Anda di halaman 1dari 11

 

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN
………………………………………………………………………………
……….  1
2. RUMUSAN MASALAH
……………………………………………………………………………..
2

BAB II PEMBAHASAN

1. MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF………………………………………………….. 3
2. MODE PEMBELAJARAN  KOOPERATIF TIPE STAD
…………………………………  4
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD
………………………………………………………………………….  7

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN……………………………………………………………
……………………………… 8
2. SARAN……………………………………………………………………
………………………………… 8

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………
………………………… 9

LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBEAJARAN (RPP)

 
 

BAB I

PENDAHULUAN

1. A.    Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar matematika efektif apabila tujuan pembelajaran matematika 


dapat dicapai dengan baik. Guru harus menguasai materi belajar dan dapat
memilih metode mengajar yang cocok, menerapkan strategi serta  menciptakan 
suasana yang mendukung pada proses belajar mengajar.

Guru harus tepat dalam memilih metode dan strategi pembelajaran. Guru yang
kurang menguasai materi tentu akan kesulitan di dalam mengajar. Hal ini dapat
mengakibatkan siswa kurang mengerti atau mamahami tentang materi yang
disampaikan sehingga  siswa menjadi malas untuk belajar dan menganggap materi
tersebut sulit.

Selama ini pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah pembelajaran  secara


konvensional, pembelajaran ini cenderung bersifat searah yaitu peran guru lebih
aktif dibanding peran siswa. Sehingga dalam hal ini siswa kurang bisa
mengembangkan kreatifitasnya dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut maka perlu digunakan metode pembelajaran
yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa, dimana siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat saling
mendiskusikan masalah-masalah dengan temannya.

Model pembelajaran kooperatif yaitu belajar dalam kelompok-kelompok kecil


yang heterogen, terdiri dari suku atau ras yang berbeda jenis kelamin yang
berbeda yaitu laki-laki dan perempuan, kemampuan tinggi, rendah dan sedang.
Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, keberhasilan dalam kelompok sangat
penting dalam pembelajaran ini sehingga anak yang lemah akan mendapat
bantuan dari yang lebih pandai  dan sebaliknya, anak yang pandai akan dapat
mengembangkan kemampuannya dengan mengajarkan materi pada temannya
yang kemampuannya rendah. Dalam hal ini, model pembelajaran kooperatif tipe
STAD merupakan tipe yang lebih sederhana dibandingkan tipe–tipe yang lain.

Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok-kelompok akan dapat menjadikan


pembelajaran matematika lebih bermakna. Jadi materi pelajaran yang dipelajari
siswa lebih mendalam dan meningkatkan minat belajar siswa serta prestasi belajar
siswa.

Fenomena yang terjadi di dalam pembelajaran matematika di sekolah saat ini


adalah banyak terdengar keluhan bahwa pelajaran matematika membosankan,
tidak menarik bahkan penuh misteri. Ilmu matematika dirasa sukar, sulit dan tidak
nampak kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini adalah sebuah
persepsi yang negatif terhadap matematika. Sementara itu ada juga siswa yang
sangat menikmati keasyikan bermain dengan matematika, mengagumi keindahan
matematika dan tertantang untuk memecahkan setiap soal-soal matematika.
Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang positif terhadap matematika.
Masalahnya yang terjadi saat ini adalah persepsi negatif lebih banyak dari pada
persepsi positifnya

Dari pernyataan di atas guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan


yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara fisik, mental
maupun sosial, sehingga proses pembelajaran matematika menjadi lebih
bermakna. Karena dalam pembelajaran matematika, penggunaan model dan
pendekatan yang tepat sangat diperlukan.

Bangun ruang  merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran matematika.
Materi tersebut dipilih dengan alasan bahwa konsep bangun ruang lebih
khususnya limas sulit dipahami siswa. Agar siswa ikut aktif dalam belajar
matematika, maka diperlukan pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga materi tersebut dapat tersampaikan
dengan baik dan dipahami oleh siswa tersebut.

