Anda di halaman 1dari 64

SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA SURYA 50,8 KWP PADA ATAP GEDUNG UNITED
TRACKTOR

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :
ALHADI MARZA PUTRA
2014 – 11 – 134

PROGRAM STUDI SARJANA


TEKNIK ELEKTRO
JAKARTA , 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul


ANALISIS SUSUT ENERGI PADA PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA SURYA 50,8 KWP PADA ATAP GEDUNG UNITED
TRACKTOR

DISUSUN OLEH :
ALHADI MARZA PUTRA
2014 – 11 – 134

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


Program Studi Sarjana Teknik Elektro

SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN


Jakarta, 28 Januari 2019

Mengetahui, Disetujui,

Syarif Hidayat, S.Si, MT Santoso Januwarsono, Dr., Ir., MBA., MM


Ka. Prodi S1 Teknik Elektro Pembimbing Skripsi

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Alhadi Marza Putra

NIM : 2014-11-134

Jurusan : S1 – Teknik Elektro

Judul Skripsi : ANALISIS SUSUT ENERGI PADA PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA SURYA PADA 50,8 KWP ATAP GEDUNG
UNITED TRACKTORS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana baik di lingkungan STT-PLN
maupun di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta
bersedia memikul segala risiko jika ternyata pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, 28 Januari 2019

( Alhadi Marza Putra )

ii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada yang terhormat :

1. Kepada Tuhan yang maha esa


2. Dr. Ir. Santoso Januwarsono, MBA, MM.
3. Kedua orang tua dan keluarga
4. Teman teman dan sahabat yang membantu
5. PT . Lein power
6. PT. United Traktor
7. Dan lainya yang tak dapat disebutkan

Yang telah memberikan petunjuk, saran – saran serta bimbingannya sehingga


skripsi ini dapat diselesaikan.

Jakarta, 28 Januari 2019

(Alhadi Marza Putra)

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI

Sebagai sivitasakademika Sekolah Tinggi Teknik – PLN, saya yang bertanda


tangan dibawah ini :
Nama : Alhadi Marza Putra
NIM : 2014 – 11 – 134
Program Studi : S1
Jurusan : Teknik Elektro
Jenis Karya : Skripsi
Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Sekolah Tinggi Teknik – PLN Hak Bebas Royalti Non Ekslusif( Non-
exclusiveRoyaltyFreeRight)atas karya ilmiah saya yang berjudul :

” ANALISIS SUSUT ENERGI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA


PADA 50,8 KWP ATAP GEDUNG UNITED TRACKTORS”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini Sekolah Tinggi Teknik – PLN berhak menyimpan, mengalihkan
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base),
merawat, dan mempublikasikan Skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 28 JANUARI 2019
Yang Menyatakan

( Alhadi Marza Putra )

iv
ANALISA RUGI-RUGI ENERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
50,8 KWP PADA ATAP GEDUNG UNITED TRAKTOR

Alhadi Marza Putra, 201411134

Dibawah bimbingan Dr. Ir. Santoso Januarsono, MBA., MM.,

ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan pemakaian energi fosil, seperti BBM dan
batubara masih pada ranking teratas sebagai sumber energi primer pada pembangkit.
Penelitian analisa susut energi ini bertujuan untuk optimalisasi daya output pada sistem
PLTS atap gedung united traktor. Penelitian ini menggunakan metode perhitugan
langsung dari data monitoring sistem. Data iradiasi digunkan sebagai patokan awal daya
yang dihasilkan dengan asumsi 100% sebelum di terima oleh modul surya. Sedangkan
data dari monitoring sistem yang terpasang di inverter adalah energi yang telah
mengalami penyusutan akibat kabel, inverter, monitoring sistem, pengaruh suhu dan
efek bayangan yang jatuh pada modul surya. Dari hasil perhitungan perbandingan energi
dari iradiasi dan dari monitoring di dapat jumlah rugi yang berbeda tiap bulannya yaitu
pada bulan juni didapat rugi 11,186%, bulan juli 10,479, bulan agustus 11,688%, bulan
sebtember 11,090 % dan oktober, 11,660%. Sedangkan dari hasil perhitungan langsung
di dapat rugi pada bulan juni 12,032 %, juli 10,568%, agustus 9,635%, sebtember
9,261% dan oktober 9,798%. Perbedaan ini di sebabkan oleh faktor cuaca yang berbeda
pada setiap bulanya dan perbedaan suhu pada linkungan dan pada panel surya yang
terjadi pada setiap bulan nya. Cara untuk mengurangi rugi rugi pada sistem PLTS dapat
dilakukan dengan cara mengurangi panjang kabel dan mengurangi efek cahaya yang
jatuh pada permukaan modul surya

Kata kunci : Aliran Daya,Optimalisasi ,iradiasi, daya, energi

v
ENERGY LOSS ANALYSIS OF SOLAR POWER PLANT 50.8 KWP ON
UNITED TRACTOR BUILDING ROOF

Alhadi Marza Putra, 201411134


Under the guidance of Dr. Ir. Santoso Januarsono, MBA., MM.,

ABSTRACT

Indonesia is a country with fossil energy use, such as fuel and coal are still in the
top rank as a primary energy source for power plants. This energy shrinkage analysis
study aims to optimize output power on the PLTS roof of the united tractor roof. This study
uses the receipt method directly from the system monitoring data. The irradiation data is
used as the initial benchmark of the power produced assuming 100% before being
received by the solar module. While data from system monitoring installed in the inverter
is energy that has experienced shrinkage due to cables, inverters, system monitoring, the
effect of temperature and the effects of shadows falling on solar modules. From the
calculation of energy comparisons from irradiation and from monitoring, there can be a
different amount of losses each month, ie in June 11,186%, July 10,479, August
11,688%, September 11,090% and October, 11,660%. Whereas from the direct
calculation results were lost in June 12.032%, July 10.568%, August 9.635%, September
9.261% and October 9.798%. This difference is caused by different weather factors in
each month and temperature differences in the environment and on solar panels that
occur every month. The way to reduce loss on the solar power system can be done by
reducing the length of the cable and reducing the effect of light falling on the surface of
the solar module Keywords: Power Flow, Optimization, irradiation, power, energy

Keywords: Power Flow, Optimization, irradiation, power, energi

vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
BAB I .................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2. Permasalahan Penelitian ....................................................................... 2
1.2.1. Identifikasi Masalah ......................................................................... 2
1.2.2. Ruang Lingkup Masalah .................................................................. 3
1.2.3. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 3
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................. 6
2.1. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 6
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) .................................................. 7
2.3. komponen PLTS ....................................................................................... 8
2.3.1. Sel Surya ............................................................................................ 8
2.3.2. Inverter ............................................................................................. 12
2.3.3. Solar Charger Controller................................................................... 13
2.3.4. Baterai .............................................................................................. 14
2.3.5. Komponen pendukung sistem PLTS ................................................ 14
2.4 Konfigurasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya ............................. 17
2.4.1 PLTS On-Grid (Terhubung Jaringan) ................................................ 18
2.4.2 PLTS Off-Grid/ Stand Alone .............................................................. 19
2.4.3 PLTS Hybrid ...................................................................................... 20
2.4.4 PLTS Micro-Grid ................................................................................ 21
2.5. Cara Perencanaan PLTS ongrid ............................................................. 22

vii
2.5.1 Menentukan Area Pemasangan ........................................................ 22
2.5.2. Analisa Bayangan............................................................................. 22
2.5.3. Menentukan komponen yang akan di pasang ................................. 23
2.6. Susut (Losses) ........................................................................................ 24
2.7 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 28
BAB III .............................................................................................................. 29
3.1 Metode Penelitian .................................................................................... 29
3.2 Fokus Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Perancangan Penelitian ........................................................................... 30
3.3.1 Tempat dan Waktu Penelitian : ..................................................... 31
3.3.2 Data primer ........................................................................................ 31
3.3.3 Data Sekunder .................................................................................. 31
3.3.4 Teknik pengumpulan Data ................................................................. 31
3.3 Teknik Analisis ......................................................................................... 32
BAB IV .............................................................................................................. 34
4.1 Analisa Teknik ...................................................................................... 34
4.2. Rugi-Rugi Pada Sistem PLTS ............................................................. 41
4.2.1. Rugi – Rugi Internal Sistem .............................................................. 41
4.2.2. Rugi – Rugi External Sistem ............................................................. 43
4.2.2.1 Rugi Rugi Pengaruh Perubahan Suhu ........................................... 43
4.3 Total Rugi-Rugi Pada Sistem PLTS ..................................................... 44
4.4. Solusi Pengurangan Rugi-Rugi ........................................................... 47
4.5 Perhitungan Ekonomi .............................................................................. 48
BAB V ............................................................................................................... 49
5.1 SIMPULAN .............................................................................................. 49
5.2 SARAN ................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50

