PENDAHULUAN
1
3. Menjelaskan tentang Pemeliharaan Bulanan Baterai Sebagai
Suplai Tegangan DC 110 volt dan 48 volt Pada Gardu induk 150
kV Purwodadi
Praktik kerja nyata ini dilaksanakan dalam satu bulan ,dimulai dari
tanggal 02 Mei – 02Juni, bertempat di PT PLN (Persero) APP Semarang –
Area Pengatur Beban (APB) Jawa Tengah & DIY Basecamp Kudus Gardu
Induk 150 kV Purwodadi.
2
BAB II
3
2.3 Visi Perusahaan
4
2.5 Wilayah Kerja APP Semarang
1. GITET Ungaran,
2. GI Pudakpayung,
3. GI Mranggen,
4. GI Krapyak,
5. GI Pandeanlamper,
6. GIS Simpanglima,
7. GIS Kalisari,
8. GIS Tambaklorok,
9. GI Kudus,
10. GI Jepara,
11. GI Pati,
12. GI Rembang,
13. PLTU Rembang,
14. GI Cepu,
15. GI Blora,
16. GI Kedungombo,
17. GI Purwodadi.
5
Gambar Wilayah kerja PT PLN (Persero) APP Semarang
6
2.7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
7
BAB III
8
a. Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan Tinggi (500 kV /
150kV)
b. Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah
(150kV/70kV)
c. Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah
(150kV/20kV,70kV/20kV)
d. Dengan frekuensi tetap (di Indonesia 50Hz)
2. Untuk pengukuran pengawasan operasi serta pengaman dari
sistem tenaga listrik.
3. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk – gardu induk
yang lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi –
distribusi ,setelah melalui proses penurunan tegangan melalui
penyulang – penyulang (feeder – feeder) tegangan menengah
yang ada di gardu induk.
4. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal
PLN),yang di kenal dengan istilah SCADA)
5. Untuk transformasi menaikkan / menurunkn tegangan.
6. Untuk switching operation distribusi jaringan.
7. Untuk melayani beban
Berdasarkan fungsinya ada 5 macam :
1. GI penaik / GI step up.
Pada gardu induk step up / penaik terdapat proses penaikan
tegangan.
2. GI switching (switching S/S)
Pada GI switching ini terdapat proses distribusi jaringan,tetapi
tanpa transformasi tegangan.
3. GI transmisi / GI step down
Pada gardu induk step down ini terdapat proses penurunan
tegangan.
4. GI distribusi.
Pada gardu induk distribusi ini terdapat proses pelayanan
langsung ke beban (konsumen)
5. GI gabungan dari nomor satu sampai nomor paling terakhir.
9
3.4 Fungsi dan spesifikasi peralatan Gardu Induk
3.4.1 Lightning Arrester (LA)
Lightning Arrester merupakan peralatan yang di desain
untuk melindungi peralatan lain dari tegangan surja (baik surja
hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current.
Sebuah arrester harus mampu bertindak sebagai
insulator,mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ketanah
pada tegangan sistem dan berubah menjadi konduktor yang
sangat baik,mengalirkan ribuan ampere arus surja ke
tanah,memiliki tegangan yang lebih rendah daripada tegangan
withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan lebih,dan
menghilangkan arus susulan mengalir dari sistem melalui
arrester (power follow current) setelah surja petir atau surja
hubung berhasil didisipasikan.
10
terdapat alat yang disebut interlock. Dengan terpasangnya
interlock ini, maka kemungkinan kesalahan operasi dapat
dihindarkan.
11
3.4.4 Current Transformers (CT)
Current transformers berfungsi untuk merubah besaran arus
dari arus yang besar ke arus yang kecil atau memperkecil
besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadikan arus
untuk sistem pengukuran dan proteksi. Dan juga mengisolasi
rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer,yaitu
memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan
tinggi.
12
Gambar 3.5. PT (Potential Transformator)
13
3.4.7 Busbar Rel
Merupakan bagian utama dlam suatu gardu induk yang
berfungsi sebagai tempat terhubungnya semua bay yang ada
pada gardu induk tersebut, baik bay line maupun bay trafo.
