Disusun oleh:
Zikry Eki Wardana
Margit Riesna Rihi
Pembimbing :
Muhammad safi’i
UNIVERSITAS MULIA
BALIKPAPAN
2021
BAB I
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin meningkatnya konsumsi masyarakat pada daging ayam maupun telurnya menjadi
salah satu alasan para peternak untuk meningkatkan hasil ternak mereka. Berdasarkan data
dari Kepala Dinas Peternakan Kalimantan Timur (Kaltim) Dadang Sudarya, mengatakan
jenis daging yang dikonsumi tersebut bervariasi, antara lain daging ayam, daging sapi,
daging kerbau, daging babi, dan daging itik. Begitu pula untuk total konsumsi daging per
kabupaten dan kota di Kaltim, Balikpapan masih yang lebih tinggi ketimbang daerah lain
walaupun jumlah penduduk di Balikpapan lebih sedikit ketimbang di Kota Samarinda. Total
jumlah konsumsi daging di Balikpapan berdasarkan data 2013 mencapai 20.186,8 ton,
disusul Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 14.354,7 ton, dan total konsumsi daging di
Kota Samarinda sebanyak 11.613,1 ton. Sedangkan daerah yang paling sedikit
mengkonsumsi daging adalah Kabupaten Tana Tidung yang hanya 81,6 ton. Hal ini terjadi
lantaran jumlah penduduk di Tana Tidung juga paling sedikit ketimbang daerah lain.
Masalah utama yang dihadapi oleh peternak adalah keterbatasan produksi bibit ayam
sehingga tidak mampu melayani seluruh pembeli yang memesan. Salah satu faktor
penyebabnya adalah daya tetas telur yang belum maksimal baru sekitar 60-65% sebagai
akibat masih digunakannya mesin tetas konvensional (Hartono, 2010). Mesin ini belum
dilengkapi dengan beberapa komponen untuk otomatisasi, sehingga cara pemutaran telur
masih dikerjakan secara manual.
1
Gambar 1.1 data produksi daging unggas menurut kabupaten kota provinsi Kaltim
Selain itu kontrol temperatur dan kelembaban masih menggunakan thermometer dan
higrometer biasa yang ditempatkan di dalam mesin tetas. Salah satu jalan untuk mengatasinya
yaitu dengan menggantikan peran mesin penetas telur konvensional yang ditingkatkan
kemampuannya menjadi mesin penetas telur yang otomatis sehingga dalam proses penetasan telur
menjadi lebih mudah, hemat, dan praktis dengan hasil penetasan yang lebih baik. Adapun control
yang dapat di atur adalah, cek kondisi telur di awal, nilai suhu, kelembapan, pergerakan posisi
telur, waktu penetasan, jenis telur yang akan di tetaskan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibuatlah sebuah karya dengan teknologi
berbasis mikrokontroler dengan memanfaatkan suatu hardware yang mana alat tersebut nantinya
digunakan untuk pemanfaatan pada dunia perternakan unggas dengan judul “SMART CONTROL
EGG INKUBATOR AUTOMATIC” yaitu penerapan teknologi yang efisien dalam dunia
perternakan.
2
1.2 Permasalahan yang Dihadapi
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, antara lain :
1. Bagai mana cara membantu memaksimalkan menetaskan telur sehingga bisa berhasil
sampai maksimal?
2. Bagaimana membuat mesin penetas telur yang dapat mengontrol nilai suhu, kelembapan,
penjadwalan waktu penetasan dan pergerakan kondisi telur ?
1.3 Tujuan
1. Membantu masyarakat dalam proses penetas telur menjadi lebih mudah, ekonomis dan
praktis.
2. Mempermudah para peternak dan dapat membantu para peternak menghasilkan
unggas-unggas yang berkualitas.
3. Menciptakan sebuah alat penetas telur yang bermanfaat bagi masyarakat dan para
peternak .
9. Kabel listrik
1. Arduino Uno 10. Kipas 8/12 cm 12/4 volt
2. Lcd Shield 16x2 11. Power supplay 5/12/ volt
3. 4x relay 12. Saklar ON/OFF
4. DHT 11 (sensor suhu) 13. Papan Triplek 9/12 mm
5. Mist marker 14. Hadle tangan
6. Dinamo synkkronous 15. Engsel
7. Steker 16. Egg tray plastic ayam/
8. Fighting lampu 2 buah puyuh
17. Baut, paku, lem kayu
3
Alat :
1. Gergaji
2. Gerinda
3. Bor Tangan
4. Mata Bor
5. Palu
6. Multitester
7. Solder
8. Penggaris
Dimensi Keterangan
Berat ± 3 kg
Panjang ± 35 cm
Lebar ± 38cm
Tinggi ± 62 cm
Estimasi Harga ± Rp. 1.500.000,00
4
9. Waktu (Pengaturan jam pada mesin yang digunakan untuk menghitung hari
penetasan)
10. Hari Telur (Penghitungan berapa lama telur telah dierami)
11. Tanggal Penetasan (Tanggal pengingat kapan memulai penetasan)
12. Pemberitahuan Notifikasi Informasi (Semua informasi mengenai kondisi dan status
mesin akan diinformasikan pada layar)
13. Daya Tahan Tinggi
14. Hemat Energi
15. Menggunakan Logika Fuzzy (Logika Fuzzy merupakan sebagian dari AI Artificial
Intelligence/Kecerdasan Buatan)
16. Mode Telur
17. Mudah Digunakan (Mesin dirancang agar dapat digunakan untuk semua kalangan)
18. Smoth Relay, (Fungsi ini berguna agar relay dan lampu tidak cepat rusak)
19. Dinamo Tester (Berfungsi untuk menguji dinamo atau pergerakan rak)
Berdasarkan gambar flowchart diatas, ketika menyalakan mesin pengguna mengatur suhu dan
kelembaban berdasarkan button yang tersedia pada mesin. Kemudian sensor DHT 11 akan
membaca suhu dan kelembaban ruang . jika suhu dan kelembaban kurang dari standart yang
sudah diatur maka lampu/pemanas akan menyala, sedangkan Ketika suhu diatas batas yang
sudah diatur maka lampu/pemanas akan mati.
Bedasarkan gambar flowchart diatas, setelah melakukan proses pengaturan suhu maka pengguna
akan diarahkan untuk mengatur penghitung waktu , Ketika waktu sudah diatur dan disimpan maka
6
mikrokontroler akan merespon dan relay akan menyala dan mengalirkan listrik ke dynamo agar
rak telur bisa bergerak sebagaimana mestinya
1.10 Implementasi
7
kondisi mesin telur tampak bagian depan dan bagian atas
8
LAMPIRAN
Biodata Peseta
Ketua
Nama : Zikry Eki Wardana
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat kampus : Jl. Letjend. Zaini Azhar Maulani No. 9, Balikpapan
Alamat email : ekizikry@gmail.com
No telp Kampus : 0811 599 123
No Hp : 087876697424
Anggota 1
Nama : Margit Risna Rihi
Pembimbing :
Nama : Muhammad Safi’i
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Dosen
Alamat kampus : Jl. Letjend. Zaini Azhar Maulani No. 9, Balikpapan
Alamat email : safii@universitasmulia.ac.id
No telp Kampus : 0811 599 123
No Hp : 085250152313