Anda di halaman 1dari 67

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki kekuatan (pengaruh) yang dinamis dalam
kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan
berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu pengembangan
potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta
karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosiobudaya di mana dia hidup.
Pendidikan bukan hanya sebagai pemberian informasi pengetahuan
dan pembentukkan keterampilan melainkan lebih luas dari pada itu, meliputi
usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu
sehingga tercapai pola hidup pribadi dan social yang memuaskan. Pendidikan
dipandang bukan semata-mata sebagai sarana untuk menyiapkan individu
bagi kehidupannya dimasa depan tetapi juga untuk kehidupan anak sekarang
yang sedang mengalami perkembangan menuju kedewasaan.
Hal ini senada dengan apa yang diamanatkan dalam UU NO. 20
Tahun 2003 menyatakan :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan diria, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik


melalui kegiatan membimbing, pengajaran atau latihan bagi perananya
dimasa yang akan datang.Ilmu pengetahuan sangat penting bagi peserta didik
karena mampu menciptakan peserta didik yang sukses dalam segala hal, baik
dari segi kognitif (pengetahuan), efektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan). Ilmu pengetahuan dari masa ke masa selalu berkembang
sesuai dengan tuntutan zaman. Sebagai mana pengertian dari ilmu
pengetahuan adalah sebagai berikut:

1
2

“Menurut Dr. Sutari Barnadib ilmu pengetahuan adalah suatu uraian


lengkap dan tersusun tentang suatu objek”. Pendapat tersebut selaras
dengan pendapat Drs. Amir Daien Indrakusuma bahwa ilmu
pengetahuan adalah uraian yang sistematis dan metodis tentang suatu
hal atau masalah.

Dari pendapat di atas maka dapat di simpulkan bahwa pendidikan


dalam kehidupan sangat di butuhkan baik secara lingkungan fisik dan
lingkungan sosial budaya. Pendidikan tidak hanya di tuntut untuk kehidupan
yang akan datang tetapi lebih di utamakan juga untuk pada masa sekarang
yang mengalami perkembangan.
Memperhatikan peranan pendidikan yang demikian besar sekolah
harus disiapkan dengan sebaik-baiknya, baik secara sosial maupun secara
fungsi akademik yaitu fungsi dibidang pendidikan, baik proses maupun
kelakuan secara sosial-institusional berarti sekolah dasar harus dipersiapkan
dengan baik agar berfungsi sebagai tempat terjadinya sosialisasi antara anak
didik pada akhirnya membina dan mengantarkan anak didik kearah
kedewasaannya secara mental maupun sosial.
Seperti telah kita pahami bahwa tugas utama guru ialah mengajar
yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau
kompetensi. Tujuan atau kompetensi tersebut telah dirumuskan dalam
kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses
pembelajaran. Persoalan berikut adalah bagaimana melaksanakannya di
dalam proses belajar mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau
kompetensi yang diharapkan tercapai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
maupun untuk membentuk kemampuan anak diperlukan adanya suatu metode
mengajar yang efektif. Metode mengajar ini bukan hanya dikuasai oleh guru
tetapi juga harus dikuasai oleh anak itu sendiri. Dalam suatu proses belajar
mengajar bukan hanya memberikan suatu metode pengajaran saja tetapi juga
harus diperhatikan dan diupayakan supaya belajar terjadi secara baik yaitu
guru memberikan motivasi. Motivasi disini berfungsi sebagai motor pengerak
aktivitas. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan motivasi
kepada anak didik diantaranya memberikan perhatian. Perhatian pada mata
pelajaran dan pada siswa maka proses belajar mengajar akan menjadi makin
3

baik dan hasilnya akan makin baik pula. Oleh karena itu guru harus selalu
berusaha supaya perhatian siswa terpusat pada pelajaran. Maka untuk
meningkatkan aktivitas dan semangat belajar diperlukan keterampilan dan
kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara penggunaan
metode yang tepat dan memotivasi anak.
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana ( 2000: 114 ) Metode
adalah cara – cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran
yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses
belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Metode
adalah cara yang digunakan guru untuk mengajar dengan berbagai aktifitas
supaya tercipta kegiatan belajar yang kondusif dan menyenangkan dan siswa
mendapatkan pemahaan denganjelas.
Metode Demonstrasi menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana
(2001: 133) yaitu: Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam
bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh
guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan
yang harus didemonstrasikan.
Berdsarkan pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 ada beberapa
permasalahan yang terjadi di antaranya masih ada anak yang mengamalami
kesulitan dalam menggunting dan menempel dalam proses pembelajaran, serta
masih ada anak yang tidak mau mencoba dan ikut serta dalam proses
pembelajaran.
Ketika pembelajaran sedang berlangsung anak tidak memperhatikan
guru menerangkan pembelajaran, anak sibuk saja dengan temannya
disampingnmya, ada anak yang kurang mengerti terhadap langkah-langkah
yang diberikan guru, sikap dan tingkah laku yang kurang baik ini menjadi
perhatian penulis.
Permasalahan lain yang penulis temukan dalam proses pembelajaran
adalah terhadap metode demonstrasi dalam kegiatan menggunting dan
menempel dalam kegiatan pembelajaran, anak masih banyak yang kurang
4

paham akan tugas yang di lakukannnya. Masih ada anak yang diam pada saat
guru bertanya. Dalam kegiatan menggunting dan menempel, anak diharapkan
dapat melibatkan motorik kasar maupun motorik halus, kognitif dan sosial
emosional anak. Jika hal tersebut tidak terlaksana dalam proses pembelajaran
maka dapat di simpulkan kurangnya penguasaan terhadap konsep dalam
metode demonstrasi yang digunakan.
Maka dilihat dari latar belakang yang telah disampaikan disini maka perlu
kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan, dalam hal ini akan mengangkat
suatu topik: “Upaya meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
Menggunting dan Menempel dengan Menggunakan Metode Demonstrasi
di TK Pelangi Kota Solok Tahun Pelajaran 2018/2019”
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis
mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul, khususnya terkait dalam
kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi. Sehingga anak dapat terampil dalam kegiatan menggunting
dan menempel dalam proses pembelajaran, anak juga dapat mengerjakan
berdasarkan langkah- langkah yang diberikan guru, serta anak dapat
terlibat langsung dalam kegiatan menggunting dan menempel.
2. Analisis Masalah
Masalah diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik
halus anak dalam kegiatan menggunting dan menempel masih mengalami
kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Masalah ini dapat menimbulkan
masalah yang baru, maka peneliti memberikan semangat kepada anak-
anak dalam proses pembelajaran dan memberikan pelajaran yang menarik
dan menyenangkan bagi anak-anak melalui kegiatan menggunting dan
menempel.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penulis ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah upaya
meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting dan
5

menempel di TK Pelangi Bandar Pandung Kota Solok tahun pelajaran


2018/2019”
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan tentang:
1. Rencana pembelajaran dalam meningkatkan motorik halus anak melalui
menggunting dan menempel dengan menggunakan Metode Demonstrasi
di TK Pelangi Kota Solok Kec. Lubuk Sikarah Tahun Pelajaran 2018 /
2019.
2. Pelaksanaan dalam meningkatkan motorik halus anak melalui
menggunting dan menempel dengan menggunakan Metode Demonstrasi
di TK Pelangi Kota Solok Kec. Lubuk Sikarah Tahun Pelajaran 2018 /
2019.
3. Kendala-kendala yang ditemui dalam meningkatkan motorik halus anak
melalui menggunting dan menempel dengan menggunakan Metode
Demonstrasi di TK Pelangi Kota Solok Kec. Lubuk Sikarah Tahun
Pelajaran 2018 / 2019.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, dapat memambah pengetahuan tentang upaya dalam
meningkatkan motorik halus anak melalui menggunting dan menempel
dengan menggunakan Metode Demonstrasi di TK Pelangi Kota Solok
Tahun Pelajaran 2018 / 2019. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh
nilai pada mata kuliah PKP.
2. Bagi guru, memberi masukan kepada tutor tentang upaya meningkatkan
motorik halus anak melalui menggunting dan menempel dengan
menggunakan Metode Demonstrasi TK Pelangi Kota Solok Tahun
Pelajaran 2018 / 2019.
3. Bagi anak, anak dapat meningkatkan semangat dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi, Sehingga anak dapat
menggunting dan menempel dengan baik.
6

4. Bagi sekolah, untuk dapat meningkatkan cara belajar untuk anak terutama
terhadap kegiatan menggunting dan menempel.
E. Penjelasan Judul
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dari kata-kata judul perlu penulis
jelaskan sebagai berikut:
1. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru
atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan
yang harus didemonstrasikan
2. Kegiatan menggunting dan menepel merupakan suatu kegiatan yang dapat
merangsang pikiran anak dan cara anak dalam menggunakan benda yang
diberikan untuk menggunting, kegiatan ini juga menambah pengetahuan
anak terhadap hasil yang anak kerjakan.
Berdasarkan pengertian di atas penjelasan judul dari penelitian ini adalah
kajin telaah tentang penggunaan cara untuk meningkatakan motorik halus
anak pada saat pembelajaran mulai dengan menggunakan metode
demonstrasi yang di gunakan.
7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Motorik Halus
1. Pengertian Motorik Halus
Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-
jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi
dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan
alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.
Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto
(2005:118), menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak
beraktivitas dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis,
meremas, menggambar, menyusun balok dan memesukkan kelereng.
Demikianpula menurut Bambang Sujiono (2008:12.5) menyatakan
bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti
keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan
tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu
membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata
dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak
membuat anak dapat berkreasi, seprti menggunting kertas, menggambar,
mewarnai, serta menganyam. Namun tidak semua anak memiliki
kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa
pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan
individu menurut Hurlock (1996) adalah sebagai berikut:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan
memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap
bola atau memainkan alat-alat mainan.

7
8

b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak


berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi
yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat
lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan
menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas
awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar,
melukis, dan baris-berbaris.
d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak
dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang
tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan
teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak
yang fringer (terpinggirkan).
2. Perkembangan Motorik Halus Anak
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-
tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain
puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai
bentuknya, membuat garis, menggunting dan menempel kertas dan
sebagainya.
Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan
maupun ketepatannya. perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan
anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua)
mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus
anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf
kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus
yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak
membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan
motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak,
9

semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan


rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si
kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat
mengganggu usaha dilakukan si kecil.
Terdapat dua dimensi dalam perkembangan motorik halus anak
yang di uraikan oleh Gesell (1971),yaitu:
1.      Kemampuan memegang dan memanifulasi benda-benda.
2.      Kemampuan dalam koordinasi mata dan tangan.
Beberapa dimensi perkembangan motorik halus anak :

a. Melakukan kegiatan dengan satu lengan, seperti mencorat-coret


dengan alat tulis
b. Membuka halaman buku berukuran besar satu persatu.
c. Memakai dan melepas sepatu berperekat/tanpa tali.
d. Memakai dan melepas kaos kaki.
e. Memutar pegangan pintu.
f. Memutar tutup botol.
g. Melepas kancing jepret.
h. Mengancingkan/membuka velcro dan retsleting (misalnya pada tas).
i. Melepas celana dan baju sederhana.
j. Membangun menara dari 4-8 balok.
k. Memegang pensil/krayon besar.
l. Mengaduk dengan sendok ke dalam cangkir.
m. Menggunakan sendok dan garpu tanpa menumpahkan makanan.
n. Menyikat gigi dan menyisir rambut sendiri.
o. Memegang gunting dan mulai memotong kertas.
p. Menggulung, menguleni, menekan, dan menarik adonan atau tanah
liat.

3. Kegunaan Motorik Halus


Kegunaan/Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
Bermainnnya. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam
tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
10

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.


Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur pengembangan
dan pengendaliangerak tubuh.Perkembangan motorik berkembang dengan
kematangan syaraf dengan otot. Dalam standar kompetensi kurikulum TK
tercantum bahwa tujuan pendidikan di TK adalah membantu
mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi
moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan
selanjutnya. Memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus anak,
meningkatkan kemampuan mengelola,mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dengan cara hidup
sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat
dan terampil.
Menggunakan motorik halus adalah dengan cara menggerakkan
otot-otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak,
yang bisa mencakup beberapa fungsi yaitu melalui keterampilan motirik
halus anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan
anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolahnya.
Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan
pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata
dan tangan yang cermat.gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK,
antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai
sepatu, dan sebagainya. Perkembangan motorik merupakan proses
memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak.
Misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakkan
seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari
motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak
juga belajar menggerakkan pergelangan tangan agar lentur dan anak
belajar berkreasi dan berimajinasi. Semakin baiknya gerakan motorik
halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas
11

mengnyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk


menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan
motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta
kemantangan mental.
Kegunaan motorik halus :
1. Menegmbangkan kemandirian, contohnya memekai baju sendiri,
mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, dll.
2. Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama teman-
temannya.
3. Pengembangkan konsep diri, contohnya anak telah mandiri dalam
melakukan aktivitas tertentu.
4. Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap
kemandirian yang dilakukannya.
5. Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya
memegang pensil atau pulpen.
4. Kerawanan-kerawanan dalam Perkembangan Motorik Halus Anak
Hal-hal yang dapat memperhambat perkembangan motorik halus
anak adalah sebagai berikut:
1. Kerusakan otak sewaktu dilahirkan.
2. Kondisi buruk prenatal (ibu hamil yang merokok, narkoba, dll.)
Kondisi buruk saat postnatal (suatu dilahirkan).
3. Kurangnya kesempatan anak untuk dapat melakukan aktivitas motorik
halus dikarenakan kurangnya stimulasi dari orang tua, operprotektif,
terlalu dimanja, dll.
4. Tuntutan yang terlalu tinggi dari orang tua, yaitu dituntut untuk
melakukan aktivitas motorik halus tertentu padahal organ motoriknya
belum matang.
6. Kidal yang dipaksakan menggunakan tangan kanan sehingga
menimbbulkan ketegangan emosi pada anak.
7. Motorik halus yang kaku:
a. Lambat dalam perkembangannya.
12

b. Kondisi fisik yang lemah sehingga anak tidak memiliki motifasi


untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnnya.
c. Tegang secara emosional sehingga tegang otot dan kaku.
Berikut ini adalah 10 hal yang harus dihindari dalam mendidik anak :
1. Terlalu lemah Misalnya, selalu memenuhi semua permintaan anak.
Anak tidak diajar untuk mengenal hak dan kewajiban. Akibatnya,
anak menjadi terlalu penuntut, impulsif (gampang melakukan
tindakan tanpa perhitungan), egois, dan tidak memperhatikan
kepentingan orang lain.
2. Terlalu menekan Misalnya, orang tua terlalu mengatur dan
mengarahkan anak, tanpa memperhatikan hak anak untuk
menentukan keinginannya sendiri, atau untuk mengembangkan
minat dan kegiatan yang ia inginkan. Akibatnya, anak akan
menjadi lamban, selalu bekerja sesuai perintah, tidak memiliki
pendirian, dan suka melawan.
3. Perfeksionis Orang tua menuntut anak untuk menunjukkan
kematangan sikap atau target tertentu yang umumnya melebihi
kemampuan yang wajarnya dimiliki anak. Akibatnya, anak akan
terobsesi untuk meraih prestasi yang diharapkan orang tuanya. Ia
juga akan menjadi terlalu keras dan kritis terhadap dirinya sendiri.
4. Tidak memberi perhatian Orang tua hanya menyediakan sedikit
waktu untuk memperhatikan setiap perkembangan anak, atau
membantu anak menempuh tahap demi tahap perkembangannya.
Akibatnya, anak tak mampu membina hubungan dengan
lingkungannya dan akan tumbuh menjadi anak yang impulsif.
5. Terlalu cemas akan kesehatannya Orang tua terlalu berlebihan
mencemaskan kondisi fisik anak. Padahal, secara obyektif, anak
sehat. Sakit sedikit saja, orang tua cemasnya minta ampun.
Akibatnya, anak akan mudah merasa tak sehat dan ikut merasakan
kecemasan yang sama. Enggan bermain, takut jatuh, dan
sebagainya.
13

6. Terlalu memanjakan Misalnya, terus-menerus menghujani anak


dengan barang-barang mahal atau memberikan pelayanan
istimewa, tanpa mempertimbangkan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan anak. Akibatnya, anak bisa menjadi anak yang
gampang bosan, kurang inisiatif, dan tak memiliki daya juang.
8. Tidak pernah memberi kepercayaan Orang tua selalu meramalkan
kesalahan yang belum tentu dilakukan anak. Orang tua juga selalu
mengritik anak, bahkan untuk hal-hal yang seharusnya tak perlu
kritikan. “Kamu, sih, nanti kalau jatuh, bagaimana?” Akibatnya,
anak akan menjadi seorang yang pesimis, rendah diri, dan
cenderung mengembangkan hal-hal yang selalu dilarang orang tua.
9. Menolak kehadiran anak Misalnya, jenis kelamin anak tak sesuai
dengan harapan orang tua, sehingga orang tua cenderung menolak
menjadikan anak sebagai bagian dari keluarga. Akibatnya, semua
tindakan yang dilakukan orang tua selalu merugikan anak. Anak
bisa rendah diri dan menunjukkan sikap bermusuhan terhadap
orang tua.
10. Suka menghukum Orang tua bersikap agresif terhadap kesalahan-
kesalahan yang dilakukan anak, dan cenderung memilih
memberikan hukuman fisik dengan alasan mengajarkan disiplin.
Bisa-bisa anak akan menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang
wajar dilakukan dan akan melakukan hal yang sama terhadap
keluarganya kelak.
11. Suka menggoda Orang tua cenderung melecehkan keberadaan anak
dengan sering mengolok-olok dan mengungkapkan kekurangan
anak di depan orang banyak. Akibatnya, anak akan merasa tidak
dihargai dan rendah diri.
5. Mengoptimalkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini
Benyamin Bloom menyatakan banwa rentang penguasan
psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai pada gerakan
yang lancar atau luwes. Dave mengmbangkan teori Bloom ini dengan
mengklasifikasikan domain psikomotorik ke dalam lima kategori, mulai
14

dari tingkat rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Kelima kategori
tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Imitation (Peniruan)
Imatation adalah keterampilan untuk menentukan suatu gerakan yang
telah dilatih sebelumnya.
b.      Manipulation (Penggunaan konsep)
Manipulation adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dalam
melakukan kegiatan. Kemampuan ini juga sering disebut sebagai
kemampuan manipulasi.
c.       Presition (Ketelitian)
Presition adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak yang
mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu.
d.      Articulasion (Perangkaian)
Articulasion adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan
secara koordinasi antarorgan tubuh, saraf, dan mata secara cermat.
e.       Naturalization (Kewajaran/Kealamiahan)
Naturalization adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara wajar
atau luwes.
Pengembangan motorik halus anak usia dini hendaknya
memperhatikan beberapa prisip-prinsip sebagai berikut:
a.       Berorientasi pada kebutuhan anak.
b.      Belajarar sambil bermain.
c.       Kreatif dan inovatif.
d.      Lingkungan kondusif.
e.       Tema.
f.       Mengembangkan keterampilan hidup.
g.      Menggunakan kegiatan terpadu.
h.      Kegiatan berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak.
Selain itu juga, agar perkembangan motorik halus anak optimal,
anak harus :
1.      Memiliki kesiapan mental dan fisik untuk melakukan kegiatan motorik
halus.
15

2.      Di beri kesempatan untuk belajar.


3.      Di beri bimbingan dan model yang baik untuk di tiru.
a. Didampingi saat bermain, sehingga dapat diberikan contoh
menggunakan motorik halusnya.
b. Diberi dukungan bila mengalami kesulitan.
c. Menciptakan suasan yang menyenangkan dalam bermain yang
menstimulasi perkembangan motorik halusnya.
d. Tidak terlalu banyak menuntut diluar batas kemampuan anak.
Perkembangan motorik halus pada anak usia 0-6 bulan :
a. Usia 0-3 bulan
 Refleks menggenggam.
 Refleks leher.
 Rooting refleks, jika pipi bayi disentuh dengan jari dia akan
menoleh ke arah stimulus dan mulut terbuka.
 Refleks moro, apabila bayi dikagetkan secara tiba-tiba bayi
akan melakukan gerakan refleks, dan biasanya diikuti oleh
tangisan yang keras dan akan menghilang dengan sendirinya
dalam waktu yang singkat.
Rangsangan :
 Tangan dan kaki bergerak aktif.
 Membaringkan bayi dengan posisi tengkurap maka bayi akan
mengangkat kepalanya.
 Dengan posisi tengkurap, bayi dapat mengangkat dada (usia 3
bulan keatas).
 Panggil namanya atau bertepuk tangan sambil tersenyum
padanya.
b. Usia 4-6 bulan
Usia 4 bulan bayi sudah dapat tengkurap dan terlentang,
menumpu badan pada kakinya dan menumpu dada pada lengan.
Usia 5 bulan otot leher dan tangan semakin menguat. ketika
diletakkan dalam posisi terlentang, ia akan menggunakan tangan
untuk mendorong dan berguling membalikkan badan, ia juga
16

sering menendang, menggeser atau mendorong kakinya. Usia 6


bulan bayi mulai senang melempar dan menjatuhkan benda-benda
yang ada disekitarnya.
Rangsangan :
 bayi akan terangsang untuk membalikkan badannya ketika
sering diletakkan dalam posisi tengkurap atau terlentang.
 menumpu pada kaki bila dipegang untuk berdiri (diberdirikan).
 melempar atau menjatuhkan benda-benda yang dapat
dipegangnya.
 bila sedang duduk sendiri tanpa memegang benda, beri dia
mainan plastik yang dapat digenggam, dipegang dan
dijatuhkan.
B. Metode Demostrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana ( 2000: 114 )
Metode adalah cara – cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi
pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi
kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang
memuaskan. Metode adalah cara yang digunakan guru untuk mengajar
dengan berbagai aktifitas supaya tercipta kegiatan belajar yang kondusif
dan menyenangkan dan siswa mendapatkan pemahaan dengan jelas.
Metode Demonstrasi menurut Mulyani Sumantri dan Johar
Permana (2001: 133) yaitu: Metode demonstrasi diartikan sebagai cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada
peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami
atau ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.
Pada metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses atau
kejadian kepada murid atau memperlihatkan cara kerja suatu alat kepada
siswa. Dalam pembelajaran IPA, metode demonstrasi banyak
dipergunakan untuk mengembangkan suatu pengertian, mengemukakan
17

masalah, penggunaan prinsip, pengujian kebenaran secara teoritis dan


memperkuat suatu pengertian (Soekarno, dkk. 1981: 43).
2. Tujuan Penggunaan Metode Demonstrasi
Tujuan penggunaan metode demonstrasi menurut Mulyani
Sumantri dan Johar Permana (2001: 133) yaitu:
Adapun tujuan penggunaan metode demonstrasi ini adalah :
1) Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta
didik atau dikuasai peserta didik;
2) Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik;
3) Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan penglihatan
para peserta didik secara bersama-sama.
Berdasarkan pernyataan di atas, tujuan digunakannya metode
demonstrasi dalam suatu pembelajaran adalah:
1) Mengajarkan proses atau prosedur,
2) Mengkongkritkan informasi, dan
3) Pengembangan kemampuan melihat melalui pengamatan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebelum dan pada
waktu mengadakan demonstrasi Menurut Soekarno, dkk. (1981: 44-46)
adalah:
1) Demonstrasi itu harus dicoba terlebih dahulu sebelum dilakukan di
depan kelas.
2) Tujuan demonstrasi ditentukan terlebih dahulu oleh guru.
Usahakan agar demonstrasi dapat dilihat oleh peserta didik.
Alat-alat yang digunakan sebaiknya sederhana.
3) Demonstrasi dilaksanakan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan.
3. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Langkah-langkah pembelajaran demonstrasi menurut Fat
Hurrahman (2008) adalah:
1. Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
a) Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan
yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi
berakhir.
18

b) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang


akan di laksanakan.
c) Memperhitungkan waktu yang di butuhkan.
d) Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri
apakah :
1. Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa
2. Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada
posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya
dengan jelas
3. Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu
e) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
2. Pelaksaannya
Hal-hal yang dilakukan adalah :
a) Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
b) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
c) Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar
mencapai sasaran
d) Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik
e) Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
f) Menghindari ketegangan
g) Evaluasi : dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan,
menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di
sekolah ataupun di ruma
4. Kelebihan dan kelemahan metode Demonstrasi
Kelebihan metode demonstrasi adalah:
1. Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap
penting oleh guru dapat di amati.
2. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang
didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan
mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
19

