PENDAHULUAN
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu
faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi
belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina
kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan
lingkungan.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
2. Tujuan Khusus.
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa:
b. Bagi Guru :
c. Bagi Sekolah :
1. Pembelajaran
a. Hasil belajar
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn yaitu :
Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah
mengikuti proses pembelajara PKn berupa seperangkat
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi
siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun
masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan
budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan)
serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional.
Hasil belajar di dapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan
sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil
kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri.
4) Penguatan
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Tabel 1
1 Menyusun Proposal
PTK
2. Tempat Penelitian
B. Subjek Penelitian.
C. Sumber Data
Sumber data berasal dari subjek penelitian yaitu nilai ulangan harian siswa
pada Kompetensi Dasar ” Mendeskripsikan Kasus Pelanggaran dan Upaya
Penegakan HAM ”.
a. Teknik Tes, alat yang digunakan berbentuk butir soal tes. Evaluasi
dilakukan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa.
E. Validasi Data
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktivitas
siswa saat mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran berdasarkan
masalah untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui
tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar
dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan di atas.
Data kuantitatif yang diambil adalah data dari hasil tes, presensi, nilai
tugas, sedangkan data kualitatif adalah data yang menggambarkan keaktifan
siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan
atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil.
F.Analisis Data
Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran pada kondisi awal
masih sangat sedikit, maka diadakan suatu tindakan yaitu dengan mengadakan
tes setelah siklus 1, tetapi hasilnya belum juga baik, maka diadakan tes setelah
siklus 2 yang hasilnya sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan
hasil kondisi awal maupun hasil siklus 1.
Data nilai rata- rata pemahaman siswa tentang HAM pada kondisi awal
masih sangat rendah sekali, maka mengadakan suatu tindakan dengan
menggunakan tes setelah siklus I, tetapi hasilnya belum baik, maka diadakan
tes siklus 2 yang hasilnya sudah menunjukkan peningkatan dibanding dengan
kondisi awal maupun pada siklus 1.
Begitu juga untuk prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada
kondisi awal dengan siklus 1 masih sama, maka diadakan siklus 2 yang
hasilnya atau prosentasenya mengalami peningkatan dibandingkan siklus 1.
G. Indikator Kinerja
H. Prosedur Penelitian`
1. Siklus 1
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Pengamatan
d. Refleksi
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Pengamatan (Observasi)
d. Refleksi
4) Evaluasi tindakan II
Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi
proses yaitu dengan berhasilnya siswa memecahkan masalah melalui ”
Pembelajaran berdasarkan masalah ” dengan mengadakan diskusi
kelompok belajar, dimana para siswa dilatih untuk berani
mengeluarkan pendapat dan / atau berbeda pendapat tentang masalah
Hak Asasi Manusia di Indonesia.
Table 1.
No NIlai Kriteria
Table 2.
1 < 50 Kurang
2 60 - 69 Sedang
3 70 - 89 Baik
BAB IV
Tabel 3
1 Nilai Terendah 40
2 Nilai Tertinggi 70
4 Rentang Nilai 30
1. Perencanaan Tindakan
a. Apersepsi
b. Kegiatan inti
buku sumber.
c. Penutup
10 siswa.
a. Apersepsi
b. Kegiatan Inti
c. Penutup
3. Hasil Pengamatan
Tabel 4
4. Refleksi
1. Perencanaan Tindakan
a. Apersepsi
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan
penetapan alternative pemecahan masalah ( dengan membentuk
kelompok kecil yang anggotanya 4 – 5 siswa )
b. Kegiatan Inti
c. Penutup
a. Apersepsi
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan
penetapan alternative pemecahan masalah ( dengan membentuk
kelompok kecil yang anggotanya 4 – 5 siswa )
b. Kegiatan Inti
c. Penutup
3. Hasil Pengamatan
Hasil ulangan harian siklus 2 : Nilai terendah 60, nilai tertinggi 95,
nilai rata – rata 77 dan rentang nilai 35 Data aktivitas siswa yang relevan
dengan pembelajaran rata – rata 82,86 % sudah mengalami peningkatan
dibanding dengan kondisi awal dan siklus 1. Dan data aktivitas siswa yang
kurang relevan dengan pembelajaran rata – rata 9,17 % sudah mengalami
penurunan dibanding kondisi awal dan siklus 1.
