Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS


PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL
DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VII-1 SMP X

Disusun oleh :

KELOMPOK 1V

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU TAHAP VI

WISMA KINASIH

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


BAB I . PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Matematik merupakan mata pelajaran yang sangat berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari yang sulit untuk dimengerti, akhirnyanbanyak siswa yang

segan, takut dan kurang menyenangi matematika.

Para siswa SMP X pada umumnya belum memiliki interaksi yang besifat

kooperatif artinya belum belajar secara bersama dalam suatu kelompok, dimana

siswa masih belajar secara individualistis tanpa ada saling tukar fikiran, contoh

Nampak dari siswa yang pintar atau siswa yang mempunyai kemampuan lebih

setelah mereka memperoleh pengajaran dari guru dan memahami konsep yang

diberikan, mereka tidak mau membimbing dan mengajarkan temannya yang

kurang memahami konsep sehingga siswa yang kurang atau minim

pengetahuannya tetapi tidak ada perkembangan. Di dalam kelas VII-1 dimana

mayoritas siswa memiliki kemampuan matematika yang sedang dan rendah, nilai

matematika sebagian besar siswa berada dibawah standar Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, penulis melakukan

penelitian pada kelas VII-1, dalam pokok bahasan Aritmatika Sosial dengan

harapan dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan pendekatan

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) agar


nilai siswa yang berada dibawah KKM dapat meningkat. Nilai siswa hasil belajar

matematika para siswa kelas VII-1 SMP X, Cengkareng Jakarta Barat pada

pokok bahasan perbandingan dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal.

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah ”apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat meningkatkan hasil belajar materi pokok Aritmatika social pada siswa kelas

VII-1SMP X Semester 1Tahun Pelajaran 2013/2014?”

B.    Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar aretmetika sosial siswa melalui
pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams-Achievement Division) dengan di kelas VII-1
SMP N x Jakarta. Beberapa hal yang akan diamati oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Apakah melalui pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) apat
meningkatkan hasil belajar aretmetika sosial siswa?

C.    Tujuan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang penerapan

model pembelajaran kooperatiftipe STAD (Student Team Achievemen Division)

sekaligus meningkatkan hasil belajar materi pokok Aritmatika sosial pada siswa kelas

VII SMP X Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi dan
mengerjakan soal-soal aretmetika sosial.
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan khususnya bagi guru kelas VIII
tentang suatu alternatif pembelajaran matematika yang dapat membantu
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk meningkatkan mutu
pendidikan

BAB II .  KAJIAN PUSTAKA

A. Diskripsi Teoritis

a. Hakekat Belajar dan teori belajar

Sebenarnya siapa siswa itu? Semua yang terlibat dalam pendidikan harus

sadar bahwa (1) setiap peserta didik adalah unik. Peserta didik mempunyai kelebihan

dan kelemahan masing-masing.Oleh karena itu, proses penyeragaman dan

penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat

dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang. Beberapa teori belajar yang

telah dikembangkan guna meningkatkan hasil belajar adalah sebagai berikut:

1. Menurut Skinner

Belajar adalah suatu perilaku Pada saat belajar maka responnya menjadi lebih

baik. Sebaliknya jika tidak maka responnya akan menurun. Sehingga oleh Skinner

dalam belajar ditemukan adanya hal sebagai berikut:

-        Kesempatan terjadinya yang menimbulkan respon belajar.

-        Respon si pembelajar


-        Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.

Dalam menerapkan teori Skinner guru perlu memperhatikan dua hal yang

penting: pertama pilihan stimulus, kedua penggunaan penguatan. Hal ini dilakukan

untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tepat sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran berdasarkan kondisi operan. Adapun langkah-langkah pembelajaran

berdasarkan kondisioning operan tersebut adalah:

-        Mempelajari keadaan Kelas.

-        Membuat daftar penguat positif.

-        Memilih dan menentukan ukuran tingkah laku yang dipelajari dan jenis

penguatnya.

-        Membuat program pembelajaran.

2) Menurut Gagne

Belajar adalah kegiatan yang kompleks dan terdiri dari tiga komponen penting

yaitu: kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. Sehingga belajar

merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan

stimulus dan lingkungannya. Proses koginitif tersebut menghasilkan suatu hasil

belajar yang berupa informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik,

sikap dan siasat kognitif. Dan kelima hasil tersebut merupakan kapabilitas.