3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses


belajar.
4. Dapat menambah pengalaman anak didik.
5. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di
sampaikan.
6. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan
kongkrit.
7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap
siswa karna ikut serta berperan secara langsung.
Kelemahan metode demonstrasi adalah:
1) Memerlukan waktu yang cukup banyak
2) Apabila terjadi kekurangan media , metode demonstrasi menjadi
kurang Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli
bahan-bahannya
3) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
4) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak
efektif.
Metode mengajar demonstrasi hakikatnya untuk menyampaikan
pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu. Metode
mengajar demonstrasi juga identik dengan metode mengajar modeling.
Dalam pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain guru yang akan
menjadi model juga dapat mendatangkan narasumber yangakan
mendemonstrasikan objek materi pelajaran,dengan syarat harus menguasai
bahan materi yang didemonstrasikan, serta mengutamakan aktivitas siswa
untuk melakukan demonstrasi tersebut.
Prasyarat guru yang perlu diperhatikan dalam menunjang
keberhasilan demonstrasi,di antaranya adalah:
1) Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau
topik yang dipraktikan.
2) Mampu megelola kelas, dan menguasai siswa secara menyeluruh.
3) Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan.
4) Mampu melaksanakan penilaian proses.
20

Kondisi dan kemampuan siswa siswa yang harus diperhatikan


untuk menunjang demonstrasi,di antaranya adalah :
1) Siswa memiliki motivasi.
2) Memahami tentang tujuan/maksud yang akan didemostrasiakan.
3) Mampu mengamati proses yang didemonstrasikan.
4) Mampu mengidentifikai kondisi dan alat yang digunakan dalam  
demonstrasi.
C. Menempel
Menempel merupakan kegiatan lanjut dari menggunting.Menempel ini
adalah kegiatan finishing dari kegiatan 3M, karena apabila proses penempelan
ini telah dilakukan maka berakhirlah kegiatan 3M. Mewarnai, menggunting
dan menempel mempunyai tujuan motorik karena dapat diukur dari hasil
keterampilan dalam menempel gambar. Penempelan gambar dikatakan baik
jika tepat pada tempat yang telah disediakan berupa bentuk kolom kosong
yang terdapat garis pinggirnya untuk membatasi objek gambar yang telah
diwarnai.
Anda pasti memahami bahwa anak usia dini masih sangat tergantung
orang lain dalam mengerjakan kegiatan seni. Maka Anda sebagai pendidiknya
sebaiknya membimbing dengan cara membantu sambil ikut memegangi kertas
gambar yang akan ditempelkan karena proses menempel ini sangat diperlukan
latihan secara berulang-ulang. Untuk meletakkan kertas yang sudah dioleskan
lem akan sulit bagi anak, sebab kertas yang sudah terolesi lem begitu
menempel kertas lain akan mudah lengket dengan kertas lain tersebut, padahal
apabila posisi kertas tersebut belum pas maka sangat sulit untuk dilepas lagi.
Penggunaan lem sebaiknya tidak menggunakan lem yang beraia (encer
sekali), karena akan menjadikan potongan gambar mudah kusut karena basah.
Menempel merupakan proses terakhir dari kegiatan 3M. Proses dalam
menempel mempunyai tujuan motorik yang sangat nyata, karena dalam
menempel potongan gambar diperlukan ketelitian, kesabaran, keterampilan
dalam proses penempelan gambar.
Untuk kegiatan menempelkan gambar telah disediakan tempat yang
biasanya sudah ada batas-batasnya, yaitu ruangan kosong yang bentuknya
21

sama dengan bentuk yang diwarnai. Urutan mewarnai, menggunting dan


menempel merupakan satu rangkaian walaupun pelaksanaannya sendiri-
sendiri.
Setelah gambar diwarnai maka terus digunting sesuai batas yang telah
ditentukan. Penempelan dengan menggunakan lem merupakan kegiatan yang
perlu mendapat bimbingan oleh pendidik secara ekstra. Untuk pelaksanaan
penempelan sering banyak banyak terdapat kesulitan bagi anak, yaitu arah
gambar yang sering terbalik, bagian atas diletakkan dibagian bawah dan atau
sebaliknya, atau penempelan yang tidak pas sehingga apabila sudah terlanjur
menempel sulit untuk dilepas lagi. Dari kejadian seperti ini maka Anda
sebagai pendidik benar-benar harus memperhatikan dan membimbing dengan
sabar dan teliti.
Mewarnai, menggunting dan menempel adalah kegiatan
pengembangan yang memiliki ranah-ranah yang sangat nyata, artinya
kemampuan-kemampuan yang diharapkan pada tujuan pengembangan dalam
kegiatan ini akan cepat nampak.
Tema yang disajikan harus sesuai dengan daerah tempat anak didik
kita, misalnya diperkotaan dan perdesaan. Contohnya tentang transportasi laut,
udara, darat sehingga Anda dapat memberikan gambar perahu, pesawat dan
mobil. Hal ini sekaligus dapat dihubungkan dengan kegiatan lain dari seni
rupa.
Dengan bekal kompetensi tambahan tersebut Anda tentu akan lebih
mantap dalam mengelola kegiatan pembelajaran, kreatif, produktif, inovatif
dan percaya diri sehingga suasana kelas dapat berlangsung dengan
menyenangkan, dinamis serta penuh kehangatan.
Proses kreasi atau proses kreatif merupakan tahapan yang harus dilalui
oleh seseorang dalam mencipta suatu karya seni, mulai dari proses
memperoleh dan menemukan sumber ilham atau inspirasi, gagasan hingga
proses mewujudkan dalam bentuk karya mewarnai ,menggunting, menempel
dan menggunting dan menempel.
Tahap akhir kegiatan 3M adalah menempel. Setelah anak mampu
melalui kegiatannya mewarnai kemudian meggunting kertas yang sudah
22

diwarnai. Pada tahap ini memerlukan kemampuan tersendiri, karena kegiatan


menempel bagi AUD bukan hal yang mudah. Anda sebagi pendidik perlu
membimbing dengan ikut melakukan penempelan, bahkan ikut memegangi
tangan anak bagaimana menempal, mengelem agar tidak sampai lem
mengenai bagian lain yang mengakibatkan rusak atau terjadi hal yang
diinginkan.
Menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan keterampilan motorik halus pada anak. Menempel sering
disebut kolase. Kegiatan menempel adalah salah satu kegiatan yang menarik
minat anak-anak karena berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan sesuatu
sesuka mereka. Dari pengertiannya, kolase adalah penyusunan berbagai bahan
pada sehelai kertas yang datar. Bahan yang digunakan untuk direkatkan terdiri
dari berbagai bentuk kertas, kain, bahan-bahan bertekstur dan benda-benda
menarik.
Sesuai dengan nama kegiatannya bahwa mewarnai, menggunting,
menempel (3M) tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, kegiatan
itu selalu mempunyai kaitan yang tidak mungkin diberikan dalam keadaan
yang terpisah-pisah. Hanya saja terdapat perbedaan antara bahan dan alatnya
mengingat masing-masing terdapat kegiatan akan mkenggunakan bahan dan
alat yang berbeda.
1. Bahan
Bahan untuk mata kegiatan menggunting dan menempel,
menggunting/merobek, menempel dan mewarnai sebagai berikut:
a. Kertas, merupakan bahan pokok dalam dalam kegiatan ini dan sangat
mudah didapatkan serta termasuk relatif murah harganya baik kertas
berwarna maupun kertas dasar (polos).
b. Lem kertas, Anda dapat menyediakan lem yang mudah digunakan
untuk anak usia dini. Banyak jenis lem kertas dari yang dibuat sendiri
sampai yang dibuat oleh pabrik. Jenis lem kertas ada yang dioleskan
memakai jari, ada pula yang cukup digosokkan dengan tempatnya
(wadah) lem.
23

c. Pewarna, bahan pewarna yang dapat digunakan antara lain;


Cat air, krayon, spidol, sepuhan, teres.
Bahan-bahan pewarna tersebut sangat mudah untuk digunakan oleh
anak usia dini dan tidak membahayakan bagi anak karena beresiko rendah,
akan tetapi sebaiknya cat basah tidak digunakan (cat air, sepuhan, teres),
karena cat basah akan menyulitkan pada saat proses pengguntingan,
karena kertas yang menggunakan cat basah akan lama keringnya.
2. Alat
Untuk kegiatan menggunting dan menempel,
menggunting,/merobek, menempel dan mewarnai seebagai berikut:
a. Gunting disamping untuk memotong kertas dapat juga dipergunakan
untuk menoreh, yaitu untuk membantu tekukan/lipatan kertas, dengan
cara sebelum kertas dibuat lipatan akan lebih mudah ditoreh dahulu
dengan ujung guting.
b. Penggaris selain sebagai alat untuk menggaris juga dapat dipakai
sebagai alat bantu untuk menggunting dan menempel kertas dan
mengukur. Anda dapat menambahkan penggaris yang memiliki
lobang-lobang gambar yang bermotif bintang, tumbuh-tumbuhan dan
gambar geometris. Agar dapat mempermudah anak membuat pola
gambar.
c. Pensil untuk membuat pola baik yang akan digunting, dilipat bahkan
untuk membuat bidang-bidang yang akan diberi pewarna. Jenis pensil
yang dapat digunakkan banyak dijual dipasaran,yaitu pensil yang
berkode “B” (2B, 3B, 4B dan seterusnya).
d. Spidol sebagai alat tambahan untuk pewarna.
D. Menggunting
Sumantri (2005: 152) mengemukakan bahwa menggunting adalah
memotong berbagai aneka kertas atau bahan-bahan lain dengan mengikuti
alur, garis atau bentuk-bentuk tertentu merupakan salah satu kegiatan yang
mengembangkan motorik halus anak. Koordinasi mata dan tangan dapat
berkembang melalui kegiatan menggunting. Saat menggunting jari jemari
anak akan bergerak mengikuti pola bentuk yang digunting.
24

Suratno (2005: 126) menyatakan bahwa kegiatan menggunting


membutuhkan keterampilan menggerakkan otot-otot tangan dan jari-jari untuk
berkoordinasi dalam menggunting sehingga bisa memotong kertas, kain atau
yang lain sesuai yang diinginkan; seperti menggunting yang berpola,
menggunting dan menggunting dan menempel untuk membentuk gambar,
membentuk pola ataupun yang lain.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
menggunting salah satu stimulus yang dapat dikembangkan oleh pendidik
dalam mengembangkan motorik anak terutama motorik halus anak. Anak akan
mampu mengkoordinasi indra mata dan aktivitas tangan melalui kegiatan
menggunting.
TAHAP KECAKAPAN MENGGUNTING
* Usia 3-4 Tahun
Anak sudah bisa dilatih memegang gunting dan dapat menggunting dengan
cara yang benar.
* Usia 4-5 Tahun
Sanggup menggunting dengan mengikuti garis lurus atau melengkung.
* Usia 5-6 Tahun
Bisa menggunting bentuk lingkaran, segi tiga, atau segi empat.
Perkembangan Peserta Didik
1. Pengertian Perkembangan
Menurut Kasiram (1983 : 23), “Perkembangan mengandung makna
adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya,
mengandung arti bahwa perkembangan merupakan perubahan sifat
individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari
sifat-sifat sebelumnya.”
Menurut Santrok Yussen (1992), Perkembangan merupakan pola
perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang hayat dan bersifat involusi. Dengan demikian perkembangan
berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya
sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir hayat yang bersifat
timbul adanya perubahan dalam diri individu.
25

Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa


perkembangan adalah proses perubahan individu yang bersifat dinamis ke
arah kesempurnaan secara terus – menerus sejak lahir hingga akhir hayat.
Dalam menumbuhkembangkan kualitas peserta didik, yang perlu
dilakukan oleh tenaga pendidik adalah mengenali peserta didik dengan
sebaik-baiknya. Mengenali disini diartikan seperti mengenal psikolog
anak, bagaimana pribadi si anak, dan bagaimana cara menghadapi watak
atau karakteristik anak yang berbeda-beda. Dengan mengenali karakter si
anak, maka pendidik akan lebih mudah dalam menyampaikan materi ajar
pada si anak. Sehingga anak akan lebih mudah menerima apa yang
disampaikan oleh Gurunya.
Konsep dasar perkembangan meliputi
a. Pertumbuhan  (Growth)
Perubahan yang bersifat kuantitatif baik perubahan secara alamiah
maupun hasil belajar.
b. Kematangan (maturation)
Perubahan kualitatif fungsi psiko fisik organisme dari tidak siap
menjadi siap melakukan fungsinya. perubahannya alamiah dan hasil
belajar.
c. Belajar (Learning)
Perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman, disengaja,
bertujuan/terarah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
d. Latihan (exercise)
Perubahan perilaku yang bersifat mekanistis dan lebih banyak
menyentuh aspek psikomotor organisme sebagai akibat pengalaman,
disengaja, bertujuan/terarah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
2. Pengertian Peserta Didik
Menurut Sinolungan (1997). Peserta didik dalam arti luas adalah
setiap orang yang terkait dengan prosedur pendidikan sepanjang hayat,
sedangkan peserta didik dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar
disekolah.
26

Departemen Pendidikan nasional (2003) menegaskan bahwa


peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Peserta didik pada usia
SD/MI adalah semua anak yang memiliki rentang usia 7-12/13 tahun.
Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003 SISIDIKNAS, pasal 1
ayat 4).
Kesimpulannya, peserta didik yaitu semua komponen mayarakat
yang belajar dan mengembangkan diri melalui prosedur – prosedur, baik
prosedur formal maupun nonformal. Sedangkan tenaga pendidik adalah
semua orang yang mengamalkan ilmu dan pengalamannya dengan cara
memberikan bekal dan pengajaran sebagai pengabdian terhadap
masyarakat.
Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Antara lain
seperti, ada peserta didik yang cepat menerima materi, dan ada yang harus
diulangi sehingga ia mengerti suatu materi. Ada yang sifatnya cepat
menghafal, dan ada yang sulit menghafal.
Oleh karena beragamnya karakteristik setiap peserta didik, yang
harus diperhatikan oleh pendidik adalah harus pandai-pandai mengenal
karakteristik setiap peserta didik. Misalnya dengan cara memberikan suatu
permasalahan, dan bagaimana peserta didik menyelesaikan dengan
solusinya sendiri.
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan
penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai
aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah
dan sekolah menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan
berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang
konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.           
Tujuan Mempelajari Perkembangan Peserta Didik
a. Agar mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik
b. Dapat merespon perilaku peserta didik secara tepat
27

c. Membantu mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri


peserta didik
d. Untuk membantu memahami diri sendiri sehingga dapat berperilaku
secara tepat
Manfaat mempelajari Perkembangan Peserta Didik bagi pendidik
a. Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang
rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang
meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, dan moral
b. Memberi gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat
sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.
Prinsip-Prinsip Perkembangan
Anak sebagai individu mengalami perkembangan yang tak pernah
henti-hentinya.  Pemahaman yang baik tentang perkembangan anak, akan
membantu pendidik untuk memberi perlakuan yang benar kepada anak –
anak. Perkembangan anak pada dasarnya merupakan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam seluruh aspek yang ada dalam diri anak, seperti aspek
fisik, aspek sosial, aspek emosi, kognitif (berfikir) maupun aspek spiritual.
Di dalam perkembangan anak terdapat berbagai aturan-aturan tertentu
yang disebut dengan prinsip-prinsip perkembangan. Berbagai prinsip –
prinsip perkembangan tersebut tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Perkembangan adalah proses yang tak berakhir
Manusia akan berkembang, berubah dan dipengaruhi terus oleh
pengalaman sepanjang hayatnya, baik dalam aspek fisik maupun dalam
aspek psikis dan sosialnya. Perkembangan ini terjadi dalam proses
yang tidak berakhir ditandai dengan tercapainya kematangan fisik.
Perkembangan adalah proses yang berkesinambungan, mulai dari
kelahiran berlanjut ke masa dewasa sampai usia tua. Misalnya,  saat
usia dini  yang ketika baru lahir nampak seperti makhluk yang  tidak
berdaya yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur,
makan, atau menangis; ketika sudah sekolah, anak-anakpun mengalami
kemajuan dari pengendalian diri yang sederhana sampai ke suatu
kemampuan untuk memulai suatu kegiatan serta melakukannya.
28

Selama di sekolah dasar, anak-anak belajar kemampuan untuk dihargai


masyarakat; dan masa remaja masa transisi dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa; serta masa dewasa, seseorang mengikat diri pada suatu
pekerjaan dan banyak yang menikah yang merupakan masa yang
paling produktif; dan masa tua terjadi penurunan kekuatan fisik
membatasi kegiatan orang yang lebih tua, penyakit yang melemahkan
dapat membuat orang merasa tak berdaya.
b. Setiap anak bersifat individual dan berkembang sesuai dengan
perkembangannya
Dalam prinsip ini, tidak semua anak yang sama usianya
mempunyai perkembangan yang sama, karena anak bersifat individual
yang bebeda antara yang satu dengan yang lain. Perolehan
perkembangan bervariasi untuk setiap anak, termasuk untuk
keberfungsian semua aspek perkembangan dalam diri anak. Karena
setiap anak memiliki tingkat penguasaan yang bervariasi, ada yang
cepat, lambat, sedang dan lain-lain, dan semua itu ditentukan oleh
faktor bawaan dan pengaruh belajar yang dimiliki anak.
Setiap anak adalah seorang pribadi unik dengan pola dan waktu
pertumbuhan bersifat individual, sebagaimana halnya untuk
kepribadian, temperamen, gaya belajar, latar belakang dan pengalaman
keluarga. Semua anak memiliki kelebihan, kebutuhan-kebutuhan, dan
minat masing-masing. Sejumlah anak mungkin memiliki kebutuhan
belajar dan perkembangan yang khusus. Pemahaman tentang
keragaman yang luas bahkan pada anak-anak usia yang sama,
hendaknya mengantarkan kepada kesadaran bahwa usia anak hanyalah
sebuah gambaran kasar untuk kemasakan perkembangan anak.
Pengakuan bahwa keragaman individual bukan hanya
diharapkan tapi juga dihargai, menuntut kita sebagai orang dewasa
ketika berinteraksi dengan anak-anak memperlakukan mereka secara
tepat dengan keunikannya masing-masing. Pengakuan ini menuntut
kita untuk tidak menganggap anak hanya sebagai anggota kelompok
usia, kemudian mengharapkan mereka untuk menampilkan tugas-tugas
29

perkembangan kelompok usia tersebut tanpa mempertimbangkan


keragaman kemampuan adaptasi setiap individu anak.  Memiliki
pengharapan tinggi terhadap anak adalah penting, tetapi memiliki
harapan-harapan yang kaku menurut norma kelompok tidak
mencerminkan kenyataan yang terjadi bahwa adanya perbedaan yang
nyata dalam perkembangan dan belajar individual anak dalam tahun-
tahun awal kehidupan. Harapan norma kelompok dapat memberi
dampak yang sangat merusak terutama untuk anak-anak dengan
kebutuhan perkembangan dan belajar yang khusus.
c. Semua aspek perkembangan saling berkaitan
Aspek perkembangan anak yang berupa perkembangan fisik,
sosial, emosi, kognitif, dan spiritual saling berhubungan erat satu sama
lain. Perubahan dalam satu aspek mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
aspek lain. Perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi atau
memfasilitasi perkembangan pada aspek-aspek lainnya. Anak yang
secara fisik berkembang sehat, akan cendrung menunjukkan konsepsi
diri yang positif, dan konsepsi diri yang positif akan berpengaruh
positif terhadap perkembangan belajarnya dan sebaliknya.
Disebabkan oleh aspek-aspek perkembangan anak tersebut
berhubungan satu sama lain, maka pendidik harus menyadari betul hal
ini dan menggunakan kesadaran ini untuk mengorganisasikan
pengalaman-pengalam belajar anak, membantu anak-anak berkembang
secara optimal dalam semua dimensi perkembangan dirinya. Sebagai
pendidik, misalnya, kesadaran akan adanya hubungan antar semua
bagian perkembangan ini, bermanfaat untuk perencanaan kurikulum
untuk berbagai kelompok usia anak. Untuk anak-anak usia sekolah
dasar perencanaan kurikulum diarahkan sebagai usaha-usaha untuk
membantu anak-anak mengembangkan pemahaman-pemahaman
konseptual yang dapat diaplikasikan pada mata pelajaran yang
dipelajari.
30

d. Perkembanagan Berlangsung dari Kemampuan Bersifat Umum


Menuju ke Bersifat Khusus
Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju yang
lebih khusus. Seperti halnya pada awal perkembangan peserta didik
berinteraksi dengan lingkungan, maka peserta didik akan mendapatkan
tanggapan secara umum. Baru setelah itu akan mendapatkan tanggapan
secara khusus dan semakin terperinci.
e. Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan
Prinsip ini berarti:
a. Bergerak dari kepala ke kaki dari dalam keluar
b. Bergerak dari struktur ke fungsi
c. Bergerak dari yang umum ke khusus
d. Bergerak dari yang konkret ke abstrak
e. Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman
f. Bergerak dari heteronom ke otonom
g. Bergerak spiral ke arah tujuan
Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang
relatif teratur di mana kemampuan-kemampuan, keterampilan-
keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan lanjut anak terbangun atas
kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-
pengetahuan anak sebelumnya. Riset-riset perkembangan manusia
menunjukkan bahwa tahapan-tahapan pertumbuhan dan perubahan anak
usia 9 tahun pertama rentang kehidupan relatif stabil dan dapat
diprediksikan tahapannya
Perubahan-perubahan yang dapat diramalkan ini terjadi pada semua
bagian perkembangan seperti perkembangan fisik, perkembangan emosi,
perkembangan sosial, perkembangan bahasa, dan perkembangan kognitif.
Pengetahuan mengenai perkembangan yang khas untuk setiap rentang usia
anak membantu para orangtua atau pendidik untuk mempersiapkan
lingkungan belajar dan merencanakan tujuan-tujuan kurikulum yang reaslistik
dan pengalaman-pengalaman belajar yang tepat menurut perkembangan anak.
31

E. Keterampilan peserta didik


keterampilan belajar bisa dikatakan sebagai salah satu  potensi dan
tugas pendidikan yang kuantitas dan kualitasnya dipengaruhi oleh faktor
ekternal. Seorang yang terampil belajar ia akan menjadi pembelajar bagi
dirinya sediri, selain itu keterampilan belajar yang berbasis pada  kesadaran
akan mampu meningkatkan kesadaran bahwa ia adalah bagian dari kehidupan.
Bila seseorang yang pada dasarnya memilih untuk menjadi pembelajar
maka ia akan dengan mudah menyadari pentingnya organisasi yang terus
menerus menambah pengetahuan, memperluas kapasitas, dan menciptakan
masa depan.
keterampilan belajar adalah cara untuk mempertahankan dan
mengungkapkan pengetahuan yang dianggap efektif oleh tenaga pendidik
sehingga seorang murid akan bisa menyerap pengetahuan yang di dapatkan
dalam mata pelajaran dengan mudah.
Berikut ini 3 pengertian keterampilan belajar menurut para ahli
pendidikan, yaitu:
a. Salinger, 1983
Memberikan pengertian bahwa keterampilan belajar adalah daftar
keterampilan yang spesifik dilakukan oleh pendidikan, seperti
mengorganisasi, memproses, dan menggunakan informasi yang diperoleh
dari membaca.
b. Dean, 1977 dalam Maher & Zins, 1987
Memberikan pengertian bahwa keterampilan belajar adalah suatu
keterampilan yang dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam
proses pembelajaran.
c. Moh. Surya (1992)
Memberikan pengertian bahwa keterampilan belajar adalah kegiatan-
kegiatan yang bersifat neuromuscular, artinya menuntut suatu kesadaaran
yang tinggi yang dilakukan pendidik di lembaga pendidikan.
Dari defenisi keterampilan belajar atau pengertian keterampilan
belajar diatas dapat disimpulkan bahwasanya keterampilan belajar adalah
bagian dari proses kratifitas pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik
dalam upaya mempermudah perserta didik memperoleh pengetahuan yang
diajarkan.
32

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Rancangan Satu Siklus
Siklus : I (Pertama)
Tema/Sub Tema : Kebutuhanku/Pakaian
Kelompok : B
Tanggal : 1 s.d 5 oktober 2018
Tujuan Perbaikan : Upaya meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan Menggunting dan Menempel dengan
Menggunakan Metode Demonstrasi di TK Pelangi Kota
Solok
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakakan dapat didentifikasikan
beberapa Masalah yang dihadapi pada tahap rasa tanggung jawab anak di TK
Pelangi Kota Solok sebagai berikut:
a. Anak kurang semangat dalam melakukan kegiatan menggunting dan
menempel karena lebih rumit dan membutuhkan kesabaran
b. Kegiatan pengembangan motorik halus anak terasa agak memberatkan
bagi anak
c. Hasil karya anak tidak sesuai dengan harapan guru
Analisis Masalah
Dari uraian identifikasi masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan anak dalam kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi untuk Upaya meningkatkan motorik halus
anak masih kurang perkembangannya.
Dari permasalahan yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa kegiatan
yang dilaksanakan guru kurang menarik bagi anak, untuk itu upaya
peningkatan kemampuan motorik halus anak dapat diatasi dengan
menggunakan berbagai kegiatan yang bervariasi sehingga dapat Upaya
meningkatkan motorik halus anak.

