Anda di halaman 1dari 29

RANGKAIAN ARUS SEARAH

1.Arus Listrik

Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup.
Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian
listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.

Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran muatan-muatan listrik. Aliran muatan listrik positif identik dengan aliran
air. Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah atau dari kutub (+) ke kutub (-). Sedangkan muatan
electron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi.

Perhatikan gambar di bawah ini !

Dua buah benda bermuatan masing-masing A dan B dihubungkan dengan sebuah penghantar. Bila potensial A
lebih tinggi dari pada potensial B, maka arus akan mengalir dari A ke B. Arus ini mengalir dalam waktu yang sangat singkat.
Setelah potensial A sama dengan potensial B maka arus berhenti mengalir.

2.Kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik ialah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap detik melalui suatu penghantar. Simbol kuat arus adalah
I. Satuan kuat arus listrik ialah Ampere yang diambil dari nama seorang
ilmuwan Perancis yaitu : Andrey Marie Ampere (1775 - 1836). Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir
melalui penampang konduktor tiap sekon.
3.Beda Potensial Listrik

Sumber tegangan listrik yaitu peralatan yang dapat menghasilkan beda potensial listrik secara terus menerus. Beda
potensial listrik diukur dalam satuan volt (V). Alat yang digunakan adalah volmeter.
Beda potensial adalah Banyaknya energi listrik yang diperlukan untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari ujung-
ujung penghantar disebut beda potensial listrik atau tegangan listrik. Hubungan antara energi listrik, muatan listrik, dan beda
potensial listrik secara matematik dirumuskan :

V= W/ Q

V = Beda potensial listrik dalam volt (V)


W = energi listrik dalam joule (J)
Q = muatan listrik dalam coulomb (C).

Arus listrik hanya akan terjadi dalam penghantar jika antara ujung-ujung penghantar terdapat beda potensial (tegangan
listrik). Alat ukur beda potensial listrik adalah volmeter. Dalam rangkaian voltmeter dipasang paralel dengan hambatan
(beban).

4.Hukum Ohm

Hukum ohm mempelajari tentang hubungan kuat arus dengan beda potensial ujung-ujung hambatan. George
Simon Ohm (1787-1854), melalui eksperimennya menyimpulkan bahwa arus I pada kawat penghantar sebanding dengan
beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujung kawat penghantar tersebut:

arus yang mengalir pada kawat penghantar tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang
dimiliki kawat terhadap aliran elektron. Kuat arus listrik berbanding terbalik dengan hambatan:
Makin besar hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Dengan demikian, arus I yang mengalir berbanding
lurus dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya. Pernyataan ini
dikenal dengan Hukum Ohm, dan dinyatakan dengan
persamaan :

5.Hambatan Penghantar Listrik


Hambatan atau resistor suatu penghantar berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu
rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu
dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik. Adapun model-model resistor
seperti tabel di bawah ini :

Bila panjang kawat penghantar dinyatakan dengan huruf l, luas penampangnya dinyatakan dengan
huruf A, maka untuk berbagai jenis penghantar, panjang dan penampang berbeda terdapat hubungan sebagai
berikut. Ternyata hambatan sepotong kawat penghantar adalah :
1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar tersebut (l)
2. Berbanding terbalik dengan luas penampang kawat penghantar (A)
3. Bergantung kepada jenis bahan penghantar (r)

Dalam persamaan ini r disebut hambatan jenis kawat penghantar, yang besarnya bergantung kepada jenis bahan yang
digunakan membuat kawat itu. Persamaan dapat diubah menjadi sebagai berikut :

sehingga satuan :

