Anda di halaman 1dari 4

FOTO

MODUL 4 TEMBUS PADA GAS

Akmal Rahman Setiardi (18017011)


Asisten: Julian Rifky Santika (18016022)
Tanggal Percobaan: 27/01/2020
EP3272 – Praktikum Teknik Tegangan Tinggi
Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus Tinggi - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak tersebut melebihi energi ionisasi dari molekul –


molekul gas yang ditimbulkan, maka akan
Tembus pada gas terjadi karena adanya ionisasi pada molekul
dihasilkan suatu elektron avalans (electron
gas yang menyebabkan elektron bebas. Karena adanya medan
avalance) dengan arah dari kathoda ke anoda.
tinggi, elektron mendapatkan energi kinetik dan
Jika pembentukan avalans diikuti dengan
menghasilkan percepatan. Jika elektron menumbuk molekul
timbulnya jumlah ion–ion yang cukup pada
lain atau elektroda dan energi yang dimiliki elektron lebih
permukaan kathoda maka akhirnya akan terjadi
tinggi dari energi ionisasi molekul, maka molekul akan
tembus sempurna [1].
terionisasi dan berubah menjadi molekul positif. Peristiwa
saling tumbukan ini menghasilkan jembatan elektron dan Menurut hukum Paschen, kekuatan tegangan
menyebabkan tembus tegangan. Adapun yang mempengaruhi tembus dinyatakan dalam fungsi jarak sela dan
kuat tegangan tembus adalah jarak sela dan tekanan. tekanan, yaitu:
Semakin besar tekanan maka semakin rapat molekul pada 𝐵𝑝𝑠
gas. Akibatnya elektron membutuhkan energi yang lebih besar 𝑈𝑑 = ⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡(1)
𝐴
untuk mengionisasi molekul. ln⁡( 𝑝𝑠)
𝑘
Kata kunci: Ionisasi, tegangan tembus, gas, paschen, Dari persamaan 1 dapat disimpulkan bahwa
tekanan semakin besar nilai ps (jarak sela dan tekanan),
maka nilai tegangan tembus akan semakin besar.
1. PENDAHULUAN Hal ini disebabkan karena rapat molekul pada gas
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi modul 4 ini akan semakin besar. Akibat jarak yang kecil ini,
berjudul “Tembus pada gas.” Adapun tujuan dari dibutuhkan medan listrik yang lebih besar untuk
dilakukannya praktikum ini antara lain: mengionisasi molekul dalam gas.
mengetahui mekanisme tembus pada gas,
mengetahui pengaruh tekanan dan jarak sela 2. METODOLOGI
terhadap tegangan tembus pada gas, dan dapat
menggambarkan kurva paschen. Percobaan 2.1 ALAT DAN BAHAN
dilakukan menggunakan bejana yang nantinya 1. Trafo tegangan tinggi
akan diisikan gas. Dalam bejana tersebut terdapat
2. Meja kontrol
elektroda dengan jarak sela antar keduanya sebesar
2,5 mm. Dilakukan variasi nilai tekanan untuk 3. Resistor 6100 Ω
mengetahui tembus tegangan pada masing-masing
4. Bejana dengan elektroda
tekanan. Adapun nilai tekanannya adalah 0,5; 1; 2;
3; dan 4 bar. Pengukuran dilakukan menggunakan 5. Kompresor
multimeter hingga proteksi dari bejana bekerja
6. Kapasitor pembagi tegangan
(artinya terjadi hubung singkat). Kondisi tegangan
saat terjadinya peristiwa ini lah yang diambil 7. Multimeter
sebagai tegangan tembus.
Dalam praktikum ini, seperti yang disebutkan
diatas, terjadi pada jarak sela dan tekanan yang
kecil (< 10 bar.mm). Oleh karena itu dalam
percobaan ini terjadi pada daerah Townsend pada
kurva paschen. Pada mekanisme townsend ini
elektron mula yang berada di sela dua elektroda
kehadirannya ditimbulkan oleh suatu pengaruh
luar. Elektron mulai ini akan dipercepat oleh
medan listrik elektrostatis menuju anoda. Jika
energi kinetik yang dimiliki oleh elektron

Laporan Praktikum – Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus Tinggi – STEI ITB 1
2.2 PROSEDUR PERCOBAAN γ = 0,025
Dari nilai diatas dapat diketahui nilai A dan B
Lakukan Isikan bejana
Kosongkan udara
grounding pada
dari bejana
dengan udara 1
peralatan bertekanan 𝑘 = ln ( + 1) = 3,714
0,025
𝑒
𝐴= 3,714 = 17,81⁡𝑡𝑜𝑟𝑟. 𝑐𝑚−1
Nyalakan sumber 0,567⁡𝑡𝑜𝑟𝑟. 𝑐𝑚
Ulangi percobaan
tegangan dan atur
Ambil data dan dengan nilai
regulator
327⁡. 17,81 𝑉
lakukan analisis tekanan yang
tegangan hingga
𝐵= = 576,87
berbeda
terjadi tembus
𝑒⁡3,714 𝑡𝑜𝑟𝑟. 𝑐𝑚
Dari perhitungan diatas dapat dicari tegangan
tembus menggunakan hukum paschen pada
Lakukan persamaan 1 pada tiap-tiap nilai tekanan.
grounding dan
rapikan peralatan Tabel 2 Hasil perhitungan menggunakan hukum paschen
ps (bar.cm) ps(torr.cm) Ud (kV)
Gambar 1 Prosedur percobaan tembus pada gas 0,000756 0,567 0,327
0,125 93,76 8,854598
3. HASIL DAN ANALISIS
0,25 187,52 15,90445
Praktikum ini dilakukan dengan jarak sela (s) antar 0,5 375,03 28,86637
elektroda sebesar 2,5 mm. Kemudian didapatkan
0,75 562,55 41,07758
nilai tegangan tembus untuk variasi nilai tekanan
adalah sebagai berikut: 1 750,06 52,84532

Tabel 1 Hasil tegangan tembus percobaan Dapat dilihat nilai tegangan tembus untuk masing-
Ps masing nilai tekanan yang sama menemui nilai
ps (bar.cm) Ud terukur (V) Ud (kV)
(torr.cm) yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
0,125 93,76 2,385 9,54 pada grafik berikut:
0,25 187,52 2,819 11,276
60
0,5 375,03 3,734 14,936
50
0,75 562,55 4,6 18,4
40
1 750,06 5,3 21,2
Ud (kV)

30 Hasil
Perhitungan

Dapat dilihat pada tabel 1, semakin besar nilai 20 Hasil


tekanan (dalam tabel direpresentasikan dengan ps, 10
Pengukuran

yaitu jarak sela dan tekanan), maka tegangan 0


tembus semakin besar. Hal ini disebabkan karena 0 0.5 1
semakin besar tekanan maka molekul pada gas ps (bar.cm)
semakin rapat, sehingga jarak tumbukan menjadi
lebih kecil. Oleh karena itu dibutuhkan energi
Gambar 2 Kurva Paschen percobaan dan perhitungan
kinetik yang lebih besar, sehingga medan dan
tegangan yang diaplikasikan pada isolasi gas harus Untuk tekanan cukup rendah, 0,5 bar tegangan
lebih besar pula. tembus pada percobaan hampir sama dengan
perhitungan dengan sedikit penyimpangan.
Kemudian nilai pengukuran pada tabel 1 Namun, ketika tekanan dinaikkan lagi,
dicocokkan menggunakan data perhitungan penyimpangan terjadi semakin besar dan nilainya
menurut persamaan 1. Dalam perhitungan jauh lebih kecil dari perhitungan. Hasil yang
digunakan asumsi bahwa elektroda yang dipakai didapat masih sesuai teori, dimana semakin besar
adalah tembaga dan gas yang dipakai adalah udara. tekanan maka semakin besar nilai tegangan tembus
Dengan nilai konstanta pukulan balik, tegangan pada gas seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
tembus minimal, dan jarak-tekanan minimal pada Penyimpangan hasil pengukuran dari perhitungan
data modul, maka dapat dicari nilai konstanta bisa saja terjadi karena beberapa hal. Penyebabnya
empiris A dan B. secara fisis mungkin terjadi karena bejana tidak
Pada elektroda tembaga dan jenis gas udara, nilai benar-benar bersih dan terdapat zat pengotor
parameter adalah sebagai berikut: didalamnya. Adapun penyebab dari adanya zat
pengotor adalah karena bejana tidak dibersihkan
Udmin = 327 V ketika percobaan sebelumnya. Kemudian pada saat
ps pada Ud min = 0,567 torr.cm pengambilan data, setelah terjadi tembus, udara

