Anda di halaman 1dari 30

BAB I

A. Fungsi Pentanahan

Definisi grounding adalah sistem pentanahan yang berfungsi untuk meniadakan beda
potensial sehingga jika ada kebocoran tegangan atau arus akan langsung dibuang ke bumi.

Fungsi grounding :

1. Perlindungan dari tegangan tinggi


Grounding dalam sistem instalasi listrik berungsi untuk mengurangi atau menghindari
bahaya yang disebabkan oleh tegangan tinggi.misalnya bahaya petir dengan tegangan
tinggi
2. Penstabil tegangan
Grounding dapat berfungsi untuk menstabilkan tegangan pada banyak sumber
tegangan. Jika tidak terdapat titik referensi umum untuk semua sumber tegangan,
akan terjadi kesulitan antar masing-masing hubungan
3. Mengatasi arus yang lebih
Grounding juga berfungs untuk mengatasi arus yang berlebih, karena sistem grounding
ini menyediakan level keselamatan baik kerusakan peralatan atau manusia.
Sistem grounding berfungsi sebagai sarana mengalirkan arus petir yang menyebar ke segala
arah ke dalam tanah. Hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem pentanahan
adalah tidak timbulnya bahaya tegangan step dan tegangan sentuh. Kriteria yang dituju
dalam pembuatan sistem pentanahan adalah bukannya rendahnya harga tahanan tanah akan
tetapi dapat dihindarinya bahaya seperti tersebut di depan.

Selain itu, kondisi tanah yang bagus untuk grounding adalah tanah yang basah.
Grounding untuk menyalurkan arus listrik imbas dari peralatan elektronik yang anda
lindungi dapat dibuat dengan cara membor tanah di tepi kantor anda sampai kedalaman
ditemukannya air. Masukanlah pipa ledeng ke dalam lubang tersebut. Dalam mengerjakan
pemboran tanah mintalah bantuan kepada tukang pembuat sumur bor yang memiliki

SISTEM PEMBUMIAN 1
perangkat bor tanah yang lengkap.Pasanglah kabel tembaga khusus ground, dengan dibagian
ujungnya dipasang terlebih dahulu batang tembaga sepanjang kurang lebih 1 - 1,5 meter.

Masukan batang tembaga kedalam lubang sampai dasar lubang. Sisa kabel tembaga
yang masih tampak di bagian ujung lubang di permukaan tanah segera dihubungkan dengan
kabel ground yang berasal dari ruang kerja anda. Agar ujung kabel ground t ersebut tidak
goyang ada baiknya ujung lubang ground tersebut ditutup dengan semen, sehingga hanya
tampak ujung kabel tembaga saja diatasnya.

SYARAT SYARAT SISTEM PENTANAHAN YANG EFEKTIF

1. Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu keperluan
pemakaian

2. Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :

a. Bahan Konduktor yang baik

b. Tahan Korosi

c. Cukup Kuat

3. Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.

4. Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.

Biaya pemasangan serendah mungkin.

SIFAT DAN JENIS-JENIS TANAH

Tahanan Jenis Tanah ()


Dari rumus untuk menentukan tahanan tanah dari statu elektroda yang
hemispherical R = /2r terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus
dengan besarnya . Untuk berbagai tempat harga ini tidak sama dan tergantung
pada beberapa faktor :

SISTEM PEMBUMIAN 2
sifat geologi tanah

Komposisi zat kimia dalam tanah

Kandungan air tanah

Temperatur tanah

Selain itu faktor perubahan musim juga mempengaruhinya.

B. Sistem PHB (Papan Hubung Bagi )

Panel hubung bagian adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik dari PLN
dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran energy listrik
tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang atau langsung melalui sirkit
akhir kebeban yang berupa beberapa titik lampu dan melalui kotak-kontak keperalatan
pemanfaatan listrik yang berada di dalam bangunan

Gambar 1.1 PHB (Papan Hubung Bagi) Gardu Portal

1. Peranan Panel HubungBagi (PHB) Dalam Suatu Bangunan

Penghubung
Panel berfungsi untuk menghubungkan antara satu rangkaian listrik dengan rangkaian
listrik lainnya pada suatu operasi kerja.
Pengaman
Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga listrik
apabila terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi sebagai
pengaman pada panel listrik ini adalah MCCB dan MCB.
Pembagi

SISTEM PEMBUMIAN 3
Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada
instalasi tenaga.
Penyuplai
Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber kebeban .Panel sebagai penyuplai, dan
mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai kepusat beban
baik untuk instalasi penerangan maupun instalasit enaga.
Pengontrol
Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari panel
tersebu tmasing-masing rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban pada
bangunan baik instalasi penerangan maupu ninstalasi tenaga dapat dikontrol dari satu
tempat.

2. Pembumian PHB TR

Digambarkan sebagai suatu pelaksanaan koneksi dengan mana suatu peralatan atau
sirkit di hubungkan pada bumi. Koneksi yang digunakan untuk menetapkan dan memelih
arah potensi dari bumi, atau kira-kira potensi itu, pada peralatan atau sirkit yang di
hubungkan. Suatu pentanahan terdiri dari suatu konduktor pentanahan, suatu elektroda
pentanahan, suatu konnektor pentanahan yang menyentuh konduktor yang Pentanahan
pada elektroda tanah, dan soil dalam hubungan dengan elektroda tanah.