viii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Sistem PLTS ................................................................................ 7
Gambar 2.2 Menunjukkan Proses Perubahan Cahaya .................................... 8
Gambar 2.3 Sel Surya,Modul,Susunan Panel Surya ....................................... 8
Gambar 2.4 Mono-Crystalline ......................................................................... 9
Gambar 2.5 Poly-Crystalline ............................................................................ 9
Gambar 2.6 Thin-Film Photovoltaic.................................................................. 10
Gambar 2.7 Contoh Modul Photovoltaic .......................................................... 11
Gambar 2.8 Inverter ........................................................................................ 11
Gambar 2.9 Solar Charge Controller ............................................................... 13
Gambar 2.10 Baterai ....................................................................................... 13
Gambar 2.11 Radiasi Sorotan dan Radiasi Sebaran ....................................... 14
Gambar 2.12 Grafik Besar Radiasi .................................................................. 15
Gambar 2.13 PLTS On-Grid ............................................................................ 17
Gambar 2.14 PLTS Off-Grid ............................................................................ 18
Gambar 2.15 PLTS Hybrid ............................................................................... 19
Gambar 2.16 PLTS Micro-Grid ........................................................................ 19
Gambar 2.17 Efek Shading................................................................................23
Gambar 2.18 Ilustrasi Pemasangan PV Array (agar tidak menimbulkan efek
shading) .............................................................................................................24
Gambar 2.19 Mounting System......................................................................... 25
Gambar 2.17 Diagram Alur Kerangka Pemikiran ..............................................22
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian ............................................................... .25
Gambar 3.1 Lokasi Gedung PT. United Tractors...............................................28
Gambar 3.2 Lokasi Pembangunan PLTS...........................................................29
Gambar 3.3 SunPower Solar Panel 385 Wp......................................................30
Gambar 3.4 Inverter SMA Sunny Tripower 25000TL.........................................31
Gambar 3.5 Spesifikasi Inverter.........................................................................35

ix
Gambar 4.2 Datasheet monitoring sistem..........................................................44
Gambar 4.3 Efek Bayangan yang jatuh ke panel surya.....................................45

x
DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 3.1 Tabel Irradiasi di PT United Tractors.................................................29


Tabel 3.2 spesifikasi kabel terpasang................................................................35
Tabel. 4.1 iradiasi matahari bulan juni...............................................................38
Tabel. 4.2 iradiasi matahari bulan juli dan agustus............................................39
Tabel. 4.3 iradiasi matahari bulan sebtenber dan oktober.................................40
Tabel.4.4 Energi Listrik Yang di hasilkan tiap bulan dari iradiasi matahari........41
Tabel 4.5 data daya dari iradiasi dan daya yang di salurkan.............................42
Tabel 4.6 rugi-rugi energi tiap bulan nya...........................................................42
Tabel 4.7 Spesifikasi kabel terpasang...............................................................43
Tabel 4.8 rugi-rugi energi tiap kabel..................................................................44
Tabel 4.9 Rugi rugi dari sistem yang terpasang................................................46
Tabel 4.10 Rugi rugi Sistem di setiap bulannya................................................47
Tabel 4.11perbandingan rugi pada setiap bulan...............................................47
Tabel 4.12 perbandingan rugi sebelum di perbaiki dan sesudah diperbaiki ...50

xi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Single Line Diagram .................................................................. A1

LAMPIRAN B Lembar Bimbingan Proyek Akhir Skripsi ................................... B1

LAMPIRAN C Data perhitungan....................................................................... C1

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Energi merupakan peranan penting bagi sebuah bangsa. Karena semua hal
yang berkaitan dengan ekonomi, pembangunan, transportasi, dan pertahanan
pun perlu energi untuk menjalankan roda kegiatannya. Oleh karena itu,
perencanaan penyediaan energi yang baik perlu dilakukan untuk mejaga
kestabilan suatu negara

Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, dan


beriklim tropis menjadikan Indonesia kaya akan ketersediaan energi, baik itu
energi fosil maupun energi terbarukan. Namun pada kenyataannya sampai saat
ini pemanfaatan energi itu belum termaksimalkan. Melimpahnya sumber daya
alam membuat Indonesia ketergantungan akan energi fosil. Apabila ini tidak
disiasati dengan tepat, bukan hal yang mustahil bila Indonesia akan mengalami
krisis energi. Berdasarkan statistik PLN pada akhir Desember 2017, total
kapasitas terpasang dan jumlah unit pembangkit PLN (Holding dan Anak
Perusahaan) mencapai 40,265.26 MW dan 5.218 unit. Prosentase kapasitas
terpasang per jenis pembangkit sebagai berikut : PLTU 21.087,15 MW (52,37%),
PLTGU 8.894,10 MW (22,09%), PLTD 3.175,77 MW (7,89%), PLTA 3.566,17 MW
(8,86%), PLTG 2.981,31 MW (7,40%), PLTP 550,89 MW (1,37%), PLT Surya dan
PLT Bayu 9,87 MW (0,02%). Ini membuktikan bahwa perlunya strategi
penyediaan energi listrik yang tepat agar krisis energi dimasa depan dapat
dihindari. Selain itu, isu pemanasan global juga makin marak akibat polusi yang
ditimbulkan oleh energi fosil ini. Pembangunan yang lebih ramah lingkungan
merupakan menjadi sasaran utama dalam menjaga kelestarian alam ini. Dengan
memaksimalkan potensi energi terbarukan di Indonesia diharapkan menjadi kunci

1
keberhasilan dalam penyediaan energi dimasa yang akan dating. Oleh karena itu
Dewan Energi Nasional (DEN) telah menskenariokan pada tahun 2025
pemanfaatan energi terbarukan (EBT) di Indonesia menjadi berimbang dengan
pemakaian energi fosil. Penggunaan energi EBT dari 5.7% diharapkan meningkat
hingga 25.9% pada tahun 2025

Dengan kondisi ini, perlunya strategi dan kebijakan penyediaan listrik yang
tepat agar pengembangan penggunaan EBT di Indonesia meingkat. Sehingga
Indonesia dapat terhindar dari krisis energi di masa mendatang dan pertumbuhan
ekonomi, pemerataan kesejahteraan penduduknya dapat dimaksimalkan. Salah
satu indikator majunya suatu negara adalah negara yang mandiri akan energinya

1.2. Permasalahan Penelitian

1.2.1. Identifikasi Masalah


Saat ini, PLTS On-grid untuk komersial pada bangunan gedung sudah
menjadi tren di negara – negara maju. Selain dapat mengurangi biaya tagihan
listrik, bangunan yang atapnya dipasang modul surya yang terintegrasi dengan
jaringan (PLN) menjadi salah satu syarat agar bangunan tersebut bersertifikat
green building.

United Tracktors memiliki gedung yang atapnya berpotensi untuk


dipasang modul surya. Memiliki atap yang datar dan tidak adanya shading dari
bangunan sekitar dapat mempermudah instalasi dan memaksimalkan kinerja
modul surya dalam menghasilkan listrik. Dan pemasangan PLTS On-grid ini
dapat dijadikan sebagai sebuah model gedung modern yang ramah lingkungan
di Indonesia. Akan tetapi untuk mengoptimalisasikan keluaran energi yang
dihasilkan maka harus di perhitungkan juga rugi-rugi energi yang disebabkan
oleh sistem itu sendiri

2
1.2.2. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah pada penelitian ini hanya membahas :
1. Membahas rugi rugi yang dihasilkan dari sistem
2. Membahas kerugian finansial terhadap energi yang terbuang

1.2.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi dan ruang lingkup masalah diatas, maka
permasalahan yang akan dibahas adalah:
1. Bagaimana kinerja dari PLTS yang terpasang pada atap gedung?
2. Performa Rasio sistem berdsarkan rugi- rugi kabel dc, inverter dan
ac sistem

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dan Manfaat dalam kajian ini adalah :
1. Sebagai salah satu persyaratan kelulusan dalam memperoleh gelar
Sarjana Teknik jurusan teknik elektro (S-1) di sekolah Tinggi Teknik PLN
Jakarta.
2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak pihak pengembang
untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga surya
3. Untuk mengetahui prinsip kerja pembangkit listrik tenaga Surya
menggunakan sistem on grid dengan listrik PLN
4. Untuk mengetahui rugi rugi energi dari kabel dan inverter

1.4 Sistematika Penulisan


1. BAB I PENDAHULUAN
 Latar Belakang Masalah
 Permasalahan Penelitian
o Identifikasi Masalah
o Batasan Masalah

3
o Rumusan Masalah
 Tujuan Penelitian
 Manfaat Penelitian
 Sistematika Penulisan

2. BAB II LANDASAN TEORI


 Tinjauan Pustaka
 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
o Komponen-Komponen Dasar PLTS
 Sel Surya (Photovoltaic)
 Cara Kerja Sel Surya
 Jenis-Jenis Sel Surya
 Inverter
 Solar Charger Controller
 Baterai
o Radiasi Harian Matahari Pada Permukaan Bumi
 Konfigurasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
 PLTS On-Grid (Terhubung Jaringan)
 PLTS Off-Grid (Stand Alone)
 PLTS Hybrid
 PLTS Micro-Grid
 Aliran Daya
 Kerangka Pemikiran

3. BAB III METODE PENELITIAN


 Analisa Kebutuhan
 Perancangan Penelitian
 Teknik Analisis

4
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
 Analisa teknik
 area terpasang
 daya pv dari iradiasi
 perbandingan daya pv dan daya monitoring
 rugi- rugi sistem plts
o rugi rugi internal sistem
o rugi – rugi external sistem plts