Tabel 5
4. Refleksi
D. Pembahasan / Diskusi
Dalam hasil belajar kondisi awal ulangan harian nilai terendah 40, nilai
tertinggi 70, nilai rata – rata 59,75 dan rentang nilai 30. Pada siklus 1 nilai
terendah 45, tertinggi 85, rata – rata 64,83 dan rentang nilai 40. Siklus 2 nilai
terendah 60, tertinggi 95, rata – rata 77, dan rentang nilai 35.
Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan hasil belajar dari
rata – rata 59,75 menjadi 77.
E. Hasil Tindakan
Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada
table-tabel berikut ini :
Tabel 6.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Tanggapan siswa dalam memperhatikan 65,00 % 82,50 %
penjelasan guru
2 Keberanian siswa dalam mengemukakan 42,50 % 75,00 %
pendapat
3 Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi 70,00 % 85,00 %
kelompok
4 Keberanian siswa dalam bertanya 67,50 % 82,50 %
5 Hubungan siswa dengan siswa lain 72,50 % 87,50 %
selama pembelajaran ( Dalam kerja
kelompok)
6 Kesungguhan siswa dalam mengerjakan 72,50 % 90,00 %
tugas secara kelompok
7 Kemampuan siswa dalam menjelaskan 47,50 % 77,50 %
hasil kerja kelompok di depan kelas
Table 7.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 27,50 % 15,00 %
2 Mengobrol dengan teman 20,00 % 7,50 %
3 Mengerjakan tugas lain 17,50 % 5,00 %
Rata - rata 21,67 % 9,17 %
Tabel 8
. Data Pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar siswa .
Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata pemahaman HAM 64,83 % 77,00 %
2 Siswa yang telah tuntas 72,50 % 95,00 %
3 Siswa yang belum tuntas 27,50 % 5,00 %
3. Hak kemerdekaan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. keberanian siswa dalam bertanya siklus pertama 67,50 % dan siklus kedua
82,50 % mengalami kenaikan sebesar 15 %.
6. Skor rerata pemahaman siswa tentang masalah Hak Asasi Manusia, pada
siklus pertama 64,83 % dan pada siklus kedua 77 % tergolong baik,
demikian juga tentang ketuntasan belajar pada siklus pertama 72.50 % dan
pada siklus kedua menjadi 95 %.
B. Saran
1. Siswa
kelompoknya.
2. Guru
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir, 2002, Perkembangan Hak Asasi Manusia dan
Keberadaan Peradilan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Jakarta, PT. Ghalia
Indonesia
, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi, Jakarta
Tilaar, HAR, et, al, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum
Persekolahan Indonesia, Bandung, PT. Alumni
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
Ketercapaian
No. Indikator
Ya Tidak
Tanggapan siswa dalam memperhatikan
1.
penjelasan guru
Keberanian siswa dalam mengemukakan
2.
pendapat
Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi
3.
kelompok
4. Keberanian siswa dalam bertanya
Hubungan siswa dengan siswa lain selama
5.
pembelajaran ( Dalam kerja kelompok)
Kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas
6.
secara kelompok
Kemampuan siswa dalam menjelaskan hasil
7
kerja kelompok di depan kelas
Rata – rata keaktifan siswa
Ketercapaian
No. Indikator
Ya Tidak
1. Tidak memperhatikan penjelasan guru
2. Mengobrol dengan teman
3. Mengerjakan tugas lain
FORMAT PENILAIAN KELOMPOK
Penguasaan Ketepatan
No. Nama. Keberanian Kerjasama
Materi Jawaban
5 7 9 5 7 9 5 7 9 5 7 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Nama :
Kelas :
Lampiran 2
LEMBARAN KASUS 1 :
Amir adalah seorang siswa kelas VII A SMP Negeri Apasaja. Dua hari yang lalu,
dalam perjalanan pulang sekolah, ia terjebak diantara dua kelompok siswa yang
terlibat tawuran. Lalu lintas ramai dan macet sehingga Amir tidak bisa menjauh.
