Laporan Praktikum – Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus Tinggi – STEI ITB 1
2.2 PROSEDUR PERCOBAAN γ = 0,025
Dari nilai diatas dapat diketahui nilai A dan B
Lakukan Isikan bejana
Kosongkan udara
grounding pada
dari bejana
dengan udara 1
peralatan bertekanan 𝑘 = ln ( + 1) = 3,714
0,025
𝑒
𝐴= 3,714 = 17,81𝑡𝑜𝑟𝑟. 𝑐𝑚−1
Nyalakan sumber 0,567𝑡𝑜𝑟𝑟. 𝑐𝑚
Ulangi percobaan
tegangan dan atur
Ambil data dan dengan nilai
regulator
327. 17,81 𝑉
lakukan analisis tekanan yang
tegangan hingga
𝐵= = 576,87
berbeda
terjadi tembus
𝑒3,714 𝑡𝑜𝑟𝑟. 𝑐𝑚
Dari perhitungan diatas dapat dicari tegangan
tembus menggunakan hukum paschen pada
Lakukan persamaan 1 pada tiap-tiap nilai tekanan.
grounding dan
rapikan peralatan Tabel 2 Hasil perhitungan menggunakan hukum paschen
ps (bar.cm) ps(torr.cm) Ud (kV)
Gambar 1 Prosedur percobaan tembus pada gas 0,000756 0,567 0,327
0,125 93,76 8,854598
3. HASIL DAN ANALISIS
0,25 187,52 15,90445
Praktikum ini dilakukan dengan jarak sela (s) antar 0,5 375,03 28,86637
elektroda sebesar 2,5 mm. Kemudian didapatkan
0,75 562,55 41,07758
nilai tegangan tembus untuk variasi nilai tekanan
adalah sebagai berikut: 1 750,06 52,84532
Tabel 1 Hasil tegangan tembus percobaan Dapat dilihat nilai tegangan tembus untuk masing-
Ps masing nilai tekanan yang sama menemui nilai
ps (bar.cm) Ud terukur (V) Ud (kV)
(torr.cm) yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
0,125 93,76 2,385 9,54 pada grafik berikut:
0,25 187,52 2,819 11,276
60
0,5 375,03 3,734 14,936
50
0,75 562,55 4,6 18,4
40
1 750,06 5,3 21,2
Ud (kV)
30 Hasil
Perhitungan
Laporan Praktikum – Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus Tinggi – STEI ITB 2
pada bejana tidak dibuang sehingga molekul udara Hasil pada tabel 3 yang mendekati nilai diatas
berkondensasi dan menjadi zat pengotor tambahan. hanya pada tekanan 0,5 bar. Yang artinya pada
Zat pengotor ini mempunyai tegangan tembus tekanan rendah, nilai hasil pengukuran memiliki
yang lebih rendah dari udara, sehingga membuat penyimpangan yang kecil dan mendekati nilai
energi yang diperlukan untuk mengionisasi perhitungan. Hal ini sesuai pada perbandingan
campuran udara dan zat pengotor menjadi lebih hasil pengukuran dan perhitungan, dimana pada
rendah. Akhirnya jembatan elektron akan terjadi tekanan 0,5 bar nilai tegangan tembus memiliki
pada tegangan yang lebih rendah dan penyimpangan yang lebih kecil dari nilai tekanan
menyebabkan terjadinya tembus. Kemungkinan lain. Penyebabnya mungkin terjadi karena pada
lainnya adalah material elektroda yang digunakan tekanan rendah, rapat molekulnya tidak terlalu
bukanlah tembaga seperti yang dipakai seperti rapat, maka probabilitas elektron untuk
pada perhitungan. Maka untuk membuktikan ini menumbuk zat pengotor menjadi lebih kecil.
praktikan melakukan perhitungan ulang Artinya koefisien ionisasi dan pukulan balik
menggunakan pendekatan untuk mencari nilai terhadap zat pengotor menjadi lebih rendah,
konstanta empiris A dan B. sehingga nilai tegangan tembusnya mendekati nilai
perhitungan (kondisi ideal tanpa pengotor). Perlu
Karena tidak diketahui jenis material elektroda
diingat bahwa sifat zat pengotor yang menurunkan
maka tidak diketahui nilai konstanta pukulan balik
kekuatan dielektrik isolator, sehingga hasil yang
(γ). Oleh karena itu akan didefinisikan konstanta
didapat pada saat tekanan 0,5 bar menemui
baru yaitu A’, yang merupakan perbandingan A/k.
penyimpangan yang tidak terlalu besar.