Laporan Praktikum – Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus Tinggi – STEI ITB 2
pada bejana tidak dibuang sehingga molekul udara Hasil pada tabel 3 yang mendekati nilai diatas
berkondensasi dan menjadi zat pengotor tambahan. hanya pada tekanan 0,5 bar. Yang artinya pada
Zat pengotor ini mempunyai tegangan tembus tekanan rendah, nilai hasil pengukuran memiliki
yang lebih rendah dari udara, sehingga membuat penyimpangan yang kecil dan mendekati nilai
energi yang diperlukan untuk mengionisasi perhitungan. Hal ini sesuai pada perbandingan
campuran udara dan zat pengotor menjadi lebih hasil pengukuran dan perhitungan, dimana pada
rendah. Akhirnya jembatan elektron akan terjadi tekanan 0,5 bar nilai tegangan tembus memiliki
pada tegangan yang lebih rendah dan penyimpangan yang lebih kecil dari nilai tekanan
menyebabkan terjadinya tembus. Kemungkinan lain. Penyebabnya mungkin terjadi karena pada
lainnya adalah material elektroda yang digunakan tekanan rendah, rapat molekulnya tidak terlalu
bukanlah tembaga seperti yang dipakai seperti rapat, maka probabilitas elektron untuk
pada perhitungan. Maka untuk membuktikan ini menumbuk zat pengotor menjadi lebih kecil.
praktikan melakukan perhitungan ulang Artinya koefisien ionisasi dan pukulan balik
menggunakan pendekatan untuk mencari nilai terhadap zat pengotor menjadi lebih rendah,
konstanta empiris A dan B. sehingga nilai tegangan tembusnya mendekati nilai
perhitungan (kondisi ideal tanpa pengotor). Perlu
Karena tidak diketahui jenis material elektroda
diingat bahwa sifat zat pengotor yang menurunkan
maka tidak diketahui nilai konstanta pukulan balik
kekuatan dielektrik isolator, sehingga hasil yang
(γ). Oleh karena itu akan didefinisikan konstanta
didapat pada saat tekanan 0,5 bar menemui
baru yaitu A’, yang merupakan perbandingan A/k.
penyimpangan yang tidak terlalu besar.
Dengan menggunakan perbandingan sebagai
berikut:
4. KESIMPULAN
𝑈𝑑⁡𝑚𝑖𝑛
𝐵= 𝐴′⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡(2) Dari percobaan ini didapatkan kesimpulan, antara
𝑒
lain:
Dengan mensubtitusikan persamaan 2 ke
persamaan 1 maka didapatkan persamaan baru 1. Tembus pada gas terjadi ketika terdapat
untuk menilai A’ dan B. ionisasi molekul udara yang menghasilkan
elektron bebas. Elektron bebas ini mendapat
𝑈𝑑⁡𝑚𝑖𝑛 ⁡𝑝𝑠⁡𝐴′ energi kinetik tinggi dan menumbuk molekul
𝑈𝑑 = ⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡(3)
𝑒⁡ln⁡(𝐴′ 𝑝𝑠) lain atau elektroda sehingga menimbulkan
Dari persamaan 3, dapat ditemukan konstanta A’ atom positif. Peristiwa tumbukan berulang
menggunakan fungsi solve equation menggunakan akan membuat jembatan elektron dan
kalkulator atau alat hitung lain. Kemudian nilai A’ menyebabkan terjadi aliran arus dari katoda
dapat digunakan untuk mencari nilai B ke anoda.
menggunakan persamaan 2. Hasil yang didapat 2. Semakin besar tekanan maka semakin besar
sebagai berikut: tegangan tembus isolator. Hal ini disebabkan
Tabel 3 Data percobaan dan pendekatan karena rapat molekul semakin besar, sehingga
ps ps(torr.c A'(torr.cm B membutuhkan tegangan dan medan yang
(bar.cm) m) -1) (V/torr.cm) tinggi untuk membuatnya tembus.
0,125 93,76 5,24 630,35 3. Dari hasil percobaan, nilai yang didapat
0,25 187,52 3,2 384,95 menunjukkan penyimpangan yang besar. Hal
0,5 375,03 2,23 268,26 ini akibat zat pengotor yang membuat tembus
tegangan menjadi lebih kecil.
0,75 562,55 1,895 227,96
1 750,06 1,68 202,10 4. Hasil percobaan menunjukkan kesesuaian
dengan perhitungan pada tekanan 0,5 bar. Hal
Kemudian dari hasil tersebut, praktikan dapat ini terjadi karena pada tekanan rendah, rapat
membandingkannya dengan hasil pengukuran. muatan menjadi rendah. Akibatnya
Dari data pada tabel 3 kita dapat melihat nilai probabilitas elektron menumbuk zat pengotor
konstanta A’ dan B dan dibandingkan dengan menjadi lebih kecil. Sehingga nilai tegangan
perhitungan awal. Adapun nilai konstanta A’ dan tembus memiliki penyimpangan yang kecil
B pada perhitungan adalah sebagai berikut: dari perhitungan.
17,81 5. Didapatkan nilai konstanta empiris A’ sebesar
𝐴′ = = 4,795⁡𝑡𝑜𝑟𝑟. 𝑐𝑚−1
3,714 5,24 torr.cm-1- dan B sebesar 630,35 V/torr.cm.
𝑉 Nilai ini didapat dari pendekatan melalui hasil
𝐵 = 576,87 percobaan dan nilai inilah yang paling
𝑡𝑜𝑟𝑟. 𝑐𝑚
mendekati nilai perhitungan.
Laporan Praktikum – Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus Tinggi – STEI ITB 3
DAFTAR PUSTAKA
[1] Petunjuk Praktikum Teknik Tegangan Tinggi,
Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus
Tinggi, STEI ITB, Bandung, 2020

Laporan Praktikum – Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus Tinggi – STEI ITB 4

Anda mungkin juga menyukai