MUTMAINNAH
P2700211031
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
ANALISIS KOMPENSASI DAYA REAKTIF DENGAN
MENGGUNAKAN FACTS DEVICE PADA SALURAN
TRANSMISI SISTEM KELISTRIKAN SULAWESI SELATAN
Tesis
Program Studi
Teknik Elektro
MUTMAINNAH
P2700211031
kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Mutmainnah
No. Pokok : P2700211031
Konsentrasi : Teknik Energi Listrik
Menyetujui,
Komisi Penasehat
Ketua Sekretaris
ii
KATA PENGANTAR
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat kurikuler untuk
mencapai gelar Sarjana Strata Dua pada Jurusan Teknik Elektro Program
Selatan.
1. Orang tua penulis Drs. Rafrin Sinala dan Sumarti T yang telah
saat ini.
iii
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H Nadjamuddin Harun, M.S selaku pembimbing I
dan Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Tola, M.Eng selaku pembimbing
3. Tim penguji Prof. Dr. Ir. Salama Manjang, MT, Prof. Dr. Ir. Arief,
Dipl. Ing., dan Dr. Eng Syafruddin, ST. M.Eng, Prof. Dr. Ir. Ansar
tesis ini.
ini.
Dina, Pak Nirwan, Pak Mahyu, Pak Haris, Pak Afip, Pak Ali, Pak
Yadi, Pak Nico, Pak Imran, dan para sahabat Rahma, Rukayya dkk
iv
Semoga amal kebaikan bapak dan ibu serta rekan – rekan sekalian
mendapat pahala dan ganjaran yang setimpal dari Allah SWT, amin.
senang hati mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk
Penulis
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. vi
C. Tujuan .......................................................................................... 4
viii
D. FACTS Devices ............................................................................ 22
C. Pembahasan ............................................................................... 70
ix
1. Aliran Daya Sebelum Pemasangan TCSC ............................ 70
A. Simpulan ................................................................................ 80
B. Saran ..................................................................................... 81
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 2.17 Grafik keanggotaan kurva segitiga ................................... 37
Gambar 4.2 Main Graphical User Interface (GUI) dari PSAT ............... 51
Selatan ............................................................................. 53
Selatan ............................................................................. 54
TCSC ................................................................................ 73
xii
Gambar 4.15 Grafik rugi – rugi daya aktif sebelum dan setelah
Gambar 4.16 Grafik rugi – rugi daya reaktif sebelum dan setelah
xiii
DAFTAR TABEL
Table 4.1 Penomoran bus dan tegangan kerja sistem Sulawesi Selatan 46
transmisi.................................................................................. 47
2013). ...................................................................................... 48
Tabel 4.5 Hasil aliran daya aktif dan daya reaktif serta rugi – rugi
2013) ....................................................................................... 67
Tabel 4.9 Hasil aliran daya aktif dan daya reaktif serta rugi – rugi
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beban yang sangat pesat saat ini dan tidak mampu diimbangi dengan
transmisi seperti drop tegangan yang cukup tinggi, besarnya rugi – rugi
pembangkit PLTA Bakaru, PLTG/U Sengkang, PLTA Poso, dll. Hal ini
menyebabkan besarnya rugi – rugi daya dan drop tegangan pada sistem.
Oleh karena itu salah satu langkah penyelesaian yang umum dilakukan
stabilitas tegangan dan mengurangi rugi – rugi daya. Selain itu dengan
1
adanya penambahan pembangkit baru seperti PLTA Poso dan PLTA
masyarakat.
untuk mengontrol daya reaktif pada sistem transmisi daya yang bertujuan
daya reaktif akan menurunkan tegangan. Cara tradisional yang murah dan
shunt ini. Namun kontrol masa depan pada sistem kelistrikan berkembang
dengan sangat cepat dimana salah satunya yang saat ini mulai secara
tentang load flow akibat penambahan FACTS devices pada line transmisi,
2
Sistem kelistrikan Sulawesi Selatan sendiri sampai saat ini belum
penelitian ini, jenis FACTS devices yang akan diaplikasikan pada sistem
3
B. Rumusan Masalah
adalah:
C. Tujuan Penelitian
4
3. Untuk menentukan kompensasi daya reaktif FACTS devices pada
FACTS devices.
D. Manfaat Penelitian
berikut :
Sulawesi – Selatan.
5
E. Batasan Masalah
adalah :
logika fuzzy.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lain melalui suatu jaringan transmisi antara bus – bus yang jumlahnya
baik daya aktif maupun daya reaktif serta untuk mengetahui besar
tegangan sistem pada terminal atau bus tertentu dan besar frekuensi yang
hubung singkat, studi rugi – rugi transmisi dan studi stabilitas [8].
Didalam studi aliran daya, pada tiap – tiap bus terdapat 4 macam besaran
yaitu : (1) daya real atau daya aktif P (Watt), (2) daya reaktif Q (Var), (3)
7
harga skalar tegangan | | (Volt), (4) sudut fasa tegangan dan bus – bus
a. Slack bus atau swing bus merupakan bus referensi dimana harga
berfungsi untuk mencatu rugi – rugi dan kekurangan daya aktif dan
aliran daya maka sebaiknya bus yang dipilih untuk bus ini adalah
b. Voltage controlled bus (PV) biasa juga disebut bus generator. Pada
bus ini besar daya real dan harga skalar tegangan | | diketahui.
c. Load bus merupakan bus dimana besar daya real P dan daya
......... (2.1)
[ ] [ ][ ]
Dimana :
8
Yij : elemen diluar diagonal matriks admitansi
Atau
................................................. (2.2)
( ) ( ) .............................. (2.3)
( ) ...................... (2.4)
Atau
∑ ∑ ....................................... (2.5)
......................................................................... (2.6)
Atau
................................................................................. (2.7)
∑ ∑ ............................... (2.8)
9
Gambar 2.1 Tipikal bus dari sistem tenaga[cekmas]
Dari gambar 1.3 arus yang memasuki bus i dapat dicari dengan
∑ ....................................................................... (2.9)
∑ | || | ............................................... (2.10)
...................................................................... (2.11)
∑ | || || | ( ) ................................ (2.12)
∑ | || || | ( ) .............................. (2.13)
10
satuan perunit dan untuk sudut fasa dinyatakan dalam radian. Persamaan
( )
( ) ( ) ( ) ( )
| | | |
|
|
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
| | | |
( ) ( ) ( ) ( ) …..(2.14)
( )
| | | |
|
( ) ( )
| ( ) ( )
( ) [ | | | |]
[ ]
( )
tegangan dan besarnya tegangan Δ| | dengan sedikit perubahan
( ) ( )
pada daya aktif ( ) dan daya reaktif ( ). Dalam bentuk singkat
[ ] [ ][ ] .................................... (2.15)
| |
sistem.