Dengan menggunakan perbandingan sebagai
berikut:
4. KESIMPULAN
𝑈𝑑𝑚𝑖𝑛
𝐵= 𝐴′(2) Dari percobaan ini didapatkan kesimpulan, antara
𝑒
lain:
Dengan mensubtitusikan persamaan 2 ke
persamaan 1 maka didapatkan persamaan baru 1. Tembus pada gas terjadi ketika terdapat
untuk menilai A’ dan B. ionisasi molekul udara yang menghasilkan
elektron bebas. Elektron bebas ini mendapat
𝑈𝑑𝑚𝑖𝑛 𝑝𝑠𝐴′ energi kinetik tinggi dan menumbuk molekul
𝑈𝑑 = (3)
𝑒ln(𝐴′ 𝑝𝑠) lain atau elektroda sehingga menimbulkan
Dari persamaan 3, dapat ditemukan konstanta A’ atom positif. Peristiwa tumbukan berulang
menggunakan fungsi solve equation menggunakan akan membuat jembatan elektron dan
kalkulator atau alat hitung lain. Kemudian nilai A’ menyebabkan terjadi aliran arus dari katoda
dapat digunakan untuk mencari nilai B ke anoda.
menggunakan persamaan 2. Hasil yang didapat 2. Semakin besar tekanan maka semakin besar
sebagai berikut: tegangan tembus isolator. Hal ini disebabkan
Tabel 3 Data percobaan dan pendekatan karena rapat molekul semakin besar, sehingga
ps ps(torr.c A'(torr.cm B membutuhkan tegangan dan medan yang
(bar.cm) m) -1) (V/torr.cm) tinggi untuk membuatnya tembus.
0,125 93,76 5,24 630,35 3. Dari hasil percobaan, nilai yang didapat
0,25 187,52 3,2 384,95 menunjukkan penyimpangan yang besar. Hal
0,5 375,03 2,23 268,26 ini akibat zat pengotor yang membuat tembus
tegangan menjadi lebih kecil.
0,75 562,55 1,895 227,96
1 750,06 1,68 202,10 4. Hasil percobaan menunjukkan kesesuaian
dengan perhitungan pada tekanan 0,5 bar. Hal
Kemudian dari hasil tersebut, praktikan dapat ini terjadi karena pada tekanan rendah, rapat
membandingkannya dengan hasil pengukuran. muatan menjadi rendah. Akibatnya
Dari data pada tabel 3 kita dapat melihat nilai probabilitas elektron menumbuk zat pengotor
konstanta A’ dan B dan dibandingkan dengan menjadi lebih kecil. Sehingga nilai tegangan
perhitungan awal. Adapun nilai konstanta A’ dan tembus memiliki penyimpangan yang kecil
B pada perhitungan adalah sebagai berikut: dari perhitungan.
17,81 5. Didapatkan nilai konstanta empiris A’ sebesar
𝐴′ = = 4,795𝑡𝑜𝑟𝑟. 𝑐𝑚−1
3,714 5,24 torr.cm-1- dan B sebesar 630,35 V/torr.cm.
𝑉 Nilai ini didapat dari pendekatan melalui hasil
𝐵 = 576,87 percobaan dan nilai inilah yang paling
𝑡𝑜𝑟𝑟. 𝑐𝑚
mendekati nilai perhitungan.
Laporan Praktikum – Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus Tinggi – STEI ITB 3
DAFTAR PUSTAKA
[1] Petunjuk Praktikum Teknik Tegangan Tinggi,
Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus
Tinggi, STEI ITB, Bandung, 2020
Laporan Praktikum – Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus Tinggi – STEI ITB 4