Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN REKAYASA IDE

MK. PSIKOLOGI
PENDIDIKAN

Kelas Pendidikan Matematika


Ff19F

SKOR NILAI :

HUBUNGAN ANTARA SIKAP, KEMANDIRIAN BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR DENGAN


HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

NAMA : EZRA PEBIOLA LUMBANTOBING

NIM : 4193311021

DOSEN PENGAMPU : Dra.SARIANA MARBUN,M.Pd

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKANN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….........i

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah…………………….………………………………....................1

1.2Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………………….2

1.3Tujuan
Penulisan………………………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1Kajian Teori
…………………………………………………………………………………………….3-6

BAB III KESIMPULAN

3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………7

3.2
Saran……………………………………………………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...8
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Rekayasa Ide untuk mata kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN.
Terwujudnya Rekayasa Ide ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta arahan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dengan kesempatan ini,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Dra. Sariana Marbun,M.Pd selaku dosen
mata kuliah psikologi pendidikan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Rekayasa
Ide ini.

Penulisan Rekayasa Ide ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami materi yang
telah penulis sajikan. Penulis sadar bahwa dalam penulisan Rekayasa Ide ini banyak sekali
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar
penulisan Rekayasa Ide ini dapat lebih baik lagi.

Akhirnya penulis mengucapkan semoga Rekayasa Ide ini bermanfaat bagi para pembaca
dan dapat lebih mengerti tentang materi yang telah penulis sajikan.

Medan, 25 April 2020

EZRA PEBIOLA L. TOBING


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan proses pembelajaran tentunya akan dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik dari lingkungan sekolah, keluarga ataupun dari siswa itu sendiri. Siswa sebagai
seorang yang sedang belajar dan berkembang memiliki keunikan dan karakter masing-
masing dalam proses pembelajaran. Sikap siswa berperan sebagai penunjang dalam
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Sikap dipengaruhi perasaan pendukung atau tidak
mendukung terhadap suatu objek. Sikap positif ini diartikan sikap yang dapat mendukung
siswa dalam mempelajari mata pelajaran yang disenanginya dan sikap yang negatif
merupakan sikap yang menghambat dalam mempelajari pelajaran yang disukainya.

Seorang guru sebagai salah satu fasilitator dalam pembelajaran matematika


sebaiknya dapat memastikan setiap anak didiknya mendapatkan apa yang ia butuhkan.
Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk dapat memahami perbedaan-perbedaan
individu tiap anak didiknya. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan guru dapat
menyediakan upaya-upaya agar setiap siswa dapat mengikuti proses pembelajaran
seefektif mungkin.

Salah satu ciri belajar membutuhkan kemandirian belajar sebagai sarana


pendukung. Hal ini dimaksud karena sebagian besar siswa belajar hanya pada waktu akan
ulangan atau saat ada tugas yang diberikan oleh guru. Siswa yang memiliki kemndirian
belajar yang tinggi diharapkan mampu belajar dengan baik sehingga menguasai
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajarnya. Gaya belajar seseorang merupakan
kombinasi dari menyerap informasi dengan mudah dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi tersebut. (DePorter dkk,2008).

Para ahli di bidang penddikan mencoba mengembangkan teori mengenai gaya


belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan
menyenangkan. Belajar memerlukan konsentrasi yang tinggi agar dapat memahami
konsep yang dipelajari. Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan
denga gaya belajar. Jika seseorang dapat mengenali gaya belajar sendiri, maka orang
tersebut dapat mengelola pada kondisi apa, dimana, kapan dan bagaimana seseorang
dapat memaksimalkan belajar.

B. Rumusan Masalah
dari latar belakang diatas yang telah diuraikan sebelumnya peneliti merumuskan masalah
yang ingin diketahui dan penelitian ini yaitu cara siswa mempelajari gaya belajar setiap
individu terhadap mata pelajaran yang disukai dan mengetahui kemandirian setiap siswa
serta dapat membuat hasil belajar kognitif siswa.
C. Tujuan penulis
tujuan yang dapat ditulis dari masalah diatas adalah untuk mengetahui gaya belajar yang
dilakukan siswa tersebut terhadap pelajarannya dan mengetahui bagaimana cara
mengendalikan diri dan mengoptimalkan potensi diri agar dapat meraih prestasi,
BAB II

Pembahasan

A. Kajian Teori
Kemandirian belajar merupakan keharusan dalam proses pembelajaran dewasa ini, sejauh
pelajaran itu diarahkan kepada hari depan siswa, yang dengan nyata dapat dilihat dalam
keluarga dan masyarakat. Wedemeyer menjelaskan bahwa belajar mandri adalah cara
belajar yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih
besar pada siswa dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya .
untuk mengembangkan kemandirian belajar siswa maka guru hendaknya menciptakan
suasana belajar yang kondusif dan menghindarkan sesuatu yang akan menggaggu belajar
siswa, mendorong siswa memahami metode dan prosedur yang benar dalam
menyelesaikan suatu tugas, membantu siswa mengatur waktu, menumbuhkan rasa
percaya diri pada siswa mereka mampu mengerjakan tugas yang diberikan, mendorong
siswa untuk mengontrol emosi dan tidak mudah panic ketika menyelesaikan tugas atau
menghadapi kesulitan, serta memperlihatkan kemajuan yang telahdicapai siswa. ( Rijal,
2015)