Nasib naas pun menimpanya. Saat situasi genting, seorang siswa yang terlibat
tawuran menikam punggungnya dengan pisau. Ia mengira Amir adalah lawan
tawurannya. Amir sempat tertolong, tetapi meninggal dalam perjalanan ke rumah
sakit.
Nama :
Kelas :
LEMBARAN KASUS 2 :
Martha, seorang siswi SMPN Lembor NTT, sedang dalam perjalanan pulang
sekolah ketika seorang perampok menghentikan bajaj yang ditumpanginya di
ujung sebuah jalan yang sepi. Ditodong dengan pistol, ia dipaksa menyerahkan
semua barang yang dibawanya. Dengan rasa gugup dan terkejut, sebuah
handphone dan jam tangan bermerk pun lepas dari genggamannya.
Pertanyaan:
Nama :
Kelas :
LEMBARAN KASUS 3 :
HAK KEMERDEKAAN
Budi seorang anak yang berumur 13 tahun, teman – teman seusianya sibuk
sekolah dan bermain, namun tidak demikian dengan Budi, karena orang tuanya
miskin, maka Budi tidak melanjutkan sekolah ke SMP, meskipun sebenarnya
Budi termasuk anak yang cesdas dan memiliki kemauan untuk sekolah. Keinginan
Budi untuk sekolah ditentang orang tuanya, karena orang tuanya beranggapan
bahwa anak miskin tidak perlu sekolah. Disamping itu orang tuanya juga
beralasan jika Budi sekolah maka Budi tidak dapat membantu orang tuanya
berjualan makanan kecil di terminal. Sekolah SMP yang diidamkan Budi pun
ketika Budi diam – diam mencoba mendaftar, tidak memberi kesempatan Budi
untuk bersekolah dengan alasan Budi tidak mampu membayar biaya seragam
sekolah.
Pertanyaan:
Kelas :
LEMBARAN KASUS 4 :
Siswa kelas 1C SMPN Bangkitjaya tidak puas dengan cara mengajar Guru
Matematika, Pak Anton. Setelah mengadakan rapat, mereka mengusulkan kepada
kepala sekolah agar Pak Anton diganti. ” Cara mengajarnya terlalu sulit untuk
kami, ” kata ketua kelas, Rudi, saat bertemu kepala sekolah. Sayangnya, kepala
sekolah menanggapi usulan mereka dengan membentak para siswa itu dan
menyuruh mereka pulang. ” Berani – beraninya kalian membuat usulan kepada
kepala sekolah”, katanya kesal.
Pertanyaan:
RENCANA PEMBELAJARAN
Kelas : VII
Semester : 2 (dua)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. METODE
analisis kasus
Pertemuan 1
1. Pendahuluan ( 10’ )
a. Apersepsi
b. Motivasi
3. Penutup ( 10’ )
Pertemuan 2
1. Pendahuluan ( 10’ )
a. Apersepsi
b. Motivasi
terlantar.
3. Penutup ( 10’ )
E. SUMBER BELAJAR
F. PENILAIAN
Bagian I. Petunjuk !
Berilah tanda cek ( V ) pada kolom yang sesuai dengan pendapat kalian!
