Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan sangat penting bagi perkembangan dan
peningkatan sumber daya manusia di Indonesia. Pendidikan merupakan wadah
(kegiatan) sebagai pencetak sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar untuk peningkatan
mutu pendidikan secara keseluruhan. Masyarakat dari yang paling terbelakang
sampai yang paling maju mengakui bahwa pendidikan atau guru merupakan satu
diantara sekian banyak unsur pembentuk utama calon anggota utama masyarakat.
Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan
berkelayakan di masyarakat sehingga menjadi penting pendidikan untuk mencetak
manusia yang memiliki berkualitas dan berdaya saing.
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peserta
didik tentunya adanya beberapa hal yang mempengaruhi seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, rasa aman
dan keterampilan guru dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan siswa
menjadi faktor penting guru dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi
dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa. Guru harus memahami kebutuhan siswa
dalam meningkatkan motivasi belajarnya dan mempelajari faktor-faktor yang
dapat menyebabkan rendahnya motivasi belajar. Siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah biasanya terlihat sebagai siswa yang malas. tidak terlepas dari hal
itu, peran orang tua sangatlah penting. Karena, bagi kebanyakan orang, orang tua
adalah faktor internal yang sangat kuat pengaruhnya terhadap motivasi belajar
siswa. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan di bahas tentang bagaimana peran
orang tua dan guru dalam meningkatkan motivasi belajar.

1
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas beberapa permasalahan berikut ini.
1) Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
2) Apa peran dan fungsi dari motvasi belajar?
3) Bagaimana ciri-ciri orang yang memiliki motivasi belajar?
4) Apa saja macam-macam motivasi belajar?
5) Apa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar?
6) Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar?
7) Bagaimana peran orang tua dan guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa yang malas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah tentang motivasi belajar adalah:
1) Mengetahui pengertian dari motivasi belajar;
2) Memahami peran dan fungsi dari motvasi belajar;
3) Memahami ciri-ciri orang yang memiliki motivasi belajar;
4) Memahami macam-macam motivasi belajar;
5) Mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar;
6) Mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar.
7) Mengetahui peran orang tua dan guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa yang malas?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya upaya
untuk mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya pengggerak dari dalam dan di dalam subte untuk melalakukan
aktivitasa- aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahakan motif dapat
diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif
itu”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak untuk menjadi aktif.
Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk menjadi
tujuan sangat dirasakan atau mendesak. (Sardiman, 2009:79).1
Sudarwan (2002.2), motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan,
kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan
apa yang dikehendakinya. Hakim (2007:26) mengemukakan pengertian motivasi
adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.2
Glenn M. Blair (1952) mengemukakan bahwa motivasi merupakan
sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal
melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. 3
MC. Donald mengungkapkan bahwa motivasi itu mengandung tiga unsur
yang saling berkaitan yaitu perubahan energi, timbulnya afektif dan reaksi-reaksi
untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat Mc. Donald ini, maka pengertian
motivasi dapat dijelaskan sebagai berikut sebagai berikut:
1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-
perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di

1
Sadirman.2009.Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar..Jakarta:PT Raja Grasido Persada
2
Suprihatin, Siti. 2015. Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. ISSN: 2442-
9449 Vol.3.No.1 (2015) 73-82 JURNAL PROMOSI | 73 Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
3
Syarbini, Amirulloh. 2014. Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga. Jakarta: PT. Alex
Media Komputindo

3
dalam sistem neurofisiologis dalam diri manusia, misalnya adanya
perubahan dalam sistem pencernaan adanya menimbulkan motif lapar.
2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-
mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi.
Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini
mungkin disadari, mungkin juga tidak. Misalnya Si A terlibat dalam suatu
diskusi, karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan,
dia akan berbicara dengan suara yang cepat dan lancar.
3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang
bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju ke arah suatu tujuan.
Respon-respon ini berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan
oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu
langkah ke arah pencapaian tujuan. Misalnya seorang mahasiswa ingin
mendapatkan IP yang baik, maka ia akan belajar dengan keras, membaca
buku, memahami materi kuliah dengan baik, dan lain sebagainya
Menurut Hamzah B. Uno (2011: 23) “motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah
laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang
mendukung. Indikator-indikator tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keinginan
berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa
depan, penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.”
Selain itu, Winkel (2005: 160), menyebutkan motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Sejalan dengan pendapat di atas,
Sardiman A. M (2007: 75), menjelaskan motivasi belajar adalah seluruh daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa
motivasi belajar adalah kondisi atau status internal yang menjadi daya penggerak
psikis siswa atau sebagai mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar,