Kemandirian belajar dilaksanakan oleh seseorang apabila seseorang tersebut memiliki


kepercayaan diri. Kemandirian belajar seseorang ditunjukkan dengan adanya
kepercayaan diri akan kemampuannya dalam menyelesaikan berbagai macam
permasalahan yang ada selama kegiatan belajar berlangsung, tanpa bantuan dari orang
lain dan tidak ingin dikontrol pengambilan keputusannya untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Kepercayaan diri merupakan keyakinan akan kemampuannya dan
sejauhmana penelitan individu terhadap dirinya bahwa dirinya memiliki kepatasan untuk
berhasil. Siswa yang memiliki kemandirian belajar memiliki tanggung jawab dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan usaha belajar. Mereka tidak akan
mudah terpengaruh oleh orang lain mengenai proses belajarnya. Mereka juga mampu
memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk belajar. Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat dijelaskan bahwa kemandirian belajar akan dapat dicapai ketika siswa
memilki kepercayaan diri. (Pratiwi, 2016)

Bimbingan belajar memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai
arti sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina moral, mengarahkan
peserta didik supaya menjadi orang baik. Sedangkan makna bimbingan yang secara
khusus yaitu sebgai suatu upaya atau program membantu mengoptimalkan perkembangan
peserta didik. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang
dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik.
Bimbingan adalah upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka
mencapai perkembangannya yang lebih optimal.
Kemandirian belajar adalah suatu aktifitas belajar yang dilakukan siswa tanpa bergantung
kepada bantuan orang lin baik teman maupun gurunya dalam mencapai tujuan belajar
yaitu menguasai materi atau pengetahuan dengan baik dengan kesadarannya sendiri serta
siswa dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian beljar ini dinilai sangat berpengaruh karena
kebanyakan siswa hanya belajar ketika ada tugas sekolah yang diberikan oleh guru dan
ketika ada ulangan saja. (Syahputra, 2017)

Metode pembelajaran yang dilakukan melalui ceramah tersebut berdampak pada kurang
aktifnya siswa terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga penguasaan materi pada
siswa kurang optimal. Permasalahan lain yang dianggap menjadi penyebab kurang
optimalnya hasil belajar siswa adalah karena sikap demokratis siswa dalam pembelajaran
yang belum sesuai apa yang diharapkan. Berangkat dari kondisi tersebut, guru berupaya
melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model problem-Based
Learning (PBL). Melalui model tersebut siswa didorong untuk terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran. Dengan meningkatkan sikap siswa terhadap pembelajaran menjadi
lebih optimal. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana
(209:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencangkup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah tidak hanya berupa
penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap. ( Dwija, 2018 )

Sikap belajar pasif ini dapat terjadi karena kurang disadarinya. Siswa cenderung
menerima begitu saja apa yang diberikan atau dijelaskan guru kepadanya. Hal ini
membuktikan, kedalaman dan keberhasilan kamu dalam belajar tentu sangat dipengaruhi
oleh sikap kamu ketika melakukan proses kegiatan belajar. Belajar merupakan proses
aktif, sehingga seandainya siswa tidak turut serta dalam berbagai kegiatan belajar sebagai
suatu proses tanggapan siswa terhadap stimulus guru, maka tidak turut serta dalam
berbagai kegiatan belajar sebagai suatu proses belajar. (Surya,2011)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Terdapat hubungan yang positif antara sikap siswa dengan hasil belajar kognitif,
dengan nilai kolerasi sebesar 0,621
2. Terdapat hubungan yang ositif antara kemandirian belajar siswa dengan hasil
belajar kognitif
3. Terdapat hubungan yang positif antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar
kognitif
4. Terdapat hubungan yang positif antara sikap, kemandirian belajar da gaya belajar
siswa dengan hasil belajar kognitif.
B. Saran
Sebaiknya siswa mempelajari lebih dalam lagi tentang sikap belajar dan kemandirian
belajar agar siswa lebih mudah mengatasi mata pelajaran yang siswa sukai dengan
gaya belajar mereka masing-masing yang telah diterapkan siswa. Siswa juga dapat
belajar melalui cara belajar masing-masing sehingga ada kemandirian belajar yang
sudah diterapkan siswa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Samsul Rijal, Suhaedir Bachtiar. 2015. Hubungan antara sikap, kemandirian belajar, dan gaya
belajar dengan hasil belajar kognitif siswa. jurnal Biodukatika. Vol 3(2).

Iffa Dian Pratiwi, hermien Laksmiwati.2016. kepercayaan diri dan kemandirian belajar pada
siswa SMA Negeri X. jurnal psikologi Teori dan Terapan.7(1). 43-49.

Dedi Syahputra. 2017. Pengaruh kemandirian belajar dan bimbingan belajar terhada kemampuan
memahami jurnal penyesuaian pada siswa SMA melati pebaungan. Jurnal ekonomi islam.2(2).
368-388.

Dwija Utama. 2017. jurnal pendidikan dwuja utama. Forum kamunikasi guru pengawas
Surakarta. Hal 77.

Hendra Surya. 2011. Kesuksesan belajar. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal 18

Anda mungkin juga menyukai