1. B.    Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif ?


2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajran kooperatif tipe
STAD ?
4. Apa saja langkah-langkah yang ada dalam tipe pembelajaran STAD

BAB II

PEMBAHASAN

1. Model Pembelajaran Kooperatif

                                                  

Model Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivitisme


yang lahir dari Piaget dan Vigosky . Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama
dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak . (Ratna,1988:
181 dalam Rusman,2011:201)

Dalam model pembelajaran kooperatif , guru yang lebih berperan sebagai


fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang
lebih tinggi , dengan catatan siswa sendiri . Guru tidak hanya memberikan
pengetahuan kepada siswa , tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam
pikirannya . Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman
langsung dalam menerapkan ide-ide mereka , ini merupakan kesempatan bagi
siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri .

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi


siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi
(Nurulhayati,2002:25dalam Rusman,2011:203) . Dalam sistem belajar  yang
kooperatif , siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya . Dalam model ini
siswa memiliki dua tanggung jawab , yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri
dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar . Siswa belajar bersama
dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri .

Pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) merupakan bentuk pembelajaran


dengan cara siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang berisfat
heterogen.

Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu
interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic comunication).

Pada pembelajaran kooperatif di yakini bahwa keberhasilan peserta didik tercapai


jika setiap anggota kelompoknya berhasil.(Woolfolk, 1993 dalam Budiyono dkk,
2012:13)

Lima unsur esensial yang di tekankan dalam pembelajaran kooperatif yaitu, (a)
saling ketergantungan positif, (b) interaksi berhadapan (face to – face interaction),
(c) tanggung jawab individu (individual reponsibility), (d) ketrampilan sosial
(social skills), (e) terjadi proses dalam kelompok (group processing).

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak


digunakan dan menjadi perhatian serta di anjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal
ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan Slavin (1995)
dinyatakan bahwa (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain, (2)
pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis
memecahkan masalah dan meintegrasikan pengetahuan dan pengalaman.
1. Model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD)

Model ini di kembangkan ole Robert Slavin dan teman – temannya di Universitas
John Hopkin.

Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang
beragam kemampuan, jenis  kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu
pelajarn dan siswa – siswa  di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota
kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani
kuis peseorangan tentang materi ersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh
saling membantu satu sama lain. Nilai – nilai hasil kuis siswa diperbandingkan
dengan nilai rata – rata mereka  sendiri yang diperoleh sendrinya, dan nilai – nilai
itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa merek
capai atau seberpa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai –
nilai ini kemudian di jumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok  yang
dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah – hadiah
yang lainnya.

Slavinmemaparkan bahwa: “gagasan utama di belakang STAD adalah memacu


siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
keterampilan yang di ajarkan guru”. Jika siswa menginginkan kelompok
memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam
mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk
melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma – norma bahwa belajar itu
penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa diberi waktu untuk bekerja sama
setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika
menjalani kuis, sehingga setiap siswa harus menguasai materi itu (tanggunggung
jawab perseorangan ). Para siswa mungkin bekerja berpasangan dan mungkin
bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling membantu satu sama
lain, mereka bisa mendiskusiakan pendekatan – pendekatan untuk memecahkan
masalah itu, atau merekabisa saling memberikan pertanyaan tentang isi dari materi
yang mereka pelajari itu.

Langkah – langkah pembelajaran kooperatif model STAD

1. Penyampaian tujuan dan motifasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran dan


motivasi siswa untuk belajar.

1. Pembagian kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri


dari 4 – 5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keagamaan) kelas dalam
prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
1. Presentase dari Guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan


pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersbut serta pentingnya pokok
bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar
dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media,
demonstrasi, pernyataan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari –
hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan
dikusai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara – cara
mengerjakannya.

1. Kegiatan belajar dalam Tim (kerja tim)

Siswa belajar dalam kelompoknyang telah dibentuk. Guru menyiakan lembar


kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok , sehingga semua anggota menguasai
dan masing – masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru
melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila
diperluan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.

