Disusun Oleh:
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan
beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni
Nabi Muhammad SAW. “Lilitan Stator” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk
kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai mata kuliah Mesin-
Mesin Listrik AC
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
semua yang membaca makalah ini.
Wassallamu’alaikum Wr. Wb.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemanfaatan kembali rangka dan inti stator bekas dari motor induksi fase-tiga (3Φ)
melalui pengkondisian ulang terhadap rangka dan inti stator untuk perolehan alternator
fase-tunggal. Pengkondisian ulang terhadap inti stator dgunakan untuk pembentukan
belitan stator pada inti stator. Pembentukan belitan stator dipengaruhi oleh jumlah alur
pada stator, luas masing-masing alur, pemilihan luas penampang dan tipe kawat email
untuk kumparan, dan cara penggulungan kumparan dan penentuan jumlah kutub.
Struktur belitan stator digunakan untuk pabrikasi struktur rotor dengan magnet permanen
fluks radial. Keberadaan struktur belitan stator dan rotor dengan magnet permanen fluks
radial pada alternator fase-tunggal digunakan sebagai dasar perhitungan untuk perolehan
daya elektris teoritis yang dihasilkan alternator fase-tunggal. Keberadaan struktur rotor
dengan magnet permanen fluks radial pada alternator fase-tunggal digunakan sebagai
dasar perhitungan daya mekanis teoritis yang diperlukan dari penggerak mulan. Struktur
belitan stator terbentuk oleh enam grup kumparan (koil) tipe jerat (lap winding) satu lapis
pada rentang 6 (enam) aluran yang terhubung seri. Struktur rotor berbentuk silinder
berongga berdimensi 60 mm, 30 mm, dan 85 mm yang dilengkapi dengan 12 buah
magnet permanen. Nilai daya elektris teoritis yang dihasilkan alternator sebesar 81 VA,
sedangkan daya mekanis teoritis yang diperlukan dari penggerak mula sebesar 350 watt.
PEMBAHASAN
2.1. Lilitan Stator
Lilitan stator terdiri atas beberapa kumparan, yang dipasang dalam alur-alur inti
stator. Pada kumparan stator terdapat sisi kumparan yang terletak dalam alur-alur, dan
kepala-kepala kumparan yang menghubungkan sisi-sisi kumparan diluar alur-alur satu
sama lain. Tiap-tiap kumparan terdiri atas satu atau lebih lilitan menurut besar tegangan.
Dalam dilukiskan sebuah kumparan yang terdiri atas empat lilitan. Jumlah kawat tiap
sisi kumparan sama banyaknya dengan jumlah lilitan pada tiap-tiap kumparan.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns = 120f/2p).
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar
mengikuti medan putar stator.
Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban,
akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus
induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan
bertambah besar. Jadi , bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Dikenal dua tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan rotor
sangkar.
4) Bearing, merupakan bagian yang memisahkan antara badan stator dengan rotor.
Bearing sebagai tempat peletakan poros/as rotor.
5) Papan hubung, yaitu tempat peletakan ujung-ujung kumparan stator sekaligus
sebagai tempat penentuan hubungan kumparan (bintang atau segitiga).
6) Papan nama, yaitu bagian motor yang berisi data-data tentang motor seperti,
merek, jumlah fasa/frekuensi, daya motor, banyak putaran, faktor daya, besar
arusnya (pada saat hubung bintang dan segitiga, faktor daya, tegangan kerja,
berat motor, negara pembuatan.
7) Tutup Stator, yaitu bagian stator yang terdiri dari dua bagian berfungsi sebagai
tempat peletakan bearing dan untuk melindungi bagian dalam motor.
Dengan demikian perbandingan antara obs dan oel dapat dituliskan dengan
rumus :
aobs = p.aoeL
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Lilitan stator terdiri atas beberapa kumparan, yang dipasang dalam alur-alur inti
stator. Pada kumparan stator terdapat sisi kumparan yang terletak dalam alur-alur, dan
kepala-kepala kumparan yang menghubungkan sisi-sisi kumparan diluar alur-alur satu
sama lain. Tiap-tiap kumparan terdiri atas satu atau lebih lilitan menurut besar tegangan.
Dalam dilukiskan sebuah kumparan yang terdiri atas empat lilitan. Jumlah kawat tiap
sisi kumparan sama banyaknya dengan jumlah lilitan pada tiap-tiap kumparan.
Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi menjadi 2 macam, hal
semacam ini adalah tergantung dari cara melilitkannya kedalam alur – alur stator. Bentuk
kumparan – kumparan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Kumparan jerat atau lilitan bertumpuk (Lap winding juga dapat dinamakan dengan
lilitan spiral
2) Kumparan terpusat (concentric winding)
3) Kumparan gelombang (wave winding)
3.2. Saran
Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh Karena itu penulis
membutuhkan saran membangun untuk menjadi lebih baik kedepannya sehingga apa apa
yang diharapkan dapat sama sama di capai dalam rangka menggali ilmu pengetahuan
dan teknologi yang akakn digukana di masa depan.
https://docplayer.info/43074070-Gambar-2-1-a-bentuk-kumparan-jerat-b-bentuk-
kumparan-sepusat.html
http://lilik-setya.blogspot.com/2013/06/bab.html?m=1
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/12/lilitan-motor-listrik-jenis-dan.html?m=1
https://contohdanfungsi.blogspot.com/2013/11/pengertian-stator-adalah.html?m=1
http://www.scribd.com/doc/87740667/MESIN-MESIN-LISTRIK
http://www.automatedbuildings.com/news/jul01/art/abbd/abbd.htm
https://contohdanfungsi.blogspot.com/2013/11/pengertian-stator-adalah.html
file:///C:/Users/ADMIN/Downloads/document.pdf