Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
bisa menyelsaikan makalah tentang Aplikasi titik tekan pembelajaran motorik
bagi siswa disekolah.
Makalah ini sudah selesai penulis susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari seutuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima segala masukan dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan
perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Semoga makalah ini dan bermanfaat serta dapat memberi informasi pada
pembaca. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
a) Pelajaran motorik di sekolah adalah suatu proses bagi para siswa untuk
memproleh kemampuan dalam berbagai tindakan. Tentu saja, gerakan atau
tindakan yang di proleh berupa gerakan yang bersifat keterampilan, Dengan
ungkapan lain, tidak semua siswa bisa melakukan gerakan tersebut secara
sempurna, kecuali dilakukan dengan latihan dan pembelajaran.
b) Pelajaran motorik di sekolah dilakukan dengan pengalaman ataupun praktek
langsung oleh para guru siswa dengan bimbingan dan pengawasan guru. Dalam
konsep ini, hal yang ditekankan bukanlah penguasaan materi, tetapi praktik
langsung yang dilakukan oleh para siswa. Pasalnya, pembelajaran motorik
adalah pembelajaran keahlian dalam hal terapan yang hanya bisa diproleh
dengan cara praktek.
c) Untuk mengukur hasil pembelajaran motorik terhadap pasa siswa di sekolah,
para guri tidak bisa mengukur secara langsung dalam waktu singkat. Oleh
karena itu, sebagai gantinya adalah inferred dari prilaku para siswa yang dapat
dilihat secara kasat mata. Di sanalah, guru bisa melihat dan mengukur terjadi
atau tidaknya perkembangan yang signifikan dalam hal pembelajaran motorik.
d) Hasil pembelajaran motorik di sekolah yang bersifat relative dapat dilihat dari
munculnya perubahan yang permanen dalam prilaku para siswa, baik yang
ditunjukkan di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
2.1.2 Pembelajaran Motorik dan Pengarunya Terhadap Anak
Ada beberapa hal penting yang harus diketahui dan dilakukan oleh guru
dalam setiap pembelajaran motorik. Hal-hal penting yang dimaksud adalah
kesiapan belajar, kesempatan berpraktek, model yang baik, bimbingan, motivasi,
keterampilan motorik dipelajari secara mandiri, serta keterampilan motorik di
pelajari satu per satu.
Kesiapan Belajar
b) Tempat
c) Peralatan
Hampir semua pembelajaran motorik memerlukan peralatan. Peralatan
sangat menetukan kelancaran jalannya pembelajaran motorik. Peralatan juga bisa
memudahkan para siswa dalam memahami dan menguasai keterampilan motorik.
Sebagai contoh, dalam pelajaran seni tari, garu harus menyediakan peralatan
musik sebagai pengantar gerakan tari. Musik tersebut akan membuat para penari
yang terdiri atas siswa semakin memahami gerakan tari yang dilakukan.
d) Konsep Pembelajaran
Aplikasi pembelajaran motorik bagi para siswa di sekolah tidak bisa terlepas
dari konsep pembelajaran. Sebelum guru mengadakan pembelajaran motorik bagi
para siswa di sekolah, terlebih dahulu ia juga harus membuat konsep
pembelajaran yang akan dilakukannya.
Konsep pembelajaran motorik yang baik adalah konsep yang sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi oleh para siswa, mudah dikerjakan, dan sesuai
dengan kemampuan mereka, serta dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebaik
apa pun konsep pembelajaran yang dirancang oleh guru, namun tidak dapt
dilaksanakan oleh guru dan para siswa, maka konsep tersebut tidak akan
memberikan arti apapun. Dalam hal ini, guru perlu merancang konsep
pembelajaran yang wajar.
e) Catatan Penting
Hal penting lainnya yang harus diketahui oleh seorang guru pembelajaran
motorik adalah kesempatan belajar. Pada hakikatnya, pembelajaran motorik
adalah kegiatan yang memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya bagi para
siswa untuk melakukan pratek.
Pembelajaran motorik yang baik perlu dilandasi dengan model yang baik
oleh seorang guru. Adapun yang dimaksud dengan model yang baik adalah guru
mampu merancang kegiatan pembelajaran motorik dengan metode aplikasi yang
menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga mereka semakin bersemangat
dalam kegiatan tersebut. Di antaranya adalah sebagai berikut:
o Merancang pembelajaran motorik dalam bentuk permainan yang
menyenangkan.
o Memberi penghargaan kepada para siswa yang berhasil melakukan
keterampilan motorik yang baik dan benar.
o Melakukan kegiatan pembelajaran motorik doluar lingkungan
sekolah/tidak selalu dalam lingkungan sekolah, sehingga terjadi perubahan
suasana pembelajaran.
o Mengadakan pembelajaran motorik pada waktu yang tepat sesuai
dengansuasana psikologis para siswa
Model pembelajaran motorik yang baik bisa dilihat dari pemberian contoh
keterampilan motorik yang kreatif dari seorang guru untuk ditiru dan di
praktikkan oleh para siswa. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pembelajaran motorik bagi para siswa di sekolah juga tidak bisa di pisahkan
dari bimbingan yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini, guru harus menyadari
bahwa setiap bimbingan yang diberikan akan sangat berguna bagi perkembangan
kemampuan dan kecerdasan motorik mereka.
Meskipun pembelajaran motorik bagi para siswa di sekolah sebenarnya
lebih banyak menekankan pada praktik secara langsung, namun bukan berarti
bahwa guru sama sekali tidak memberikan bimbingan kepada mereka. Guru tetap
harus memberikan bimbingan seperlunya kepada mereka.
Agar guru tidak terjebak dalam bimbingan yang bersifat doktriner terhadap
para siswa, maka ada beberapa hal yang harus diingat ketika memberi bimbingan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
Hal yang juga harus dianggap penting oleh guru ketika mengadakan
pembelajaran motorik dengan para siswa si sekolah adalah motivasi. Motivasi
tentu berbeda dengan bimbingan. Bimbingan berkaitan dengan materi aplikasi
pembelajaran secara normative, sedangkan motivasi yang diberikan oleh
guruberkaitan dengan kejiwaan dan kondisi psokologis mereka. Dalam
memberikan motivasi kepada mereka, hal yang ditekankan adalah kesadaran dan
keseriusan mereka dalam mengikuti pembelajaran motorik.
Apabila guru berhasil memotivasi para siswa, maka mereka akan selalu
senang mengikuti kegiatan pembelajaran motorik. Dalam hal ini, ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan oleh guru. Diantaranya ialah sebagai berikut:
Dengan ungkapan lain, guru mesti mengganggap bahwa semua siswa itu
sama, tanpa perbedaan. Jika seorang siswa melakukan percobaan, maka seluruh
siswa jugaa harus melakukan percobaan.
Hal penting lainnya yang harus diketahui oleh guru pembelajaran motorik
adalah keterampilan motorik sebaliknya dipelajari satu per satu, sehingga para
siswa dapat menguasai secara maksimal. Pembelajaran keterampilan satu per satu
juga berkaitan dengan kemampuan otak siswa. Sebab otak siswa tidak bisa
menyerap semua keterampilan dalam satu waktu sekaligus.
Sebagai contoh sederhana, untuk mempelajari bela diri secara prktik, para
siswa harus mempelajari satu per satu gerakan motorik, yaitu:
a) Memukul
b) Menendang
c) Melempar
d) Mencengkram
2.1.4 Metode Pengembangan Motorik Anak TK
Metode yang digunakan adalah metode kegiatan yang dapat memacu semua
kegiatan motorik yang perlu dikembangkan anak, seperti untuk kegiatan motorik
halus anak dapat diberikan aktivitas menggambar, melipat, membentuk, meronce,
dan sebagainya. Sedangkan utuk kegiatan motorik kasar anak dapat belajar
menangkap bola, menendang, melocat, melompat, dan sebagainya. Guru saat
mengembangkan perkembangan motorik anak adalah keamanan anak. Untuk
menerapkan beberapa metode yang sesuai utuk pengembangan motorik anak guru
perlu menentukan dan merencanakan:
o tujuan kegiatan
o tema atau topik kegiatan
o metode
o tempat kegiatan
o peralatan dan bahan yang akan digambar
o urutan langkah kegiatan apa saja yang nantinya akan dilakukan guru dan anak
didiknya.
o kegiatan pembukan/awal
o kegiatan inti
o kegiatan penutup.
