Anda di halaman 1dari 43

PELATIHAN

DASAR ELEKTROTEKNOLOGI KELAUTAN


DAN SISTEM KELISTRIKAN KAPAL

Oleh :
Dr. Eng. Mohammad Abu Jami’in, S.T, M.T.

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


JUNI 2019
I. DASAR TEKNOLOGI KELISTRIKAN

1.1.Rangkaian Listrik Arus Searah

Rangkaian listrik adalah sebuah jalur atau rangkaian sehingga elektron dapat mengalir dari
sumber voltase atau arus listrik. Proses perpindahan elektron inilah yang kita kenal sebagai
listrik. Komponen sebuah rangkaian listrik atau rangkaian elektronik dapat dihubungkan
dengan berbagai cara. Dua tipe paling sederhana adalah rangkaian seri dan parallel. Rangkaian
yang disusun secara sejajar disebut rangkaian seri, sedangkan rangkaian yang disusun secara
berderet disebut rangkaian paralel. Komponen yang tersusun seri akan terhubung melalui satu
jalur, sehingga aliran arus listrik akan mengalir ke semua komponen
[Resnick1966,Smith1966]. Pada rangkaian paralel, tegangan yang melewati tiap komponen
adalah sama, dan total arus adalah jumlahan arus yang melewati tiap komponen. Anggap
sebuah rangkaian sederhana yang terdiri dari 2 lampu dan satu baterai yang terhubung secara
seri dan parallel seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1. Pada Gambar 1.1. menunjukkan
sistem fisik dan representasi rangkaian listrik 2 buah lampu yang terpasang secara seri dan
parallel.

Gambar 1.1. Sistem fisis dan representasi rangkaian listrik yang terpasang seri dan parallel.

Formulasi untuk analisis rangkaian listrik arus searah adalah sebagai berikut

1. Hambatan untuk rangkaian terhubung seri

𝑅𝑠 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ + 𝑅𝑛 (1)

2. Hambatan untuk rangkaian terhubung parallel


1 1 1 1 1
𝑅𝑝
= 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ + 𝑅𝑛 (2)
3. Tegangan listrik

𝑉 = 𝐼. 𝑅 (3)

4. Daya listrik

𝑉2
𝑃 = 𝐼2𝑅 = 𝑅
=V.I (4)

5. Tegangan Jepit

𝑉 = 𝐼(𝑅 + 𝑟) (5)

Representasi yangn menunjukkan perhitungan tegangan jepit ditunjukkan Gambar 1.2

Gambar 1.2. Rangkaian listrik dengan tegangan jepit

6. Energi listrik

𝐸 = 𝑃. 𝑡 (6)

Dimana :
R = Hambatan [ Ω/ohm] V = Tegangan [Volt] P = daya (watt)
I = Arus (Ampere) r = hambatan dalam [ Ω/ohm] E = Energi (joule)
t = waktu (detik)
Umumnya pemakaian energi listrik dihitung dengan satuan kWh (kilowatt jam) yang mana 1
kWh akan setara dengan 1000x3600 =3,6 106 Joule.

Selain perhitungan besaran listrik secara analisis menggunakan rumus-rumus diatas, untuk
menentukan nilai arus dan tegangan dapat dilakukan menggunakan ampreremeter voltmeter.
Penggunaan amperemeter dan voltmeter ditunjukkan pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3. Pengukuran arus dan tegangan dengan alat ukur

1.2.Konduktor

Konduktor atau kabel menghubungkan antar komponen listrik. Konduktor terdiri dari dua tipe
yaitu 1) konduktor telanjang (Bare Conductor) artinya konduktor tanpa isolasi contohnya
Aluminium Conductor Galvanized Steel Reinforced ACSR, Aluminium Conductor Composite
Reinforced ACCR, Aluminium Compact Compact Concentric-Lay-Stranded Compressed,
Steel-Supported (ACSS / TW). 2) konduktor dengan isolasi (Insulated Cable) contoh kabel
NYY 1 x 240 mm2 Rm (type round) komponen kabel adalah : (N) adalah komponen nomor 1,
yaitu konduktor (tembaga) dan (Y) adalah komponen ke-2 sebagai pelapis pertama (isolasi
PVC) dan (Y) yang terakhir adalah komponen ke-3 sebagai pelapis paling luar (outersheath
PVC). Beberapa bahan dengan hambat jenisnya ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1.1. Hambat jenis beberapa bahan konduktor


Semakin panjang konduktor, semakin besar tahanan listriknya. Hambatan pada konduktor
dihutung dengan rumus
𝜌𝐿
𝑅= (6)
𝐴
Dimana :
R = Tahanan kawat [ Ω/ohm] L = Panjang kawat [meter/m]
ρ = Tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter] A = Penampang kawat/konduktor[mm²]
Pada perubahan suhu nilai tahanan sebuah konduktor akan berubah yang dihitung dengan
𝑅𝑡 = 𝑅0 (1 + 𝛼. ∆𝑇) (6)
Dimana :
R0 = Tahanan kawat pada suhu T0 [ Ω/ohm]  = koefisian suhu tergantung jenis logam
Rt = Tahanan kawat pada suhu Tt [ Ω/ohm] T = perubahan suhu (Tt-T0).
Tabel 1.2 menunjukkan perubahan suhu terhadap nilai koefisien suhu pada tiap tiap jenis
kawat.

Tabel 1.2 Koefisien suhu pada beberapa bahan konduktor / kawat

1.3.Rangkaian Listrik Arus Bolak Balik satu fasa

Arus bolak-balik atau alternating current (AC) merupakan arus dan tegangan listrik yang
besarnya berubah terhadap waktu dengan fungsi periodic. Beban beban arus bolak balik terdiri
dari resistor, inductor dan kapasitor. Karakteristik arus dan tegangan pada beban beban tersebut
ditunjukkan pada Gambar 1.4, Gambar 1.5, dan Gambar 1.6. Rangkaian listrik AC dirangkai
yang boleh jadi terdiri dari gabungan antara beban resistif induktif dan kapasitif yang mana
ditunjukkan pada Gambar 1.7. Pada Gambar 1.7 beban resistif R=500 Ohm, beban induktif L =
8H, dan beban kapasitif C=5F terhubung seri dengan sumber tegangan puncak / maksimum
50 Volt dan kecepatan sudut 100 rad/s. Rumus rumus untuk analisis beban listrik arus bolak
balik adalah

Gambar 1.4. Karakteristik arus vs tegangan


pada beban resistif

Gambar 1.5. Karakteristik arus vs tegangan pada beban induktif

Gambar 1.6. Karakteristik arus vs tegangan pada beban kapasitif


Gambar 1.7. Rangkaian listrik AC dengan beban resistif, induktif dan kapasitif

𝜔 = 2𝜋𝑓 (7)

𝑋𝐿 = 𝜔𝐿 (8)
1
𝑋𝑐 = (9)
𝜔𝐶

𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝑐)2 (10)

𝑉 = √𝑉𝑟 2 + (𝑉𝐿 − 𝑉𝑐)2 (11)

Nilai cos phi beban listrik R,L,C sesuai diagram phasor dapat dituliskan dengan rumus
𝑅
𝐶𝑜𝑠 𝜑 = 𝑍 (12)

Dimana :
 = Kecepatan sudut [ rad/s] XL = reaktansi induktif [Ohm]
Xc = reaktansi kapasitif [Ohm] Z = Impedansi [Ohm]
f = frekuensi (Hz)  = sudut phasor (rad atau degree)

Diagram phasor pada rangakaian listrik


R,L,C ditunjukkan pada Gambar 1.8.

Gambar 1.7. Diagram phasor dengan beban resistif, induktif dan kapasitif

Daya listrik pada arus bolak balik meliputi daya semu (S) dengan satuan VA, daya aktif (P)
dengan satuan watt dan daya reaktif (Q) dengan satuan VAR yaitu
𝑆 = 𝑉𝐼 (13)

𝑃 = 𝑉𝐼 cos(𝜑) (14)

𝑄 = 𝑉𝐼 sin(𝜑) (15)

𝑅
𝑐𝑜𝑠𝜑 =
𝑍
Dimana :
V = Tegangan efektif [V] I = kuat arus efektif [A]

Besaran yang terukur pada alat ukur pada rangkaian bolak balik adalah besaran efektif yaitu
1
2
√2 dari nilai puncak atau maksimumnya. Misal jika arus yang mengalir adalah 2 A, maka

yang terbaca dalam alat ukur adalah √2 A.