Hambatan jenis setiap bahan berbeda-beda. Bahan yang mempunyai hambatan jenis besar memiliki hambatan yang besar
pula, sehingga sulit menghantarkan arus listrik. Berdasarkan daya hantar listriknya (konduktivitas listrik), bahan dibedakan
menjadi tiga, yaitu konduktor, isolator, dan semikonduktor.
Konduktor adalah bahan yang mudah menghantarkan arus listrik. Bahan konduktor memiliki hambatan kecil karena
hambatan jenisnya kecil. Bahan konduktor memiliki elektron pada kulit atom terluar yang gaya tariknya terhadap inti atom
lemah. Dengan demikian, apabila ujung-ujung konduktor dihubungkan dengan tegangan kecil saja elektron akan bergerak
bebas sehingga mendukung terjadinya aliran elektron (arus listrik) melalui konduktor. Contohnya: tembaga, perak, dan
aluminium.
Isolator merupakan bahan yang sulit menghantarkan arus listrik. Bahan isolator memiliki hambatan besar karena
hambatan jenisnya besar. Bahan isolator memiliki elektron-elektron pada kulit atom terluar yang gaya tariknya dengan inti
atom sangat kuat. Apabila ujung-ujung isolator dihubungkan dengan tegangan kecil, elektron terluarnya tidak sanggup
melepaskan gaya ikat inti. Oleh karena itu, tidak ada elektron yang mengalir dalam isolator, sehingga tidak ada arus listrik
yang mengalir melalui isolator. Contoh isolator antara lain : Plastik, kaca, karet busa termasuk isolator.
Semikonduktor adalah bahan yang daya hantar listriknya berada di antara konduktor dan isolator. Semikonduktor
memiliki elektron-elektron pada kulit terluar terikat kuat oleh gaya inti atom. Namun tidak sekuat seperti pada isolator.
Bahan yang termasuk semikonduktor adalah karbon, silikon dan germanium. Karbon digunakan untuk membuat komponen
elektronika, seperti resistor. Silikon dan germanium digunakan untuk membuat komponen elektronika, seperti diode,
transistor, dan IC (integrated circuit).
6.Susunan Seri hambatan listrik

Pada susunan seri , jika satu komponen gagal atau rusak , maka komponen-komponen lain dalam rangkaian seri
operasinya terputus. Manfaat susunan seri adalah sebagai pengaruh terhadap komponen lainnya, misalnya sekring atau
pemutus daya yang selalu dipasang seri dengan rangkaian .

Empat prinsip susunan seri hambatan listrik :

a. Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian


b. Kuat arus yang melalui tiap hambatan sama, yaitu sama dengan kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya
. I1 = I2 = I3 =....= Iseri
c. Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan.
Vseri = V1 + V2 + V3 +.....+ Vn
d. Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan , di mana tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan sebanding
dengan hambatannya. V1 : V2 : V3 :....: Vseri = R1 : R2 : R3....: R seri
7.Susunan Paralel Hambatan listrik

Pada susunan parallel , jika salah satu komponen rusak/gagal, komponen-komponen lainnya tetap bekerja.

Empat prinsip susunan parallel hambatan listrik :

a. Susunan parallel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian


b. Tegangan pada ujung-ujung tia hambatan sama , yaitu sama dengan tegangan pada ujung-ujung hambatan
paralelnya. V1 = V2 = V3.....= V paralel
c. Kuat arus yang melalui hambatan pengganti parallel sama dengan jumlah kuat arus tiap-tiap
hambatan. Ipararel parallel = I1 + I2 + I3 +......
d. Susunan parallel berfungsi sebagai pembagi arus , di mana kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan sebanding
dengan kebalikan hambatannya.

I1 : I2 : I3 :......: I paralel =

8.Hukum Ohm untuk Rangkaian tertutup

Suatu rangkaian arus yang sederhana, terdiri sebuah sumber tegangan, misalnya baterai dan sebuah penghantar yang
hambatannya R yang menghubungkan kutub-kutub baterai tersebut.

A.Rangkaian Tertutup dengan Satu Sumber Tegangan


Di luar sumber tegangan, arus mengalir dari P ke Q melalui hambatan yang besarnya R ohm. Di dalam sumber
tegangan, arus mengalir dari Q ke P melalui hambatan yang besarnya r ohm. Hambatan r ini disebut hambatan dalam.
Kutub-kutub sumber tegangan sebelum mengalirkan arus disebut gaya gerak listrik (GGL) atau
emf = electromotiveforce, sedangkan kutub-kutub sumber tegangan selama megalirkan arus disebut beda potensial atau
tegangan jepit. Bila arus I mengalir melalui rangkaian di atas, maka hambatan seluruhnya yang dilewati arus listrik adalah R
+ r.