4
timbulnya sikap antusiasme dan persistensi sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat dicapai.
2.2 Peran dan Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Hamzah B. Uno (2011: 27-29), peran penting motivasi belajar
dan pembelajaran, antara lain:
1) Peran motivasi belajar dalam menentukan penguatan belajar. Motivasi
dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang sedang
belajar dihadapkan pada suatu masalah yang menentukan pemecahan dan
hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilalui.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran motivasi dalam
memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar.
Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya
sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya oleh anak.
3) Motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah
termotivasi untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik dan
tekun dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik.
Selain itu, Oemar Hamalik (2011: 108), menyebutkan fungsi motivasi itu
meliputi:
1) Mendorong timbulnya kelakuan/ suatu perbuatan.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarah pada perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya sebagai motor penggerak
dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat kita ketahui bahwa motivasi
sangat berperan penting dalam dunia belajar anak dimana motivasi berfungsi
sebagai pendorong, penggerak dan pengarah siswa dalam mencapai tujuan belajar
memperoleh hasil yang lebih baik.

5
2.3 Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Belajar
Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi dalam belajar menurut Sardiman A.
M yaitu:4
1) Tekun menghadapi tugas. Dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai;
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa), tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang dicapai).
3) Menunjukan minat terhadap berbagai macam masalah, tidak hanya
masalah pribadi namun juga masalah yang bersifat umum.
4) Lebih senang bekerja sendiri, tidak bergantung pada orang lain dan
merasa puas dengan hasil yang dicapai.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. Hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif.
6) Dapat mempertahankan pendapatnya, tidak plin-plan jika sudah yakin
akan sesuatu maka individu akan terus meyakini.
7) Bertanggung jawab dengan segala sesuatu yang dipercayakan
kepadanya ataupun tugas-tugas yang diberikan dan dapat
menyelesaikannyaa dengan baik.
8) Senang mencari dan memecahkan soal-soal. Tidak terpaku hanya pada
permasalahan yang sudah biasa dihadapi dan dapat dipecahkannya
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Hamzah B. Uno (2011: 23)
bahwa ciri-ciri orang yang memiliki motivasi dalam belajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:5
1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3) Adanya harapan dan cita-cita di masa depan.
4) Adanya penghargaan dalam belajar.

4
Sardiman A.M, 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
5
Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara

6
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Seseorang apabila mempunyai ciri-ciri seperti diatas, berarti seseorang itu
selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan
sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar
akan berhasil biak jika siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam menghadapi
kesulitan belajar. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu
yang rutinitas dan mekanis. Siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya,
jika siswa sudah yakin akan dipandangnya cukup rasional, bahkan lebih lanjut
siswa harus juga lebih peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum, dan
bagaimana memikirkan pemecahannya.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi, pasti akan memiliki pribadi yang tekun, ulet,
mandiri, kreatif, bertanggung jawab, menyukai tantangan, penuh konsentrasi dan
memiliki cita-cita yang tinggi.
2.4 Macam-Macam Motivasi Belajar
Menurut Sardiman A. M (2007: 89-91) terdapat dua macam motivasi
belajar, yaitu:6
1) Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya
tanpa harus diransang dari luar karena didalam seseorang individu sudah
ada dorongan untuk melaksanakan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki
motivasi intrinsik maka secara sadar akan melakukan kegiatan dalam
belajar dan selalu ingin maju sehingga tidak memerlukan motivasi dari
luar dirinya. Hal ini dilatarbelakangi keinginan positif, bahwa yang akan
dipelajari akan berguna di masa yang akan datang.
2) Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
ada perangsang dari luar. Motivasi dikatakan ekstrinsik bila peserta didik
menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar.
Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar.