1.4. Rangkaian Listrik Arus Bolak Balik tiga fasa

Umumnya perusahaan penyedia tenaga listrik menggunakan sistem listrik 3-phase. Sistem ini
diperkenalkan dan dipatenkan oleh Nikola Tesla pada tahun 1887 dan 1888. Sistem ini secara
umum lebih ekonomis dalam penghantaran daya listrik, dibanding dengan sistem 2-phase atau
1-phase, dengan ukuran penghantar yang sama. Dikatakan ekonomis karena sistem 3-phase
dapat menghantarkan daya listrik yang lebih besar. Demikian juga peralatan listrik yang besar,
seperti motor-motor listrik, lebih bertenaga dengan suplai 3 phase. Listrik 3-phase adalah listrik
AC (alternating current) yang menggunakan 3 penghantar yang mempunyai tegangan sama
tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 derajat seperti yang ditunjukkan pada Gambar
1.8.

Gambar 1.8. Karakteristik tegangan pada tiap fasa (U,V,W) pada sistem beban 3 fasa

Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar yaitu,


 Hubungan bintang (Y atau star)
 Hubungan delta ().

Sesuai bentuknya, yang satu seperti simbul bintang Y dan satu lagi seperti simbol delta .
Sistem terhubung bintang dan delta ditunjukkan pada Gambar 1.9. Jumlah daya yang diberikan
oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh beban 3 fase, diperoleh dengan
menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama
dengan tiga kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama. Sifat terpenting dari
pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga tegangan adalah sama dengan
nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga fase juga sama dengan nol. Jika
impedansi beban dari ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak
sama dengan nol dan beban dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja
terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada beban. Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis
ketidakseimbangan, yaitu:
1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. Ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).
Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik.
Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan indikasi naiknya arus
pada salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup
signifikan, hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pada
peralatan.

Gambar 1.9. Sistem 3-Phase terhubung bintang dan delta


Analisis sistem tiga fasa dapat dijelaskan dengan skema diagram pada Gambar 1.10.
Gambar 1.10. Skema untuk analisi perhitungan besaran listrik koneksi star dan delta
Formulasi analisis perhitungan sistem tiga fasa adalah
𝑉𝐿 = √3𝑉𝑃𝐻 dan 𝐼𝐿 = 𝐼𝑃𝐻 untuk koneksi star
𝑉𝐿 = 𝑉𝑃𝐻 dan 𝐼𝐿 = √3𝐼𝑃𝐻 untuk koneksi delta
𝑃𝑃𝐻 = 𝑉𝑃𝐻 𝐼𝑃𝐻 𝑐𝑜𝑠𝜑 daya pada tiap fasa
𝑃 = √3𝑉𝐿 𝐼𝐿 𝑐𝑜𝑠𝜑 daya total 3 fasa
𝑛𝑠 − 𝑛𝑟
𝑠=
𝑛𝑠
120𝑓
𝑛𝑠 =
𝑝
Karakteristiik motyor induksi menghasilkan factor daya yang lebih baik dengan bertambahnya
kecepatan dan bertambahnya daya motor seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.11.

Gambar 1.11 Karakteristik daya motor induksi.


Spesfikasi beban motor 3 fasa ditunjukkan pada Gambar 1.12.
Gambar 1.12. Motor 3 fasa terhubung delta

Contoh soal.
1. Perhatikan Gambar dibawah ini

Tegangan padab a-b adalah 12 Volt. Hitung


a. Hambatan total pengganti
b. Arus yang mengalir pada hambatan 5 Ohm, 2 Ohm, dan 6 Ohm
c. Tegangan pada hambatan 5 Ohm, 3 Ohm dan 6 Ohm
d. Daya yang diserap pada hambatan 2 Ohm
Jawab
a. - Hambatan pengganti pada 2 Ohm, 1 Ohm dan 3 Ohm terhubung seri
Rs=2 + 1 + 3 = 6 Ohm
- Hambatan pengganti Rs dan 6 Ohm terhubung parallel
1 1 1 1
= + = , maka Rp= 3 Ohm
𝑅𝑝 6 6 3

Hambatan pengganti total Rp terhubung seri dengan 4 Ohm dan 5 Ohm,


sehingga Rt= 3 + 4 + 5 = 12 Ohm
b. Arus yang mengalir pada hambatan 5 Ohm adalah arus total
𝑉 12
𝐼= = =1𝐴
𝑅𝑡 12
Arus yang mengalir pada hambatan 2 Ohm adalah dengan mernghitung Vcd
lebih dulu
𝑉𝑐𝑑 = 𝑉 − 𝑉4𝑜ℎ𝑚 − 𝑉5𝑜ℎ𝑚 = 12 − 1.4 − 1.5 = 3 𝑉𝑜𝑙𝑡
Arus yang mengalir pada hambatan 2 Ohm sama dengan arus yang mengalir
𝑉𝑐𝑑 3
pada Rs yaitu I1, yaitu 𝐼1 = = = 0.5𝐴
𝑅𝑠 6
𝑉𝑐𝑑 3
Arus yang mengalir pada hambatan 6 Ohm adalah 𝐼2 = 6
= 6 = 0.5𝐴

c. Tegangan pada hambatan 5 Ohm adalah 𝑉 = 𝐼. 𝑅 = 5 𝑉𝑜𝑙𝑡


Tegangan pada hambatan 3 Ohm adalah 𝑉 = 𝐼1 . 𝑅 = 0.5.3 = 1.5 𝑉𝑜𝑙𝑡
Tegangan pada hambatan 6 Ohm adalah 𝑉𝑐𝑑 = 3 𝑉𝑜𝑙𝑡
d. Daya yang diserap pada hambatan 2 Ohm adalah 𝑃 = 𝐼12 𝑅 = 0.52 2 = 0.5 𝑊𝑎𝑡𝑡
2. Perhatikan Gambar dibawah ini. Hitung nilai hambatan R1 dengan menggunakan
voltmeter.

Jawab.
6
Arus yang mengalir pada amperemeter adalah 𝐼 = 10 . 1𝐴 = 0.6𝐴
1.5
Tegangan pada R1 adalah 𝑉1 = . 10𝑉 = 3 𝑉𝑜𝑙𝑡
5
𝑉 3
Maka hambatan pada R1 adalah 𝑅1 = 𝐼
= 0.6 = 5𝑂ℎ𝑚
3. Sebuah kawat dengan Panjang 2000m dengan diameter 2mm terbuat dari tembaga
dengan koefisien suhu =0.0039 dan hambat jenis = 1.68 10-8 yang diukur pada suhu
200C. Hitung hambatan kawat pada suhu 600C.
Jawab
𝐿 200
𝑅0 = 𝜌 = 1.68 10−8 = 10.7 𝑂ℎ𝑚
𝐴 3.14. (10−3 )2
𝑅𝑡 = 𝑅0(1 + 𝛼∆𝑇) = 10.7(1 + 0.039.40) = 12.36 𝑂ℎ𝑚
4. Perhatikan Gambar dibawah ini. Hitung

a. Impedansi sistem
b. Tegangan maksimum, arus maksimum, tegangan efektif, arus efektif
c. Frekuensi, daya semu, daya nyata, daya reaktansi
Jawab
1
a. 𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝑐 )2 = √122 + (200𝑥0.075 − 200𝑥500.10−6 )2 = 13 𝑂ℎ𝑚
𝑉𝑚𝑎𝑥 26
b. 𝑉𝑚𝑎𝑥 = 26 𝑉𝑜𝑙𝑡, 𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝑍
= 13 = 2𝐴,
𝑉𝑚𝑎𝑥 𝐼𝑚𝑎𝑥
𝑉𝑒𝑓𝑓 = = 13√2 𝑉𝑜𝑙𝑡, 𝐼𝑒𝑓𝑓 = = √2 𝐴
√2 √2
𝜔 100
c. 𝑓 = 2Π = Π
𝐻𝑧, 𝑆 = 𝑉𝐼 = 13√2√2 = 26 𝑤𝑎𝑡𝑡,
12 7
𝑃 = 𝑉𝐼𝑐𝑜𝑠𝜑 = 26 = 24 𝑤𝑎𝑡𝑡, 𝑄 = 𝑉𝐼𝑆𝑖𝑛𝜑 = 26 = 14 𝑤𝑎𝑡𝑡
13 13
5. Beban listrik yang terpasang terdiri dari pendingin AC 0.5 PK cos  = 0.8, pompa air
125 Watt cos  = 0.7; Televisi 80 Watt cos  = 1, kipas angin 70 Watt cos  = 0.8,
Kompor listrik 400 Watt cos  = 0.8. jika rerata pemakaian per hari 10 jam dan biaya
listrik per kWh Rp 1200,-. Hitung
a. Arus yang listrik yang mengalir
b. Biaya listrik per bulan (30 hari)
Latihan Soal
1. Beban lampu 40 Watt induktif terhubung dengan sumber 220 V/50 Hz. Arus yang
ditarik dari sumber 0.4 A. Hitung
a. Factor daya dan reaktansi induktif
b. Daya semu dan daya reaktif
2. Sebuah motor satu phase 220 V/ 50 Hz, 4 kutub, factor daya 0.8, berputar dengan
kecepatan 1350 rpm. Arus yang ditarik dari sumber 0.6 A. Hitung
a. Slip motor
b. daya semu, daya aktif dan daya reaktif
c. Impedansi hambatan resistif dan reaktansi induktif
3. Perhatikan gambar dibawah ini,

Hitung arus I yang mengalir dari sumber !


