Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AWAL : 1 JUNI 2021

LAPORAN AKHIR :

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

SEMESTER 114

WATAK LAMPU PIJAR

NAMA PRAKTIKAN : TANNIE WIYUNA

NO. REG PRAKTIKAN : 1302620044

Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir Nilai Akhir

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2021
A. TUJUAN
1. Memahami Hukum Ohm
2. Memperagakan untai pengukuran arus dan tegangan suatu lampu pijar
3. Membuat interpretasi bagan listrik
4. Membuat interpretasi Grafik hubungan antara
a. Tegangan yang terpasang dengan Arus yang mengalir
b. Tegangan yang terpasang dengan tahanannya
c. Tegangan yang terpasang dengan Daya yang diserap
5. Menentukan Tahanan dalam Lampu
6. Memahami Karakteristik Watak lampu pijar
7. S

B. ALAT DAN BAHAN


1. Voltmeter AC
2. Ampermeter AC
3. Lampu pijar
4. Sumber tegangan (variak)

C. TEORI DASAR
Pengaruh Suhu pada Tahanan
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar besarnya sebanding dengan tegangan (beda
potensial) antara ujung-ujung penghantar tadi atau dinyatakan dengan persamaan:
𝑉
𝐼= (Hukum Ohm) (1)
𝑅
dengan I = arus; dan V = tegangan ; dan R adalah bilangan tetap yang dinamakan tahanan
dari penghantar. Penghantar yang mengikuti Hukum Ohm dinamakan penghantar yang
Linier. Pada umumnya tahanan berubah dengan berubahnya temperatur Untuk
penghantar dari logam, besarnya tahanan bertambah besar jika temperatur makin tinggi.

Dissipasi Tenaga dalam suatu Penghantar


Jika dalam suatu penghantar mengalir arus listrik, maka dalam penghantar ini ada tenaga
listrik yang hilang dan berubah menjadi panas. Dikatakan ada tenaga listrik yang
terdissipasi. Besarnya tenaga terdissipasi tiap detiknya, atau daya yang terdissipasi adalah
P = V.I (Watt) atau Joule/detik.

Watak Lampu Pijar


Karena ada daya yang terdissipasi menjadi panas maka jelaslah bahwa tahanan suatu
lampu pijar berubah dengan berubahnya tegangan. Dalam percobaan Watak Lampu Pijar
kita teliti hubungan anrara I dengan V, R dengan V, dan P dengan V. Jadi yang dimaksud
dengan Watak Lampu Pijar adalah hubungan antara:
1. Tegangan yang terpasang dengan arus listrik yang mengalir
2. Tegangan yang terpasang dengan tahanannya
3. Tegangan yang terpasang dengan daya yang diambil

Pemilihan Bagan dalam Pengukuran V dan I


Untuk memperoleh watak lampu pijar diperlukan pengukuran V dan I secara simultan
dengan cara pemasangan Voltmeter dan Ampermeter seperti bagan 1 dan baga 2 dibawah

Bagan 1
Pada bagan 1 dapat di analisis ada kesalahan pembacaan ampermeter, karena yang
terukur adalah jumlah dari arus yang kewat lampu dan yang lewat voltmeter.

Gambar 1. Skema pengukuran arus menggunakan Ampermeter


Arus yang terbaca berlebihan:
𝑟
× 100% 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟 = 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 ; 𝑅 = 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑅
Jika kesalahan yang kita kehendaki sebesar a% maka haruslah:
𝑟
× 100% < 𝑎%
𝑅

Bagan 2
Pada bagan 1 dapat di analisis ada kesalahan pembacaan Voltmeter, karena yang terukur
adalah jumlah dari tegangan pada lampu dan ampermeter

Gambar 2. Skema pengukuran hambatan menggunakan voltmeter

Tegangan yang terbaca berlebihan:


𝜌
× 100% 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝜌 = 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑟
Jika kesalahan yang kita kehendaki maksimal a%, maka haruslah
𝜌
× 100% < 𝑎%
𝑟

Pemilihan Bagan
Jika
𝑟 𝜌
< 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑛 1, 𝑠𝑒𝑏𝑙𝑎𝑖𝑘𝑛𝑦𝑎
𝑅 𝑟
jika
𝑟 𝜌
> 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑛 2
𝑅 𝑟
𝑟 𝜌
Untuk mengetahui besarnya dan dan dapat dilakukan pengukuran seperti dalam
𝑅 𝑟
prosedur percobaan. Dengan menganggap tahanan dalam dari sumber dapat diabaikan
maka dapat dibuktikan bahwa:
𝑟 𝑉 𝐼 𝐼 −𝐼 𝑉 𝐼𝐼
= = = ( − 𝐼) (2)
𝑅 𝑉𝐼 𝐼 𝑉𝐼 𝐼

dan
𝑉𝐼𝐼
𝜌 𝑉𝐼
= 𝑉 (𝑉−𝑉𝐼 )
−1 (3)
𝑟 − 𝐼
𝐼 𝐼
𝑟 𝜌
Harga terhadap dibandingkan. Kemudian dipilih bagan yang lebih baik untuk ketiga
𝑅 𝑟
contoh tegangan di atas.

Daya Listrik
Daya listrik adalah tenaga listrik persatuan waktu. Kalau tenaga dinyatakan dengan Joule
dan satuan waktu dalam detik maka satuan daya listrik adalah ”watt” atau Joule per
sekon. Daya pada arus bolak balik merupakan fungsi waktu, karena itu apa yang sering
disebut daya pada arus bolak balik pada hakekatnya adalah daya rata-rata selama satu
1 𝑇
periode. Secara matematiks daya rata-rata dapat di ekspresikan 𝑃 = ∫ 𝑉. 𝑖. 𝑑𝑡
𝑇 0
dengan T = Periode, V = harga tegangan sesaat, dan i = harga arus sesaat.
Apabila V = Vmax sin ωt dan I = Imax sin ωt maka P = V.I cos θ (buktikan!)
dengan V dan I harga efektif dari tegangan dan arus, sedang θ adalah beda fase antara V
dan I. Pada percobaan ini dianggap tidak ada perbedaan fase (θ = 0). Sehingga : P = V.I .
Dengan demikian hubungan P = f(V) dapat kita buat berdasarkan pengamatan di atas.

Teori tambahan
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran
arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca
yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan,
sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi. (Bangun Parulian, 2018)
Lampu pijar sebenarnya memiliki susunan yang sederhana, seperti tampak pada
gambar di bawah ini.

Gambar 3. Konstruksi Lampu Pijar


Pada bagian dasarnya terdapat dua buah kontak logam, yang dihubungkan ke terminal-
terminal sumber listrik. Kontak logam ini dihubungkan dengan dua kawat tipis, yang
selanjutnya menjadi tempat untuk mengikatkan sebuah logam tipis yang disebut filamen.
Filamen ini terletak di tengah-tengah bohlam lampu yang ditegakkan dengan
menggunakan semacam batang penyangga yang terbuat dari kaca. Kawat tipis dan
filamen lampu ini ditempatkan dalam sebuah wadah tabung kaca yang diisi dengan gas
yang bersifat inert misalnya argon. Saat dihubungkan dengan sumber tegangan, arus
listrik akan mengalir dari titik persambungan satu ke titik persambungan lain melalui
kawat dan filamen. Pada sebuah konduktor padat, arus listrik ini ditimbulkan oleh
pergerakan elektron-elektron bebas (yaitu elektron-elektron yang tidak terikat kuat
dengan atomnya) dari daerah yang bermuatan positif ke daerah yang bermuatan negatif.
Ketika elektron-elektron ini bergerak melalui filamen, elektron-elektron ini akan
menabrak atom-atom penyusun filamen. Tiap tumbukan yang terjadi saat elektron
menabrak atom akan menimbulkan energi. Energi ini menyebabkan atom-atom filamen
bergetar. Akibat getaran ini, maka atom-atom filamen akan menjadi panas. Semakin tipis
filamennya akan semakin mudah panas. Energi panas akan menyebabkan elektron yang
terikat pada atom filamen terdorong untuk melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Saat elektron ini kembali ke kedudukan awalnya, maka elektron akan melepaskan energi
dalam bentuk foton. Atom-atom sebuah logam umumnya akan melepaskan foton cahaya
inframerah, yang tidak terlihat secara kasat mata. Tetapi apabila atomnya dipanaskan
hingga temperatur tertentu (sekitar 2.200 derajat Celcius seperti yang terjadi pada filamen
lampu pijar), maka foton cahaya yang dipancarkannya akan berupa foton cahaya tampak.
Filamen dalam sebuah lampu pijar terbuat dari logam tungsten yang cukup panjang tetapi
sangat tipis. Untuk sebuah lampu pijar 60 watt, panjang filamen tungstennya sekitar 2
meter dengan ketebalan seperseratusan inci. Tungsten ini digulung menjadi sebuah koil.
Selanjutnya koil ini digulung lagi membentuk koil yang lebih besar sehingga terbentuk
koil ganda. Dengan cara ini, filamen yang panjangnya kurang lebih 2 meter dapat
dimasukkan ke dalam wadah bohlam yang sempit. Pada lampu pijar 60 watt panjang koil
ini lebih kecil dari satu inci. (Ahmad Rizal Sultan, 2016: Hlm. 16-17)
Lampu pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik yang
menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan kawat filamen di dalam bola kaca yang
diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen, argon, kripton atau hidrogen. Lampu pijar
tergolong lampu listrik generasi awal yang masih digunakan hingga saat ini. (Alfianisa
dan Wirda, 2018)
Daya sendiri ada 3 jenis, yaitu daya aktif, daya reaktif dan daya nyata.
Daya Aktif.
Daya aktif merupakan daya yang berupa daya kerja seperti daya mekanik, panas, dan
cahaya. Daya ini diperlukan supaya lampu dapat melakukan kerja real sesuai kapasitas
dayanya. Daya aktif dinyatakan dalam satuan watt (W).
𝑃 = 𝑉 × 𝐼 × cos 𝜃 (4)
Daya Reaktif.
Daya reaktif merupakan daya yang diperlukan oleh listrik yang bekerja dengan system
elegtromagnet. Daya ini dibutuhkan oleh lampu untuk mempertahankan medan
magnetnya agar lampu dapat beroperasi dengan baik. Daya ini dinyatakan dalam satuan
VAR.
𝑄 = 𝑉 × 𝐼 × sin 𝜃 (5)
Daya Semu.
Daya semu merupakan penjumlahan vector dari daya aktif dan daya reaktif. Daya ini
dinyatakan dalam satuan VA.