39
33

Perumusan Masalah:
Apakah dengan kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan motorik
halus di TK Pelangi Kota Solok.
34

RPPH
SKENARIO PERBAIKAN

Tujuan Perbaikan : Upaya meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui


Kegiatan Menggunting dan Menempel dengan
Menggunakan Metode Demonstrasi di TK Pelangi Kota
Solok
Siklus ke : 1
Hari/tanggal : Senin, 1 Oktober 2018

Hal yang diperbaiki/ ditingkatkan:


A. Kegiatan penggembangan I (Pembukaan)
 Judul Kegiatan: menirukan beberapa pakaian
 Pengelolaan Kelas
Penataan Ruang:
1. Penataan Ruang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
2. Pengoranisasian anak : posisi anak diubah menjadi bentuk lingkaran
dengan posisi duduk.
 Langkah-Langkah Perbaikan
1. Guru mencontohkan cara kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan menggunakan pola gambar
yang sudah disediakan
2. Guru meminta anak mengikuti langkah yang dilakukan guru
3. Guru mengajak anak melakukan secara bersama-sama

B. Kegiatan Pengembangan II (Inti)


 Judul Kegiatan : Menghubungkan Gambar pakaian dengan seni kegiatan
menggunting dan menempel pakaian
 Pengelolaan Kelas
1. Guru mengatur posisi anak duduk dengan kelompok, sesuai dengan
kelompoknya.
35

2. Guru berdiri didepan Kelas, sedangkan anak duduk di Kelompok yang


telah ditentukan
 Langkah-langkah Perbaikan
a. Guru mendemonstrasikan kegiatan menggunting dan menempel
sambil menerangkan kepada anak.
b. Guru membagikan kertas kepada anak dan memotivasi anak agar bisa
menggunting dan menempel dengan lebih baik.
c. Guru memperlihatkan kegiatan menggunting dan menempel pakaian
d. Setelah itu anak diminta untuk menirukan lagi kegiatan yang akan
dilakukan yaitu menggunting dan menempel pakaian
e. Guru membimbing anak dalam kegiatan menggunting dan menempel
pakaian
f. Guru memeriksa hasil kegiatan anak
C. Kegiatan Pengembangan III (penutup)
 Judul Kegiatan : Membaca iqra, Tanya jawab
 Penggelolaan Kelas
1. Penataan ruang : Posisi kursi dan meja seperti biasa
2. Pengoranisasian: Anak-anak duduk dikursinya masing-masing
 Langkah-langkah:
1. Guru meminta anak untuk membaca iqra
2. Guru membantu anak dalam membaca iqra
3. Guru menanya kegiatan anak hari ini
36

LEMBAR REFLEKSI I
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : MARNI KURNIA TK/KB/TPA : TK Pelangi


NIM : 835551241 Kelompok : B
Program Studi : SI PG PAUD Pertemuan ke : 1
UPBJJ-UT : 14 Padang Pokjar : Kubung Kab. Solok

Reaksi anak terhadap proses pengembangan yang dilakukan dimana Anak


menyukai kegiatan yang dilakukan walaupun mereka merasa kesulitan dalam
kegiatan menggunting dan menempel pakaian, akan tetapi mereka terus berusaha.
Secara keseluruhan kelemahan dalam kegiatan pengembangan yang di lakukan
dimana Dalam membimbing anak kegiatan menggunting dan menempel pakaian
anak duduk diskusi sehingga anak agak kesulitan mengikuti instruksi yang saya
berikan.
Secara keseluruhan kelebihan dalam pengembangan yang di lakukan
dimana alat peraga yang saya gunakan sangat menarik bagi anak. Hal-hal unik
yang di temui dalam kegiatan pengembangan terlihat semangat dan motivasi anak
untuk kegiatan menggunting dan menempel sesuai yang didemonstrasikan guru.
Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan, maka yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya adalah membimbing
anak dengan posisi duduk dengan melingkar sehingga anak dapat melihat dengan
jelas apa yang saya instruksikan dan dalam memakai alat peraga akan saya
variasikan.
37

RANCANGAN SATU SIKLUS

Siklus : I (Satu)
TemalSub Tema : Kebutuhanku/Pakaian
Kelompok : B
Tanggal : 1 s. d 5 Oktober 2018
Tujuan Perbaikan : Upaya meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan Menggunting dan Menempel dengan
Menggunakan Metode Demonstrasi di TK Pelangi Kota
Solok
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakakan dapat didentifikasikan
beberapa Masalah yang dihadapi Pada tahap rasa tanggung jawab anak di TK
Pelangi sebagai berikut:
a. Anak kurang semangat dalam melakukan kegiatan menggunting dan
menempel karena lebih rumit dan membutuhkan kesabaran
b. Kegiatan pengembangan motorik halus anak terasa agak memberatkan
bagi anak
c. Hasil karya anak tidak sesuai dengan harapan guru
Analisis Masalah
Dari uraian identifikasi masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan anak dalam kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi untuk Upaya meningkatkan motorik halus
anak masih kurang perkembangannya.
Dari permasalahan yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa kegiatan
yang dilaksanakan guru kurang menarik bagi anak, untuk itu upaya
peningkatan kemampuan motorik halus anak dapat diatasi dengan
menggunakan berbagai kegiatan yang bervariasi sehingga dapat Upaya
meningkatkan motorik halus anak.
Perumusan Masalah:
Apakah dengan kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan motorik
halus pada anak melalui kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi di TK Pelangi Kota Solok.
38

RPPH
SKENARIO PERBAIKAN
Tujuan perbaikan : Upaya meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan Menggunting dan Menempel dengan
Menggunakan Metode Demonstrasi di TK Pelangi Kota
Solok
Siklus Ke : II
Hari/Tanggal : Senin, 15 Oktober 2018

Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:


A. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
 Judul Kegiatan : Menyebutkan beberapa macam pakaian Pengelolaan
Kelas
1. Anak dibagi beberapa kelompok
2. Pengorganisasian anak posisi anak diubah sesuai dengan kelompok
masing-masing sambil berdiri
 Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru mengajak anak untuk duduk
2. Guru meniberikan arahan kepada anak
3. Guru mengajak untuk melakukan bersama
4. Guru meminta untuk memulai kegiatan tersebut
B. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
 Judul kegiatan kegiatan menggunting dan menempel binatang buas
dengan menggunakan metode demonstrasi
 Pengelolaan Kelas:
1. Guru meminta anak untuk duduk
2. Guru berdiri didepan kelas, sedangkan anak duduk
 Langkah- langkah Perbaikan:
1. Guru menjelaskan aturan kegiatan tentang cara kegiatan menggunting
dan menempel dengan menggunakan metode demonstrasi
2. Guru meminta agar mendengar penjelasan dari guru
3. Guru meminta memulai kegiatan tersebut
39

C. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)


 Judul Kegiatn : Membaca iqra, Tanya jawab
 Penggelolaan Kelas
1. Penataan ruang Posisi kursi dan meja seperti biasa
2. Pengoranisasian : Anak-anak duduk dikursinya masing-masing
 Langkah-langkah:
1. Guru meminta anak untuk membaca iqra
2. Guru membantu anak dalam membaca iqra
3. Guru menanya kegiatan anak hari ini
40

LEMBAR REFLEKSI 2
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : MARNI KURNIA TK/KB/TPA : TK Pelangi


NIM : 835551241 Kelompok : B
Program Studi : SI PG PAUD Pertemuan ke : 1
UPBJJ-UT : 14 Padang Pokjar : Kubung Kab. Solok
Reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan terlihat
bahwa sebagian besar anak memberikan respon yang baik pada kegiatan kegiatan
menggunting dan menempel gambar pola binatang buas.
Secara keseluruhan kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan yang
saya lakukan dimana Instruksi/perintah yang saya berikan kepada anak kurang
dipahami anak dengan baik secara seni maupun kreasinya.
Kelebihan saya dalam pengembangan yang saya lakukan yaitu selalu
memberikan bantuan kepada anak yang belum mampu menyusun kegiatan
menggunting dan menempel binatang buas dengan baik dan rapi.
Hal-hal unik yang ditemui dalam kegiatan pengembangan terlihat bahwa
walaupun mereka kesusahan dalam menggunting dan menempel tetapi mereka
ingin terus mencoba, mereka tidak mau mengatakan bosan jika ditanya
Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan, maka yang akan dilakukan
untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya adalah lebih
meningkatkan lagi cara dalam mengajar anak didik sampai mereka menguasai
sepenuhnya dapat menggunting dan menempel dengan menggunakan pola gambar
yang sudah disediakan agar semua anak mengerti dan dapat mendengar dengan
jelas.
41

B. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan penelitian pada
kondisi awal yang dilakukan terlebih dahulu dengan observasi tentang
kemampuan motorik halus anak dikelompok B di TK Pelangi Kota Solok
dalam hal ini peneliti mengamati bahwa kemampuan motorik halus anak
masih sangat rendah, anak masih belum dapat mengenal berbagai kegiatan
dengan baik. Hal ini dapat disebabkan karena kurang menariknya media
dan metode yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga
anak tidak tertarik untuk mengikutnya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terlihat bahwa
kemampuan motorik halus pada anak di TK Pelangi Kota Solok sangat
rendah. Hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian
lebih lanjut untuk Upaya meningkatkan motorik halus anak TK Pelangi
melalui kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan
metode demonstrasi.
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan. Pertemuan I
dilakasanakan hari Senin, 1 Oktober 2018. Kegiatannya terdiri dari
skenario perbaikan, RPPH perbaikan, serta refleksi pelaksanan perbaikan
dan keberhasilan maupun kegagalannya.
1) Skenario Perbaikan
Skenario perbaikan pada hari (pertama)
Tujuan Perbaikan : Upaya meningkatkan motorik halus anak
melalui kegiatan menggunting dan menempel
dengan menggunakan metode demonstrasi
Siklus ke : I
Hari/tanggal : Senin, 1 Oktober 2018
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:
a) Kegiatan pengembangan:
Kegiatan anak selama ini lebih banyak diluar ruangan dan
di dalam ruangan terfokus pada kemampuan motorik halus anak.
Dalam RPPH ini anak diajak bermain dan melakukan kegiatan
42

kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan


metode demonstrasi yang bervariasi untuk Upaya meningkatkan
motorik halus anak.
b) Pengelolaan Kelas Penataan Ruang:
(1) Penataan wang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
(2) Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran.
Langkah-langkah perbaikan:
- Kegiatan pengembangan
Kegiatan anak yang lebih banyak diluar ruangan dan didalam
ruangan terfokus pada kemampuan motorik halus anak. Dalam
RPPH ini anak-anak diajak bermain dan melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan kemampuan motorik halus secara
bersama-sama dan setelah itu diperbolehkan mengerjakan satu
persatu dikelompok masing-masing.
- Langkah perbaikan:
1. Guru mengatur posisi anak untuk duduk berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah dibagi
2. Guru mendemonstrasikan cara menggunting dan menempel
pakaian dengan menggunakan pola gambar yang sudah
disediakan
3. Guru menjelaskan kegiatan bagaimana kegiatan
menggunting dan menempel pakaian
4. Guru menjelaskan kegiatan bagaimana cara kegiatan
menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi.
- Pengelolaan Kelas
 Penataan ruangan
Penataan kelas yang semula duduk dalam satu lingkaran,
sekarang dibagi menjadi beberapa kelompok dan duduk
membentuk lingkaran
43