4. Sebuah fan pemanas digerakkan oleh motor 3 phase 220/380 V dengan factor daya
0.65. fan motor menarik arus 2.4 A dari sumber. Efisiensi motor-fan 0.6. Hitung
a. Daya semu, daya aktif, dan daya reaktif
b. Impedansi masing masing koil phase
c. Daya yang dikirim ke Fan
5. Motor 3 phase dengan name plate sebagai berikut,

Hitung
a. Kecepatan sinkron motor 𝑛𝑠
b. slip motor
c. cos  / factor daya motor terhubung delta
II. SISTEM DISTRIBUSI, PERALATAN DAN PROTEKSI LISTRIK KAPAL

Daya listrik dibutuhkan untuk mengaktifkan kerja sebagian besar sistem atau pelayanan
bantu kapal. Sistem tenaga listrik di atas kapal dirancang untuk menyediakan sumber listrik
secara kontinyu dan tidak boleh terputus. Sistem pelayanan bantu pada kapal terdiri dari 1)
sistem pelayanan mesin sebagai contohnya sistem pelumas, sistem pendingin, sistem starting,
sistem bahan bakar; 2) sistem permesinan geladak contohnya sistem bongkar muat, sistem
tambat, sistem permesinan jangkar; 3) sistem bantu untuk penunjang kapal sistem bilge dan
ballast, sistem pemadam kebakaran, sistem stabilizer; 4) sistem sistem lainnya seperti sistem
pengkondisian udara, sistem sanitasi, sistem pengkosdisian ruang muat kapal.
Daya listrik di kapal adalah umumnya dihasilkan pada 440 V, 60 Hz (terkadang 380 V, 50
Hz). Kapal dengan kebutuhan daya listrik yang sangat besar membutuhkan generator yang
beroperasi pada tegangan tinggi (3,3 kV, 6,6 kV atau 11 kV). Standar Inggris / British standard
(BS) dan Internasional Komisi Elektroteknik / International Electrotechnical Commission [EC]
mendifinisakan bahwa tegangan rendah adalah 50 V hingga 1000 V (IEC memberikan definisi
ini untuk menyelaraskan standar Inggris dan Eropa).
Penerangan dan sistem listrik dengan daya rendah beroperasi pada 110 V atau 220 V, fase
tunggal a.c. Transformer digunakan untuk mengurangi sistem 440 V ke level tegangan rendah
ini. Untuk kebutuhan sumber DC, baterai digunakan dengan beroperasi pada 12 V atau 24 V
d.c. Tapi terkadang tegangan yang lebih tinggi digunakan Untuk menggerakkan beban dengan
kebutuhan daya yang besar.
Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke beban. Fungsi distribusi tenaga listrik adalah:
1. pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat feeder
2. merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan feeder,
karena catu daya pada pusat-pusat beban feeder dilayani langsung melalui jaringan
distribusi.

Energi untuk beban penerangan dan beban daya Sistem kelistrikan suatu kapal biasanya
disuplai oleh 2 atau lebih generator. Selain itu juga dapat disuplai dari emergency generator
atau dari battery (aki). Daya listrik keluaran dari generator ini umumnya akan dipusatkan
menuju ke satu Main Switch Board (MSB). Emergency switchboard dan sistem emergency
distribution dayanya terhubung dengan bus tie dari switchboard di kapal. Jika sistem pelayanan
daya di kapal mengalami kegagalan/kerusakan, sistem emergency distribution akan secara
otomatis berpindah dari pelayanan normal ke pelayanan Emergency Generator. Ada banyak
disain yang berbeda untuk distribusi daya pada instalasi beban listrik di kapal tergantung type
kapalnya. Daya listrik atau arus listrik keluaran dari MSB dibagi dalam beban-beban yang
terdiri dari 3 kelompok besar,

1. Beban penerangan; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220V satu
phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban ini berupa penerangan pada gang-
gang, ruangan-ruangan tertutup, ruangan terbuka dan socket keluaran untuk peralatan
untuk peralatan-peralatan power yang relatif rendah.
2. Beban daya; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V/380V tiga
phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban pada kelompok ini semua kebutuhan
penerangan kapal disuplai dengan beberapa feeder dari sistem distribusi dari
switchboard melalui panel distribusi penerangan. Secara umum hal inibersifat ekonomis
dalam operasionalnya sampai batas beban yang disuplai oleh tiap feeder penerangan
kurang dari 100 Ampere sehingga feeder mungkin disuplai dari sirkuit breaker 100
ampere. Paling kurang 2 feeder disediakan untuk melayani keperluan penerangan pada
setiap ruang mesin. Suatu feeder yang terpisah disediakan untuk penerangan pada ruang
muat. Satu feeder biasanya tersedia untuk tiap cargo hold yang dapat dimatikan pada
switchboard ketika kapal sedang berlayar. Sehingga mencegah kemungkinan bahaya
kebakaran akibat listrik pada ruangan tersebut. Suatu feeder yang terpisah dari yang lain
juga diperlukan untuk menyuplai semua kebutuhan daya untuk penerangan pada saat
operasional dan ruangan yang tak tertutup.
3. Beban komunikasi dan navigasi; terdiri dari peralatan navigasi bertegangan 220 V
dengan frekwensi 50 Hz. Beban-beban instrumentasi pada tegangan 36 V DC/ 24 V
DC yang diambil dari rectifier dan di back up oleh battery melalui UPS. Untuk feeder
penerangan, ukuran kabel didasarkan pada 100 % dari total daya terhubung ditambah
rata-rata beban aktif sirkuit untuk tiap bagian switch atau sirkuit breaker (stop kontak)
pada panel pada saat dialiri atau disuplai.
Sistem kelistrikan kapal dibagi menjadi tiga kategori utama menurut kegunaannya yaitu,
listrik untuk propulsi, listrik untuk pelayanan kapal dan sistem darurat. Oleh karena itu, sangat
penting bahwa pasokan listrik diberikan agar fungsi vital dipertahankan bila terjadi kerusakan
atau blackout. Beberapa pertimbangan utama daam instalasi listrik kapal (marine electrical
installations) adalah getaran, ruangan yang terbatas, temperature operasi atau kondisi
lingkungan yang sangat berbeda kadang bersuhu tinggi dan kadang bersuhu saangat rendah dan
kelembaban udara yang mendekati hamper 100%. Getaran mesin bisa menimbulkan masalah
sambungan konduktor menjadi longgar yang bisa menyebabkan kerusakan. Sambungan yang
longgar memiliki resistensi dan karenanya menghasilkan panas secara ekstrim panasnya bisa
begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan kebakaran. Sambungan longgar dapat benar-benar
mengganggu sirkuit dan menghasilkan transien berbahaya. Untuk mengidentifikasi potensi
masalah panas berlebih dan atau sambungan longgar penggunaan peralatan thermal imaging
untuk perawatan pencegahan yang bisa disarankan

