Anda di halaman 1dari 10

SKOR NILAI :

SKOR NILAI :

REKAYASA IDE
MK.FILSAFATPENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA - FMIPA

SKOR NILAI :

REKAYASA IDE

“PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA”

NAMA MAHASISWA : OKTAVIANI MARGARETHA SAGALA


NIM : 4193311064
JURUSAN/PRODI : MATEMATIKA/PEND. MATEMATIKA 19’F
DOSEN PENGAMPU : Dra. SARIANA MARBUN,M.Pd.
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih dan kebaikanNya
sehingga penulis Rekayasa Ide ini dapat diselesaikan dengan baik yang membahas tentang
pendidikan karakter. Adapun setiap journal yang di review adalah journal tentang pendidikan
karakter. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Rekayasa Ide mata kuliah Psikologi
pendidikan. Penulis berharap makalah ini menjadi referensi bagi pembaca jika ingin
membandingkan isi jurnal dan artikel yang berhubungan tentang Pengaruh Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan untuk makalah ini
menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada setiap pembaca yang membaca
makalah Rekaya Ide ini.

MEDAN, April 2020

Oktaviani M Sagala
4193311064
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN
2.1 MOTIVASI DAN PENTINGNYA MOTIVASI
2.2 JENIS DAN SIFAT MOTIVASI

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran dapat dijelaskan dengan menggunakan berbagai
teori belajar. Di samping itu proses tersebut dapat pula dijelaskan dengan
memperhatikan satu aspek yang penting. Yaitu motivasi guru dirisaukan
dengan adanya siswa yang dinilai cerdas tetapi mempunyai prestasi yang
sedang-sedang saja. Dalam pembelajaran tersebut kelihatan bosandan lesu,
sedikit sekali menggunakan pikiran untuk memecahkan persoalan yang
dikemukakan dikelas, apalagi secara aktif melibatkan diri dalam proses
pembelajaran. Salah satu cara memahaminya adalah dengan analisis yang
dikemukakan oleh Romiszowski (1984).
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari
dalam dan luar siswa. Faktor luar misalnya Fasilitas belajar, cara mengajar
guru, sistem pemberian umpana balik dan sebagainya. Faktor-faktor dari dalam
diri siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi dan sebagainya.
Namun pada kenyataannya dalam suatu kelas, keadaan siswa bermacam-
macam untuk belajar maupun menerima pelajaran dan disampaikan oleh guru.
Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan kondisi ekstern belajar, dan kondisi
intern siswa yang belajar. Sehingga pentingnya motivasi, jenis dan sifat
motivasi, dan upaya peningkatan motivasi belajar benar-benar perlu dipahami.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa pengertian motivasi belajar?
b. Apa pentingnya motivasi dalam belajar?
c. Apa jenis dan sifat dalam motivasi belajar?

1.3 TUJUAN
a. Agar dapat mengembangkan semangat siswa dalam belajar
b. Dapat memberikan pada motivasi dalam belajar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MOTIVASI DAN PENTINGNYA MOTIVASI

Ada 3 peristiwa yang dapat digunakan sebagai pemisalan yaitu peristiwa pertama, siswa
segan belajar karena tidak mengetahui kegunaan mata pelajaran di sekolah. Siswa tersebut
bermotivasi rendah, karena kurangnya memperoleh infornasi. Peristiwa kedua, motivasi siswa
menurun, karena gangguan ekstern belajar. Pada kedua peristiwa tersebut, motivasi belajar siswa
menjadi lebih baik setelah guru mengubah kondisi ekstern belajae siswa. Peristiwa ketiga, siswa
memiliki motivasi belajar tinggi. Walaupun guru tidak membantu siswa, tetapi siswa mampu
mengatasi gangguan dan hambatan belajarnya.

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata bahasa latin movere yang berarti “menggerakkan” .
berdasarkan perngertian ini makna motivaasi sebagai suatu kondisi yang wlodkowski (1985)
menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu dan yang meberi arah dan ketahanan (presistence) pada tingkah laku tersebut.

Ames dan Ames (1984) didefenisikan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki
seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya, sebagai contoh seorang siswa yang
percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas, akan
termotivasi untuk tugas tersebut. Konsep diri yang positif ini menjadi motor penggerak bagi
kemampuannya.

Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak peristiwa. Kekuatan
penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Pada peristiwa pertama, motivasi siswa yang
rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar. Pada kedua peristiwa
tersebut, peranan guru mempertinggi motivasi belajar sangat berarti . pada peristiwa ketiga,
motivasi diri siswa tergolong tinggi. Sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan seperti:

 Kekuatan seperti apa yang mejadi penggerak siswa?


 Berapa lama kekuatan tersebut berpengaruh?
 Dapatkah keuatan tersebut dipelihara?

Siswa belajar karena dorongan oleh kekuaatan mentalnya. Kekuatan mental irtu berupa
keinginan, perhatian, kemauan, dan cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah,
atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan menyebut kekutan mental yang mendorong terjadinya
belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan,
kebutuhan, tujuan, sasaran, danintensif. Keadaan jiwa tersebutlah yang mengaktifkan,
mengarahkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.
(koeswara,1989; siagian, 1991; biggs & telfer,1987).
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:
 Kebutuhan
 Dorongan
 Tujuan

Kebutuhan terjadi bila individu merasa adanya ketidakseimbangan a tara apa yang ia miliki
dengan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang beroriantasi pada penuhan
harapan atau pencapaian. Sebagai ilustrasi, siswa kelas 3 SMP memiliki harapan untuk diterima
sebagai siswa SMA terbaik dikotanya. Siswa tersebut memperoleh hasil belajar rendah mata
pelajaran matematika dan IPA dalam ulangan bulan satu. Menyadari hal tersebut, makan siswa
tersebut mengambil kursus tambahan dan belajar lebih giat. Pada ulangan kedua hasil belajarnya
bertambah baik. Menyadari hasil belajarnya bertambah baik, maka semngat belajar menjadi
tinggi. Tujuan adalah hal yang ingin dicapainya. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam
hal ini perilaku belajar. Pada kasus siswa ingin mengabil kursus dan semangat belajar tinggi
tersebut menunjukkan bahwa berrtujuan lulus SMP dengan nilai yang memuaskan dan diterima
di SMA yang ia inginkan.
Meslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, yaitu:
 Kebutuhan fisiologis
 Kebutuhan akan perasaan aman
 Kebutuhan sicil
 Kebutuhan akan penghargaan diri, dan
 Kebutuhan untuk aktualisasi diri.