5. BAB V PENUTUP
 Simpulan

 Saran

 Daftar pustaka

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka


Budiono menyatakan bahwa komponen utama didalam suatu SESF
(Sistem Energi Surya Photovoltaic) dikenal dengan istilah generator Photovoltaic
yang berfungsi mengubah radiasi matahari menjadi listrik secara langsung (Direct
conversion). Besar energi listrik yang dihasilkan oleh SESF tergantung pada
intensitas radiasi matahari setempat merupakan suatu sub sistem yang berfungsi
mengubah intesitas matahari menjadi listrik. Besar energi listrik yang dihasilkan
oleh SESF tergantung pada intesitas radiasi matahari setempat merupakan suatu
sub sistem yang berfungsi mengubah intensitas matahari menjadi listrik. Sub
sistem generator Photovoltaic pada umumnya terdiri dari serangkaian modul-
modul Photovoltaic yang terpasang secara kombinasi seri dan paralel tergantung
pada tegangan dan daya kerja yang dibutuhkan. Modul Photovoltaic terdiri atas
susunan sel surya atau sel Photovoltaic yang dirangkai secara seri, parallel
ataupun gabungan seri dan parallel. Sel Photovoltaic yang banyak digunakan
saat ini pada umumnya jenis teknologi jenis Kristal dan berbasis Silikon.
Sekilas Tentang Sistem Smart grid. Sebagai sebuah negara kepulauan,
potensi untuk mengembangkan sumber energi kelistrikan berbasis smart grid di
Indonesia cukup besar. Smart grid merupakan sistem ketenagalistrikan generasi
baru yang dicirikan oleh meningkatnya penggunaan komunikasi dan teknologi
informasi dalam pembangkitan, distribusi dan konsumsi energi listrik. Ini
merupakan sumber energi kelistrikan dengan konsep terintegrasi dan
mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. (Louhenapessy, 2014)

6
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah suatu teknologi
pembangkit listrik yang mengkonversi energi surya menjadi energi listrik. Ada dua
cara dalam dalam memanfaatkan energi surya untuk dikonversi menjadi energi
listrik. Pertama proses memanfaatkan panas matahari, dan yang kedua dengan
memanfaatkan radiasi matahari. Di Indonesia umumnya menggunakan teknologi
photovoltaic dalam memanfaatkan energi matahari. Proses konversi ini dilakukan
pada panel surya yang terdiri dari sel – sel fotovoltaik. Sel – sel ini merupakan
bahan semikonduktor yang diproses sedemikian rupa, sehingga apabila bahan
tersebut mendapat energi foton akan mengeksitasi elektron dari ikatan atomnya
menjadi elektron yang bergerak bebas, dan pada akhirnya akan mengeluarkan
tegangan listrik arus searah (DC).
PLTS dapat dirancang untuk mencatu kebutuhan listrik yang kecil sampai
dengan besar baik secara mandiri, maupun dengan hibrid. Sel surya ini dapat
menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas karena langsung
diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan
bahan bakar. Sehingga sistem sel surya termasuk green energy yang bersih dan
ramah lingkungan.

Gambar 2.1 Sistem PLTS

7
2.3. komponen PLTS

2.3.1. Sel Surya


Cahaya yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron yang bermuatan
positif dan hole yang bermuatan negative kemudian elektron dan hole mengalir
membentuk arus listrik. Prinsip ini dikenal sebagai photoelectric. Sel surya dapat
tereksitasi karena terbuat dari bahan semikonduktor yang mengandung unsur
silikon. Silikon terdiri atas dua jenis lapisan sensitif : lapisan negative (tipe-n) dan
lapisan positif (tipe-p). karena sel surya ini mudah pecah dan berkarat sehingga
sel ini dibuat dalam bentuk panel-panel dengan ukuran tertentu yang dilapisi
plastik atau kaca bening yang kedap air dan panel ini dikenal dengan panel
surya,adapun gambar proses perubahan cahaya menjadi arus listrik.

Gambar 2.2 Menunjukkan proses perubahan cahaya akan menjadi arus


listrik

Total pengeluaran listrik dari sel surya adalah sebanding dengan


Voltage/tegangan operasi dikalikan dengan arus operasi saat ini. Sel surya dapat
menghasilkan arus Voltage yang berbeda-beda. Sel surya sangat jarang
digunakan sendiri. Biasanya, beberapa sel surya yang memiliki karakteristik yang
sama saling dihubungkan untuk membentuk modul surya. Kemudian, beberapa
modul surya disusun untuk membentuk panel surya.

8
Gambar 2.3 Sel Surya, Modul, dan Susunan Panel Surya

Bahan semikonduktor yang paling umum digunakan dalam industri sel


photovoltaic adalah silicon. Silicon terkandung dalam pasir dalam bentuk silicon
oksida (SiO2). Silicon secara kimiawi bersifat stabil dan memiliki potensi umur
peralatan yang panjang jika dijadikan sel surya. Adapun Jenis-jenis sel surya
yang umum antara lain:
a. Mono-Crystalline
Merupakan panel paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan luas
yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel
jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat cahaya mataharinya kurang
(teduh), efisiensinya akan turun drastic dalam cuaca berawan

Gambar 2.4 Mono-Crystalline

9
b. Poly-Crystalline
Merupakan panel surya yang memiliki susunan Kristal acak. Type Poly-
Crystalline memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan
jenis Mono-Crystaline untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi
lebih menghasilkan listrik pada saat mendung.

Gambar 2.5 Poly-Crystalline


c. Thin-Film Photovoltaic
Merupakan panel surya (dua lapisan) dengan struktur tipis mikrokristal-silicon
dan armorphous denga efisiensi modul hingga 8,5% sehingga untuk luas
permukaan yang diperlukan per watt daya yang dihasilkan lebih besar daripada
monokristal & polycristal. Inovasi terbaru adalah Thin Film Triple Junction PV
(dengan tiga lapisan) dapat berfungsi sangat efisien dalam udara yang sangat
berawan dan dapat menghasilkan daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari panel
jenis lain dengan daya yang ditera setara.

Gambar 2.6 Thin-Film Photovoltaic

10
d. Modul Photovoltaic atau modul surya
Komponen utama sistem modul photovoltaic adalah modul yang merupakan
unit rakitan dari beberapa sel surya. Untuk membuat modul photovoltaic secara
pabrikasi bisa menggunakan teknologi Kristal dan thin film. Modul photovoltaic
dapat dibuat dengan teknologi yang relative sederhana sedangkan untuk
membuat sel photovoltaic diperlukan teknologi tinggi. Modul photovoltaic tersusun
dari beberapa sel photovoltaic mempunyai ukuran 10 cm x 10 cm yang
dihubungkan secara seri atau paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat
modul sel surya sekitar 60% dari biaya total. Jadi, bila modul sel surya bisa dibuat
dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya. Untuk itulah, modul pembuatan
sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian
membuat laminasi dengan sel-sel yang masih di import.

Gambar 2.7 Contoh Modul Photovoltaic


Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan enegi surya
photovoltaic adalah investasi awal yang besar. Untuk mendapatkan kapasitas
yang lebih besar maka beberapa modul digabung akan membentuk array.
Umumnya modul surya mempunyai sistem tegangan kerja 12 Volt dan 24 Volt,
serta mempunyai data yang bervariasi mulai dari 10 Wp sampai dengan 300 Wp.

11
2.3.2. Inverter
Inverter adalah rangkaian perangkat elektrik yang digunakan untuk
mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak-balik (AC). Inverter
mengkonversi arus listrik searah (DC) dari perangkat seperti baterai, panel surya
menjadi arus listrik dua arah/ bolak-balik (AC). Penggunaan inverter dalam
pembangkit listrik tenaga surya adalah untuk perangkat yang menggunakan arus
listrik bolak-balik (AC) seperti televisi, komputer, lampu dan perangkat elektronik
lainnya.

Gambar 2.8 Inverter (Sumber:Solarkat Ken, SMA Sunny, 2012)

Rugi/ Losses yang terjadi pada inverter biasanya berupa dissipasi daya
dalam bentuk panas. Effisiensi tertinggi dipegang oleh grid tie inverter dapat
mencapai 95-97% bila beban outputnya hampir mendekati rated bebannya.
Sedangkan pada umumnya efisiensi inverter adalah berkisar 50-90% tergantung
dari beban outputnya. Bila beban outputnya semakin mendekati beban kerja
inverter yang tertera maka efisiensinya semakin besar, demikian pula sebaliknya.
Modified sine wave inverter ataupun square wave inverter bila dipaksakan untuk
beban-beban induktif maka efisiensinya akan jatuh berkurang dibandingkan
dengan true sine wave inverter. Perangkatnya akan menyedot daya 20% lebih
besar dari yang seharusnya.

12
2.3.3. Solar Charger Controller
Solar Charge Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk
mengatur banyak sedikitnya arus searah yang masuk ke baterai dan juga
menagmbil arus dari baterai ke beban. Selain itu, Solar Charge Controller juga
berfungsi mencegah baterai dari overcharge dan kelebihan tegangan dari modul
surya. Kelebihan voltase pada baterai akan mengurangi umur baterai. Charge
controller menerapkan teknologi pulse width modulation (PWM) untuk mengatur
fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban. Modul
surya 12 volt umumnya memiliki tegangan output 16–21 volt. Jadi, tanpa solar
charge controller, baterai akan rusak oleh overcharging dan ketidak stabilan
tegangan. Baterai umumnya di-charge pada tegangan 14-14.7 Volt. Beberapa
fungsi detail dari solar charge controller adalah sebagai berikut:
1. Mengatur arus untuk pengisian ke baterai menghindari Overcharging
dan overvoltage.
2. Mengatur arus yang dibebaskan diambil dari baterai agar baterai tidak
Full discharger dan overloading.
3. Monitoring temperature baterai

Gambar 2.9 Solar Charger Controller

13
2.3.4. Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya
yang tidak segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan
saat periode radiasi matahari rendah atau pada malam hari. Baterai menyimpan
listrik dalam bentuk daya kimia. Baterai memiliki dua tujuan penting dalam sistem
PLTS, yaitu untuk memberikan daya listrik kepada sistem ketika daya tidak
disediakan oleh panel surya serta untuk menyimpan kelebihan daya yang
dihasilkan oleh panel surya.