∑ | || || | ( ) ................................. (2.16)
| || || | ( ) ........................ (2.17)
11
Elemen diagonal dan diagonal luar untuk J2 adalah :
| |
| || | ∑ | || | ( ) ..... (2.18)
| |
| || | ( ) ....................... (2.19)
∑ | || || | ( ) ................................ (2.20)
| || || | ( ) ....................... (2.21)
| |
| || | ∑ | || | ( ) ... (2.22)
| |
| || | ( ) ....................... (2.23)
( ) ( )
Harga dari ( ) dan ( ) berbeda antara yang terjadwal dengan nilai
perhitungan, dan ini disebut sisa daya (power residuals) yang diberikan
dengan :
( ) ( )
............................................................... (2.24)
( ) ( )
............................................................... (2.25)
( ) ( ) ( )
.............................................................. (2.26)
( ) ( ) ( )
| | | | ......................................................... (2.27)
12
Gambar 2.2 Flowchart algoritma analisis aliran daya dengan metode
Newton-Rapshon [3]
13
B. Prinsip Dasar Kompensasi Daya Reaktif
Aliran daya aktif dan daya reaktif pada jaringan transmisi tenaga
listrik tidak berkaitan secara langsung satu dengan yang lain karena
kualitas catu daya dalam sistem tenaga, sehingga pengaturan daya aktif
tenaga listrik. Tegangan dan frekuensi pada setiap titik beban diharapkan
konstan dan bebas dari harmonik serta besar faktor daya satu.
berikut :
14
- Mengurangi susut energi I2Xsal untuk memaksimalkan penyaluran
tegangan dari dua buah power grid bus, dengan sudut diantara keduanya
2.3.(b)
15
Besaran arus pada saluran transmisi dinyatakan dengan persamaan
berikut ini :
| |
..................................................... (2.28)
Komponen aktif dan komponen reaktif dari aliran arus pada bus 1, adalah:
( )
dan ................................. (2.30)
Selanjutnya, hal yang sama komponen aktif dan reaktif dari arus pada bus
2 adalah :
( )
dan ............................... (2.32)
Dimana :
16
Q1 dan Q2 : daya reaktif pada bus 1 dan bus 2
mengontrol daya/ arus aktif dan reaktif dapat dilakukan dengan mengatur
dinyatakan dengan reaktansi XL. Pada bagian tengah dari saluran, sebuah
sambungan adalah V.
17
Gambar 2.4. Sistem transmisi dengan kompensasi shunt (a) model
Seperti dijelaskan sebelumnya maka daya aktif pada bus 1 dan 2 adalah :
........................................................................ (2.33)
( ) ............................................................... (2.34)
Dari kurva sudut daya pada gambar 2.4c daya yang ditransmisikan
18
b. Kompensasi Seri [7]
pada gambar 2.5a. Besaran tegangan dari kedua bus adalah V dan sudut
gambar 2.5b.
19
Dengan mendefinisikan impedansi C merupakan bagian dari reaktansi
.................................................................................. (2.35)
( ) ....................................................... (2.36)
( )
..................................................................... (2.37)
Daya reaktif yang diberikan oleh kapasitor dapat dihitung sebagai berikut :
( )
( ) ..................................................... (2.38)
Gambar 2.5c menunjukkan kurva sudut fasa, dari kurva tersebut dapat
end, yang dinyatakan dalam persentase (%) tegangan pada beban penuh
dengan faktor daya tertentu, dimana tegangan pada sending end dalam
| | | |
( ) ................................ (2.39)
| |
20
Jika persamaan 2.39 dinyatakan dalam bentuk saluran transmisi
pendek, maka :
| | | | | | | | .......................................... (2.40)
| | | |
( )
| |
| | | |
| |
( )
| | | |
| |
( ) ....... (2.41)
dimana :
penuh
sebagai berikut :
| |
( ) ........................................... (2.42)
| |
dimana :
21
D. FACTS Devices
dari satu area ke area lain dipengaruhi oleh impedansi saluran transmisi
ZL. Dengan mengikuti teori ini, peralatan FACTS mempunyai peran yang
sama yang sangat berguna untuk mengoptimalkan aliran daya antar area
22
Untuk saluran transmisi, seperti ditunjukkan pada gambar 2.3 nilai
XL, sehingga daya yang disalurkan melalui saluran antara bus 1 dan bus 2
................................................................... (2.43)
23
Peralatan FACTS yang disisipkan ke dalam rangkaian dengan resistansi
kompleks [3]
( ) ....................................................... (2.42)
derajat kompensator.
generasi.
state dan dinamika tegangan dalam batasan yang sudah ditentukan pada
24
jaringan transmisi berjarak jauh dan berbeban tinggi (heavily loaded).
jaringan transmisi.
alat pengendali aliran daya listrik aktif (active power) yang sangat vital
dalam sistem jaringan transmisi listrik AC. Lain dari itu, SVC juga didapati
SVC.
dijadikan tempat pemasangan pertama dari alat ini pada tahun 1980-an
25
generatornya. NGH-SSR seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.9 juga
secara seri. Alat inilah yang kemudian menjadi cikal bakal dari salah satu
alat yang dikembangkan dalam generasi kedua FACTS yaitu alat yang
alat yang diberi nama Thyristor Controlled Series Capacitor (TCSC) yang
persen.
kondisi stabil (steady state impendance). Hal ini dapat ditempuh dengan
26
kapasitor secara seri akan berakibat pengurangan impedansi pada
27
peralatan FACTS sebelumnya. Jenis thyristor yang dipakai adalah jenis
fasa yang dihasilkan oleh tegangan satu arah (dc) dari kapasitor seperti
tegangan V0 lebih tinggi (atau lebih rendah) dari pada tegangan sistem
transmisi V, maka selisih sudut fasa dari kedua tegangan tersebut akan
menentukan jumlah arus listrik yang mengalir serta arus listrik akan
menjadi lead (atau lag). Dengan jalan demikian, maka daya reaktif beserta
arahnya pada sistim transmisi akan dapat dikendalikan secara cepat dan
berkelanjutan (continuous).
dari Thyristor Controlled Phase angle Regulator. Fungsi dari alat ini tidak
lain adalah sebagai pengendali selisih sudut fasa pada tegangan dari
28
kedua ujung jaringan transmisi yang sama. Fungsi tersebut dimungkinkan
fasa seperti pada TCPR. Alat ini diberi nama Unified Power Flow
29
digunakan inverter ini didapatkan dari hasil penyearah (rectification)
UPFC merupakan alat kendali daya aktif dan daya reaktif secara
terpisah pada transmisi listrik dan dapat dipasang pada ujung pengirim
maupun penerima daya. Lebih penting lagi, UPFC juga merupakan alat
satu ataupun kombinasi parameter dasar dari sistim aliran daya yaitu
tersebut, maka tidak hanya sistim jaringan transmisi akan menjadi lebih
baik, tetapi juga akan menjadi lebih murah dan mudah dalam
baik itu dalam skala besar maupun kecil telah berhasil dilaksanakan.