Gambar 1.2 Jenis Elektroda Pentanahan

TT: netral sumber daya terhubung ke bumi dan frame peralatan beban terhubung ke
bumi
IT: netral sumber daya tidak terhubung ke bumi dan frame peralatan beban
terhubung ke bumi

SISTEM PEMBUMIAN 4
TN: netral sumber daya terhubung ke bumi dan frame peralatan beban terhubung ke
sumber daya yang sudah terhubung ke bumi
TN-S: ketika fungsi proteksi disediakan oleh konduktor yang terpisah dengan netral
sumber daya.
TN-C: ketika fungsi netral dan proteksi digabungkan dalam sebuah konduktor
tunggal
Pentanahan system tegangan rendah terdiri atas : penghantar tanah, elektroda
pentanahan, macam-macam pentanahan, dan cara pemilihan system pentanahan. Pada
SPTL dan transformator daya yang mencatu pengguna tenaga listrik dengan rating
tegangan kurang dari 1 kV (didefinisikan sebagai tegangan rendah) dan area-area
disekitarnya diperlukan system pentanahan. Skematik pemasangan system pentanahan dan
komponen pentanahan ditunjukkan pada Gambar 1.3 berikut :

Gambar 1.3 Skema Pentanahan Pada Tegangan Rendah

3. System Grounding Yang Terpasang Di Instalasi Listrik Rumah

SISTEM PEMBUMIAN 5
Kabel grounding secara umum terkoneksi di kWh meter PLN. Pada saat
pemasangan kWh meter, petugas PLN yang melakukan pemasangan instalasi
grounding dan juga menyambung kabel grounding di dalam kWh meter tersebut.
Dalam hal ini petugas PLN akan memastikan grounding terpasang dengan benar.
Karena kWh meter adalah milik PLN dan disegel.
Tetapi, sering juga perumahan yang dibangun memasang sendiri instalasi
grounding, dengan menggunakan jasa kontraktor instalasi listrik, sebelum PLN
memasang kWh meter-nya. Dan kemudian saat kWh meter dipasang, petugas PLN
akan menyambung koneksi grounding tersebut di kWh meter. Untuk sistem koneksi
grounding di kWh meter, terminal grounding akan dihubungkan dengan terminal
netral. Sistem grounding di kWh meter akan disambungkan menggunakan kabel
grounding dari kabel NYM masuk ke MCB Box. Instalasi grounding di bagian luar
atau outdoor. Untuk tipe yang umum atau konvensional bisa dilihat pada gambar
berikut :

Gambar 1.4 Instalasi Grounding Pada Rumah

Dari gambar dapat dijelaskan sebagai berikut :

SISTEM PEMBUMIAN 6
Sistem grounding yang terpasang ada dua macam yaitu untuk instalasi listrik rumah
dan instalasi penangkal petir. Dua system grounding ini memang harus dipisahkan
pemasangannya dan berjarak paling tidak 10 m.

Koneksi grounding untuk instalasi listrik rumah terpasang di kWh meter PLN.
Komponen instalasi grounding adalah sebagai berikut :
Grounding rod, yaitu batang grounding yang ditanam di dalam tanah. Terdiri dari
pipa galvanis medium , kawat tembaga BC berdiamater 16 mm2, Dan dilengkapi
dengan splitzen yang dikencangkan dengan baut. Panjang grounding rod ini
biasanya antara 1.5 m s/d 3 m.
Pipa PVC, yang digunakan sebagai selubung (konduit) dari kabel grounding yang
ditanam dalam dinding / tembok atau untuk jalur kabel penangkal petir.

SOAL LATIHAN 1
Jawablah dengan baik dan benar
1. Apa pengertian Grounding ?
2. Sebutkan fungsi-fungsi grounding ?
3. Jelaaskan apa yang di maksud pentanahan ?
4. Jelaskan Bagaimana Kondisi Tanah Yang Bagus Untuk Grounding ?
5. Kondisi yang harus terpenuhi untuk konduktor yang akan di tanam ?
6. Sebutkan Syarat-syarat pentanahan yang baik ?
7. Apa Yang dimaksud PHB ?

SISTEM PEMBUMIAN 7
8. Sebutkan Peran PHB ?
9. Gambarkan Skema Pentanahan Pada Tegangan Rendah ?
10. Sebutkan Dan Jelaskan Komponen Isntalasi Grounding ?

BAB II

A. GARDU DISTRIBUSI / GARDU METAL CAD

Gardu Distribusi adalah bagian dari sistem jaringan distribusi yang merupakan
penghubung antara sistem saluran distribusi primer dengan sistem saluran distribusi
sekunder yang terdiri dari transformator tenaga, peralatan penghubung dan pemutus tenaga
serta peralatan hubung bagi tegangan rendah (PHBTR) yang terletak pada suatu bangunan
atau konstruksi tertentu.
Gardu Distribusi merupakan suatu tempat/ bangunan instalasi listri yang didalamnya
terdapat alat-alat : Pemutus, penghubung, pengaman dan trafo distribusi untuk
mendistribusikan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan tegangankonsumen.
Peralatan-peralatan ini adalah untuk menunjang mencapai pendistribusian Tenaga Listrik
secara baik yang mencakup kontinuitas pelayanan yang terjamin, mutu yang tinggi dan
menjamin keselamatan bagi manusia.

SISTEM PEMBUMIAN 8
Gambar 2.1 Gardu Distribusi

Adapun beberapa fungsi gardu distribusi adalah sebagai berikut :


1. Menyalurkan/ meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke konsumen tegangan
rendah.
2. Menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah selanjutnya disalurkan
kekonsumen tegangan rendah.
3. Menyalurkan/ meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke gardu distribusi lainnya
dan ke gardu hubung.
Transformator distribusi digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dari jaringan
distribusi tegangan tinggi menjadi tegangan terpakai pada jaringan distribusi tegangan
rendah (step down transformator); misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 380 volt atau
220 volt. Sedan transformator yang digunakan untuk menaikan tegangan listrik (step up
transformator), hanya digunakan pada pusat pembangkit tenaga listrik agar tegangan yang
didistribusikan pada suatu jaringan panjang (long line) tidak mengalami penurunan tegangan
(voltage drop) yang berarti; yaitu tidak melebihi ketentuan voltage drop yang diperkenankan
5% dari tegangan semula.
Jenis transformator yang digunakan adalah transformator satu phasa dan
ransformator tiga phase. Adakalanya untuk melayani beban tiga phase dipakai tiga buah
transformator satu phase dengan hubungan bintang (star conection) atau hubungan delta
(delta conection) .

SISTEM PEMBUMIAN 9
Sebagian besar pada jaringan distribusi tegangan tinggi (primer) sekarang ini dipakai
transformator tiga phase untuk jenis out door. Yaitu jenis transformator yang diletakkan
diatas tiang dengan ukuran lebih kecil dibandingkan dengan jenis in door, yaitu jenis yang
diletakkan didalam rumah gardu.

1. Gardu Kios (Gardu Besi)

Gardu kios adalah gardu yang bangunan keseluruhannya terbuat dari plat besi dengan
konstruksi seperti kios.
Gardu kios merupakan Gardu Distribusi yang pembangunannya bisanya bersifat untuk
sementara saja selama ada rehabilitasi gardu. Bangunannya terdiri dari rangka besi dan
dindingnya dari Seng serta lantainya biasanya terbuat dari kayu atau beton. Ruangan pada
gardu ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a) Ruangan Tegangan Menengah
b) Ruang Trafo
c) Ruang Tegangan Rendah

Gambar 2.2 Gardu Kios.

SISTEM PEMBUMIAN 10
Gambar 2.3 Gardu Metal Clab

2. Sustem Pembumian

a) Instalasi Pembumian
Instalasi pembumian pada gardu berdasarkan ketentuan yang diberlakukan
setempat. Tujuan utamanya adalah mendapatkan nilai pentanahan elektroda maksimum 1
Ohm.

Gambar 2.4 Elektrode Pentanahan

Contoh kasus yang dapat kita lihat yaitu pada Instalasi pembumian di PT. PLN Distribusi
Jakarta Raya & Tangerang kabel 1 x 50 mm2 Cu digelar dibawah fondasi melingkar
tertutup. Pada beberapa titik tiap-tiap 1 meter dikeluarkan sebagai terminal pembumian.
Kabel ini berfungsi juga sebagai ikatan penyama potensial.

Penggunaan elektroda batang pada gardu distribusi:


a) Memakai elektroda dengan kedalaman 3-6 meter.
b) Jarak tanam minimal 2 meter atau sejarak 1 x panjang elektroda.
c) Pada terminal keluar harus diberi bak kontrol untuk melakukan pengukuran tahanan
tanah.

3. Ikatan Pembumian

a) Semua bagian-bagian konduktif terbuka clan bagian konduktif extra pada gardu
dihubungkan dengan penghantar ke ikatan penyama potensial pembumian.

SISTEM PEMBUMIAN 11
b) Titik netral sistem tegangan rendah pada terminal netral transformator, pada Rak
PNB-TR dibumikan, dihubungkan pada elektroda pembumian.
c) Klem pengikat harus terbuat dari bahan tahan korosi minimal memakai baut ukuran
10 mm2.

