Anda di halaman 1dari 7

Nama : Zulfa Syafira Dwi Utami

NIM : 03031381621085
Kelas : A
Teknik Kimia Palembang

Generator
1. Skema Generator

2. Cara Kerja AVR Generator


Saat genset terbebani beban listrik, arus listrik akan mengalir dalam spul stator
dengan besaran arus sebesar beban litrik. Kehadiran arus listrik dalam lilitan core besi
akan menimbulkan flux gaya magnet sekitar permukaan stator.
Flux medan magnetik mempunyai arah yang berlawanan dengan arah flux gaya
magnet yang dihasilkan kutub rotor yang berputar. sehingga, menyebabkan berkurangya
gaya magenetik dasri rotor. sehingga tegangan akan mengalami penurunan di bagian
stator.
Penurunan tegangan ini segera terdeteksi oleh bagian input sensing dari rangkaian
AVR terpasang. Karena tegangan yang disetting terlebih dahulu lebih besar dari tegangan
saat ini, maka AVR akan mendeteksi perbedaan tersebut.
Saat inilah AVR bekerja dengan cara menaikan tegangan exciter, sehinngga
kenaikan tegangan pada exciter akan menaikan tegangan yang dihasilkan oleh exciter
rotor.
Pengaturan secara otomatis ini menimmbulkan kenaikan arus terhada motor
utama, sehingga medasn magnet yang dihasilkan turut meningkat secara
proporsional.Sehingga tegangan yang dihasilkan genset akan tetap stabil.
Sebaliknya, AVR juga akan mendeteksi kondisi sebaliknya. Jika naik secara
berlebihan melampaui settingan, maka AVR akan berusaha menurunkan tegangan ke
exciter, sehingga voltase yang dihasilakn juga akan menurun hingga ke level yang
diinginkan.

Jenis-jenis Pembangkit Listrik (Generator)


1. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
Efisiensi: : < 50 %
Diesel Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar),
biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil,
terutama untuk daerah baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan. Di dalam
perkembangannya PLTD dapat juga menggunakan bahan bakar gas (BBG).Mesin diesel
ini menggunakan ruang bakar dimana ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak
torak/piston yang kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi putar. Energi
putar ini digunakan untuk memutar generator yang merubahnya menjadi energi listrik.
Untuk meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan bakar dinaikkan
tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbo charger. turbo charger ini digerakkan oleh
gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar.
Proses pembakaran pada mesin diesel tidak menghasilkan pembakaran yang
sempurna. Effisiensi PLTD sangat dipengaruhi oleh pemakaian bahan bakar, hal ini
disebabkan biaya yang terbesar dalam pengoperasian PLTD adalah biaya bahan bakar
(±70% dari keseluruhan biaya operasional). Hal inilah yang menyebabkan efisiensi
pembangkit jenis ini rendah, lebih kecil dari 50 %.
Sumber:
http://www.wirahadie.com/2016/12/jenis-jenis-pembangkit-listrik.html
2. PLTG (Pembangkit Listri Tenaga Gas)
Efisiensi: : < 50 %
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi
listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM)
maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi
pembakaran dan prosesnya.Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mulamula udara
dimasukkan dalam kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara agar partikel
debu tidak ikut masuk dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara
dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar.
Suatu PLTG umumnyamemilikiefisiensi 25 - 30% dan PLTG modern di
manasuhunya 1110ºC memilikiefisiensi 32 - 33% sedang gas buang PLTG
mengandungpanas 75%. Berartikehilanganenergitermalterbesardalambentuk gas
buangterjadipadaturbin gas.Dengandemikianpembangkit yang banyakmengeluarkan
(menghasilkan) panasadalah PLTG.
Sumber:
http://www.wirahadie.com/2016/12/jenis-jenis-pembangkit-listrik.html

3. PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Batubara)


Efisiensi : 45%
Sebagai penghasil batubara yang besar dan pengekspor batubara terbesar kedua di
dunia, tak heran bila banyak PLTB tersebar di Indonesia. Sepertiga dari 90% listrik di
Indonesia dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batubara. Bahkan pemerintah
merencanakan bahwa tahun 2030 listrik yang dihasilkan PLTB harus mencapai 50% dari
keseluruhan.
Meskipun bermanfaat, namun batubara adalah bahan bakar terkotor di dunia.
Material ini merupakan penyebab utama gas rumah kaca yang menyebabkan global
warming. Masalah lain yang timbul adalah masalah kesehatan. Hampir 80% warga
disekitar PLTB mengidap penyakit pernafasan karena terkena debu batubara. Parahnya
lagi korban kebanyakan masih balita.
Seperti pada pembangkit batubara yang pada mulanya memiliki efisiensi 20%
kemudian setelah dilakukan perbaikan pada bagian spesifikasi penguapan maka
efisiensinya bisa meningkat menjadi 30%. Di sisi lain karena adanya kemajuan teknologi
pada pembangkit tenaga uap konvensional sehingga batubara muda bisa digunakan
sebagai bahan bakar. Kemudian pembuangan gasnya dilakukan melalui sebuah menara
pendingin akibatnya efisiensi pembangkit bisa menjadi 45%.
Sumber:
https://neuhauslabs.com/jenis-pembangkit-listrik/

4. PLTN (Pembangkit Listri Tenaga Nuklir)


Efisiensi : 33%
PLTN membutuhkan reaksi pembelahan inti bahan uranium dalam reaktor nuklir untuk
menghasilkan panas. Panas tersebut menghasilkan uap yang dialirkan ke turbin untuk
menggerakkan generator.
Jenis pembangkit listrik ini sangat ramah lingkungan karena tidak melepaskan partikel
nitrogen oksida, sulfur dioksida dan karbon dioksida saat pembakaran terjadi.
Namun dibalik kelebihannya, PLTN menuai banyak kontroversi seperti biaya
pembuangan dan pengamanan energi nuklir sangat besar.
Selain itu potensi kecelakaan nuklir yang sangat mengerikan dampaknya. Radiasinya
dapat merusak tubuh manusia bahkan menyebabkan kecacatan dan kematian.
Sumber:
https://neuhauslabs.com/jenis-pembangkit-listrik/

5. PLTPB (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi)


Efisiensi:

Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi

Tahun Ef. Turbin [%] Ef. Generator [%] Ef. Overall [%] Ef. Adiabatik [%]
2010 78.8752 87.9864 69.3995 71.0956
2011 78.7916 85.8603 67.6507 69.304
2012 78.8443 87.3218 68.8483 70.5309
2013 78.8540 86.8911 68.5171 70.1917
Panas Bumi Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit Pusat
Listrik Tenaga Panas (PLTP). Sesungguhnya, prinsip kerja PLTP sama saja dengan
PLTU. Hanya saja uap yang digunakan adalah uap panas bumi yang berasal langsung
dari perut bumi. Karena itu, PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat
gunung berapi. Biaya operasional PLTP juga lebih murah daripada PLTU, karena tidak
perlu membeli bahan bakar, namun memerlukan biaya investasi yang besar terutama
untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.Ilustrasi siklus perubahan energi pada
PLTP :Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi.
Sumber:
http://www.wirahadie.com/2016/12/jenis-jenis-pembangkit-listrik.html

6. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)


Efisiensi: 25-35 %
Sebagai salah satu energi alternatif, sinar matahari dapat dimanfaat sebagai
pembangkit listrik. Keuntungannya tentu sinar matahari ramah lingkungan dan tidak
terbatas digunakan berapa kali pun.
Biaya perawatannya memang kecil bila dibandingkan dengan jenis pembangkit
listrik yang lain. Namun biaya pembangunanannya sangat besar
Komponen utama PLTS adalah sel foltovotaik yang berperan menangkap sinar
matahari yang panas. Sinar matahari yang tertangkap berfungsi memanaskan cairan yang
akan berubah menjadi uap. Uap tersebut yang akan diubah oleh generator menjadi energi
listrik.
Sumber:
https://neuhauslabs.com/jenis-pembangkit-listrik/

7. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin)


Efisiensi: 67.4%
Jenis pembangkit listrik ini membuat angin memutar turbin. Putaran pisau turbin
berubah menjadi arus listrik dengan bantuan generator.
Sebagai salah satu energi yang terbarukan, pembangkit listrik tenaga angin tidak
menimbulkan emisi sehingga ramah lingkungan. Untuk membuatnya tidak memerlukan
lahan sebesar jenis pembangkit listrik lain sehingga lebih hemat tempat.
Namun biaya pembuatan dan perawatan pembangkit listrik tenaga angin cukup
tinggi, karena ada beberapa bagian turbin yang memang mudah rusak.
Sumber:
https://neuhauslabs.com/jenis-pembangkit-listrik/

8. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)


Efisiensi: 40%
Pembangkit Listrik Tenaga Air sudah sangat dikenal penggunaannya. Di
Indonesia sendiri, jenis pembangkit listrik ini merupakan yang utama. PLTA tersebar di
seluruh daerah di Indonesia.
Air berfungsi menggerakkan turbin yang terhubung dengan generator. Energi
listrik yang dihasilkan ini disebut hidroelektrik.
Kelebihan PLTA adalah kapasitas dayanya besar dan alatnya awet hingga 50-100
tahun setelah digunakan. Selain itu jenis pembangkit listrik ini tidak menyebabkan polusi
dan bebas emisi karbon, sangat ramah lingkungan.
Sumber:
https://neuhauslabs.com/jenis-pembangkit-listrik/

9. PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Makro Hidro)


Efisiensi: > 50%
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik
berskala kecil dengan output di bawah 100 KW yang memanfaatkan potensi aliran air
yang terdapat di pedesaan sebagai sumber tenaga misalnya saluran irigasi, sungai atau air
terjun alam. PLTMH memiliki konstruksi yang sederhana, mudah dioperasikan, mudah
dalam perawatan serta dengan biaya investasi yang terjangkau sehingga cocok diterapkan
untuk menerangi wilayah pedesaan yang tidak terjangkau aliran listrik PLN.
Secara teknis, pembangkit listrik tenaga mikro hidro memiliki tiga komponen
utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Pembangkit listrik tenaga
mikro hidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian
tertentu. Pada dasarnya, pembangkit listrik tenaga mikro hidro memanfaatkan energi
potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi
potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik.
Sumber:
http://www.kajianpustaka.com/2016/10/pembangkit-listrik-tenaga-mikro-hidro.html

10. PLTFC (Pembangkit Listrik Tenaga Fuel Cell)


Efisiensi:
Type Fuel cell Efisiensi Bahan bakar awal
PEM 40% Reformed methanol, gas alam, hidrogen
PAFC 40% Reformed gas alam, hidrogen
MCFC Sampai 60% Gas alam, gas arang, bio gas, hidrogen
SOFC Sampai 70% Gas alam, gas arang, bio gas, hidrogen
Sumber:
https://media.neliti.com/media/publications/134810-ID-fuel-cell-sebagai-penghasil-
energi-abad.pdf

Anda mungkin juga menyukai