Disusun oleh :
KELOMPOK 1V
WISMA KINASIH
Para siswa SMP X pada umumnya belum memiliki interaksi yang besifat
kooperatif artinya belum belajar secara bersama dalam suatu kelompok, dimana
siswa masih belajar secara individualistis tanpa ada saling tukar fikiran, contoh
Nampak dari siswa yang pintar atau siswa yang mempunyai kemampuan lebih
setelah mereka memperoleh pengajaran dari guru dan memahami konsep yang
mayoritas siswa memiliki kemampuan matematika yang sedang dan rendah, nilai
Minimal (KKM)
penelitian pada kelas VII-1, dalam pokok bahasan Aritmatika Sosial dengan
matematika para siswa kelas VII-1 SMP X, Cengkareng Jakarta Barat pada
penelitian ini adalah ”apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan hasil belajar materi pokok Aritmatika social pada siswa kelas
Fokus penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar aretmetika sosial siswa melalui
pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams-Achievement Division) dengan di kelas VII-1
SMP N x Jakarta. Beberapa hal yang akan diamati oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Apakah melalui pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) apat
meningkatkan hasil belajar aretmetika sosial siswa?
sekaligus meningkatkan hasil belajar materi pokok Aritmatika sosial pada siswa kelas
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi dan
mengerjakan soal-soal aretmetika sosial.
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan khususnya bagi guru kelas VIII
tentang suatu alternatif pembelajaran matematika yang dapat membantu
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk meningkatkan mutu
pendidikan
A. Diskripsi Teoritis
Sebenarnya siapa siswa itu? Semua yang terlibat dalam pendidikan harus
sadar bahwa (1) setiap peserta didik adalah unik. Peserta didik mempunyai kelebihan
dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang. Beberapa teori belajar yang
1. Menurut Skinner
Belajar adalah suatu perilaku Pada saat belajar maka responnya menjadi lebih
baik. Sebaliknya jika tidak maka responnya akan menurun. Sehingga oleh Skinner
Dalam menerapkan teori Skinner guru perlu memperhatikan dua hal yang
penting: pertama pilihan stimulus, kedua penggunaan penguatan. Hal ini dilakukan
- Memilih dan menentukan ukuran tingkah laku yang dipelajari dan jenis
penguatnya.
2) Menurut Gagne
Belajar adalah kegiatan yang kompleks dan terdiri dari tiga komponen penting
yaitu: kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. Sehingga belajar
merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan
sikap dan siasat kognitif. Dan kelima hasil tersebut merupakan kapabilitas.
3) Menurut Piaget
Pieget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu
- Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang
revisi.
Divisions)
dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkin. Metode ini dipandang sebagai yang
Model ini mengacu kepada belajar kelompok. Anggota team menggunakan lembar
Kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran dan
yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,
memiliki kamapuan tinggi, sedang, dan rendah. Salah satu tujuan mengapa anggota
kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan heterogen yaitu agar siswa
Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu:
dan penghargaan kelompok. Siklus pembelajaran yang teratur dari STAD yaitu:
a. Penyajian kelas
pembimbing.
b. Kegiatan kelompok
1. Masing-masing siswa itu sendiri mempunyai tanggung jawab untuk memastikan
2. Tidak seorangpun siswa selesai belajar sebelum anggota kelompoknya menguasai
materi pelajaran.
3. Meminta bantuan kepada teman satu kelompok sebelum meminta bantuan pada
guru.
c. Kuis (Quiz)
Kuis adalah tes dalam bentuk essay yang dikerjakan secara mandiri dengan
tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa belajar kelompok. Hasil tes digunakan
Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi
berdasarkan pada seberapa jauh skor kuis terkini melampui rata-rata skor siswa yang
lalu.
e. Penghargaan kelompok
kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor
1. Tahap pendahuluan
Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka
pelajari, tujuan pembelajaran, dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada
materi.
c. Guru memberikan persepsi yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari.
2. Tahap Pengembangan
b. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada
masing-masing kelompok.
kelompoknya.
d. Guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan.
3. Tahap penerapan
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang
ada dalam LKS dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara
individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan
anggota lainnya.
b. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, lembar jawaban dikumpulkan untuk
dinilai.
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan mulai Minggu ketiga bulan Oktober 2013
sampai dengan Minggu keempat bulan Desember 2013. Subyek penelitian adalah
B.Metode Penelitian
Metode penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan menggunakan 1 siklus
sebagai berikut:
- Perencanaan.
- Pelaksanaan.
- Observasi.
- Refleksi.