3) Menurut Piaget
Pieget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu

melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Pieget juga menyarankan

guru harus memperhatikan empat langkah pembelajaran yaitu:

-    Menentukan topik.

-    Memilih dan mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut.

-    Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang

menunjang proses pemecahan masalah.

-    Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatiakn keberhasilan dan melakukan

revisi.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement

Divisions)

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin Robert

dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkin. Metode ini dipandang sebagai yang

paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran koopertaif.

Model ini mengacu kepada belajar kelompok. Anggota team menggunakan lembar

kegiatan atau pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya.

Kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran dan

memecahkan masalah melalui diskusi.

Masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang, dibentuk dari anggota

yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,

memiliki kamapuan tinggi, sedang, dan rendah. Salah satu tujuan mengapa anggota
kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan heterogen yaitu agar siswa

dapat saling berbagi (sharing) dan saling melengkapi.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu:

Penyajian kelas, kegiatan kelompok, kuis, skor kemajuan (perkembangan) individu,

dan penghargaan kelompok. Siklus pembelajaran yang teratur dari STAD yaitu:

a. Penyajian kelas

Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas.

Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan

pembimbing.

b. Kegiatan kelompok

Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling

membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan

menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Guru perlu mengingatkan siswa dalam kegiatan kelompok untuk

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.     Masing-masing siswa itu sendiri mempunyai tanggung jawab untuk memastikan

teman kelompoknya yang telah mempelajari materi.

2.     Tidak seorangpun siswa selesai belajar sebelum anggota kelompoknya menguasai

materi pelajaran.

3.     Meminta bantuan kepada teman satu kelompok sebelum meminta bantuan pada

guru.
c. Kuis (Quiz)

Kuis adalah tes dalam bentuk essay yang dikerjakan secara mandiri dengan

tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa belajar kelompok. Hasil tes digunakan

sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan

dan keberhasilan kelompok.

d. Skor kemajuan (perkembangan) individu

Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi

berdasarkan pada seberapa jauh skor kuis terkini melampui rata-rata skor siswa yang

lalu.

e. Penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing

kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor

kemajuan (perkembangan) kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor

kemajuan masing-masing anggota kelompok kemudian dibagi dengan jumlah anggota

dalam kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok. Dalam memberikan

penghargaan kelompok terdapat tingkatan yaitu: kelompok super (super team),

kelompok hebat (great team), dan kelompok baik (good team).

“Penghargaan yang diterima akan mempengaruhi konsep diri siswa secara

positif yang meningkatkan keyakinan diri siswa” (Slameto, 2003).

B. Penelitian Yang Relevan


f. Langkah-langkah secara umum proses pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:

1. Tahap pendahuluan

Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka

pelajari, tujuan pembelajaran, dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada

materi.

a.          Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.

b.          Mensosialisasikan kepada siswa tentang model pembelajaran yang digunakan

dengan tujuan agar siswa dapat mengenal dan memahaminya.

c.          Guru memberikan persepsi yang berkaitan dengan materi yang akan

dipelajari.

2. Tahap Pengembangan

a.      Guru mendemonstrasikan konsep atau keterampilan secara efektif dengan

menggunakan alat bantu atau manipulatif lain.

b.     Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada

masing-masing kelompok.

c.      Siswa memberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama

kelompoknya.

d.     Guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan membimbing siswa yang

mengalami kesulitan.

3. Tahap penerapan
a.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang

ada dalam LKS dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara

individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan

anggota lainnya.

b.     Setelah siswa selesai mengerjakan soal, lembar jawaban dikumpulkan untuk

dinilai.

c.      Guru dan siswa membahas soal-soal LKS.

BAB III.METODE PENELITIAN

A.Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitiandilaksanakan di SMP X Cengkareng Jakarta Barat, kelas VII-1.

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan mulai Minggu ketiga bulan Oktober 2013

sampai dengan Minggu keempat bulan Desember 2013. Subyek penelitian adalah

siswa kelas VII SMP X Cengkareng Jakarta Barat.

B.Metode Penelitian
Metode penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan menggunakan 1 siklus

sebagai berikut:

- Perencanaan.

