Disusun Oleh:
Nama : Andri Suryadi
NIM : 41405110086
Jurusan : Tekniik Elektro
Peminat : Teknik Tenaga Listrik
Pembimbing : DR Hamzah Hilal
Disusun Oleh:
Nama : Andri Suryadi
N.I.M : 41405110086
Program Studi : Teknik Elektro
Peminatan : Teknik Tenaga Listrik
Menyetujui
Koordinator TA Pembimbing
Menyetujui
Ketua Program Studi
Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial maupun dalam kehidupan
sehari-hari rumah tangga. Mengingat begitu besar dan pentingnya manfaat energi
listrik sedangkan sumber energi pembangkit listrik terutama yang berasal dari
sumber daya tak terbarui keberadaannya terbatas, sehingga perlu dilakukan
penghematan energi listrik. Konsumen energi listrik begitu banyak baik dari sektor
industri, sektor bisnis, maupun perumahan. Untuk menentukan tingkat boros atau
tidaknya suatu gedung maka dibuatlah standard penentuan yaitu Intensitas
Konsumsi Energi (IKE). Bank Bukopin merupakan bidang usaha di bidang bisnis
berdasarkan IKE standard perkantoran adalah 240 kWh/m2.
Untuk itu dalam penelitian ini dilakuakan analisa terhadap penggunaan energi
listrik di gedung Bank Bukopin, apakah sudah sesuai standard atau masih
terdapatnya pemborosan terhadap penggunaan energi listrik.
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul:
Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan program studi Strata-1
Fakultas Teknik Industri, Jurusan Teknik Elektro, Peminatan Teknik Tenaga Listrik,
Universitas Mercubuana.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini masih banyak
terdapat berbagai kekurangan, karena keterbatasan penulis dan waktu serta peralatan
yang dipergunakan, tetapi penulis berharap hasil dari tugas akhir ini dapat menjadi
awal untuk pengembangan selanjutnya.
Tugas akhir ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, saran,
dorongan, bimbingan dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Yuriadi Kusuma, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana.
2. Bapak Ir. Yudhi Gunardi, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
Universitas Mercu Buana.
3. Pembimbing Utama yaitu Bapak DR. Hamzah Hilal yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, saran-saran dan petunjuk
selama masa bimbingan.
4. Seluruh staf dosen pengajar dan staff Tata Usaha Program Kuliah Sabtu Minggu
Teknik Elektro Universitas Mercu Buana.
5. Kepada kedua Orang Tuaku yang selalu mendoakan setiap waktu untuk
kelancaran Tugas Akhir ini.
Akhir kata, penulis menerima segala kritik maupun saran yang bersifat
memabngun untuk kesempurnaan hasil dari tugas akhir ini, semoga tugas akhir ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR .. ii
DAFTAR ISI . iii
DAFTAR GAMBAR . vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR TABEL ..... . ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan penulisan . 2
1.3. Metode Penelitian ........................................................................... 2
1.4. Pembatasan Masalah ....................................................................... 3
1.5. Sistematika Penulisan ...................................................................... 3
5.1.Kesimpulan ........................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Grafik 4.1a. Grafik konsumsi energi total kWh tahun 2007 ................... 26
Grafik 4.1b. Grafik konsumsi energi total kWh tahun 2008 ................... 27
Grafik 4.2a. Grafik LWBP dan WBP tahun 2007 .................................. lampiran C
Grafik 4.2b. Grafik LWBP dan WBP tahun 2008 ................................. lampiran C
Grafik 4.3a. Grafik konsumsi energi listrik di hari kerja ....................... lampiran E
Grafik 4.3b. Grafik konsumsi energi listrik di hari sabtu ....................... lampiran E
Grafik 4.3c. Grafik konsumsi energi listrik di hari minggu ............... ... lampiran E
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial maupun dalam kehidupan
sehari-hari rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan
alat-alat/mesin industri. Mengingat begitu besar dan pentingnya manfaat energi
listrik sedangkan sumber energi pembangkit listrik terutama yang berasal dari
sumber daya tak terbarui keberadaannya terbatas, maka untuk menjaga kelestarian
sumber energi ini perlu diupayakan langkah-langkah strategis yang dapat menunjang
penyediaan energi listrik secara optimal dan terjangkau, sehingga pemerintah
menginstruksikan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan
perusahaan swasta untuk melakukan penghematan energi. Intruksi tersebut tertulis
dalam Intruksi Presiden RI No 10 Tahun 2005 dan No 2 Tahun 2008 tentang
Penghematan Energi dan Air.
Sehubungan hal di atas, Bank Bukopin sebagai salah satu konsumen tenaga
listrik yang termasuk di sektor Bisnis mempunyai daya serap energi listrik yang
cukup besar. Untuk sektor bisnis 13,1 % dari total kelistrikan nasional di samping
sektor industri 43,3 %, sektor gedung dan perkantoran 38,1 % dan sektor rumah
tangga sebesar 5,5 %.
Tarif Dasar Listrik (TDL) yang digunakan saat ini adalah TDL tahun 2003
sebagai bahan referensi perhitungan dalam upaya penghematan energi listrik dalam
penulisan ini. Sesuai dengan TDL tahun 2003, Bank Bukopin yang bergerak di
sektor bisnis dengan daya terpasang 1385 KVA termasuk dalam golongan tarif
B-3/TM yang menggunakan daya di atas 200 KVA. Energi listrik di Bank Bukopin
ini sebagian besar digunakan untuk sistem pengkondisi udara (AC), sistem
penerangan, komputer, motor listrik untuk lift dan pompa air.
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk melakukan audit energi yang
diharapkan:
a. dapat diketahui besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada bangunan yang
dimaksud.
c. dapat dicari upaya yang perlu dilakukan dalam usaha meningkatkan efisiensi
penggunaan energi.
Penulisan tugas akhir ini dibuat secara sistematis dalam 5 bab. Bab kedua berisi
mengenai penggunaan energi listrik pada gedung, dasar-dasar audit energi,
penghematan energi, dan tindakan untuk mencapai penghematan energi. Bab tiga
memuat mengenai cara-cara pengambilan data beban penerangan, HVAC, lift, dan
motor pompa. Sedangkan bab empat berisi mengenai data dan perhitungan konsumsi
energi listrik gedung, dan pengidentifikasian peluang penghematan energi.