2.2 JENIS DAN SIFAT MOTIVASI


Motivasi sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat-tingkat. Para ahli
ilmu jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut.
1. Jenis Motivasi
Motivasi sebagai kekuatan mental individu dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (i)
motivasi primer dan (ii) motivasi sekunder.
1. Motivasi primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar yang
umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah
makhluk berjasmani sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan
jasmaninya. Insting itu memiliki tujuan dan memerlukan pemuasan. Tingkah laku
insting dapat diaktifkan, dimodifikasi, dipicu secara spontan, dan dapat
diorgnisasikan.

Freud berpendapat insting memiliki empat ciri, yaitu:


a. tekanan, tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku.
b. sasaran, sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan, kepuasan tercapai apabila
tekanan energi pada insting berkurang.
c. objek, objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting, hal-hal yang memuaskan
insting tersebut dapat berasal dari luar individu atau dari dalam individu.
d. Sumber, sumber insting adalah keadaan kejasmanian individu. Insting manusia dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Insting kehidupan (life instincst), bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seperti makan, minum, istirahat, dan memilihara keturunan.
2) Insting kematian (death instincst), tertuju pada penghancuran.
2. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Menurut beberapa ahli, manusia adalah
makhluk sosial. Perilakunya tidak hanya terpengaruh oleh faktor biologis saja, tetap juga
faktor-faktor sosial. Motivasi sekunder memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial.
Prilaku manusia terpangaruh oleh tiga komponen penting seperti afektif, kognitif, dan
konatif.
a. Komponen afektif, komponen afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari
motif sosial, sikap dan emosi.
b. Komponen kognitif, komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkait dengan
pengetahuan.
c. Komponen konatif, komponen konatif adalah terkait dengan kemauan dan kebiasaan
bertindak.
Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif
yang dipelajari. Ciri-ciri sikap (a) merupakan kecenderungan berpikir, merasa, kemudian
bertindak, (b) memiliki daya dorong bertindak, (c) relatif bersifat tetap, (d)
berkecenderungan melakukan penilaian, dan (e) dapat timbul dari pengalaman, dapat
dipelajari atau berubah.
Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menunjukkan adanya sejenis kegoncangan
seseorang. Emosi memiliki fungsi sebagai (a) pembangkit energi, (b) pemberi informasi
pada orang lain, (c) pembawa pesan dalam berhubungan dengan orang lain, (d) sumber
informasi tentang diri seseorang.

2. Sifat motivasi
Terdapat banyak hal yang memotivasi seseorang untuk mau melakukan sesuatu
itu di dalam hidupnya. Namun, secara umum terdapat dua jenis motivasi, yakni
motivasi intrinsik serta juga motivasi ekstrinsik.

1. Motivasi Intrinsik
Pengertian motivasi intrinsik merupakan suatu keinginan seseorang untuk
mau melakukan sesuatu, yang disebabkan oleh adanya faktor dorongan yang
berasal dari dalam diri sendiri itu tanpa dipengaruhi orang lain sebab adanya
hasrat untuk dapat mencapai tujuan tertentu.Contoh, seseorang termotivasi
untuk bekerja supaya mendapatkan penghasilan sehingga bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.

2. Motivasi Ekstrinsik
Definisi motivasi ekstrinsik merupakan suatu keinginan seseorang untuk
mau melakukan sesuatu yang disebabkan oleh faktor dorongan dari luar diri
sendiri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang menguntungkan dirinya.
Contoh, seseorang termotivasi untuk bekerja lebih giat dan serius karena
adanya peluang yang diberikan oleh si perusahaan untuk mau meningkatkan
karir kepada pegawai berprestasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perilaku belajar dilakukan oleh si pembelajar. Pada diri sendiri terdapat kekuatan menta
penggerak belajar. Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, dan kemauan atau cita-
cita itu disebut motivasi belajar. Komponen utama motivasi tersebut adlah kebutuhan, dorongan,
dan tujuan si pembeljar. Motivasi belajar sangat penting dipahami oleh siswa maupun guru.
Beberapa ahli menitik beratkan segi-segi tertentu dari motivasi. Maslow membedkan lima
tingkat kebutuhan McCleland mengemukakan tiga jenis kenutuhan dasar. Sedangkan hull
menunjukkan pentingnya kebutuhan organisme dalam perkembangan motivasi.
Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, tyaitu motivasi
primer dan motivasi sekunder. Adapun sifat motivasi dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.

3.2 SARAN

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Untuk itu, pengetahuan tentang
“belajar, karena ditugasi guru” dan “belajar, karena motivasi diri” penting bagi guru dan calon
guru. Tidak hanya guru, motivasi juga penting bagi siswa agar siswa dan guru mampu mencapai
tujuan dari belajar dan pembelajaran dengan baik.
DAFTAR ISI

Dimyanti, Mudjiono.1994.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Dirjen Dikti


Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai