Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Desain dan Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Afif Aliyfia Alfian 5301417023
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Semester : 4 (Empat)
Pertemuan ke :6
A. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat nilai dari resistor melalui gelang warna.
B. Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mengetahui Gelang warna Resistor
2. Mahasiswa menentukan nilai resistor
3. Mahasiswa mengetahui klasifikasi resistor
4. Mahasiswa membaca resistor
F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Scientific Learning
- Model/ strategi : Cooperative Learning
- Metode : Ceramah, Tanya Jawab
G. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
- Alat : White Board, OHP (Over Head Projektor)
- Media Pembelajaran :
1. Diktat Perkuliahan
2. Presentasi (Power Point)
- Sumber Pembelajaran :
1. Sulasno. 1993. Pusat Pembangkit Tenaga Listrik. Semarang : Satya Wacana
2. Djiteng Marsudi. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Erlangga
2. Prosedur penilaian
pembelajaran konsep
kesalahan dalam
pengukuran
b. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
c. Toleran terhadap
proses pemecahan
masalah yang berbeda
dan kreatif.
2. Pengetahuan
kesalahan dalam
pengukuran.
b. Menyatakan kembali
langkah
meminimalisir
kesalahan dalam
pengukuran
3. Keterampilan
(limiting error)
J. Instrumen Penilaian Hasil belajar
Tingkat
(skor)
pengukuran
(30)
mengemukakan (50)
3. Apabila alat-ukur listrik digunakan
antisipasi kesalahan
Resistor tidak terukur sesuai
dalam pengukuran.
dengan warna dari gelang apakah
penyebabnya ?
a. SOAL
a. Nilai Resistornya
b. Nilai Toleransinya
a. Nilai Resistornya
b. Nilai Toleransinya
a. Nilai Resistornya
b. Nilai Toleransinya
b. Nilai Toleransinya
a. Nilai Resistornya
b. Nilai Toleransinya
a. Nilai Resistornya
b. Nilai Toleransinya
a. Nilai Resistornya
b. Nilai Toleransinya
a. Nilai resistornya
a. Nilai Toleransinya
Pedoman Penskoran
Skor Maksimal
Mengetahui Semarang, 20 Juni 2020
RESISTOR
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti
tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-
bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan
dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang
lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai insulator. Bagaimana prinsip konduksi,
dijelaskan pada artikel tentang semikonduktor. Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus,
dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum
Ohm: v = R x i
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon . Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding
terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W (Omega). Tipe resistor yang umum adalah
berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat
lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar
resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar
manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test
yang harus dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa
mahasiswa elektro wajib untuk bisa membaca warna gelang resistor (barangkali).
Hati-hati ketika membaca resistor dengan 5 atau 6 gelang warna
Note: Digit ke Tiga tidak dipakai ketika membaca resistor dengan 4 gelang warna
contoh gambar >>
Merah = 2
Kuning = 4
Jingga = x1000
Emas = 5%
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna
coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor
yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang
pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa
toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama
selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya.
Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk
gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4
gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut
menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya.
Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah
gelang toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama
berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke
empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui
jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai
resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah
menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya
memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang
pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan gelang
violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai
satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah
berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor
tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah
5%.
Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain
besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka
akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu
resistor bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki
disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna
putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo
ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100W5W.
1. Resistor Biasa (tetap nilainya), ialah sebuah resistor penghambat gerak arus, yang
nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat
dari nikelin atau karbon.
2. Resistor Berubah (variable), ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-ubah
dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistor
dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan jenis ini kita bagi menjadi
dua, Potensiometer, rheostat dan Trimpot (Trimmer Potensiometer) yang biasanya
menempel pada papan rangkaian (Printed Circuit Board, PCB).
3. Resistor NTC dan PTS, NTC (Negative Temperature Coefficient), ialah Resistor yang
nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTS (Positife
Temperature Coefficient), ialah Resistor yang nilainya akan bertambah besar bila
temperaturnya menjadi dingin.
4. LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis Resistor yang berubah hambatannya
karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan
cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.
Cara paling mudah menentukan resistor yang rusak, yaitu apabila resistor kita ukur dengan
multimeter tidak sama dengan nilai gelang yang kita baca, bahkan sangat menyimpang jauh,
ada pula yang tidak terukur atau 0 ohm. Untuk lebih baiknya sebelum kita memasang
komponen resistor ke dalam rangkaian atau menyoldernya, lebih baik kita ukur dulu dengan
multimeter untuk lebih tepatnya.
1. tahanan tetap
fungsi :
- pembagi tegangan
- memperkecil arus
fungsi :
Coklat 1 1 10
Merah 2 2 100
Oranye 3 3 1000 2%
Kuning 4 4 10000
Hijau 5 5 100000
Biru 6 6 1000000
Ungu 7 7 10000000
Abu-abu 8 8 100000000
Putih 9 9 1000000000
Emas 0,1 5%
RICHARDS, PAUL I. Resistor-transmission-line circuits. Proceedings of the IRE, 1948, 36.2: 217-220.
Marti, X., Fina, I., Frontera, C., Liu, J., Wadley, P., He, Q., ... & Kuneš, J. (2014). Room-temperature
antiferromagnetic memory resistor. Nature materials, 13(4), 367-374.
Straley, J. P. (1976). Critical phenomena in resistor networks. Journal of Physics C: Solid State
Physics, 9(5), 783.
Chiang, C., & Wicker, G. C. (2002). U.S. Patent No. 6,339,544. Washington, DC: U.S. Patent and
Trademark Office.
Straley, J. P. (1977). Critical exponents for the conductivity of random resistor lattices. Physical Review
B, 15(12), 5733.
Hariyanto, D. (2009). Studi penentuan nilai resistor menggunakan seleksi warna model HSI pada citra
2D. Telkomnika, 7(1), 13.
Firmansyah, S., Lelono, D., & Sumiharto, R. (2015). Implementasi Pengolahan Citra Digital Sebagai
Pengukur Nilai Resistor Pada Sistem Pemindai Resistor Berbasis Android. IJEIS (Indonesian Journal
of Electronics and Instrumentation Systems), 5(1), 1-10.