Kesimpulan dan saran diberikan pada bab 5.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. AUDIT ENERGI
Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi
pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara untuk penghematannya. Tujuan
suatu audit adalah untuk mengungkapkan peluang-peluang yang ada bagi pengiritan
energi atau ECOs (Energi Conservation Opportunities), yang kemudian dianalisa
untuk menentukan ECO mana saja yang diikutsertakan dalam penghematan atau
pengurangan penggunaan energi.
Beberapa istilah yang digunakan dalam pelaksanaan audit energi pada bangunan
gedung, diantaranya:
K e = Dt W p (2.1)
dimana:
Ke
IKE = (2.2)
Lb
dimana:
c. Biaya energi listrik bangunan gedung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
suatu bangunan gedung yang berkaitan dengan besarnya konsumsi energi listrik
yang digunakan dalam periode waktu tertentu, yang dinyatakan dalam
persamaan:
B
Be = (2.3)
Ke
dimana:
Pada intinya audit energi yang dilakukan terdiri atas dua bagian, yaitu:
Audit energi awal pada prinsipnya dapat dilakukan pemilik atau pengelola
gedung yang bersangkutan berdasarkan pada data rekening pembayaran energi yang
dikeluarkan dan luas gedung. Di sarankan IKE dari hasil audit energi awal
disampaikan kepada asosiasi profesi atau instansi yang bersangkutan untuk dijadikan
bahan informasi dan masukan dalam menetapkan nilai IKE yang baru. Audit energi
terinci dilakukan bila nilai IKE lebih besar dari nilai standar seperti yang tercantum
pada butir 2.
Proses audit energi yang disarankan dapat dilihat dalam gambar 2.1:
Gambar 2.1. Bagan audit energi
2.3. WAKTU PEMAKAIAN DAYA LISTRIK
Pemakain daya listrik dalam waktu 24 jam terbagi dalam 2 (dua) jenis waktu
pemakain atau pembebanan, yaitu:
a. WBP (Waktu Beban Puncak) adalah waktu tertentu tingkat pemakaian daya
listrik pada konsumen mencapai puncak kapasitas pembebanan. Waktu beban
puncak ini berlaku mulai jam 18.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB.
b. LWBP (Luar Waktu Beban Puncak) adalah waktu tertentu tingkat pemakain daya
listrik pada konsumen saat masih dibawah puncak kapasitas pembebanan. Luar
waktu beban puncak ini berlaku mulai jam 22.00 WIB sampai dengan 18.00
WIB.
Adanya pembebanan waktu pemakaian daya atau pembebanan ini maka timbul
tarif pemakaian beban yang berbeda pula. Untuk mengukur besarnya pemakaian
daya listrik ini digunakan kWh meter tarif ganda.
K e. pr
Ppe = (2.4)
K e. B
dimana:
Beberapa metode yang digunakan dalam rangka penghematan energi dapat dilihat
pada tabel 2.2.
Dalam sistem tenaga listrik dikenal ada 3 (tiga) macam daya yang dibangkitkan,
yaitu:
Daya aktif atau daya nyata merupakan daya listrik yang berubah menjadi suatu
tenaga mekanis yang dipakai atau daya listrik yang dipergunakan untuk melakukan
kerja pada beban, juga bisa dikatakan sebagai daya listrik yang diperlukan untuk
beban. Satuan daya aktif ini dinyatakan dalam Watt atau kilo Watt. Secara teoritis
daya aktif dapat dinyatakan dengan persamaan:
P = 3 V I Cos (2.5)
dimana:
V = tegangan (Volt/V)
I = arus (Ampere/A)
a. Daya reaktif induktif adalah daya reaktif yang dibutuhkan untuk menghasilkan
medan magnit yang diperoleh dari alat-alat induksi atau daya yang diakibatkan
mengalirnya arus listrik melalui komponen-komponen kawat listrik seperti pada
motor listrik, trafo, ballast dan lain-lain.
b. Daya reaktif kapasitif adalah daya listrik yang timbul akibat mengalirnya arus
listrik pada sebuah atau beberapa kapasitor.
Satuan dari daya reaktif adalah Volt Ampere Reaktif (VAr) atau kilo Volt
Ampere Reaktif (kVAr). Secara teoritis daya reaktif dapat dinyatakan dengan
persamaan:
Q = P tan (2.6)
dimana:
Daya komplek adalah penjumlahan secara vektor antara daya aktif dan daya reaktif.
Daya ini digunakan sebagai perencanaan pembangkitan energi listrik, misalnya pada
generator dan transformator. Daya komplek juga dapat dinyatakan perkalian antara
arus dan tegangan listrik pada suatu beban. Satuan daya komplek ini dinyatakan
dalam Volt Ampere (VA) atau kilo Volt Ampere (kVA).
S = 3 V I (2.7)
2.7. SEGITIGA DAYA
Ketiga macam daya yang dijabarkan pada persamaan di atas, mempunyai hubungan
yang dinamakan segitiga daya. Hubungan segitiga daya dapat diperlihatkan pada
gambar 2.2.
Dari segitiga daya pada gambar 2.2, hubungan antara ketiga daya listrik tersebut,
secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
S 2 = P2 + Q2 (2.8)
Faktor daya adalah istilah yang dipakai untuk istilah dari daya listrik yang terpakai
kW, terhadap daya total yang disampaikan oleh perusahaan listrik kVA ke
perusahaan. Dengan kata lain faktor daya adalah suatu perbandingan antara daya
aktif (P) dan daya komplek (S), atau umumnya faktor daya disebut juga cos .
Secara teoritis faktor daya dapat dinyatakan dengan persamaan:
P
Cos = (2.9)
S
PT. PLN mempunyai ketentuan bahwa batas minimal nilai faktor daya (Cos )
pada bangunan gedung sebesar 0.85. Jika di bawah angka tersebut maka dikenakan
denda kVAr. Pada pemakaian arus bolak balik (AC) terjadi pergeseran fasa antara
tegangan dan arus, tetapi adakalanya pergeseran fasa tersebut sama dengan nol, yaitu
apabila beban bersifat resistif misalnya lampu pijar. Beban listrik yang banyak
digunakan pada bangunan gedung umumnya beban yang bersifat induktif misalnya
motor-motor listrik, lampu TL dan sebagainya, yang mengakibatkan tegangan dan
arus tidak sefasa seperti dapat dilihat pada gambar 2.3.