Umumny gardu induk didesain dengan konfigurasi dua busbar
namun juga masih terdapat gardu induk yang memiliki satu
busbar.
Dalam pengoperasiannya,busbar dan diameter tidak
terlepas dari kodisi abnormal yang disebut sebagai gangguan.
Gangguan yang terjadi pada busbar dan diameter adalah
gangguan yang bersifat destruktif. Apabila terjadi gangguan
pada busbar atau diameter,maka kemungkinan terjadi
kerusakan pada peralatan instalasi yang sangat besar.
Prinsip kerja proteksi diferensial busbar menggunakan
metode merz – price circulating current. Semua arus yang
masuk dan keluar dari busbar dibandingkan dari satu sama
lain. Pada kondisi sistem normal atau terjadi gangguan diluar
zona proteksi busbar, tidak ada resuktan arus yang menglir ke
relai diferensial busbar sehingga relai tidak bekerja. Namun
sebaliknya apabila terjadi gangguan didalam zona busbar,maka
akan timbul resultan arus yang besar dan mengalir ke relay
diferensial busbar sehingga relay bekerja.
14
3.4.8 Peralatan SCADA dan Telekomunikasi
Data yang diterima SCADA (Supervisory Control And
Data Acquistion) interface dari berbagai masukan (sensor,alat
ukur,relay,dan lain – lain ) baik berupa data digital dan data
analog dirubah dalam bentuk data frekuensi tinggi (50KHz
sampai dengan 500KHz) yang kemudian ditransmisikan
bersama tenaga listrik tegangan tinggi. Data frekuensi tinggi
yang dikirim tidak bersifat kontinyu tetapi secara paket per
satuan waktu. Dengan kata lain berfungsi sebagai sarana
komunikasi suara dan komunikasi data serta tele proteksi
dengan memanfaatkan penghantarnya dan bukan tegangan
yang terdapat pada penghantar tersebut. Oleh karena itu,bila
penghantar tak bertegangan maka power line carrier (PLC)
akan tetap berfungsi asalkan penghantar tersebut tidak
terputus. Dengan demikian di perlukan peralatan yang
berfungsi memasukkan dan mengeluarkan sinyal informasi
dari energi listrik di ujung – ujung penghantar.
3.4.9 Baterai
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu
mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka baterai
dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi pada gardu
induk. Peranan dari baterai sangat penting karena pada saat
gangguan terjadi, baterai sebagai sumber tenaga untuk
menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi. Bentuk fisik
baterai yang digunakan pada gardu induk.
Gambar 3.4.9.1
15
3.4.9.1 Konstruksi Baterai
Untuk baterai alkali jenis Nickel Cadmium pada dasarnya memiliki
konstruksi yang sama, perbedaannya terletak pada merk, tipe,
ukuran plat, jumlah plat dalam sel, jumlah sel dalam blok baterai.
16
BAB IV
PEMELIHARAAN BULANAN BATERAI SEBAGAI SUPLAI DC PADA
GARDU INDUK 150 kV PURWODADI
4.1 Pendahuluan
Baterai sebagai sumber daya arus searah (DC) pada sebuah gardu
induk mempunyai peran yang sangat penting dalam kelancaran dan
keberlangsungan operasi gardu induk itu sendiri dalam melayani
kebutuhan listrik bagi konsumen. Sumber daya DC pada gardu induk
umumnya diperoleh dari beberapa sel baterai yang disusun secara seri.
Baterai terpasang pada gardu induk ini digunakan sebagai suplai bagi rele
proteksi, motor penggerak PMT dan PMS, penerangan darurat, serta juga
untuk menyupali daya yang digunakan untuk peralatan telekomunikasi
gardu induk itu sendiri.
