajaran siswa terangkai dengan baik.
Oleh karena itu sebelum membuat lembar kegiatan siswa diawali
terlebih dahulu dengan menganalisis kurikulum, standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator serta materi pembelajaran, menyusun peta
kebutuhan lembar kegiatan siswa, menentukan judul lembar kegiatan siswa,
selanjutnya baru menyusun lembar kegiatan.
Lembar Kerja Siswa yang dapat digunakan oleh siswa secara
optimal adalah LKS yang baik. Menurut Darmojo dan Kaligis (1991),
persyaratan LKS yang baik meliputi tiga aspek, yaitu:
a. Syarat-syarat didaktik
Lembar Kerja Siswa sebagai salah satu bentuk sarana
berlangsungnya proses belajar mengajar harus memenuhi persyaratan

17

didaktik artinya harus mengikuti azas-azas belajar mengajar yang


efektif, yaitu memperhatikan adanya perbedaan individual.
b. Syarat-syarat konstruksi
Yang dimaksud syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang
berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata,
tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakekatnya harus tepat
guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pemakai atau siswa
menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa.
c. Syarat-syarat teknik
Tulisan dengan menggunakan huruf cetak, huruf tebal yang agak
besar untuk topik, tidak menggunakan lebih dari sepuluh kata dalam
tiap kalimat dan mengusahakan agar perbandingan besar huruf dengan
gambar serasi gambar dapat menyampaikan pesan secara efektif
kepada siswa ada kombinasi antar gambar dan tulisansiswa serta
menentukan alat penilaiannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa LKS
merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran yang
berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran, petunjuk mengerjakan
pertanyan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab siswa.
Dalam hal ini peneliti memilih jenis Lembar Kerja Siswa tak berstruktur
dengan huruf Braille. Karena peneliti menganggap lembar kerja siswa
dengan jenis seperti ini lebih cocok digunakan untuk siswa berkebutuhan
khusus yaitu siswa tuna netra. Tapi tetap saja LKS tidak tidak dapat
mengganti peran guru di dalam kelas.
Sedangkan yang dimaksud dengan LKS yang baik itu adalah yang
dapat digunakan oleh siswa dengan tingkat kemampuan lamban, sedang,
maupun pandai, yang menekankan pada proses untuk menemukan konsepkonsep dengan tata bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan
mudah dipahami oleh siswa serta menggunakan EYD sesuai dengan aturan
bahasa Indonesia, sehingga LKS berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi
siswa untuk mencari tahu memiliki variasi stimulus melalui berbagai media

18

dan kesempatan kepada siswa untuk menulis, menggambar, berdiskusi,


menggunakan alat, dan sebagainya dapat mengembangkan komunikasi
sosial dan moral siswa. Jadi tidak semata-mata ditunjukkan untuk mengenal
fakta-fakta dan konsep akademis.
Peneliti dapat simpulkan struktur Lembar Kerja Siswa (LKS) secara
umum sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Judul, mata pelajaran, semester, dan tempat


Petunjuk belajar
Kompetensi yang akan dicapai
Indikator
Informasi pendukung
Ringkasan materi
Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
Penilaian
Daftar Pustaka

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan
produk pengembangan berupa LKS. Pada pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) ini, peneliti menggunakan metode pengembangan (Reearch
and Development). Reearch and Development (R & D) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiyono:2013). Menurut Borg & Gall
19

penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk


mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Penelitian Research and Development (R&D) meliputi tiga tahap,
yaitu tahap reearch, development dan reearchagain. Penelitian yang
bersifat analisis kebutuhan digunakan untuk dapat menghasilkan produk
tertentu. Analisis kebutuhan ini merupakan tahap reearch. Pada tahap
development,

peneliti

membuat

produk

yang

ingin

dikembangkanyaituberupa LKS Matematika Braille, sedangkan untuk


menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat digunakan oleh
sasaranmaka diperlukan penelitian (reearch again) untuk menguji
keefektifan produk tersebut.
3.2

Prosedur penelitian
Menurut Borg dan Gall (1983) prosedur yang ditempuh dalam
pengembangan di bidang pendidikan ini memiliki dua tujuan utama, yaitu
mengembangkan produk dan menguji keefektifan produk. Fungsi pertama
merupakan pengembangan sedangkan fungsi kedua merupakan validasi.
Dalam
R

&

menurut

Sugiyono (2013) terdapat minimal sepuluh langkah pengembangan produk


seperti pada bagan berikut.

20

Gambar 3.1 Langkah-langkah pengembangan produk


dengan metode Reearch and Development (R&D)
menurut Sugiyono.
Berdasarkan

uraian

pada

sebelumnya

bahwa

pengembangan produk dalam penelitian ini disesuaikan dengan


kebutuhan peneliti yaitu tahap pengumpulan masalah, desain
produk serta empat langkah terakhir tidak digunakan oleh peneliti.
Adapun penyusunan pengembangan LKS ini
model

pengembangan

yang

diadaptasi

menggunakan

dari

metodologi

pengembangan Sugiyono (2013) pada gambar berikut.

Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan produk dengan


metode Reearch and Development (R&D) yang digunakan
dalam penelitian ini.

21

Adapun langkah pengembangan LKS Matematika Braille dengan


model Sugiyono, akan tetapi dalam penelitian ini hanya sampai pada tahap
Uji Coba Produk dengan penjabaran sebagai berikut.
a. Potensi dan Masalah
Pada tahap ini

peneliti

mengumpulkan

berbagai

informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk


penyusunan LKS. Peneliti menentukan masalah dasar yang
diperlukan dalam pengembangan materi pelajaran, menelaah
karakteristik siswa yang sesuai dengan rancangan dan
perkembangan materi pelajaran serta mengidentifikasikan dan
menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti
bahwa siswa tuna netra SMPLB Kedungkandang dalam proses
pembelajaran masih belum bisa memahami materi yang
diberikan sehingga siswa kesulitan mengerjakan soal-soal
ujian. Selain itu dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti
kepada kepala sekolah bahwa siswa memang membutuhkan
bahan ajar tambahan selain buku paket matematika Braille
yang disediakan oleh pihak sekolah sehingga siswa lebih
mudah memahami konsep dan menyimpann memori dalam
jangka panjang serta agar siswa terlibat langsung dalam proses
pembelajaran

dengan

membaca

ringkasan

materi

dan

memahami sendiri konsep materi yang diberikan, sehingga


dapat memotivasi siswa untuk belajar matematika dengan baik.
b. Desain Produk
Dalam tahap ini peneliti menyusun rancangan untuk
pengembangan LKS dengan menggunakan format Braille 6
titik. Ukuran kertas yang digunakan yaitu A5. Desain awal
dalam tahap penyusunan disebut draft I. Berikut bentuk
desain produk LKS, yaitu

22

1. Menentukan

judul

LKS

yang

sesuai

dengan

kompetensi dasar dan materi pokok yang terdapat


dalam kurikulum, yaitu LKS Matematika Braille
Bilangan Berpangkat.
2. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan
bentuk akar.
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
5.1.1 Menjelaskan pengertian bilangan berpangkat
dengan pangkat positif, negatif dan nol
5.1.2 Mampu mengubah bentuk perkalian berulang
dalam bentuk pangkat positif dan negatif
5.1.3 Mampu menggunakan sifat-sifat dalam
menyelesaikan persoalan
4. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian bilangan
berpangkat dengan pangkat positif, negatif dan
nol.
2. Siswa

mampu

mengubah

pangkat

positif

menjadi pangkat negatif, begitu pula sebaliknya.


3. Siswa mampu mengenal arti pangkat positif dan
negatif.
4. Siswa mampu menyelesaikan atau mencari nilai
bilangan berpangkat.
5. Petunjuk
1. Guru menjelaskan tujuan penggunaan LKS dengan jelas dan tepat
2. Siswa menempuh proses pembelajaran dengan menggunakan LKS sesuai
dengan kemampuannya serta didampingi oleh guru.
6. Menyusun Materi
Menyusun bahasan materi yang akan disajikan di
dalam LKS untuk digunakan oleh siswa dengan
menringkas

konsep-konsep

bilangan

berpangkat

sehingga siswa mampu menganalisis materi konsep


dengan mudah.
7. Kegiatan dalam LKS

23

Merancang kegiatan di dalam LKS yaitu berupa


kegiatan memahami kosep dengan contoh-contoh, cek
pemahaman individu dan uji kompetensi berupa latihan
soal.
Berikut desain LKS Matematika Braille yaitu
i.
Halaman Cover
Dalam rancangan cover LKS Matematika
Braille memuat beberapa unsure yang akan
dicantumkan yaitu judul, keterangan judul,
pengarang,

identitas

pengarang

editor,

pembimbing dan layouter.

ii.

Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dari penyusun/penulis
yang berisi tentang hal-hal yang terdapat dalam
LKS. Berikut sketsa Kata Pengantar dalam LKS
ini yaitu

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat karunia-Nya kepada
penulis
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan LKS Matematika.

24

iii.

Daftar Isi
Daftar Isi dapat memudahkan pembaca
untuk

membaca

materi

atau

menemukan

halaman tertentu. Berikut sketsa Darfta Isi


dalam LKS ini yaitu,

DAFTAR ISI

iv.

Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian


kompetensi
Sebelum menuju ke halaman materi atau isi
terdapat halaman yang mencantumkan KD,
Indikator, Tujuan Pembelajaran dan Petunjuk
penggunaan LKS. Berikut sketsanya dalam LKS
ini yaitu,
Kompetensi dasar

:
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat
bilangan
berpangkat
dan
bentuk akar

Indikator

:
5.1.1 Menjelaskan pengertian
bilangan berpangkat dengan
pangkat positif,
negatif dan
nol
5.1.2
Mampu
mengubah
bentuk perkalian berulang
dalam bentuk pangkat positif
dan negatif

25

5.1.3 Mampu menggunakan


sifat-sifat dalam menyelesaikan
persoalan
.

v.

Ringkasan materi Bilangan Berpangkat


Ringkasan materi bilangan berpangkat yang
terdapat dalam LKS berisi ringkasan materi
bilangan berpangkat disertai contoh-contoh yang
disesuaikan dengan kompetensi dasar dan
indikator

pencapaian

pembelajaran.

Yang

diambil dari berbagai sumber antara lain,


Adinawan

Cholik,

M,

Sugiyono,

2008.

Matematika untuk SMP, Jakarta: Erlangga


Rusidi, 2004. LKS Canggih Matematika, Klaten:
Gema Nusa
Nusantara, Toto 2008. Contextual Teaching and
Learning Matematika SMP, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Berikut rancangan halaman ringkasan materi
dalam LKS ini yaitu,
BILANGAN BERPANGKAT
Dalam kehidupan sehari-hari, perhitungan bilangan
berpangkat banyak digunakan. Contohnya dalam frekuensi
gelombang televisi yaitu sebanyak 10 56putaran perdetik.
Jika besar frekuensi sinar X 10.000 kali frekuensi
gelombang televisi, maka berapakah besar frekuensi sinar X
?. untuk menjawabnya, dapat digunakan alat pengukur
besaran frekuensi.

vi.

Uji kompetensi

26

Menyusun uji kompetensi ( Latihan Soal )


sebagai skor atau nilai tes dari siswa untuk
mengetahui pencapaian siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang direncanakan sebelumnya.
Adanya

uji

kompetensi

ini

siswa

dapat

mengasah kemampuannya mengenai materi


bilangan berpangkat. Berikut rancangan halaman
ringkasan materi dalam LKS ini yaitu,
LATIHAN SOAL
Pilihlah satu jawaban yang paling benar dan
tepat !
1.

73

artinya .

7 3
3 3 3 3 3 3 3

a.
c.

vii.

Daftar Pustaka
Halaman daftar
beberapa

pustaka

sumber

penyusun/peneliti

berisi

yang

untuk

referensi
digunakan

menyusun

LKS

Matematika Braille. Berikut rancangan daftar


pustaka dalam LKS ini yaitu,
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan Cholik, M, Sugiyono 2008, Matematika
untuk SMP, Jakarta: Erlangga
Rusidi 2004, LKS Canggih Matematika, Klaten: Gema
Nusa

27

c. Validasi Desain
Validasi produk dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa
orang pakar/ahli, biasa disebut dengan validator yang tentunya
berpengalaman untuk menilai produk LKS yang telah
dirancang.tujuan validasi desain yaitu untuk mengetahui
kelayakan desain produk. Berikut aspek yang akan divalidasi
dan validator yang dibutuhkan.
Tabel 3.1 Syarat Validator
No
1

Aspek
Materi

Kriteria
Guru Matematika/Wali
a. Berpengalaman
mengajar

pokok

dalam
bahasan

bilangan berpangkat
b. Pendidikan

minimal

S-2

Pendidikan Matematika
c. Memiliki sertifikat pendidik
Dosen
a. Berpengalaman
mengajar

pokok

dalam
bahasan

bilangan berpangkat
b. Pendidikan

minimal

S-2

Pendidikan Matematika
c. Memiliki sertifikat pendidik

Kontruksi

Guru
a. Pendidikan

minimal

S-2

Pendidikan Matematika
b. Memiliki sertifikat pendidik
28

Dosen

Bahasa

a. Pendidikan minimal S-2


b. Mempunyai
pengalaman
membuat bahan ajar
c. Telah memiliki sertifikasi
dosen
Guru
a. Pendidikan
minimal
S-2
Pendidikan Matematika
b. Memahami
tentang
penggunaan bahasa
Dosen
a. Pendidikan minimal S-2
b. Mengajar Bahasa Indonesia
c. Telah memiliki sertifikasi
dosen

d. Revisi Desain
Setelah desain produk LKS divalidasi oleh para ahli,
selanjutnya mengurangi kelemahan dari produk LKS tersebut
dengan cara memperbaiki desain produk berdasarkan masukan,
kritik, dan saran dari para validator baik ketika produk
dinyatakan valid ataupun tidak valid.
e. Uji Coba Produk
Uji coba tahap awal (Uji coba skala kecil) dilakukan dengan
simulasi penggunaan produk LKS, yaitu di uji coba hanya
beberapa

siswa..

Setelah

disimulasikan,

maka

dapat

diujicobakan pada kelompok yang terbatas, yaitu pada siswa


satu kelas sebanyak 2 siswa dikarenakan keterbatasan siswa.
Penelitian ini hanya dilakukan hingga tahap uji coba terbatas.
Uji Coba Terbatas dilaksanakan pada siswa kelas IX SMPLB

29

Kedungkandang dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan


LKS, melalui uji aspek kepraktisan dan aspek keefektifan.
f. Revisi II Desain
Revisi II desain produk LKS yang telah diuji coba tersebut
direvisi kembali untuk menyempurnakan kekurangan dan
kelemahan

dari

lks

berdasarkan

angket

respon

siswa

berdasarkan masukan, kritik, dan saran dari para siswa.

3.3

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data yang
benar-benar dirancang dengan baik dan mampu mengambil informasi subjek
yang diteliti. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang dipakai adalah
sebagai berikut.
a. Lembar Wawancara
Instrumen pada penelitian ini dilakukan wawancara sebelum
diadakannya pengembangan LKS. Wawancara yang dilakukan kepada
guru waliuntuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi
saat pembelajaran matematika berlangsung. Hasil wawancara dijadikan
sebagai instrumen agar mendapatkan landasan untuk penelitian ini dan
akan dianalisis dengan pendekatan kualitatif.
b. Lembar Angket
1. Aspek Kevalidan
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan validasi dari para ahli
(validator) terhadap pengembangan LKS yang disusun pada
rancangan awal. Instrumen ini akan menjadi pedoman dalam
merevisi LKS yang disusun. Lembar validasi LKS terdiri dari tiga
lembar validasi yaitu :
i.

Lembar Validasi Materi


Validasi materi dilakukan untuk menilai kemampuan LKS yang
dirancang dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator
30

yang ditetapkan dari segi materi. Oleh karena itu, dirancang


lembar validasi materi dengan kisi-kisi pertanyaan seperti pada
tabel berikut ini.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pertanyaan untuk Lembar Validasi Materi
No

KISI-KISI

1.

Isi dari LKS yang disajikan sesuai dengan


Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

2.

Isi dari LKS yang disajikan sesuai dengan


indikator pencapaian kompetensi

3.

Isi dari LKS dapat membuat siswa


menemukan konsep

4.

Kebenaran konsep bilangan berpangkat sesuai


dengan yang dijelaskan oleh matematikawan

5.

Isi dari LKS yang disajikan dapat menambah


pemahaman dan pengertian siswa pada
informasi yang disampaikan
Keterkaitan contoh dengan materi yang
disajikan

6.
7.

Penyajian materi
sistematis dan logis

8.

Soal-soal evaluasi pada LKS sesuai dengan


Kompetensi Dasar

9.

Soal-soal evaluasi pada LKS sesuai dengan


indikator pencapaian kompetensi

10.

LKS berpusat pada siswa atau memuat


pengalaman belajar yang melibatkan siswa

11.

LKS ini mendukung tujuan belajar siswa

12.

Penyajian LKS
pemikiran siswa

13.

Ukuran LKS dan tulisan (huruf Braille)

yang

sesuai

disusun

dengan

secara

tingkat

31

dalam LKS ini proposional

ii.

Lembar Validasi Konstruksi


Validasi konstruksi dilakukan untuk menilai kesesuaian antara
bagian-bagian yang ditetapkan pada pengembangan LKS
Matematika Braille. Oleh karena itu, dirancang lembar validasi
konstruksi dengan kisi-kisi pertanyaan seperti pada tabel
berikut.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pertanyaan untuk Lembar validasi
Konstruksi
NO
1

KISI-KISI
Kesesuaian antara struktur dan format
LKS yang
telah ditentukan, yaitu
memuat judul, kompetensi dasar,
indicator dan tujuan pembelajaran,
materi,
tugas
atau
pertanyaanpertanyaan,
dan
uji
kompetensi
( latihan soal ).

Kesesuian penulisan LKS dengan


syarat teknis penulisan LKS, yaitu
tulisan LKS menggunakan huruf Braille,
menggunakan tanda/ keterangan yang
membedakan kalimat perintah dengan
jawaban siswa, memuat informasi
pendukung dan terdapat daftar isi
untuk mempermudah penggunaan
LKS.

Desain LKS tampak sesuai padahal-hal


berikut yakni ukuran LKS sesuai
standart, unsur tata letak dapat
memberikan nuansa tertentu dan
memperjelas isi LKS, isi LKS sesuai
dengan tingkat pendidikan siswa,

32

kejelasan (efek timbul) huruf Braille


dan kerapian jarak spasi antar bagian
dalam isi LKS.
iii.

Lembar Validasi Bahasa


Validasi bahasa dilakukan untuk menilai ketepatan bahasa
yang dipakai pada pengembangan LKS Matematika Braille.
Oleh karena itu, dirancang lembar validasi bahasa dengan kisikisi pertanyaan seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan untuk Lembar Validasi Bahasa
No

KISI-KISI

Kelengkapan isi

Kalimat pada LKS tidak mengandung arti ganda

Penggunaan kalimat sesuai dengan pesan yang


ingin disampaikan

Pesan yang disajikan dalam LKS menggunakan


bahasa yang mampu mendorong siswa untuk
mem[elajari materi secara tuntas

Menggunakan kalimat yang mudah dipahami

Menggunakan bahasa yang komunikatif

Bahasa yang digunkan sesuai EYD

Tulisan dalam LKS menggunakan huruf


Braille

Teks tercetak timbul tidak ada kecatatan

Ketiga lembar validasi berupa pertanyaan tertutup dengan lima


pilihan jawaban dan penskoran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5 Pilihan Jawaban untuk Lembar Validasi
No

Jawaban

Skor

33

Kurang Sekali

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

2. Aspek Kepraktisan
LKS yang dikembangkan dikatakan praktis dinilai dari
keterlaksanaan pengembangan LKS Matematika Braille yaitu dari
lembar observasi yang telah diisi oleh observer, kemudian untuk
melihat pendapat siswa terhadap ketermenarikan LKS maka
menggunakan angket respon siswa dan angket respon guru.
Adapun instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
i.

Lembar Angket Respon Siswa dan Guru


Pendapat guru dan siswa terhadap ketermenarikan LKS,
dinilai berdasarkan respon siswa dan respon guru. Instrumen
yang digunakan, yaitu lembar angket respon siswa dan lembar
angket respon guru. Angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
yang diketahuinya. Angket tersebut di sebarkan setelah siswa
menggunakan LKS yang diujikan. Lembar angket respon siswa
dan lembar angket respon guru sebagai berikut:
Tabel 3.6 Lembar Angket Respon Siswa
No
1

Indikator
LKS menggunakan bahasa yang mudah
dipahami

LKS menggunakan kalimat yang


34

tidak menimbulkan pengertian


ganda
3

Dari setiap contoh soal yang ada di dalam LKS ini


saya dapat memami konsep bilangan berpangkat

Setelah saya menemukan konsep materi dengan


LKS ini saya percaya bahwa daya akan berhasil
dalam menjawab setiap pertanyaan materi tersebut

Isi LKS ini sangat bermanfaat bagi saya

Gaya penyajian LKS ini tidak membosankan

Jenis huruf sesuai dengan saya sehingga saya dapat


membaca dengnan jelas

Contoh-contoh soal dalam LKS ini membantu saya


memahami materi

Petunjuk

kegiatan

LKS

jelas

sehingga

mempermudah saya dalam menjawab pertanyaan

Tabel 3.7 Lembar Angket Respon Guru


No.
1

Indikator
Kesesuaian isi materi dengan tingkatan kelas

Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar

Kesesuaian contoh soal dengan konsep yang


disajikan

Kesesuaian materi dengan indikator

Penggunaan kata kerja operasional pada rumusan


indikator

Kesesuaian kontekstualitas materi yang disajikan


dengan kehidupan sehari-hari

35

Penggunaan kalimat yang mudah dipahami

Penggunaan bahasa yang komunikatif

10

Penggunaan kalimat yang menarik perhatian


siswa

Lembar angket respon siswa dan angket respon guru berupa


pertanyaan tertutup dengan lima pilihan jawaban dan penskoran dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Pilihan Jawaban untuk Lembar Angket Respon Siswa
No

Jawaban

Skor

Tidak setuju

Kuran gsetuju

Ragu-ragu

Setuju

Sangat setuju

3. Aspek Keefektifan
Keefektifan dilihat dari nilai uji kompetensi sebagai
evaluasi yang telah disediakan dalam LKS tersebut dan ditentukan
dari ketuntasan siswa berdasarkan KKM Standar Nasional atau
presentase banyak siswa yang tuntas diatas rata-rata KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.

3.4 Analisis data


a. Analisis Data Kevalidan LKS
Data hasil validasi dari beberapa validator di anlisis dengan
melihat koefisien validaitas. Langkah-langkah penentuan nilai rata-

36

rata total aspek kevalidan LKS yang digunakan dalam penelitian ini
mengikuti langkah-langkah yang dituliskan Hobri (Iqbal, 2014)
sebagai berikut.
1. Merekapitulasi data penilaian kevalidan model ke dalam tabel yang
meliputi indikator

( I i ) , aspek

( Ai ) , dan nilai

( V ij ) , untuk

masing-masing validator.
2. Menentukan rata-rata nilai untuk setiap aspek dengan rumus
n

I ji

A i= j=1
m

Keterangan :

Ai

= data nilai validator ke- j

terhadap

indikator ke- i
I ji = nilai untuk indikator ke- j aspek ke- i
m = banyaknya indikator dalam aspek
Hasil yang diperoleh kemudian ditulis pada kolom dalam tabel
yang sesuai.
3. Menentukan nilai

Va

atau rata-rata total dari rata-rata nilai

untuk semua aspek dengan rumus


n

Ai

Va= j=1
n

Keterangan : Va = rata-rata nilai total untuk semua aspek


A i = rata-rata nilai setiap aspek
n = banyaknya aspek
Hasil yang diperoleh kemudian ditulis pada kolom dalam tabel
yang sesuai.Selanjutnya nilai

Va

atau nilai rata-rata total ini

dirujuk pada interval penentuan tingkat kevalidan perangkat


pembelajaran pada tabel berikut.
Tabel 3.9 Kriteria Pengkategorian Kevalidan LKS

37

Besarnya Va

Kategori

1 Va<2
2 Va<3
3 Va< 4
4 Va<5
Va=5

Tidak valid
Kurang valid
Cukup valid
Valid
Sangat valid

Keterangan : Va adalah nilai penentuan kevalidan

b. Analisis Data Kepraktisan LKS


Untuk menganalisis kepraktisan dari LKS Matematika Braille,
kegiatan yang dilakukan dalam melihat kepraktisan LKS yang
dikembangkan berdasarkan angket keterlaksanaan LKS, angket respon
siswa, dan angket respon guru dengan langkah-langkah :
1. Memberikan skor untuk setiap item dengan jawaban sangat setuju
(5), setuju (4), cukup setuju (3), ragu-ragu (2), dan tidak setuju (1).
2. Menjumlahkan skor total pada setiap siswa untuk setiap aspek.
3. Mencari rata-rata tiap aspek
4. Pemberian nilai kepraktisan dengan rumus berikut.
n

RA

i=1

PR=

Keterangan :

= rata-rata total kepraktisan


PR

RA = rata-rata aspek ke-i


n
= banyaknya aspek
5. Mencocokkan rata-rata total kepraktisan (VR) dengan kriteria
kepraktisan LKS Matematika Braille yaitu:
Tabel 3.10 Kriteria Pengkategorian Kepraktisan LKS

38

Interval skor

Kategori Kepraktisan

5
4 PR

Sangat praktis

4
3 PR<

Praktis

2 PR<3

Kurang praktis

1 PR<2

Tidak praktis

LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini di katakan praktis


apabila telah mencapai kategori praktis atau sangat praktis untuk
siswa.

c. Analisis Data Keefektifan LKS


LKS yang telah divalidasi dengan kriteria sangat valid atau
valid, kemudian diuji cobakan pada skala kecil, hasil uji coba LKS
dianalisis untuk mengetahui keefektifan dari rata-rata presentase
banyak siswa yang lulus KKM berada diantara kriteria yang telah
ditentukan. Kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis tentang
keefektifan tersebut (Amalia dalam Cahyani, 2014) adalah sebagai
berikut:
1. Membuat pedoman penskoran
2. Menentukan skor maksimal
3. Penskoran dihitung/dinilai dari penguasaan konsep yang dilihat
dari ketuntasan siswa dengan KKM Standar Nasional yaitu 75
4. Setelah skor diperoleh, kemudian untuk melihat ketuntasan siswa
yaitu dengan mengacu pada KKM yang telah ditetapkan.
Kemudian menghitung presentase banyaknya siswa yang tuntas :
T=

ST 100

n
Keterangan : T = presentase banyaknya siswa yang tuntas

39

ST = jumlah banyaknya siswa yang tuntas


n= jumlah siswa satu kelas

5. Mencocokkan presentase banyaknya siswa yang tuntas di atas ratarata KKM dengan kriteria keefektifan yang telah ditetapkan.
Kriteria untuk melihat keefektifan LKS dengan KKM kelompok
ujicoba 75% yang tuntas dari kelompok tersebut, seperti pada tabel
berikut :
Tabel 3.11 Kriteria Pengkategorian Keefektifan LKS
No.

Skor presentase

Kategori

T 75

Sangat efektif

50 T <75

Efektif

25 T <50

Kurang efektif

T <25

Tidak efektif

Keterangan : T = presentase banyaknya siswa yang tuntas

40

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Pengembangan Produk
Dalam hal ini ada beberapa langkah yang
dilakukan oleh peneliti guna mengembangkan produk
LKS Matematika Braille materi bilangan berpangkat,
yaitu

mengetahui

dihadapi
belajar

siswa,
seperti

terlebih

dahulu

bahwasanya
LKS

dapat

ketersediaan

menjadi

kebutuhan siswa untuk dijadikan


dalam memahami dan

masalah

yang
media

salah

satu

sumber belajar

mengetahui konsep materi.

