Anda di halaman 1dari 14

ANALISA EKONOMI OPERASI

SISTEM TENAGA LISTRIK


Kelompok 1
ANGGOTA
KELOMPOK
 M e i l i n a M a g h fi r o h
 Mahendra Nugroho
 Muhammad Harun
 M. Hanif Naufal
 L i n d a H i d a y a ti

2
PENGERTIAN
SISTEM TENAGA
LISTRIK

3
Secara umum sistem tenaga listrik terdiri atas komponen
tenaga listrik yaitu pembangkit tenaga listrik, sistem transmisi
dan sistem distribusi. Ketiga bagian ini merupakan bagian
utama pada suatu rangkaian sistem tenaga listrik yang
bekerja untuk menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit
ke pusat - pusat beban.
Energi listrik yang dihasilkan di
pusat pembangkit listrik akan
disalurkan melalui saluran transmisi
kemudian melalui saluran distribusi
akan sampai ke konsumen.

4
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
• Pada bagian sebelumya bisa dilihat pada gambar bagaimana sistem tenaga
listrik yang mendeskripsikan hubungan antara masing-masing sistem listrik.
Pembangkit-pembangkit listrik memiliki lokasi yang saling berjauhan satu
sama lain dan terhubung satu sama lain melalui sistem transmisi yang luas
untuk mendistribusikan tenaga listrik pada beban yang tersebar. Ini bisa
dapat dikatakan sebagai sistem interkoneksi. Melalui adanya sistem
interkoneksi tersebut menghasilkan :

• 1. Keandalan sistem yang semakin tinggi

• 2. Efisiensi pembangkitan tenaga listrik dalam sistem meningkat

• 3. Mempermudah penjadwalan pembangkit

5
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
• Sebuah sistem tenaga listrik merupakan sebuah unit usaha dimana selain
faktor teknis, faktor ekonomis juga diperhatikan karena pengaruhnya
sangat dominan. Dalam pengoperasian sistem tenaga listrik ini, pendapatan
dan pengeluaran harus dijaga agar tercipta kondisi yang seimbang sehingga
dapat mencapai keuntungan yang layak. Pendapatan dalam sistem tenaga
listik ini berdasarkan jumlah penjualan listrik ke konsumen dan biasanya
dalam bentuk pemakaian energi (kWh) serta harganya yang diatur dalam
sistem tarif tertentu (di Indonesia menggunakan Keppres). Sedangkan
pengeluaran dalam mengoperasikan sistem tenaga listrik ini meliputi : belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, pemeliharaan dan penyusutan, penelitian
atau pengembangan, pajak, bahan baku energi (BBM, batubara, nuklir, air,
dsb), losses, dan lain-lain.

6
TUJUAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
Tujuan utama dari operasi sistem tenaga listrik ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan beban listrik secara efisien (beban terpenuhi dengan biaya yang
minimum), dengan mempertimbangkan sasaran operasi tenaga listrik yaitu sistem
harus dapat memenuhi standar dalam keamanan lingkungan, memiliki keandalan
yang baik, dan dapat melayani permintaan secara berkala dari waktu ke waktu.
Dalam mencapai tujuan dari operasi sistem tenaga listrik maka perlu diperhatikan
tiga hal berikut ini, yaitu:

• Ekonomi (economy) berarti listrik harus dioperasikan secara ekonomis,


tetapi dengan tetap memperhatikan keandalan dan kualitasnya.

• Keandalan (security) merupakan tingkat keamanan sistem terhadap


kemungkinan terjadinya gangguan. Jika terjadi gangguan pada pembangkit
maupun transmisi dapat diatasi tanpa mengakibatkan pemadaman di sisi
konsumen.

• Kualitas (quality) tenaga listrik yang diukur dengan kualitas tegangan dan
frekuensi yang dijaga sedemikian rupa sehingga tetap pada kisaran yang
ditetapkan.

7
KONDISI OPERASI SISTEM TENAGA
LISTRIK
Kondisi-kondisi yang mungkin terjadi dalam menjalankan sistem tenaga listrik
adalah sebagai berikut :

• Normal, adalah seluruh konsumen dapat dilayani, kendala operasi teratasi dan
sekuriti sistem dapat dipenuhi.

• Siaga, adalah seluruh konsumen dapat dilayani, kendala operasi dapat


dipenuhi, tetapi sekuriti sistem tidak dapat dipenuhi.

• Darurat, adalah konsumen tidak dapat dilayani, kendala operasi tidak dapat
dipenuhi.

• Pemulihan, adalah peralihan kondisi darurat tenaga listrik yang diukur dengan
kualitas tegangan dan frekuensi yang dijaga sedemikian rupa sehingga tetap
pada kisaran yang ditetapkan.

8
MANAJEMEN OPERASI SISTEM
TENAGA LISTRIK
• Perencanaan Operasi

Yaitu pemikiran mengenai bagaimana sistem tenaga listrik akan dioperasikan untuk jangka
waktu tertentu. Pemikiran ini mencakup perkiraan beban, koordinasi pemeliharaan
peralatan, optimasi, keandalan serta mutu tenaga listrik.

• Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi

Yaitu pelaksanaan dari Rencana Operasi serta pengendaliannya apabila terjadi hal-hal yang
menyimpang dari Rencana Operasi.

• Analisa Operasi

Yaitu analisa atas hasil-hasil operasi untuk memberikan umpan balik bagi Perencanaan
Operasi maupun bagi Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi. Analisa Operasi juga
diperlukan untuk memberikan saran-saran bagi pengembangan sistem serta
penyempurnaan pemeliharaan instalasi.

9
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
Pembangkit listrik memasok tenaga listrik ke sistem tenaga listrik yang terdiri
dari generator dan penggerak mula, adapun penggerak mula berupa mesin
pemutar poros generator yang merubah suatu bentuk energi menjadi energi
mekanik. Jenis penggerak mula bermacam-macam, sesuai dengan sumber
tenaga yang menghasilkan gerak tersebut antara lain:

1. Mesin diesel,

2. Turbin gas,

3. Turbin uap,

4. Turbin air,

5. Kincir Angin, dll.

10
TITLE

Biaya tetap Biaya variabel

adalah biaya yang selalu ada walaupun adalah biaya yang muncul ketika unit
unit pembangkit tidak dalam kondisi pembangkit beroperasi, yaitu biaya
beroperasi (tidak ada produksi kWh). bahan bakar dan biaya pemeliharaan.
Biaya ini terdiri dari: biaya pegawai, Besarnya biaya variabel ini tergantung
biaya administrasi, biaya bunga, biaya kepada banyaknya produksi kWh. Biaya
modal, dan perubahan nilai tukar mata variabel ini dapat dinyatakan dalam
uang asing terhadap rupiah yang disebut satuan Rp./kWh.
komponen A, serta biaya tetap operasi
dan pemeliharaan yang disebut
komponen B.

11
Besarnya energi tiap satuan waktu yang digunakan untuk membangkitkan daya
listrik disebut heat rate (H). Persamaan heat rate adalah :

H = a + bP + cP2

Dimana: H = heat rate (Mbtu/jam)

P = daya keluaran (MW)

a, b, c = konstanta

12
Jika persamaan dikalikan dengan biaya bahan bakar (C), maka akan didapat
biaya per satuan waktu F(P).

F(P) = H(P) x C

= C(a + bP + cP2)

Dimana: F(P) = biaya produksi per jam

C = harga bahan bakar (R/MBtu)

13
THANK YOU
SUBTITLE GOES HERE

Add a Footer 14

Anda mungkin juga menyukai