1. Kuis (Evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pmberian kuis tentang materi yang
dipelajari  dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-
masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan
bekerja sama. Ini ilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual
bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru
menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan
seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

1. Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan
angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas
keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-
tahapan sebagai berikut :

1. Menghitung skor individu

Menurut Slavin (Trianto, 2007:55), untuk menghitung perkembangan skor


individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel penghitungan perkembangan skor individu

No. Nilai Tes Skor Perkembangan


1. Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin
2. 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin

3. Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin

4. Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin

5. Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan 30 poin


dasar)

1. Menghitung Skor Kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata – rata skor perkembangan anggota
kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan anggota
kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesusai dengan rata
– rata skor perkembangan kelompok sebagaimana dalam tabel 7.3 sebagai berikut:

No. rata – rata skor Kualifikasi


1.  N –

   N Tim yang baik (good team)

16  N Tim yang baik sekali (great team)

 N Tim yang istimewa (super team)

1. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing – masing kelompok satu tim memperoleh predikat, guru


memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing – masing kelompok sesuai
dengan prstsinya (kiteria tertentu yang ditetapkan guru).

STAD merupakan suatu metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan
metode pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan
pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi
kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru meggunakan
materi mereka sendiri untuk menambah atau mengganti materi – materi ini.

1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD


Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Roestiyah (2001:17) , yaitu:

1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:


1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi.
4. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan
mereka lebih aktif dalam diskusi.
5. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya,
dan menghargai pendapat orang lain.
6. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Menurut Dess (1991) Pembelajaran STAD juga mempunyai
kekurangan – kekurangan :
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga
sulit mencapai target kurikulum
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga
pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran
kooperatif
3. Menuntut sifat tertentu dari siswa , misalnya sifat suka
bekerja sama

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Pembelajaran kooperatif adalah setrategi belajar dimana siswa
dapat belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda.
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam
setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah
pembelajaran dari teacher center menjadi student centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah
guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim
untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut.
4. Model pembelajaran tipe STAD mempunyai banyak kelebihan
sehingga dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan.
5. Saran
1. Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan
keterampilan proses dan keterampilan proses dan
keterampilan kooperatif sebelum atau selama pembelajaran
agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan
sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2. Agar pembelajaran-pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan
mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-
konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep
ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan
serta ketrampilan proses yang akan dikembangkan.
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan
sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi dan
keaktifan  siswa belajar pada pokok bahasan menghitung
permukaan limas.
4. Untuk menambah motivasi anak didik sebaiknya sehabis
mengadakan kuis, guru diharapkan memberikan
penghargaan baik berupa nilai maupun barang.

DAFTAR PUSTAKA

Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionaisme


Guru.Jakarta:Rajawali Pers.

Budiyono,Budi Usodo &Yemi Kuswardi.2012.Model,Media dan Evaluasi


Pembelajaran Matematika.Surakarta:UNS

Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD . 2011 . http://www.sarjanaku.com ( 24


September 2012 )

Paul M La Bounty dkk . 2011 . International Society of Sports Nutrition position


stand: meal frequency.springer.com (20 September 2012)
Irma Pujiati .
2008 .PeningkatanMotivasidanKetuntasanBelajarMatematikaMelaluiPembelajar
anKooperatifTipe  STAD  . Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1

Mega Irhamna. 2009 . Cooperative Learning dengan Model STAD pada


Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 2 Delitu. Jurnal Penelitian
Kependidikan , Tahun  19,Nomor 2, Oktober 2009

Nanik Pudjowati . 2009 . Implementasi Model STAD (Student Teams Achievement


Divisions )SebagaiUpayaPeningkatanApresiasi HAM PadaPesertaDidikKelas VII
SMP 1. JurnalLemlit, Volume 3, Nomer 2, Desember 2009

Anda mungkin juga menyukai