1.Obyek Tindakan
Proses penelitian tindakan kelas ini dititik beratkan pada peningkatan hasil
belajar siswa melalui proses model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Melalui
strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam meraih hasil
belajar.
a. Angket, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara cepat dari
b. Observasi, hal ini dimaksudkan untuk cross check data yang dikumpulkan
melalui angket, tentang sikap dan perilaku guru selama kegiatan, sehingga diharapkan
c. Wawancara, hal ini dimaksudkan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui
Agar data yang dikumpulkan valid, maka penulis mengumpulkan data melalui
perpaduan antara angket, observasi, dan wawancara sehingga data yang diperoleh
4.Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian adalah analisis kualitatif. Analisis
kualitatif adalah analisis data yang dinyatakan dengan kualitatif atau keterangan yang
5. Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan penelitian dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari minggu
ketiga bulan Oktober sampai dengan minggu keempat bulan Desember. Secara
2. Mengajukankoordinasi x x
3. Melakukan pengkajian teori x x
4. Menyiapkan instrumen x x
penelitian
6. Menganalisis data x x x x x
7. Penyusunan laporan x x x x x x
C. Pelaksanaan Penelitian
Siklus Pertama
1. Perencanaan
pelajaran matematika
berikut:
1). Mengkondisikan kelas agar dapat digunakan untuk penelitian tindakan kelas.
2. Tindakan
berikut :
kemampuan.
b) Memberi penjelasan kepada kelompok tentang materi yang harus didiskusikan,
dalam kelompok
setempat.
kelompok.
g) Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan hasil kelompok
lain.
laporan hasil kerja kelompok siswa berupar angkuman hasil diskusi kelompok,
meliputi :
d. Refleksi
suklus pertama, diperoleh data aktifitas dan hasil kerja siswa selama diskusi. Data
tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun rencana tindakan pada siklus ke
dua.
pertama, apakah telah terjadi perubahan atau belum, dan bagaimana cara mengatasi
Siklus ke Dua
Penelitian tindakan kelas pada siklus ke dua dilaksanakan berdasarkan refleksi
a. Perencanaan
1) Menyusun rencana atau skenario tindakan ulang berdasarkan evaluasi dan catatan
2) Menyiapkan perangkat tindakan berupa lembar pengumpulan data dan perangkat
analisis data.
b. Tindakan
Pada siklus ke dua, peneliti melakukan tindakan yang berupa perbaikan dari
tindakan siklus pertama, dengan menggunakan pendekatan yang sama seperti siklus
2) Mengumpulkan data hasil diskusi siswa baik diskusi kelompok maupun diskusi
kelas.
d. Refleksi
2) Mengidentifikasi kelemahan yang timbul pada tindakan siklus ke dua berlangsung
3) Melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap proses dan hasil kerja siswa
BAB IV
Hasil penelitian merupakan hasil yang diperoleh pada tahap pra siklus,
pelaksanaan tindakan siklus pertama, dan pelaksanaan tindakan siklus ke dua. Hasil
penelitian berupa hasil ulangan harian siswa dan sikap atau perilaku siswa selama
Data pra siklus yang diperoleh melalui angket, wawancara, dan observasi siswa
kelas VIII SMPN 1Kayangan sebanyak 31siswa, menunjukkan hasil sebagai berikut:
belajar siswa kelas VII.4 Semester I SMP Negeri I Kayangan pada materi pokok
aritmatika sosial melalaui pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team
observasi diperoleh data kualitatif yang akan memberikan gambaran tentang kegiatan
yang dilakukan siswa dan guru selama proses belajar mengajar dan hasil tes siswa
Adapun analisis data dari tiap-tiap siklus akan diperoleh sebagai berikut :
Data observasi guru diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh observer
dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang
aktivitas guru dilakukan dengan mengamati prilaku guru pada saat proses belajar
mengajar. Semua aktivitas guru yang tampak diberi tanda rumput dalam lembar
observasi (lampiran 8) yang sesuai dengan item yang tersedia. Adapun hasil data
yang diperoleh dari observasi terhadap guru dapat dilihat dalam tabel berikut:
Dari hasil di atas terlihat bahwa total skor aktivitas guru pada siklus 1 sebesar
dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dapat dilihat
pada lampiran 8. Berdasarkan banyaknya siswa dan banyaknya deskriptor pada setiap
indikator maka jumlah skor ideal untuk tiap-tiap indikator adalah 4 sehingga kriteria
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total skor aktivitas belajar siswa pada
siklus I sebesar 73 yang berarti bahwa aktivitas belajar siswa berkategori kurang
pecahan dan mengubah bentuk pecahan. Data lengkap prestasi belajar siswa siklus I
Banyak Siswa
Persentase
Banyak Siswa Total Nilai Nilai Rata-Rata Yang Tidak
Ketuntasan
Tuntas
31 2277 73,45 17 49
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa adalah 73,45 Dari
31 siswa yang mengikuti tes evaluasi terdapat 14 siswa yang tuntas belajar,
persentase ketuntasan belajar adalah 49%. Nilai masih kurang dari ketuntasan belajar
secara klasikal. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa belum mencapai
target dari prestasi belajar yang diinginkan yaitu ketuntasan belajar klasikal yang >65
%. Dan untuk mengetahui dapat meningkat atau tidaknya prestasi belajar siswa, maka
Memperhatikan data pada table 4.1 4.2 4.3 tersebut ,maka kekurangan yang
1. Komunikasi dua arah antara guru dan siswa masih kurang
2. Komunikasi dan kerja sama siswa dalam kelompok Nampak kurang. Demikian
berkemampuan tinggi.