 Pengorganisasian anak
Setiap kelompok anak melakukan kegiatan kegiatan
menggunting dan menempel pakaian sekolah, pakaian
pesta, pakaian sehari-hari, celana seragam sekolah dan
celana pakaian sehari-hari. menggunakan pola gambar yang
sudah disediakan dengan menggunakan metode
demonstrasi.
2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama (1)
Pada pertemuan I di siklus I pada hari Kemampuan motorik
halus 01 Oktober 2018. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Kegiatan awal (30 menit)
a. Berbaris, alam, nyanyi, do’a
b. Kegiatan Fisik meloncat dari kursi
Kegiatan inti (60 menit)
a. Anak memperhatikan guru dalam memperagakan cara
menggunting dan menempel gambar pola pakaian sekolah
b. Anak memahami cara menggunting dan menempel gambar pola
pakaian sekolah
c. Anak menirukan cara menggunting dan menempel gambar pola
pakaian sekolah
Kegiatan Penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan
metode demonstrasi adalah kegiatan anak belum meningkat
sebelumnya. Ketertarikan anak mulai terlihat akan tetapi ada
44

beberapa anak belum mampu menggunting dan menempel pakaian


dengan rapi.
 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhaap anak,
tentyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam kegiatan
menggunting dan menempel pakaian peneliti melanjutkan
kepertemuan kedua.
Sebelum melanjutkan ke pertemuan kedua, terlebih dahulu
penetiti mengevaluasi kegiatan yang harus diperbaiki agar terjadi
peningkatan pada pertemuan kedua. peneliti harus menciptakan
kegiatan yang bervariasi pada anak
Pertemuan Kedua (II)
Pada awal pertemuan Kedua di siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa 2 Oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Anak memperhatikan guru dalam memperagakan cara
menggunting dan menempel gambar pola pakaian pesta
b. Anak memahami cara menggunting dan menempel gambar pola
pakaian pesta
c. Anak menirukan cara menggunting dan menempel gambar pola
pakaian pesta
Kegiatan Penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan kemampuan motorik halus anak, adalah kegiatan yang
dilakukan anak mulai ada peningkatan.
45

 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak
ternyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam memahami
cara menggunting dan menempel pakaian, menirukan cara
menggunting dan menempel pakaian dan mengkreasikan cara
menggunting dan menempel pakaian, maka peneliti melanjutkan
kepertemuan ketiga.
Pertemuan Ketiga (III)
Pada pertemuan ketiga di siklus I dilaksanakan pada hari Rabu
03 Oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu
Kegiatan inti (60 menit)
a. Anak memperhatikan guru dalam memperagakan cara
menggunting dan menempel gambar pola pakaian sehari-hari
b. Anak memahami cara menggunting dan menempel gambar pola
pakaian sehari-hari
c. Anak menirukan cara menggunting dan menempel gambar pola
pakaian sehari-hari
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Berdasarkan observasi dan hasil kegiatan pembelajaran
pada pertemuan 3 yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
kemampuan anak dalam. berbagai kegiatan mengalami
peningkatan. Namun peningkatan ini masih belum mencapai
ketentuan yang diharapkan.
46

 Refleksi
Pada pertemuan ketiga ini media yang diguanakan kurang
menarik sehingga anak tidak begitu tertarik dengan kegiatan hari
ini. Untuk itu pada tahap selanjutnya peneliti akan menyiapkan
media yang menarik, agar thpat menarik minat anak dalam
melakukan kegiatan.
Pertemuan Keempat (IV)
Pada pertemuan ke empat siklus I dilaksanakan pada hari
Kamis 04 Oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, nyanyi, do’a
b. Kegiatan Fisik, merayap dan merangkak dengan variasi ke kursi
masing-masing
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Anak memperhatikan guru dalam memperagakan cara
menggunting dan menempel gambar pola celana seragam sekolah
b. Anak memahami cara menggunting dan menempel gambar pola
celana seragam sekolah
c. Anak menirukan cara menggunting dan menempel gambar pola
celana seragam sekolah
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir Berdo’a, nyanyi,
salam, pulang
 Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil kegiatan
pembelajaran, maka dapat dilihat pada pertemuan sebelumnya
peneliti melakukan tindakan-tindakan maka dilihat sudah ada
peningkatan dipertemuan yang ke empat.
47

 Refleksi
Dalam kegiatan yang keempat kegiatan yang digunakan
sudah mulai ada peningkatan yang sangat baik, dan peneliti akan
berusaha untuk lebih baik meningkatkan lagi
Pertemuan Kelima (V)
Pada pertemuan kelima siklus I dilaksanakan pada Jumat 5
oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, nyanyi dan do’a
b. Menyanyikan lagu
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Anak memperhatikan guru dalam memperagakan cara
menggunting dan menempel gambar pola celana pakaian sehari-
hari
b. Anak memahami cara menggunting dan menempel gambar pola
celana pakaian sehari-hari
c. Anak menirukan cara menggunting dan menempel gambar pola
celana pakaian sehari-hari
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Hasil observasi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi sudah mulai meningkat.
 Refleksi
Dalam penyediaan alat dan sumber belajar sudah sangat
baik, dan setelah direnungkan dan kelima pertemuan diatas
ternyata dalam kegiatan kemampuan motorik halus anak dalam
kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan
48

metode demonstrasi di TK Pelangi Kota Solok belum mencapai


target yang ditentukan, maka peneliti perlu melakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus II
3. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I masih ada beberapa hal
yang perlu dilakukan perbaikan, atas dasar itu peneliti akan melajutkan
pada siklus ke II.
Siklus II dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan. Pertemuan 1
dilaksanakan pada hari Senin, 15 Oktober sampai dengan hari
Kemampuan motorik halus 19 Oktober 2018 Kegiatannya terdiri dari
skenario, perbaikan, RKH perbaikan, serta refleksi pelaksanaan perbaikan.
1) Skenario Perbaikan
Skenario perbaikan pada hari (pertama)
Tujuan Perbaikan : Upaya meningkatkan motorik halus anak
melalui kegiatan menggunting dan menempel
dengan menggunakan metode demonstrasi
Siklus ke : II
Hari/tanggal : Senin, 15 Oktober 2018
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:
a) Kegiatan pengembangan:
Kegiatan anak selama ini lebih banyak diluar ruangan dan
di dalam ruangan terfokus pada kemampuan motorik halus anak.
Dalam RPPH ini anak diajak bermain dan melakukan kegiatan
kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan
metode demonstrasi yang bervariasi untuk Upaya meningkatkan
motorik halus anak.
b) Pengelolaan Kelas Penataan Ruang:
(1) Penataan yang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
(2) Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran.
49

Langkah-langkah perbaikan:
c) Kegiatan pengembangan
Kegiatan anak yang lebih banyak diluar ruangan dan didalam
ruangan terfokus pada kemampuan motorik halus anak. Dalam
RPPH ini anak-anak diajak bermain dan melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan kemampuan motorik halus secara
bersama-sama dan setelah itu diperbolehkan mengerjakan satu
persatu dikelompok masing-masing.
d) Langkah perbaikan:
1) Guru mengatur posisi anak untuk duduk berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah dibagi
2) Guru menjelaskan aturan kegiatan tentang cara bagaimana
cara kegiatan menggunting dan menempel binatang buas
3) Guru menjelaskan kegiatan bagaimana kegiatan
menggunting dan menempel yang rumpang pada suku kata
binatang buas
4) Guru menjelaskan kegiatan bagaimana cara
menghubungkan gambar dengan kegiatan menggunting dan
menempel dengan menggunakan metode demonstrasi.
e) Pengelolaan Kelas
 Penataan ruangan
Penataan kelas yang semula duduk dalam satu lingkaran,
sekarang dibagi menjadi beberapa kelompok dan duduk
membentuk lingkaran
 Pengorganisasian anak
Setiap kelompok anak melakukan kegiatan kegiatan
menggunting dan menempel binatang buas dan kegiatan
menggunting dan menempel harimau, singa, buaya,
beruang, macam tutul dengan menggunakan metode
demonstrasi.
50

2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama (1)
Pada pertemuan I di siklus II pada hari Senin 15 Oktober 2018.
Alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Kegiatan awal (30 menit)
a. Berbaris, alam, nyanyi, do’a
b. Kegiatan Fisik meloncat dari kursi
Kegiatan inti (60 menit)
a. Anak memperhatikan guru dalam memperagakan cara
menggunting dan menempel gambar pola harimau
b. Anak memahami cara menggunting dan menempel gambar pola
harimau
Anak menirukan cara menggunting dan menempel gambar pola
harimau
Kegiatan Penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan peningkatan kemampuan motorik halus anak dalam
kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan
metode demonstrasi adalah kegiatan anak belum meningkat
sebelumnya. Ketertarikan anak mulai terlihat akan tetapi ada
beberapa anak belum mampu kegiatan menggunting dan menempel
binatang buas dengan seutuhnya.
 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhaap anak,
tentyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam kegiatan
menggunting dan menempel binatang buas peneliti melanjutkan
kepertemuan kedua.
51

Sebelum melanjutkan kepertemuan kedua, terlebih dahulu


penetiti mengevaluasi kegiatan yang harus diperbaiki agar terjadi
peningkatan pada pertemuan kedua. peneliti harus menciptakan
kegiatan yang menarik pada anak
Pertemuan Kedua (II)
Pada awal pertemuan Kedua di siklus II dilaksanakan pada hari
Selasa 16 Oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Anak memperhatikan guru dalam memperagakan cara
menggunting dan menempel gambar pola singa
b. Anak memahami cara menggunting dan menempel gambar pola
singa
c. Anak menirukan cara menggunting dan menempel gambar pola
singa
Kegiatan Penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan kemampuan motorik halus anak, adalah kegiatan yang
dilakukan anak mulai ada peningkatan.
 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak
ternyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam memahami
cara menggunting dan menempel binatang buas, menirukan cara
menggunting dan menempelbinatang buas sesuai ukuran dan
mengkreasikan cara menggunting dan menempel binatang buas,
maka peneliti melanjutkan kepertemuan ketiga.
52

Pertemuan Ketiga (III)


Pada pertemuan ketiga di siklus II dilaksanakan pada hari Rabu
17 Oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu
Kegiatan inti (60 menit)
c. Anak memperhatikan guru dalam memperagakan cara
menggunting dan menempel gambar pola buaya
b. Anak memahami cara menggunting dan menempel gambar pola
buaya
Anak menirukan cara menggunting dan menempel gambar pola
buaya
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Berdasarkan observasi dan hasil kegiatan pembelaaran pada
pertemuan 3 yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
kemampuan anak dalam berbagai kegiatan mengalami
peningkatan. Namun peningkatan ini masih belum mencapai
ketentuan yang diharapkan.
 Refleksi
Pada pertemuan ketiga ini media yang diguanakan kurang
menarik sehingga anak tidak begitu tertarik dengan kegiatan hari
ini. Untuk itu pada tahap selanjutnya peneliti akan menyiapkan
media yang menarik, agar tapat menarik minat anak dalam
melakukan kegiatan.
Pertemuan Keempat (IV)
Pada pertemuan ke empat siklus II dilaksanakan pada hari
Kamis 18 oktober 2018
53