6
A.M. Sadirman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Rajawali Pers

7
2.5 Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Enco Mulyasa (2005: 114-115), menyebutkan bahwa prinsip yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut:7
1) Peserta didik akan lebih giat apabila topik yang akan dipelajari
menarik dan berguna bagi dirinya.
2) Tujuan pembelajaran disusun secara jelas dan diinformasikan kepada
peserta didik agar mereka mengetahui tujuan belajar tersebut.
3) Peserta didik selalu diberi tahu tentang hasil belajarnya.
4) Pemberian pujian dan reward lebih baik daripada hukuman, tapi
sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan.
5) Memanfaatkan sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik.
6) Usahakan untuk memperhatikan perbedaan setiap peserta didik,
misalnya perbedaan kemauan, latar belakang dan sikap terhadap
sekolah atau subjek tertentu.
7) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan selalu
memperhatikan mereka dan mengatur pengalaman belajar yang baik
agar siswa memiliki kepuasan dan penghargaan serta mengarahkan
pengalaman belajarnya kearah keberhasilan, sehingga memiliki
kepercayaan diri dan tercapainya prestasi belajar.
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Setidaknya ada enam faktor yang memiliki dampak substansial terhadap
motivasi belajar siswa (dalam Catharina, 2006: 158-166). Keenam faktor yang
dimaksud yaitu:
a. Sikap
Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar siswa karena
sikap itu membantu siswa dalam merasakan dunianya, dan memberikan
pedoman kepada perilaku yang dapat membantu menjelaskan dunianya. Sikap
juga akan membantu seseorang merasa aman di suatu lingkungan yang pada
mulanya tampak asing. Sikap akan memberikan pedoman dan peluang kepada
seseorang untuk mereaksi secara lebih otomatis.

7
Mulyasa, Enco. 2005. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

8
b. Kebutuhan
Kebutuhan adalah kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan
internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang
merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan
yang menekan didalam memenuhi kebutuhannya.
c. Rangsangan
Rangsangan secara langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa.
Siswa apabila tidak memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar
akan terjadi pada diri siswa. Proses pembelajaran dan materi yang terkait
dapat membuat sekumpulan kegiatan belajar. Setiap siswa memiliki keinginan
untuk mempelajari sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi
pembelajaran. Siswa apabila tidak menemukan proses pembelajar yang
merangsang, maka perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak
merangsang mengakibatkan siswa yang pada mulanya termotivasi untuk
belajar pada akhirnya menjadi bosan terlibat dalam pembelajaran.
d. Afeksi
Afeksi dapat menjadi motivator intrinsik, apabila emosi bersifat positif pada
waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mampu mendorong siswa
untuk belajar keras. Buku pelajaran apabila menimbulkan perasaan heran dan
menyenangkan siswa, maka siswa akan senang membaca banyak buku
pelajaran.
e. Kompetensi
Di dalam situasi pembelajaran rasa kompetensi pada diri siswa akan timbul
apabila menyadari bahwa pengetahuan atau kompetensi yang diperoleh telah
memenuhi standar yang telah ditentukan. Situasi ini biasanya akan muncul
pada akhir proses belajar ketika siswa telah mampu menjawab berbagai
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa apabila mengetahui bahwa merasa
mampu terhadap apa yang telah dipelajari, siswa akan merasa percaya diri.
f. Penguatan
Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan
kemungkinan respon.