Kuat arus I yang mengalir dapat dituliskan sebagai berikut :

Pada setiap baterai, biasanya mengandung suatu hambatan karena kelajuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam
baterai akan membatasi jumlah arus yang dapat dihasilkan. Jadi jika tidak ada arus yang mengalir, biasanya tidak ada
penurunan tegangan, tapi jika ada arus yang mengalir pada elemen tersebut, maka tegangan antara kutub-kutubnya akan
berkurang.
Tegangan jepit ialah beda potensial antara kutub-kutub sumber tegangan pada waktu sumber tegangan tersebut
mengalirkan arus. Bisa juga diartikan, Tegangan jepit adalah beda potensial yang dapat ditemukan pada sumber tegangan
antara kedua kutub positif dan negatif disaat sumber tegangan tersebut sudah terhubung antara kutub positif dan negatifnya
terhadap tahanan dan sudah mengalirkan arus listrik.

Tegangan jepit pada gambar di atas ialah VPQ , dimana

Contoh tegangan jepit


Dapat kita ambil contoh dalam praktek pengukuran tegangan pada batu baterai, dimana batu baterai tersebut sudah
terhubung dalam rangkaian tertutup yaitu dihubungkan ke sebuah beban misalnya lampu pijar. Maka beda potensial yang
terjadi antara kutub positif dan negatif pada baterai tersebut dapat dikatakan sebagai tegangan jepit. Hal ini dapat dilihat pada
saat tegangan di ukur, ternyata besarnya tidak sama dengan saat baterai tidak digunakan untuk menyalakan lampu pijar. Jika
sebelumnya baterai tersebut memiliki tegangan 4,5 volt, maka pada saat sudah terhubung dengan rangkaian maka tegangan
jepitnya sebesar 4,2 volt.
B.Rangkaian Tertutup dengan Beberapa Sumber Tegangan Disusun Seri

Beberapa sumber tegangan dapat dihubungkan secara seri, yaitu kutub positif sumber yang pertama dihubungkan dengan
kutub negatif sumber yang berikutnya.

Bila ada n buah sumber tegangan yang tiap-tiap ggl nya adalah : volt dihubungkan secara seri, maka ggl seluruhnya

adalah n x volt. Dan bila hambatan dalam masing-masing sumber adalah r, maka hambatan dalam seluruhnya sama
dengan n x r ohm. Kalau n buah sumber tersebut dihubungkan oleh hambatan luar sebesar R, maka kuat arus yang mengalir
sama dengan :

C.Rangkaian Tertutup dengan Beberapa Sumber Tegangan Disusun Paralel

Apabila n buah sumber tegangan tersebut dihubungkan secara paralel, maka ggl susunannya juga volt. (lihat gambar di

samping ini dan apabila hambatan dalam tiap sumber = r ohm, maka hambatan dalam n sumber sama dengan
Sekarang bila kutub-kutub susunan tersebut dihubungkan oleh sebuah hambatan yang besarnya R, maka kuat arus yang
mengalir adalah :

Untuk rangkaian parallel berlaku :

Untuk n sumber tegangan identik dengan ggl dan hambatan dalam tiap sumber tegangan adalah r, maka :

D.Rangkaian Tertutup dengan Beberapa Sumber Tegangan Disusun Campuran Seri dan Paralel

Bila beberapa elemen (n buah elemen) yang masing-masing mempunyai GGL e dan tahanan dalam r disusun secara seri,
sedangkan berapa elemen (m buah elemen) yang terjadi karena hubungan seri tadi dihubungkan paralel lagi, maka kuat arus
yang timbul adalah :
Gb. Susunan Seri Parallel Sumber tegangan
2. RANGKAIAN ARUS SEARAH

1 DEFINISI

Satuan muatan adalah Colomb yang didefinisikan sebagai jumlah listrik (Q) melewati suatu
titik tertentu dalam sebuah rangkaian dalam satu detik ketika arus (I) adalah satu ampere.

Satuan resistensi adalah OHM yang didefinisikan sebagai resistace yang di mana arus satu
ampere mengalir selama satu detik mengha- silkan satu joule energi. Karena panas yang
dihasilkan adalah sebanding dengan kuadrat arus,

Dimana: I = arus dalam ampere


t = waktu dalam detik
R = resistansi dalam ohm

HUKUM OHM berkaitan dengan beda potensial (V), serta arus dan hambatan

Di mana V adalah Tegangan dalam volt


I adalah Kuat Arus dalam ampere
R adalah Hambatan dalam ohm
Satuan kerja adalah joule dan jika muatan listrik Q coulomb di- pindahkan melalui suatu
persamaan dari V volt, maka pekerjaan yang dilakukan,
W (joule) = Q x V
Tingkat daya melakukan pekerjaan
dan karena

P(watts) = I (amps) x V (volts)


Dan dari hokum OHM dimana R adalah hambatan dari rangkaian
dalam ohms.
CONTOH:
Sebuah bola lampu kepala mobil 12v dinilai pada 36 WATT. Berapa arus yang dibutuhkan
dan berapa tahan kerjanya?