4.2 Metode Penelitian
Penelitian ini dengan judul “Pemeliharaan Bulanan Baterai Sebagai
Suplai Tegangan DC Pada Gardu Induk 150 kV Purwodadi “
Pemeliharaan ini dilakukan di PT PLN (Persero) APP Semarang
Basecamp Kudus pada Gardu Induk (GI) Purwodadi dan penulisan ini
dapat diselesaikan dalam waktu 2 bulan. Dengan tahapan dari proses studi
literature, pengumpulan data, analisis data, dan kesimpulan.
a. literatur
Studi literature merupakan kajian penulis atas referensi – referensi
yang ada baik berupa buku, karya ilmiah dan internet yang
berhubungan dengan penulisan laporan ini, yang nantinya dapat
digunakan dalam pedoman pembuatan laporan penelitian studi
Pemeliharaan Bulanan Baterai Sebagai Suplai Tegangan DC Pada
Gardu Induk 150kV Purwodadi.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dari proses
Pemeliharaan Bulanan Baterai 110 volt unit 2 PT PLN (Persero) APP
Semarang Basecamp Kudus pada Gardu Induk (GI) 150k Purwodadi.
c. Analisis data
Analisis data yaitu proses untuk memahami data yang diperolah dari
proses pemeliharaan batrai, di mana dalam proses ini dapat diketahui
bahwa batrai masih layak digunakan dengan cara pengujian suhu,
tegangan dan kadar carian dengan alat ukur supaya dalam pengambilan
data lebih akurat.
17
d. Kesimpulan
kesimpulan merupakan hasil dari Pemeliharaan Batrai Bulanan yang
dilihat pada hasil data pengujian.
18
e. Kebersihan Ruangan rak dan sel baterai
4.4.2 Pengukuran Dalam Keadaan Operasi (ON)
Adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan dalam keadaan
operasi tanpa pembebasan tegangan pada sistem DC (masih terhubung
dengan beban dan rectifier). Pemeliharaan ini dilakukan berkala setiap satu
bulan sekali. Dan poin-poin yang harus dilakukan pemeliharaan ini antara
lain sebagai berikut:
a. Pengukuran tegangan tiap sel baterai apakah sesuai dengan
standarnya yang berkisar antara 1-1.2 volt/cel
b. Pengukuran berat jenis elektrolit tiap cel dan pengecekan apakah
ada kebocoran yang terjadi.
c. Pengukuran tegangan pengisian dari charger apakah akurat sesuai
dengan spesifikasi yang dimiliki.
d. Pengukuran suhu antar sambungan pada terminal apakah sesuai
dengan standarnya yang berkisar 30 Derajat Celcius
e. Pemeriksaan arus pengisian apakah telah sesuai dengan yang
seharusnya.
19
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh selama melakukan kerja praktek di PT
PLN (Persero) APP Semarang Unit Gardu Induk 150 kV Purwodadi
adalah :
1. Pemeliharaan bulanan baterai dilakukan setiap sebulan sekali
2. Pada gardu induk Purwodadi terdapat 2 unit baterai yang sama-sama
memiliki tegangan 110 volt
3. Baterai yang digunakan berjanis Alkali 1,2 volt yang berkapasitas 211
AH pada unit 1 dan 215 AH pada unit 2.
4. Baterai digunakan sebagai suplai DC untuk mengoprasikan peralatan
gardu induk pada saat terjadi blackout.
5. Pada hasil pengujian tegangan on dan off dapat diketahui bahwa
baterai dalam kondisi normal dan abnormal (baterai nomer cel 25 unit
1)
6. Pada hasil pengujian berat jenis dan suhu sel semua unit normal.
7. Pengujian pada tegangan charger semua unit dalam keadaan normal.
8. Setelah pengujian selesai dilakukan pembersihan pada tiap baterai dan
pengisian air accu jika terjadi pengurangan pada tiap baterai.
5.2 Saran
1. Kepada mahasiswa yang melaksanakan PKN ( Praktik Kerja Nyata ),
berusahalah untuk lebih aktif untuk menanyakan hal – hal yang belum
di ketahui kepada pembimbing Praktik Kerja Nyata.
2. Perhatikan dan pelajari semua yang diberikan oleh para pembimbing
kerja dilapangan, serta minta data – data yang di perlukan dalam
penyusunan laopran.
3. Ketelitian pengujian dengan menggunakan alat sangat diperlukan agar
menghasilkan data yang akurat.
4. Keselamatan kerja harus diperhatikan dan dilaksanakan sesuai dengan
prosedur standar keselamatan kerja yang berlaku saat perlaksanaan
pengujian.
5. Sebelum melakukan pemeliharaan sebaiknya diawali dengan berdoa
bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut masing –
masing.
20
Lampiran
21
22
23