CLUSTER
PEMBIMBING :
Rieke Adriati Wijayanti. ST.,MT
Penyusun:
JTD 1E
Kelompok 5
NO NAMA NIM
1 AMANDA PRADNYA PARAMITA 1741160016
2 INDRA WIBOWO K. 1741160123
3 WINDA ERSA ROLINA 1741160058
1) Node : Sistem komputer terdiri dari beberapa node paling sederhananya terdiri atas dua
node. node disini adalah komputer yang mandiri artinya mampu memproses tugas
komputasi tanpa node lain.
2) Sistem operasi yang mendukung jaringan kumputer
3) Cluster middleware : Perangkat yang memungkinkan node yang ada bisa saling
bekerjasama.
4) Aplikasi yang mendukung pemindahan tugas .
High-availability cluster, yang juga sering disebut sebagai Failover Cluster pada umumnya
diimplementasikan untuk tujuan meningkatkan ketersediaan layanan yang disediakan oleh
kluster tersebut. Elemen kluster akan bekerja dengan memiliki node-node redundan, yang
kemudian digunakan untuk menyediakan layanan saat salah satu elemen kluster mengalami
kegagalan. Ukuran yang paling umum dari kategori ini adalah dua node, yang merupakan
syarat minimum untuk melakukan redundansi. Implementasi kluster jenis ini akan mencoba
untuk menggunakan redundansi komponen kluster untuk menghilangkan kegagalan di satu titik
(Single Point of Failure).
Kluster kategori ini beroperasi dengan mendistribusikan beban pekerjaan secara merata melalui
beberapa node yang bekerja di belakang (back-end node). Umumnya kluster ini akan
dikonfigurasikan sedmikian rupa dengan beberapa front-end load-balancing redundan. Karena
setiap elemen dalam sebuah kluster load-balancing menawarkan layanan penuh, maka dapat
dikatakan bahwa komponen kluster tersebut merupakan sebuah kluster aktif/kluster HA aktif,
yang bisa menerima semua permintaan yang diajukan oleh klien.
Load-balancing cluster beroperasi dengan routing semua pekerjaan melalui satu atau lebih-end
node load-balancing depan, yang kemudian mendistribusikan beban kerja secara efisien antara
node aktif yang tersisa. Load-balancing cluster sangat berguna bagi mereka yang bekerja
dengan anggaran TI yang terbatas. Mencurahkan beberapa node untuk mengelola alur kerja
sebuah cluster memastikan bahwa kemampuan pemrosesan yang terbatas dapat dioptimalkan
Cluster yang didedikasikan untuk HPC harus memiliki kemampuan untuk melakukan
komputasi secara paralel. Mekanisme yang digunakan untuk melakukan pemrosesan secara
paralel adalah dengan menggunakan MPI (Message Passing Interface). MPI adalah sebuah
standard pemrograman yang memungkinkan pemrogram untuk membuat sebuah aplikasi yang
dapat dijalankan secara paralel. Proses yang dijalankan oleh sebuah aplikasi dapat dibagi untuk
dikirimkan ke masing - masing compute node yang kemudian masing - masing compute node
tersebut mengolah dan mengembalikan hasilnya ke komputer head node
• Grid computing
Grid pada umumnya adalah compute cluster, tetapi difokuskan pada throughput seperti utilitas
perhitungan ketimbang menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang sangat erat yang biasanya
dilakukan oleh Supercomputer. Seringnya, grid memasukkan sekumpulan komputer, yang bisa
saja didistribusikan secara geografis, dan kadang diurus oleh organisasi yang tidak saling
berkaitan.
Grid computing dioptimalkan untuk beban pekerjaan yang mencakup banyak pekerjaan
independen atau paket-paket pekerjaan, yang tidak harus berbagi data yang sama antar
pekerjaan selama proses komputasi dilakukan. Grid bertindak untuk mengatur alokasi
pekerjaan kepada komputer-komputer yang akan melakukan tugas tersebut secara independen.
Sumber daya, seperti halnya media penyimpanan, mungkin bisa saja digunakan bersama-sama
dengan komputer lainnya, tetapi hasil sementara dari sebuah tugas tertentu tidak akan
memengaruhi pekerjaan lainnya yang sedang berlangsung dalam komputer lainnya.
• Class I, cluster yang dibangun menggunkan hardware/software umum yang ada dipasaran,
dengan teknologi standar seperti IDE, SCSI, dan Ethernet.
• Class II, cluster berbiaya tinggi, yang dibangun menggunkan hardware khusus berkecepatan
tinggi, untuk mencapai tingkat performa terbaik
Suatu clustering adalah suatu kelompok dua atau lebih server yang didedikasikan
khusus untuk menjalankan suatu aplikasi (atau beberapa applikasi) dan dikoneksikan
sedemikian rupa agar memberikan suatu fault tolerance dan load balancing. Fault tolerance
mungkin asing bagi kita, gamaangnya jika salah satu mesin tidak bisa menuaiakan fungsinya
atau mati, maka akan di ambil alih / digantikan oleh mesin lainnya secara otomatis
Dalam system cluster, masing-masing server menjalankan aplikasi kritis yang sama,
sehingga apabila salah satu server gagal fungsi, maka server lainnya akan mendeteksi
kegagalan fungsi ini dan mengambil alih fungsinya hanya dalam hitungan beberapa saat saja.
Hal ini disebut sebagai ‘’failover’’. Jika node gagal fungsi tadi kembali normal, maka node-
node yang lain akan mengetahui kondisi ini dan system cluster akan kembali menggunakan
node yang gagal fungsi tadi kembali. Kondisi ini disebut ‘’failback’’.dalam system windows
2003, kemampuan clustering ini diinstall secara otomatis, akan tetapi pada system widows
2000 anda harus menginstall module terpisah Microsoft Clustering Sistem.
Server cluster di rancang untuk applikasi yang long-runnig di memory state atau
applikasi yang datanya besar dan sering berubah yan lazim disebut sebagai statefull application
dan berisi database server seperti Microsoft SQL, Exchange server, server file dan printers.
Semua node dalam cluster ini terhubung dengan suatu data set share SCI bus atau SAN –
storage area etwork. Semua node mempunyai akses ke data applikasi yang sama. Dan masing-
masing node bisa memproses request dari client kapan saja. Anda bisa configure setiap node
dari cluster ini menjadi passive atau active. Node yang active bisa menerima dan memproses
permintaan dari clients, sementara node yang passive bersifat idle dan berfugsi sebagai
‘’fallback’’ jika node active gagal.
1. Software Pendukung
2. Hardware pendukung
MANFAAT / KEGUNAAN
2) Pengolahan Power : Kekuatan pemrosesan paralel dari cluster kinerja tinggi, dalam
banyak kasus, terbukti biaya lebih efektif daripada mainframe dengan kekuatan yang sama.
Harga yang lebih rendah per unit daya memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan
ROI yang lebih besar dari anggaran TI mereka
5) Ketersediaan : Ketika komputer mainframe gagal, seluruh sistem gagal. Namun, jika
sebuah node dalam sebuah cluster komputer gagal, operasinya bisa dengan sederhana
ditransfer ke node lain dalam cluster ini, memastikan bahwa tidak ada gangguan dalam
pelayanan.
2. Kelemahan
Node-node cluster tersebut terpisah maka akan ada delay waktu untuk transfer data diantara
node. Dan membuat program di cluster tentu beda dengan membuat program pada satu
komputer. Maka harus bisa memecah pekerjaan supaya terdistribusi secara baik diantara node,
dll.
DAFTAR PUSTAKA