MK. PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
SKOR NILAI :
NIM : 4193311021
2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….........i
BAB I PENDAHULUAN
1.2Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………………….2
1.3Tujuan
Penulisan………………………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1Kajian Teori
…………………………………………………………………………………………….3-6
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………7
3.2
Saran……………………………………………………………………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...8
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Rekayasa Ide untuk mata kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN.
Terwujudnya Rekayasa Ide ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta arahan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dengan kesempatan ini,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Dra. Sariana Marbun,M.Pd selaku dosen
mata kuliah psikologi pendidikan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Rekayasa
Ide ini.
Penulisan Rekayasa Ide ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami materi yang
telah penulis sajikan. Penulis sadar bahwa dalam penulisan Rekayasa Ide ini banyak sekali
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar
penulisan Rekayasa Ide ini dapat lebih baik lagi.
Akhirnya penulis mengucapkan semoga Rekayasa Ide ini bermanfaat bagi para pembaca
dan dapat lebih mengerti tentang materi yang telah penulis sajikan.
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
dari latar belakang diatas yang telah diuraikan sebelumnya peneliti merumuskan masalah
yang ingin diketahui dan penelitian ini yaitu cara siswa mempelajari gaya belajar setiap
individu terhadap mata pelajaran yang disukai dan mengetahui kemandirian setiap siswa
serta dapat membuat hasil belajar kognitif siswa.
C. Tujuan penulis
tujuan yang dapat ditulis dari masalah diatas adalah untuk mengetahui gaya belajar yang
dilakukan siswa tersebut terhadap pelajarannya dan mengetahui bagaimana cara
mengendalikan diri dan mengoptimalkan potensi diri agar dapat meraih prestasi,
BAB II
Pembahasan
A. Kajian Teori
Kemandirian belajar merupakan keharusan dalam proses pembelajaran dewasa ini, sejauh
pelajaran itu diarahkan kepada hari depan siswa, yang dengan nyata dapat dilihat dalam
keluarga dan masyarakat. Wedemeyer menjelaskan bahwa belajar mandri adalah cara
belajar yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih
besar pada siswa dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya .
untuk mengembangkan kemandirian belajar siswa maka guru hendaknya menciptakan
suasana belajar yang kondusif dan menghindarkan sesuatu yang akan menggaggu belajar
siswa, mendorong siswa memahami metode dan prosedur yang benar dalam
menyelesaikan suatu tugas, membantu siswa mengatur waktu, menumbuhkan rasa
percaya diri pada siswa mereka mampu mengerjakan tugas yang diberikan, mendorong
siswa untuk mengontrol emosi dan tidak mudah panic ketika menyelesaikan tugas atau
menghadapi kesulitan, serta memperlihatkan kemajuan yang telahdicapai siswa. ( Rijal,
2015)
Bimbingan belajar memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai
arti sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina moral, mengarahkan
peserta didik supaya menjadi orang baik. Sedangkan makna bimbingan yang secara
khusus yaitu sebgai suatu upaya atau program membantu mengoptimalkan perkembangan
peserta didik. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang
dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik.
Bimbingan adalah upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka
mencapai perkembangannya yang lebih optimal.
Kemandirian belajar adalah suatu aktifitas belajar yang dilakukan siswa tanpa bergantung
kepada bantuan orang lin baik teman maupun gurunya dalam mencapai tujuan belajar
yaitu menguasai materi atau pengetahuan dengan baik dengan kesadarannya sendiri serta
siswa dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian beljar ini dinilai sangat berpengaruh karena
kebanyakan siswa hanya belajar ketika ada tugas sekolah yang diberikan oleh guru dan
ketika ada ulangan saja. (Syahputra, 2017)
Metode pembelajaran yang dilakukan melalui ceramah tersebut berdampak pada kurang
aktifnya siswa terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga penguasaan materi pada
siswa kurang optimal. Permasalahan lain yang dianggap menjadi penyebab kurang
optimalnya hasil belajar siswa adalah karena sikap demokratis siswa dalam pembelajaran
yang belum sesuai apa yang diharapkan. Berangkat dari kondisi tersebut, guru berupaya
melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model problem-Based
Learning (PBL). Melalui model tersebut siswa didorong untuk terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran. Dengan meningkatkan sikap siswa terhadap pembelajaran menjadi
lebih optimal. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana
(209:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencangkup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah tidak hanya berupa
penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap. ( Dwija, 2018 )
Sikap belajar pasif ini dapat terjadi karena kurang disadarinya. Siswa cenderung
menerima begitu saja apa yang diberikan atau dijelaskan guru kepadanya. Hal ini
membuktikan, kedalaman dan keberhasilan kamu dalam belajar tentu sangat dipengaruhi
oleh sikap kamu ketika melakukan proses kegiatan belajar. Belajar merupakan proses
aktif, sehingga seandainya siswa tidak turut serta dalam berbagai kegiatan belajar sebagai
suatu proses tanggapan siswa terhadap stimulus guru, maka tidak turut serta dalam
berbagai kegiatan belajar sebagai suatu proses belajar. (Surya,2011)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Terdapat hubungan yang positif antara sikap siswa dengan hasil belajar kognitif,
dengan nilai kolerasi sebesar 0,621
2. Terdapat hubungan yang ositif antara kemandirian belajar siswa dengan hasil
belajar kognitif
3. Terdapat hubungan yang positif antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar
kognitif
4. Terdapat hubungan yang positif antara sikap, kemandirian belajar da gaya belajar
siswa dengan hasil belajar kognitif.
B. Saran
Sebaiknya siswa mempelajari lebih dalam lagi tentang sikap belajar dan kemandirian
belajar agar siswa lebih mudah mengatasi mata pelajaran yang siswa sukai dengan
gaya belajar mereka masing-masing yang telah diterapkan siswa. Siswa juga dapat
belajar melalui cara belajar masing-masing sehingga ada kemandirian belajar yang
sudah diterapkan siswa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Rijal, Suhaedir Bachtiar. 2015. Hubungan antara sikap, kemandirian belajar, dan gaya
belajar dengan hasil belajar kognitif siswa. jurnal Biodukatika. Vol 3(2).
Iffa Dian Pratiwi, hermien Laksmiwati.2016. kepercayaan diri dan kemandirian belajar pada
siswa SMA Negeri X. jurnal psikologi Teori dan Terapan.7(1). 43-49.
Dedi Syahputra. 2017. Pengaruh kemandirian belajar dan bimbingan belajar terhada kemampuan
memahami jurnal penyesuaian pada siswa SMA melati pebaungan. Jurnal ekonomi islam.2(2).
368-388.
Dwija Utama. 2017. jurnal pendidikan dwuja utama. Forum kamunikasi guru pengawas
Surakarta. Hal 77.
Hendra Surya. 2011. Kesuksesan belajar. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal 18