30
Beberapa peralatan FACTS lainnya yang juga dikembangkan
adalah TCBR, TCSR, dan TCVL. TCBR adalah singkatan dari Thyristor
transmisi. Direncanakan sebelum tahun 2000 an nanti, alat TCBR ini akan
dan pembatasan dari arus gangguan (fault). Alat ini dapat pula digunakan
induktif seri yang tinggi. Rancangan alat ini telah dilaksanakan pada
selama selang waktu yang relatif cukup lama yang dapat merusak
31
Gambar 2.14 Bagan Pengelompokan FACTS devices [5]
sistem jaringan tenaga listrik seperti di Kayenta, Slatt, Brazil, dan China.
variabel secara terus menerus yang dikontrol oleh sudut penyalaan TCR
32
Komponen utama TCSC adalah TCR yang tersusun dari sebuah inductor
yang seri dengan thyristor dan paralel dengan kapasitor. TCSC mampu
berikut :
( ) ................................ (2.43)
................................................. (2.44)
didefinisikan sebagai :
........................................... (2.45)
33
............................................................. (2.46)
Nilai – nilai ini dapat dicapai dengan mengatur nilai α pada persamaan
.................................... (2.47)
......................................................... (2.48)
( ) ...................................................... (2.49)
( ) ...................................................... (2.50)
E. Logika Fuzzy
ada sistem, mulai dari sistem yang sederhana, sistem kecil, embedded
data, dan sistem kontrol. Metodologi ini dapat diterapkan pada perangkat
34
SALAH”, “BAIK atau BURUK”, dan lain – lain. Oleh karena itu, semua ini
bisa saja suatu keadaan mempunyai dua nilai “YA dan TIDAK”, “BENAR
sistem fuzzy, contoh: besar drop tegangan, daya reaktif, rugi – rugi
daya.
35
2) Himpunan fuzzy, yaitu suatu kelompok yang mewakili suatu
himpunan fuzzy.
digunakan, diantaranya :
1
derajat keanngotaan
0
a domain b
Keanggotaan :
36
[ ] { ............................................ (2.51)
1
derajat keanngotaan
0 a b c
domain
[ ] { .......................... (2.52)
MESIN
input FUZZIFIKASI DEFUZZIFIKASI output
INFERENSI
BASIS PENGETAHUAN
FUZZY
37
Keterangan :
Mesin inferensi : proses untuk mengubah input fuzzy menjadi output fuzzy
dengan cara mengikuti aturan – aturan (IF – THEN rules) yang telah
tahapan berikut :
1) Fuzzifikasi
THEN)
fuzzy baru)
38
F. Kerangka Pikir
Pusat beban dan Pusat pembangkit pada umumnya terpisah dengan jarak yang
cukup panjang sehingga membutuhkan saluran transmisi. Masalah terbesar pada
saluran transmisi adalah besarnya rugi – rugi daya reaktif dan drop tegangan
sehingga tidak memaksimalkan penyaluran daya listrik.
Salah solusi adalah melakukan kompensasi daya reaktif dengan kompensator FACTS
devices pada saluran transmisi untuk mengurangi rugi – rugi daya reaktif dan
menstabilkan tegangan transmisi
Menghitung keandalan sistem transmisi yang tidak menggunakan FACTS devices dan
sistem transmisi yang menggunakan FACTS devices lalu membandingkannya. Analisis
aliran daya dengan menggunakan metode newton-raphson dengan simulasi
menggunakan software MATLAB 7.0
Hasil daripada penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi masalah keandalan
sistem kelistrikan Sulawesi - Selatan
39
BAB III
METODE PENELITIAN
F. Desain Penelitian
data single line transmission, data impedansi, data beban puncak dll.
penempatan TCSC dalam hal ini salah satu jenis FACTS devices.
penelitian ini.
40
START
PENGUMPULAN DATA
END
41
G. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi penelitian
Sulawesi Selatan.
terhitung pada bulan Maret 2013 dan pembuatan simulasi selama 3 bulan
data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data beban
puncak yang terjadi pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan pada bulan
April 2013. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
aplikasi FACTS devices yaitu berupa buku – buku literatur, jurnal – jurnal,
dan lain – lain. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berupa
42
studi literatur, kajian pustaka, analisis dan simulasi aliran daya sebelum
I. Instrumen Penelitian
berupa personal computer (PC) atau notebook dan printer dan perangkat
Logic Toolbox.
43
BAB IV
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar). Selain itu juga terdapat
sistem kecil isolated di pulau – pulau seperti di Selayar, yang dipasok dari
dengan kapasitas total 1.568 MVA daya mampu pembangkit saat ini
sementara beban puncak pada malam hari mampu mencapai 750 MVA.
Jadi saat ini kondisi kelistrikan Sulselbar cukup baik karena memiliki
44
Gambar 4.1 Peta sistem kelistrikan Sulawesi Selatan
45
Adapun penomoran bus, data impedansi saluran transmisi, dan
Table 4.1 Penomoran bus dan tegangan kerja sistem Sulawesi Selatan
46
Lanjutan tabel 4,1
30 BULUKUMBA 150
31 PGAYA 150
32 LATUPA 150
33 SINJAI 150
34 MAMUJU 150
35 PANGKEP70 70
36 TELLO70 70
37 TALLOLAMA 70 70
38 TELLO 30 30
39 LATUPA 11 11
Tabel 4.2 Data resistansi, reaktansi, dan admitansi shunt saluran transmisi
NO LINE R X Y/2
1 1-2 0.02627 0.09440 0.00743
2 1-4 0.03076 0.11023 0.01012
3 2-3 0.05261 0.18902 0.00372
4 2-5 0.03663 0.13159 0.01819
5 3 - 34 0.03076 0.11023 0.01012
6 4-5 0.01388 0.04974 0.00670
7 5 - 13 0.02341 0.08290 0.01116
8 5-6 0.00787 0.02826 0.00056
9 7-5 0.02003 0.07198 0.00142
10 7-8 0.06274 0.37753 0.01203
11 8-9 0.03917 0.14076 0.00277
12 9 - 32 0.001433 0.017234 0.01758
13 10 - 11 0.02106 0.12670 0.00402
14 10 - 12 0.04578 0.16306 0.00402
15 10 - 7 0.05643 0.20275 0.00482
16 11 - 7 0.01058 0.07259 0.00342
17 12 - 33 0.04064 0.14603 0.01149
18 13 - 14 0.02419 0.08667 0.01167
19 14 - 19 0.01090 0.03919 0.00493
47
Lanjutan tabel 4.2
No Beban Generator
Tegangan (pu) Sudut(°)
bus MW MVAR MW MVAR
1 1.000 0.00 4.70 0.20 126.00 9.20
2 0.951 -0.03 13.70 4.00 0.00 0.00
3 1.022 -0.06 8.40 1.90 0.00 0.00
4 1.000 -0.02 20.30 6.10 0.60 0.00
5 0.996 -0.03 16.00 4.60 5.00 2.20
6 0.973 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00
7 0.975 0.07 6.60 22.00 0.00 0.00
8 0.931 0.14 8.10 1.90 0.00 0.00
9 0.967 0.26 21.60 6.40 0.00 0.00
10 0.947 0.10 14.70 4.80 0.00 0.00
11 0.944 0.16 21.60 8.50 222.10 1.60
12 0.977 0.05 14.80 4.00 0.00 0.00
13 1.000 -0.09 7.50 1.60 0.00 0.00
14 0.947 -0.15 18.50 7.00 0.00 0.00
15 1.000 -0.28 52.00 13.50 0.00 0.00
48
Lanjutan tabel 4.3
16 1.000 0.03 16.90 5.00 0.00 0.00
17 0.981 -0.28 17.20 2.90 0.00 0.00
18 0.967 -0.28 24.30 3.40 0.00 0.00
19 0.947 -0.15 23.50 5.40 0.00 0.00
20 0.974 -0.16 43.30 15.60 0.00 0.00
21 0.947 -0.16 0.00 0.00 0.00 0.00
22 0.985 -0.15 0.70 0.00 7.20 0.20
23 1.025 -0.19 36.50 11.10 0.00 0.00
24 0.993 -0.13 20.00 4.60 10.30 2.00
25 0.994 -0.14 40.40 15.50 0.00 0.00
26 0.993 -0.18 43.90 12.70 0.00 0.00
27 1.013 -0.28 0.00 0.00 0.00 0.00
28 0.998 -0.03 15.10 143.00 0.00 0.00
29 0.989 -0.01 13.50 2.60 0.00 0.00
30 1.000 0.01 8.00 1.00 0.00 0.00
31 1.000 0.04 194.70 78.10 0.00 0.00
32 1.016 0.28 6.40 153.00 0.00 0.00
33 1.000 0.02 7.10 6.00 9.50 1.00
34 1.000 -0.08 13.80 3.00 0.00 0.00
35 1.000 -0.25 0.00 0.00 0.00 0.00
36 1.000 -0.15 0.00 0.00 0.00 0.00
37 0.979 -0.26 0.00 0.00 0.00 0.00
38 1.000 -0.16 0.00 0.00 0.00 0.00
39 1.000 0.28 161.90 0.00 0.00 0.00
49
B. Hasil Penelitian
pada besarnya daya beban. Pada penelitian kali ini, untuk menganalisis
beban puncak pada hari Senin tanggal 15 April 2013 pada pukul 19.30
dimana besar beban puncak pada saat itu adalah 757.23 MW.