Gambar 2.1. Thermal imaging untuk mendeteksi kondisi sambungan berdasarkan distribusi
temperature setempat
Seperti yang kita semua tahu biasanya kapal beroperasi dengan 3 fasa. 60Hz. Persediaan
440 Volts yang dihasilkan dan didistribusikan di kapal. Pemilik dan desainer kapal ingin
menciptakan kapal dengan ukuran yang lebih besar dari sebelumnya. Seiring bertambahnya
ukuran kapal, ada kebutuhan untuk memasang mesin yang lebih bertenaga dan mesin lainnya.
Peningkatan ukuran atau mesin dan peralatan lainnya ini menuntut lebih banyak tenaga listrik
dan oleh karena itu diperlukan penggunaan voltase yang lebih tinggi pada kapal.
Pada teknik transmisi tenaga listrik, tegangan tinggi biasanya dianggap tegangan sekitar
33.000 volt. Di Amerika Serikat 2005 National Electrical Code (NEC), tegangan tinggi adalah
tegangan di atas 600 V (pasal 490.2). British Standard BS 7671: 2008 mendefinisikan tegangan
tinggi karena perbedaan tegangan antara konduktor yang lebih tinggi dari 1000 V AC atau
1500 V riak bebas DC, atau perbedaan tegangan antara konduktor dan Bumi yang lebih tinggi
dari 600 V AC atau 900 V bebas riak DC. Pada aplikasi marine, tegangan di bawah 1000 VAC
(1kV) dianggap tegangan rendah, dan tegangan tinggi adalah tegangan di atas 1 kV. Tegangan
tinggi bearada pada pengoperasian 3,3 kV, 6,6 kV dan 11kV. Rating daya dan tegangan operasi
sistem jaringan distribusi listrik tegangan tinggi ditunjukkan pada table berikut,
Berdasarkan standar operasi tegangan IEC, alternatif jaringan sistem distribusi berikut bisa
dipilih,
1. 11 KV: pembangkit dan distribusi tegangan menengah. Kapasitas total pembangkit
terpasang melebihi 20 MW. Untuk motor dari 400 KW keatas.
2. 6.6 KV: pembangkit dan distribusi tegangan menengah. Total Kapasitas terpasang
generator adalah antara 4-20 MW. Untuk motor dari 300 KW keatas.
3. 680 V: generasi dan distribusi tegangan rendah. Total Kapasitas terpasang generator
di bawah 4 MW. Untuk motor dibawah 400 KW. Untuk distribusi utilitas, tegangan
yang lebih rendah digunakan.
Pembuat kapal (galangan) biasanya menyediakan bermacam macam gambar untuk sistem
kelistrikan di kapal. List detail gambar spesifikasi sistem kelistrikan kapal tersebut adalah :
1. One line Diagram untuk Sistem Distribusi Daya
2. Isometric wiring diagram untuk sistem feeders dan mains daya
3. Isometric wiring diagram untuk feeders lighting sistem
4. Elementary dan isometric wiring diagram untuk sistem komunikasi interior dan
elektronik
5. Deck Arrangement Plans untuk Daya, lighting, sistem komunikasi interior dan
elektronik
6. List Sistem tenaga feeders dan mains
7. List motor dan controller
8. Lokasi dan detail jalannya kabel (wireway)
9. Analisis beban listrik pada pembangkit listrik
10. Analisa kegagalan arus dan kalkulasi voltage dip
11. Aplikasi dan koordinasi peralatan pelindung
12. Diagram skema switchboard dan instrumentasi
2.1. Sistem arus bolak-balik (Alternating Current (AC))

Pada kapal-kapal baru, sistem distribusi DC saat ini jarang digunakan karena untuk semua
sistem, sistem AC lebih mudah dan murah dibandingkan sistem DC. Dimana sistem AC lebih
simple, ringan dan mudah dalam perawatan. Sistem kawat kabel tunggal dengan Hull Return
sekarang ini jarang digunakan. Dan berdasarkan SOLAS 1960, tindakan pencegahan harus
dilakukan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kelemahan dari sistem kawat tunggal
dalam kaitannya dengan keselamatan apabila dilakukan isolasi terhadap kabel tidak dapat
menjadi indikator untuk kondisi underload. Dan jika dilakukan survey terhadap kondisi sirkuit
ke kebutuhan peralatan tidak dapat dilakukan pengujian Megger tanpa membuka lampu atau
alat pemutus hubungan/stop kontak (Circuit breaker).

- Voltase

Distribusi AC sistem 3 phase dengan isolasi netral adalah yang biasa digunakan. Untuk
sistem tegangan menengah 440 V biasanya lebih disukai digunakan dibandingkan 380 V
karena tegangan 440 V dapat menghasilkan dalam arti penghematan secara ekonomis yaitu
ukuran kawat tembaga yang lebih kecil. Tetapi distribusi pada 415 V kadang-kadang digunakan
pada saat kebutuhan beban kapal yang besar, dimana memerlukan jaringan ke tegangan netral
240 V dan standar tertentu terhadap peralatan yang digunakan. Sehingga sistem akan
menggunakan kabel 4 kawat dengan netral earthed tetapi tanpa Hull Return. Sedangkan untuk
sistem 380 V yang banyak digunakan di eropa daratan. Pada 3,3 kV sistem kabel 3 kawat
dengan netral earthed melalui sebuah resistor. Tetapi adakalanya seorang perancang lebih suka
mengisolasi dengan sistem netral seperti pada tegangan menengah.

- Frekuensi

Dua macam frekwensi daya yang biasa digunakan secara umum adalah 50 Hz dan 60 Hz.
Pemilihan frekwensi yang akan digunakan untuk pemakaian khusus seringkali ditentukan oleh
ketersediaannya di pasaran. Untuk kapal yang beroperasi di Amerika serikat biasanya
menggunakan 60 Hz sedangkan di beberapa bagian belahan dunia sebagian besar menggunakan
frekwensi 60 Hz. Sehingga dalam pemilihan biasanya dipilih yang frekwensinya lebih
tinggi/besar karena lebih menguntungkan.
Daya keluaran motor sebanding dengan kecepatannya dan untuk itu mesin dengan 60
Hz secara umum lebih baik dan mempunyai daya yang lebih besar dibandingkan dengan 50 Hz.
Pada mesin 60 Hz dibutuhkan sedikit lempengan besi sehingga mesin menjadi lebih murah.
Dan kecepatan motor yang diperoleh dari suplai mesin 60 Hz biasanya lebih sesuai.

Pada saat kebutuhan daya disuplai dari darat untuk mensuplai ke sistem 60 Hz dimana
sistem pensuplaian adalah 50 Hz, ini dapat diijinkan/dibolehkan jika tegangannya diturunkan.
Sehingga idealnya untuk motor 440 V, 60 Hz akan dapat disuplai pada tegangan 380 V, 50 Hz.
Sedangkan jika tegangan 415 V, 50 Hz pada motor yang sama akan bekerja dan menimbulkan
kenaikan suhu yang lebih tinggi dan itu akan menimbulkan suhu ambeint yang tidak terlalu
tinggi. Hal ini tidak diijinkan karena akan menyebabkan beberapa kerusakan. Selain itu
mengakibatkan kecepatan motor induksi akan berkurang sekitar 20 %. Pemanas dan lampu
pijar tidak sensitif terhadap frekwensi tetqapi tentu saja pada saat operasional pada tegangan
yang rendah akibat frekwensi yang lebih rendah maka daya keluarannya akan menjadi
berkurang/turun.

Untuk operasional sistem 50 Hz yang disuplai dengan sistem 60 Hz tidak diijinkan.


Dimana motor akan berputar lebih cepat dan oleh karena itu akan menghasilkan lebih banyak
torsi. Pada keadaan yang demikian ini akan menyebabkan lebih banyak membutuhkan arus
listrik sehingga dapat menyebabkan kelebihan beban (over loaded).

Untuk melindungi terhadap bahaya sengatan listrik dan busur api yang timbul dari
kesalahan pembumian, selungkup bahan logam dan bagian logam lain dari peralatan listrik
tersebut harus dibumikan. Konektor pembumian yang menghubungkan selungkup logam ke
bumi untuk mencegah terjadinya kontak tegangan berbahaya terhadap bumi. Setiap sambungan
pembumian yang kuat seperti pada peralatan memastikan bahwa tegangan referensi
kepembumian selalu nol.

Dengan sedikit pengecualian pada disain kelistrikan di kapal, dimana untuk mengamankan
instalasi dengan mengisolasi bagian netral pada sistem tegangan menengah. Ini bertentangan
dengan sistem yang ada di darat. Sistem isolasi ini terutama digunakan untuk menghindari
resiko pada operasional pelayanan utama seperti mesin kemudi dan peralatan-peralatan penting
di kamar mesin terhadap kegagalan pada sistem pembumian (earthing). Pada netral earthing
bentuk padat, tahap menuju terjadinya kegagalan sistem pembumian berupa korsleting yang
pada tahap membahayakan menyebabkan digunakannya sekring pelindung (Circuit Breaker).
Pada saklar bentuk motor kegagalan saklar ini mungkin terjadi untuk fase tunggal dan
kemungkinannya menyebabkan habis terbakar kecuali mampu melindungi peralatan-peralatan
yang ada.