2 SEL-SEL PRIMARY DAN SEKUNDER


Sel primer menghasilkan energi listrik melalui proses kimia dimana melalui salah satu
elektroda energinya dikonsumsi. Secara umum, tidak dapat diisi ulang. Sebuah sel sekunder
menghasilkan energi melalui perubahan komposisi kimia dari elektroda. Perubahan dapat
dibalik dengan pengisian, yaitu lewat pengisian arus yang digambarkan sebuah baterai pada
diagram (Gambar.2.1): Semua sel atau baterai (baterai terdiri dari lebih dari satu sel)
memiliki "resistansi internal" diwakili oleh r dalam diagram.

Gambar. 2-1 baterai terhubung ke beban


E mewakili gaya gerak listrik (emf) dari baterai yang diasumsikan konstan. V adalah tegangan baterai, yaitu p.d. yang di
terminal.

Tanpa beban dihubungkan ke terminal, I = O, V = E


Dengan beban terhubung, arus mengalir:
Dan tegangan baterai V jatuh ke V = E-Ir

2.1 Koneksi sel di Seri dan Paralel


Ketika n sel-sel serupa e.m.f. E dan resistansi internal r dihubungkan secara seri untuk
membantu (positif dari satu sel yang terhubung ke negatif berikutnya) ggl baterai = NE dan
internal resistance = nr.
Bila n adalah sel-sel yang sama seperti di atas yang terhubung secara paralel (semua terminal
positif terhubung bersama dan semua negatif), ggl baterai = E dan resistansi internal = n / r.
karenanya, seri connetion menghasilkan tinggi tegangan baterai misalnya misalnya 41,5 V sel
kering membuat baterai 6V, tapi connetion paralel memiliki tegangan yang sama sebagai sel
tunggal tetapi resistansi internal yang lebih rendah. Kapasitas adalah, tentu saja, lebih besar.
2.2. sel Voltage
Kebanyakan sel mempertahankan terminal tegangan cukup konstan selama sebagian besar
hidup mereka, dengan tegangan mengisi sebagai sel primer mulai melemah atau sel sekunder
mendekati keadaan sepenuhnya habis. Tegangan sel umum digunakan dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Tabel 2.1 tegangan sel yang digunakan

Tegangan
group Tipe sell kerja sell Penggunaan
(sekitar)
Penerangan umum,
radio transistor,
Leclanche
1,5 calulator, dll.
"sel Kering atau baterai"
primer
Mercury/air raksa
1.3 Alat bantu dengar,
jam tangan

2.0 Pengisian dan


Lead-Acid
pengosongan
1.2 Fasilitas Siaga
Sekonder Alkaline (besi –nikel)
baterai yang
diperlukan-
Nikel -Cadmium
1.2 kendaraan, dll
Tugas Berat, kerja
traksi.

Elektronik,
fotografi
aplications dll

3 ELEKTROMAGNETISM
3.1. Aturan berguna untuk Workshop
A. Pole/tiang Magnet:
1. kutub utara magnet lebih tepat digambarkan sebagai "Utara mencari tiang "karena
magnet, ketika bebas ditangguhkan, itu akan mengambil posisi dengan mencari tiang N
tiang magnetik harus mengarah magnetik Kutub selatan bumi
2. Seperti tiang mengusir/mendorong keluar, tiang seperti menarik masuk
3. (I) dan (II) di atas akan membuka dalil bahwa Bumi sendiri menjadi kaya sebagai bar
magnet dengan kutub magnet yang benar-benar Utara di selatan Kutub dan sebaliknya
dalam terminologi yang di gunakan label magnet.

B. Maxwell Kaidah arahskrup:


Jika pembuka botol divisualisasikan sebagai pembuka sekrup sepanjang kawat di arah arus
(arus konvensional, + ke -) arah aliran magnet di sekitar kawat adalah sama dengan arah
rotasi ulirskrup. Diagram, salib merupakan ujung ekor panah dan menunjukkan arus yang
mengalir jauh dari pengamat. Sementara titik merupakan titik panah dan menunjukkan arus
yang mengalir ke arah pengamat. Jadi aturan Maxwell diilustrasikan oleh kedua (a) dan (b)
dalam Gb.2.2.