- Pelaksanaan.

- Observasi.

- Refleksi.

1.Obyek Tindakan

Proses penelitian tindakan kelas ini dititik beratkan pada peningkatan hasil

belajar siswa melalui proses model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Melalui

strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam meraih hasil

belajar.

2.Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik :

a.     Angket, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara cepat dari

responden dalam waktu yang singkat.

b.     Observasi, hal ini dimaksudkan untuk cross check data yang dikumpulkan

melalui angket, tentang sikap dan perilaku guru selama kegiatan, sehingga diharapkan

mendapatkan data yang akurat.

c.     Wawancara, hal ini dimaksudkan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui

angket, dan observasi.


3.Validasi Data

Agar data yang dikumpulkan valid, maka penulis mengumpulkan data melalui

perpaduan antara angket, observasi, dan wawancara sehingga data yang diperoleh

obyektif , valid, dan dapat dipertanggung jawabkan.

4.Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian adalah analisis kualitatif. Analisis

kualitatif adalah analisis data yang dinyatakan dengan kualitatif atau keterangan yang

dilakukan pada data hasil angket, observasi, dan wawancara.

5. Jadwal Penelitian

Jadwal kegiatan penelitian dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari minggu

ketiga bulan Oktober sampai dengan minggu keempat bulan Desember. Secara

lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah ini.

Tabel jadwal kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Oktober November Desember


1 2 1 2 3 4 3 4 1 2 3 4
No JenisKegiatan
1. Penyusunan proposal x x

2. Mengajukankoordinasi x x
3. Melakukan pengkajian teori x x
4. Menyiapkan instrumen x x

5. Melaksanakan pengumpulan data dan x x x x x

penelitian
6. Menganalisis data x x x x x
7. Penyusunan laporan x x x x x x

8. Diskusi hasil penelitian x x


9. Revisi laporan penelitia x x

C. Pelaksanaan Penelitian

Siklus Pertama

Tahap siklus pertama diterapkan tindakan penelitian dengan menggunakan

pendekatan STAD yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

Penyusunan perencanaan mengacu pada peningkatan hasil belajar siswa mata

pelajaran matematika

Perencanaan penelitian tindakan kelas menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

1). Mengkondisikan kelas agar dapat digunakan untuk penelitian tindakan kelas.

2). Menyiapkan perangkat penelitian, antara lain :


a). Menyusun angket penelitian.

b). Menyusun pedoman observasi.

c). Menyusun pedoman wawancara atau panduan wawancara.

d). Menyiapkan pedoman analisis data.

2. Tindakan

Melaksanakan penelitian tindakan kelas, dengan menggunakan skenario sebagai

berikut :

a)      Membentuk kelompok belajar berdasarkan hiterogenitas jenis kelamin,

kemampuan.

b)       Memberi penjelasan kepada kelompok tentang materi yang harus didiskusikan,

dan yang dilakukan dalam kelompok.

c)       Menugaskan kelompok untuk membuat kesimpulan materi yang didiskusikan

dalam kelompok

d)       Membimbing kelompok dalam mengerjakan tugas diskusi.

e)       Rangkuman yang dibuat harus dihubungkan dengan kondisiriil di masyarakat

setempat.

f)       Masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompok.

g)       Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan hasil kelompok

lain.

h)       Meminta kelompok mengumpulkan hasil kerja kelompok.


i)       Membuat kesimpulan bersama dalam kelas.

3. Pengamatan atau Observasi

Peneliti mengadakan pengamatan atau observasi selama proses pembelajaran dan

laporan hasil kerja kelompok siswa berupar angkuman hasil diskusi kelompok,

meliputi :

a). Reaksi siswa aat menerima tugas mendiskusikan materi.

b). Aktifitas siswa selama diskusi kelompok.

c). Partisipasi siswa dalam membuat laporan hasil kerja.

d). Produk siswa yang berupa laporan hasil kerja kelompok

e). Partisipasi siswa selama diskusi kelas.

f). Partisipasi siswa selama membuat laporan bersama.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi dan wawancara selama kagiatan

suklus pertama, diperoleh data aktifitas dan hasil kerja siswa selama diskusi. Data

tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun rencana tindakan pada siklus ke

dua.

Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui kelemahan tindakan siklus

pertama, apakah telah terjadi perubahan atau belum, dan bagaimana cara mengatasi

kelemahan-kelamahan yang terjadi pada siklus tersebut, selanjutnya digunakan untuk

merencanakan tindakan siklus ke dua.

Siklus ke Dua
Penelitian tindakan kelas pada siklus ke dua dilaksanakan berdasarkan refleksi

dari pelaksanaan tindakan siklus pertama. Pelaksanaan tindakan siklus ke dua

dilaksanakan dengan tujuan memperbaiki kelemahan - kelemahan tindakan siklus

pertama. Adapun langkah-langkah tindakan siklus ke dua adalah sebagai berikut :

a.        Perencanaan

Kegiatan perencanaan siklus ke dua adalah sebagai berikut :

1)       Menyusun rencana atau skenario tindakan ulang berdasarkan evaluasi dan catatan

yang didapat berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

2)       Menyiapkan perangkat tindakan berupa lembar pengumpulan data dan perangkat

analisis data.

3)       Melaksanakan rencana tindakan siklus ke dua dengan pendekatan STAD.

b.        Tindakan

Pada siklus ke dua, peneliti melakukan tindakan yang berupa perbaikan dari

tindakan siklus pertama, dengan menggunakan pendekatan yang sama seperti siklus

pertama yakni pendekatan CTL yang lebih bervariasi.

c.        Observasi atau pengamatan

Kegiatan yang dilakukan pada saat observasi adalah

1)       Peneliti melakukan pengamatan atau observasi dengan menggunakan lembar

pengamatan terhadap proses diskusi siswa

2)       Mengumpulkan data hasil diskusi siswa baik diskusi kelompok maupun diskusi

kelas.
d.        Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada saat refleksi adalah

1)       Memeriksa dan menilai hasil diskusi siswa

2)       Mengidentifikasi kelemahan yang timbul pada tindakan siklus ke dua berlangsung

3)       Melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap proses dan hasil kerja siswa

selama siklus ke dua.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.       Hasil Penelitian

Hasil penelitian merupakan hasil yang diperoleh pada tahap pra siklus,

pelaksanaan tindakan siklus pertama, dan pelaksanaan tindakan siklus ke dua. Hasil

penelitian berupa hasil ulangan harian siswa dan sikap atau perilaku siswa selama

diskusi kelompok dan diskusi kelas.

1.     Hasil Pra Siklus

Data pra siklus yang diperoleh melalui angket, wawancara, dan observasi siswa

kelas VIII SMPN 1Kayangan sebanyak 31siswa, menunjukkan hasil sebagai berikut:

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat prestasi

belajar siswa kelas VII.4 Semester I SMP Negeri I Kayangan pada materi pokok
aritmatika sosial melalaui pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team

Achievement Division). Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dari hasil

observasi diperoleh data kualitatif yang akan memberikan gambaran tentang kegiatan

yang dilakukan siswa dan guru selama proses belajar mengajar dan hasil tes siswa

yang diperoleh berupa data kuantitatif. Data-data tersebut selanjutnya dianalisis

dengan menggunakan metode dan rumus yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adapun analisis data dari tiap-tiap siklus akan diperoleh sebagai berikut :

a.        Analisis data penelitian siklus I

I. Data obsevasi aktivitas guru.

Data observasi guru diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh observer

dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang

bertujuan untuk merekam jalannya proses belajar mengajar. Observasi terhadap

aktivitas guru dilakukan dengan mengamati prilaku guru pada saat proses belajar

mengajar. Semua aktivitas guru yang tampak diberi tanda rumput dalam lembar

observasi (lampiran 8) yang sesuai dengan item yang tersedia. Adapun hasil data

yang diperoleh dari observasi terhadap guru dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1. Data hasil observasi aktifitas guru siklus I

Total skor Kategori


7 Aktif

Dari hasil di atas terlihat bahwa total skor aktivitas guru pada siklus 1 sebesar

7 yang berkategori aktif


2. Data observasi aktivitas siswa.

Data lengkap mengenai aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran

dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dapat dilihat

pada lampiran 8. Berdasarkan banyaknya siswa dan banyaknya deskriptor pada setiap

indikator maka jumlah skor ideal untuk tiap-tiap indikator adalah 4 sehingga kriteria

penggolongan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Data hasil observasi aktivitas siswa siklus I

Banyak Siswa Total Skor Kategori


31 73 Kurang aktif

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total skor aktivitas belajar siswa pada

siklus I sebesar 73 yang berarti bahwa aktivitas belajar siswa berkategori kurang

aktif, sehingga pada siklus selanjutnya perlu ditingkatkan lagi.