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1 Orang tua yang melakukan pelanggaran
HAM harus diadili sesuai tingkat kesalahan
2 Upaya penegakan HAM harus dimulai dari
keluarga
3 Guru adalah salah satu aparat penegak HAM
di sekolah
4 Kewajiban menegakkan HAM terletak
ditangan aparatur kepolisian dan LSM
pemerhati HAM
5 Guru yang menempeleng siswanya karena
tidak mengerjakan PR adalah bentuk upaya
penegakan HAM di kelas
Keterangan :
SS = Sangat Setuju ( bobot skor 5 kalau pernyataan positif dan 1 kalau negatif )
STS = Sangat Tidak Setuju ( skor 5 kalau pernyataan positif dan 1 kalau negatif )
Bagian II
Bagian III
Buatlah penjelasan dalam kelompok anda beserta contoh – contoh tentang materi
HAM sebagai berikut :
Skor penilaian :
Bagian I : Skor maksimum 25
NILAI :
10
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Maridjo, S.Pd
NIP. 130330529 Eny Arin Dwi Astuti, S.Pd
NIP. 132118937
Dedi Dwitagama
WEBBLOG KEPALA SEKOLAH
Foto di samping
tampak suasana saat
Pak Aston
Lumbantoruan
berinteraksi dengan
siswa saat berproses
tuntaskan Penelitian
tindakan kelas.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
MASALAH
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan
pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh
komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Dari Standar Isi dan Standar Kompetensi tersebut diatas, penulis memilih butir
ketiga yaitu meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan,
penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar negeri,
sebagai landasan judul penelitian tindakan kelas ini.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif
dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderug tidak begitu tertarik dengan
pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang
hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran
sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor
internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar,
intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah
faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar,
startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang
mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (Focus on
Learners), memberika pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan
kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject
matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang
untuk mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based Learning” dalam
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran
PKn
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
C. PEMECAHAN MASALAH
PKn sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to Develop
Better Civics Behaviours” membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya
disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial. PKn merupakan
salah satu dari lima tradisi pendidikan IPS yakni citizenship transmission, saat ini
sudah berkembang menjadi tiga aspek PKn (Citizenship Education), yakni aspek
akademis, aspek kurikuler dan aspek sosial budaya.
Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang
memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya
kewarganegaraan individu dengan menggunakan ilmu politik dan pendidikan
sebagai landasan kajiannya [2].
D. TUJUAN PENELITIAN
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah
Menengah Kejuruan.
2. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan
kewarganegaraan di Sekolah Menengah Kejuruan.
3. Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan
4. Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama
pelajaran berlangsung dengan adanya “The Involvement of Participaton
melalui Problem Based Learning.”
BAB II
a. Pengertian belajar
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui
penguatan ( reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen
dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of
behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey, salah
seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach.
Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif,
megarah kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive
domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik
(psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan[4]
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka
“nation and character building” :
Kedua : PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik.
Pengembangan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warganegara
yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada
pengembangan kecerdasan warga negara (civic intelegence) sebagai landasan
pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.
B. KERANGKA BERPIKIR
1. Meningkatkan hasil belajar PKn melalui model Problem Based
Learning
Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses
belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara
berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas,
bertanggung jawab bagi diri sendir, masyarakat, bangsa dan negara serta
bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses
pembelajara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar
yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun
masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya
Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat
kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes
(formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan
(Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri.
Dari uraian diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem
Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa dibandingkan
dengan pendekatan tradisional (metode ceramah).
2. Pendekatan dan penerapan model Problem Based Learning dalam mata
pelajaran PKn
Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi
belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pngetahuan baru,
dan memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah
dalam kehidupannya.
Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem
Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan
kreatif, diaman siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan
pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerja
kelompok, belajar dari model yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang
diperolehnya antara harapan dengan kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar
yang didapat bkan hanya sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada
kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat
melakukan proses pembelajaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas)
C. HIPOTESIS TINDAKAN
BAB III
Pelaksanaan Penelitian
A. Perencanan Penelitian
1. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran.
Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class
Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk
peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat
digunakan untuk melakukan perbaikan.
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru,
catatan siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket dan berbagai dokumen
yang terkait dengan siswa.
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa
saat mata pelajaran PKn dengan pendekatan Problem Based Learning
(pembelajaran berbasis masalah) untuk melihat perubahan tingkah laku siswa,
untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap
hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai tugas seta
data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi
dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam
melaporkan hasil.
Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data
yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah
dirumuskan.
2. Tempat
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Jakarta pada siswa kelas I AK,
dengan jumlah siswa 37 orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 34 orang
perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan berlangsung dengan pokok bahasan “Peran Serta dalam
Penghormatan dan Penegakan HAM”.
3. Waktu Penelitian
4. Prosedur Penelitian
Siklus I
A. Perencanaan
Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Memilih bahan pelajaran yang sesuai
Menentukan scenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan
pembelajaran berbasis masalah. (PBL).
Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.
Menyusun lembar kerja siswa
Mengembangkan format evaluasi
Mengembangkan format observasi pembelajaran.
B. Tindakan
Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada
buku sumber.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari.
Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan oleh
guru.
Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi.
Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).
C. Pengamatan
Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah
disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan anekdot untuk
mengumpulkan data.
Menlai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa
(LKS).
D. Refleksi
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai
mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario
pembelajaran dan lembar kerja siswa.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan
pada siklus berikutnya.
Siklus II
A. Perencanaan
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan
penetapan alternative pemecahan masalah.
Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
Pengembangan program tindakan II.
B. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang
muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan maslah yang sudah
ditentukan, antara lain melalui:
C. Pengamatan (Observasi)
Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan
mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung.
Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
D. Refleksi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data
yang terkumpul.
Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus III
Evaluasi tindakan II
Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu
dengan berhasilnya siswa memecahkan masalah melalui ” Pembelajaran berbasis
masalah ” dengan mengadakan diskusi kelompok belajar, dimana para siswa
dilatih untuk berani mengeluarkan pendapat dan / atau berbeda pendapat tentang
masalah Hak Asasi Manusia, khususnya :
Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam catatan
anekdot dan jurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap
PKn. Bila 70% siswa telah berhasil , permasalahan kasus-kasus bentuk-bentuk
HAM dari pasal 9 uu no 39 tahun 1999 s/d pasal 66 uu no 39 tahun 1999 melalui
metode Problem Based Learning, maka tindakan tersebut diasumsikan sudah
berhasil.
Table 1. Kriteria nilai penguasaan materi / kasus HAM (Hak Hidup, Hak Wanita,
Hak Anak)
No NIlai Kriteria
No NIlai Kriteria
1 < 50 Kurang
2 60 - 69 Sedang
3 70 - 89 Baik
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pembelajaran PKn dikelas I SMK Negeri 3 Jakarta ini dilakukan dalam dua
siklus.
Pada setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai evalusi pada akhir
siklus.
Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table-tabel
berikut ini :
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Keberanian siswa dalam bertanya dan 52,75% 69,44%
mengemukakan pendapat
2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti 63,82% 83,35%
pembelajaran ( meyelesaikan tugas mandiri
atau tugas kelompok )
3 Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi 72,25% 88,32%
kelompok
4 Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan 75,00% 91,66%
pembelajaran
5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama 77,65% 86,11%
pembelajaran ( Dalam kerja kelompok)
6 Partisipasi siswa dalam pembelajaran 80,55% 94,45%
(memperhatikan), ikut melakukan kegiatan
kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru).
Rata -Rata 70,33% 85,55%
Berdasarkan tabel 3 diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan
kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan
dengan siklus1 yaitu sebesar 12,42%.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 27,75% 13,88%
2 Mengobrol dengan teman 19,44% 8,33%
3 Mengerjakan tugas lain 16,60% 5,50%
Rata - rata 21,26% 9,25%
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan
dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan
dengan siklus 1 yaitu sebesar 12,01%.
Data pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar dari siklus
ke siklus dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Data Pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar
siswa .
Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata pemahaman HAM 7,01% 7,80%
2 Siswa yang telah tuntas 74,82% 89,96%
3 Siswa yang belum tuntas 16,52% 7,88%
B. Pembahasan
Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi
delapan kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 - 5 orang.
Setiap anggota kelompok diberi lembaran kasus yang telah disediakan oleh guru.
Tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada buku
pegangan dan Undang-Undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
serta Undang Undang Dasar 1945 (yang telah diamandemen).
Melalui model Problem Based Learning ini terlihat hubungan siswa dengan guru
sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi
sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep
creatif learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity
sangat menunjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model problem based
learning guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar
bagaimana cara belajar ( learning how to learn). Dalam metode learning how to
learn guru hanya sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk membantu siswa
jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah.
Melalui metode learning how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji
setiap persoalan, setiap kasus Hak Asasi Manusia yang meliputi:
Dalam model Problem Based Learning melalui diskusi kelompok guru dapat
mengamati karakteristik atau gaya belajar masing-masing siswa. Ada kelompok
siswa yang lebih suka membaca daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain.