I Cos V
I Sin
Pada gambar 2.3 dapat dilihat bahwa arus yang menghasilkan energi adalah I
cos . Dengan demikian semakin besar sudut semakin kecil nilai cos , akibatnya I
cos akan semakin kecil dibandingkan dengan I dan ini merupakan suatu kerugian.
Berdasarkan pada hubungan segitiga daya bahwa daya suplai dari PLN (kVA) terdiri
atas dua komponen, yaitu:
a. Komponen daya nyata (P) yang dihasilkan daya terpakai Watt (W)
b. Komponen daya reaktif (Q) yang tidak menghasilkan daya terpakai Volt Ampere
reaktif (VAr).
Oleh karena itu nilai faktor daya (cos ) yang rendah perlu diperbaiki dengan
menggunakan atau memasang kapasitor yang dipasang paralel dengan beban. Hal ini
penting karena merupakan salah satu factor dalam upaya penghematan energi listrik.
BAB III
METODE PENELITIAN
Kegiatan audit awal meliputi pengumpulan data energi bangunan dengan data yang
tersedia dan tidak memerlukan pengukuran.
GEDUNG
Berdasarkan pada data bangunan seperti disebutkan pada 3.1.1 , dapat dihitung:
Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan gambaran
nilai IKE listrik lebih dari nilai standar yang telah ditentukan. Audit energi rinci
perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada bangunan,
sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian
energinya cukup besar. Contoh profil penggunaan energi pada bangunan perkantoran
sebagai hasil penelitian yang dilakukan pemerintah seperti ditunjukkan pada
tabel 3.1.
Seluruh analisa energi bertumpu pada hasil pengukuran. Hasil pengukuran harus
dapat diandalkan dan mempunyai kesalahan (eror) yang masih dapat diterima. Untuk
itu penting menjamin bahwa alat ukur yang digunakan telah dikalibrasi dalam batas
waktu sesuai ketentuan yang berlaku. Kalibrasi ini harus dilakukan oleh pihak yang
diberi wewenang hukum untuk itu. Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur
yang dipasang tetap (permanent) pada instalasi atau alat ukur yang dipasang tidak
tetap (portable).
b. Dengan membagi antara konsumsi energi listrik dalam periode tertentu (biasanya
per bulan atau per tahun) dapat diperoleh Intensitas Konsumsi Energi-listrik dari
air conditioning.
3.2.3. MENGENALI KEMUNGKINAN PELUANG HEMAT ENERGI
Hasil pengukuran yang dilakukan pada 3.1.1, selanjutnya ditindak lanjuti dengan
penghitungan besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan penyusunan profil
penggunaan energi bangunan. Besarnya IKE hasil perhitungan dibandingkan
terhadap IKE standar atau target. Apabila hasilnya ternyata sama atau kurang dari
IKE target, maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau bila diteruskan
dengan harapan memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. Bila hasilnya lebih dari
IKE target, berarti ada peluang untuk melanjutkan proses audit rinci berikutnya guna
memperoleh penghematan energi.
Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat diperoleh begitu saja
dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni. Analisa peluang hemat energi
dilakukan dengan usaha-usaha:
Tk T
K e rata = (3.1)
Jb
dimana:
J b = jumlah bulan
K e. pr
Ppe. pn = 100% (3.3)
K e.b
dimana:
K e. pn = konsumsi energi total kWh penerangan per tahun (kWh/tahun)
K e. pr
Ppe. HVAC = 100% (3.5)
K e.b
dimana:
K e. HVAC = konsumsi energi total kWh HVAC per tahun (kWh/tahun)
K e. pr
Ppe.UPS = 100% (3.7)
K e.b
dimana:
K e.UPS = konsumsi energi total kWh UPS per tahun (kWh/tahun)
K e. pr
Ppe.Lift = 100% (3.9)
K e.b
dimana:
K e. Lift = konsumsi energi total kWh lift per tahun (kWh/tahun)
K e. pr
Ppe. pompat = 100% (3.11)
K e.b
dimana:
K e. pompa = konsumsi energi total kWh pompa per tahun (kWh/tahun)
4.1. UMUM
PT. Bank Bukopin Tbk adalah salah satu bank swasta nasional dan bergerak dalam
bidang perbankan. Bank Bukopin terletak di jalan MT. Haryono kav 50-51 jakarta
selatan. Apabila dilihat dari struktur gedungnya, Bank Bukopin terdiri dari 12 lantai,
dimana setiap lantainya memiliki luas yang sama yakni 1016,64 m2 dengan
ketinggian setiap lantainya 3 m. Gedung Bank Bukopin berbentuk persegi panjang
dengan dinding sebagian besar adalah kaca berwarna gelap. Adapun informasi yang
didapat mengenai spesifikasi dan data-data dari gedung Bank Bukopin adalah
sebagai berikut:
1016.64 m2 x 12 = 12199.68 m2
d. Tegangan : 20 kV/380 V
e. Frekuensi : 50 Hz
Dari hasil observasi di gedung Bank Bukopin, diperoleh data-data yang diinginkan
untuk memecahkan permasalahan dan tujuan yang ingin diperoleh sesuai dengan apa
yang penulis ajukan sebelumnya. Data-data yang penulis peroleh dari hasil penelitian
dan informasi yang didapat dari gedung Bank Bukopin adalah sebagai berikut:
a. Konsumsi energi listrik. sumber energi listrik pada Bank Bukopin berasal dari
PLN dan Generator Diesel (Genset) yang digunakan bila suplai dari PLN
terganggu. Data konsumsi energi listrik total Bank Bukopin pada tahun 2007 dan
tahun 2008 yang diperoleh dari nota pembayaran rekening listrik PLN tiap bulan
ditunjukkan yang masing-masingnya dapat dilihat pada lampiran A tabel 4.1 dan
lampiran B tabel 4.2. Besar energi listrik yang terpakai selama periode Januari
2007 hingga desember 2008 secara grafik masing-masingnya dapat diperlihatkan
pada lampiran C. Dari lampiran A dan lampiran C dapat dilihat bahwa konsumsi
energi listrik pada tahun 2007 setiap bulannya tidak jauh berbeda, begitu juga
pada tahun 2008 yang ditunjukkan pada lampiran B dan lampiran C, sehingga
dapat diasumsikan sama setiap bulannya. Data-data tersebut penulis peroleh dari
pihak pengelola gedung dan merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan
dalam melakukan audit energi.