9
Winkel 1991:95 berpendapat bahwa terdapat faktor-faktor yang
memengaruhi motivasi belajar yaitu :8
a. Kehidupan diluar lingkungan sekolah
b. Pengaruh dari teman sebaya
c. Kekaburan mengenai cita-cita hidup
d. Keadaan keluarga yang kurang menguntungkan
e. Sikap kritis terhadap masyarakat.
Dimyati dan Mudjiono (1994:97) menyatakan bahwa ada beberapa faktor
yang dapat memengaruhi motivasi dalam belajar yakni:
a Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat
memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran,
penguatan dengan hadiah atau juga hukuman menjadi cita-cita. Motivasi
belajar nampak pada keinginan anak kecil misalnya keinginan anak belajar
membaca, dari keinginan itu maka anak akan giat untuk belajar, bahkan
dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam hidupnya.
b Kemampuan siswa
Kemampuan siswa akan memperkuat motivasi anak. Kemampuan siswa
tinggi maka nilai hasil belajar yang diperoleh tinggi, hal ini didudkung
adanya motivasi belajar siswa yang tinggi. sedangkan kemampuan siswa
kategori rendah maka hasil belajar diperoleh rendah, hal ini disebabkan
oleh tingkat motivasi belajar siswa rendah.
c Kondisi siswa
Kondisi yang dimaksud yakni meliputi kondisi jasmani dan rohani yang
akan mempengaruhi motivasi belajar, anak yang sedang sakit akan enggan
untuk belajar.
d Kondisi lingkungan siswa
Meliputi keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan
kehidupan kemasyarakatan. Lingkungan yang aman, tentram, tertib, indah
maka semangat dan motivasi belajar dengan mudah diperkuat.

8
WS. Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

10
e Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami
perubahan selama proses belajar, kadang-kadang kuat, kadang-kadang
lemah. Pengalaman dengan teman sebaya berpengaruh pada motivasi dan
perilaku belajar siswa. Guru diharapkan mampu memanfaatkan surat
kabar, majalah, radio, TV, dan sumber belajar di sekitarnya untuk
memotivasi siswa agar belajar.
f Upaya guru dalam pembelajaran siswa
Guru hendaknya mempersiapkan diri menguasai materi, cara
penyampaian, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar dan
lain-lain.
2.7 Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Ada beberapa Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Anak dalam kegiatan
belajar di sekolah, misalnya saja seperti yang diungkapkan Sardiman (2005: 92-
94), yaitu:9
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak
siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang
dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka
yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat
kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka
tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna.
Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan
sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik
pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika
hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.

9
A.M, Sadirman. 2005. Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

11
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk
meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa
akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai
salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa
dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat
meningkatkan motivasi belajar.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan.
Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan
dan akan jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak.
Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar
lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti
akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat
meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik,
maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang
positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga
harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang
menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan
membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan
secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh

12
karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman
tersebut.
2.8 Penelitian Meningkatkan Motivasi Belajar
Dwi Larasati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Úpaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui
Strategi Pembelajaran Snowball” mengungkapkan bahwa Penerapan strategi
pembelajaran Snow Ball dalam pembelajaran matematika dengan materi Persegi dan
persegi panjang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika
ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilaksanakan selama tiga kali putaran. Selain
itu, peningkatan motivasi belajar siswa juga didukung oleh pendapat dari guru kelas
yang terlibat dalam penelitian.10
Siti Suprihatin (2015) dalam dalam jurnalnya yang berjudul “Upaya Guru
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa menuliskan bahwa Menumbuhkan
motivasi belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan
kemampuan dan kemauan belajar. Salah satu cara yang logis untuk memotivasi
siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan
motivasi siswa. Guru sebagai orang yang membelajarkan siswa sangat
berkepentingan dengan masalah ini. Sehingga sebagai guru atau calon guru sebisa
mungkin kita harus selalu berupaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar
terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan
menggunakan berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh guru yaitu 1)
Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. 2) Membangkitkan motivasi siswa. 3)
Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar. 4) Mengguanakan variasi
metode penyajian yang menarik. 5) Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan
siswa. 6) Berikan penilaian. 7) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
8) Ciptakan persaingan dan kerjasama.11

10
Larasati, Dwi. 2012. Úpaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Matematika melalui Strategi Pembelajaran Snowball. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
11
Suprihatin, Siti. 2015. Upaya Guru dalam Meningkatkan.........