- Pembumian / Grounding

Pada sistem isolasi dengan 1 pembumian, kegagalan yang terjadi tidak menyebabkan
terputusnya suplai arus tetapi meningkatnya peringatan pada sistem deteksi kebocoran
pembumian. Sehingga memberikan kesempatan bagi operator untuk mencari dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi. Saklar biasanya memiliki kemampuan menghentikan/menghambat
hingga tanda kegagalan pembumian berhenti. Selanjutnya, sumber kegagalan pada bagian
sirkuit mungkin sulit untuk ditemukan. Dengan sistem pembumian kegagalan sirkuit secara
otomatis diatasi dengan pengoperasian peralatan pencegah sehingga lokasi dari kegagalan
dapat diketahui.

- Panel Switchboard

Electrical switch board atau dinamakan panel listrik adalah suatu susunan peralatan listrik /
komponen listrik yang dirangkai atau disusun sedemikian rupa didalam suatu papan control
(board)sehingga saling berkaitan dan membentuk fungsi sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan. Berikut ini contoh contoh nama panel beserta fungsi dan kegunaan:

1. Panel Motor Starter

Adalah panel listrik yang fungsi utamanya mengoperasikan motor motor listrik yang
meliputi pengasutan awal (starting),runningdan stoping dan dilengkapi dengan proteksi sesuai
kebutuhan antara lain Circuit breaker, overload relay, phase failure relay dan lain
lain.Disebagian panel dilengkapi dengan metering sebagai fungsi monitoring baik yang
berbentuk analog (jarum, lampu pilot,lidah getar) maupun yang berupa modul digital. Yang
termasuk motor starter panel antara lain :
a. Star Delta Starter
b. Direct On Line starter
c. Double speed starter
d. Slip ring motor starter
e. Impedansi motor starter
f. Resistor motor Starter
g. Ototransformer starter
h. Soft starter motor
i. Variable speed motor starter
j. Edy current motor starter

2. Panel Generator Control

Adalah panel listrik yang fungsi utamanya untuk mengoperasikan generator yang meliputi
starting, running, stoping, emergency stop dan dilengkapi dengan proteksi dan monitoring baik
proteksi dan monitoring terhadap diesel engine maupun terhadap alternator (generator)

Proteksi terhadap engine antara lain meliputi :


a. Low oil pressure
b. High water temperature
c. High Oil Temperature
d. Over / Under speed
e. Low voltage battery

Proteksi terhadap alternator antara lain meliputi :


a. Over/under voltage
b. Over/under Frekuensi
c. Over current
d. Overload
e. Over temperature
f. Reverse Power
g. Unbalancing Voltage
h. Unbalancing current
i. Earth Fault

3. AMF & ATS PANEL (Automatic Mains Failure & Automatic Transfer Switch )

Adalah Panel yang secara system mempunyai fungsi control otomatic terhadap generator
dan mains power dimana parameter listrik,control dan proteksi terhadap kedua sumber dapat
terbaca dan terkontrol secara sistimatis .Komponen utama panel ini adalah modul control yang
didalamnya berisi program program untuk menjalankan dan mengoperasikan system secara
menyeluruh. Panel ini banyak digunakan diindustri, perkantoran,supermarket, rumah sakit dll.
4. Panel Synchronozing

Adalah panel yang berfungsi untuk mengoperasikan dua buah genset atau lebih yang
bekerja secara parallel (bersamaan) agar didapat catu daya sumber yang dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan beban listrik disamping juga untuk efisiensi jika beban listrik dalam level
rendah / ringan.Dengan adanya teknologi yang semakin pesat maka pengoperasian panel
synchrone sudah sedemikian mudah karena dilengkapi dengan modul modul elektronik
berteknologi tinggi yang secara keseluruhan sudah diatur secara otomatis.

5. Panel Distribusi Utama

Adalah panel yang berfungsi mendistribusikan sumber daya ke sub sub panel distribusi.
Didalamnya terdapat Mains Breaker dan breaker breaker beban yang tersambung dengan panel
Sub distribusi.

6. Panel Kapasitor

Adalah Panel Yang berfungsi mengoptimalkan catu daya yang tersedia disamping itu
berfungsi untuk :
a. Mengurangi denda daya dari PLN jika power factor kurang dari 0,85
b. Mengurangi disipasi panas pada kabel power
c. Menaikkan tegangan jatuh pada rangkaian cabang akhir
2.2.Sistem Panel Penerangan

Untuk ruang mesin, panel layanan penerangan biasanya pada tingkat operasional utama. Panel
untuk penerangan muatan biasanya terletak pada rumah geladak dari mesin alat angkat sehingga mudah
dijangkau dan penerangan pada tiap ruang muat dapat dimatikan pada saat pemuatan telah selesai. Panel
juga dapat diletakkan di dalam ruang muat. Jumlah dari panel penerangan ini tergantung dari ukuran
dan disain dari kapal. Umumnya 1 panel untuk tiap ruang muat.

Lokasi panel penerangan pada kapal penumpang dan ruangan ABK ditentukan berdasarkan
sedikit banyak dari struktur dan bagian daerah kebakaran diatas kapal. Umunya terdapat 1 atau lebih
panel pada tiap deck dan tiap bagian atau daerah kebakaran. Tetapi 2 atau lebih deck bisa saja dilayani
dengan 1 panel, jika disainnya memungkinkan. Tiap panel dapat diletakkan pada tengah-tengah lokasi
untuk membatasi turun tegangan pada sirkuit cabang. Panel ini biasanya terpasang di samping pintu
sekat kedap. Untuk ruangan umum panel diletakkan disamping pintu keluar dimana operator dapat
melihat lampu pengontrol. Sirkuit cabang untuk penerangan biasanya berkapasitas 15 Ampere, 20
Ampere, atau 30 Ampere tergantung penggunaan.

1. Sirkuit cabang dengan 15 A digunakan untuk penerangan umum dan tiap sirkuit, batas
maksimum beban terhubung adalah 12 A (1380 W) untuk penggunaan kawat kabel standar No.
12 AWG. Sedangkan untuk kawat konduktor standar no. 14 AWG batas maksimum beban
terhubung adalah 880 watt.

2. Sirkuit cabang dengan 20 A normalnya digunakan hanya untuk menyuplai peralatan lampu
tanpa saklar/tombol untuk ruang muat atau penerangan deck. Tiap sirkuit diberi batas maksimal
beban terhubung sebesar 16 A dan kawatnya tidak boleh kurang dari standar No. 12 AWG.

3. Sirkuit cabang dengan 30 A secara normal digunakan hanya untuk menyuplai peralatan lampu
tanpa saklar dengan daya lampu diatas 300 watt. Tiap sirkuit diberi batas maksimum beban
terhubung 24 A dan kawat konduktor tidak boleh kurang dari standar No. 10 AWG.

Beban peralatan, beban pemanas dan peralatan-peralatan kecil menggunakan tegangan sistem
penerangan boleh jadi disuplai dari panel distribusi penerangan. Tiap cabang sirkuit diberi batas
maksimum beban terhubung sebesar 30 A. Beban terhubung pada sirkuit cabang penerangan umum
berdasarkan ukuran sebenarnya dari lampu yang terpasang (lampu pijar). Tapi tidak boleh kurang dari
50 watt tiap lampu kecuali disain peralatan tidak mengijinkan penggunaan lampu dengan tegangan yang
lebih tinggi dari yang terpasang semula. Beban terhubung untuk sirkuit menyuplai jenis lampu elektik
discharge (flourescent dan mercury) didasarkan pada ballast dari arus masuk untuk tiap peralatan. Stop
kontak jalur keluar dipasang untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang dan ABK tidak termasuk
sebagai beban terhubung.
Peralatan penerangan khusus memiliki jumlah yang besar pada lampu dengan tegangan rendah
disuplai oleh sebuah sirkuit 3 fase bilamana total beban dari peralatan tidak melebihi 12 Ampere. Sirkuit
penyuplai dikontrol hanya dari panel distribusi dan arus listrik yang melalui konduktor dibatasi samapai
12 Ampere. Perlindungan terhadap arus listrik berlebih untuk sirkuit cabang cabang penerangan dibatasi
dengan sekring sampai arus 10 Ampere atau dengan sirkuit breaker untuk 15 Ampere pada sisrkuit daya
880 watt, sekring 15 Ampere untuk sirkuit daya 1380 watt.