𝑆 = √𝑃2 + 𝑄2 (6)
(Moethia Faridha dan Ifan, 2016: Hlm. 26)
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan penyaluran arus listrik
melalui filament yang memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menutupi filament
panas itu menghalangi udara. Sehingga filament tidak langsung rusak akibat teroksidasi.
Prinsip kerja lampu pijar saat bola lampu pijar dihidupkan arus listrik akan mengalir dan
menuju ke filament dengan melewati kawat penghubung. Akibatnya timbul pergerakan
electron bebas dari kutub negatif ke kutub postif. Sepanjang filament ini secara konstan
akan menabrak atom pada filamen.Energinya akan mengetarkan atom atau arus listrik
memanaskan atom . (Bambangan Priyandono; 2017)
Lampu pijar sesuai dengan hukum Ohm maka mengalir arus I dalam suatu kawat
halus yang disebut filamen. Arus listrik yang melewati filamen dirubah menjadi panas
dan cahaya. Arus listrik adalah gerakan elektron-elektron bebas dengan terjadinya panas
maka elektron-elektron yang lebar dari ikatannya dan menempati orbit lain yang lebih
besar. Jika elektron ini kembali ke otbit semula, maka akan memancar cahaya atau panas.
Satuan-satuan yang digunakan sistem penerangan antara lain: satuan untuk intensitas
cahaya: kandela (cd), satuan untuk Flux cahaya: Lumen (lm), satuan untuk Intensitas
penerangan (Iluminansi): Lux (lx), satuan Untuk sudut Ruangan: Steradian (sr).
(Hendrawan, 2018)
Fungsi utama bulb atau bola lampu adalah untuk mengkonsentrasikan panas di
sekitar filamen, sehingga dibutuhkan bulb atau bola lampu kedap udara agar dapat
menghasilkan cahaya dengan sempurna (Dina Fitriasari, Agus Suharsono, dan Ni Luh
Putu Satyaning Pradnya Paramita, 2018: Hlm. 1)
Pada dasarnya filamen pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor. Saat dialiri
arus listrik, filament tersebut menjadi sangat panas, berkisar antara 2800˚K hingga
maksimum 3700˚K. Ini menyebabkan warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu pijar
biasanya berwarna kuning kemerahan. Pada temperatur yang sangat tinggi itulah filament
mulai menghasilkan cahaya pada panjang gelombang yang kasat mata. Hal ini sejalan
dengan teori radiasi benda hitam. Dengan mengalirnya arus electron melalui filamen tipis
menghasilkan tumbukan-tumbukan di dalam filamen sehingga membentuk cahaya serta
panas sebagai residu. Seiring bertambahnya voltase listrik yang digunakan maka semakin
tinggi intensitas cahaya, sebab aiknya tegangan memacu naiknya aliran listrik karena
resistan bersifat tetap jika kenaikan suhu dihiraukan, dan membesarnya aliran listrik
maka membesar pula probabilitas terjadinya tumbukan di dalam filament. (S. C. Chong
and D. M. Soomro., 2017)
Lampu pijar tergolong lampu listrik generasi awal yang masih digunakan hingga
saat ini. Filamen lampu pijar terbuat dari tungsten (wolfram), bola lampunya diisi gas.
Prinsip kerja lampu pijar, ketika ada arus listrik mengalir melalui filamen yang
mempunyai resistivitas tinggi akan menghasilkan panas hingga filamen berpijar. (Ullin
Dwi Fajri A, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc.,dan Rini Nur Hasanah, Dr., ST., M.Sc., 2016:
Hlm, 1)
Pada setiap lampu incandescent terdiri atas beberapa bagian utama yakni:
1. Brass Base
Pada bagian ini berfungsi sebagai tempat masuk lampu pada soket, bagian ini
didesain agar tidak meleleh ataupun mengalami korosi akibat arus listrik yang
mengalirinya.
2. Filamen Stem Base
Bagian ini terbuat dari kaca yang berfungsi sebagai pembungkus dasar
filamen kawat, sebagai isolator, serta sebagai pondasi berdirinya kawat
filamen, kaca tersebut memiliki ketahanan panas yang tinggi dan tidak mudah
pecah.
3. Filamen Stem
Berfungsi sebagai penopang filamen kawat dan menjaga posisi filamen kawat
sehingga dapat tetap tegak berdiri, sehingga performa kerja lampu tetap
terjaga
4. Lamp Gases
Gas murni yang digunakan untuk mengisi ruang udara di dalam tabung kaca.
5. Filamen Support
Pada bagian ini berfungsi sebagai penyangga filamen kawat agar tidak saling
menyentuh antar bagian, terdiri atas lima sampai enam kawat penyangga.
(Tasdik Darmana dan Dery Risky, 2016: Hlm. 63)