\
Gambar 2.5 Diagram Instalasi Pembumian Gardu Distribusi

Keterangan
Elektroda pembumian grid CU 1 x 50 mm2 digelar di bawah ponclasi gardu.
Pada titik-titik tertentu dikeluarkan setinggi 30 cm untuk terminal pembumian.
Penghantar terminal memakai CU 1 x 16 mm2 untuk BKT. CU 1 x 50 mm2 untuk
Netral Transformator BKT, Transformator dan Rak TR

.Konstruksi penunjang.
Beberapa konstruksi penunjang terdapat pada kelengkapan konstruksi gardu yang
kebutuhannya disesuaikan setempat.
Kabel Tray harus terbuat dari bahan anti korosif untuk keperluan tiap-tiap 3 meter
jalur kabel.
Klem kabel untuk memperkuat dudukan kabel pada ikatan dinamis atau kabel tray
bisa terbuat dari kayu (Support cable).
bolt clamp
Spice plate plate bar
Collar- penjepit kabel pada Rak TR/TM.

SISTEM PEMBUMIAN 12
Fisser ukuran 10 mm2 panjang 60 mm2, 120 mm2
Insulating bolt, baut dilapisi nilon, makrolon.
Insulating slim, bahan bakelit, nilon, makrolon.
Terminal hubung, plat dibawah sel TM.
Clampping connector 0 9 mm2, 13 mm2, 17 mm2.
T- connector lunimog-clamp terbuat dari Cu.
Angle clamp connector (knee-konektor)
Connecting blok terbuat dari tembaga
Straight clamp connector
Untuk konstruksi pemasangan contoh pada standard konstruksi instalasi gardu PT.
PLN (Persero).

LATIHAN 2
Jawablah dengan baik dan benar
1. Apa yang dimaksud Gardu Distribusi ?
2. Komponen apa sajakah yang terdapat pada Gardu Distribusi ?
3. Apa fungsi dari komponen-kommponen dari Gardu Distribusi ?
4. Sebutkan fungsi dari Gardu Distribusi ?
5. Apa kegunaan dari Transformator distribusi ?
6. Apa yang di maksud Gardu kios ?
7. Sebutkan bagian-bagian dari gardu kios ?
8. Apa tujuan instalasi pembumian ?
9. Sebutkan cara penggunaan elektroda batang pada gardu distribusi ?
10. Gambarkan dan jelaskan Diagram Instalasi Pembumian Gardu Distribusi ?

SISTEM PEMBUMIAN 13
BAB III

A. Gardu Batu/Beton

Yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya terbuat dari beton (campuran pasir, batu
dan semen). Gardu beton termasuk `gardu jenis pasangan dalam, karena pada umumnya
semua peralatan penghubung/ pemutus, pemisah dan trafo distribusi terletak di dalam
bangunan beton. Dalam pembangunannya semua peralatan tersebut di disain dan diinstalasi
di lokasi sesuai dengan ukuran bangunan gardu.

Gambar 3.1 Bagan Satu Garis Gardu Beton


Pembumian pada gardu beton (Batu) yaitu pada line in trafo ditarik line grounding
atau kabel pentanahan, arrester berfungsi sebagai pengaman trafo pada saat terjadi
gangguan dari sumber, sedangkan pembumian pada line in trafo atau sisi primer yaitu
mengamankan tegangan tembus dari arrester. Pembumian juga dipasang pada fuse breaker,
guna mengantisipasi tegangan tembus dan beban lebih.

SISTEM PEMBUMIAN 14
Gambar 3.2 Trafo

Cara mudah membedakanya yaiu Gardu ini lebih cendrung seperti bangunan sipil
dan memiliki Halaman cukup luas.Pengaman dari pengguna tenaga listrik ini ada
bermacam-macam dan salah satunya adalah dengan pentanahan peralatan, guna
melindungi bahaya arus listrik terhadap manusia, peralatan dan bangunan. Sesuai dengan
namaya maka gardu ini bangunannya terbuat dari beton. Type dari bangunan ini bermacam
macam sesuai dengan lokasi dan kebutuhan. Kapasitas transformator yang dipasng pada
gardu ini dapat lebih besar dibandingkan dengan gardu gardu yang sebelumnya yang
sudah dijelaskan.
Jumlah trafo yang dapat ditampung pada gardu ini dapat lebih dari buah, dimana
hal ini tergantung dari kebutuhan dan lokasi yang ada. Kapasitas trafo yang paling besar
untuk gardu ini adalah 400 KVA s/d 630 KVA tetapi ada pula tempat tempat tertentu
kapasitas tarfo mencapai 1000 KVA. Oleh karena kemapuannya yang cukup besar maka
pembangunan gardu ini biasanya dilaksanakan pada daerah daerah yang mempunyai
kepadatan beban lebih besar / daerah kawasan industry.
Pada gardu beton jenis yang lama biasanya ruangan tegangan menengah, ruangan
trafo dan ruangan tegangan rendah dipisahkan oleh sekat tembok atau terali kawat. Jenis
gardu ini biasanya disebut jenis open type. Sedangkan bangunan beton baru sekat sekat
tersebut tak ada dimungkinkan karena instalasi tegangan menengah ada dalam kontak yang
tertutup yang biasanya disebut cupikel sehingga lebih aman dan mudah dalam
pengoperasian dan hemat tempat.
Karena peralatan tegangan menengah berada didalam cupikel maka gardu beton ini
dinamai gardu beton close type.
Perlengkapan yang ada pada gardu ini antara lain:
Cupikel