Gambar 2.10 Baterai (Sumber:www.rekasurya.com)

2.3.5. Net Metering


Layanan Net Metering ini adalah sebuah sistem dimana pelangganmampu
menyalurkan hasil dari produksi energi listriknya ke jaringan grid (PLN). Dengan
perbandingan harga 1 : 0,65 dengan harga pembelian listrik dari PLN.Di Indonesia
sistem Net metering ini sudah diatur dalam peraturan Pemasangan PLTS rooftop
yang terkoneksi dengan jaringan listrik PT.PLN (persero) di landasi oleh peraturan
menteri energi dan sumber day mineral nomor 49 tahun 2018. Maksimum kapasitas
PLTS yang terpasang 100% dari daya tersambung Konsumen PT PLN(Persero).
Dan energi listrik pelanggan PLTS atap yang diekspor dihitung berdasarkan nilai
kwh Ekspor yang tercatat pada meter kWh ekspor-impor dikali 65%. Pelanggan yang
akan membangun PLTS di rumahnya bisa langsung mendatangi area PLN di
masing-masing daerah dan membawa surat permohonan pengajuan PLTS rooftop.
Langkah selanjutnya, survey yang dilakukan oleh petugas. Pengajuan permohonan

14
ini dilakukan pada saat PLTS selesai di bangun, dikarenakan ada pengecekan oleh
petugas

Gambar 2.11 mekanisme net metering

2.3.5. Komponen pendukung sistem PLTS

2.3.5.1 Kontruksi Penyangga Modul PV


Komponen penyangga modul PV terdiri dari 3 macam desain
penyangga yang menyesuaikan dengan letak array dari modul. Untuk
array yang diatas tanah memiliki struktur penyangga berupa struktur
galvanis yang dirancang untuk tahan terhadap beban modul PV sebesar
2,4 Ton. Struktur galvanis juga tahan terhadap karat yang menunjang usia
dari stuktur penyangga PV tersebut. Struktur penyangga modul PV yang
berada diatap bangunan kontrol PLTS memiliki struktur yang sama yaitu
struktur galvanis namun tanpa tiang penyangga karena memanfaatkan
kontur dari atap bangunan. Sedangkan untuk array parking shade tersusun
oleh struktur besi yang dilapisi oleh cat emulsi anti karat dengan struktur
tinggi menyesuaikan dengan standar parkir mobil.

15
2.3.5.2. Kabel Penghantar
Pemilihan diameter kabel disesuaikan dengan besarnya ampere atau
kuat arus yang melalui kabel tersebut. Semakin besar arus yang mengalir maka
semakin besar pula diameter kabel yang digunakan. Jumlah kabel disesuaikan
dengan jumlah fasa yang berada pada jalur listrik, jika listrik yang mengalir
adalah DC maka kabel yang digunakan adalah kabel untuk 2 kutub positif dan
negatif. Hal ini juga berlaku pada jumlah kabel yang digunakan pada listrik AC
3 fasa yaitu berjumlah 3 kutub R, S, T dan 1 kutub tambahan N (netral).
Pemilihan kabel juga disesuaikan dengan peletakan posisi kabel.

2.3.5.3 Combiner Box


Combiner Box adalah sebuah kotak yang menghubungkan
beberapa kabel agar jalur kabel menjadi lebih rapi dan berfungsi sebagai
pemutus koneksi untuk pengaman jika diadakan proses maintenance
maupun inspeksi.

2.3.5.4 Panel Kontrol


Panel kontrol adalah sebuah komponen berbentuk panel yang berfungsi
untuk melaksanakan fungsi kontrol yang terdiri dari proses monitor dan kontrol.
Panel kontrol pada umumnya berisi indikator-indikator dan switch serta ada
yang dilengkapi dengan sistem remotisasi.

Gambar 2.12 panel box PLTS

16
2.3.6. Komponen proteksi pada PLTS
Tabel 2.1 komponen proteksi PLTS

No. Nama komponen Fungsi


proteksi
1 Dioda Melindungi modul PV dari arus
balik pada string
2 Fuse Melindungi komponen dari arus
berlebih
3 Anti islanding inverter Menonaktifkan inverter jika terjadi
open loop sistem
4 Relay protection Melindungi sistem dari over lower
current, over lower voltage, lower
frekuensi, overtemperature,
winding dan oli
5 Grounding Melindungi komponen jika terjadi
arus bocor
6 Surge arrester Melindungi komponen dari
tegangan tinggi berupa petir

2.4 Konfigurasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Sistem PLTS berdasarkan terhubung atau tidaknya dengan jaringan
utilitas (PLN) dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sistem PLTS terhubung
dengan jaringan/PLTS on-grid/grid-connected PV Plant dan sistem PLTS yang
tidak terhubung dengan jaringan/PLTS off-grid atau disebut juga PLTS stand-
alone. PLTS jika penggunaanya digabung dengan jenis pembangkit lain disebut

17
Hybrid. Bila didalamnya terdapat pembangkit terdistribusi,penyimpanan energi
yang lokasinya dekat dengan beban lokal disebut microgrid.

2.4.1 PLTS On-Grid (Terhubung Jaringan)


PLTS On-Grid adalah sebutan di Indonesia untuk instalasi PLTS yang
terkoneksi jaringan listrik oleh PLN mensuplai banyak konsumen dengan
menggunakan jaringan distribusi. Sistem PLTS on-grid atau yang disebut juga
grid-connected PV Plant berdasarkan pola operasinya dibagi menjadi dua, yaitu
sistem dengan penyimpanan baterai (grid-connected PV Plant with battery
backup) dan sistem tanpa baterai. Baterai pada PLTS on-grid berfungsi sebagai
backup energi untuk beban listrik apabila jaringan mengalami kegagalan untuk
periode tertentu dan sebagai suplai tenaga listrik ke jaringan listrik PLN apabila
ada kelebihan daya yang dibangkitkan oleh PLTS.
Pada sistem PLTS on-grid, penyaluran tenaga listrik yang yang dihasilkan PV
array diubah menjadi listrik AC melalui inverter, lalu dialirkan ke AC load. AC load
disini dapat berupa listrik yang diperlukan di perumahan atau kantor. Apabila
listrik yang dihasilkan oleh modul surya cukup banyak melebihi yang dibutuhkan
oleh AC load maka kekurangan itu dapat dialirkan ke jaringan distribusi yang ada.
Sebaliknya apabila listrik yang dihasilkan modul suryasedikit kurang dari
kebutuhan AC load maka kekurangan itu dapat diambil dari listrik yang dihasilkan
perusahaan listrik.

Gambar 2.13 PLTS Tipe On-Grid (Sumber : ABB QT10, 2010)

18
2.4.2 PLTS Off-Grid/ Stand Alone
PLTS tipe ini merupakan sistem PLTS yang tidak terhubung dengan
jaringan atau berdiri sendiri (stand alone system). Sistem ini biasanya
menggunakan pola pemasangan yang tersebar (distributed) dan kapasitas
pembangkitannya relatif kecil. Sistem ini menggunakan media penyimpanan
seperti baterai untuk menjaga ketersediaan pasokan listrik ketika malam hari
maupun ketika intensitas penyinaran matahari menurun. Sistem ini kebanyakan
digunakan untuk wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh jaringan listrik utama
seperti jaringan listrik PLN. Jenis beban listrik yang dicatu seperti penerangan
dan beban listrik yang relatif kecil. Sistem ini dapat digunakan untuk keperluan
yang lebih luas seperti telekomunikasi, penerangan jalan, stasiun transmisi untuk
observasi gempa dan lain-lain.

Gambar 2.14 PLTS Tipe Off-Grid (Sumber : ABB QT10, 2010)

19
2.4.3 PLTS Hybrid
Pengertian hybrid ini adalah penggunaan dua atau lebih pembangkit listrik
dengan sumber energi yang berbeda, sehingga diperoleh sinergi yang
memberikan keuntungan ekonomis maupun teknis (keandalan sistem
supply).Umumnya sistem pembangkit yang banyak digunakan untuk hybrid
adalah genset, PLTS, mikrohidro, dan tenaga angin.
Tujuan utama dari sistem hybrid pada dasarnya adalah berusaha
menggabungkan dua atau lebih sumber energi (sistem pembangkit) sehingga
dapat saling menutupi kelemahan masing-masing dan dapat dicapai keandalan
supply dan efisiensi ekonomis pada tipe beban (Load profile) tertentu. Tipe beban
(load profile) adalah keyword penting dalam system hybrid. Untuk setiap load
profile yang berbeda, akan diperlukan system hybrid dengan komposisi tertentu,
agar dapat dicapai sistem yang optimum. Oleh karenanya, system design dan
system sizingmemegang peranan penting untuk mencapai target dibuatnya
sistem hybrid. Sebagai contoh, load profile yang relatif konstan selama24 jam
dapat dicatu secara efisien dan ekonomis oleh genset (dengan kapasitas yang
sesuai), akan tetapi load profile dimana penggunaan listrik pada siang hari
berbeda jauhdibandingkan dengan malam hari, akan membuat penggunaan
genset saja tidak optimum.