pada waktu itu digunakan aplikasi Toolbox PSAT (Power System Analysis
‘psat’ maka tampilan PSAT akan muncul seperti pada gambar 4.2.
50
Gambar 4.2 Main Graphical User Interface (GUI) dari PSAT
dan hasilnya dapat dilihat pada static report seperti terlihat pada
51
Gambar 4.3 GUI untuk static report PSAT
Selatan seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.4 dan gambar model
52
Gambar 4. 4 Single line diagram sistem kelistrikan Sulawesi Selatan
53
Gambar 4.5 Model simulink PSAT sistem kelistrikan Sulawesi Selatan sebelum pemasangan TCSC
Gambar 4.5 Model simulink PSAT sistem kelistrikan Sulawesi Selatan sebelum pemasangan TCSC
54
Hasil simulasi aliran daya sistem kelistrikan Sulawesi Selatan sebelum
Tabel 4.4 Hasil perhitungan tegangan, sudut tegangan, daya aktif, dan daya
reaktif pembangkitan dan beban pada tiap bus sebelum pemasangan TCSC
55
Lanjutan tabel 4.4
Tabel 4.5 Hasil aliran daya aktif dan daya reaktif serta rugi – rugi daya aktif
dan reaktif disetiap bus sebelum pemasangan TCSC
56
Lanjutan tabel 4.5
Dari data hasil perhitungan aliran daya diatas, terlihat bahwa tegangan
bus berada pada kisaran 0.931 – 1.025 p.u sedangkan seperti diketahui
bahwa tegangan yang diizinkan berada pada kisaran ± 5% yaitu 0.95 – 1.05
p.u. Oleh karena itu terdapat bus yang memiliki tegangan yang tidak sesuai
dengan standar yaitu pada bus Tonasa, Mandai, dan Daya yang nilainya
adalah berturut – turut 0.931 p.u, 0.947 p.u, dan 0.944 p.u, serta terdapat
57
beberapa bus yang mendekati nilai standar interval seperti bus Pangkep 70
(0.951 p.u). Secara lebih jelas grafik bus terhadap tegangan dapat dilihat
pada gambar 4.6. Untuk mengamankan tegangan pada bus – bus tersebut,
Profil Tegangan
1,050
tegangan (p.u)
1,000
0,950
0,900
0,850
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
BUS
TOTAL LOSSES
58
2. Penentuan Lokasi FACTS devices
tepat. Pada penelitian ini, untuk menentukan lokasi yang tepat digunakan
metode fuzzy logic dan dengan memanfaatkan Fuzzy Logic Toolbox yang
ada pada software MATLAB 7.0.0. Gambar 4.7 menunjukkan sistem yang
Gambar 4.7 Aplikasi pada Fuzzy inference system pada Fuzzy Logic Toolbox
59
Adapun langkah – langkah penentuan lokasi pemasangan FACTS devices
μ(x). Adapun yang menjadi variabel penentuan lokasi adalah besar tegangan
V (p.u) dan rugi – rugi daya PLosses (p.u). Fungsi keanggotaan variabel
60
b. Fungsi Keanggotaan Rugi – rugi daya (PLosses (p.u))
- Rendah : 0 – 25 p.u
- Sedang : 20 – 55 p.u
61
Gambar 4.10 Fungsi keanggotaan ‘Lokasi FACTS’
2) Fungsi implikasi
Dalam logika fuzzy fungsi implikasi merupakan penentuan aturan fuzzy yang
IF x is A and y is B then z is C
62
Adapun aturan fuzzy yang digunakan dalam penelitian ini adalah sbb :
Secara ringkas aturan ini dapat digambarkan seperti yang terlihat pada
63
3) Defuzzyfikasi
64
Lanjutan tabel 4.7
Dari data hasil defuzzyfikasi diatas terlihat bahwa daerah yang sangat
cocok dan cocok sebagai lokasi penempatan FACT devices adalah line
Palopo - makale (0.937), line Sidrap – Makale (0.65), line Sidrap – Sengkang
(0.65), line Sungguminasa – Talasa (0.65), line Talasa – Pgaya (0.65), line
65
3. Aliran Daya Setelah Pemasangan TCSC
pada line antara bus Jeneponto dan bus Talasa dan line antara bus Palopo
Profil tegangan
1,02
Tegangan (p.u)
1,00
0,98
0,96
0,94
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
BUS
66
Gambar 4.13 Model simulink sistem kelistrikan Sulawesi Selatan setelah pemasangan TCSC
67
Hasil simulasi aliran daya sistem kelistrikan Sulawesi Selatan setelah
68
Lanjutan tabel 4.8
37TLAMA70 0.998 -0.21476 0.00000 0.00000 0.00000 0.00005
38TELLO30 1.000 -0.12262 0.00000 -0.00002 0.00000 0.00000
39LTUPA11 1.000 0.24751 1.34080 0.50093 0.00000 0.00000
3MJENE 1.007 -0.04234 0.00000 0.00000 0.06720 0.01140
40PGAYA 1.000 0.04883 1.55760 0.03076 0.00000 0.00000
4PRANG 1.000 -0.01394 0.00480 0.17810 0.16240 0.03660
5PPARE 1.000 0.00423 0.04000 0.42423 0.12800 0.02760
6SUPPA 1.000 0.00423 0.00000 -0.00028 0.00000 0.00000
7SDRAP 0.994 0.12287 0.00000 0.00000 0.17600 0.00516
8MKALE 1.000 0.21887 0.00000 -0.84884 0.06480 0.01140
9PLOPO 1.000 0.22355 0.00000 0.47652 0.17280 0.03840
Tabel 4.9 Hasil aliran daya aktif dan daya reaktif serta rugi – rugi daya
aktif dan reaktif disetiap bus.setelah pemasangan TCSC
69
Lanjutan tabel 4.9
TOTAL LOAD
TOTAL LOSSES
70
C. Pembahasan
bahwa tegangan bus – bus pada sistem ini beragam yang berada pada
interval 0.931 p.u - 1.025 p.u. Seperti yang telah dibahas sebelumnya
1.05 p.u. Jadi bus yang bertegangan diluar range yang diizinkan
gangguan kecil maka dapat menyebabkan trip pada bus tersebut dan
TCSC maka digunakan metode fuzzy logic. Metode ini dipilih karena
71
program ini mudah dipahami, memiliki toleransi terhadap data – data yang
kompleks.