b. Penggunaan daya total gedung. Dari data dan informasi pada gedung tersebut,
penulis memperoleh data penggunaan daya pada gedung secara keseluruhan
seperti yang dapat dilihat pada lampiran D dan secara grafik ditunjukkan pada
lampiran E. Pengukuran tersebut dilakukan pada LVMDP I dan LVMDP II,
dimana masing-masing LVMDP mensuplai beban yang berbeda-beda. LVMDP I
mensuplai beban penerangan, UPS, dan Lift, sedangkan LVMDP II mensuplai
beban Chiller, AHU, Pompa, dan STP. Dari lampiran E grafik 4.3a dapat dilihat
bahwa beban harian LVMDP II untuk hari kerja maksimum adalah 500 kW dan
itu terjadi mulai dari jam 8.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB yaitu di saat
jam kerja, hal ini karena sistem pendinginan beroperasi. Untuk beban hari sabtu
dan minggu dapat dilihat pada lampiran E grafik 4.3b dan grafik 4.3c terjadi
peningkatan beban pada LVMDP II mencapai 250 kW hal ini dikarenakan
adanya penambahan jam kerja untuk unit kerja tertentu sehingga sistem
pendinginan beroperasi.
c. Penggunaan pembebanan pada chiller. Pengambilan data pada chiller dilakukan
dengan memonitoring panel chiller mengenai data-data konsumsi energi
listriknya yang berupa ampere, cos , tegangan, dan daya yang terukur setiap
jamnya. Hasil pengukuran dapat dilihat pada lampiran F tabel 4.4, dan rata-rata
konsumsi energi listriknya sama yaitu sebesar 126 kW untuk chiller 1 dan
206 kW untuk chiller 2. Perubahan konsumsi energi listrik yang terjadi tidak
signifikan disebabkan oleh kondisi cuaca yang tetap.
f. Penggunaan motor pada lift. Bank Bukopin memiliki 5 lift dan dikelompokkan
menjadi 2 kelompok, yaitu lift barat yang berjumlah 3 lift dan lift timur dengan
jumlah 2 lift. Data penggunaan energi listrik pada lift ditunjukkan pada lampiran
I tabel 4.7, dan terlihat bahwa penggunaan energi listriknya tidak terlalu besar
sehingga pengambilan datanya tidak dilakukan setiap jam.
4.3. PEMBAHASAN
Analisa data yang penulis lakukan berdasarkan pada tujuan awal dari peluang
penghematan energi listrik pada gedung Bank Bukopin yang tertulis pada Bab I,
dimana pada tujuan dan permasalahan dijelaskan bahwa yang hendak dicapai adalah:
a. dapat diketahui besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada bangunan yang
dimaksud.
c. dapat dicari upaya yang perlu dilakukan dalam usaha meningkatkan efisiensi
penggunaan energi.
Bangunan Bank Bukopin memiliki daya terpasang sebesar 1385 kVA dan cos
sebesar 0.85, maka dapat dihitung:
Konsumsi energi listrik yang dibahas kali ini meliputi Januari tahun 2007 sampai
dengan Desember 2008 dapat dilihat pada tabel 4.1a dan 4.1b, dari tabel tersebut
dapat dihitung:
a. Konsumsi energi total kWh rata-rata perbulan (kWh/bulan). Besar energi total
kWh selama 12 bulan tahun 2007 adalah 4153920 kWh dan tahun 2008 adalah
3557730 kWh, besar konsumsi energi rata-rata per bulan dapat dihitung dengan
persamaan 3.1, sehingga diperoleh bahwa besar konsumsi energi listrik rata-rata
setiap bulan untuk tahun 2007 adalah 346160 kWh dan tahun 2008 sebesar
296477 kWh
400000
300000
kW htotals etiap
200000
bulan
kW htotalratarata
100000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dari grafik 4.1a dan 4.1b terlihat bahwa konsumsi energi setiap bulannya tidak
jauh berbeda baik di tahun 2007 maupun 2008, namun di tahun 2008 konsumsi
energi listriknya cenderung turun dibandingkan dengan tahun 2007.
b. Konsumsi energi total kWh per tahun (kWh/tahun). Dari lampiran A dan
lampiran B dapat dilihat konsumsi energi total kWh per tahun sama dengan
konsumsi energi total kWh setiap bulan. Besar energi listrik total tahun 2007
adalah 4153920 kWh dan tahun 2008 sebesar 3557730 kWh.
Hasil perhitungan energi diatas, dapat dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi
sebagai berikut:
a. IKE total kWh per bulan (kWh/m2.bulan). Dari hasil perhitungan 4.2.1.2. diperoleh
bahwa konsumsi energi rata-rata ( K e.rata ) tahun 2007 adalah 346160 kWh dan tahun
2008 sebesar 296477 kWh dan luas gedung Bank Bukopin 12199,86 m2. Dengan
menggunakan persamaan 2.2 diperoleh besar Intensitas Konsumsi Energi (IKE) rata-
rata tahun 2007 adalah 28,4 kWh/m2 dan tahun 2008 sebesar 24,3 kWh/m2.
b. IKE total kWh per tahun (kWh/m2.tahun). Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi
(IKE) per tahun sama saja dengan penentuan IKE per bulan, dengan menggunakan
persamaan 2.2 dan besar K eT tahun 2007 sama dengan 4153920 kWh/tahun dan tahun
4153920
IKE ( 2007 ) = = 340,49kWh / m 2
12199,68
dan
3557730
IKE ( 2008) = = 291,6kWh / m 2
12199,68
Dari perhitungan di atas di peroleh bahwa IKE tahun 2007 lebih besar dari
tahun 2008, hal ini dikarenakan pada tahun 2008 terjadi perombakan dan pergantian
terhadap instalasi listrik sehingga rugi-rugi yang terjadi cenderung turun. Salah satu
rugi-rugi yang di maksud adalah panas karena umur kabel dan lampu.