Gambar 2.15 PLTS Hybrid dengan PLTS dan PLTD (Sumber : LEN, 2011)

20
2.4.4 PLTS Micro-Grid
Micro-Grid merupakan sistem yang terdiri dari minimal satu sumber energi
yang terkoneksi dengan beban pada daerah yang relatif kecil. Dalam Micro-Grid
sumber energi dan beban bisa terhubung maupun terputus ke jaringan distribusi
(grid), tentu dengan gangguan pada beban yang seminimal mungkin, sehingga
perlu perencanaan yang bagus untuk menghindari masalah tersebut.

Gambar 2.16 PLTS Micro-Grid (Sumber : Buku Power System, analysis and design,
J.D Glover, M.S. Sarma dan T.J. Overbye)

Pada saat micro-grid terputus dengan jaringan distribusi (grid) dimana


interconnection switch dalam keadaan terbuka, micro-grid harus mampu men-
supply beban lokal dengan pembangkitnya sendiri karena pada kondisi ini
jaringan listrik tidak bisa membantu men-supply listrik beban, kondisi ini disebut
insalnded mode. Selain micro-grid harus dapat memenuhi kebutuhan beban,
micro-grid juga harus bisa menjamin kualitas frekuensi dan tegangan, karena
pada umumnya akan terjadi ‘ganggguan sesaat’ pada saat proses pergantian dari
kondisi terkoneksi grid ke kondisi inslanded mode. Besar dan lama gangguan
sangat ditentunkan kualitas teknologi switch-nya. Pada dasarnya ada empat
teknologi yang sangat penting dalam micro-grid yaitu Disributed Generation (DG),
Distributed Stroage (DS), Interconnection switches dan sistem kontrol, dimana
semuanya harus bekerja dengan baik dan sesuai harapan sehingga perlu desain
yang bagus dan harga yang seminim mungkin tentunya.

21
2.5. Cara Perencanaan PLTS ongrid

2.5.1 Menentukan Area Pemasangan


Untuk menentukan besaran sistem PLTS On-Grid yang akan terpasang,

hal yang perlu dilakukan adalah mengetahui berapa luasan lahan yang

tersedia untuk dipasang modul surya. Sehingga pemsangan PLTS On-Grid

dapat maksimal sesuai lahan yang ada dengan Mengukur luasan area yang

akan dipasang modul surya

2.5.2. Analisa Bayangan


Efisiensi fotovoltaik paling tinggi jika sinar matahari menghantam panel

secara horizontal. Oleh karena itu modul surya harus berorientasi ke utara

(berbicara tentang belahan bumi selatan); sudut kemiringan yang optimal

tergantung pada lokasi (termasuk garis lintang, ketinggian dan faktor

lainnya). Sebagai aturan praktis sudut kemiringan akan paling baik antara

sudut 8 ° sampai 15 ° di sebagian besar wilayah Jakarta. Namun,

berdasarkan analisis menggunakan software skelion, divergensi dari

orientasi optimal dan kemiringan hanya menghasilkan pengurangan output

energi yang lebih kecil setiap tahunnya.

22
2.5.3. Menentukan komponen yang akan di pasang
1. Kapasitas PV Modul

Berdsarkan luas area dan dimensi modul surya, kapasitas modul surya yang

mampu terpasang dapat dihitung dengan.

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎


𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑣 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑦𝑎+𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙

2. Menentukan kapasitas inverter yang akan di pasang dapat dilihat jumlah


daya maksimum dari modul surya
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 ≥ 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑦𝑎
3. Menentukan diameter kabel penghantar
 Hitung kuat hantar kabel
𝐾𝐻𝐴 = 125% ∗ 𝑎𝑟𝑢𝑠 max 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
 Hitung daya maximum sistem
 Lihat pada tabel kha dengan ketentua arus maximum dan daya
hantar harus lebih besar dari yang dihitung
Tabel 2.2 KHA kabel

23
2.6. Susut (Losses)
“Susut (losses) adalah sejumlah energi yang hilang dalam proses
pengaliran energi listrik mulai dari Gardu Induk sampai dengan konsumen.
Apabila tidak terdapat gardu induk, susut (losses) dimulai dari gardu distribusi
sampai dengan konsumen”.
Pada PT. PLN (Persero) susut memiliki arti yakni selisih antara energi yang
dibangkitkan dengan energi yang dijual pada konsumen. Banyak factor yang
dapat menyebabkan susut antara lain, dari segi teknis yakni susut jaringan dan
dari segi non teknis yakni adanya tindakan dikarenakan factor manusia (human
eror) yang menyebabkan energi tersebut hilang. (Ainur Rohmah, Ir. Edy Ervianto,
2017)
Ada beberapa persoalan yang menyebabkan terjadinya penyusutan daya antara
lain penyusutan secara teknis dan penyusutan secara non teknis :
Pada pembangkit listrik tenaga surya memeiliki beberapa faktor susut energi
antara lain susut dari internal sistem dan susut dari external sistem dari internal
disebabkan oleh kabel dan daya pemakaian sendiri, sedangkan dari luar sistem
disebabkan oleh efek bayangan, cuaca dan efek bayangan pada modul surya.
Adapun susut dapat dicari dengan cara daya input pada pv dikurangi daya
output pada inverter

𝑃𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑣 − 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟

Faktor penyebab susut

 losses dari hantaran kabel.


Penghantar kabel dalam PLTS ini ada dua jenis, yaitu penghantar
arus listrik DC dan penghantar arus listrik AC. Untuk menghitung losses
dari penghantar adalah Ploss = I2x R. R disini merupakan nilai hambatan
dari jenis penghantar kabel. Dimana untuk mencari R (tahanan) kabel
menggunakan R = rho x l/A. Dimana rho merupakan sifat massa jenis dari
bahan penghantar, l merupakan panjang penghantar, dan A merupakan
luas penampang dari suatu penghantar.

24
 Efek Shading
Shading effect adalah suatu akibat dari pembuangan energi

karena suatu kondisi dimana salah satu sel didalam suatu modul

photovoltaic diteduhi oleh suatu benda sehingga tidak mendapatkan

pencahayaan matahari (gambar 3.17). Akibat yang dapat terjadi adalah

timbul panas pada bagian cell yang terkena shading. Sebagian atau

seluruh energi, yang dibangkitkan oleh sel-sel yang diterangi oleh sinar

matahari akan dibuang berupa panas yang tinggi pada sel-sel yang

diteduhi atau tidak mendapatkan sinar matahari. Effek ini dapat merusak

sel fotovoltaik dengan hebat. Efek ini biasanya menciptakan suatu

bekas berupa area berwarna putih pada sel fotovoltaik.

Gambar 2.17 Efek Shading

Agar mencegah sel-sel fotovoltaik dirusak oleh efek shading , maka

digunakan dioda by-pass yang dihubungkan secara parallel dengan

sejumlah sel-sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri, sedemikian

sehingga hanya sebagian energi yang dibangkitkan modul photovoltaic

akan dibuang di dalam sel-sel photovoltaic yang diteduhi atau terkena

25
shading tersebut. Biasanya diode by-pass sudah termasuk didalam setiap

modul PV. Selain menggunakan dioda by-pass, pemasangan PV Array

harus diberi jarak yang cukup. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

efek shading. (gambar 2.18)

Gambar 2.18 Ilustrasi Pemasangan PV Array (agar tidak menimbulkan

efek shading)

 Susut akibat perubahan temperatur


Losses modul surya terhadap kenaikan temperatur
permukaan modul memiliki karakteristik yang berbeda sesuai
dengan waranty performa yang diberikan oleh brand modul surya

26
Gambar 2.19 Pengaruh Suhu Terhadap tugangan dan arus

Berdasarkan grafik tersebut, semakin tinggi temperature


maka tegangan dan arus yang dihasilkan modul surya semakin
berkurang. Ini karena karakteristik dari material modul surya itu,
yaitu crystalline.

27
2.7 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan dukungan Landasan teori yang diperoleh dari eksplorasi teori


yang dijadikan rujukan konsepsional variabel penelitian, maka dapat disusun
Kerangka Penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.20 Diagram Alur Kerangka Pemikiran

28
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Analisa Kebutuhan


Penelitian tentang Analisa susut energi pada sistem PLTS 50,8 kwp
on grid pada gedung united tractors Jakarta timur membutuhkan beberapa
tahapan penyelesaian.

Tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dari buku referensi dan


jurnal-jurnal yang relevan dengan topik penelitian

2. Identifikasi masalah, yaitu dengan merumuskan latar belakang masalah


pada penelitian yang dilakukan hingga tujuan dalam melakukan
penelitian ini.

3. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan


secara langsung pada kantor united tractors untuk melakukan riset dan
pembelajan mengenai sistem pembangkit listrik ketenaga suryaan.

Penelitian ini difokuskan pada analisa susut energi sistem PLTS


pada Gedung united tractors yang berbasis roof top on grid .Tipe ini
merupakan instalasi PLTS yang berada diatas bangunan / atap dan
memiliki beberapa ciri atara lain area terbebas dari penghalang (shading).
Atap dapat berfungsi sebagai struktur penopang instalasi panel surya.
Serta untuk melakukan pemeliharaan terhadap PLTS terpasang.