Seperti yang telah dipaparkan di bab sebelumnya


tentang hasil observasi yang dilakukan, peneliti dapat
mengidentifikasi

bahwa

di

sekolah

tersebut

membutuhkan LKS sebagai penunjang sumber belajar


lainnya yang disusun sesuai kebutuhan pembelajaran.
Oleh karena itu agar sesuai dengan kompetensi dasar
dan tujuan pembelajaran, peneliti memilih materi
bilangan

berpangkat

untuk

disusun

dalam

LKS

matematika Braille.
Setelah melakukan langlah awal yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam
penyusunan

LKS,

maka

produk

awal

yang

dikembangkan adalah LKS matematika Braille yang


belum terkonversi sehingga masih dalam bentuk

41

awas. Produk yang belum dikonversi ke bentuk


Braille divalidasi terlebih dahulu oleh validator, agar
mempermudah

validator

untuk

mengetahui

isi

daripada LKS tersebut.


Dalam proses penyusunan produk, peneliti
memilih materi yang memiliki keterkaitan dengan
kompetensi dasar yang ada di sekolah, relevan dengan
tujuan

pembelajaran

dan

sesuia

dengan

tingkat

pendidikan peserta didik. Penyusunan isi materi dalam


produk ini dilakukan dengan cara membaca beberapa
materi yang bersangkutan dalam beberapa buku yang
berbeda, selanjutnya meringkas atau merangkum
materi,

informasi

pendukung

materi.

Menyusun

contoh-contoh soal dan soal evaluasi dan menyusun


daftar pustaka. Selanjutnya peneliti menyusunnya
dalam LKS dan siap untuk dilakukan validasi oleh
validator.
Proses validasi dilakukan oleh 3 ahli dengan
mengisi lembar validsi yang telah disiapkan oleh
peneliti. Terdapat 3 jenis lembar validasi yaitu untuk
ahli bahasa, ahli materi dan ahli konstruksi. Validator
mengisi 2 lembar validasi yaitu lembar untuk ahli
materi dan ahli kontruksi

( untuk 2 orang validator)

dan lembar ahli bahasa ( untuk 1 orang ahli bahasa)


dengan cara mencentang salah satu dari lima kolom
skor

sesuai

dengan

indikator

penilaian

yang

disediakan. Selanjutkan mengisi atau memberikan


komentar serta saran pada laman selanjutnya, dan
yang terakhir yaitu memberikan kesimpulan yang
menyatakan produk layak atau tidak untuk dilanjutkan
ke tahap selanjutnya.

42

4.1.2 Validasi Produk


Tujuan

dari

validasi

produk

adalah

untuk

mengetahui kebenaran produk yang dikembangkan


serta mendapat masukan untuk perbaikan produk
pada tahap selanjutnya kemudian dinilai oleh para
ahli. Dalam hal ini proses validasi dilakukan oleh satu
3 orang validator dengan mengisi lembar saran dan
komentar

terhadap

produk

yang

dikembangkan.

Berikut hasil validasi produk dari beberapa ahli yaitu:

a. Ahli Bahasa
Aspek yang dinilai oleh ahli bahasa yaitu
kelayakan isi, kebahasaan dan layout. Data hasil
penelitian oleh ahli bahasa disajikan dalam table
4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Penilaian ahli bahasa terhadap LKS
Matematika Braille
Penil
Aspek

Kelaya
kan isi

Keba
hasaa
n
Layout

Skor
Indikat

Aspe

Skor
rata-

or

rata

ai
1
4

4,22

Kategor
i
Penilaia
n
Valid

3,67

43

Selain memberikan penilaian, ahli bahasa juga


memberikan saran dan masukan terhadap produk
yang

dikembangkan.

Terdapat

tiga

poin

yang

disampaikan yaitu agar lebih cermat dan teliti


dalam pengetikan, daftar referensi dalam daftar
pustaka sebaiknya disusun secara alfabetis dan
agar

menggunakan

kalimat

yang

ringan

atau

bahasa sehari-hari yang sesuai dengan tingkatan


pendidikan siswa.

b. Ahli Konstruksi
Aspek yang dinilai oleh ahli konstruksi adalah
karakteristik LKS dan aspek desain. Data hasil
penilaian dari ahli konstruksi disajikan dalam table
4.2 berikut:
Table 4.2 Penilaian ahli konstruksi terhadap LKS
Matematika Braille

Penilai

Skor
rata-

Skor

rata

Aspek

Karak
teristi
k LKS

Indikator

4,5

4,5

4,5

2,5

Kategor
i
Penilaia
n

Aspe
k
4,1

4,15

Valid

44

Desain

4,2

Selain memberi penilaian, ahli konstruksi juga


memberikan komentar dan saran untuk kemudian
dijadikan bahan perbaikan pada tahap selanjutnya.
Menurut validator pertama daftar isi perlu disusun
sesuai

alfabet

dan

perlunya

disediakan

lembarjawaban untuk siswa. Menurut validator


kedua

dalam

menyusun

LKS

peneliti

perlu

memperbanyak atau menambah informasi yang


mendukung materi agar menambah pengetahuan
siswa tentang aplikasi materi tersebut di dalam
kehidupan

sehari-hari,

soal-soal

pada

uji

kompetensi perlu ditambah lagi dan berikan soal


yang memuat unsur aplikatif.

c. Ahli Materi
Aspek yang dinilai oleh ahli materi meliputi
aspek kelayakan isi, fungsi dan manfaat serta
aspek layout dan grafis. Berikut data hasil validasi
ahli materi terhadap produk ini:

45

Table 4.3 Penilaian ahli materi terhadap LKS


Matematika Braille
Aspek

Penilai
1
2

Skor
Indikator
Aspek

2,5

Kelaya

kann

isi

4,5

4,5

Manfa

3,5

at

3,5

4,5

Layout

Kategori

Skor
rata-rata

Penilaian

4,05
Cukup

3,93

Valid

3,75

Terdapat beberapa komentar dan saran ahli


materi

terhadap

LKS

Matematika

menurut

validator

pertama

kalimat

perintah

yang

Braille

terdapat
perlu

yaitu

beberapa
diperbaiki,

contohkeseharian dalam LKS harus lebih condong


ke dalam kehidupan sehari-hari siswa, penjelasan
7 7

perlu

diterjemahkan

ke

dalam

bahasa

perpangkatan, kalimat perintah untuk mengerjakan


soal sebaiknya diakhiri dengan tanda seru ( ! ) dan
submateri pangkat negatif dan pangkat nol
disajikan dalam satu materi. Menurut validator
kedua simbol perpangkatan yang perlu dibenahi

46

yaitu (
3

3n

( 3 n) 3

dan

(3 n 3)

menjadi

3n

dan

Pada pelaksanaan validasi kepada validator


terhadap

pengembangan

LKS

Matematika

Braille

materi bilangan berpangkat didapatkan sepertii pada


Gambar 4.1 menunjukkan hasil penilaian kualitas
produk oleh tim ahli. Dari gambar tampak bahwa
hasil penilaian tertinggi adalah penilaian ahli materi
dengan skor rata-rata 4,15 (Valid)

disusul oleh

penilaian ahli konstruksi dengan skor rata-rata 3,93


(Cukup Valid) dan yang terakhir yaitu penilaian dari
ahli bahasa denga skor rata-rata 4,22 (Valid).
Berdasarkan hasil rata-rata analisis kevalidan
LKS, didapatkan rata-rata keseluruhan validasi dari
para ahli yaitu 4,1 (Valid).

Maka dengan ini

dinyatakan LKS yang telah dikembangkan ini layak


untuk diujicobakan kepada siswa-siswa tuna netra
kelas

IX,

dengan

kata

lain

LKS

yang

sudah

dinyatakan layak untuk diproduksi, tetapi masih perlu


sedikit revisi. Maka peneliti melakukan revisi produk
sesuai dengan komentar dan saran dari para ahli
seperti yang telah tercantum sebelumnya.
4.1.3 Revisi Produk
Revisi produk dilaksanakan agar menghasilkan produk yang
baik. Produk dalam penelitian ini berupa LKS Matematika Braille
sebagai penunjang sarana belajar siswa tuna netra. Dalam penelitian
ini dilakukan beberapa kali revisi, revisi produk berdasarkan

47

komentar dan saran dari para ahli. Berdasarkan komentar dan saran
dari ahli bahasa terdapat beberapa kesalahan penulisan seperti
7 7 ditulis,

7 7

( 3 n) 3

3n
ditulis,

( 3 n 3 ) , direvisi menjadi

dan

dan

( 3 n3 ) . Daftar referensi dalam

daftar pustaka sebaiknya disusun secara alfabetis dan gunakan


kalimat yang ringan atau bahasa sehari-hari agar siswa mudah
memahami seperti pada paragraf pembuka dalam materi sebaiknya
menggunakan contoh yang lebih sederhana.
Berdasarkan komentar dan saran dari ahli konstruksi
sebaiknya daftar isi disusun alfabetis direvisi sesuai dengan saran,
menyediakan lembar jawaban untuk siswa, memperbanyak informasi
untuk mendukung materi agar siswa bisa lebih tahu aplikasi materi
didalam kehidupan sehari-hari, menambah jumlah soal-soal pada uji
kompetensi kurang banyak, merevisi soal agarmemuat unsur
aplikatif kepada siswa. Selanjutnya berdasarkan komentar dan saran
ahli materi LKS direvisi untuk mencantumkan kalimat perintah
seperti Perhatikan tabel dibawah ini!, perlunya penjelasan

7 7

diterjemahkan ke bahasa perpangkatan direvisi menjadi 72 ,


disarankan setiap pertanyaan untuk soal agar gunakan tanda seru,
submateri pangkat negative dan pangkat nol disajikan dalam
satu materi saja, serta ada beberapa simbol perpangkatan yang perlu
dibenahi (

( 3 n) 3

dan

(3 n 3)

seperti pada revisi dari ahli

bahasa.
Adapun

hasil

revisi

terhadap

produk

yang

dikembangkan berasarkan semua komentar dan saran


dari para ahli materi, ahli bahasa serta ahli konstruksi
seperti yang tercantum pada tabel di atas. Setelah
melakukan revisi kemudian dilakukan respon peserta
didik

yaitu

respon

dalam

uji

skala

kecil

yang

48

melibatkan dua orang siswa, kemudian saran dan


komentar dari siswa dijadikan bahan sebagai dasar
untuk revisi selanjutnya.