C.polaritas magnetik Solenoid:


Fig.2.3. (a) merupakan solenoid sederhana dari 3 ternyata hanya dengan arah arus yang
tertera, (b) menunjukkan bagian vertikal solenoid dengan arah fluks magnetik ditambahkan
(hanya satu "kekerasan" ditampilkan untuk kejelasan). arah aliran solenoid fluks utama
menambah seperti yang ditunjukkan dan dalam solenoid yang kiri ke kanan dengan sirkuit
magnetik luar solenoid diselesaikan dengan fluks dari kanan ke kiri. Karena fluks mengalir
dari N ke S ke luar dari magnet, solenoid harus memiliki polaritas magnetik sebagai ditandai.
Sama dengan aturan pembuka skrup dapat digambarkan seperti membuka skrup.
sedang garis sepanjang alur skrup meng
gambarkan peningkatan arus, kemudian arah skrup menunjukkan arah fluks dalam solenoid.

FIG. 2-3 Flux dalam suatu solenoid


D. Hukum: Faraday
Ketika aliran melalui sirkuit magnetic perubahan, ggl dipaksa/tegangan meningkat, itu
besarnya sebanding dengan tingkat perubahan fluks.

E. Menurut hukum Lenz.s berikut:


Ggl. Diinduksi dalam setiap dalam sirkuit selalu searah rupa sehingga
Efeknya cenderung menentang gerakan atau memproduksinya tegangan balik.

F. Aturan Fleming:
1. tangan kanan - untuk Generator ie.a yang bergerak melalui konduktor, dan di sudut kanan,
medan magnet. Jempol jari tengah tangan kanan diperpanjang, sehingga, dengan jari, tiga
semua di sudut kanan satu sama lain (sebagai tepi sisi, bertemu di sudut kotak). Jika
tangan kemudian berbalik sehingga poin jempol ke arah gerakan konduktor dan jari
telunjuk ke arah fluks kemudian jari tengah akan menunjukkan arah yang diinduksi dalam
konduktor.
2. Tangan- Kiri untuk Motors. seperti di atas tetapi menggunakan dengan tangan kiri, dengan
jari telunjuk ke arah fluks, jari tengah ke arah arus (I), ibu jari kemudian memberikan arah
pergerakan gerak konduktor. Hal ini berakibat fatal untuk mendapatkan dua aturan ini
dicampur, mungkin kata kata ini hanya untuk membantu mengingat, Generator Kanan,
motor Kiri.

G. Permeabilitas:
Permeabilitas Magnetic analog dengan konduktivitas listrik, dan biasanya dinilai dengan
mengukur kerapatan fluks magnetik diatur dalam suatu material dengan kekuatan magnet
yang diberikan.
Yaitu, permeabilitas relatif dimana B adalah kerapatan fluks
H adalah kekuatan magnetik Dan jika permeabilitas relatif Bahan x, ini berarti bahwa
kerapatan fluks yang dihasilkan tenaga oleh kekuatan magnetisasi diberikan adalah dalam
x kali lebih besar daripada tanpa materi.

Catatan
Seperti disebutkan dalam aturan sebelumnya (2), (3) dan (6) adalah saat ini untuk aliran
konvensional. Jika konsep dasar arah aliran elektron modern aliran magnetik dalam Gambar.
2.2 dan 2.3 dikembalikan dan aturan Fleming diatur seperti awalnya (aslinya) tidak berlaku
meskipun teknik yang sama berlaku untuk penggunaan motor arah kanan dan arah kiri untuk
generator.
A. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri

Gambar 1

Dalam gambar 1a, arus I harus sama dalam semua resistor itu. Dengan memberikan V = I R
untuk setiap resistor, kita mempunyai

Vax = I R1, Vxy = I R2, Vyb = I R3

Selisih potensial yang melalui setiap resistor tidak perlu sama (kecuali untuk kasus khusus
dimana ketiga resistor itu semuanya sama). Selisih potensial Vab yang melalui keseluruhan
gabungan itu adalah jumlah selisih-selisih potensial individu :

Vab = Vax + Vxy + Vyb = I (R1 + R2 + R3)


Atau
Vab/I = R1 + R2 + R3

Nilai Vab/I, menurut definisi adalah hambatan ekuivalen Rek. Maka


Rek = R1 + R2 + R3

Mudah bagi kita untuk menggeneralisasi persamaan ini untuk sebarang banyaknya resistor.
Rek = R1 + R2 + R3 +...............(resistor seri)

Hambatan ekuivalen dari sebarang banyaknya resistor seri sama dengan jumlah
hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu lebih besar daripada setiap
hambatan individu.

B. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel

Gambar 2
Dalam gambar 2, arus yang melalui setiap resistor tak perlu sama. Tetapi selisih
potensial di antara terminal-terminal setiap resistor harus sama dan sebanding dengan Vab.
Arus dalam ketiga resistor itu I1, I2, I3, maka dari I = V/R

Umumnya, arus yang melalui setiap resistor berbeda. Karena muatan tidak terakumulasi
atau terkuras ke luar dari titik a, maka arus total I harus sama dengan jumlah ketiga arus
dalam resistor itu :

Atau

Tetapi menurut definisi dari hambatan ekuivalen Rek, I/ Vab = 1/ Rek, maka

Sekali lagi mudah bagi kita menggeneralisasi persamaan ini untuk sebarang banyaknya
resistor paralel :

Untuk sebarang banyaknya resistor paralel, kebalikan hambatan ekuivalen sama


dengan jumlah kebalikan-kebalikan dari hambatan-hambatan individunya. Hambatan
ekuivalen itu selalu lebih kecil daripada hambatan individu.
Resistor-resistor paralel ditambahkan secara terbalik karena arus dalam setiap resistor
sebanding dengan tegangan bersama yang melewati resistor-resistor itu dan berbanding
terbalik dengan setiap hambatan. Kapasitor-kapasitor paralel ditambahkan secara langsung
karena muatan pada setiap kapasitor sebanding dengan tegangan bersama yang melewati
kapasitor-kapasitor itu dan berbanding langsung dengan kapasitansi setiap kapasitor. Untuk
kasus khusus dua resistor paralel,
Karena Vab = I1 R1 = I2 R2, maka didapat

Ini memperlihatkan bahwa arus yang diangkut oleh dua resistor paralel berbanding terbalik
dengan hambatannya. Lebih banyak arus yang melalui lintasan yang hambatannya paling
kecil.

B. Rangkaian Dengan Satu Sumber Tengangan/Arus

Ada dua hukum yang berlaku bagi rangkaian yang memiliki arus tetap (steady state) di
mana hukum ini lebih dikenal dengan nama hukum kirchhoff, yaitu :
1. Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah aljabar dari beda potensialnya harus sama
dengan nol.
2. Pada setiap titik percabangan, jumlah arus yang masuk melalui titik tersebut sama
dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
Hukum pertama kirchhoff tentang tegangan sering dinamakan hukum simpal, karena
pada kenyataannya beda potensial di antara dua titik dalam suatu rangkaian dalam keadaan
tunak selalu konstan.
Dalam aplikasi hukum tegangan kirchhoff, sebuah loop arus biasanya dijadikan
referensi. Rangkaian pada gambar 2 adalah sebuah rangkaian seri karena arus yang sama
mengalir malalui semua resistor. Jumlah tegangan yang melintasi resistor-resistor adalah
V1 + V2 + V3

Yang sama dengan tegangan pembangkitan yang melintasi sumber tegangan :

Gambar 3. Rangkaian Pembagi Tegangan


Dengan menggunakan hukum ohm untuk arus dan tegangan pada masing-masing resistor :
Vs = V1 + V2 + V3 = I R1 + I R2 + I R3
= I (R1 + R2 + R3) = I RT

Dimana

RT = R1 + R2 + R3

Rangkaian seperti pada gambar 2 di atas merupakan salah satu contoh divisi
tegangan atau pembagi tegangan. Aturan pembagi tegangan memungkinkan kita untuk dapat
menentukan besarnya tegangan pada masing-masing resistor. Sebagai contoh, besar tegangan
pada R2 adalah
V2 = I R2

Dengan

Eliminasi I menghasilkan

Secara umum, untuk sejumlah resistor yang dihubungakan secara seri dengan resistansi
total RT dan dengan suatu tegangan Vs yang melintasi kombinasi seri tersebut, tegangan
Vx yang melintasi salah satu dari resistor Rx adalah