SISTEM PEMBUMIAN 15
Trafo
Rak Tegangan Rendah
Dan lain lain

B. Spesifikasi Pada Gardu Batu (Beton)

1. System peralatan Yang digunakan

a) Rak TR unuk 4 jurusan


Berfungsi untuk, setelah tegangan sampai ke rak TR selanjutnya tegangan
didistribusikan dengan melalui jurusan jurusan yang sudah terbagi bagi, pada
jurusan ini ada sebanyak 4 buah ( namun ada juga yang sampai 8 jurusan ).
b) Penyekat / batas untuk rak trafo
Berfungsi sebagai, pemisah / pemisah antara tempat (trafo yang satu dengan yang
lainnya agar tidak keliru), juga demi keselamatan kerja, perawatan trafo.
c) Handle utama.
Berfungsi sebagai penghubung tegangan dari AS trafo dengan kemampuan 400 A,
juga berfungsi sebagai pengaman yang sudah dilengkapi dengan sekring / fuse untuk
mengamankan trafo.
d) Lemari hitung
Berfungsi sebagai, lemari penghubung yang disalurkan dari gardu induk yang
menghasilakn tegangan kilo Volt dan lemari hitung dapat dipakai sebagai pusat beban
atau daya.
e) Kubikel
Kubikel sering juga disebut dengan nama lemari TM yang berfungsi langsung sebagi
penghubung dan pemutus tegangan menegah ( TM ) atau arus yang akan masuk ke
trafo ( gardu yan lain ).

SISTEM PEMBUMIAN 16
2. Transformator yang digunakan pada gardu batu (beton)

a) Transformator tegangan
Transformator tegangan berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi / menegah
menjadi tegangan rendah untuk besaran ukur sesuai dengan alat alat ukur.
b) Transformator arus
Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus besar pada tegangan tinggi /
menegah menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk besaran ukur, sesuai alat
alat ukur.
c) Kombinasi transformator arus dan tegangan
Yaitu suatu mesin listrik statis yang bekerja dengan keras dan azas induksi yang
berguna untuk mentransfer tenaga dari kumparan sekunder dengan disertai perubahan
arus dan tegangan sesuai dengan perbandingan transformator, tetapi frekwensinya
tetap.

3. Prinsip Kerja Transformator pada gardu batu(beton)

Adalah kumparan konduktor dililitan dalam induksi inti magnet dalam kumparan
primer (NP) dengan jumlah lilitan (N1) + Lilitan Sekunder (E2) maka dapat diperoleh
perbandingan :

Apabila N2 lebih dari N1 maka transformator tersebut disebut transformator step up dan
apabila N2 lebih kecil N1 disebut transformator Step Down.

4. Bagian bagian dari transformator pada gardu batu(beton)

Pada suatu transformator terdapat bagian yang digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :

a) Bagian luar transformator


b) Bagian dalam transformator

SISTEM PEMBUMIAN 17
Bagian Luar Dari Transformator

Tangki trafo
Berfungsi untuk menampung minyak trafo dan tempat dudukan inti trafo dan
kumparannya.
Sirip pendingin trafo
Berfungsi sebagai pendingin bagi minyak trafo dalam keadaan bekerja.
Konsevator
Untuk menampung pemuaian dan pendingin minyak trafo dalam keadaan bekerja.
Gelas kaca penduga
Untuk mengetahui level minyak trafo didalam trafo tersebut.
Breather
Untuk pernafasan minyak trafo dalam keadaan trafo bekerja dan silicagel berguna
untuk menyerap kadar air didalam udara selama pernapasan minyak trafo
berlangsung (yang berwarna putih bagusb dan yang berwarna biru jelek).
Buching trafo
Untuk isolasi tegangan tinggi pada terminal trafo tegangan.
Terminal tegangan rendah
Untuk terminal trafo pada sisi tegangan rendah 400 Volt.
Taft canger
Adalah taft atau terminal kumparan trafo untuk menaikan / menurunkan trafo yang
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Thermometer
Untuk mengukur temperature / suhu trafo dalam keadaan bekerja.
Name plate
Untuk mengetahui data data atau kapasitas trafo termasuk vitor group
Ventil
Untuk menghilangkan udara / gas gas dalam tangki tafo
Roda penggerak

SISTEM PEMBUMIAN 18
Untuk mempermudah pemindahan trafo dari suatu tempat ke tempat lain yang dapat
berputar 360 derajat.
Kran pembuangan
Untuk mengambil sample minyak trafo pada waktu pengetesan
Kuping pengangkat
Untuk tempat mencengkram atau menggantungkan trafo apabila akan diangkat.

Bagian Dalam Dari Transformator

Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh
Eddy Current.

Apa arus eddy? Arus Eddy atau yang lebih trend disebut arus pusar, dari
kalimatnya saja jelas arus pusar yaitu arus yang terpusar pada satu titik biasnya
terjadi pada seluruh mesin listrik yang menggunakan kumparan dan inti besi seperti
trafo, motor listrik dan generator.

