Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Listrik
Listrik adalah suatu energi, bahkan energi listrik begitu memegang peranan
penting bagi kehidupan kita. Listrik adalah suatu muatan yang terdiri dari muatan
positif dan muatan negatif. Arus listrik merupakan muatan listrik yang bergerak
dari tempat yang berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah, melewati
suatu penghatar listrik.[1] Listrik merupakan suatu energi yang sangat penting
bagi kebutuhan hidup manusia, bila tidak ada listrik, maka hidup manusia akan
sengsara. Semua alat elektronik, mesin, dan alat lain lain yang mempunyai sistem
mekanik, pasti dibutuhkan aliran listrik. Listrik merupakan energi yang bisa
mengalir. Contoh pada sebuah kabel, bila kabel dialiri listrik, Maka kabel tersebut
memiliki arus listrik, tegangan listrik, dan potensial listrik. Bila kabel tersebut
memiliki penghambat, maka arus listrik yang lewat akan dihambat oleh hambatan
tersebut.

2.2 Arus Listrik


Arus listik adalah mengalirnya elektron secara kontinyu pada konduktor
akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya
tidak sama. Satuan arus listrik adalah Ampere. Satu ampere arus adalah
mengalirnya elektron sebanyak 628 x 1016 atau sama dengan satu coulumb per
detik melewati suatu penampang konduktor.[3] arus listrik merupakan laju sebuah
muatan listrik dari titik ke titik.
Arus Listrik adalah Perbandingan antara tegangan masukan dengan Hambatan
Listrik.[5] Arus listrik dapat dirumuskan sebagai berikut :
Q
I = .........................................................2.1
t
Dimana :
I = Arus (A)
Q = Muatan (Coulomb)
t= Waktu (s)
Dan pada hukum Ohm, Arus dapat dirumuskan sebagai berikut :
V =I . R.....................................................2.2
V
I= ........................................................2.3
R
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
Arus listrik memiliki macam-macam jenis. Yaitu arus AC dan arus DC.
Berikut penjelasannya :
1. Arus DC (Direct Current)
Arus listrik DC merupakan arus listrik yang mengalir secara terus menerus
kesatu arah. Arus DC dipakai dalam industry yang menggunakan proses
elektrolisa, misalnya pemurnian dan pelapisan atau penyepuhan logam.[1]
arus ini mengalir dari kutub positif(+) ke kutub Negatif (-). Biasanya arus
ini terdapat pada Chargeran Hp yang tidak digunakan. Tetapi arus dari
terminal yang dicolok oleh Chargeran Hp merupakan arus AC.
2. Arus AC (Alternative Current)
Arus listrik AC merupakan arus listrik yang mengalir bolak-balik. Arus AC
digunakan di rumah-rumah dan dipabrik – pabrik, biasanya menggunakan
voltage 110 volt atau 220 volt. Arus listrik bolak-balik (AC) jauh lebih
berbahaya dari pada arus searah (DC).[1] arus ini berbahaya karena
menggunakan voltage yang tinggi. Bila terkena oleh kita, akibatnya tidak
terbayangkan.
Media penghatar listrik salah satunya ialah media yang terbuat dari bahan
logam, yaitu elektron bebas berpindah dari satu atom ke atom logam berikutnya,
sedangkan pada media air elektron dibawa oleh elektrolit yang terkandung dalam
media air tersebut.[4] hal tersebut merupakan benda konduktor. Yang dimana
benda tersebut mampu menghantarkan listrik.

2.3 Tegangan Listrik


Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial (voltage)
adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu
coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal atau kutub ke terminal
atau kutub lainnya, atau pada kedua terminal atau kutub akan mempunyai beda
potensial jika kita menggerakkan atau memindahkan muatan sebesar satu coulomb
dari satu terminal ke terminal lainnya. Keterkaitan antara kerja yang dilakukan
sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat
disederhanakan bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan.[3] Tegangan
merupakan beda potensial antara titik cabang pada rangkaian. Potensial listrik itu
merupakan Usaha atau energi yang diperlukan untuk memindahkan muatan yang
bersifat positif (+) yang tak terdefinisi tempatnya hingga ke tempat yang dapat
didefinisikan.
Rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai Tegangan adalah :
dW
V= .......................................................2.4
dQ
Dimana :
V = Tegangan (V)
Q = Muatan (Coulomb)
W = Usaha (Joule)
Tegangan adalah perkalian antara arus listrik dengan hambatan listrik.[5] Rumus
dengan basic hukum Ohm untuk mencari Tegangan pada sebuah rangkaian yaitu :
V =I . R.....................................................2.5
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)