Secara umum sirkuit cabang penerangan pada kamar mesin dirancang dengan grup pengganti
penerangan pada sirkuit cabang yang berbeda sehingga untuk wilayah yang besar tidak akan gelap
karena kegagalan dari salah satu sirkuit cabang. Pada ruangan ini lampu dikontrol hanya dengan tombol
pada panel dan bukan tombol tersendiri.

Setiap ruangan tempat tinggal penumpang dan ruangan umum disuplai dengan paling sedikit 2
layanan sirkuit cabang penerangan. Sehingga dirancang apabila terjadi kegagalan pada salah satu
cabang akan mampu tetap memberikan penerangan pada ruangan tersebut. Sirkuit cabang yang terpisah
disediakan khusus untuk penerangan lorong. Penerangan pada tiap lorong dapat terbagi antara
pelayanan sirkuit cabang dan sirkuit cabang darurat yang mana untuk kondisi normal dan darurat
persyaratan tentang penerangan (cahaya) dapat terpenuhi. Sirkuit cabang tidak boleh melalui pagar api
atau sekat kedap.

2.3.Daya dan Penerangan Kondisi Darurat

Beberapa bentuk penerangan untuk kondisi darurat harus tersedia diatas kapal yang berupa sistem
penerangan dengan tenaga listrik. Kecuali untuk :

1. Kapal penumpang kecil yang hanya dioperasikan mulai matahari terbit sampai dengan
matahari terbenam.
2. Kapal penumpang kecil yang dioperasikan tidak lebih dari 15 mil dari garis pantai yang
daya untuk sistem penerangan umum sumbernya terpisah dari sistem propulsi dan
terletak pada deck diatas sekat kedap.

Daya sesaat untuk kebutuhan pada kondisi darurat/emergency diwajibkan ada pada kapal
penumpang yang besar kapasitasnya terbatas. Sehingga perlu mempertimbangkan beban-beban
apa saja yang akan disuplai untuk waktu yang singkat. Daya terbesar yang terjadi pada kondisi
darurat adalah pada saat start. Beban-beban yang harus disuplai dayanya dari sumber tenaga
sesaat adalah sebagai berikut ;

1. Lampu-lampu navigasi
2. Beberapa lampu di kamar mesin yang digunakan untuk menunjukkan kondisi
operasional peralatan pada kondisi darurat.
3. Penerangan untuk gang-gang, tangga, jalur untuk penyelamatan, ruang penumpang dan
ABK, kamar mesin.
4. Lampu-lampu untuk penunjuk arah jalan keluar ruangan kapal seperti tanda
“keluar/exit” dengan tulisan warna merah.
5. Penerangan umum untuk pengamanan keselamatan pengoperasian pintu kedap.
6. Satu atau lebih lampu penerangan untuk di dapur, ruang makan, ruang radio, ruang
mesin kemudi, ruang emergency generator, ruang peta, ruang kendali/anjungan, ruang
ABK.
7. Penerangan pada deck sekoci.
8. Sistem komunikasi elektrik utama yang tidak memiliki sumber penyimpanan daya
sendiri.
9. Daya untuk pengoperasian pintu kedap.
10. Sistem pengeras suara darurat.
11. Satu pompa bilga, pompa pemadam kebakaran dan pompa sprinkler.
12. Sistem untuk smoke detector.

Daya yang disuplai dari sistem darurat harus bekerja secara otomatis dan paling lambat
45 detik setelah terjadi kegagalan dari sistem daya listrik utama. Suplai daya dari sistem
emergency harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Untuk kapal penumpang diatas 65 m perairan samudra, daya yang disuplaikan harus
mampu memenuhi kebutuhan untuk kondisi emergency selama 36 jam. Untuk suplai
daya dengan menggunakan aki/battery harus mampu melayani untuk kebutuhan selama
30 menit.
2. Selain kapal penumpang perairan samudra, pada kapal 100 GT keatas yang sumber
tenaga untuk kondisi darurat menggunakan penggerak diesel dan gas turbin harus dapat
menyuplai kebutuhan selama 8 jam terus-menerus.
3. Selain kapal penumpang perairan samudra, pada kapal 15 – 100 GT keatas yang sumber
tenaga untuk kondisi darurat menggunakan penggerak diesel dan gas turbin harus dapat
menyuplai kebutuhan selama 8 jam terus-menerus.
4. Untuk kapal barang 1600 ton keatas yang sumber tenaga untuk kondisi darurat
menggunakan penggerak diesel dan gas turbin harus dapat menyuplai kebutuhan
selama 12 jam terus-menerus.
5. Kapal barang 300 – 1600 GT keatas yang sumber tenaga untuk kondisi darurat
menggunakan penggerak diesel dan gas turbin harus dapat menyuplai kebutuhan
selama 12 jam.
2.4.Peralatan Kelistrikan

Sistem proteksi listrik berfungsi untuk melindungi sistem distribusi ketika terjadi
kesalahan. Relay digunakan untuk memantau arus lebih, tegangan over / under, over / under
frekuensi, kebocoran tanah, beban tidak seimbang, suhu berlebih, daya balik (untuk generator)
dll. Sistem tegangan tinggi ditunjukkan pada Gambar. 2.2.

Gambar 2.2. Pemasangan sistem proteksi pada jaringan tegangan tinggi

Skema sistemn proteksi listrik terdiri dari pemutus sirkuit, sekering, kontaktor, arus lebih
dan relay undervoltage. Pemutus sirkuit, sekering atau kontaktor bekerja ketika terjadi fault
current (gangguan arus). Relai arus mendeteksi arus gangguan dan pemutus sirkuit atau
sekering harus mampu menginterupsi dengan aman dan cepat arus hubung singkat. Mereka
harus secara mekanis cukup kuat untuk tahan panas dan magnetic kekuatan yang dihasilkan
oleh arus gangguan. Ukuran (kekuatan) pemutus sirkuit atau sekring ditentukan oleh putusnya
kapasitas (breaking capacity) yang merupakan kesalahan maksimum arus gangguan yang dapat
diputus dengan aman. Misalnya, sebuah MCCB dengan rating 440 V dan arus 600 A, sehingga
kemunginan pemasangan breaking capacitynya12.5 MVA yang berarti arus gangguan yang
12.5 106
dapat diputus secara aman adalah 16400 A yaitu = 16400𝐴. Lokasi gangguan arus
√3.440
akibat adanya hubung singkat pada titik lokasi beban misalnya lampu ditunjukkan pada
Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Lokasi terjadinya hubung singkat pada satu titik beban lampu

Ukuran arus gangguan hubung singkat ini ditentukan oleh total impedansi generator, kabel dan
transformer pada sirkuit generator ke beban seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Impedansi total generator umumnya sangak kecil sehingga arus gangguan yang dapat diputus
secara aman (prospective fault current) menjadi sangat besar seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Gangguan hubung singkat jaringan generator ke beban

Contoh soal.
Sebuah beban 3 phase, 440 V, 5 kW, power factor 0.8, terpasang pada jaringan distribusi se[erti
pada Gambar 2.4.Hitung prospective short-circuit fault current pada beban sub-distribusi d.b.
dan main switchboard!
Jawab

𝑃 5000
𝐼𝐿 = = = 8.2𝐴
√3𝑉𝐿 𝑐𝑜𝑠𝜑 √3. 440.0.8
Total impedance

𝑍𝑓 = 0.025 + 0.01 + 0.015 = 0.05 𝑂ℎ𝑚

Prospective short-circuit fault current pada titik beban


𝑉 440
𝐼𝑓 = = = 8800 𝐴
𝑍𝑓 0.05

Prospective short-circuit fault current pada d.b.


𝑍𝑓 = 0.025 + 0.01 = 0.035𝑂ℎ𝑚

𝑉 440
𝐼𝑓 = = = 12571 𝐴
𝑍𝑓 0.035

Prospective short-circuit fault current pada d.b.