Siswa yang lebih suka membacakan kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa
yang memiliki potensi atau modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan
siswa yang lebih suka berdialog, saling mngajukan argumentasi dengan cara
mendengarkan siswa yang lain sewaktu menyampaikan pendapatnya baru
kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong kepada siswa yang memiliki
potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar Auditorial). Dan siswa yang
dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dari siswa
yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan, mampu membuktikan
teori kedalam praktek, mampu memecahkan masalah secara rasional, tergolong
kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya
belajar Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar
konvergen dimana siswa memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dan
cenderung bertanya dengan menggunakan kata tanya “How” (bagaimana).
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV diatas, ada beberapa temuan dalam
penelitian tindakan kelas ini yaitu:
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat dismpulkan bahwa model Problem
Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah
Hak Asasi Manusia dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa
SMK Negeri 3 Jakarta.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir, 2002, Perkembangan Hak Asasi Manusia dan
Keberadaan Peradilan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Jakarta, PT. Ghalia
Indonesia
, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi, Jakarta
BP7 Pusat, 1995, UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4, Jakarta, BP7 Pusat
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, 1984, Budaya Politik, Jakarta, Bina Aksara
Tilaar, HAR, et, al, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum
Persekolahan Indonesia, Bandung, PT. Alumni
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
Ketercapaian
No. Indikator
Ya Tidak
Keberanian siswa dalam bertanya dan
1.
mengemukakan pendapat
Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti
pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan
2.
aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru)
Interaksi siswa dalam mengikuti kegiatan
3.
pembelajaran kelompok
Hubungan siswa dengan guru selama
4.
pembelajaran
Hubungan siswa dengan siswa lain selama
5.
pembelajaran ( dalam kerja kelompok
Partisipasi siswa dalam pembelajaran (melihat,
6. ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu
mengikuti petunjuk guru)
B. Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran
Ketercapaian
No. Indikator
Ya Tidak
1. Tidak memperhatikan penjelasan guru
2. Mengobrol dengan teman
3. Mengerjakan tugas lain
Penguasaan Ketepatan
No. Nama. Keberanian Kerjasama
Materi Jawaban
5 7 9 5 7 9 5 7 9 5 7 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Nama :
Kelas :
Martina seorang gadis berusia 19 tahun berpacaran dengan pria bernama Anton
berusia 25 tahun. Mereka sudah berhubungan lebih kurang 1 tahun, sehingga
dalam hubungan mereka yang begitu akrab mereka melakukan hubungan suami
istri yang mengakibatkan Martina hamil. Pacarnya Anton tidak menghendaki
kehamilan tersebut karena Anton belum punya pekerjaan tetap dan belum siap
untuk menikah. Saat itu Anton menyuruh Martina menggugurkan kandungannya.
Nama :
Kelas :
Pertanyaan:
Lampiran 3
Diketahui oleh:
NIP. 131765462
Peneliti
NIP. 130523414
Lampiran 4
PETUNJUK PENGISIAN
SELAMAT MENGERJAKAN
1. Jika anda bertemu dengan teman baru, apa yang biasanya anda
perhatikan pertama kali?
a. penampilan dan cara berpakaiannya
b. cara berbicara saat mengucapkan kata-kata atau suaranya
c. cara mereka bertingkah laku atau berperilaku
2. beberapa hari setelah anda bertemu dengan orang baru, apa yang
biasanya paling anda ingat dari orang tersebut?
a. wajah
b. nama
c. sesuatu yang anda lakukan bersamanya meski lupa nama dan wajahnya
3. saat anda memasuki ruangan yang baru apa yang paling anda perhatikan
a. keadaan ruangan
b. suara ataupun diskusi yang berlangsung di ruangan tersebut
c. aktifitas yang sedang berjalan yang dilakukan diruangan tersebut
4. Jika anda mempelajari sesuatu yang baru, cara mana yang paling anda
sukai?