Namun tetap saja bahwa IKE masih lebih besar dari IKE standarnya yaitu
240 kWh/m2 untuk perkantoran, sedangkan IKE Bank Bukopin tahun 2008 adalah
291,6 kWh/m2, sehingga perlu dilakukan audit rinci untuk mengetahui penggunaan
peralatan mana yang boros.
Berdasarkan perhitungan pada point 4.2.1.4, nilai IKE Bank Bukopin lebih besar dari
nilai IKE standar, sehingga perlu dilakukan audit rinci. Hal ini dapat ditulis sebagai
berikut:
Dan untuk melakukan audit rinci, maka langka-langkah yang harus dilakukan
salah satunya adalah mengetahui profil penggunaan energi setiap peralatan yang ada
di gedung. Konsumsi energi listrik di Bank Bukopin adalah pendingin (chiller,
AHU,dan pompa sirkulasi), penerangan, motor pompa, lift, komputer, dan lain-
lainnya.
a. Perhitungan konsumsi energi listrik pada penerangan. Dari lampiran H maka dapat
dihitung konsumsi energi total kWh penerangan per tahun. Berdasarkan data-data yang
diperoleh dari pihak gedung yang berupa jumlah lampu dan besar daya setiap lampu,
maka besar konsumsi penerangan per tahun dapat dihitung dengan asumsi rugi-rugi
ballast diabaikan. Dengan menggunakan persamaan 3.2 dan 3.3, maka besar konsumsi
penerangan Bank Bukopin adalah:
K e. pn = Be. pn W p
K e. pr
Ppe. pn = 100%
K e.b
586647,6
Ppe. pn = 100% = 16,5%
3557730
b. Perhitungan konsumsi energi listrik pada HVAC. Dari lampiran F dan lampiran G dapat
dihitung konsumsi energi total kWh HVAC per tahun. Berdasarkan data-data yang
diperoleh dari pihak gedung yang berupa hasil pemantauan selama satu hari, maka besar
konsumsi HVAC per tahun dapat dihitung dengan asumsi bahwa besar beban yang
dipakai rata-rata sama. Pengasumsian ini diambil karena tidak adanya kWh meter di
setiap panel AHU, pompa, dan chiller tidak ada. Dengan menggunakan persamaan 3.4
dan 3.5, maka besar konsumsi energi yang digunakan untuk HVAC adalah
K e. HVAC = Be.HVAC W p
d. Perhitungan konsumsi energi listrik pada lift. Dari lampiran I dapat dihitung konsumsi
energi total kWh per tahun. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari pihak gedung
rata-rata besar beban untuk Lift setiap harinya sama karena beban dari lift sebagian besar
adalah karyawan Bank Bukopin, sedangkan untuk kegiatan perbankan dilakukan di
lantai graund sehingga tidak menggunakan lift. Dengan menggunakan persamaan 3.8
dan 3.9, maka besar konsumsi penerangan per tahun dapat dihitung dengan persamaan:
K e. Lift = Be.Lift W p
K e. pr
Ppe.Lift = 100%
K e.b
8448
Ppe. Lift = 100% = 0,23%
3557730
e. Perhitungan konsumsi energi listrik pada pompa. Dari lampiran J dapat dihitung
konsumsi energi total kWh per tahun. Berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari
pihak gedung yang berupa data spesifik dari motor pompa dan total waktu rata-rata
pompa beroperasi dalam sehari. Dengan menggunakan persamaan 3.10 dan 3.11, maka
besar konsumsi pompa per tahun dapat dihitung dengan persamaan:
K e. pompa = ( Be. pompadeepwell W p ) + ( Be.hidran W p )
Dari perhitungan profil penggunaan energi listrik, maka Bank Bukopin pemakaian
energinya adalah
Tabel 4.1. Profil penggunaan energi di Bank Bukopin
Jenis Peralatan Penggunaan Energi ( % )
HVAC 43,24
Penerangan 16,5
UPS 17,26
Lift 0,23
Lain-lain 22,28
Dari perhitungan profil penggunaan energi listrik di atas bahwa jelas penggunaan
energi listrik terbesar adalah pada sistem HVAC, UPS, penerangan, pompa, lift, dan
beban-beban lainnya.
a. Peluang penghematan pada UPS. UPS di Bank Bukopin mensuplai beban komputer dan
server, dan itu merupakan perangkat yang selalu digunakan saat karyawan bekerja.
Waktu kerja karyawan adalah dari jam 8.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB, dan
istirahat dari jam 12.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Dengan adanya waktu istirahat
inilah waktu peluang untuk mengurangi pemakaian beban UPS dengan cara mematikan
unit komputer saat keluar ruangan untuk istirahat. Beban UPS yang dapat di kurangi
adalah UPS II karena UPS I merupakan UPS yang mensuplai server sehingga tidak
mungkin akan adanya pengurangan. Jadi dengan adanya waktu istirahat selama 1 jam,
maka besar energi listrik yang dapat di di kurangi sebesar:
Keups = Bes.ups x Wp
= 84 x (1 x 22 x 12)
= 22176 kWh/tahun
= 22176 kWh x Rp.452,-
= Rp.10.023.552,-
Nilai Be sebesar 84 kW diperoleh dari Bebeban maksimum Berata-rata sabtu & minggu.
b. Peluang penghematan pada penerangan. Bank Bukopin terdiri dari 12 lantai dimana
tinggi setiap lantai adalah 2,5 meter. Berdasarkan pengamatan penulis bahwa Bank
Bukopin ini tingkat intensitas pencahayaannya ini cukup besar, hal ini penulis rasakan
dan membandingkan dengan kantor-kantor lain terutama di perkantoran pemerintahan.