D. CARA KERJA
Pemilihan Bagan
𝑟 𝜌
Untuk mengetahui besarnya dan yang digunakan untuk pemilihan bagan, dapat
𝑅 𝑟

melakukan pengukuran-pengukuran sebagai berikut:


1. Mengukur tegangan sumber (variak) pada waktu lampu dan ampermeter tidak
terpasang (voltmeter dipasang langsung pada ujung output dan variak). Misal 25 volt.
Pembacaan voltmeter ini = V.
2. Memasang ampermeter seri dengan lampu dan dihubungkan dengan ujung variak.
Mengukur arus yang lewat lampu tanpa mengukur tegangan (voltmeter tidak
terpasang). Misalkan pembacaan ampermeter = I.
3. Setelah mendapat pengukuran V dan I, membuat rangkaian seperti bagan 1. Misal
pembacaan voltmeter (ujung-ujung ampermeter dengan sumber) = V I dan pembacaan
ampermeter = II.
4. Kemudian membuat rangkaian seperti bagan 2. Misalnya pembacaan voltmeter
(ujung-ujung sumber) = VII dan pembacaan ampermeter = III.
𝑟 𝜌
5. Mencatat hasil pengukuran V, I, V1, II, VII, III, untuk mendapatkan nilai, 𝑅 dan 𝑟
(rumus

dalam teori). Menentukan bagan yang akan digunakan dalam percobaan watak lampu pijar.

Watak Lampu Pijar


Dengan bagan yang telah dipilih, maka melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengatur variak (sumber tegangan) sehingga tegangan yang ditunjuk oleh voltmeter
10 Volt. Membaca ampermeternya. Mencatat besarnya arus (I) tersebut sebanyak 5
kali pengulangan.
2. Mengulangi Langkah a untuk tegangan-tegangan: 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan
100 Voslt.
E. PERTANYAAN AWAL
1. Sebutkan perbedaan fungsi pengukuran bagan I dan bagan II?
Jawab:
 Bagan 1
Pada bagan 1 dapat di analisis ada kesalahan pembacaan ampermeter, karena
yang terukur adalah jumlah dari arus yang lewat lampu dan yang lewat
voltmeter.
 Bagan 2
Pada bagan 2 dapat di analisis ada kesalahan pembacaan Voltmeter, karena
yang terukur adalah jumlah tegangan pada lampu dan ampermeter.

2. Apa yang dimaksud dengan penghantar yang linier?


Jawab:
Penghantar linier adalah penghantar yang mengikuti hukum ohm (arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial
yang diberikan kepada penghantar tersebut).

3. Dari Hukum Ohm, gambarkan grafik hubungan V-I, V-R, V-P?


Jawab:
V-I V-R
V-P

Anda mungkin juga menyukai