2.4 Hambatan Listrik


Hambatan listrik adalah sesuatu yang menahan aliran listrik.Hambatan
listrik sering disebut juga dengan resistansi, mengacu pada istilah bahasa inggris
Resistance yang berarti hambatan.Hambatan listrik ialah sebuah perbandingan
antara tegangan listrik dari suatu komponenelektronik (misalnya resistor) dengan
arus listrik yangmelewatinya.Simbol hambatan listrik ditulis dengan huruf R,
singkatan dari Resistance.Nilai hambatan listrik dinyatakan dalam satuan Ohm
(Ω), satuan Ohm juga bisa ditulis dengan tanda Ω, yaitu karakter Omega dalam
susunan abjad latin.[6] Hambatan merupakan suatu pristiwa Ketika arus listrik
dihambat dengan suatu resistor. Pristiwa tersebut disebut resistansi. Jumlah lilitan
atau kumparan, material yang dipakai, dan diameter yang digunakan sangat
mempengaruhi nilai Hambatan.
Hambatan Listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dengan arus listrik.
[5] rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai Hambatan Yaitu
V =I . R.....................................................2.6
V
R= ........................................................2.7
I
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
Hambatan listrik disebut juga dengan resistor.Pada umumnya, resistor
berbetuk bulat memanjang dan di tengah bulatan panjang tersebut terdapat pita-
pita warna melingkar yang menandakan nilai yang dimiliki oleh sebuah resistor
itu sendiri. Setiap warna pita pada resistor punya nilai, seperti yang terlampir
didalam Tabel 2.1.[6]
Tabel 2.1 Warna Pita pada Resistor.[6]
2.5 Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik merupakan rangkaian yang terbentuk dari penyusunan
suatu komponen listrik. Rangkaian listrik terbagi menjadi dua, yaitu rangkaian
Seri dan Rangkaian Paralel. Keduanya memiliki bentuk yang berbeda. Rangkaian
listrik seri disusun bersambungan, sedangkan rangkaian listrik paralel disusun
sejajar. Berikut penjelasan lebih rincinya :
1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke
satu daya lewat satu rangkaian.Rangkaian seri dapat berisi banyak beban
listrik dalam satu rangkaian. Arus yang mengalir pada masing beban adalah
sama. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar
tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari
masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber
tegangan. Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan
serinya. Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus
setiap hambatan sama dengan kuat arus totalnya.[6] Rangkaian listrik seri
disusun bersambungan, nilai kuat arus = nilai arus total.

Gambar 2.1 Rangkaian Seri


Arus total pada rangkaian seri dirumuskan sebagai berikut :
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙= 𝐼1+𝐼2+𝐼3+…+𝐼𝑛 I Total =V 1=V 2=I 3=…=I n 2.8
Tegangan total pada rangkaian seri dirumuskan sebagai berikut :
V Total =V 1 +V 2 + R3 +…+ R n........................................2.9
Dan hambatan total pada rangkaian seri dapat dirumuskan sebagai berikut :
RTotal =R1 + R2 + R3 +…+ R n.........................................2.10
2. Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu
bagian garis edar untuk mengalirkan arus pada suatu rangkaian seperti
gambar 2. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik
dihubungkan secara paralel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-
putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.Tegangan pada masing-
masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.Masing-masing cabang
dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu.Arus masing-masing
cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.[6] rangkaian listrik paralel
disusun sejajar. Nilai GGL=Nilai Tegangan total.

Gambar 2.2 Rangkaian Paralel


Arus total pada rangkaian Paralel dirumuskan sebagai berikut :
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙=𝐼1+ 𝐼2+𝐼3+…+ 𝐼𝑛 I Total =V 1+V 2+ I 3=…+ I n
..................................................................................2.11
Tegangan total pada rangkaian Paralel dirumuskan sebagai berikut :
V Total =V 1=V 2 =R3=…=Rn.....................................2.12
Dan hambatan total pada rangkaian Paralel dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1 1 1 1 1
= + + +…+ .....................................2.13
R Total R 1 R2 R 3 Rn

2.6 Hukum Ohm


Salah satu hasil percobaan laboratorium yang dilakukan oleh George Simon
Ohm (1787-1854) adalah hubungan arus dan tegangan yang kemudian dikenal
dengan hukum Ohm. Namun hukum Ohm sendiri merupakan hasil analisis
matematis dari rangkaian galvanik yang didasarkan pada analogi antara aliran
listrik dan aliran panas.[2] Perbedaan potensial antara ujung konduktor
berbanding langsung dengan arus yang melewati dan berbanding terbalik dengan
tegangan dari konduktor.[7] Hukum Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut :
V
R= ........................................................2.7
I
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)

2.7 Hukum Kirchoff


2.8 Osiloskop

Anda mungkin juga menyukai