Dengan melakukan analisa percobaan untuk satu lantai dalam waktu satu minggu dengan
cara melakukan pengurangan lampu TL (RM 4 x 16 Watt) sebanyak 2 buah. Analisa ini
dilakukan untuk pembuktian tentang tingkat pencahayaan Bank Bukopin yang cukup
tinggi. Dan percobaan ini berhasil karena tidak ada keluhan dari karyawan. Berdasarkan
tabel 4.7. bahwa RM 4 x 36W dikurangi setengah, maka besar penghematannya adalah:
Konsumsi arus sangat kecil (0,15 - 0,2 Amp/40W) dan penghematan hampir
3 kali dibanding dengan ballast konvensional.
Tidak perlu stater, dengan beroperasi pada frekuensi tinggi yang langsung
membuat kedua filamen elektroda berpijar maka alat starter tidak diperlukan
lagi.
Tabel 4.2. Perbedaan ballast standard dengan ballast elektronik dari sisi umur dan harga
Dari tabel di atas bahwa penggantian ballast lebih cepat ballast standar yakni 4
kali dibandingkan ballast elektronik.
c. Peluang penghematan pada HVAC. Dari tabel 4.4 terlihat bahwa Chiller ON pukul 6.00
WIB padahal jam kerja karyawan adalah jam 8.00 WIB, hal ini dilakukan dengan alasan
mengejar beban pendinginan. Dengan selisih 2 jam inilah merupakan peluang
penghematan konsumsi energi listrik. Proses menyalakan sistem HVAC dapat dilakukan
jam 7.00 WIB sehingga menghemat 1 jam sebesar :
Kechiller = Bes chiller x Wp
= ( Bechiller 1 + Bechiller 2 ) x 22 hari x 12 bulan
= (117,9 + 197,18 ) x 264
= 83181,12 kWh/tahun
= 83181,12 kWh x Rp. 452,-
= Rp. 37.597.866,-
d. Peluang penghematan pada pompa. Analisa pada pompa dilakukan melalui suatu
pengamatan, meliputi:
Ada tidaknya kebocoran air pada pipa, kran atau tangki air
Sistem operasi pompa
Dari pengamatan yang penulis lakukan diperoleh hasil adanya kebocoran air pada
pipa, kran ataupun wastafel sehingga dapat menambah pengeluaran debit air dan
mempengaruhi kinerja dari pompa serta pemakaian energi listriknya. Jadi diharapkan
kebocoran air pada pipa, kran ataupun wastafel dapat segera diatasi dalam upaya
penghematan energi listrik dari pompa.
BAB V
Lain-lain = 22,28 %
Penerangan = 16,5 %
Lift = 0,23 %
b. Pada sistem HVAC metode penghematan yang paling murah adalah dengan
melakukan perubahan jadwal pengoperasian dan perubahan cara perawatan AHU
karena berdasarkan pada informasi dari pihak gedung bahwa pin koil AHU dari
pertama ada, dan sampai sekarang belum pernah di cuci dan perawatannya hanya
membersihkan filter. Besar peluang penghematan dengan perubahan jadwal
sebesar 83181,12 kWh/tahun.
c. Pada sistem UPS metode penghematan yang paling rendah adalah mematikan
sistem komputer di saat jam istirahat dan peluang penghematannya sebesar
22176 kWh/tahun.
e. Untuk penggunaan energi listrik yang di gunakan oleh lift dan pompa cukup kecil
yakni kurang dari 1 %, sehingga tidak perlu dilakukan pengauditan terhadap lift
dan pompa karena tidak berpengaruh besar.
f. Kapasitas daya Bank Bukopin adalah 1385 kVA, sedangkan beban penggunaan
energi listrik pada beban puncak adalah kurang lebih 900 kVA. Dengan kondisi
seperti ini Bank Bukopin tidak dapat melakukan pengurangan kapasitas daya.
5.2. SARAN
b. Penelitian yang didasarkan pada audit energi ini masih sangat sederhana karena
keterbatasan akses dan autorisasi dalam pengambilan data, diharapkan dapat
dilanjutkan dalam bentuk penelitian lain yang biasa dilakukan oleh Tim Audit.
c. Perlu diperhatikan dalam pengadaan suatu barang seperti sebagian Chiller baru
yang ada di Bank Bukopin, dimana chiller tersebut buatan china. Kalau dilihat
dari nilai investasinya cukup rendah di bandingkan dengan chiller-chiller buatan
eropa, tapi kekurangannya adalah arus nominalnya yang cukup besar
dibandingkan dengan chiller eropa.
DAFTAR PUSTAKA
300,000
250,000
Daya (kWh)
200,000
150,000
100,000
50,000
0
Bulan
ER
ER
I
R
RI
ER
EI
T
IL
LI
I
R
U
N
BE
RE
UA
A
ST
M
PR
JU
B
JU
B
U
EM
EM
EM
TO
A
U
LWBP
A
BR
N
G
JA
ES
PT
A
FE
O
O
D
WBP
SE
N
Grafik 4.2b. Grafik konsumsi energi listrik tahun 2008
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
Bulan
KT ER
R
I
ES ER
VE R
T
S
IL
R
BR I
LI
N
E
FE AR
BE
E
RE
U
A
B
JU
JU
M
B
B
ST
U
EM
AP
EM
U
M
O
A
LWBP
N
PT
JA
AG
O
SE
WBP
D
N
Lampiran D