Input :
72
10) If (tegangan is rendah) and (PLosses is sangat_tinggi) then (LokasiFACTS
is sangatcocok)
11) If (tegangan is normal) and (PLosses is sangat_tinggi) then
(LokasiFACTS is sangatcocok)
12) If (tegangan is tinggi) and (PLosses is sangat_tinggi) then (LokasiFACTS
is sangatcocok)
sangat cocok untuk pemasangat TCSC yaitu pada line Palopo - makale
(0.937), line Sidrap – Makale (0.65), line Sidrap – Sengkang (0.65), line
line yang dipasangi TCSC adalah hanya pada line 19 yaitu antara bus
Makale dan Palopo dan line 27 yaitu antara bus Talasa dan bus
Jeneponto.
menjadi lebih baik yaitu telah berada pada interval yang diizinkan yaitu
0.964 – 1.007 p.u. Hal ini membuktikan bahwa TCSC merupakan alat
PLoss sebelum dan sesudah pemasangan TCSC maka rugi – rugi daya
menjadi lebih kecil yaitu rugi – rugi daya aktif sebesar 0.30963 p.u dan
73
rugi – rugi daya aktif adalah 0.56294 p.u dan rugi – rugi daya reaktif
1,040
1,020
1,000
0,980
Tegangan (p.u)
0,960
0,940
0,920
0,900
0,880
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
BUS
Sedangkan rugi – rugi daya baik itu daya aktif maupun daya reaktif
mengalami penurunan yang cukup signifikan dimana total rugi – rugi daya
74
aktif (Plosses) sebelum pemasangan TCSC adalah 0.56294 p.u dan setelah
0,35
0,30
0,25
P Losses (p.u)
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43
-0,05
Line
NO TCSC BY TCSC
Gambar 4.15 Grafik rugi – rugi daya aktif sebelum dan setelah
pemasangan TCSC
Adapun total rugi –rugi daya reaktif sebelum pemasangan TCSC adalah
75
0,20000
0,15000
0,10000
Q Losses
0,05000
0,00000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43
-0,05000
Line
NO TCSC BY TCSC
Gambar 4.16 Grafik rugi – rugi daya reaktif sebelum dan setelah
pemasangan TCSC
| |
( )
| |
dimana :
76
Tabel 4.18 Kinerja sistem sebelum pemasangan TCSC
77
Lanjutan tabel 4.18
78
Lanjutan tabel 4.19
120,00
100,00
Efisiensi (%)
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41
Line
No TCSC By TCSC
79
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
yang diizinkan seperti pada bus Tonasa, Mandai, dan Daya yang
nilainya adalah berturut – turut 0.931 p.u, 0.947 p.u, dan 0.944 p.u.
Kondisi bus – bus ini adalah kritis sehingga jika terjadi gangguan kecil
Namun line yang dipasangi TCSC adalah hanya pada line antara bus
Makale dan Palopo dan line antara bus Talasa dan bus Jeneponto.
tegangan yang sangat baik yaitu 0.964 – 1.007 p.u dimana nilai ini
80
berada pada interval yang diizinkan (0.95 – 1.05 p.u). Sedangkan total
rugi – rugi daya baik daya aktif maupun daya reaktif mengalami
penurunan yang cukup berarti yaitu total rugi – rugi daya aktif (Plosses)
pemasangan TCSC adalah 0.30963 p.u dan total rugi –rugi daya
B. Saran
81
DAFTAR PUSTAKA
[1] Cekdin, Cekmas. 2007. “Sistem Tenaga Listrik (Contoh Soal dan
penyelesaiannya menggunakan MATLAB)”. Yogyakarta
: Andi Offset.
[2] Hakim Efendi Lukmanul. “Pemanfaatan Teknik Modulasi Lebar Pulsa
(PWM) untuk Kompensasi Seri Terkendali”. Tesis. ITB.
Bandung 2006
[3] Hastanto Ari, Yuningtyastuti, Handoko Susatyo. “Optimasi
Penempatan SVC untuk Memperbaiki Profil Tegangan
Pada Sistem 500 KV Jamali Menggunakan Metode
Particle Swarm Optimization (PSO)”. Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.2012
[4] Imam Robandi. “Alocation Design For Facts Device On Jaw A-Bali
Interconnected Power System Using Genetic Algorithm
With Mutation”. Vol 17, No.2, Mei 2006 - Majalah IPTEK
[5] Jaya Indra. “Perbaikan Rugi – Rugi Daya pada Jaringan Transmisi
Menggunakan UPPFC untuk Kebutuhan Penerangan
Jalan”. Pascasarjana Unhas. 2013
82
[10] Runaldy Sahputra, Syukriyadin. “Analisis Penempatan Static VAR
Compensator (SVC) pada Sistem Interkoneksi Sumut-
Aceh 150 kv Menggunakan Metode Bus Participation
Factor”. KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro.
Maret 2012
83
LAMPIRAN 1
DATA ALIRAN DAYA, TEGANGAN, DAN RUGI – RUGI
DAYA SEBELUM PEMASANGAN FACTS DEVICES
JENIS TCSC PADA SISTEM KELISTRIKAN SULAWESI
SELATAN
71
P S A T 2.1.6
NETWORK STATISTICS
Buses: 39
Lines: 38
Transformers: 5
Generators: 17
Loads: 34
SOLUTION STATISTICS
Number of Iterations: 5
Maximum P mismatch [p.u.] 1,385E-14
Maximum Q mismatch [p.u.] 1,90958E-14
Power rate [MVA] 100
LINE FLOWS
Q Flow P Loss
From Bus To Bus Line P Flow [p.u.] Q Loss [p.u.]
[p.u.] [p.u.]