29
3.2 Perancangan Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Perumusan
masalah

Observasi dan
Wawancara

Kajian rugi rugi


Sistem PLTS

Analisis data

iya
Pengurangan rugi Perlu optimalisasi

Tidak

Selesai

30
3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian :
Tempat untuk penelitian yaitu PLTS terpasang pada atap Gedung
united tractors yang meiliki kapasitas 50,8 kwp on grid. Yang sudah
beroprasi beberapa bulan semenjak pemasangan PLTS, Penelitian juga di
lakukan di PT. Lein Power selaku pihak kontraktor pemasangan.

Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan sebtember sampai dengan


desember

3.2.2 Data primer

Data primer yang digunakan sebagai berikut :

❖ Data output dari PLTS terpasang

❖ Data peralatan pada PLTS yang terpasang

❖ Peraturan pemerintah kementrian ESDM

❖ Peraturan Direksi PT.PLN

3.2.3 Data Sekunder

Data sekunder didapat dengan data literatur seperti jurnal, buku,


dan lain-lain. Berkaitan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

3.2.4 Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah cara untuk bagaimana mencari data


dengan berbagai strategi penelitian secara langsung sehingga
mendapatkan variable yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Penelitian secara langsung diperuntukam untuk mendapatkan data


primer dari lokasi penelitian. Dengan strategi sebagai berikut :

31
❖ Pengamatan langsung

Peneliti dapat mengamati secara langsung untuk mendapatkan data


sehingga mengetahui bagaimana cara perhitungan dan juga
bagaimana data yang peneliti peroleh dapat terjadi.

❖ Dokumentasi

Salah satu cara mengumpulkan bukti-bukti nyata yang terjadi


dilapangan yang berkaitan dengan objek penelitian yang diperlukan
untuk data sebagai bahan materi.

❖ Wawancara

Wawancara ini merupakan salah satu strategi mengumpulkan data


dengan cara melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada perorangan
yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Sehingga mendapatkan
data pengalaman teknis dilapangan.

3.3 Teknik Analisis


❖ Metode Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini penulismencari bahan teori yang
dianggap berkaitan dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penulisan
tugas ini. Bahan-bahan tersebut didapatkan berupa literature, handbook,
slide presentasi, hasil karya tulis penelitian seseorang yang berkaitan
dengan PLTS on grid.

❖ Metode Analisa
Analisa mengenai susut energi pada sistem PLTS on grid
menggunakan metode kualitatif dan dan perbandingan, agar dapat
mengetahui perbandingan dari teori dan hasil dari pemasangan PLTS.
❖ Metode Diskusi
Diskusi sebagai Teknik analisis dikarenakan hal yang ada dalam
teori tidak semua daoat digunakan sebagai acuan dilapangan. Diskusi

32
diadakan saat magang di PT. LEIN dengan para ahli dibidang PLTS
serta dengan dosen pembimbing untuk menambah pengetahuan dan
menambah masukan.

33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Teknik


4.1.1 Spesifikasi pebangkit Terpasang
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang terpasang pada atap gedung
united traktor terdapat 132 modul panel surya dan daya sebesar 50,8 KWp
tersusu sperti layout di bawah ini sistem pembangkit ini menggunakan sistem
PLTS on-grid yang diperuntukan sebagai penghematan pemakaian listrik dari
PLN tanpa ada nya pengiriman ke jaringan grid pln

Gambar 4.1 Gambar Layout

Spesifikasi komponen terpasang pada sistem pembangkit ini adalah


sebagai berikut

1. Modul surya .Panel Surya SunPower 385 Wp Monocrystalline 132 unit


2. Inverter SMA Sunny Tripower 25000TL 25 kW 2 unit
3. Monitoring sistem inverter SMA Cluster Controller 1unit
4. Iradiation and temperatur sensor SMA Sunny Sensor
5. Kabel solar bericavi solar cable
6. Kabel AC Suprame

34
Tabel 4.2 Spesifikasi kabel digunakan

Merk Jenis Kabel Dimeter Kabel (mm2)

Pv Ke Combiner Box Berica Cavi Al 6


Combiner Ke Inverter Berica Cavi Al 6

Inverter Ke Panel Box Supreme Cu 16


Dari Panel Box Panel
Supreme Cu 35
Existing

4.1.1. Daya Panel Surya Dari Iradiasi Matahari


Daya yang seharusnya dihasilkan atau daya yang di input ke pv bisa
ditentukan dari data iradiasi matahari yang tercatat tiap hari nya pada data loger
iradiasi matahari yang ada pada monitorting sistem PLTS, berikut adalah data
iradiasi harian tiap bulanya:

35
Tabel. 4.1 iradiasi matahari bulan juni

Sebtembe Oktober
Juni Juli Agustus
r
Iradiasi Iradiasi Iradiasi Iradiasi Iradiasi
Tanggal matahari matahari matahari matahari matahari
(Watt/m2) (Watt/m2) (Watt/m2) (Watt/m2) (Watt/m2)
1 195,180 156,840 197,970 192,290
2 213,010 167,230 195,660 199,360
3 157,280 195,980 206,700 189,650
4 139,390 137,360 213,220 176,630
5 204,180 161,540 183,840 178,590 200,060
6 168,090 230,620 178,410 222,880 192,760
7 179,540 224,900 105,850 225,170 188,850
8 159,130 217,900 130,200 226,180 216,990
9 211,860 151,400 166,360 215,300 302,280
10 153,390 103,260 193,910 244,020 247,410
11 206,980 125,090 220,710 244,290 198,780
12 162,080 159,230 203,040 200,020 174,520
13 212,310 148,320 224,690 190,400 142,090
14 226,630 158,270 203,720 173,940 189,780
15 142,010 203,240 227,050 177,450 200,340
16 212,960 155,230 180,440 224,970 170,770
17 207,180 133,760 157,520 231,340 155,830
18 241,120 178,930 207,310 200,450 140,280
19 219,210 165,560 231,330 89,970 197,540
10 184,510 200,640 220,770 189,930 146,740
21 204,350 167,360 214,300 65,720 216,420
22 201,300 178,720 196,630 321,420 201,290
23 226,440 148,590 159,990 0 144,820
24 152,860 175,220 215,530 325,950 196,060
25 32,580 184,560 194,770 226,220 205,170
26 119,830 183,710 218,540 203,860 195,820
27 189,770 212,300 211,320 180,980 122,400
28 141,800 174,170 185,520 219,270 182,130
29 196,300 173,230 137,150 204,460 177,760
30 155,730 191,080 277,740 208,440 125,590
31 195,890 230,300 189,280

36
Dari data iradiasi di atas dapat dicari daya yang seharusnya diserap oleh panel
surya tiap bulan nya dengan menggunakan rumus dibawah dengan efesiensi
panel surya yang terpasang adal 18,7 %

𝑃𝐸𝑙𝑒𝑐𝑡𝑟𝑖𝑐 𝑃
𝑃𝑉
= 𝐴 ×𝑆 .........................................................................(3)
𝑃𝐶𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎 𝑇

Yang dicari adalah daya keluaran panel surya sehingga

𝑃𝑃𝑣=𝜂 ×𝐴 × 𝑆𝑇 ..........................................................................(4)

Ket :

Ƞ : efesiensi panel surya

Ppv : daya output panel surya (watt)

A : luas daerah panel surya( m2 )

ST : Radiasi Matahari ( W/m2)

Dari rumus di atas di dapat daya per jam dengan mengalikan dengan Peak Sun
Hour rata rata perbulan nya di dapat daya perhari danjumlah daya yang di
hasilkan dalam setiap bulan, rincian perhari terlampir

Dari tabel diatas di dapat daya total yang dihasilkan plts sebesar

37
Tabel.4.4 Energi Listrik Yang di hasilkan dari panel surya

Juni Juli Agustus Sebtember Oktober

Tanggal Daya (watt) Daya (watt) Daya (watt) Daya (watt) Daya (watt)

1 211.722 170.133 214.749 226.106


2 231.064 181.404 212.243 208.587
3 170.610 212.590 224.219 216.257
4 151.204 149.002 231.291 205.724
5 207.021 175.231 199.421 193.726 191.600
6 170.429 250.166 193.531 241.770 217.016
7 182.038 243.961 114.821 244.254 209.097
8 161.344 236.368 141.235 245.350 204.856
9 214.808 164.232 180.460 233.548 235.381
10 155.524 112.012 210.345 264.702 327.900
11 209.860 135.692 239.416 264.995 268.379
12 164.335 172.725 220.249 216.973 215.628
13 215.264 160.891 243.734 206.537 189.311
14 229.783 171.684 220.986 188.682 154.133
15 143.986 220.466 246.294 192.490 205.865
16 215.923 168.386 195.733 244.037 217.320
17 210.063 145.097 170.871 250.947 185.244
18 244.475 194.095 224.881 217.439 169.037
19 222.260 179.592 250.936 97.595 152.169
10 187.077 217.645 239.481 206.027 214.282
21 207.193 181.545 232.463 71.290 159.177
22 204.101 193.867 213.295 348.662 234.763
23 229.591 161.184 173.550 - 218.350
24 154.987 190.071 233.797 353.576 157.094
25 33.033 200.202 211.278 245.393 212.677
26 121.497 199.280 237.062 221.138 222.559
27 192.410 230.293 229.230 196.319 212.417
28 143.773 188.932 201.244 237.854 132.774
29 199.031 187.912 148.774 221.789 197.566
30 157.897 207.275 247.042 214.749 192.826
31 212.493 249.819 136.234
Total 5.111.516 6.225.035 6.786.904 6.912.501 6.653.396