Sebenarnya terjadinya arus pusar akibat dari induksi magnet yang


menimbulkan fluks dan menimbulkan arus,dalam hal menimbulkan fluks magnet
maka jelas butuh inti besi, nah jika inti besi yang terbuat dari besi yang utuh maka
jelas akan terjadi penumpukan arus yang selanjutnya disebut arus pusar atau arus
eddy makanya para ahli dalam pembuatan trafo menggunakan inti besi yang berlapis
lapis untuk mengidari arus pusar ini karena arus pusar ini bakal menimbulkan panas
dimna hal ini tidk diinginkan bukan.

SISTEM PEMBUMIAN 19
Gambar 3.3 Inti Besi
Kumparan Tersier
Selain kedua kumparan ( primer dan sekunder ) ada beberapa trafo yang dilengkapi
dengan kumparan ketiga atau kumparan tersier ( tertiary winding ). Kumparan tersier
diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain. Untuk
kedua keperluan tersebut, kumparan tersier selalu dihubungkan delta. Kumparan
tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak
semua trafo daya mempunyai kumparan tersier.

Gambar 3.4 Kumparan Tersier

Minyak Trafo
Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya
direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar,
karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi)
dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi
sebagai media pendingin dan isolasi.

SISTEM PEMBUMIAN 20
SOAL LATIHAN 3
JAWABLAH DENGAN BAIK DAN BENAR

1. Apa yang di maksud Gardu Batu/Beton ?


2. Alat apa saja yang terdapat pada gardu beton ?
3. Gambarkan bagan satu garis Gardu beton ?
4. Bagaimana cara pembumian pada gardu beton ?
5. Sebutkan kapasitas yang paling besar untuk gardu ?
6. Apa perbedaan bagunan gardu beton yang lama dan yang baru ?
7. Apa saja perlengkapan pada gardu beton ?
8. Sebutkan dan jelaskan Sistem peralatan yang digunakan pada gardu batu ?
9. Sebutkan transformator yang di gunakan pada gardu batu ?
10. Jelaskan prinsip kerja gardu batu ?

BAB IV
A. Pembumian Gardu Tiang

Gardu Trafo Tiang (GTT) adalah merupakan salah satu komponen instalasi tenaga listrik
yang terpasang di jaringan distribusi. Berfungsi sebagai trafo daya penurun tegangan dari
tegangan menengah ke tegangan rendah, dan selanjutnya tegangan tersebut disalurkan ke

SISTEM PEMBUMIAN 21
konsumen. Mengingat fungsi dan harga trafo tersebut cukup mahal bila dibandingkan
dengan peralatan distribusi lainnya, maka pemeliharaan preventif yang dilakukan secara
intensif, dengan kriteria pemeliharaan yang jelas untuk setiap komponen GTT dan ditangani
oleh tenaga yang terampil dengan peralatan yang memadai agar pemeliharaan tersebut
berjalan dengan efektif.
Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT) berdekatan langsung
dengan daerah pelayanan konsumen, selanjutnya GTT disalurkan ke konsumen melewati
jurusan-jurusan, dan untuk setiap unit GTT disalurkan empat jurusan. Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kV. Karena tegangan
masih tinggi belum dapat digunakan untuk mencatu beban secara langsung, kecuali pada
beban yang didesain khusus. Ditribusi primer merupakan saluran yang akan mensuplay ke
Gardu Tiang Trafo(GTT), unit peralatan yang termasuk sisi primer, sbb:

Saluran sambungan (jamper) dari SUTM ke unit trafo (Primer Trafo).

Cut Out (CO).

Ligthning Arrester (LA).

Saluran masukan.

Komponen-komponen utama GTT:

Transformator : berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan menengah (20kV)


menjadi tegangan rendah (380/200)Volt.

Fuse Cut Out (CO) : Sebagai pengaman penyulang, bila terjadi gangguan di gardu
(trafo) dan melokalisir gangguan di trafo agar peralatan tersebut tidak rusak. CO
dipasang pada sisi tegangan menengah (20kV)

SISTEM PEMBUMIAN 22
Arrester : sebagai pengaman trafo terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh
sambaran petir dan switching (SPLN se.022/PTS/73)

NH Fuse : sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang pada sisi
tegangan rendah (20kV), maupun karena beban lebih.

Grounding Arrester : Untuk menyalurkan arus ketanah yang disebabkan oleh


tegangan lebih karena sambaran petir dan switching.

Grounding Trafo : Untuk menghindari tegangan lebih pada phasa yang sehat bila
terjadi gangguan satu phasa ke tanah maupun yang disebabkan oleh beban tidak
seimbang.

Grounding LV Panel : sebagai pengaman apabila terjadi arus bocor yang mengalir
pada LV Panel.

Isolasi : sebagai penyekat antara bagian bertegangan dengan tidak bertegangan.


Digunakan sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat dengan tiang.

Sambungan dari SUTM ke Unit Trafo

Besar arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi sisi primer dihitung
berdasarkan besar kapasitas daya trafo terpasang.