a. diberui bahan untuk dibaca dan ditunjukkan buku-buku, gambar, grafik,
peta, bagan atau objek
b. diberikan penjelasan melalui diskusi dan kesempatan bertanya, tetapi
tidak diberikan sesuatu untuk dilihat, dibaca, ditulis atau dikerjakan
c. diberikan kesempatan untuk mengerjakan sebuah projek, simulasi,
percobaan, permainan, eksplorasi dan penemuan-penemuan yang
memungkinkan anda bergerak bebas dalam belajar
5. Saat anda harus mengajar orang lain, manakah yang akan anda lakukan?
a. memberikan sesuatu kepada mereka untuk dihormati seperti suatu
objek, gambar atau bagan
b. anda akan menjelaskan dengan berbicara, tetapi tidak memberikan
materi visual apapun
c. anda mendemonstrasikan dan mengajak mereka melakukan secara
bersama-sama
6. Jenis buku apa yang paling anda suka?
a. buku yang berisi penjelasan untuk membantu memahami situasi
b. buku yang berisi informasi faktual, sejarah atau dialog-dialog
c. buku saku yang berisi tips olahraga, hobi, atau cara mengembangkan
bakat
7. Jenis aktivitas apa yang akan anda lakukan dalam waktu senggang
anda?
a. membaca buku atau majalah
b. mendengarkan pelajaran lewat kaset atau radio
c. berolahraga atau melakukan permainan yang membutuhkan gerakan
tubuh
8. Berikut ini situasi mana yang anda anggap paling enak untuk membaca
atau mempelajari sesuatu
a. anda tetap bisa belajar dengan diiringi musik atau suara-suara bising
disekelling anda
b. anda tidak akan bisa belajar bila ada musik atau kebisingan di sekeliling
anda
c. anda harus merasa nyaman, tetap bisa belajar baik dengan atau tanpa
musik tapi aktivitas dan kegiatan yang berlagsung di ruangan bisa
mempengaruhi proses belajar anda
9. Saat anda berbicara dengan seseorang kemanakah arah pandangan mata
anda?
a. anda merasa harus melihat tepat diwajah orang yang anda ajak berbicara
dan iapun harus melihat wajah anda
b. anda memandangnya hanya sekilas saja dan kemudian mata anda
melihat dari satu sisi ke sisi yang lain, ke kanan atau kekiri
c. anda sering memandangnya dan melihat ke bawah atau ke arah lain,
tetapi jika ada suatu gerakan maka anda akan mengalihkan pandangan ke
arah gerakan tersebut
10. Pernyataan manakah yang paling pas menggambarkan diri anda
a. anda senang mengamati warna, bentuk, dan desain
b. anda tidak biasa tinggal diam dan jika sekeliling anda begitu sunyi maka
anda akan bersenandung atau menghidupkan tv agar diruangan tersebut
selalu ada suara
c. Anda merasa kesulitan bila harus duduk berlama-lama dan harus banyak
bergerak dan bila anda harus duduk anda akan membungkuk, bergeser-
geser, atau sering menggerak-gerakkan kaki
Lampiran 5
RENCANA PEMBELAJARAN
Semester : 1 (satu)
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menganalisis pengertian HAM, macam-macam HAM dan
perkembangan Hak Asasi Manusia
Kegiatan Inti:
Kegiatan Akhir:
Penilaian
Catatan:
Mengetahui,
NIP. 131765462
NIP. 130523414
Lampiran 6
Jakarta Timur
Riwayat Pendidikan :
Lampiran 7
Guru Sedang Menjelaskan pengertian Hak Asasi Manusia dengan metode
Problem Based Learning
Murid-murid sedang memperoleh penjelasan dari guru tentang masalah HAM dan
model pembelajaran Problem Based Learning
Guru sedang menulis pokok-pokok masalah HAM sesuai UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia (gambar atas),
Guru sedang memberikan pertanyaan kepada salah seorang siswa tentang masalah
Hak Asasi Manusia (gambar bawah)
[2] NADIROH, Profesionalisme Guru PKn sebagai esensi dari Social Studies,
dalam JURNAL DIAMIKA PENDIDIKAN ( Jurnal Pasca Sarjana UNJ) Volume
1, No.1, Sept. 2007, p. 1-2