38
4.1.2. Perbandingan Daya input ke panel surya dan output inveter
Perbandingan daya ini bertujuan untuk mendapatkan rugi rugi total yang
sebenarnya pada PLTS ini daya input Panel surya di dapat dari data iradiasi
matahari dan daya output inverter di dapat dari data monitoring sistem yang
terpasang berikut adalah daya real atau daya output dari

Tabel 4.3 daya output inverter


Juni Juli Agustus Sebtember Oktober
Tanggal (Watt) (Watt) (Watt) (Watt) (Watt)
1 193.890 161.560 203.320 195.150
2 208.310 172.220 203.930 200.300
3 165.360 193.850 216.760 193.030
4 142.390 137.680 217.650 199.190
5 46.900 159.680 183.130 185.200 209.630
6 169.570 228.580 180.770 231.220 199.620
7 176.490 221.150 107.290 236.430 194.330
8 158.330 210.650 126.230 226.720 228.640
9 201.530 154.070 174.160 222.740 227.470
10 152.210 106.940 197.240 254.940 205.100
11 199.760 124.810 223.310 257.460 207.450
12 160.000 166.910 207.410 217.170 179.600
13 200.880 155.090 230.300 207.080 148.560
14 213.010 162.550 212.990 191.870 200.980
15 138.290 199.600 229.750 196.070 210.940
16 202.500 157.060 184.930 230.550 179.720
17 192.450 135.530 161.810 249.980 166.740
18 227.270 178.830 213.080 218.350 155.450
19 208.220 170.230 235.810 95.310 198.810
10 179.030 198.760 220.490 201.210 150.650
21 198.110 169.650 219.010 66.990 225.990
22 192.200 182.660 201.240 242.590 208.220
23 216.640 153.340 165.250 206.760 142.880
24 151.970 170.720 219.370 226.920 197.570
25 30.840 188.300 201.490 222.400 212.250
26 122.520 187.700 219.310 202.430 198.190
27 185.480 215.240 216.010 188.060 118.120
28 141.590 181.490 194.960 227.410 180.380
29 195.910 174.660 143.480 211.880 175.470
30 156.480 193.190 227.900 214.500 129.630
31 196.250 230.330 193.920
total 4.418.180 5.453.590 5.992.360 6273900 5833980

5833980
39
Dari tabel di atas dapat di tentukan rugi-rugi tiap bulan nya dengan cara
mengurangi daya input dari ke pv dan daya ouyput pada inverter

𝑃𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑉 − 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟

Tabel 4.5 data daya input ke pv dan output inverter

Daya
Daya input
Bulan output
(watt)
(watt)

juni 5.111.516 4.418.180


juli 6.225.035 5.453.590
agustus 6.786.904 5.992.360
september 6.912.501 6.273.900
oktober 6.653.396 5.833.980

Tabel 4.6 rugi-rugi energi tiap bulan nya

Daya
Persentase
Bulan terbuang
rugi (%)
(Watt)

juni 589.020 11,186

juli 651.732 10,479

794.544 11,688
agustus

september 638.601 11,090

oktober 819.416 11,660

Pada tabel di atas terdapat perbedaan presentase rugi yang relatif konstan dan
ada sedikit perbedaa, ini disebabkan karena perbedaan kondisi cuaca setiap
bulan nya hasil perhitungan di atas adalah rugi sebenarnya Pada sistem PLTS di
united traktor

40
4.2. Rugi-Rugi Pada Sistem PLTS

4.2.1. Rugi – Rugi Internal Sistem


4.2.1.1 Rugi – Rugi Kabel
Pada kabel terdapat rugi atau kehilangan daya pada kabel akibat beban resistif
dan induktansi kabel, tetapi karena panjang kabel di bawah 20 Km induktansi
dapat di abaikan (“Bonggas L. Tobing, Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi,
Penerbit PT. Gramedia, Jakarta:2003) ,

Tabel 4.7 Spesifikasi kabel terpasang

Arus Tahanan Per


Jenis Dimeter Panjang
Merk Maksimum Kabel
Kabel Kabel (mm2) (meter)
(A) (Ohm/m)
Pv Ke
Berica
Combiner Al 6 50 9,03 0,00479
Cavi
Box
Combiner Berica
Al 6 50 9,03 0,00479
Ke Inverter Cavi
Inverter Ke
Supreme Cu 16 30 36,2 0,00115
Panel Box
Dari Panel
Box Panel Supreme Cu 35 200 72,4 0,000524
Existing
Berdasarkan persamaan 1 dan 2 di dapat daya yang hilang pada kabel

Tabel 4.8 rugi-rugi energi tiap kabel

jumlah daya yang hilang 1 kabel daya yang hilang


cabel (watt) (watt)
pv ke combiner box 12 19,529 234,349
combiner ke inverter 12 19,529 234,349
inverter ke panel box 2 135,631 271,261
dari panel box panel
1 1.648,009 1.648,009
existing
TOTAL 2.387,968

41
4.2.1.2 Rugi Rugi Inverter
Rugi rugi pada inveter iyalah rugi rugi yang disebabkan oleh daya
pemakaian dari inverter itu sendiri dan adanya rugi – rugi akibat konversi dari
listrik DC menjadi listrik AC. Di lihat dari efesiensi nya inverter dapat dilihat dari
datasheet dari inverter, inverter yang dipakai iyalah SUNNY TRIPOWER
25000TL Dari datasheet di dapat efesiensi inverter sebesar 98.1 % dari 25000 W
kapasitas inverter jadi daya yang terpakai inverter iyalah sebesar 1,9 % atau
sebesar 495 watt per inverter, inverter yang digunankan ada 2 sehingga rugi rugi
nya sebesar 2 x x495 watt atau 990 watt

4.2.1.3 Rugi rugi monitoring


Rugi rugi monitoring iyalah rugi rugi dari monitoring sistem pembangkit
yaitu dari daya pemakaian dari monitoring sistem, monitoring yang di pakai iyalah
SMA CLUSTER CONTROLLER, pemakaian daya dapat dilihat dari datasheet
nya, Dari datasheet daya pemakaian dari monitoring sistem iyalah sebesar 30
watt

Gambar 4.2 Datasheet monitoring sistem

42
4.2.2. Rugi – Rugi External Sistem

4.2.2.1 Rugi Rugi Pengaruh Perubahan Suhu


Perubahan suhu mempengaruhi efesiensi penyerapan daya dari modul
surya setiap kenaikan 100C dari Standart temperatur Condition (STC) dari modul
tersebut yaitu 250C maka akan berkurang 0,4% dari total daya maksimum, pada
sistem ini memiliki suhu rata-rata perhari sekitar 30,1270C Sehingga kenaikan
suhu sebesar 20% atau sebesar 5,1270C dari STC sehingga rugi rugi akibat
perubhan temperatur sebesar 0,205% atau sebesar 104,225 Wh

4.2.1.2. Efek shading


Efek shading adalah efek bayangan benda yang jatuh ke panel surya
menyebabkan panel surya tertutup matahari dan mengurangi daya serap
matahari dari panel surya tersebut pada sistem ada efek bayangan akibat tertutup
oleh benda disekitar panel surya bisa dilihat pada gambar berikut

Gambar 4.3 Efek Bayangan yang jatuh ke panel surya

43
Pada gambar dapat di lihat bahwa ada panel yang tertutup bayangan dalam
sehari yaitu ada 19 panel selama 1 jam dan 19 panel nya lagi selama 2 jam
sehingga rugi akibat bayangan adalah sebesar 21.675 = 9,5 % per hari sehingga
rata rata losis perjam iyalah sebesar 4423,47 atau sebesar 8,7%

385 Wp x 19 panel x 1 jam = 7.315 Wh

385xWp 19 x 2 panel jam =14.360 Wh

Total 21.675 Wh

4.3 Total Rugi-Rugi Pada Sistem PLTS


4.3.1. Rug-Rugi Pada Sistem
Total rugi-rugi pada sistem PLTS di united traktor ini dapat dihitung dengan
penjumlahan rugi rugi dari sistem pada panel surya, pada kabel hanya dihhitung
rugi-rugi pada kabel dari panel surya ke inverter saja, karena data yang terekam
hanya sampai inverter saja.

total rugi rugi rugi nya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Rugi rugi dari sistem yang terpasang

Rugi-rugi daya
Jenis rugi
(Wh)
Kabel 468,698
Inverter 990
monitoring 30
Perubahan
104,225
Temperatur
shading 4816,666667
Total 6409,59
Ternyata dari perhitungan didapat rugi rugi pada seluruh sistem adalah sebesar
6409,59 watt setiap jam

44
Dari hasil di atas dapat di cari total rugi setiap bulannya dengan cara:

𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠(1𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛) = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑖𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑥 𝑃𝑆𝐻𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑦𝑎

Tabel 4.10 Rugi rugi Sistem di setiap bulannya

Jumlah Total( Persentase


Bulan PSH (jam)
hari(hari) watt) rugi(%)
juni 4,580 30 592.037 12,032
juli 4,82 31 625.133 10,568
agustus 5,21 31 630.565 9,635
september 5,5 30 624.082 9,261
oktober 5,2 31 630.071 9,798

Rincian perhari terlampir


4.3.2. Perbandingan Total Rugi-Rugi
Berikut adalah perbandingan total tugi – rugi dari data yang tercatat dan rugi –
dari perhitungan pada sistem

Tabel 4.11perbandingan rugi pada setiap bulan

Daya Persentase
Rugi Rugi Persentase
Daya output rugi
Bulan terdata sistem rugi sistem
PV(watt) inverter sebenarnya
(watt) (watt) (%)
(watt) (%)
Juni 5.007.200 4.418.180 589.020 11,186 592.037 12,032
Juli 6.105.322 5.453.590 651.732 10,479 625.133 10,568
agustus 6.786.904 5.992.360 794.544 11,688 630.565 9,635
september 6.912.501 6.273.900 638.601 11,090 624.082 9,261
oktober 6.653.396 5.833.980 819.416 11,660 630.071 9,798
TOTAL 31.465.323 27.972.010 3.493.313 11,221 3.101.888 10,259

45
PERBANDINGAN TOTAL RUGI- RUGI
850,000
800,000
750,000
700,000
650,000
600,000
550,000
500,000
JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

Rugi terdata (watt) Rugi sistem (watt) Kolom1

Gambar 4.4 Grafik perbandingan rugi energi

Terdapat perbedaan hasil perhitungan rugi – rugi antara rugi yang terdata dan
rugi perhitungan berdasarkan sistem yang terpasang. Rugi – rugi antara rugi yang
terdata, terlihat bahwa rugi-rugi perhitungan terlihat hampir konstans dan hanya
memiliki sedikit kenaikan pada daya yang terbuang, tetapi mengalami penurunan
pada presentase losis terhadap daya nyata nya. Sedangkan pada rugi yang
terdata rugi mengalami peningkatan pada bulan agustus dan oktober, dan lebih
besar dari dari perhitungan yang seharusnya hal ini disebabkan karena pengaruh
perbedaan cuaca tiap hari nya atau faktor cuaca yang mempengaruhi
penyerapan pada panel surya. Setiap PLTS memiliki komponen masing – masing
yang berebeda dan tiap komponen memiliki karakteristik berbeda pula. Losses
pada sistem PLTS secara umum terdiri dari faktor internal dan faktor exsternal
pada internal di pengaruhi oleh rugi pada penghantar dan rugi akibat pemakaian
dari sistem itu sendiri seperti inverter dan monitoring sistem losses dari hantaran
kabel, Penghantar kabel dalam PLTS ini ada dua jenis, yaitu penghantar arus
listrik DC dan penghantar arus listrik AC. Untuk menghitung losses dari
penghantar adalah Ploss = I2x R. R disini merupakan nilai hambatan dari jenis
penghantar kabel. Dimana untuk mencari R (tahanan) kabel menggunakan R =

46
rho x l/A. Dimana rho merupakan sifat massa jenis dari bahan penghantar, l
merupakan panjang penghantar, dan A merupakan luas penampang dari suatu
penghantar. Pada penghantar arus DC, kabel memiliki spesifikasi 1x 6 mm 2 , 10
awg, dan memiliki hambatan 4,79 Ω/km konversi dari sistem konversi dari
inverter yang sudah tertera pada datasheet dan konsumsi sendiri dari sistem
inverter dan monitoring.

rugi internal ini bersifat relatif konstan sedangkan rugi external yang disebabkan
oleh faktor perubahan temperatur , efek bayangan dan cuaca ini bersifat berubah
ubah hal ini dapat dilihat dari perbedaan hasil perhitungan antara rugi yang
terdata dan rugi dari hasil perhitungan .

Losses modul surya terhadap kenaikan temperatur permukaan modul


memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan waranty performa yang
diberikan oleh brand modul surya.

4.4. Solusi Pengurangan Rugi-Rugi


Pada sistem PLTS pada atap gedung united tracktor ini rugi rata rata rugi
perbunan dibawah 15% ini berarti peforma rasio dari pembangkit ini masih
di atas 85 % berarti belum perlu adanya optimalisasi, tetapi pada sistem
plts ini rugi terbesar disebabkan karena pengaruh shading atau bayangan
yang jatuh pada permukaan modul surya jika ingin hasil keluaran daya
lebih optimal maka harus dilakukan sedikit perbaikan dengan mengurangi
efek bayangan yang terjadi dengan melakukan pemindahan modul surya
tersebut menurut hasil wawancara modul surya yang terpasang pada
sistem ini dapat di pindahkan karena sistem yang terpasang tidak
permanen. Lalu kabel ac yang di gunakan dari keluaran inverter

47
4.5 Perhitungan Ekonomi
Untuk Listrik Non-Subsidi, yang dimulai dari golongan daya 1300VA ke atas,
tarifnya mengikuti mekanisme tariff adjustment. Per Juli 2018, nominal tarif listrik
non-subsidi adalah Rp 1467,28 / kWh

Penghematan yang Penghematan yang


Bulan Kerugian
seharusnya terjadi
Rp. 7.346.964 Rp. 6.482.707 Rp. 864.257
Juni

Juli Rp. 8.958.217 Rp. 8.001.944 Rp. 956.273

agustus Rp. 9.958.289 Rp. 8.792.470 Rp. 1.165.819

Rp. 10.142.574 Rp. 9.205.568 Rp. 937.006


september
Rp. 9.762.395 Rp. 8.560.082 Rp. 1.202.313
oktober

TOTAL Rp. 46.168.439 Rp. 41.042.771 Rp. 5.125.668

48
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Kinerja Pembangkit listrik tenaga surya pada atap gedung united traktor
digolongan bagus karena rugi- rugi nya masih dibawah 15% pada setiap
bulanya maka peforma rasio pada pembangkit ini masih diatas 85 % sehingga
pada pembangkit ini tidak perlu dilakukan optimalisasi pada sistem pembangkit
ini. Di segi ekonomi pembangkit ini digunakan hanya untuk penghematan listrik
bulanan saja karena tidak adanya pengiriman atau ekspor ke jaringan PLN hal
ini di sebabkan karena pemakaian rata rata gedung sebesar 2 MVA, ini sangan
tidak sebanding dengan sistem PLTS yang hanya menyuplai sebesar 50,8
KWP

5.2 SARAN
Pada PLTS ini tidak diperlukan optimalisasi hanya saja jika ingin energi
keluaran yang optimal perlu ada perbaikan yaitu mengurangi efek shading pada
pembangkit.

Tabel 4.12 perbandingan rugi sebelum di perbaiki dan sesudah diperbaiki

sebelum Sesudah
Rugi Rugi Rugi Persentase
sistem sistem sistem rugi
(watt) (watt) (watt) sistem(%)
592.037 12,032
166.907 4,609
625.133 10,568
196.946 4,125
630.565 9,635
218.932 3,791
624.082 9,261
230.417 3,802
630.071 9,798
214.626 3,859

Dari tabel diatas terlihat terjadi pengurangan persentase rugi rugi


yang cukup signifikan pada setiap bulanya

49
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Faizal (2017, Februari 21) Dewan Energi Nasional:Pemanfaatan Energi


Terbarukan Masih Sangat Rendah.

Budiono, Chayun. 2001, Tantangan dan Peluang Usaha Pengembangan Sistem


Energi Fotovoltaik di Indonesia, Seminar Nasional Sel Surya I dan Workshop,
Surabaya, 19 – 20 September 2001.

Mahendra, Miko. 2011, “Tugas Akhir: Pengaruh Penambahan PLTU Teluk Sirih
100 MW Pada sistem Interkoneksi Sumatera”. Padang: Jurusan Teknik
Elektro Universitas Andalas

Putra, A.A. Gede Ari Pawitra. 2015. “Studi terhadap Unjuk Kerja Grid Connected
1 MWp Photovoltaic System di Karangasem Bali”. Skripsi. Bali: Universitas
Udayana.
Saadat, H., 1999. “Power Sistem Analysis”, McGraw-Hill Companies,Inc: USA

Soemowidagdo, Raden W.J. 2015. Modul Konstruksi dan Pengujian PLTS :


Mendukung Diklat Teknis Pemasangan PLTS On-Grid. Jakarta : Pusat
Pendidikan dan Pelatihan KEBTKE.
Stevenson, W.D.,”Analisis Sistem Tenaga Listrik,” Edisi Keempat. 1983. Penerbit
Erlangga, Jakarta

Martono, Didik Evaluasi Rugi-Rugi Jaringan Yang Dilayani Oleh Jaringan Plts
Terpusat Siding( 2010) Jurnal universitas tanjung pura

50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Personal
NIM : 2014-11-134
Nama : Alhadi Marza Putra
Tempat/Tgl. Lahir : Sungai Penuh, 26 Maret 1996
Jenis Kelamin : Laki Laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Program Studi : S1
Alamat Rumah : Kota Sungai Penuh
Email : alhadimarzaputra@gmail.com
Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SDN 020 sungai penuh - 2008
SMP SMPN 2 Sungai Penuh - 2011
SMK SMAN 2 Sungai Penuh IPA 2014
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 28 Januari 2019


Mahasiswa Ybs.

(Alhadi Marza Putra)

51

Anda mungkin juga menyukai