Tabel 4.5a Pengukuran daya harian LVMDP I dan 2 untuk hari senin
LVMDP I LVMDP 2
Waktu Daya Daya Daya Daya
Cos Cos
KW KVA KW KVA
6:00 0.97 250 257.73 0.94 350 372.34
5:00 0.98 120 122.45 1 40 40
4:00 0.98 120 122.45 1 40 40
3:00 0.98 120 122.45 1 40 40
2:00 0.98 120 122.45 1 40 40
1:00 0.98 120 122.45 1 40 40
00:00 0.98 120 122.45 1 40 40
23:00 0.98 130 132.65 0.99 40 40.40
22:00 0.9 140 155.56 0.98 50 51.02
21:00 0.96 190 197.92 0.95 170 178.95
20:00 0.96 200 208.33 0.95 150 157.89
19:00 0.96 280 291.67 0.95 150 157.89
18:00 0.97 280 288.66 0.95 280 294.74
17:00 0.96 300 312.50 0.95 240 252.63
16:00 0.96 300 312.50 0.94 500 531.91
15:00 0.96 350 364.58 0.95 500 526.32
14:00 0.97 350 360.82 0.95 500 526.32
13:00 0.95 350 368.42 0.95 500 526.32
12:00 0.96 350 364.58 0.94 430 457.45
11:00 0.95 350 368.42 0.95 410 431.58
10:00 0.96 350 364.58 0.96 420 437.50
9:00 0.95 350 368.42 0.95 480 505.26
8:00 0.96 300 312.50 0.95 480 505.26
7:00 0.97 40 41.24 0.95 480 505.26
Tabel 4.5b. Pengukuran daya harian LVMDP I dan 2 untuk hari selasa
LVMDP I LVMDP 2
Waktu Daya Daya Daya Daya
Cos Cos
KW KVA KW KVA
6:00 0.94 250 265.96 0.94 350 372.34
5:00 0.93 140 150.54 1 30 30
4:00 0.93 140 150.54 1 30 30
3:00 0.93 140 150.54 1 30 30
2:00 0.94 140 148.94 1 30 30
1:00 0.94 140 148.94 1 30 30
00:00 0.94 140 148.94 1 50 50
23:00 0.98 150 153.06 0.99 50 50.51
22:00 0.98 150 153.06 0.98 50 51.02
21:00 0.96 170 177.08 0.95 60 63.16
20:00 0.96 240 250.00 0.95 200 210.53
19:00 0.96 250 260.42 0.95 200 210.53
18:00 0.94 240 255.32 0.95 300 315.79
17:00 0.95 300 315.79 0.95 370 389.47
16:00 0.96 350 364.58 0.94 510 542.55
15:00 0.95 350 368.42 0.95 500 526.32
14:00 0.95 350 368.42 0.95 500 526.32
13:00 0.95 350 368.42 0.95 500 526.32
12:00 0.96 350 364.58 0.94 500 531.91
11:00 0.95 350 368.42 0.95 499 525.26
10:00 0.97 350 360.82 0.96 499 519.79
9:00 0.96 350 364.58 0.95 500 526.32
8:00 0.95 350 368.42 0.95 500 526.32
7:00 0.97 270 278.35 0.95 460 484.21
Tabel 4.5c. Pengukuran daya harian LVMDP I dan 2 untuk hari rabu
LVMDP I LVMDP 2
Waktu Daya Daya Daya Daya
Cos Cos
KW KVA KW KVA
6:00 0.93 230 247.31 0.95 350 368.42
5:00 0.93 130 139.78 1 40 40
4:00 0.93 130 139.78 1 40 40
3:00 0.95 130 136.84 1 40 40
2:00 0.95 130 136.84 1 40 40
1:00 0.95 120 126.32 0.99 40 40.4
00:00 0.93 120 129.03 1 40 40
23:00 0.97 150 154.64 0.99 50 50.51
22:00 0.93 160 172.04 0.96 50 52.08
21:00 0.97 160 164.95 0.95 50 52.63
20:00 0.94 240 255.32 0.95 240 252.63
19:00 0.96 260 270.83 0.95 320 336.84
18:00 0.96 300 312.50 0.96 350 364.58
17:00 0.96 330 343.75 0.94 380 404.26
16:00 0.95 330 347.37 0.96 400 416.67
15:00 0.95 350 368.42 0.95 480 505.26
14:00 0.96 350 364.58 0.95 480 505.26
13:00 0.96 350 364.58 0.95 480 505.26
12:00 0.96 350 364.58 0.93 260 279.57
11:00 0.96 350 364.58 0.95 480 505.26
10:00 0.94 340 361.70 0.96 450 468.75
9:00 0.94 340 361.70 0.94 450 478.72
8:00 0.97 310 319.59 0.95 450 473.68
7:00 0.96 270 281.25 0.94 450 478.72
Tabel 4.5d. Pengukuran daya harian LVMDP I dan 2 untuk hari kamis
LVMDP I LVMDP 2
Waktu Daya Daya Daya Daya
Cos Cos
KW KVA KW KVA
6:00 0.95 250 263.16 0.95 350 368.42
5:00 0.93 150 161.29 0.98 50 51.02
4:00 0.93 140 150.54 0.99 50 50.51
3:00 0.94 110 117.02 0.99 50 50.51
2:00 0.94 110 117.02 0.99 50 50.51
1:00 0.94 110 117.02 0.99 50 50.51
00:00 0.95 140 147.37 0.99 50 50.51
23:00 0.98 145 147.96 1 50 50.00
22:00 0.96 150 156.25 0.98 50 51.02
21:00 0.96 180 187.50 0.94 130 138.30
20:00 0.94 200 212.77 0.95 130 136.84
19:00 0.97 250 257.73 0.95 150 157.89
18:00 0.96 280 291.67 0.95 280 294.74
17:00 0.95 340 357.89 0.95 450 473.68
16:00 0.96 350 364.58 0.95 450 473.68
15:00 0.96 350 364.58 0.94 460 489.36
14:00 0.96 340 354.17 0.94 475 505.32
13:00 0.96 320 333.33 0.94 500 531.91
12:00 0.97 350 360.82 0.94 500 531.91
11:00 0.97 350 360.82 0.95 500 526.32
10:00 0.97 350 360.82 0.95 510 536.84
9:00 0.95 340 357.89 0.95 500 526.32
8:00 0.95 350 368.42 0.95 500 526.32
7:00 0.95 300 315.79 0.95 500 526.32
Tabel 4.5e. Pengukuran daya harian LVMDP I dan 2 untuk hari jum'at
LVMDP I LVMDP 2
Waktu Daya Daya Daya Daya
Cos Cos
KW KVA KW KVA
6:00 0.96 160 166.67 0.93 180 193.55