SISTEM PEMBUMIAN 23
Gambar 4.1 Single Line GTT

Saluran masukan pada gardu tiang memiliki perlengkapan kesatuan dari peralatan
masukan tersebut disebut PHB.dalam hal ini PHB(perangkat hubung bagi) yang
dimaksudkan yaitu sebagai titik pencabangan jaringan dan sambungan pelayanan.

1. TRANSFORMATOR

Transformator atau Trafo adalah komponen pasif yang dibuat dari kumparan-
kumparan kawat laminasi, trafo memiliki kumparan primer dan kumparan sekunder.
Perbandingan jumlah lilitan serta diameter kawat pada kumparan primer dan sekunder
akan mempengaruhi perbandingan besarnya arus dan tegangan.Ada dua jenis trafo
yaitu trafo penaik tegangan (step up transformer) dan trafo penurun tegangan (step
down transformer). Jika tegangan primer lebih kecil dari tegangan sekunder, maka
dinamakan trafo step up. Tetapi jika tegangan primer lebih besar dari tegangan
sekunder, maka dinamakan trafo step down.

SISTEM PEMBUMIAN 24
Gambar 4.2 Trafo (Transformator)

a. Prinsip Kerja Transformator


Prinsip kerja trafo menggunakan asas induksi resonansi antar kumparan
primer dan sekunder. Apabila pada kumparan primer di aliri arus AC maka akan
timbul medan magnit yang berubah-ubah fluktansinya, akibatnya kumparan
sekunder yang berada pada daerah medan magnit akan membangkitkan gaya
gerak listrik (GGL) atau tegangan induksi. Hal ini apabila tegangan primer di
putus maka akan hilang tegangan sekundernya.
Apabila tegangan sekunder lebih besar dari tegangan primernya, maka
Transformator tersebut berfungsi sebagai penaik tegangan (Step up), akan tetapi
apabila tegangan sekunder lebih kecil dari tegangan primernya maka
Transformator berfungsi sebagai penurun tegangan (Step down) Ada kalanya
dibutuhkan kondisi tegangan primer sama besar dengan tegangan sekunder, hal ini
Transformator berfungsi sebagai penyesuai Matching.
Bila pada lilitan primer diberi arus bolak-balik (AC), maka gulungan
primer akan menjadi magnit yang arah medan magnitnya juga bolak-balik. Medan
magnit ini akan menginduksi gulungan sekunder dan mengakibatkan pada
gulungan sekunder mengalir arus bolak-balik (AC). Dimisalkan pada gulungan
primer mengalir arus berfasa positip (+), maka pada gulungan sekundernya
mengalir arus berfasa negatip (-). Karena arus yang mengalir digulungan primer
bolak-balik, maka pada gulungan sekunderpun mengalir arus bolak-balik.
Besarnya daya pada lilitan primer sama dengan daya yang diberikan pada lilitan
sekunder.

SISTEM PEMBUMIAN 25
b. CUT OUT

Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai
berikut:

Membuka dan menutup saluran ke GTT, untuk mengoperasikan harus


memakai tongkat khusus (stick) dan prinsip kerjanya seperti sakelar

CO sebagai pengamanan trafo atau GTT, karena unit CO dilengkapi dengan


Fuse Link dan akan bekerja atau putus apabila dilewatioleh arus listrik yang
lebih besar dari kapasitasnya

Proses putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena:

SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran masukan GTT.

Pada saat ada gangguan hubung singkat pada saluran ke trafo atau pada
unit trafonya.

Saluran pengahantar dari SUTM ke CO memakai kabel jenis NYAF.

Besar kapasitas CO tergantung dari besar Fuse Link, dan besar Fuse Link harus
disesuaikan dengan daya trafo, dan berfungsi sebagai pengaman(seperti pada
fuse atau sekering). Apabila terjadi gangguan pada unit trafo maka fuse link
akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse link dari PLN adalah 3, 6, 10 A., karena
disuaikan dengan besar kapasitas Trafo Distribusi milik PLN.

B. Arrester

Arrester petir atau disingkat Arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan
tenaga listrikterhadap suraya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi

SISTEM PEMBUMIAN 26
melindungi sistem tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan yang lebih dasn
mengalirkannya ketanah.
Berhubung dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan sistem 50 Hz
untuk waktu yang tak terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ketanah tanpa
mengalami kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk
jalan yang mudah untuk dilalui arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih
yang tinggi pada peralatan.
Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan tegangan lebih
external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih
internalseperti surja hubung, selain itu arester juga merupakan kunci dari koordinasi isolasi
suatu sistem tenaga listrik. Bila surja (surge) datang ke gardu induk arrester bekerja
melepaskan muatan listrik (discharge) serta mengurangi tegangan abnormal yang akan
mengenai peralatan gardu induk.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Arrester adalah sebagai berikut :
1. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge voltage)
yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah, sehingga
dapat mengamankan isoasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela
(gap breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangan sisa
(residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop).
jatuh tegangan pada arrester = I x R
Dimana
I = Arus arrester maksimum (A)
R = Tahanan arrester (Ohm)
2. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus seperti semula.
Batas dari tegangan system dimana arus susulan ini masih mungkin disebut tegangan
dasar (rated voltage) dari arrester.
a. Prinsip Kerja Arester
Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehingga
tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi normal arrester
berlaku sebagai isolator tetapibila timbul surja arrester berlaku sebagai konduktor