4. Guru kurang mengatur alokasi waktu, sehingga waktu untuk pengerjaan yang
tidak cukup
5. Guru kurang memotivasi siswa dalam membangkitkan minat pada awal pelajaran
siswa untuk bertanya, sehingga komunikasi antara guru dan siswa tercipta.
2. Guru mentukan tutor sebaya untuk tiap-tiap kelompok agar mau membantu atau
mengajari temenya yang belum bisa. Guru menekankan kepada siswa bahwa
kelompok yang dikatakan berhasil apabila tiap anggota kelompoknya mengerti atau
3. Guru lebih aktif memberikan bimbingan kepada tiap kelompok dengan terus
4. Guru mengatur kembali alokasi waktu pengerjaan LKS serta menentukan jumlah
soal dan tingkat kesulitan soal sesuai dengan waktu yang tersedia.
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk membangkitkan minat pada
pelajaran yaitu dengan memberikan gambaran tentang kegunaan materi yang sedang
pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Data lengkap tentang aktivitas guru
pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 9. Berdasarkan hasil observasi pada siklus
Dari hasil data diatas terlihat bahwa total skor pada siklus II adalah 9 dan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 6
Berdasarkan hasil observasi dari skor rata-rata siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
31 80 aktif
Dari tabel di atas terlihat bahwa total skor aktivitas belajar siswa pada siklus
II sebesar 80 yang berarti bahwa aktivitas belajar siswa sudah berkategori aktif.
Data lengkap tentang prestasi belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada
lampiran 6 Data pada lampiran tersebut dianalisis sehingga diperoleh hasil sebagai
berikut:
Dari data diatas menunjukkan bahwa persentase siswa yang mendapat nilai
jika banyaknya siswa yang tuntas ≥ 65.%, maka hasil penelitian pada siklus II sudah
tercapai ketuntasan belajar secara klasikal, ini berarti bahwa proses pembelajaran
dari hasil prestasi belajar siswa yang kurang pada siklus I sudah dapat ditingkatkan
pada siklus II, dengan demikian ini menunjukkan bahwa tujuan yang diharapkan
Dari tindakan siklus II ternyata target yang ditetapkan oleh kurikulum sudah
tercapai. Dengan demikian, maka pada siklus berikutnya dapat dihentikan karena
keputusan sehubungan dengan target penelitian ini. Walaupun demikian namun masih
ada beberapa siswa yang masih dibawah target, maka perlu mendapat perhatian
B. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan sesuai prosedur penelitian tindakan kelas (PTK)
bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 73,45. dan persentase ketuntasan klasikal adalah
45%. Hasil ini belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu 65% atau lebih. Adapun
untuk hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh bahwa skor rata-
rata aktivitas belajar siswa adalah 7 dengan total skor sebesar 73 yang tergolong
dalam kategori kurang aktif. Hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa
prestasi belajar siswa masih kurang dan aktivitas belajar siswa juga masih rendah.
pada siklus II diperoleh nilai rata – rata kelas sebesar 78,83 dan persentsae ketuntasan
klasikal sebesar 87%. Pada hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh skor rata
– rata aktifitas siswa adalah 9 dengan total nilai sebesar 100 yang tergolong aktif.
Data ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pada aktivitas siswa
dan peningkatan nilai prestasi belajar siswa jika dibandingkan dengan siklus
secara signifikan.
Dari hasil yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
dilihat bahwa pembelajaran ini dapat meningkatkan aktifitas serta prestasi belajar
dengan mencapai tujuan belajar bersama. Hal ini sesuai dengan pendapat Anita
menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, serta hubungan yang lebih positif dan
penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana belajar yang penuh dengan
dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi pokok bilangan pecahan pada