4.1.4 Produk Akhir


Produk

penelitian

pengembangan

ini

yaitu

Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi


Bilangan Berpangkat untuk siswa kelas IX SMPLB
Negeri

kedungkandang

Malang

ini

berisikan

ringkasan materi dan konsep bilangan berpangkat


serta contoh-contoh aplikatif dan sejumlah soal-soal
uji kompetensi. LKS Matematika Braille ini memliki
komponen-komponen yaitu cover, kata pengantar,
daftar

isi,

kompetensi

dasar,

indikator,

tujuan

pembelajaran dan petuntuk penggunaan, ringkasan


materi, uji kompetensi serta daftar pustaka. Dimana
segala aspek tersebut dicetak dengan menggunakan
huruf Braille sesuai dengan kebutuhan siswa.
Produk akhir dalam penelitian pengembangan ini
selanjutnya diujicobakan kepada dua orang siswa
tuna netra SMPLB Negeri Kedungkandang Malang
pada 2 pertemuan. Pertemuan pertama pada tanggal
1 April 2015 yaitu memulai pertemuan dengan
membahas
evaluasi.

materi
Pertemuan

dan

mengerjakan

kedua

soal-soal

dilaksanakan

pada

tanggal 2 April 2015, yaitu dengan kegiatan siswa


melanjutkan mengerjakan soal-soal evaluasi.

4.1.5 Ujicoba Produk

49

Produk LKS ini diujicobakan pada 2 orang siswa


tuna netra SMPLB Negeri Kedungkandang Malang.
Sebelum dilakukan ujicoba, terlebih dahulu peneliti
meunjukkan produk kepada guru untuk dibaca guna
mengisi
komentar

angket
dan

diujicobakan.

respon
saran

Setelah

guru

terkait
itu

serta

memberikan

produk

peneliti

yang

akan

mengujicobakan

produk yang dikembangkan kepada 2 orang siswa


tuna netra. Selama proses ujicoba produk, peneliti
didampingi oleh seorang guru. Seusai ujicoba kedua
siswa diminta untuk mengisi angket respon siswa yang
sudah disediakan peneliti.
Pengisian angket dilakukan dengan cara peneliti
membaca satu per satu butir-butir penyataan dan
siswa menjawab dengan memberikan nilai sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, kurang setuju atau tidak
setuju.

Dilakukan

seperti

ini

guna

untuk

mempermudah proses pengisian angket respon siswa,


sehingga angket respon siswa dalam penelitian ini
tidak dikonversikan ke dalam huruf Braille.

4.1.5.1 Hasil Kepraktisan Produk


a. Respon siswa
Respon

siswa

terhadap

LKS

yang

dikembangkan diperoleh melalui lembar respon


siswa.

Pengambilan

data

berupa

respon

peserta didik dilakukan dengan memberikan


angket respon kepada siswa. Sebelum hasil akhir
rata-rata keseluruhan dari angket respon siswa, terlebih
dahulu dianalisis untuk rata-rata setiap aspeknya. Rata-rata
50

total untuk angket respon siswa yaitu 3,64 dengan kategori


yang diperoleh yaitu praktis. Hasil analisis angket respon
siswa terhadap LKS yang dikembangkan oleh peneliti telah
disajikan pada table 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Skor penilaian angket respon siswa


No

Aspek

Rata-rata

Kategori

Kelayakan isi

3,6

Praktis

Penyajian

4,3

Sangat Praktis

Kebahasaan

Praktis

3,64

Praktis

Rata-rata

b. Respon Guru
Seperti halnya respon siswa, respon guru terhadap
LKS yang dikembangkan diperoleh dari lembar respon guru.
Rata-rata total untuk angket respon guru yaitu 4 dengan
kategori yang diperoleh yaitu sangat praktis. Hasil analisis
angket respon guru terhadap LKS yang dikembangkan oleh
peneliti telah disajikan pada table 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Skor penilaian angket respon guru


No

Aspek

Rata-rata

1
2
3
4

Kelayakan isi
Penyajian
Kebahasaan
Kegrafikan

4
4
4
4

Kategori
Sangat Praktis
Sangat Praktis
Sangat Praktis
Sangat Praktis

51

Kelengkapan

Sangat Praktis

Rata-rata

Sangat Praktis

Berdasarkan hasil analisis lembar respon siswa

dan guru

menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan praktis dengan


total rata-rata dari keduanya yaitu 3,82 berdasarkan kategori yang
telah ditetapkan.
4.1.5.2 Hasil Keefektifan Produk
Hasil keefektifan produk dilihat dari nilai uji
kompetensi sebagai evaluasi yang tersediakan
dalam

LKS

tersebut.

Uji

coba

produk

dilaksanakan kepada 2 siswa pada 2 pertemuan.


Untuk mengetahui hasil keefektifan melalui soal
uji kompetensi dilaksanakan setelah pembahasan
materi. Hasil nilai siswa mengerjakan soal uji kompetensi
yang telah disediakan pada susbab terakhir dalam LKS
digunakan

untuk

melihat

pemahaman

siswa

terhadap

pembelajaran dengan menggunakan LKS Matematika Braille


materi bilangan berpangkat.
Hasil nilai evaluasi siswa mengerjakan soal-soal dapat
dikatakan tuntas atau belum tuntas dengan mengacu pada
KKM Standar Nasional yakni 75. Hasil analisis nilai pada
ujicoba produk pada 2 siswa didapatkan bahwa kedua siswa
mengerjakan soal evaluasi tersebut dengan baik, dengan kata
lain kedua siswa tersebut tuntas dengan nilai 80 untuk Fajar
Ramadhan dan 90 untuk Mas Purbo Kencono. Berdasarkan
skorpresentase pada bab III, persentase yang dihasilkan dari
analisis keefektifan LKS diperoleh banyaknya siswa yang
tuntas belajar sebesar 100%

52

4.2 Pembahasan
Pembahasan dari penelitian ini meliputi pembahasan
hasil penilaian kualitas LKS Matematika Braille yang telah
dikebangkan sesuai dengan teori-teori pada bab bab II.
Bahwasanya produk yang disusun oleh peneliti telah diuji
kualitasnya dengan beberapa kriteria atau aspek dalam
menilai kualitas dari produk yang dikembangkan. Aspek
pertama yaitu kevalidan dari LKS yang telah divalidasi.
Dalam hal ini validator menyatakan bahwa produk tersebut
valid dengan rata-rata 4,1. Hasil didapatkan dari penilaian
dan ujicoba yang telah dilakukan dinyatakan praktis
dengan rata-rata total 3,82. Pada Hasil penelitian didapatkan
2 siswa dinyatakan tuntas dengan nilai diatas KKM. Ratarata yang didapatkan dari ujicoba tersebut adalah 85,00
dengan persentase sebesar 100 % dan dinyatakan sangat
efektif.
Berdasarkan pemaparan beberapa aspek diatas dapat disimpulkan
bahwa produk yang dihasilkan yaitu berupa LKS matematika dengan huruf
Braille pada materi bilangan berpangkat telah memenuhi kriteria-kriteria
yang telah ditentukan, maka LKS dikatakan memiliki kualitas yang baik
untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan pendapat
Annastasia dan Imanuel (dalam Suparno:2013) menyatakan bahwa layanan
khusus bagi tunanetra yaitu penguasaan Braille yaitu kemampuan untuk
menulis dan membaca Braille dan menurut Nur Azizi (2010), penggunaan
LKS dalam proses pembelajaran bermanfaat untuk mengaktifkan siswa
dalam proses pembelajaran, membantu siswa dalam mengembangkan
konsep,

melatih

keterampilan

siswa

dalam

menemukan

dan

mengembangkan

proses dan membantu siswa untuk menambah informasi

tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.


LKS yang dihasilkan ini telah terbukti bahwa memiliki kualitas yang
baik yang dilihat berdasarkan hasil validitas dan kepraktisannya, sehingga

53

dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan bermanfaat bagi siswa.


Selain itu LKS juga dapat digunakan secara mandiri oleh siswa sebagai
sumber belajar. Menurut Saidah, dkk (2014), LKS dapat membantu siswa
dalam mencapai pemahaman konsep dari materi yang diajarkan, sebagai
penguatan atau menanamkan konsep agar melekat bertahan lebih lama
dalam memori dengan memperbanyak latihan-latihan soal yang terdapat
pada LKS.