13
Fauziah dkk (2012) juga melakukan penelitian tentang upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa melalui Lesson Study di Kelas V SD
Negeri Lampagen Aceh Besar”, menemukan bahwa pembelajaran melalui Lesson
Study meningkatkan motivasi belajar siswa, dimana siswa terlihat aktif, antusias
dan semangat saat mengikuti pembelajaran. 12
2.9 Peran Orang Tua dan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
yang Malas
Salah satu aspek pengajaran yang paling membuat frustrasi adalah
berurusan dengan siswa yang "malas". Seorang siswa yang malas dapat
didefinisikan sebagai siswa yang memiliki peluang unggul dalam kemampuan
intelektual tetapi tidak pernah menyadari potensi mereka karena mereka memilih
untuk tidak melakukan kewajiban atau usaha apapun untuk memaksimalkan
kemampuan mereka dan kebanyakan guru akan mengatakan bahwa mereka lebih
menyukai kelompok siswa yang berjuang keras dan bekerja keras, daripada
kelompok siswa yang yang malas.
Sangat penting bagi para guru untuk mengevaluasi siswa secara
menyeluruh sebelum memberi julukan sebagai "anak malas". Melalui proses itu,
para guru mungkin menemukan bahwa ada lebih banyak hal yang mungkin terjadi
daripada sekadar “kemalasan”. Penting juga untuk para guru agar tidak mengatai
siswa malas di depan umum. Melakukan hal itu akan berdampak negatif dan
kemalasan itu akan bertahan lama dalam diri siswa bahkan melekat dalam diri
mereka sepanjang hidup. Sebaliknya, guru harus selalu mengadvokasi siswa
mereka dan mengajari mereka keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi
hambatan apa pun yang menghalangi mereka dan memaksimalkan potensi
mereka.

12
Fauziah, dkk. 2017. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa melalui Lesson Study di Kelas
V SD Negeri Lampagen Aceh Besar. FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 1, 30-38 Februari 2017

14
Fenomena 1: Permasalahan serius
Guru kelas 4 memiliki siswa yang secara konsisten gagal menyelesaikan
atau menyerahkan tugas. Masalah ini terjadi secara berulang-ulang. Ketika
dilakukan diskusi, siswa yang bersangkutan berpartisipasi dalam diskusi kelas dan
kerja kelompok tetapi dia tidak penah menyelesaikan tugas tertulis. Guru telah
bertemu dengan orang tuanya beberapa kali. Guru dan orang tua telah mencoba
berusaha untuk memperhatikan siswa ini di rumah dan di sekolah, tetapi hal itu
tidaklah efektif dalam merubah perilakunya. Sepanjang tahun, guru telah
mengamati bahwa siswa mengalami kesulitan menulis. Ketika dia menulis,
hampir selalu tidak terbaca dan ceroboh. Selain itu, siswa mengerjakan tugas
dengan kecepatan yang jauh lebih lambat daripada rekan-rekannya, sehingga
menyebabkan dia memiliki beban pekerjaan rumah yang jauh lebih besar daripada
rekan-rekannya.
Tanggapan:
Fenomena seperti yang dijelaskan di atas adalah masalah yang dihadapi
oleh hampir setiap guru di berbagai sekolah. Hal ini sangat bermasalah dan bisa
membuat guru dan orang tua menjadi frustasi. Pertama, dukungan orang tua
tentang masalah ini sangat penting. Kedua, penting untuk menentukan apakah ada
masalah mendasar yang mempengaruhi kemampuan siswa untuk menyelesaikan
pekerjaan secara akurat dan tepat waktu. Mungkin akan muncul bahwa kemalasan
adalah masalahnya, tetapi mungkin juga hal lain yang sama sekali berbeda.
Sebagai seorang guru, tentunya akan selalu mencari tanda-tanda bahwa
seorang siswa mungkin memerlukan layanan khusus seperti nasihat, terapi
okupasi, konseling, atau pendidikan khusus. Terapi okupasi tampaknya
merupakan kebutuhan yang mungkin untuk siswa yang dijelaskan di atas. Seorang
terapis okupasi bekerja dengan anak-anak yang perkembangan keterampilan
motorik halus seperti tulisan tangannya bermasalah. Mereka mengajarkan teknik-
teknik siswa yang memungkinkan dapat meningkatkan dan mengatasi
kekurangan-kekurangan ini. Guru harus membuat rujukan ke ahli terapi okupasi
sekolah, yang kemudian akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap siswa dan
menentukan apakah terapi okupasi diperlukan untuk mereka. Jika dianggap perlu,