Kegiatan Awal (30 menit)


a. Berbaris, salam, nyanyi do’a
b. Kegiatan Fisik, merayap dan merangkak dengan variasi ke kursi
masing-masing
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Anak memperhatikan guru dalam memperagakan cara
menggunting dan menempel gambar pola beruang
b. Anak memahami cara menggunting dan menempel gambar pola
beruang
c. Anak menirukan cara menggunting dan menempel gambar pola
beruang
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir Berdo’a, nyanyi,
salam, pulang
 Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil kegiatan
pembelajaran, maka dapat dilihat pada pertemuan sebelumnya
peneliti melakukan tindakan-tindakan maka dilihat sudah ada
peningkatan dipertemuan yang ke empat.
 Refleksi
Dalam kegiatan yang keempat kegiatan yang digunakan
sudah mulai ada peningkatan yang sangat baik, dan peneliti akan
berusaha untuk lebih baik meningkatkan lagi
Pertemuan Kelima (V)
Pada pertemuan kelima siklus II dilaksanakan pada Jumat 19
oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, nyanyi dan do’a
b. Menyanyikan lagu
54

Kegiatan Inti (60 menit)


a. Anak memperhatikan guru dalam memperagakan cara
menggunting dan menempel gambar pola macan tutul
b. Anak memahami cara menggunting dan menempel gambar pola
macan tutul
c. Anak menirukan cara menggunting dan menempel gambar pola
macan tutul
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Hasil observasi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi sudah mulai meningkat.
 Refleksi
Dalam penyediaan alat dan sumber belajar sudah sangat
baik, dan setelah direnungkan dan kelima pertemuan diatas
ternyata dalam kegiatan kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan
metode demonstrasi di TK Pelangi Kota Solok belum mencapai
target yang ditentukan, maka peneliti perlu melakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus II.
B. Pembahasan dari Setiap Siklus
1. Deskripsi Siklus I
Tabel 1 : Jadwal dan Kegiatan Siklus I
Pertemua
Hari Tanggal Materi
n
Menggunting dan
1 Senin 01 Oktober 2018 menempel pola seragam
sekolah
55

Menggunting dan
2 Selasa 02 Oktober 2018 menempel pola pakaian
pesta
Menggunting dan
3 Rabu 03 Oktober 2018 menempel pola pakaian
sehari-hari
Menggunting dan
4 Kamis 04 Oktober 2018 menempel pola celana
sekolah
Menggunting dan
5 Jum’at 05 Oktober 2018 menempel pola celana
harian

Berdasarkan temuan-temuan dari kegiatan perbaikan yang


dilakukan selama 1 siklus yang terdiri dari 5 kali tampilan di kelas, baik
yang berkaitan dengan perolehan hasil belajar anak maupun peneliti serta
temuan-temuan pengamatan teman sejawat yang berkaitan dengan
pelaksanaan perbaikan pengembangan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil penelitian Siklus I
Penilaian I Penilaian II Penilaian III Penilaian IV Penilaian V
No. Aspek yang diamati BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB
f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
1 Anak Mampu
memahami cara
8 47 6 35 3 18 6 35 7 41 4 24 5 29 7 41 5 29 4 24 7 41 6 35 3 18 7 41 7 41
menggunting dan
menempel
2 Anak mampu
menirukan cara
9 53 5 29 3 18 7 41 5 29 5 29 7 41 4 24 6 35 4 24 6 35 7 41 2 12 6 41 9 47
menggunting dan
menempel
3 Anak mampu
mengkreasikan cara
10 59 5 29 2 12 7 41 6 35 4 24 6 35 6 35 5 29 4 24 6 35 7 41 2 12 7 41 8 47
menggunting dan
menempel

a. Pertemuan pertama pada 01 Oktober 2018; peneliti melakukan


kegiatan demonstrasi seni kegiatan menggunting dan menempel.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengenalkan kegiatan
menggunting dan menempel, menirukan seni kegiatan menggunting
dan menempel, mengkreasikan seni kegiatan menggunting dan
menempel. Dan selanjutnya anak dapat mengkreasikan cara
menggunting dan menempel dibawah bimbingan guru. Semua
56

peristiwa tersebut diamati oleh peneliti yang dibantu oleh teman


sejawat (Obsever) untuk mengambil data dan dokumentasi. Melihat
hasil dan kegiatan kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi, yang mampu memahami cara
menggunting dan menempel, 3 orang Berkembang Sangat Baik, 6
orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 8 orang yang Belum
Berkembang, yang mampu menirukan seni kegiatan menggunting dan
menempel, 3 orang Berkembang Sangat Baik, 5 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan, 9 orang yang Belum Berkembang, yang
mampu mengkreasikan cara menggunting dan menempel keras, 2
orang Berkembang Sangat Baik, 5 orang yang Berkembang Sesuai
Harapan, 10 orang yang Belum Berkembang.
b. Pada pertemuan ke dua pada tangga 02 Oktober 2018 anak melakukan
kegiatan menirukan cara menggunting dan menempel Pakaian dengan
langkah-langkah yang sama dengan pertemuan satu. Yang mampu
memahami cara menggunting dan menempel, 4 orang Berkembang
Sangat Baik, 7 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 6 orang yang
Belum Berkembang, yang mampu menirukan seni kegiatan
menggunting dan menempel, 5 orang Berkembang Sangat Baik, 5
orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 7 orang yang Belum
Berkembang, yang mampu mengkreasikan cara menggunting dan
menempel keras, 4 orang Berkembang Sangat Baik, 6 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan, 7 orang yang Belum Berkembang.
c. Pada pertemuan ketiga pada tanggal 03 Oktober 2018, peneliti
melakukan kegiatan kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi yang sama, Melihat hasil dari
kegiatan kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan
pola gambar yang sudah disediakan. Yang mampu memahami cara
menggunting dan menempel, 5 orang Berkembang Sangat Baik, 7
orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 5 orang yang Belum
Berkembang, Yang mampu menirukan seni kegiatan menggunting dan
menempel, 6 orang Berkembang Sangat Baik, 4 orang yang
57

Berkembang Sesuai Harapan, 7 orang yang Belum Berkembang,Yang


mampu mengkreasikan seni meliptat kertas, 5 orang Berkembang
Sangat Baik, 6 orang yang Berkembang Sesuai Harapan , 6 orang yang
Belum Berkembang.
d. Pada pertemuan ke empat anak dapat melakukan kegiatan
menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi pada Pakaian pada tanggal 04 Oktober 2018, peneliti
mendemonstrasikan kegiatan menggunting dan menempel Pakaian,
dengan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan sama dengan pertama,
kedua dan ketiga. Sedangkan hasil penelitian dari kemampuan motorik
halus anak untuk indikator mengkreasikan cara menggunting dan
menempel pakaian Melihat hasil dari kegiatan kegiatan menggunting
dan menempel dengan menggunakan metode demonstrasi pakaian
dengan menggunakan pola gambar yang sudah disediakan, Yang
mampu memahami cara menggunting dan menempel, 6 orang
Berkembang Sangat Baik, 7 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
4 orang yang Belum Berkembang, Yang mampu menirukan seni
kegiatan menggunting dan menempel, 7 orang Berkembang Sangat
Baik, 6 Orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 4 orang yang Belum
Berkembang. Yang mampu mengkreasikan seni kegiatan menggunting
dan menempel, 7 orang Berkembang Sangat Baik, 6 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan, 4 orang yang Belum Berkembang.
e. Pertemuan kelima ini dilakukan pada tanggal 05 Oktober 2018,
kegiatan yang dilakukan adalah mengkreasikan cara menggunting dan
menempel Pakaian dengan cara mengkreasikan cara menggunting dan
menempel kertas Pakaian. Melihat hasil dan kegiatan kegiatan
menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi Pakaian dengan menggunakan pola gambar yang sudah
disediakan, Yang mampu memahami cara menggunting dan menempel
7 orang Berkembang Sangat Baik, 7 Orang yang Berkembang Sesuai
Harapan, 3 orang yang Belum Berkembang. Yang mampu menirukan
seni kegiatan menggunting dan menempel, 9 Orang Berkembang
58

Sangat Baik, 6 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 2 orang yang


Belum Berkembang. Yang mampu mengkreasikan cara menggunting
dan menempel keras, 8 orang Berkembang Sangat Baik, 7 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan, 2 orang yang Belum Berkembang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut:

Grafik. 1 Peningkatan Kemampuan motorik halus Anak pada Siklus I

Dan hasil penelitian Siklus I dapat disimpulkan bahwa kegiatan


kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi dengan berbagai cara, secara umum mengalami
peningkatan pada setiap kali pertemuan. Namun semua itu belum
sesuai dengan yang peneliti harapkan maka dilakukan penelitian
lanjutan pada Siklus II.
2. Deskripsi Siklus II
Jadwal Kegiatan siklus II
Tabel 3 : Jadwal dan Kegiatan Siklus II
Pertemua
Hari Tanggal Materi
n
Menggunting dan
1 Senin 15 Oktober 2018
menempel pola harimau
Menggunting dan
2 Selasa 16 Oktober 2018
menempel pola singa
Menggunting dan
3 Rabu 17 Oktober 2018
menempel pola buaya
Menggunting dan
4 Kamis 18 Oktober 2018
menempel pola beruang
5 Jum’at 19 Oktober 2018 Menggunting dan
59

menempel pola macan


tutul
Penelitian pada Siklus II secara umum sama dengan pelaksanaan
pada Siklus I. Objek pengamatanya adalah beberapa kegiatan anak dalam
proses pembelajaran kegiatan kegiatan menggunting dan menempel
dengan menggunakan metode demonstrasi dengan menggunakan pola
gambar yang sudah disediakan. Untuk Upaya meningkatkan motorik halus
anak peneliti mengadakan kegiatan kegiatan menggunting dan menempel
dengan menggunakan metode demonstrasi yang berbeda dan siklus I,
dengan menggunakan pola gambar yang sudah disediakan untuk
melakukan kegiatan tersebut. Adapun maksud dan perbedaan metode itu
untuk membuat menjadi senang dan meransang minat anak sehingga anak
lebih bersemangat dan memperkaya rasa ingin tahu anak. Sedangkan
aspek penilaian pada silkus II sama dengan Siklus I yaitu, mengenal,
meyebutkan dan menuliskan huruf .
Dari hasil pengamatan/observasi yang dilakukan pada Siklus II
(selama 5 kali pertemuan) dapat dilihat hasil obsevasi pada tabel 3 berikut:
Tabel 4. Hasil Penelitian Siklus II
Penilaian I Penilaian II Penilaian III Penilaian IV Penilaian V
No. Aspek yang diamati BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB
f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
1 Anak Mampu
memahami cara
0 0 7 41 10 59 0 0 6 35 11 65 0 0 4 24 13 76 0 0 3 18 14 82 0 0 2 6 15 94
menggunting dan
menempel
2 Anak mampu
menirukan cara
1 6 7 41 9 53 0 0 7 41 10 59 0 0 5 29 12 71 0 0 4 24 13 76 0 0 2 12 15 88
menggunting dan
menempel
3 Anak mampu
mengkreasikan cara
1 12 7 41 9 47 1 6 7 41 9 53 0 0 7 41 10 59 0 0 4 24 13 76 0 0 2 18 15 82
menggunting dan
menempel

a. Pertemuan I:
Pertemuan I pada tanggal 15 Oktober 2018, peneliti
mengenalkan cara menggunting dan menempel pada tema Binatang
dan sub tema Binatang buas dengan melakukan kegiatan kegiatan
menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi yaitu Yang mampu memahami cara menggunting dan
menempel, 10 orang Berkembang Sangat Baik, 7 orang yang
60