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan penilaian ahli materi, ahli materi dan ahli konstruksi termasuk
dalam kategori Valid (4,2) dengan skor rata-rata untuk masing-masing
ahli yaitu ahli bahasa 4,22; ahli materi 4,15; dan ahli konstruksi 3,93.
Respon siswa dalam

uji skala kecil termasuk dalam kategori praktis

dengan skor rata-rata 3,64 dan dengan hasil respon guru didapatkan skor
rata-rata 4 yaitu sangat praktis.
b. Berdasarkan pada ujicoba produk yang telah dilaksanakan kepada 2 siswa,
hasil persentase kedua siswa tuntas dalam menyelesaikan evaluasi yang
telah diberikan dalam LKS, didapatkan persentasenya yaitu 100 % maka
dinyatakan bahwa sangat efektif. Hal ini memberi gambaran bahwa
Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille ini dapat diterima dengan
baik oleh calon pengguna yaitu siswa berkebutuhan khusus (tunanetra).

5.2 Saran
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Matematika Braille sebagai penunjang sumber belajar siswa
tuna netra di SMPLB Negeri Kedungkandang perlu dilakukan tindak lanjut
untuk memperoleh sumber belajar yang lebih baik dan berkualitas. Oleh
karena itu penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
5.2.1

Bagi Guru

55

Terus berinovasi menggunakan media pembelajaran yang


bervariasi khususnya untuk siswa penyandang tuna netra agar lebih
dapat

meningkatkan

minat

belajar

siswa,

sehingga

LKS

Matematika Braille ini bisa menjadi altermatif sumber belajar


mandiri bagi siswa tuna netra.
5.2.2

Bagi Sekolah
Perlu adanya perhatian dan tindak lanjut dari pihak sekolah
agar LKS Matematika Braille ini dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan menjadi lebih baik serta memanfaatkan sarana dan
prasarana sekolah seperti pengadaan lebih banyak referensi
perpustakaan sekolah.

5.2.3 Bagi Peneliti


Perlu dikembangkan lebih lanjjut LKS Matematika Braille
untuk pembelajaran matematika dengan cakupan materi yang lebih
lengkap atau dengan materi dan tingkatan yang lebih tinggi
( Sekolah Menengah Atas).

56

DAFTAR PUSTAKA
Adinawan Cholik, M, Sugiyono. 2008. Matematika untuk SMP, Jakarta: Erlangga.
Arief, Sadiman. 2008. Media Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar,
Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Campbell, Linda.2008. Multiple Intellegences Metode Terbaru Melesatkan
Kecerdasa. Depok: Inisiani Press.
Handayani, Indar Mery. 2013. Interaksi Sosial Anak Berkebutuhan Khusus di
SDN 016/016 Inklusif Samarinda ( Studi Kasus Anak Penyandang Autis ).
ejournal Sosiatri-Sosiologi ISSN:0000-0000, Vol.1 No.1 ( 2013 ).
Hapsari, Senja. 2013. Pengembangan Modul Fisika Braille Materi Vektor untuk
Siswa Tunanetra Kelas X SMA/MA Inklusi di Yogyakarta. Skripsi S1
Program Studi Program Fisika Fakultas Sains Teknologi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
https://Revyreza.wordpress.com/2013/10/31/hakekat-matematika.
Mangunsong, Dr.Frieda, 2009. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus ( Jilid 1 ). LDSP3 UI.
Mulyana. 2007. Lesson Study ( Makalah. Kuningan: LPMP-Jawa Barat ).
Nusantara, Toto. 2008, Contextual Teaching and learnign Matematika SMP,
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Pariska, Elniati dan Syafriadi. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Matematika Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan. Vol.1 No.1 ( 2012 ).
Riri, Siti, Riza dan Desma. 2012. Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa ( Makalah)
Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang.
Rusidi, 2004. LKS Canggih Matematika, Klaten: Gema Nusa

57

Sardiman, 2007. Interaki dan Motivai Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raya


Grafindo Persada
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta
Tarsidi, Didi. 2008. Konseling and Blindness. ( online ), ( dtarsidi.blogspot.co.id/2008/06/Sistem-tulisan-braille.html ), diakses pada
tanggal.
Tarsidi, Didi. 2010. Belajar Braille dalam 6 Modul. Bandung: Program Studi
Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Paska Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia.
Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ).
Jakarta : Bumi Aksara.
www. Kajianteori.com/2014/02/pengertian-lks-lembar-kegiatan-siswa.html

58

LAMPIRAN

59

Lampiran 1

LEMBAR VALIDASI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BRAILLE
MATERI BILANGAN BERPANGKAT
UNTUK SISWA TUNA NETRA SMPLB KEDUNGKANDANG MALANG
UNTUK AHLI MATERI
Jenis Bahan Ajar

: Lembar Kerja Siswa

Judul Produk

: Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi


Bilangan Berpangkat untuk Siswa Tunanetra SMPLB
Kedungkandang Malang

Penyusun

: Iftitah Sabilah

Bapak/Ibu yang terhormat,


Berkaitan dengan adanya penelitian tentang

Pengembangan Lembar

Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi Bilangan Berpangkat untuk


Siswa Tuna Netra SMPLB Kedungkandang Malang, saya bermaksud meminta
kesediaan Bapak/Ibu untuk menilai LKS yang saya kembangkan, sehingga dapat
diketahui layak atau tidaknya LKS tersebut untuk digunakan pada pembelajaran di
sekolah.
Sehubungan dengan keperluan tersebut, saya memohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk mengisi lembar penilaian berikut ini. Penilaian Bapak/Ibu sangat
membantu untuk perbaikan LKS yang saya kembangkan. Atas perhatian dan
kesediaan Bapak/Ibuuntuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terima kasih.
A. Petunjuk Pengisian
i.

Bapak/Ibu dimohon memberi tanda checklit ()

pada setiap kolom

yang Bapak/Ibu anggap sesuai dengan aspek penilaian yang ada.


Kriteria Penilaian :
5 = Sangat Baik
60

4 = Baik
3

= Cukup Baik

2 = Kurang Baik
1= Kurang Sekali
ii.

Bapak/Ibu dimohon memberi komentar dan saran pada bagian


Komentar dan Saran.

B. Aspek Penilaian
N

Aspek

Indicator

o
1

Skor
5

Kelayak
an Isi

Isi dari LKS yang disajikan sesuai


dengan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar
Isi dari LKS yang disajikan sesuai
dengan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Isi dari LKS dapat membuat
siswa menemukan konsep
Kebenaran
konsep
bilangan
berpangkat sesuai dengan yang
dijelaskan oleh matematikawan
Isi dari LKS yang disajikan dapat
menambah
pemahaman
dan
pengertian siswa pada informasi
yang disampaikan
Keterkaitan contoh dengan materi
yang disajikan
Penyajian materi yang disusun secara
sistematis dan logis
Soal-soal evaluasi pada LKS sesuai
dengan Kompetensi Dasar

61

Soal-soal evaluasi pada LKS sesuai


dengan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi

Manfaat

LKS berpusat pada siswa atau


memuat pengalaman belajar yang
melibatkan siswa
LKS ini mendukung tujan belajar
siswa

Layout

Penyajian LKS sesuai dengan


tingkat pemikiran siswa
Ukuran LKS dan tulisan (huruf
Braille) dalam LKS ini proposional

C. Komentar dan Saran

D. Kesimpulan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi Bilangan Berpangkat
ini dinyatakan : (checklit () salah satu)
Layak diproduksi tanpa adanya revisi
Layak diproduksi dengan revisi
Tidak layak diproduksi

Malang,.2015

62

Validator,

63

Lampiran 2

LEMBAR VALIDASI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BRAILLE
MATERI BILANGAN BERPANGKAT
UNTUK SISWA TUNA NETRA SMPLB KEDUNGKANDANG MALANG
UNTUK AHLI KONSTRUKSI
Jenis Bahan Ajar

: Lembar Kerja Siswa

Judul Produk

: Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi


Bilangan Berpangkat untuk Siswa Tuna Netra SMPLB
Kedungkandang Malang

Penyusun

: Iftitah Sabilah

Bapak/Ibu yang terhormat,


Berkaitan dengan adanya penelitian tentang

Pengembangan Lembar

Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi Bilangan Berpangkat untuk


Siswa Tunanetra SMPLB Kedungkandang Malang, saya bermaksud meminta
kesediaan Bapak/Ibu untuk menilai LKS yang saya kembangkan, sehingga dapat
diketahui layak atau tidaknya LKS tersebut untuk digunakan pada pembelajaran di
sekolah.
Sehubungan dengan keperluan tersebut, saya memohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk mengisi lembar penilaian berikut ini. Penilaian Bapak/Ibu sangat
membantu untuk perbaikan LKS yang saya kembangkan. Atas perhatian dan
kesediaan Bapak/Ibuuntuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terima kasih.
A. Petunjuk Pengisian
iii.

Bapak/Ibu dimohon memberi tanda checklit ()

pada setiap kolom

yang Bapak/Ibuanggap sesuai dengan aspek penilaian yang ada.


Kriteria Penilaian :
5 = Sangat Baik
64

4 = Baik
3 = Cukup Baik
1

= Kurang Baik

1 = Kurang Sekali
iv.

Bapak/Ibu dimohon memberi komentar dan saran pada bagian


Komentar dan Saran.