5:00 0.94 150 159.57 0.94 50 53.19
4:00 0.93 150 161.29 1 50 50
3:00 0.93 150 161.29 1 50 50
2:00 0.94 150 159.57 1 50 50
1:00 0.95 150 157.89 1 50 50
00:00 0.95 150 157.89 0.99 50 50.51
23:00 0.95 150 157.89 0.96 50 52.08
22:00 0.96 150 156.25 0.96 50 52.08
21:00 0.95 150 157.89 0.94 120 127.66
20:00 0.97 200 206.19 0.92 150 163.04
19:00 0.95 250 263.16 0.92 150 163.04
18:00 0.97 300 309.28 0.94 350 372.34
17:00 0.96 310 322.92 0.94 350 372.34
16:00 0.96 340 354.17 0.94 380 404.26
15:00 0.96 350 364.58 0.95 480 505.26
14:00 0.96 330 343.75 0.94 480 510.64
13:00 0.95 320 336.84 0.95 480 505.26
12:00 0.95 320 336.84 0.95 480 505.26
11:00 0.96 340 354.17 0.95 460 484.21
10:00 0.96 340 354.17 0.94 460 489.36
9:00 0.96 340 354.17 0.94 450 478.72
8:00 0.96 340 354.17 0.94 450 478.72
7:00 0.95 260 273.68 0.95 450 473.68
Tabel 4.5f. Pengukuran daya harian LVMDP I dan 2 untuk hari sabtu
LVMDP I LVMDP 2
Waktu Daya Daya Daya Daya
Cos Cos
KW KVA KW KVA
6:00 0.93 160 172.04 1 50 50.00
5:00 0.93 150 161.29 1 50 50.00
4:00 0.95 150 157.89 1 50 50
3:00 0.96 150 156.25 1 50 50
2:00 0.96 150 156.25 1 50 50
1:00 0.97 150 154.64 0.97 50 51.55
00:00 0.96 150 156.25 0.97 50 51.55
23:00 0.96 150 156.25 0.99 50 50.51
22:00 0.97 150 154.64 0.98 50 51.02
21:00 0.96 170 177.08 0.98 50 51.02
20:00 0.96 170 177.08 0.98 50 51.02
19:00 0.96 160 166.67 0.98 50 51.02
18:00 0.95 180 189.47 0.94 230 244.68
17:00 0.95 180 189.47 0.94 230 244.68
16:00 0.9 200 222.22 0.95 200 210.53
15:00 0.97 190 195.88 0.95 180 189.47
14:00 0.96 200 208.33 0.94 270 287.23
13:00 0.96 200 208.33 0.94 270 287.23
12:00 0.96 200 208.33 0.93 250 268.82
11:00 0.96 200 208.33 0.93 250 268.82
10:00 0.95 200 210.53 0.93 200 215.05
9:00 0.95 210 221.05 0.92 200 217.39
8:00 0.95 210 221.05 0.97 200 206.19
7:00 0.96 180 187.50 0.96 200 208.33
Tabel 4.5g. Pengukuran daya harian LVMDP I dan 2 untuk hari minggu
LVMDP I LVMDP 2
Waktu Daya Daya Daya Daya
Cos Cos
KW KVA KW KVA
6:00 0.97 250 257.73 0.94 50 53.19
5:00 0.94 140 148.94 1 50 50.00
4:00 0.94 140 148.94 1 50 50
3:00 0.96 140 145.83 1 50 50
2:00 0.96 140 145.83 1 50 50
1:00 0.97 140 144.33 0.99 50 50.51
00:00 0.97 130 134.02 0.98 50 51.02
23:00 0.97 140 144.33 0.99 50 50.51
22:00 0.96 140 145.83 0.98 50 51.02
21:00 0.93 130 139.78 0.98 50 51.02
20:00 0.94 140 148.94 0.98 50 51.02
19:00 0.94 140 148.94 0.98 50 51.02
18:00 0.96 160 166.67 0.97 50 51.55
17:00 0.96 160 166.67 1 50 50.00
16:00 0.96 170 177.08 1 60 60.00
15:00 0.97 150 154.64 0.95 240 252.63
14:00 0.97 150 154.64 0.95 240 252.63
13:00 0.97 150 154.64 0.95 240 252.63
12:00 0.96 150 156.25 0.95 240 252.63
11:00 0.96 150 156.25 0.95 200 210.53
10:00 0.96 150 156.25 0.95 200 210.53
9:00 0.96 150 156.25 0.95 200 210.53
8:00 0.96 150 156.25 0.99 60 60.61
7:00 0.95 140 147.37 1 50 50.00
Lampiran E
500
eban(kW) 400
300
B
200
100
0
Wak tu (jam )
0
0
0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
00 LV MDP I
06
04
02
22
20
18
16
14
12
10
08
LV MDP II
0:
250
200
Daya (kW)
150
100
50
0 Waktu (jam)
06:00
04:00
02:00
0:00:00
22:00
20:00
18:00
16:00
14:00
12:00
10:00
08:00
LVMDP I
LVMDP II
250
200
Daya (kW)
150
100
50
0 Wak tu (jam )
0
0
0
:0
LVMDP I
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
00
06
04
02
22
20
18
16
14
12
10
08
0:
LVMDP II
Arus
Lantai (Ampere) Arus Rata-Rata Tegangan Power Factor Daya
R S T (Ampere) (Volt) (KWh)
B 19 20 20 19.67 380 0.92 11.91
G 24 25 25 24.67 380 0.92 14.94
1 10 11 11 10.67 380 0.92 6.46
2 14 13 13 13.33 380 0.92 8.07
4 12 11 11 11.33 380 0.92 6.86
5 8 9 8 8.33 380 0.95 5.21
6 8 8 8 8 380 0.95 5.00
7 8 8 8 8 380 0.95 5.00
8 9 9 10 9.33 380 0.95 5.83
9 10 9 9 9.33 380 0.95 5.83
10 9 10 9 9.33 380 0.95 5.83
Jumlah 80.95
Jumlah per bulan (22 hari) 1780.99
Lampiran H
Tabel 4.8. Data Beban Penerangan Bank Bukopin
Berikut menunjukkan hasil pengukuran pada pompa di gedung Bank Bukopin dalam satu hari
Baru Lama
Tarif/Daya : B3/1385000 -
FM KWH/KVARH : 2000/2000 -
FRT :1 -
Kode Pembeda :z -
Sewa Trafo :- -
Jam
LWBP WBP kVARH Tanggal Nyala
Awal 8068.27 1268.04 3405.17 2-Sep-08
Akhir 8183.51 1282.98 3457.85 02-Okt-08 187.99
Selisih 115.24 14.94 52.68 30 Hari