26TLAMA 20TELLO 1 -0,70449 -0,10329 0,00374 0,01252
14PNKEP 5PPARE 2 -0,33695 0,03821 0,01149 0,03005
25TBUNGA 24SGMSA 3 -0,32320 -0,09300 0,00081 0,00352
9PLOPO 32LTUPA 4 -1,28007 0,43553 0,00263 0,01416
18DAYA 17MNDAI 5 -0,19440 -0,01838 0,00043 0,00026
35 PNKEP70 17MNDAI 6 0,33288 0,04390 0,00045 0,00787
35 PNKEP70 15TNASA 7 0,42279 0,09343 0,00679 0,01243
13BARRU 5PPARE 8 -0,66845 0,20291 0,01135 0,02949
2PLMAS 1BKARU 9 -0,26015 0,06362 0,00190 -0,00060
4PRANG 1BKARU 10 -0,16934 0,04404 0,00096 -0,00669
5PPARE 4PRANG 11 -0,01157 0,02921 0,00017 -0,00664
5PPARE 2PLMAS 12 0,02934 -0,02797 0,00004 -0,01816
37TLAMA70 27BNTLA 13 0,35317 0,00943 0,00517 0,00943
6SUPPA 5PPARE 14 0,00000 -0,00028 0,00000 -0,00056
5PPARE 7SDRAP 15 -1,13401 0,66913 0,03475 0,12347
3MJENE 34MMUJU 16 0,11082 -0,04087 0,00042 -0,00862
7SDRAP 8MKALE 17 -0,67479 0,63229 0,05644 0,02218
3MJENE 2PLMAS 18 -0,17802 0,05227 0,00182 0,00284
8MKALE 9PLOPO 19 -0,79603 2,70275 0,31124 0,10908
10SPENG 11SKANG 20 -0,44573 0,09804 0,00438 0,02231
7SDRAP 11SKANG 21 -1,13950 -0,06978 0,01438 0,09532
7SDRAP 10SPENG 22 -0,04801 0,02444 0,00178 -0,00409
7SDRAP 16MAROS 23 0,51755 -0,09288 0,00356 0,02054
20TELLO 24SGMSA 24 -1,36914 0,22534 0,00741 0,04950
24SGMSA 16MAROS 25 -0,37766 0,12604 0,00874 0,04261
73
24SGMSA 28TLASA 26 -1,40050 0,27630 0,01977 0,12833
28TLASA 40PGAYA 27 -1,54108 0,28172 0,01652 0,11098
29JNPTO 30BKMBA 28 -0,10880 -0,01500 0,00060 -0,00120
30BKMBA 33SINJAI 29 -0,17340 -0,01871 0,00096 -0,00531
33SINJAI 12BONE 30 -0,15516 0,06525 0,00118 -0,00720
10SPENG 12BONE 31 0,27835 -0,04072 0,00360 0,00883
36TELLO70 22BRLOE 32 -0,05183 0,00969 0,00017 -0,00003
20TELLO 23PKANG 33 0,31247 0,07476 0,00447 0,00816
38TELLO30 21BWAJA 34 0,00000 -0,00002 0,00000 -0,00002
20TELLO 19BSOWA 35 0,10014 0,09844 0,00345 -0,00620
19BSOWA 14PNKEP 36 -0,09211 0,07223 0,00016 -0,00412
20TELLO 14PNKEP 37 -0,04708 0,15702 0,00132 -0,00087
14PNKEP 13BARRU 38 -0,70820 -0,06709 0,01286 0,03468
26TLAMA 37TLAMA70 39 0,35329 0,02709 0,00013 0,02652
20TELLO 38TELLO30 40 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
20TELLO 36TELLO70 41 -0,05183 0,01027 0,00000 0,00058
35
14PNKEP PNKEP70 42 0,75567 0,22112 0,00000 0,08583
32LTUPA 39LTUPA11 43 -1,33391 -0,49663 0,00689 0,00430
LINE FLOWS
Q Flow P Loss
From Bus To Bus Line P Flow [p.u.] Q Loss [p.u.]
[p.u.] [p.u.]
20TELLO 26TLAMA 1 0,70823 0,11581 0,00374 0,01252
5PPARE 14PNKEP 2 0,34844 -0,00816 0,01149 0,03005
24SGMSA 25TBUNGA 3 0,32401 0,09652 0,00081 0,00352
32LTUPA 9PLOPO 4 1,28271 -0,42137 0,00263 0,01416
17MNDAI 18DAYA 5 0,19483 0,01864 0,00043 0,00026
35
17MNDAI PNKEP70 6 -0,33243 -0,03604 0,00045 0,00787
35
15TNASA PNKEP70 7 -0,41600 -0,08100 0,00679 0,01243
5PPARE 13BARRU 8 0,67980 -0,17343 0,01135 0,02949
1BKARU 2PLMAS 9 0,26205 -0,06422 0,00190 -0,00060
1BKARU 4PRANG 10 0,17030 -0,05073 0,00096 -0,00669
4PRANG 5PPARE 11 0,01174 -0,03585 0,00017 -0,00664
2PLMAS 5PPARE 12 -0,02930 0,00981 0,00004 -0,01816
27BNTLA 37TLAMA70 13 -0,34800 0,00000 0,00517 0,00943
5PPARE 6SUPPA 14 0,00000 -0,00028 0,00000 -0,00056
7SDRAP 5PPARE 15 1,16875 -0,54566 0,03475 0,12347
34MMUJU 3MJENE 16 -0,11040 0,03225 0,00042 -0,00862
8MKALE 7SDRAP 17 0,73123 -0,61011 0,05644 0,02218
2PLMAS 3MJENE 18 0,17984 -0,04943 0,00182 0,00284
9PLOPO 8MKALE 19 1,10727 -2,59367 0,31124 0,10908
11SKANG 10SPENG 20 0,45012 -0,07573 0,00438 0,02231
11SKANG 7SDRAP 21 1,15388 0,16510 0,01438 0,09532
10SPENG 7SDRAP 22 0,04979 -0,02852 0,00178 -0,00409
16MAROS 7SDRAP 23 -0,51399 0,11342 0,00356 0,02054
74
24SGMSA 20TELLO 24 1,37655 -0,17584 0,00741 0,04950
16MAROS 24SGMSA 25 0,38639 -0,08342 0,00874 0,04261
28TLASA 24SGMSA 26 1,42028 -0,14797 0,01977 0,12833
40PGAYA 28TLASA 27 1,55760 -0,17074 0,01652 0,11098
30BKMBA 29JNPTO 28 0,10940 0,01380 0,00060 -0,00120
33SINJAI 30BKMBA 29 0,17436 0,01339 0,00096 -0,00531
12BONE 33SINJAI 30 0,15634 -0,07244 0,00118 -0,00720
12BONE 10SPENG 31 -0,27474 0,04955 0,00360 0,00883
22BRLOE 36TELLO70 32 0,05200 -0,00972 0,00017 -0,00003
23PKANG 20TELLO 33 -0,30800 -0,06660 0,00447 0,00816
21BWAJA 38TELLO30 34 0,00000 0,00000 0,00000 -0,00002
19BSOWA 20TELLO 35 -0,09669 -0,10463 0,00345 -0,00620
14PNKEP 19BSOWA 36 0,09227 -0,07635 0,00016 -0,00412
14PNKEP 20TELLO 37 0,04840 -0,15789 0,00132 -0,00087
13BARRU 14PNKEP 38 0,72105 0,10177 0,01286 0,03468
37TLAMA70 26TLAMA 39 -0,35317 -0,00056 0,00013 0,02652
38TELLO30 20TELLO 40 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