B. Aspek Penilaian
N

Aspek

Indicator

Skor
5

1.1 Kesesuaian antara struktur


dan format LKS
Judul
Kompetensi inti dan kompetensi
dasar
Indikator pembelajaran
Materi dan tugas atau pertanyaanpertanyaan
1

Karakteris Alat penilaian (evaluasi)


tik LKS

1.2 Kesesuaian LKS dengan syarat


teknis penulisan
LKS menggunakan tanda/keterangan
yang membedakan kalimat perintah
dengan jawaban siswa
Tulisan dalam LKS menggunakan
huruf Braille
Memuat informasi pendukung materi
Terdapat
daftar
isi
untuk
mempermudah penggunaan LKS

65

Ukuran LKS sesuai standar


Unsure tata letak dapat memberikan
nuansa
tertentu
dan
dapat
memperjelas isi LKS
2

Desain

Isi LKS sesuai dengan


pendidikan peserta didik

tingkat

Kejelasan (efek timbul) huruf Braille


Kerapian jarak spasi antar bagian
dalam isi LKS

C. Komentar dan Saran

D. Kesimpulan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi Bilangan Berpangkat
ini dinyatakan : (checklit () salah satu)
Layak diproduksi tanpa adanya revisi
Layak diproduksi dengan revisi
Tidak layak diproduksi

Malang,.2015

66

Validator,

67

Lampiran 3

LEMBAR VALIDASI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BRAILLE
MATERI BILANGAN BERPANGKAT
UNTUK SISWA TUNA NETRA SMPLB KEDUNGKANDANG MALANG

UNTUK AHLI BAHASA

Jenis Bahan Ajar

: Lembar Kerja Siswa

Judul Produk

: Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi


Bilangan Berpangkat untuk Siswa Tuna Netra SMPLB
Kedungkandang Malang

Penyusun

: Iftitah Sabilah

Bapak/Ibu yang terhormat,


Berkaitan dengan adanya penelitian tentang Lembar Kerja Siswa (LKS)
Matematika Braille Materi Bilangan Berpangkat untuk Siswa Tuna Netra
SMPLB Kedungkandang Malang, saya bermaksud meminta kesediaan
Bapak/Ibu untuk menilai LKS yang saya kembangkan, sehingga dapat diketahui
layak atau tidaknya LKS tersebut untuk digunakan pada pembelajaran di sekolah.
Sehubungan dengan keperluan tersebut, saya memohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk mengisi lembar penilaian berikut ini. Penilaian Bapak/Ibu sangat
membantu untuk perbaikan LKS yang saya kembangkan. Atas perhatian dan
kesediaan Bapak/Ibuuntuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terima kasih.

68

A. Petunjuk Pengisian
i.

Bapak/Ibu dimohon memberi tanda checklit ()

pada setiap kolom

yang Bapak/Ibuanggap sesuai dengan aspek penilaian yang ada.


Kriteria Penilaian :
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup Baik

ii.

= Kurang Baik

= Kurang Sekali

Bapak/Ibu dimohon memberi komentar dan saran pada bagian


Komentar dan Saran.

B. Aspek Penilaian
N

Aspek

Indicator

o
1

Skor
5

Kelayak

Kelengkapan isi

an isi

Kalimat pada LKS tidak mengandung

arti ganda
Penggunaan kalimat sesuai dengan
makna pesan yang ingin disampaikan
Pesan yang disajikan dalam LKS
menggunakan bahasa yang mampu
mendorong siswa untuk mempelajari
materi secara tuntas
2

Kebahas

menggunaan kalimat mudah dipahami

aan

Menggunakan bahasa yang komunikatif


Bahasa yang digunakan sesuai dengan
EYD

Layout

Tulisan dalam LKS menggunakan huruf

69

braille
Teks yang tercetak timbul dengan tidak
ada kecacatan

C. Komentar dan Saran

D. Kesimpulan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi Bilangan Berpangkat
ini dinyatakan : (checklit () salah satu)
Layak diproduksi tanpa adanya revisi
Layak diproduksi dengan revisi
Tidak layak diproduksi

Malang,.2015
Validator,

70

71

Lampiran 4

ANGKET RESPON PESERTA DIDIK


Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille
Materi Bilangan Berpangkat
Kelas IX SMPLB Kedungkandang Malang
Bimillahirrahmanirrahim
Nama

: Fajar Ramadhan

Kelas

: _________________________________

A. Petunjuk Penilaian
1. Mohon kesediaan sdr/I untuk memberikan penilaian terhadap Lembar
Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille yang telah kami susun sesuai
dengan criteria yang telah dimuat di dalam instrument penilaian.
2. Beri tanda centang (
) pada kolom yang tersedia dengan memilih
alternative jawaban yang tersedia, terdapat empat alternative jawaban
yaitu:
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
3. Apabila penilaian sdr/I adalah TS atau TST, maka kamimemohon untuk
member saran terkait hal-hal yang menjadi kekurangan dalam LKS yang
telah kami susun.
4. Apabila ada hal-hal yangkurang jelas atau tidak dimengerti, mohon untuk
mengajukan pertanyaan kepada peneliti.
5. Sdr/I kami mohon untuk memberikansaran pada tempat yang dosediakan.
B. Aspek Penilaian

No

Aspek
Penilaian

Pernyataan

Nilai
SS

72

KS

TS

a. LKS ini menggunakan bahasa

yang mudah dipahami


b. Kalimat dalam LKS ini tidak

memiliki makna ganda


c. Dari setiap contoh soal yang
ada di dalam LKS ini saya
1.

Kelayakan
isi

dapat

memhami

konsep

bilangan berpangkat
d. Setelah
saya
menemukan
konsep materi dengan LKS ini

saya percaya bahwa daya akan


berhasil dalam menjawab setiap
pertanyaan materi tersebut
e. Isi LKS ini sangat bermanfaat

bagi saya
f. Gaya penyajian LKS ini tidak

membosankan
g. Jenis huruf sesuai dengan saya
2.

Penyajian

sehingga saya dapat membaca

dengnan jelas
h. Contoh-contoh soal dalam LKS
ini membantu saya memahami

materi
i. Petunjuk kegiatan LKS jelas
3.

Kebahasaan

sehingga mempermudah saya

dalam menjawab pertanyaan


C. Komentar dan Saran

73

74

ANGKET RESPON PESERTA DIDIK


Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille
Materi Bilangan Berpangkat
Kelas IX SMPLB Kedungkandang Malang
Bimillahirrahmanirrahim
Nama

: Mas Purbo Kencono

Kelas

: _________________________________

A. Petunjuk Penilaian
6. Mohon kesediaan sdr/I untuk memberikan penilaian terhadap Lembar
Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille yang telah kami susun sesuai
dengan criteria yang telah dimuat di dalam instrument penilaian.
7. Beri tanda centang (
) pada kolom yang tersedia dengan memilih
alternative jawaban yang tersedia, terdapat empat alternative jawaban
yaitu:
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
8. Apabila penilaian sdr/I adalah TS atau TST, maka kamimemohon untuk
member saran terkait hal-hal yang menjadi kekurangan dalam LKS yang
telah kami susun.
9. Apabila ada hal-hal yangkurang jelas atau tidak dimengerti, mohon untuk
mengajukan pertanyaan kepada peneliti.
10. Sdr/I kami mohon untuk memberikansaran pada tempat yang dosediakan.
B. Aspek Penilaian

No

Aspek
Penilaian

Pernyataan

Nilai
SS

75

KS

TS

j. LKS ini menggunakan bahasa

yang mudah dipahami


k. Kalimat dalam LKS ini tidak

memiliki makna ganda


l. Dari setiap contoh soal yang
ada di dalam LKS ini saya
1.

Kelayakan
isi

dapat

memhami

konsep

bilangan berpangkat
m. Setelah
saya
menemukan
konsep materi dengan LKS ini

saya percaya bahwa daya akan


berhasil dalam menjawab setiap
pertanyaan materi tersebut
n. Isi LKS ini sangat bermanfaat

bagi saya
o. Gaya penyajian LKS ini tidak

membosankan
p. Jenis huruf sesuai dengan saya
2.

Penyajian

sehingga saya dapat membaca

dengnan jelas
q. Contoh-contoh soal dalam LKS
ini membantu saya memahami

materi
r. Petunjuk kegiatan LKS jelas
3.

Kebahasaan

sehingga mempermudah saya

dalam menjawab pertanyaan


C. Komentar dan Saran

76

Lampiran 5

ANGKET RESPON GURU


Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille
Materi Bilangan Berpangkat
Kelas IX SMPLB Kedungkandang Malang
Jenis Bahan Ajar

: Lembar Kerja Siswa

Judul Produk

: Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi


Bilangan Berpangkat untuk Siswa Tuna Netra SMPLB
Kedungkandang Malang

Penyusun

: Iftitah Sabilah

77

Bimillahirrahmanirrahim
Bapak/Ibu yang terhormat,
Berkaitan dengan adanya penelitian tentang Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille Materi Bilangan Berpangkat untuk
Siswa Tuna Netra SMPLB Kedungkandang Malang, saya bermaksud meminta
kesediaan Bapak/Ibu untuk menilai LKS yang saya kembangkan, sehingga dapat
diketahui layak atau tidaknya LKS tersebut untuk digunakan pada pembelajaran di
sekolah.
Sehubungan dengan keperluan tersebut, saya memohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk mengisi lembar penilaian berikut ini. Penilaian Bapak/Ibu sangat
membantu untuk perbaikan LKS yang saya kembangkan. Atas perhatian dan
kesediaan Bapak/Ibuuntuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terima kasih.
A. Petunjuk Penilaian
1. Mohon kesediaan sdr/I untuk memberikan penilaian terhadap Lembar
Kerja Siswa (LKS) Matematika Braille yang telah kami susun sesuai
dengan criteria yang telah dimuat di dalam instrument penilaian.
2. Beri tanda centang (
) pada kolom yang tersedia dengan memilih
alternative jawaban yang tersedia, terdapat empat alternative jawaban
yaitu:
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
3. Apabila penilaian sdr/I adalah TS atau TST, maka kamimemohon untuk
member saran terkait hal-hal yang menjadi kekurangan dalam LKS yang
telah kami susun.
4. Apabila ada hal-hal yangkurang jelas atau tidak dimengerti, mohon untuk
mengajukan pertanyaan kepada peneliti.
5. Sdr/I kami mohon untuk memberikansaran pada tempat yang disediakan.
B. Aspek Penilaian
N

Aspek yang dinilai

Indikator

NILAI

78

O
1.

SS
Kelayakan isi

TS

a. Kesesuaian isi materi


dengan tingkatan
kelas
b. Kesesuaian materi
dengan kompetensi
dasar
c. Kesesuaian contoh
soal dengan konsep
yang disajikan
d. Kesesuaian materi
dengan indikator
e. Penggunaan kata
kerja operasional
pada rumusan

2.

Metode penyajian

indikator
f. Kesesuaian
kontekstualitas materi
yang disajikan dengan

3.

Kebahasan

kehidupan sehari-hari
g. Penggunaan kalimat
yang mudah dipahami
h. Penggunaan bahasa
yang komunikatif
i. Penggunaan kalimat
yang menarik

4.
5.

Kegrafikan

perhatian siswa
j. Kejelasan setiap kata

Kelengkapan

yang timbul
k. Soal-soal dalam uji
kompetensi mudah
dipahami
l. Kesesuaian soal-soal
dengan uji

79

STS

kompetensi dan
indikator.

C. Komentar dan Saran

Lampiran 6

PERHITUNGAN KUALITAS PRODUK

A. Ahli Materi
1. Rekapitulasi Penilaian
Aspek

No
Pernyataan

Skor

Tiap
Pernyataan

10

10

Kelayakan
Isi

Manfaat

Layout

Penil
ai

Tiap
Aspek

Skor
Ratarata

73

4,05

15

3,75

16

80

2. Kriteria Penilaian
Besarnya Va

Kategori

1 Va<2
2 Va<3
3 Va< 4
4 Va<5
Va=5

3. Perhitungan
a. Aspek Kelayakan Isi
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata
Kategori

b. Aspek Manfaat
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata
Kategori

c. Aspek Layout
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata

Tidak valid
Kurang valid
Cukup valid
Valid
Sangat valid

:2
:9
: 73
:

73
=4,05
29

: Valid

:2
:2
: 15
:

15
=3,75
2 2

: Cukup Valid

:2
:2
: 16
:

16
=4,00
2 2

81

Kategori

: Valid

B. Ahli Bahasa
1. Rekapitulasi Penilaian
Aspek

No
Pernyataan

Kelayakan
Isi

Kebahasaan

Layout

Penil
ai
1

Tiap
Pernyataan

2. Kriteria Penilaian
Besarnya Va

3. Perhitungan
a. Aspek Kakteristik LKS
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh

Tiap
Aspek

Skor
Ratarata

12

11

3,67

10

Kategori

1 Va<2
2 Va<3
3 Va< 4
4 Va<5
Va=5

Skor rata-rata

Skor

Tidak valid
Kurang valid
Cukup valid
Valid
Sangat valid

:1
:3
: 12
:

12
=4,00
1 3

82

Kategori

: Valid

b. Aspek Kebahasaan
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh

:1
:3
: 11

Skor rata-rata

Kategori

11
=3,67
1 2

: Valid

c. Aspek Layout
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh

:1
:2
: 10

Skor rata-rata

10
=5
1 2

Kategori

: Valid

C. Ahli Konstruksi
1. Rekapitulasi Penilaian
Aspek

Kakteristik
LKS

No
Pernyataan

Penil
ai

Skor

Tiap
Pernyataan

Tiap
Aspek

74

10

Skor
Ratarata
3,70

83

Desain

10

10

2. Kriteria Penilaian
Besarnya Va

Skor rata-rata
Kategori

b. Aspek Desain
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata

4,20

Kategori

1 Va<2
2 Va<3
3 Va< 4
4 Va<5
Va=5

3. Perhitungan
a. Aspek Kakteristik LKS
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh

42

Tidak valid
Kurang valid
Cukup valid
Valid
Sangat valid

:2
:9
: 74
:

74
=4,10
29

: Valid

:2
:5
: 42
:

42
=4,20
2 5

84

Kategori

: Valid

D. Guru Matematika
1. Rekapitulasi Penilaian
No
Pernyataan

Aspek

Penil
ai

Skor

Tiap
Pernyataan

Kegrafikan

Keleng
kapan

Kelayakan
Isi

Metode
Penyajian
Kebahasaan

2. Kriteria Penilaian
Interval skor

Tiap
Aspek

Skor
Ratarata

20

12

Kategori Kepraktisan

Sangat praktis

Praktis

Kurang praktis

85

3. Perhitungan
a. Aspek Kelayakan Isi
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata
Kategori

b. Aspek Penyajian
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata
Kategori

c. Aspek Kebahasaan
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata
Kategori

d. Aspek Kegrafikan
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan

Tidak praktis

:1
:5
: 20
:

20
=4,00
1 5

: Sangat Praktis

:1
:1
:4
:

4
=4,00
1 1

: Sangat Praktis

:1
:3
: 12
:

12
=4,00
1 3

: Sangat Praktis

:1
:1

86

Skor yang diperoleh


Skor rata-rata

:4
4
=4,00
1 1

Kategori

: Sangat Praktis

e. Aspek Kelengkapan
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata

:1
:2
:8
8
=4,00
1 2

Kategori

: Sangat Praktis

E. Siswa
1. Rekapitulasi Penilaian
Aspek

Kelayakan
Isi

Penyajian

Kebahasaan

No
Pernyataan

Penil
ai

Skor

Tiap
Pernyataan

10

10

Tiap
Aspek

Skor
Ratarata

43

4,30

26

4,34

87

2. Kriteria Penilaian
Interval skor

Kategori Kepraktisan

Praktis

Kurang praktis

Tidak praktis

3. Perhitungan
a. Aspek Kelayakan Isi
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata
Kategori

b. Aspek Penyajian
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata
Kategori

c. Aspek Kebahasaan
Jumlah penilai
Jumlah pernyataan
Skor yang diperoleh
Skor rata-rata

Sangat praktis

:2
:5
: 43
:

43
=4,30
2 5

: Sangat Praktis

:2
:3
: 26
:

26
=4,34
2 3

: Sangat Praktis

:2
:1
:8
:

8
=4,00
2 1

88

Lampiran 7
Kategori

: Sangat Praktis

PERHITUNGAN EFEKTIFITAS PRODUK

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

Mas Purbo Kencono

90

Tuntas

Fajar Ramadhan

80

Tuntas

89

Lampiran 8

KOMENTAR DAN SARAN


VALIDATOR, GURU dan SISWA

No

Jenis
Instrumen

Komentar dan Saran


Terdapatkesalahan penulisan yaitu (

(3 n) 3

dan

( 3 n 3 ) . daftar referensi dalam daftar pustaka


1

Lembar
Validasi Ahli
Bahasa

sebaiknya disusun secara alfabetis serta


gunakan kalimat yang ringan atau bahasa
sehari-hari agar siswa mudah memahami,
seperti pada paragfraf pembuka sebaiknya
gunakan contoh yang lebih sederhana
Ada beberapa perintah yang perlu diperbaiki.
Contoh keseharian dalam LKS harus lebih
condong ke dalam kehidupan sehari-hari siswa
seperti contoh penyebaran virus. Penjelasan
7 7

diterjemahkan ke bahasa

perpangkatan. Pertanyaan untuk soal,


2

Lembar
Validasi Ahli
Materi

gunakan tanda seru. Submateri pangkat


negative dan pangkat nol disajikan dalam
satu materi saja
Ada beberapa simbol perpangkatan yang perlu

dibenahi (
dan
3

Lembar

( 3 n) 3

dan

(3 n 3)

menjadi

3n

3n

Daftar isi disusun alfabetis. Sediakan lembar

90

jawaban untuk siswa


Perbanyak informasi untuk mendukung materi
Validasi Ahli
Konstruksi

agar siswa bisa lebih tahu aplikasi materi


didalam kehidupan sehari-hari. Soal-soal pada
uji kompetensi kurang banyak. Berikan soal
yang memuat unsur aplikatif kepada siswa.

Angket
Respon Guru

Mohon disertakan LKS dalam bentuk awas, karena tidak


semua guru PLB bisa membaca braille, dalam UN pun soal
braillle disertai soal dan lembar jawaban awas.

Angket
Respon Siswa

Saya merasa lebih mudah untuk belajar jika menggunakan


LKS ini, karena sebelumnya saya belum pernah belajar
menggunakan LKS.

91

Anda mungkin juga menyukai