3. Data prestasi belajar

Data prestasi belajar siswa siklus I adalah membahas bilangan-bilangan

pecahan dan mengubah bentuk pecahan. Data lengkap prestasi belajar siswa siklus I

(Lampiran 5), kemudian dianalisis sehingga diperoleh data seperti berikut:

Tabel 4.3. Data hasil evaluasi belajar siklus I

Banyak Siswa
Persentase
Banyak Siswa Total Nilai Nilai Rata-Rata Yang Tidak
Ketuntasan
Tuntas
31 2277 73,45 17 49
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa adalah 73,45 Dari

31 siswa yang mengikuti tes evaluasi terdapat 14 siswa yang tuntas belajar,

persentase ketuntasan belajar adalah 49%. Nilai masih kurang dari ketuntasan belajar

secara klasikal. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa belum mencapai

target dari prestasi belajar yang diinginkan yaitu ketuntasan belajar klasikal yang >65

%. Dan untuk mengetahui dapat meningkat atau tidaknya prestasi belajar siswa, maka

akan dilanjutkan ke siklus II.

Memperhatikan data pada table 4.1 4.2 4.3 tersebut ,maka kekurangan yang

terdapat pada siklus 1 adalah :

1.     Komunikasi dua arah antara guru dan siswa masih kurang

2.     Komunikasi dan kerja sama siswa dalam kelompok Nampak kurang. Demikian

siswa yang berkemampuan rendah , enggan bertanya pada Temanya yang

berkemampuan tinggi.

3.     Guru kurang membimbing siswa dalam diskusi.

4.     Guru kurang mengatur alokasi waktu, sehingga waktu untuk pengerjaan yang

tidak cukup

5.     Guru kurang memotivasi siswa dalam membangkitkan minat pada awal pelajaran

Memperhatikan kekurangan di atas, maka rencana perbaikan yang akan dilakukan

pada siklus II adalah:


1.     Guru memberikan beberapa pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya, sehingga komunikasi antara guru dan siswa tercipta.

2.     Guru mentukan tutor sebaya untuk tiap-tiap kelompok agar mau membantu atau

mengajari temenya yang belum bisa. Guru menekankan kepada siswa bahwa

kelompok yang dikatakan berhasil apabila tiap anggota kelompoknya mengerti atau

bias menjawab pertanyaan yang diberikan

3.     Guru lebih aktif memberikan bimbingan kepada tiap kelompok dengan terus

mengoreksi kelompok tiap pelajaran berlangsung

4.     Guru mengatur kembali alokasi waktu pengerjaan LKS serta menentukan jumlah

soal dan tingkat kesulitan soal sesuai dengan waktu yang tersedia.

5.     Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk membangkitkan minat pada

pelajaran yaitu dengan memberikan gambaran tentang kegunaan materi yang sedang

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

b.        Analisis data penelitian siklus II

1.     Data Observasi Kegiatan Guru

Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan dengan mengamati prilaku guru

pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Data lengkap tentang aktivitas guru

selama proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 9. Berdasarkan hasil observasi pada siklus

II skor rata-rata aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Data hasil observasi aktifitas guru siklus II


Total skor Kategori
9 Sangat aktif

Dari hasil data diatas terlihat bahwa total skor pada siklus II adalah 9 dan

berkategori sangat aktif.

2.     Data Observasi Aktivitas Siswa

Data lengkap tentang aktivitas siswa selama pelajaran dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 6

Berdasarkan hasil observasi dari skor rata-rata siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Data hasil observasi aktifitas belajar siswa siklus II

Banyak Siswa Total Skor Kategori

31 80 aktif

Dari tabel di atas terlihat bahwa total skor aktivitas belajar siswa pada siklus

II sebesar 80 yang berarti bahwa aktivitas belajar siswa sudah berkategori aktif.