SISTEM PEMBUMIAN 27
yang berfungsi melewatkan aliran arus arus yang tinggi ke tanah. Setelah Surja itu
hilang arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator.
Pada pokoknya arrester ini terdiri dari dua unsur, yaitu :
Sela api (spark gap)
Tahanan kran (valve resistor)
Keduanya dihubungkan secara seri. Batas atas dan bawah dari tegangan percikan
ditentukan oleh tegangan sistem maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang
dilindungi. Seringkali masalah ini dapat dipecahkan hanya dengan menerapkan cara-
cara khusus pengaturan tegangan (voltage control) oleh karena itu sebenarnya
arrester terdiri dari tiga unsur diantaranya, yaitu :
Sela api (spark gap)
Tahanan kran (valve resistor)
Tahanan katup dan sistem pengaturan atau pembagian tegangan (grading sistem).
Jika hanya melindungi isolasi terhadap bahaya kerusakan karena gangguan
dengan tidak memperdulikan akibatnya terhadap pelayanan, maka cukup dipakai sela
batang yang memungkinkan terjadinya percikan pada waktu tegangannya mencapai
keadaan bahaya. Dalam hal ini, tegangan system bolak-balik akan tetap
mempertahankan busur api sampai pemutus bebannya dibuka. Dengan menyambung
api ini dengan sebuah tahanan, maka mungkin apinya dapat dipadamkan. Tetapi
apabila tahannya mempunyai harga tetap, maka jatuh tegangnnya menjadi besar
sekali sehungga maksud untuk meniadakan tegangan lebih tidak terlaksana, dengan
akibat bahwa maksud melindungi isolasi pun gagal. Oleh sebab itu dipakailah
tahanan kran (valve resistor), yang mempunyai sifat khusus bahwa tahanannya kecil
sekali bila tegangannya dan arusnya besar. Proses pengecilan tahanan berlangsung
cepat sekali yaitu selama tegangannya lebih mencapai harga puncaknya. Tegangan
dalam hal ini mengakibatkan penurunan drastic daripada tahanan sehingga jatuh
tegangannya dibatasi meskipun arusnya besar.

Bila tegangan lebih habis dan tinggal tegangan normal, tahanannya naik lagi sehingga arus
susulannya dibatasi kira-kira 50 Ampere. Arus susulan ini akhirnya dimatikan oleh sela api

SISTEM PEMBUMIAN 28
pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang pertama sehingga alat ini bertindak
sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari sini didapatkan nama tahanan kran.

SOAL LATIHAN 4

1. Apa yang dimaksud gardu trafo tiang ?


2. Sebutkan peralatan primer GTT ?
3. Sebutkan dan jelaskan komponen dari GTT ?
4. Gambarkan sigle line Gardu Trafo Tiang ?
5. Apa yang di maksud dengan Trafo (Transformator) ?
6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis Transformator ?
7. Jelaskan prinsip kerja dari Transformator ?
8. Sebutkan fungsi dari CUT OUT ?
9. Apa yang di maksud ARRESTER ?
10. Apa fungsi lain dari arrester selain melindungi peralatan dari egangan lebih ?
11. Apa saja syarat-syarat arrester baik yang harus dipenuhhi ?
12. Sebutkan rumus menghitung jatuh tegangan arrester ?
13. Jelaskan prinsip kerja dari arrester ?
14. Sebutkan 3 unsur dari arrester ?

SISTEM PEMBUMIAN 29
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi yang bertujuan
untuk mempertahankan potensial bumi pada konduktor yang terhubung dan
mengalirkan arus tanah menuju dan dari bumi
2. Dampak kegagalan pentanahan terhadap kualitas tenaga listrik adalah level tegangan
swell dan sag, perambatan transien, harmonisa, ketidakstabilan beban fasa,
penurunan tegangan
3. Pentanahan pada gardu induk harus memperhitungkan tahanan jenis tanah, tata letak,
arus fibrasi, jumlah batang pentanahan yang diperlukan, arus gangguan hubung
tanah, tahanan batang, ukuran konduktor kisi-kisi, tegangan sentuh, tegangan kisi-
kisi (grid), tegangan mesh, tegangan langkah yang diijinkan, tegangan langkah yang
sebenarnya, tegangan transfer.
4. Bahaya yang timbul pada gardu induk akibat gangguan tanah adalah terjadinya
tegangan sentuh, tegangan langkah dan tegangan pindah yang membahayakan
instalasi dan manusia di sekitarnya.
5. Pentanahan gardu induk di Indonesia menggunakan pentanahan dengan tahanan 12
Ohm, 40 Ohm, 50 Ohm, pentanahan langsung dan tanpa pentanahan.

SISTEM PEMBUMIAN 30

Anda mungkin juga menyukai