Untuk persamaan ini, Vs dan Vx harus berpolaritas berlawanan, yang bermakna bahwa
untuk lintasan tertutup, salah satunya harus menjadi jatuh tegangan dan yang lainnya adalah
pembangkitan tegangan. Jika keduanya adalah pembangkitan tegangan atau keduanya adalah
jatuh tegangan, persamaan harus berta1nda negatif. Tegangan Vs yang diperlukan tidak harus
sebuah sumber tegangan. ini hanya merupakan tegangan total yang melintasi kombinasi
resistor.
Hukum kedua kirchhoff tentang arus lebih dikenal dengan hukum percabangan,
karena hukum ini memenuhi kekekalan muatan. Hukum ini diperlukan untuk rangkaian
multisimpal yang mengandung titik percabangan ketika arus mulai terbagi. Pada keadaan
tunak, tidak ada akumulasi muatan listrik pada setiap titik dalam rangkaian, ddengan
demikian jumlah muatan yang masuk pada suatu titik akan meninggalkan titik tersebut
dengan jumlah yang sama. Gambar 4 berikut adalah sebuah contoh rangkaian penerapan
hukum percabangan arus.

Gambar 4. Rangkaian pembagi arus

Dalam aplikasi hukum kirchhoff untuk arus, satu titik dipilih


sebagai nodeatau referensi, yang sering ditandai dengan tanda ground. Rangkaian pada
gambar 3 adalah sebuah rangkaian paralel karena tegangan V yang sama melintas semua
resistor.
Pada titik non-ground (yang ditandai dengan (+)), jumlah arus yang memasuki setiap
resistor, I1 + I2 + I3, sama dengan arus yang memasuki titik ini dari sumber arus
: I1 + I2 + I3 = Is
Dengan hubungan itu hukum ohm untuk arus pada masing-masing resistor, dihasilkan

adalah konduktansi total dari kombinasi resistor hubungan paralel.


Rangkaian pada gambar 3 merupakan salah satu contoh divisi arus atau pembagi arus.
Persamaan divisi arus dapat dengan mudah diperoleh dari rangkaian pada gambar 3.
Diasumsikan untuk menentukan arus yang melewati R2. Dengan hukum ohm, I2 = G2 V
dengan

Dengan mengeliminasi V menghasilkan


Secara umum, untuk beberapa resistor yang disusun secara parallel dengan konduktansi
total GTdan dengan arus Is yang masuk ke dalam kombinasi parallel tersebut, arus Ix yang
melalui salah satu resistor dengan konduktansi Gx adalah

D. Rangkaian dengan lebih dari satu sumber

Gambar 5: Rangkaian berisi dua sumber dan tiga resistor eksternal

Gambar 5 memperlihatkan suatu rangkaian yang terdiri dari 2 buah baterai dengan
hambatan dalam r1 dan r2 beserta 3 buah resistor luar. Dapat menentukan arus yang mengalir
dalam rangkaian tersebut sebagai fungsi dari GGL (gaya gerak listrik) dan hambatan, yang
kita anggap nilainya telah diketahui. Kita tidak dapat memperkirakan arah arusnya kecuali
kita telah mengetahui baterai mana yang memiliki GGL terbesar, namun sebenarnya kita
tidak perlu mengetahui arah arus dalam rangkaian untuk menganalisisnya.
Kita dapat menganggap arus mengalir ke arah mana saja, dan memecahkan persoalan
tersebut berdasarkan suatu asumsi. Jika asumsi kita salah, kita akan memperoleh arah arus
yang sebenarnya berlawanan arah dengan asumsi semula.
Kita anggap saja I mengalir searah dengan jarum jam, yang seperti yang terlihat pada
gambar 5. Dengan menggunakan hukum pertama kirchhoff saat kita melintasi simpal dengan
arah yang telah diasumsikan semula berawal dari titik a. Tinggal rendahnya potensial pada
sisi resistor untuk arah arus yang dipilih ditandai dengan tanda plus dan minus pada gambar.
Perhatikan bahwa potensial turun saat melintasi sumber GGL pada titik c dan d dan potensial
naik saat melintasi sumber GGL antara f dan g.
Mulai dari titik a, dengan menerapkan hukum kirchhoff 1, diperoleh :
I R1 I R2 ԑ2 I r2 I R3 + ԑ1 I r1 = 0

Dengan demikian untuk arus I diperoleh :