36TELLO70 20TELLO 41 0,05183 -0,00969 0,00000 0,00058
35 PNKEP70 14PNKEP 42 -0,75567 -0,13528 0,00000 0,08583
39LTUPA11 32LTUPA 43 1,34080 0,50093 0,00689 0,00430
TOTAL GENERATION
REAL POWER [p.u.] 6,02094
REACTIVE POWER [p.u.] 3,456356088
TOTAL LOAD
REAL POWER [p.u.] 5,458
REACTIVE POWER [p.u.] 2,510870579
TOTAL
LOSSES
REAL POWER [p.u.] 0,562941635
REACTIVE POWER [p.u.] 0,945485509
75
LAMPIRAN 2
DATA ALIRAN DAYA, TEGANGAN, DAN RUGI – RUGI
DAYA SETELAH PEMASANGAN FACTS DEVICES
JENIS TCSC PADA SISTEM KELISTRIKAN SULAWESI
SELATAN
76
POWER FLOW REPORT
PSAT
2.1.6
NETWORK STATISTICS
Buses: 39
Lines: 38
Transformers: 5
Generators: 17
Loads: 34
SOLUTION STATISTICS
Number of Iterations: 4
Maximum P mismatch [p.u.] 3,83867E-13
Maximum Q mismatch [p.u.] 4,74936E-13
Power rate [MVA] 100
77
28TLASA 0,98100 0,00933 0,00000 0,99175 0,22080 0,85800
29JNPTO 0,98484 0,03472 0,00000 0,00000 0,10880 0,01500
2PLMAS 0,99359 -0,00450 0,00000 0,00000 0,10960 0,02400
30BKMBA 0,99275 0,05350 0,00000 0,00000 0,06400 0,00491
32LTUPA 0,99444 0,24637 0,00000 0,00000 0,05120 0,91800
33SINJAI 1,00000 0,07263 0,07600 0,11464 0,05680 0,03600
34MMUJU 1,00000 -0,05628 0,00000 0,01425 0,11040 0,01800
36TELLO70 0,99793 -0,11182 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
37TLAMA70 0,99847 -0,21476 0,00000 0,00000 0,00000 0,00886
38TELLO30 1,00000 -0,12262 0,00000 -0,00002 0,00000 0,00000
39LTUPA11 1,00000 0,24751 1,56080 0,50093 0,00000 0,00000
3MJENE 1,00700 -0,04234 0,00000 0,00000 0,06720 0,01140
40PGAYA 1,00000 0,04883 1,55760 -0,17074 0,00000 0,00000
4PRANG 1,00000 -0,01394 0,00480 0,04479 0,16240 0,03660
5PPARE 1,00000 0,00423 0,06000 0,51611 0,12800 0,02760
6SUPPA 1,00000 0,00423 0,00000 -0,00028 0,00000 0,00000
7SDRAP 0,99400 0,12287 0,00000 0,00000 0,17600 0,05160
8MKALE 1,00000 0,21887 0,00000 2,10404 0,06480 0,01140
9PLOPO 1,00000 0,22355 0,00000 -2,11974 0,17280 0,03840
STATE VARIABLES
x1_Tcsc_1 0,406766228
x2_Tcsc_1 0,406766228
x1_Tcsc_2 0,415725489
x2_Tcsc_2 0,415725489
LINE FLOWS
Q Flow
From Bus To Bus Line P Flow [p.u.] P Loss [p.u.] Q Loss [p.u.]
[p.u.]
26TLAMA 20TELLO 1 -0,70445 -0,06185 0,00368 0,01231
14PNKEP 5PPARE 2 -0,32688 0,04926 0,01082 0,02758
25TBUNGA 24SGMSA 3 -0,32320 -0,09300 0,00081 0,00352
9PLOPO 32LTUPA 4 -1,28007 0,43553 0,00263 0,01416
18DAYA 17MNDAI 5 -0,19440 -0,01975 0,00001 -0,00016
35 PNKEP70 17MNDAI 6 0,33206 0,03660 0,00004 -0,00040
35 PNKEP70 15TNASA 7 0,42219 -0,03869 0,00619 0,01131
13BARRU 5PPARE 8 -0,64554 0,19503 0,01057 0,02672
2PLMAS 1BKARU 9 -0,06131 -0,05395 0,00017 -0,00678
4PRANG 1BKARU 10 -0,11709 0,02850 0,00046 -0,00848
5PPARE 4PRANG 11 0,04261 -0,11895 0,00211 -0,00594
5PPARE 2PLMAS 12 0,23114 -0,16265 0,00282 -0,01706
37TLAMA70 27BNTLA 13 0,35313 -0,04065 0,00513 0,00935
78
6SUPPA 5PPARE 14 0,00000 -0,00028 0,00000 -0,00056
5PPARE 7SDRAP 15 -1,35556 0,86850 0,05194 0,18527
3MJENE 34MMUJU 16 0,11087 -0,05959 0,00047 -0,00840
7SDRAP 8MKALE 17 -0,92823 0,91989 0,11424 0,05705
3MJENE 2PLMAS 18 -0,17807 0,07099 0,00196 0,00335
8MKALE 9PLOPO 19 -1,10727 0,00259 0,10282 0,00518
10SPENG 11SKANG 20 -0,45498 0,09314 0,00454 0,02329
7SDRAP 11SKANG 21 -1,12983 -0,17379 0,01464 0,09715
7SDRAP 10SPENG 22 -0,05685 0,01692 0,00215 -0,00391
7SDRAP 16MAROS 23 0,53141 -0,08495 0,00379 0,02217
20TELLO 24SGMSA 24 -1,39754 0,23058 0,00773 0,05163
24SGMSA 16MAROS 25 -0,39031 0,15355 0,00971 0,04942
24SGMSA 28TLASA 26 -1,41656 0,28028 0,02024 0,13139
28TLASA 40PGAYA 27 -1,55760 0,03076 0,00000 0,06152
29JNPTO 30BKMBA 28 -0,10880 -0,01500 0,00060 -0,00120
30BKMBA 33SINJAI 29 -0,17340 -0,01871 0,00096 -0,00531
33SINJAI 12BONE 30 -0,15516 0,06817 0,00120 -0,00713
10SPENG 12BONE 31 0,27838 -0,04350 0,00362 0,00889
36TELLO70 22BRLOE 32 -0,05183 0,00969 0,00017 -0,00003
20TELLO 23PKANG 33 0,31247 0,07476 0,00447 0,00816
38TELLO30 21BWAJA 34 0,00000 -0,00002 0,00000 -0,00002
20TELLO 19BSOWA 35 0,09537 0,05352 0,00208 -0,00671
19BSOWA 14PNKEP 36 -0,09552 0,02784 0,00011 -0,00433
20TELLO 14PNKEP 37 -0,01381 0,11626 0,00069 -0,00318
14PNKEP 13BARRU 38 -0,68628 -0,01563 0,01186 0,03104
26TLAMA 37TLAMA70 39 0,35325 -0,01435 0,00013 0,02635
20TELLO 38TELLO30 40 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
20TELLO 36TELLO70 41 -0,05183 0,01027 0,00000 0,00058
14PNKEP 35 PNKEP70 42 0,75424 0,07598 0,00000 0,07871
32LTUPA 39LTUPA11 43 -1,33391 -0,49663 0,00689 0,00430
LINE FLOWS
Q Flow
From Bus To Bus Line P Flow [p.u.] P Loss [p.u.] Q Loss [p.u.]