𝑉 440
𝐼𝑓 = = = 17600 𝐴
𝑍𝑓 0.025
Kapasitas pemutus arus atau sekering harusc memiliki kapasitas lebih dari nilai arus pada
Prospective short-circuit fault current. Jika kurang, pemutus sirkuit (atau sekering) dapat
meledak dan menyebabkan kebakaran. Kemampuan sistem proteksi untuk memutus hanya pada
sirkuit yang terjadi gangguan untuk menjaga supply energi listrik pada sirkuit yang aman tidak
ada gangguan disebut dengan protective discrimination. Skema protective discrimination
ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Skema Protective Discrimination

1. Circuit breaker
Pemutus sirkuit dibuat dalam ukuran standar, menggunakan sistem nomor pilihan untuk
mencakup rentang peringkat. Pemutus sirkuit memiliki kemampuan pemutusan overcurrent
yang telah ditetapkan; Mengubah nilai arus operasi pemutus arus memerlukan perubahan
dengan mengganti circuit breaker. Pemutus arus dengan ukuran bingkai 400 ampere mungkin
memiliki deteksi arus lebih yang diatur untuk beroperasi pada hanya 300 ampere, untuk
melindungi kabel pengumpan.
Standar Internasional oleh IEC 60898-1 dan Standar Eropa EN 60898-1 mendefinisikan
bahwa rating arus pada sirkuit breaker adalah maksimum arus yang mampu diputus oleh
breaker. Nilai pilihan yang paling umum tersedia untuk rating arus pada circuit breaker untuk
tegangan rendah adalah 6 A, 10 A, 13 A, 16 A, 20 A, 25 A, 32 A, 40 A, 50 A, 63 A, 80 A, 100
A. Pemutus sirkuit diberi label dengan rating arus dalam ampere, sedangkan minimum nilai
arus yang menyebabkan pemutusan arus ke beban tanpa penundaan yaitu dalam waktu kurang
dari 100 ms. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh circuit breaker, adalah:
a. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
b. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung
singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
c. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung
singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan,
dan merusak pemutus tenaga itu sendiri. Komponen komponen circuit breaker
ditunjukkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Circuit breaker


1. Tuas aktuator - digunakan untuk mengatur dan mengatur ulang pemutus arus secara
manual. Juga menunjukkan status pemutus arus (On atau Off / tripped). Sebagian besar
pemutus dirancang agar tetap dapat berjalan meski tuas dipegang atau dikunci di posisi
"on". Ini kadang disebut operasi "perjalanan gratis" atau "perjalanan positif".
2. Mekanisme aktuator - memaksa kontak bersama atau terpisah.
3. Kontak - memungkinkan arus saat menyentuh dan memutus arus saat bergerak terpisah.
4. Terminal
5. Strip Bimetalik - memisahkan kontak sebagai respons terhadap arus lebih kecil dan
jangka panjang
6. Sekrup kalibrasi - memungkinkan produsen menyesuaikan arus perjalanan perangkat
setelah perakitan dengan tepat.
7. Solenoid - memisahkan kontak dengan cepat sebagai respons terhadap overcurrents
tinggi
8. Pembagi / pemadam busur

2. Transformator

Adalah sebuah alat yang mentransfer energi antara 2 sirkuit yang melalui induksi
elektromagnetik. Transformer di mungkinkan untuk di gunakan sebagai perubahan tegangan
dengan mengubah tegangan sebuah arus bolak balik dari satu tingkat tegangan ke tingkat
tegangan lainnya dari input ke input alat tertentu, untuk menyediakan kebutuhan yang berbeda
dari sebuah tingkatan arus sebagai sumber arus cadangan, atau bisa juga di gunakan untuk
mencocokkan impedansi antara sirkuit elektrik yang tidak sinkron untuk memaksimalkan
pertukaran antara 2 sirkuit. Hal ini memungkinkan terjadinya pertambahan daya arus listrik
yang terjadi dari sebuah benda yang memiliki arus tegangan listrik yang tidak stabil.

Gambar 2.7. Trafo distribusi 160 kVA , tegangan primer: 10 kV , arus primer: 9,238 A ,
tegagan sekunder : 400 V, arus sekunder: 231 A . Dibuat tahun 1999.

Gambar 2.8. Diagram skematik trafo satu phase dan tiga phase.
Gambar 2.9. Diagram skematik trafo hubungan star delta yang umum digunakan pada trafo
distribusi daya

Gambar 2.10. Rangkaian listriki hubungan delta-delta transformator tiga phase


Beberapa formulasi untuk perhitungan tegangan primer terhadap sekunder adalah sebagai
berikut,
Contoh soal
Kumparan primer trafo 50VA terhubung delta-star dengan suplai 100 volt, 50Hz tiga fasa. Jika
transformator memiliki 500 lilitan pada belitan primer dan 100 lilitan pada gulungan sekunder,
hitung tegangan dan arus sisi sekunder!

2.5. Proteksi Listrik

Peralatan dengan daya besar pada perubahan listrik menjadi tenaga mekanik, termal, dan
kimia dengan mengatur tegangan, arus, daya, suhu, gaya, tekanan, memungkinkan terjadinya
bahaya dalam sistem rekayasa. Untuk meminimalkan risiko keselamatan bagi personel dan
peralatan, maka sistem harus dirancang dan dibuat sesuai standar tinggi, terbaru dan dipasang
dengan benar. Selama masa kerjanya, peralatan harus terus dipantau dan dikelola dengan benar
oleh personel yang berkualifikasi profesional yang memahami persyaratan operasi dan
keselamatannya.
Sebelum mencoba pekerjaan listrik, ada beberapa tindakan pencegahan keamanan dasar
yang harus diingat. Mungkin bahaya yang timbul dari penyalahgunaan peralatan listrik sudah
dikenal seperti sengatan listrik dan kebakaran dapat menyebabkan kerugian nyawa dan
kerusakan peralatan. Ada peraturan untuk mengendalikan konstruksi, instalasi, operasi dan
pemeliharaan peralatan listrik begitu bahaya itu dihilangkan sejauh mungkin. Standar minimum
keamanan yang dapat diterima dikeluarkan oleh berbagai badan termasuk seperti SOLAS, BS
dan IEC, IEE.
1. Pengujian tahanan isolasi

Semua peralatan listrik memiliki isolasi. Tujuan dari isolasi adalah untuk menjaga arus
listrik pada konduktor dan untuk mencegah kontak dengan kabel hidup. Nilai tahanan listrik
isolasi harus menjadi sangat tinggi (Mega Ohm) untuk mencegah arus bocor dari konduktor.
Isolasi resistensi diukur antara:
 Konduktor dan bumi
 Konduktor dengan konduktor

Tahanan isolasi termasuk resistensi bahan isolasi dan juga resistensi dari setiap endapan
permukaan kotoran, minyak, kelembaban, dll. Deposit permukaan dapat mengurangi tahanan
isolasi. Aliran arus bocor melalui endapan permukaan seperti itu disebut tracking yang juga
dipengaruhi oleh jarak creepagnen dan clearence yaitu jarak bebas antar terminal seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.16. Peralatan harus dijaga dalam kondisi bersih untuk mencegah
pelacakan dan untuk mempertahankan nilai insulasi yang tinggi

Gambar 2.15. Creepage dan clearance sistem insulasi

Bahan insulasi bersifat non-logam dan memiliki sedikit sekali sifat fisik terkait dengan logam.
Isolasi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kelembaban, suhu, listrik dan mekanik
stres, getaran, bahan kimia, minyak, kotoran dan, tentu saja usia lanjut. Bahan termasuk mika,
serat gelas, dll, dan bahan yang lebih modern seperti PVC dan plastik dianggap sebagai bahan
isolasi. Isolasi diklasifikasikan sesuai dengan suhu maksimum di mana itu aman untuk
beroperasi. Berbagai kelas insulasi tercantum dalam British Standards (BS) dan kelas A, E, B
dan F digunakan untuk kelautan seperti pada tabel berikut

Beberapa testing yang terkait dengan sistema proteksi kelistrikan adalah


 Pengujian tahanan isolasi/ insulation resistance (IR) menggunakan megger tester dengan
tegangan 500 Volt DC untuk sistema 440 Volt
 Tahanan sambungan / continuity resistance dengan nilai ohm kecil menggunakan multimeter
 Tahanan komponen listrik dengan nilai 1 Ohm sampai 1 k Ohm menggunakan multimeter
 Tegangan AC atau DC menggunakan multimeter
 Arus listrik menggunakan multimeter atau clampmeter

Penguji isolasi adalah pengukur tahanan pembacaan yang tinggi menggunakan voltase uji
tinggi biasanya 500 V d.c. Tegangan uji diproduksi oleh generator internal yang digerakkan
dengan tangan atau oleh baterai dan pengisi daya tegangan elektronik. Tegangan uji 500 V d.c.
cocok untuk menguji peralatan kapal dengan rating 440 Vac.
Penguji IR tipe megger dapat digunakan untuk memeriksa apakah rangkaian yang akan
diuji aktif. Pindahkan instrumen ke "MOhm" dan hubungkan probe ke pasangan terminal
peralatan. JANGAN tekan tombol. Meteran sekarang akan menunjukkan bahwa rangkaian itu
hidup atau tidak. Jika sirkuit mati maka aman untuk menekan tombol tes. Pastikan bahwa
koneksi pembumian yang andal diperoleh dengan menghubungkan probe ke dua titik
pembumian yang terpisah pada bingkai peralatan saat pengujian untuk kontinuitas resistansi
rendah. Alat ukur megger test ditunjukkan pada Gambar 4.16.