Ingat bahwa jika ԑ2 lebih besar daripada ԑ1, akan diperoleh nilai arus yang berharga negatif,
yang menunjukkan bahwa kita telah mengasumsikan arah I yang salah. Yaitu, jika ԑ2 lebih
besar daripada ԑ1, arus akan berlawanan dengan arah jarum jam. Pada sisi lain, jika ԑ 1 adalah
GGL yang lebih besar, akan diperoleh suatu nilai I positif.
1. Hukum Kirchhoff

a. Hukum Kirchhoff I

Hukum Kirchhoff I merupakan hukum kekekalan muatan muatan listrik yang berbunyi

Pada gambar di atas berlaku I  I 1  I 2  I 3

b. Rangkaian Hambatan Seri

Pada rangkaian seri tidak ada titik cabang sehingga sesuai dengan hukum Kirchhoff I maka kuat arus
dimanapun di dalam rangkaian sama besar yaitu I . Sedang sesuai dengan hukum Ohm pada ujung
tiap hambatan R yang dilalui arus I akan terjadi beda potensial V sehingga :

V AD  V AB  VBC  VCD
IR AD  IR1  IR2  IR3
IR AD  I ( R1  R2  R3 )
R AD  R1  R2  R3
c. Rangkaian Hambatan Paralel

Karena semua hambatan kedua ujungnya bertemu pada titik yang sama maka beda
potensial semua hambatan sama Pada rangkaian paralel terjadi percabangan pada titik
penghubung semua hambatan sehingga sesuai hukum Kirchhoff I dan hukum Ohm maka
d. Susunan hambatan Kombinasi Seri Paralel

Pada kebanyakan rangkaian listrik terdiri dari hambatan yang disusun secara kombinasi seri dan
paralel dan dalam menentukan hambatan pengganti harus dipilah pilah mana susunan seri dan
mana susunan paralel dan diselesaikan bertahap Disini akan diberikan contoh dari soal

Kalau diputar sejauh 90! maka gambar seperti di kiri bawah sedang di kanan bawah adalah
penggambaran secara umum

Daftar Pustaka
Anatar titik a dan d tidak terdapat hambatan maka kedua titik mempunyai potensial yang sama
sehingga merupakan titik yang sama Lihat kedua hambatan yang 6Ω kedua pasang ujungnya terletak
pada titik yang sama yaitu a dan d sehingga tersusun secara paralel dan hambatan penggantinya
adalah Rg1 dan diserhanakan menjadi

Lihat hambatan Rg1 dan 3Ω hanya satu pasang ujungnya yang saling berhubungan pada titik b sedang
ujung yang lain tidak saling berhubungan sehingga tersusun secara seri dan hambatan penggantinya
adalah Rg2 dan disederhanakan menjadi

Lihat hambatan Rg1 dan 9Ω kedua pasang ujungnya terletak pada titik yang sama yaitu a dan c
sehingga tersusun secara paralel dan hambatan penggantinya adalah Rg dan diserhanakan menjadi

e. Jembatan Wheatstone

Gambar di bawah menunjukkan rangkaian jembatan Wheatstone yang digunakan untuk mengetahui
nilai dari suatu hambatan
Ketika beda potensial antara titik b dan c sama dengan nol atau potensialnya sama maka tidak ada
arus yang melalui galvanometer Arus I1 melalui R1 dan R2 dan arus I 2 melalui R3 dan R4 Karena

potensial b dan c sama maka

Subtitusi

f. GGL , Tegangan Jepit dan Hukum Kirchhoff II

Sumber tegangan listrik (baterai , aki dll) menghasilkan gaya gerak listrik (ggl) yang disimbolkan
dengan  dan juga mempunyai hambatan dalam yang disimbolkan dengan r Ggl menggerakkan
muatan listrik dalam suatu rangkaian tertutup (loop) Gaya gerak listrik adalah beda potensial antara
ujung kutub sebuah sumber arus listrik ketika tidak dihubungkan dengan sebuah hambatan
Tegangan jepit adalah beda potensial antara ujung ujung kutub sebuah sumber arus ketika
dihubungkan dengan beban Loop atau lintasan tertutup adalah lintasan keliling dalam suatu
rangkaian listrik yang berawal dan berakhir pada titik yang sama Karena loop berawal dan berakhir
pada titik yang sama berarti potensial titik awal dan titik akhir sama sehingga beda potensialnya nol
hal ini disebut hukum Kirchhoff II

Anda mungkin juga menyukai