15
terapis okupasi akan mulai diberikan kepada siswa secara teratur untuk membantu
mereka mendapatkan keterampilannya.
Fenomena 2: Kemalasan sederhana
Perlu dipahami bahwa perilaku “malas” tidak akan berubah dalam
semalam. Hal ini akan membutuhkan waktu dan proses yang panjang bagi siswa
untuk dapat mengembangkan kebiasaan menyelesaikan dan menyerahkan semua
pekerjaan mereka. Bekerja bersama dengan orang tua, menyusun rencana bersama
untuk memastikan bahwa mereka tahu tugas apa yang perlu diselesaikan di rumah
setiap malam adalah satu upaya yang dapat dilakukan. Guru dapat mengirim buku
catatan ke rumah atau mengirimi orang tua daftar tugas setiap hari. Dari sana,
siswa diminta untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas mereka dan
kemudian diserahkan kepada guru. Guru dan Orang tua siswa harus tetap
konsisten dengan rencana ini. Selama orang tua terus bekerja sama, siswa akan
mulai membentuk kebiasaan yang sehat dalam menyelesaikan dan menyerahkan
tugas mereka dengan tepat waktu.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi belajar adalah kondisi atau status internal yang menjadi daya
penggerak psikis siswa atau sebagai mendorong siswa untuk melakukan kegiatan
belajar, timbulnya sikap antusiasme dan persistensi sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai. Motivasi sangat berperan
penting dalam dunia belajar anak dimana motivasi berfungsi sebagai pendorong,
penggerak dan pengarah siswa dalam mencapai tujuan belajar memperoleh hasil
yang lebih baik. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, pasti akan memiliki
pribadi yang tekun, ulet, mandiri, kreatif, bertanggung jawab, menyukai
tantangan, penuh konsentrasi dan memiliki cita-cita yang tinggi. Motivasi belajar
siswa dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya guru dalam proses pembelajaran,
mislanya dengan menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan,
memicu keaktifan siswa dan menuntut kerjasama. Selain itu, peran guru dan orang
tua sangatlah penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
3.2 Saran
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan
mewujudkan tujuan peembelajaran yang akan dicapai. Namun, dalam hal ini
seorang guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa dalam belajar
karena motivasi adalah penentu dalam keberhasilan belajar, dimana motivasi ini
sebagai penggerak diri siswa dalam belajar. Selain itu, guru hendaknya melakukan
komunikasi yang baik kepada orang tua siswa untuk mempelajari sejauh mana
perkembangan yang dialami oleh siswa.

17
DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sadirman. 2005. Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

Sardiman A.M, 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

A.M. Sadirman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung:


Rajawali Pers

Sadirman.2009.Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar..Jakarta:PT Raja


Grasido Persada

Fauziah, dkk. 2017. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa melalui Lesson
Study di Kelas V SD Negeri Lampagen Aceh Besar. FKIP Unsyiah Volume 2
Nomor 1, 30-38 Februari 2017

Larasati, Dwi. 2012. Úpaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam


Pembelajaran Matematika melalui Strategi Pembelajaran Snowball. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mulyasa, Enco. 2005. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya

Suprihatin, Siti. 2015. Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 73-82 JURNAL PROMOSI | 73 Jurnal
Pendidikan Ekonomi UM Metro

Syarbini, Amirulloh. 2014. Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga. Jakarta:


PT. Alex Media Komputindo

Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

WS. Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

18

Anda mungkin juga menyukai