Gambar 2.16. Alat uji tahanan isolasi

Untuk uji IR pada mesin tiga fase, ukur dan catat nilai resistansi isolasi fase ke fase. Tiga
bacaan harus diukur sebagai U-V, V-W, W-U seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2.17.
Ukur dan catat nilai resistansi isolasi fasa-ke-bumi. Tiga bacaan harus diukur sebagai U-E, V-
E, W-E. nilai histori pengukuran tahanan isolasi dicatat seperti pada Gambar 2.18.

Gambar 2.17. Pengujian tahanan isolasi


Gambar 2.18. Histori record pengujian tahanan isolasi

Pengujian sambungan (continuity testing)


Penguji isolasi biasanya juga dilengkapi dengan fasilitas uji kontinuitas tegangan rendah. Ini
adalah instrumen dengan resistansi rendah untuk mengukur kontinuitas (atau sebaliknya)
konduktor. Dapat digunakan untuk mengukur resistansi rendah kabel, belitan motor, belitan
transformator, tali pembumian, dll. Dalam kasus motor dan transformator tiga fase,
perbandingan antar bacaan biasanya lebih penting daripada nilai absolut bacaan. Semua bacaan
harus identik. Jika satu bacaan secara signifikan lebih kecil dari yang lain, ini dapat
menunjukkan kemungkinan belitan pendek terhubung short sircuit. Sebaliknya, nilai resistansi
kontinuitas tinggi menunjukkan sirkuit terbuka. Gambar 2.19 menunjukkan pengujian
continuity testing.

Gambar 2.19. Pengujian sambungan continuity testing

2. Proteksi arus lebih (overcurrent protection)

Istilah umum "kelebihan arus" berlaku untuk peningkatan yang relatif kecil arus dari full
load current (FLC) yaitu arus pada beban penuh secara penuh misalnya beban mekanis yang
berlebihan dari motor atau disebabkan oleh kegagalan arus short circuit. Kelebihan aus
terdeteksi oleh sensor current transformer (CT) dan jika berlebih akan mengaktifkan relay
dengan waktu delay tertentu yang disesuaikan dengan sistem proteksi kelistrika. Ada 3 tipe
relay over current yaitu:

1. Magnetic relay
2. Thermal
3. Electronic

Karakteristik kerja dari relay overcurrent ditunjukkan pada Gambar 2.11.


Gambar 2.11. Karakteristik pemutuisan relay proteksi overcurrent

Gambar 2.12. Magnetic relay proteksi overcurrent

Gambar 2.13. Bimetal thermal relay proteksi overcurrent


Gambar 2.14. Electronic relay proteksi overcurrent

Relai magnetik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.12. secara langsung mengubah arus
menjadi gaya elektromagnetik untuk memutus hubungan arus ke beban. ReIay termal pada
Gambar 2.13 dengan memanfaatkan aksi lentur dari bimetal untuk membuka relay normally
closed (NC). Relay elektronik mengubah arus yang diukur menjadi tegangan yang proporsional
terhadap arus terukur, kemudian dibandingkan dengan tegangan set point. Jika berlebih akan
memutus supply arus ke beban.
3. Sekering

Sekering adalah jenis perlindungan yang paling umum terhadap gangguan hubung singkat
pada sirkuit distribusi Low Voltage LV, sirkuit motor dan untuk peralatan portabel. Sekering
relatif sederhana, murah dan dapat diandalkan. Beberapa catatan untuk penggunaan sekeering
yaitu
 Dalam hal sekering bocor atau putus, maka penyebab kesalahan harus ditemukan dan
diperbaiki sebelum sekering diganti
 Sekering pengganti harus sesuai rating arus, grade dan tipenya.
 Ganti ketiga sekering pada beban 3 phase meskipun sekering yang rusak / bocor adalah
sala satunya.
4. Proteksi undervoltage

Mekanisme pemutus undervoltage (U/V) dipasang untuk semua breaker generator dan
beberapa pemutus pada sirkuit main feeder. Fungsi utamanya adalah untuk pemutus ketika
terjadi penurunan tegangan yang parah (sekitar 50 %). Pelepasan U/V pada pemutus sirkuit
generator juga untuk mencegah terjadinya koneksi ke beban ketika tegangan generator sangat
rendah atau tidak ada.
Gambar 2.15. Proteksi undervoltage
2.6. Gambar Sistem Kelistrikan

Denah ruangan yang akan dilengkapi dengan instalasi umumnya digambar dengan skala 1:100
atau 1:50. Pada denah ini digambar instalasi yang akan dipasang, dengan menggunakan
lambang-lambang yang berlaku. Di dalam atau disamping lambang dapat ditambahkan
penjelasan-penjelasan khusus bila diperlukan. Apabila ada alat yang lambangnya belum
dibakukan, maka dipilih suatu lambang yang artinya dijelaskan dalam gambar. Gambar elektro
teknik memberi keterangan tentang pelaksanaan instalasi listrik dan pembuatan peralatan listrik
Gambar harus jelas dan mudah dibaca, hanya yang perlu saja harus digambar.
A. Gambar berdasarkan tujuannya dibagi :
1. Diagram yang bersifat menjelaskan :
- diagram dasar

- diagram lingkaran arus


- diagram instalasi

2. Diagram-diagram pelaksanaan :
- diagram pengawatan

B. Gambar berdasarkan cara menggambar :


1. Cara menggambar dengan garis ganda
Setiap hantaran digambar dengan garis tersendiri

2. Cara menggambar dengan garis tunggal


Dalam diagram garis tunggal hantaran-hantaran sejenis digambar dengan satu garis
dengan beberapa garis lintang kecil

1.1. Latihan Soal

1. Sebut dan jelaskan tiga kelompok beban di kapal!


2. Sebut dan jelaskan tentang standar distribusi jaringan listrik tegangan rendah di Kapal!
3. Jekaskan fungsi dan macam panel starter motor!
4. Jelaskan 3 sirkuit cabang penerangan di Kapal!
5. Jelaskan tentang sistem darurat kelistrikan kapal!
6. Sebutkan 10 beban listrik yang harus dilayani pada saat kondisi emergency!
7. Jelaskan rating arus pada circuit breaker!
8. Jelaskan macam macam koneksi dari trafo pada kumparan primer dan sekunder!
9. Jekaskan tentang sistem distribusi tegagan tinggi di kapal!

Referensi
1. Harrington, R.L., (1992). Marine Engneering. The Society of Naval Architects and
Marine Enginee 1992-12-31. ISBN-10 : 0939773104.
2. Taylor, D.A., (1996). Introduction to Marine Engineering. Butterworth-Heinemann; 2
edition (9 October 1996)
3. Watson, G.O., (1971). Marine Electrical Practice. Butterworth-Heinemann.
4. Mcgeorge, M.D.,(2014). Marine Electrical Equipment and Practice. Butterworth-
Heinemann
5. Dennis, T.H., (1999). Practical Marine Electrical Knowledge. Witherby & Co Ltd.
6. Payne, J.C. (2001). The Marine Electricalal and Electronic Bible. Sheridan house Inc.
7. Resnick, Robert and Halliday, David (1966), Physics, Vol I and II, Combined edition,
Wiley International Edition, Library of Congress Catalog Card No. 66-11527
8. Smith, R.J. (1966), Circuits, Devices and Systems, Wiley International Edition, New
York. Library of Congress Catalog Card No. 66-17612
9. Williams, Tim, The Circuit Designer's Companion, Butterworth-Heinemann,
2005 ISBN 0-7506-6370-7.
10. https://electricalnotes.wordpress.com/2011/10/31/demand-factor-diversity-factor-
utilization-factor-load-factor/
11. http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a568950.pdf
12. https://en.wikipedia.org/wiki/Circuit_breaker
13. http://www.electronics-tutorials.ws/transformer/three-phase-transformer.html
14. https://dieselship.com/marine-technical-articles/marine-electro-technology/high-
voltage-systems-on-ships/

Anda mungkin juga menyukai