3.     Data Prestasi Belajar

Data lengkap tentang prestasi belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada

lampiran 6 Data pada lampiran tersebut dianalisis sehingga diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.6. Data hasil evaluasi belajar siklus II

Banyak Siswa Total Nilai Nilai Rata-Rata Banyak Persentase


Siswa Yang
Ketuntasan
TidakTuntas
31 2444 78,83 4 87

Dari data diatas menunjukkan bahwa persentase siswa yang mendapat nilai

minimal 27. (ketuntasan minimal) adalah 87 %. Karena ketuntasan klasikal tercapai

jika banyaknya siswa yang tuntas ≥ 65.%, maka hasil penelitian pada siklus II sudah

tercapai ketuntasan belajar secara klasikal, ini berarti bahwa proses pembelajaran

pada siklus II sudah dapat dikatakan berhasil.

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa terdapat peningkatan yang signifikan

dari hasil prestasi belajar siswa yang kurang pada siklus I sudah dapat ditingkatkan

pada siklus II, dengan demikian ini menunjukkan bahwa tujuan yang diharapkan

yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa tercapai.

Dari tindakan siklus II ternyata target yang ditetapkan oleh kurikulum sudah

tercapai. Dengan demikian, maka pada siklus berikutnya dapat dihentikan karena

telah diperoleh informasi –informasi yang cukup untuk mengambil beberapa

keputusan sehubungan dengan target penelitian ini. Walaupun demikian namun masih

ada beberapa siswa yang masih dibawah target, maka perlu mendapat perhatian

penanggulangan khusus dari guru bidang studi yang bersangkutan.

B.       Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan sesuai prosedur penelitian tindakan kelas (PTK)

yang telah ditetapkan dengan diawali pada perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi sampai refleksi.

Berdasarkan analisis data, pelaksanaan tindakan pada siklus I menunjukan

bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 73,45. dan persentase ketuntasan klasikal adalah

45%. Hasil ini belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu 65% atau lebih. Adapun

untuk hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh bahwa skor rata-

rata aktivitas belajar siswa adalah 7 dengan total skor sebesar 73 yang tergolong

dalam kategori kurang aktif. Hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa

prestasi belajar siswa masih kurang dan aktivitas belajar siswa juga masih rendah.

Karna ketuntasan belajar pada siklus I belum tercapai, maka pelaksanaan

tindakan dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan dan

penyempurnaan kekurangan-kekurangan pembelajaran kooperatif pada siklus I.

Setelah melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, dari hasil analisa

pada siklus II diperoleh nilai rata – rata kelas sebesar 78,83 dan persentsae ketuntasan

klasikal sebesar 87%. Pada hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh skor rata

– rata aktifitas siswa adalah 9 dengan total nilai sebesar 100 yang tergolong aktif.

Data ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pada aktivitas siswa

dan peningkatan nilai prestasi belajar siswa jika dibandingkan dengan siklus

sebelumnya. Dan setelah dianalisis dengan menggunakan ketuntasan klasikal dan


nilai rata-rata, maka prestasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan

secara signifikan.

Dari hasil yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

dilihat bahwa pembelajaran ini dapat meningkatkan aktifitas serta prestasi belajar

siswa. Karena dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat saling membantu

memahami pembelajaran dan memperbaiki jawaban teman serta kegiatan lainnya

dengan mencapai tujuan belajar bersama. Hal ini sesuai dengan pendapat Anita

Lie(2002) yang menyebutkan bahwa “Suasana belajar kooperatif juga mampu

menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, serta hubungan yang lebih positif dan

penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana belajar yang penuh dengan

persaingan dan memisah – misahkan siswa“.

Terjadinya peningkatan ini pula disebabkan oleh model pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang diterapkan dalam pembelajaran Matematika memiliki

keuntungan – keuntungan sesuai pendapat Ibrahinm dkk (2000) diantaranya “Siswa

berperan aktif sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatakan keberhasilan

kelompok, interaksi antara siswa seiring kemampuan mereka dalam berpendapat”.

Dengan demikian, penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi pokok bilangan pecahan pada

siswa kelas VII-1 SMP X Tahun Pelajaran 2013/2014.

Anda mungkin juga menyukai