[p.u.]
20TELLO 26TLAMA 1 0,70814 0,07416 0,00368 0,01231
5PPARE 14PNKEP 2 0,33770 -0,02169 0,01082 0,02758
24SGMSA 25TBUNGA 3 0,32401 0,09652 0,00081 0,00352
32LTUPA 9PLOPO 4 1,28271 -0,42137 0,00263 0,01416
17MNDAI 18DAYA 5 0,19441 0,01960 0,00001 -0,00016
17MNDAI 35 PNKEP70 6 -0,33201 -0,03700 0,00004 -0,00040
15TNASA 35 PNKEP70 7 -0,41600 0,05000 0,00619 0,01131
5PPARE 13BARRU 8 0,65611 -0,16830 0,01057 0,02672
1BKARU 2PLMAS 9 0,06148 0,04716 0,00017 -0,00678
1BKARU 4PRANG 10 0,11755 -0,03698 0,00046 -0,00848
4PRANG 5PPARE 11 -0,04051 0,11300 0,00211 -0,00594
2PLMAS 5PPARE 12 -0,22832 0,14559 0,00282 -0,01706
27BNTLA 37TLAMA70 13 -0,34800 0,05000 0,00513 0,00935
79
5PPARE 6SUPPA 14 0,00000 -0,00028 0,00000 -0,00056
7SDRAP 5PPARE 15 1,40750 -0,68323 0,05194 0,18527
34MMUJU 3MJENE 16 -0,11040 0,05119 0,00047 -0,00840
8MKALE 7SDRAP 17 1,04247 -0,86283 0,11424 0,05705
2PLMAS 3MJENE 18 0,18003 -0,06764 0,00196 0,00335
9PLOPO 8MKALE 19 1,10727 0,00259 0,00000 0,00518
11SKANG 10SPENG 20 0,45953 -0,06985 0,00454 0,02329
11SKANG 7SDRAP 21 1,14447 0,27094 0,01464 0,09715
10SPENG 7SDRAP 22 0,05900 -0,02084 0,00215 -0,00391
16MAROS 7SDRAP 23 -0,52762 0,10712 0,00379 0,02217
24SGMSA 20TELLO 24 1,40527 -0,17894 0,00773 0,05163
16MAROS 24SGMSA 25 0,40002 -0,10412 0,00971 0,04942
28TLASA 24SGMSA 26 1,43680 -0,14889 0,02024 0,13139
40PGAYA 28TLASA 27 1,55760 0,03076 0,00000 0,06152
30BKMBA 29JNPTO 28 0,10940 0,01380 0,00060 -0,00120
33SINJAI 30BKMBA 29 0,17436 0,01339 0,00096 -0,00531
12BONE 33SINJAI 30 0,15636 -0,07530 0,00120 -0,00713
12BONE 10SPENG 31 -0,27476 0,05240 0,00362 0,00889
22BRLOE 36TELLO70 32 0,05200 -0,00972 0,00017 -0,00003
23PKANG 20TELLO 33 -0,30800 -0,06660 0,00447 0,00816
21BWAJA 38TELLO30 34 0,00000 0,00000 0,00000 -0,00002
19BSOWA 20TELLO 35 -0,09328 -0,06024 0,00208 -0,00671
14PNKEP 19BSOWA 36 0,09563 -0,03217 0,00011 -0,00433
14PNKEP 20TELLO 37 0,01449 -0,11944 0,00069 -0,00318
13BARRU 14PNKEP 38 0,69814 0,04667 0,01186 0,03104
37TLAMA70 26TLAMA 39 -0,35313 0,04070 0,00013 0,02635
38TELLO30 20TELLO 40 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
36TELLO70 20TELLO 41 0,05183 -0,00969 0,00000 0,00058
35 PNKEP70 14PNKEP 42 -0,75424 0,00273 0,00000 0,07871
39LTUPA11 32LTUPA 43 1,34080 0,50093 0,00689 0,00430
TOTAL GENERATION
REAL POWER [p.u.] 6,26763
REACTIVE POWER [p.u.] 3,19283
TOTAL
LOAD
REAL POWER [p.u.] 5,95800
REACTIVE POWER [p.u.] 2,32202
TOTAL LOSSES
REAL POWER [p.u.] 0,30963
REACTIVE POWER [p.u.] 0,87081
80
LAMPIRAN 3
DATA PEMBANGKIT, ALIRAN DAYA, BEBAN,
IMPEDANSI PENGHANTAR, DATA IMPEDANSI
GENERATOR, DAN TIPE KONSTRUKSI SALURAN
DARI PT PLN PERSERO WILAYAH
SULSELTRABAR
81
82
83
84
85
86
87
88
89
LAMPIRAN 4
VALIDASI ALIRAN DAYA DAN
TEGANGAN PADA SETIAP BUS
90
Tabel 1 Validasi Data Aliran Daya
71
20TELLO 38TELLO30 40 0.000 0.000 - -
20TELLO 36TELLO70 41 -0.052 0.010 - -
14PNKEP 35 PNKEP70 42 0.756 0.221 - -
32LTUPA 39LTUPA11 43 -1.334 -0.497 - -
Data
Hasil MATLAB
PLN
Bus
V phase
V [p.u.]
[p.u.] [p.u.]
24SGMSA 1.000 -0.126 143.000
35 PNKEP70 0.951 -0.255 0.000
10SPENG 1.022 0.097 153.000
11SKANG 1.000 0.156 151.000
12BONE 0.996 0.050 149.000
13BARRU 0.973 -0.086 144.000
14PNKEP 0.975 -0.147 142.000
15TNASA 0.931 -0.280 65.800
16MAROS 0.967 0.025 144.600
17MNDAI 0.947 -0.279 67.000
18DAYA 0.944 -0.281 66.000
19BSOWA 0.977 -0.152 146.000
1BKARU 1.000 0.000 153.000
20TELLO 0.947 -0.163 140.000
21BWAJA 1.000 -0.163 70.100
22BRLOE 1.000 -0.146 70.000
23PKANG 0.981 -0.185 148.000
25TBUNGA 0.967 -0.139 141.000
26TLAMA 0.947 -0.181 140.000
27BNTLA 0.974 -0.283 70.000
28TLASA 0.947 -0.033 143.000
29JNPTO 0.985 -0.014 147.000
2PLMAS 1.025 -0.026 153.000
30BKMBA 0.993 0.005 147.000
32LTUPA 0.994 0.279 178.400
33SINJAI 0.993 0.024 148.000
34MMUJU 1.013 -0.076 152.000
36TELLO70 0.998 -0.152 0.000
37TLAMA70 0.989 -0.256 70.000
38TELLO30 1.000 -0.163 30.000
39LTUPA11 1.000 0.280 10.500
3MJENE 1.016 -0.063 152.000
31PGAYA 1.000 0.040 149.000
72
4PRANG 1.000 -0.020 149.000
5PPARE 1.000 -0.025 148.000
6SUPPA 1.000 -0.025 148.000
7SDRAP 0.979 0.072 0.000
8MKALE 1.000 0.139 151.000
9PLOPO 1.000 0.256 0.000
73