Berkembang Sesuai Harapan, 0 yang Belum Berkembang. Yang


mampu menirukan seni kegiatan menggunting dan menempel 9 orang
Berkembang Sangat Baik, 7 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
1 yang Belum Berkembang. Yang mampu mengkreasikan cara
menggunting dan menempel keras 9 orang Berkembang Sangat Baik, 7
rang yang Berkembang Sesuai Harapan, 1 orang yang Belum
Berkembang.
b. Pertemuan II
Pada pertemuan kedua pada tanggal 16 Oktober 2018, peneliti
melakukan kegiatan kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan teknik menirukan dan
mengkreasikan cara menggunting dan menempel secara individu. Hal
ini dapat dilihat bahwa: Yang mampu memahami cara menggunting
dan menempel, 11 orang Berkembang Sangat Baik,6 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan, 0 yang Belum Berkembang. Yang
mampu menirukan seni kegiatan menggunting dan menempel 10 orang
Berkembang Sangat Baik, 7 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
0 orang yang Belum Berkembang. Yang mampu mengkreasikan cara
menggunting dan menempel keras, 9 orang Berkembang Sangat Baik,
7 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 1 orang yang Belum
Berkembang.
c. Pertemuan III
Pada pertemuan III tanggal 17 Oktober 2018 peneliti
melakukan kegiatan, mendemonstrasikan seni kegiatan menggunting
dan menempel binatang buas secara berkelompok dimana terlihat
perkembangan anak dalam menggunting dan menempel yaitu Yang
mampu memahami cara menggunting dan menempel, 13 orang
Berkembang Sangat Baik, 4 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
0 yang Belum Berkembang. Yang mampu menirukan seni kegiatan
menggunting dan menempel, 12 orang Berkembang Sangat Baik, 5
orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 0 orang yang Belum
Berkembang. Yang mampu mengkresikan seni kegiatan menggunting
61

dan menempel, 10 Orang Berkembang Sangat Baik, 7 Orang yang


Berkembang Sesuai Harapan, 0 yang Belum Berkembang.
d. Pertemuan IV
Pertemuan ke IV pada tanggal 18 Oktober 2018, peneliti
melakukan kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan mengkresikan seni kegiatan
menggunting dan menempel secara individu dan kelompok. Yang
mampu memahami cara menggunting dan menempel, 14 orang
Berkembang Sangat Baik, 3 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
0 orang yang Belum Berkembang.Yang mampu menirukan seni
kegiatan menggunting dan menempel, 13 orang Berkembang Sangat
Baik, 4 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 0 yang Belum
Berkembang.Yang mampu mengkresikan seni kegiatan menggunting
dan menempel, 13 orang Berkembang Sangat Baik, 4 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan, 0 yang Belum Berkembang.
e. Pertemuan V
Petemuan ke V ini dilakukan 19 Oktober 2018, kegiatan
kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi yang dilakukan adalah dengan menirukan seni kegiatan
menggunting dan menempel (Binatang buas) dan mengkresikan cara
menggunting dan menempel Binatang buas dengan menggunakan pola
gambar yang sudah disediakan. Dikegiatan inti lain kegiatan
menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi.
Melihat hasil dan kegiatan menyebutkan dengan hasil Yang
mampu memahami cara menggunting dan menempel, 15 orang
Berkembang Sangat Baik, 2 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
0 yang Belum Berkembang.Yang mampu menirukan seni kegiatan
menggunting dan menempel, 15 orang Berkembang Sangat Baik, 2
orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 0 yang Belum Berkembang,
yang mampu mengkresikan seni kegiatan menggunting dan menempel,
15 orang Berkembang Sangat Baik, 2 orang yang Berkembang Sesuai
62

Harapan, 0 yang Belum Berkembang. Untuk lebih jelasnya dapat


dilihat dari grafi berikut:

Grafik 2. Peningkatan Kemampuan motorik halus Anak pada Siklus II


Dari hasil penelitian Siklus I dapat disimpulkan bahwa kegiatan
kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi dengan berbagai cara dengan beberapa teknik permainan
secara umum mengalami peningkatan terutama pada pertemuan III ke
V pada kemampuan seni kegiatan menggunting dan menempel dengan
baik.
Kemampuan motorik halus anak anak TK Pelangi Kota Solok
melalui hasil gambaran tabel Siklus I dan Siklus II setiap kali
pertemuan ada peningkatan dengan kegiatan kegiatan menggunting
dan menempel dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini
membuktikan bahwa kegiatan kegiatan menggunting dan menempel
dengan menggunakan metode demonstrasi sangat membantu dalam
Upaya meningkatkan motorik halus anak. Untuk lebih jelasnya peneliti
ini maka dapat dilihat gambaran kemampuan motorik halus yang
Berkembang Sangat Baik (BSH).
Dari pengelolan data tentang basil oservasi mengenai
pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting dan
menempel dengan menggunakan metode demonstrasi pada TK Pelangi
Kota Solok, dapat dilihat hasil peningkatan tingkat kemampuan motorik
halus anak. Hal ini disebabkan oleh kiat-kiat yang dilakukan peneliti
dalam kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi yang berbeda pada tiap siklusnya. Diantaranya dengan metode
yang lebih bervariasi dan lebih komplek. Semua ini karena kreasi dan
63

apresiasi serta penjelasan mamfaat kegiatan yang membuat anak lebih


mengerti dan menyukai kegiatan ini.
Hal ini dapat dilihat pada penilaian kemampuan anak yang
Berkembang Sangat Baik pada aspek kegiatan menggunting dan
menempel dengan menggunakan metode demonstrasi pada aspek
memahami cara menggunting dan menempel pada pertemuan I hasilnya
59%, pertemuan II hasil 65%, pertemuan III hasilnya 76%, pertemuan IV
hasilnya 82%, pertemuan V hasilnya 94%. Adapun pada aspek menirukan
seni kegiatan menggunting dan menempel pertemuan I hasilnya 53%,
pertemuan II hasil 59%, pertemuan III hasilnya 71%, pertemuan IV
hasilnya 76%, pertemuan V hasilnya 88%. Sedangkan untuk mampu
mengkreasikan seni kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi pertemuan I hasilnya 47%, pertemuan
II hasil 53%, pertemuan III hasilnya 59%, pertemuan IV hasilnya 76%,
pertemuan V hasilnya 82%.
Peningkatan kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan
kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan metode
demonstrasi yang dilakukan dengan berbagai cara pada Siklus II. peneliti
merasa telah sesuai dengan peneliti harapkan, pada aspek penilaian
(pengenalan, menirukan, dan menirukan seni kegiatan menggunting dan
menempel) Alhamdulilah secara umum mengalami peningkatan seperti
dapat dilihat pada pertemuan kelima, dari aspek yang di nilai semuanya
mencapai rata rata 85%.
Kegiatan kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi melalui tema Kebutuhanku, dengan
cara menggunting dan menempel “Pakaian”, dan Tema Kebutuhanku
“Binatang buas” dengan menggunakan pola gambar yang sudah
disediakan merupakan kegiatan yang diberikan untuk mematangkan
kemampuan motorik halus anak, melatih konsentrasi, melatih kesabaran
dan melatih emosional anak, sehingga mereka bisa belajar mengendalikan
emosi dan kesabaran agar lebih tenang dan mampu berkonsentrasidan itu
terbukti dan hasil penelitian tindakan kelas diatas.
Kegiatan kegiatan menggunting dan menempel yang diberikan
mampu mematangkan kemampuan motorik halus, emosional dan
mengembangkan kreatifitas anak, Kegiatan ini dapat meningkatkan
peluang bagi anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan ikut serta
64

menentukan dalam kegiatan menggunting dan menempel dengan


menggunakan metode demonstrasi tersebut.
BAB V
SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
a. Gambaran peningkatan kemampuan motorik halus anak TK Pelangi Kota
Solok melalui kegiatan kegiatan menggunting dan menempel dengan
menggunakan metode demonstrasi pada siklus I, belum signifikan, baru
mencapai hasil rata 45%, hal ini disebabkan kegiatan kegiatan
menggunting dan menempel dengan menggunakan metode demonstrasi,
kurang disukai anak karena cara pengenalan masih kurang begitu menarik
bagi anak-anak, variasi cara menggunting dan menempel yang digunakan
masih kurang bervariasi.
b. Kegiatan kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan
metode demonstrasi pada siklus II mengalami peningkatan yang
signifikan, ini dapat dilihat dan hasil pertemuan kelima, anak Berkembang
Sangat Baik mencapai 85% hal ini disebabkan karena kegiatan
menggunting dan menempel dengan menggunakan metode demonstrasi
mulai disenangi, pemahaman yang diberikan sudah mulai bervariasi
sehingga dapat menarik perhatian dan minat anak-anak.
c. Kegiatan kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan
metode demonstrasi merupakan kegiatan yang imajintif dan sangat baik
dalam menggali dan mengembangkan kemampuan anak, khususnya
kemampuan motorik halus anak di TK Pelangi Kota Solok.
B. Saran dan Tindak Lanjut
1. Pendidikan
Melihat begitu besar peningkatan kretifitas seni anak dengan
menggunakan teknik kegiatan menggunting dan menempel maka
hendaknya pendidik lebih sering mengenalkan dan memberikan kegiatan
tersebut. ini bertujuan agar perkembangan kreatifitas seni, motorik halus,
dan kognitif anak dapat berkembang lebih optimal.
65

2. Orang tua
71 meningkatkan kreatifitas anak melalui
Orang tua dapat membantu
kegiatan cara menggunting dan menempel dirumah.
3. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada upaya kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan kegiatan menggunting dan menempel dengan menggunakan
metode demonstrasi saja. Masih masih banyak faktor serta indikator lain
yang dapat digunakan untuk Upaya meningkatkan motorik halus anak dan
diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan variasi dan
indikator lain dalam pengembangan kemampuan motorik halus anak-anak
TK selanjutnya.
66

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Ahmadi, Abu dan Supriyono Widodo., Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2013.

James. 2006. Evaluasi Pembelajaran PAUD. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

asnur. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Renika Cipta


Munandar. 2005 Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Renika Cipta Pramareta

Anggiawati. 2013. Meningkatkan Kreativitas Seni Anak Melalui Latihan


Melipat dengan Media Kertas Origami dan Baju. Bengkulu: UNIB

Semiawan .2001. Perkembangan Motorik AUD 5-6 Tahun. Jakrta: Erlangga

Sugiarti. 2010. Pembelajaran Pendidikan Usia Dini dengan Pola Sentra.


Jakarta: Universitas Terbuka

Slameto. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Tiga Serangkai

Sumantri. 2002. Konsep Dasar PAUD. Jakarta: Tiga Serangkai

Sudjiono. 2008. Pengantar Sstatistik Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Yohana. 2013. Meningkatkan Kreativitas Seni Anak Melalui Teknik Kolase


Ampas Kelapa. Bengkulu: UNIB

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2011.

https://starzionisme.wordpress.com/2015/02/05/proposal-penelitian-tindakan-
kelas/

http://arifuddin-proposalptk.blogspot.co.id/2011/07/penggunaan-metode-
demonstrasi-dalam.html
67

ABSTRAK

Marni Kurnia : Laporan PKP. TK Pelangi Kota Solok dengan judul “Upaya
meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
Menggunting dan Menempel dengan Menggunakan Metode
Demonstrasi di TK Pelangi Kota Solok Tahun Pelajaran
2018/2019”

Penelitian ini dilatar belakang oleh belum optimalnya perkembangan anak


dalam kegiatan menggunting dan menempel, Masih banyak anak yang mengalami
kesulitan dalam kegiatan menggunting dan menempel, sehingga kreatifitas anak
berkurang dan anak tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengatasi masalah ini yaitu upaya meningkatkan
kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting dan menempel
dengan menggunakan metode demonstrasi kelompok B di TK pelangi Bandar
Pandung Kota Solok.
Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini
dilaksanakan 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Subjek penelitian ini anak TK Pelangi Bandar Pandung Kota Solok yang
berjumlah 17 orang dan dilaksanakan pada tahun ajaran 2017/2018 di TK Pelangi
Bandar Pandung. Adapun dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil
pengamatan dalam bentuk lembaran observasi dan data pendukung dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan motorik
halus anak TK Pelangi Kota Solok melalui kegiatan kegiatan menggunting dan
menempel melalui metode demonstrasi pada siklus I, belum signifikan, baru
mencapai hasil rata 45% dan mengalami peningkatan pada siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan, ini dapat dilihat dan hasil pertemuan kelima, anak
Berkembang Sangat Baik mencapai 85% hal ini disebabkan karena kegiatan
menggunting dan menempel melalui metode demonstrasi mulai disenangi,
pemahaman yang diberikan sudah mulai bervariasi sehingga dapat menarik
perhatian dan minat anak-anak. Kegiatan kegiatan menggunting dan menempel
melalui metode demonstrasi merupakan kegiatan yang imajintif dan sangat baik
dalam menggali dan mengembangkan kemampuan anak, khususnya kemampuan
motorik halus anak di TK Pelangi Kota Solok.

Kata Kunci: Motorik Halus, Menggunting, Menempel dan Metode


Demonstrasi

Anda mungkin juga menyukai