Berdasarkan titik awal dan akhir suatu gerak yang dilakukan, keterampilan
motorik dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: (a) keterampilan motorik
diskrit, (b) keterampilan motorik serial, dan (c) keterampilan motorik kontinyu
(Magill, l980; Singer, l980).
a) Keterampilan Motorik Diskrit
Keterampilan motorik diskrit adalah keterampilan yang dapat diketahui
dengan jelas kapan saat dimulai dan kapan saat berakhir (Singer, l980). Sebagai
contoh, gerakan meloncat dalam loncat indah, gerakan mengguling kedepan sekali
dalam senam lantai dan sebagainya. Ciri lain dari keterampilan diskrit biasanya
gerakan dilakukan secara cepat, dan sering membutuhkan dukungan kemampuan
kognitif. Penentuan batas mulai dan berakhirnya suatu keterampilan itu terutama
didasarkan atas struktur keterampilan itu sendiri, dan bukan berdasarkan mulai
diamatinya keterampilan tersebut.
b) Keterampilan Motorik Serial
Keterampilan motorik serial merupakan gabungan dari beberapa
keterampilan motorik terputus yang dilakukan secara berulang-ulang.
Keterampilan ini dapat dilakukan dengan baik apabila stimulus dapat diperkirakan
(diantisipasi), sehingga pada saat tertentu tuntutan respons tidak terlalu berat
mengganggu rangkaian kegiatan, yang mengakibatkan keterampilan yang
ditampilkan lebih stabil. Poulton (l966) dan Travers (l977), berdasarkan hasil
penelitiannya menyimpulkan, penampilan akan menjadi efektif apabila situasi
yang diantisipasi dan penyesuaian diri dipersiapkan (dalam Singer, l980). Contoh
keterampilan motorik berangkai adalah gerakan mengguling ke depan beberapa
kali, latihan smash tenis meja dengan bantuan alat pelempar dan sebagainya.
c) Keterampilan Motorik Kontinyu
Keterampilan motorik kontinyu adalah keterampilan motorik yang tidak
jelas kapan saat dimulai dan kapan saat akhir gerakan. Kegiatan ini sewaktuwaktu
dapat berhenti atau terus berlangsung dan tidak dapat dihentikan. Contoh
keterampilan ini adalah gerakan bermain tenis meja. Dalam bermain tenis meja,
pemain bergerak dalam berbagai macam pola motorik yang harus dilakukan
secara terus menerus sesuai dengan keadaan bola.
2.2.3 Klasifikasi Berdasarkan Stabilitas Lingkungan
(a)Keterampilan Tertutup
Keterampilan motorik tertutup adalah keterampilan gerak yang dilakukan
dalam kondisi lingkungan yang tidak berubah-ubah, dan gerakan dilakukan
semata-mata dari stimulus dari dalam diri pelaku sendiri tanpa dipengaruhi oleh
stimulus dari luar. Dengan demikian keterampilan tertutup merupakan
keterampilan merespons lingkungan yang stabil, sehingga pelaku dapat
memprediksi lingkungan dengan baik, karena lingkungan tidak berubah-ubah.
Beberapa contoh keterampilan motorik tertutup antara lain: menembak, memanah,
melempar bola, menendang bola diam dan sebagainya.
Perkembangan motorik pada usia (0-4 TAHUN) ini menjadi lebih halus dan
lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan
badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak
terus melaku-kan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam
bentuk permain-an. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam
aktivitas permainan olah-raga yang bersifat formal, seperti senam, berenang,
dll. Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini,
antara lain :
Ketangkasan meningkat
Melompat tali
Bermain sepeda
Gerakan seluruh badan adalah perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang
memerlukan gerakan fisik secara menyeluruh.
Sifat khas dari belajar ketrampilan motorik adalah latihan, hal ini memegang
peranan pokok untuk mendarah-dagingkan ketrampilan yang sedang dipelajari.
Tanpa latihan orang tidak mungkin menguasai ketrampilannya sampai menjadi
milik jasmani, karena berlatih itu membutuhkan waktu. Suatu konsep dapat
ditangkap dalam waktu singkat, tapi tidak berlaku dalam ketrampilan motorik.
Selain latihan, perlu juga dikuasai prosedur gerak-gerik yang harus diikuti
dan prosedur koordinasi antara anggota-anggota badan. Prosedur ini menjadi
semacam “program mental”. Mempelajari prosedur dikenal dengan istilah “fase
kongitif” dan proses latihan dikenal dengan istilah “fase fiksasi”.
Dari uraian tersebut di atas, nampak peranan dan wujud dari beberapa fase
dalam belajar ketrampilan motorik yaitu :
Dalam aplikasi titik tekan pembelajaran motorik beberapa hal yang harus
diketahui dan dipahami yaitu hal berhubungan dengan konsep pembelajaran;
pembelajaran motorik dan pengarunya terhadap anak; beberapa hal penting dalam
pembelajaran motoric; metode pengembangan motorik anak TK; serta penggunan
metode. Hal ini perlu dipahami dan di perhatikan agar pelaksanan pembelajaran
motoric dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapakan.