Anda di halaman 1dari 36

MATERI P E R S I A P A N UJIAN AKHIR

SEMESTER GENAP 18.2-2019


MOTOR MOTOR LISTRIK DALAM INDUSTRI
DAN PRAKTIKUM TEKNIK MESIN (D-3)

2.1 Pengertian Motor DC

Sebuah motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.


Kebanyakan motor listrik beroperasi melalui interaksi medan magnet dan konduktor
pembawa arus untuk menghasilkan kekuatan, meskipun motor elektrostatik
menggunakan gaya elektrostatik. Proses sebaliknya, menghasilkan energi listrik dari
energi mekanik, yang dilakukan oleh generator seperti alternator, atau dinamo. Banyak
jenis motor listrik dapat dijalankan sebagai generator, dan sebaliknya. Misalnya
generator / starter untuk turbin gas, atau motor traksi yang digunakan untuk kendaraan,
sering melakukan kedua tugas. motor listrik dan generator yang sering disebut sebagai
mesin-mesin listrik.
Motor listrik DC (arus searah) merupakan salah mesin arus searah dapat berupa
generator DC atau motor DC. Untuk membedakan sebagai generator atau motor dari mesin
difungsikan sebagai berikut.
1. Generator DC alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik DC.
2. Motor DC alat yang mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran.
Sebuah motor DC dapat difungsikan sebagai generator atau sebaliknya generator DC
dapat difungsikan sebagai motor DC.
Pada motor DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan
kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika tejadi putaran pada
kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tagangan (GGL) yang
berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-
balik.
Bagian-bagian yang penting dari motor DC dapat ditunjukkan pada Gambar.
Dimana stator mempunyai kutub yang menonjol dan ditelar oleh kumparan medan.
Pembagian dari fluks yang terdapat pada daerah celah udara yang dihasilkan oleh lilitan
medan secara simetris yang berada disekitar daerah tengah kutub kumparan medan.
Kumparan penguat dihubungkan secara seri, letak kumparan jangkar berada pada
slot besi yang berada disebelah luar permukaan jangkar. Pada jangkar terdapat
komutator yang berbentuk silinder dan isolasi sisi kumparan yang dihubungkan dengan
komutator pada beberapa bagian yang berbeda sesuai dengan jenis belitan.

11
Gambar 1. Motor D.C Sederhana

2.2 PrinsipDasar Cara Kerja

Jika arus lewat pada suatukonduktor, timbul medan magnet di sekitarkonduktor. Arah
medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.

Gambar 2. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor .

Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah


garis fluks di sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan
jempol mengarah pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah
garis fluks. Gambar 3 menunjukkan medan magnet yang terbentuk di sekitar
konduktor berubah arah karena bentuk U.

22
Gambar 3. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor.

Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut. Pada motor listrikkonduktorberbentuk U disebutangker dinamo.

Gambar 4. Medan magnetmengelilingikonduktor dan diantarakutub.

Jikakonduktorberbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutubuatara dan


selatan yang kuat medan magnetkonduktorakanberinteraksidengan medan magnetkutub.
Lihat Gambar 5.

Gambar 5. Reaksigarisfluks.

Lingkaran bertanda A dan B merupakanujungkonduktor yang dilengkungkan


(looped conductor). Arusmengalirmasukmelaluiujung A dan keluarmelaluiujung B.
Medan konduktor A yang searahjarumjamakanmenambah medan pada kutub dan
menimbulkan medan yang kuat di bawahkonduktor. Konduktorakanberusahabergerakke
atas untukkeluardari medan kuatini. Medan konduktor B yang
33
berlawananarahjarumjamakanmenambah medan pada kutub dan menimbulkan medan
yang kuat di atas konduktor. Konduktorakanberusahauntukbergerakturun agar keluardari
medan yang kuattersebut. Gaya-gaya tersebutakanmembuatangker dinamo
berputarsearahjarumjam.

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :


 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran / loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya
pada arah yang berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkantenagaputar / torque untukmemutarkumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan Magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebutkumparan medan.

Pada motor dc, daerahkumparan medan yang dialiriaruslistrikakanmenghasilkan


medan magnet yang melingkupikumparanjangkardenganarahtertentu.
Konversidarienergilistrikmenjadienergimekanik (motor)
maupunsebaliknyaberlangsungmelalui medan magnet, dengandemikian medan
magnetdisiniselainberfungsisebagaitempatuntukmenyimpanenergi,
sekaligussebagaitempatberlangsungnyaprosesperubahanenergi,
daerahtersebutdapatdilihat pada gambar di bawahini :

Gambar 6.Prinsipkerja motor dc

Agar prosesperubahanenergimekanikdapatberlangsung secara sempurna, maka


tegangan sumber haruslebih besar daripadategangangerak yang disebabkanreaksilawan.
Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka
menimbulkan perputaran pada motor.

44
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan
beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tenaga putar / torque sesuai
dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga
kelompok:
 Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torque konstan adalah corveyors, rotarykilns, dan pompa displacement
konstan.
 Beban denganvariabel torque adalah beban dengan torque yang
bervariasi dengan kecepat noperasi. Contoh beban dengan variabel torque
adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).
Peralatan Energi Listrik : Motor Listrik.
 Beban dengan energy konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya
konstan adalah peralatan-peralatan mesin.

2.3 Jenis Jenis Motor DC


Berdasarkan sumber arus penguat magnetnya, motor arus searah (DC)
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Motor arus searah penguat terpisah, (jika arus penguat magnet diperoleh dari sumber
arus searah di luar motor tersebut).

Pada motor penguat terpisah, kumparan medan dihubungkan dengan sumber sendiri dan
terpisah dengan tegangan angker.

55
2. Motor arus searah dengan penguat sendiri, (jika arus penguat magnet diperoleh dari
motor itu sendiri). Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet terhadap lilitan
jangkar, motor arus searah dibedakan menjadi:

2.3.1 Motor Shunt

Motor shunt mempunyai kecapatan hampir konstan. Pada tegangan jepit konstan, motor
ini mempunyai putaran yang hampir konstan walaupun terjadi perubahan beban

Gambar 2.1 Rangkain Motor Shunt

Pada motor penguat shunt, kumparan medan dihubungkan paralel dengan angker.

2.3.2 Motor seri


Merupakan motor arus searah yang mempunyai putaran kecapatan yang tidak
konstan, jika beban tinggi maka putaran akan lambat.

66
Gambar Rangkaian Motor Seri

2.3.4 Motor Kompon


Motor kompon ini mempunyai sifat seperti motor seri dan shunt, tergantung lilitan
mana yang kuat (kumparan seri atau shunt).

77
Gambar Rangkaian Motor Kompon Panjang

Pada motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan seri
dan paralel dengan angker. Bila motor seri diberi penguat shunt tambahan seperti gambar
diatas disebut motor kompon shunt panjang.

88
Gambar Rangkain Motor Kompon Pendek

Motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan seri dan
paralel dengan angker. Bila motor shunt diberi tambahan penguat seri seperti gambar
diatas disebut motor kompon shunt pendek.

Sebagai simulasi (karena alat yang dibuat miniatur) maka disini dipilih motor yang
memiliki daya tidak terlalu tinggi, yaitu menggunakan motor arus searah. Sedangkan
motor yang dipakai dalam proyek akhir ini adalah jenis motor arus searah dengan
penguat sendiri karena motor tersebut mempunyai magnet permanen pada statornya dan
memperoleh sumber arus searah dari motor itu sendiri. Untuk membalik arah putaran
motor arus searah, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Membalik arah arus angkernya, sedangkan katup magnet tetap.

2. Membalik katup magnetnya, sedangkan arah arus angkernya tetap.Jika kedua-


duanya dibalik (katup magnet dan arah arus angker), maka putaran motor akan
tetap (tidak dapat membalik).

Cara yang lazim dipakai atau dilakukan dalam membalik putaran motor arus searah
ialah dengan cara membalik arah arus angkernya sedangkan membalik arah arus pada
penguat magnetnya jarang dilakukan.
2.4 Prinsip Arah Putaran Motor 99
Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan kiri.
Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke
kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus
searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya
Lorentz, yang besarnya sama dengan F.
Prinsip motor : aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh
medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan
bertambah besar jika arus yang melalui penghantar bertambah besar.

Contoh :
Sebuah motor DC mempunyai kerapatan medan magnet 0,8 T. Di bawah pengaruh
medan magnet terdapat 400 kawat penghantar dengan arus 10A. Jika panjang penghantar
seluruhnya 150 mm, tentukan gaya yang ada pada armature.
Jawab :

F = B.I.ℓ.z = 0,8 (Vs/m2). 10A. 0,15 m.400

= 480 (Vs.A/m)

= 480 (Ws/m) = 480 N.

Electromotive Force (EMF) / Gaya Gerak Listrik


EMF induksi biasanya disebut EMF Counter. atau EMF kembali. EMF kembali
artinya adalah EMF tersebut ditimbulkan oleh angker dinamo yang yang melawan
tegangan yang diberikan padanya.
Teori dasarnya adalah jika sebuah konduktor listrik memotong garis medan magnet
maka timbul ggl pada konduktor.

Gambar 8. E.M.F. Kembali.

EMF induksi terjadi pada motor listrik, generator serta rangkaian listrik dengan
arah berlawanan terhadap gaya yang menimbulkannya. HF. Emil Lenz mencatat pada 10
10
tahun 1834 bahwa “arus induksi selalu berlawanan arah dengan gerakan atau perubahan
yang menyebabkannya”. Hal ini disebut sebagai Hukum Lenz.

Timbulnya EMF tergantung pada:


 kekuatangarisfluks magnet
 jumlahlilitankonduktor
 sudut perpotongan fluks magnet dengan konduktor
 kecepatan konduktor memotong garis fluks magnet

Tidak ada arus induksi yang terjadi jika angker dinamo diam.

2.5 Mengatur Kecepatan pada Armature

Berdasarkana persamaan di bawah ini :

Jika flux Φ tetap dijaga konstan, dan kecepatannya berubah berdasarkan


armature voltage (Es). Dengan naiknya atau turunnya Es, kecepatan motor akan naik atau
turun sesuai dengan perbandingannya.

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa Es dapat divariasikan dengan


menghubungkan motor armature M ke excited variable–voltage dc generator G yang
berbeda. Field excitation dari motor tetap dijaga tetap kosntan, tetapi generator Ix bisa
divariasikan dari nol sampai maksimum dan bahkan sebaliknya. Oleh sebab itu generator
output voltage Es bisa divariasikan dari nol sampai maksimum, baik dalam polaritas
positif maupun negatif. Oleh karena itu, kecepatan motor dapat divariasikan dari nol
sampai maksimum dalam dua arah. Metode speed control ini, dikenal sebagai sistem
Ward-Leonard, ditemukan di pabrik baja (steel mills), lift bertingkat, pertambangan, dan
pabrik kertas.Dalam instalasi modern, generator sering digantikan dengan high-
power electronic converter yang mengubah ac power dari listrik ke dc.
11
11
Ward-Leonard sistem lebih dari sekadar cara sederhana dengan menerapkan
suatu variabel dc ke armature dari motor dc. Hal tersebut benar-benar dapat memaksa
motor utnuk mengembangkan torsi dan kecepatan yang dibutuhkan oleh beban.
Contohnya, misalkan Es disesuaikan dengan sedikit lebih tinggi daripada Eo dari motor.
Arus akan mengalir dengan arah sesuai dengan gambar di atas, dan motor mengembangkan
torsi yang positif. Armature dari motor menyerap power karena I mengalir ke terminal
positif.
Sekarang, misalkan kita megurangi Es dengan mengurangi excitation ΦG. Segera
setelah Es menjadi kurang dari Eo, arus I berbalik. Hasilnya, torsi motor berbalik dan
armature dari motor menghantarkan daya ke generator G. Akibatnya, motor dc
mendadak menjadi generator dan generator G mendadak menjadi motor. Maka, dengan
mengurangi Es, motor tiba-tiba dipaksa untuk memperlambat.
Apa yang terjadi kepada power dc yg diterima oleh generator? Saat generator
menerima daya listrik, generator beroperasi sebagai motor, mengendalikan motor ac nya
sendiri sebagai asynchrounous generator. Hasilnya, ac power memberikan kembali ke
rangkaian yang biasanya memberikan motor ac. Kenyataannya daya bisa diperoleh
kembali, cara ini membuat Ward-Leonard sistem menjadi sangat efisien.

Contoh soal :
a. Torsi motor dan kecepatan saat
Es = 400 V dan Eo = 380 V
b. Torsi motor dan kecepatan saat
Es = 350 V dan Eo = 380 V
Penyelesaian
a. Arus armature adalah
I = (Es – Eo)/R = (400-380)/0.01= 2000 A
Daya ke motor armature adalah
P = Eo x I = 380 x 2000 = 760kW
Kecepatan motor adalah
n = (380 V / 500 V) x 300 = 228r/min

Torsi motor adalah T = 9.55 P/n = (9.55 x 760 000)/228 = 47.8 kN.m

b. Karena Eo = 380 V, kecepatan motor masih 228 r/min. Arus armature adalah

I = (Es-Eo)/R = (350-380)/0.01 = - 3000A

Arusnya negatif dan mengalir berbalik; akibatnya, torsi motor juga berbalik. Daya
dikembalikan ke generator dan hambatan 10 mΩ :
P = EoI = 380 x 3000 = 1140kW
12
12
Braking torque yang dikembangkan oleh motor :
T = 9.55 P/n = (9.55 X 1 140 000)/228= 47.8 kN.m

Kecepatan dari motor dan dihubungkan ke beban mekanis akan cepat jatuh
dibawah pengaruh electromechanical braking torque.

Cara lain untuk mengontrol kecepatan dari motor dc adalah menempatkan rheostat
yang di-seri-kan dengan armature (gambar di atas). Arus dalam rheostat menghasilkan
voltage drop jika dikurangi dari fixed source voltage Es, menghasilkan tegangan suplai yang
lebih kecil dari armature.

Metode ini memungkinkan kita untuk mengurangi kecepatan dibawah kecepatan


nominalnya. Ini hanya direkomendasikan untuk motor kecil karena banyak daya dan
pasa yang terbuang dalam rheostat, dan efisiensi keseluruhannya rendah. Di samping itu,
pengaturan kecepatan lemah, bahkan untuk rheostat yg diatur fixed. Akibatnya, IR drop
sedangkan rheostat meningkat sebagaimana arus armature meningkat. Hal ini
menghasilkan penurunan kecepatan yang besar dengan naiknya beban mekanis.

Series motor
Motor seri identik dalam kosntruksi untuk motor shunt kecuali untuk field. Field
dihubungkan secara seri dengan armature, oleh karena itu, membawa arus armature
seluruhnya. Field seri ini terdiri dari beberapa putaran kawat yang mempunyai penampang
cukup besar untuk membawa arus.
Meskipun kosntruksi serupa, properti dari motor seri benar-benar berbeda dari
motor shunt/ Dalam notor shunt, flux Φ per pole adalah konstan pada semua muatan karena
field shunt dihubungkan ke rangkaian. Tetapi motor seri, flux per pole tergantung dari arus
armature dan beban. Saat arusnya besar, fluxnya besar dan sebaliknya. Meskipun
berbeda, prinsip dasarnya dan perhitungannya tetap sama.
Pada motor yang mempunyaihubunganserijumlaharus yang melewatiangker
dinamo sama besar dengan yang melewatikumparan. Lihat gambar 9. Jika beban naik
motor berputarmakin pelan. Jikakecepatan motor berkurangmaka medan magnet yang
terpotong juga makinkecil, sehinggaterjadipenurunan EMF. kembali dan peningkatan
13
13
arus catu daya pada kumparan dan angker dinamo selamaada beban. Arus lebih ini
mengakibatkan peningkatan torsi yang sangat besar.

Catatan :

Contoh keadaan adalah pada motor starter yang mengalami poling ( angker dinamo
menyentuh kutub karena kurang lurus atau ring yang aus). Arus yang tinggi akan mengalir
melalui kumparan dan anker dinamo karena kecepatan angker dinamo menurun dan
menyebabkan turunnya EMF kembali.

Gambar 9. Motor dengankumparanseri.

EMF kembalimencapaimaksimumjikakecepatanangker dinamo maksimum. Arus


yang disedotdaricatudayamenurunsaat motor makincepat, karena EMF kembali yang
terjadimelawanaruscatudaya.
EMF kembalitidak bisa sama besar denganarus EMF. yangdiberikan pada motor
d.c., sehinggaakanmengalirsearahdengan EMF yang diberikan.
Karenaadadua EMF. Yang saling berlawanan EMF kembali menghapuskan EMF. Yang
diberikan, maka arus yang mengalir pada angker dynamo. Menjadi jauh lebih kecil jika
ada EMF kembali.
Karena EMF kembali melawan tegangan yang diberikan maka resistansi angker
dinamo akan tetapkecil sementara arus angker dinamo dibatasi pada nilai yang aman.

PengeremanRegeneratif
Bagan rangkaian di bawah ini menjelaskan mengenai rangkaian pemenggal yang
bekerja sebagai pengerem regeneratif. Vo ádalah gaya geraklistrik yang dibangkitkan oleh
mesin arus searah, sedangkan Vt ádalah tegangan sum berbagi motor sekaligus merupakan
baterai yang diisi. Ra dan La masing-masing ádalah hambatan dan induktansi jangkar.

14
14
Gambar BaganPengeremanRegeneratif

2.6 Prinsip kerja rangkaian ini ádalah sebagaiberikut :


Ketikasaklarpemenggaldihidupkan, makaarusmengalirdarijangkar, melewatiskalar
dan kembalikejangkar. Ketikasakalarpemenggaldimatikan, makaenergi yang tersimpan
pada inductor jangkar akan mengalir melewati dioda, baterai dengan teganganVt dan
kembali ke jangkar. Analogi rangkaian system pengereman regenerative dari gambar di
atas dapat dibagi menjadi dua mode. Mode-1 ketika saklar on dan mode ke-2 ketika saklar
off seperti ditunjukkan pada gambar di bawahini.

Gambar Rangkaian ekivalen untuk a) saklar on; b). Saklar off. dengan :

Vo = gaya geraklistrik
La = induktansijangkar
Ra = resistansijangkar
Vt = tegangan batería
i1 = kuatarusjangkarketikapemenggalon (arustidakmelewatibaterai)
i2 = kuatarusjangkarketikapemenggal off ( arusmelewatibaterai)

Sedangkan Gambar di bawah ini menunjukkan arus jangkar yang kontinyu dan
yang tidak kontinyu.

15
15
Gambar Arus Jangkar. a). Arus Kontinyu; b). ArusTerputus
dengan:
I1o = kuat arus jangkar saat pemenggal mulai on
I2o = kuat arus jangkar saat pemenggal mulai off
ton = lama waktu pemenggal on
toff = lama waktu pemenggal off
td = lama waktu dimana i2 tidak nol
Tp= periodapemenggal, Tp= ton + toff

Karakteristik motor kompon


Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor
kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan
gulungan dynamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor
kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin
tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan
secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.

Gambar Karakteristik Motor Kompon DC

16
16
Pengereman pada motor
Pengereman secara elektrik dapat dilaksanakan dengandua cara yaitu secara:
1. Dinamis 2. Plugging

 Pengereman secara Dinamis


Pengereman yang dilakukan dengan melepaskan jangkar yang berputar dari
sumber tegangan dan memasangkan tahanan pada terminal jangkar. Oleh karena itu kita
dapat berbicara tentang waktu mekanis T konstan dalam banyak cara yang sama kita
berbicara tentang konstanta waktu listrik sebuah kapasitor yang dibuang ke dalam sebuah
resistor. Pada dasarnya, T adalah waktu yang diperlukan untuk kecepatan motor jatuh ke
36,8 persen dari nilai awalnya. Namun, jauh lebih mudah untuk menggambar kurva
kecepatan-waktu dengan mendefinisikan konstanta waktu baru To yang merupakan
waktu untuk kecepatan dapat berkurang menjadi 50 persen dari nilai aslinya. Ada
hubungan matematis langsung antara konvensional konstanta waktu T dan setengah
konstanta waktu T.

 Pengereman secara Plugging

Kita bisa menghentikan motor bahkan lebih cepat dengan menggunakan metode yang
disebut plugging. Ini terdiri dari tiba-tiba membalikkan arus angker dengan membalik
terminal sumber (Gambar 5.19a).

Gambar 5.18 Kecepatan kurva terhadap waktu untuk berbagai metode


pengereman.

17
17
Membalik Putaran PM Motor
Untuk membalikkan putaran PM motor dilakukan dengan membalik polaritas
dari tegangan input. Salah satu caranya adalah dengan membuat amplifier penggerak
motor DC memiliki tegangan posisif dan negatif terhadap ground. Rangkaian LM12
pada gambar 5.12 mampu memberikan tegangan positif dan negatif. Cara lain adalah
dengan menggunakan relay (Gambar 5.15)

Gambar 5.15. Membalik putaran PM motor dengan relay

Sekarang ini untuk switching putaran maju-mundur dapat dilakukan hanya dengan
menggunakan sebuah IC yang arah putaran diatur sengan memberikan arus
yang berbeda pada masing-masing pinnya. Misal IC merk Allegro A3952

18
18
Gambar 5.16. Full PWM Motor Driver (Allegro A3952SB)

Arah putaran dapat diatur dengan menggunakan perubahan pada phase input
(Gambar 5.17) pada pin 7. Jika diberi tegangan high maka putaran akan maju
sebalikanya bila diberi tegangan low motor akan berputar berlawanan.

Gambar 5.17 Aplikasi Allegro A4952

19
19
2.7 Aplikasi Motor DC

Motor listrik ditemukan dalam aplikasi yang beragam seperti industri, blower
kipas dan pompa, peralatan mesin, peralatan rumah tangga, alat-alat listrik, dan disk
drive. Mereka mungkin didukung oleh (misalnya, perangkat portabel bertenaga baterai
atau kendaraan bermotor) langsung saat ini, atau dengan arus bolak-balik dari kotak
distribusi sentral listrik. Motor terkecil dapat ditemukan pada jam tangan listrik.
Menengah dimensi motor sangat standar dan karakteristik menyediakan tenaga mesin
nyaman untuk kegunaan industri. Motor listrik sangat terbesar digunakan untuk
penggerak kapal, kompresor pipa, dan pompa air dengan peringkat dalam jutaan watt.
Motor listrik dapat diklasifikasikan oleh sumber tenaga listrik, dengan konstruksi
internal, dengan aplikasi, atau dengan jenis gerakan yang diberikan.
Untuk motor DC sendiri sudah banyak digunakan dalam berbagai
bidang teknologi, antara lain :

a. Aplikasi motor DC sebagai penggerak pintu geser pada otomatisasi sistem


monitoring ruangan penyimpanan database menggunakan PLC omron CPM1A I/O 30.
Penggerak pintu pada sistem penggerak pintu geser pada otomatisasi sistem monitoring
penyimpanan database menggunakan PLC omron CPM1A I/O 20 yang digunakan
adalah motor DC. Untuk menggerakkan motor DC diperlukan driver motor DC yaitu
driver H-Bridge yang digunakan untuk mengatur motor agar dapat berputar dalam dua
arah yaitu forward (searah jarum jam) dan Reverse(berlawanan arah jarum jam).
Berputarnya motor DC juga dipengaruhi oleh terhalang tidaknya sensor IR pada pintu.
Ketika sensor IR terhalangi maka motor akan membalik putarannya sehingga akan
membuka pintu. Jika pintu dibuka secara paksa maka alarm akan menyala dikarenakan
sensor IR terhalangi oleh benda.

b. Aplikasi motor DC menggunakan paralel port dalam rangkaian robot sederhana.


Motor DC dapat dikendalikan komputer (PC) melalui paralel port. Untuk dapat
mengendalikannya, motor DC perlu dihubungkan sedemikian rupa dengan relay,
transistor, dan resistor. Pengembangan dari rangkaian pengendali motor DC ini dapat
berupa sebuah robot berjalan. Pada robot ini digunakan dua buah motor DC dan empat
buah roda, dua roda untuk sisi, dimana tiap motor DC dihubungkan dengan roda depan.
Sehingga roda penggeraknya berada di roda depan.
BAB III
MOTOR LISTRIK ARUS SEARAH

6.1 Mesin Arus Searah


Mesin arus searah dapat berupa generator DC atau
motor DC. Untuk membedakan sebagai generator atau
motor dari mesin difungsikan sebagai apa. Generator DC
alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
DC. Motor DC alat yang mengubah energi listrik DC
menjadi energi mekanik putaran. Sebuah motor DC dapat
Gambar 6.1 Stator mesin DC dan
difungsikan sebagai generator, atau sebaliknya generator medan magnet utama dan medan
DC bisa difungsikan sebagai motor DC. magnet bantu

Secara fisik mesin DC tampak jelas ketika rumah mo-


tor atau disebut stator dibongkar terdapat kutub-kutub mag-
net bentuknya menonjol Gambar 6.1. Mesin DC yang sudah
dipotong akan tampak beberapa komponen yang mudah
dikenali. Bagian yang berputar dan berbentuk belitan kawat
dan ditopang poros disebut sebagai rotor atau jangkar
Gambar 6.2 Fisik mesin DC Gambar 6.2.
Bagian rotor mesin DC salah satu ujungnya terdapat
komutator yang merupakan kumpulan segmen tembaga
yang tiap-tiap ujungnya disambungkan dengan ujung belitan
rotor (Gambar 6.3). Komutator merupakan bagian yang
sering dirawat dan dibersihk an k arena bagian ini
Gambar 6.3 Penampang komutator
bersinggungan dengan sikat arang untuk memasukkan arus
dari jala-jala ke rotor.
Sik at ar ang ( c ar bon br us h ) d ipe gang ole h
pem egang s ik at ( br ush holder ) G amb ar 6.4 agar
kedudukan sikat arang stabil. Pegas akan menekan sikat
arang sehingga hubungan sikat arang dengan komutator
tidak goyah. Sikat arang akan memendek karena usia
pemakaian dan secara periodik harus diganti dengan sikat
Gambar 6.4 Pemegang sikat arang arang baru.

Salah satu kelemahan dari mesin DC adalah kontak mekanis antara komutator dan sikat
arang yang harus terjaga dan secara rutin dilakukan pemeliharaan. Tetapi mesin DC juga
memiliki keunggulan khususnya untuk mendapatkan pengaturan kecepatan yang stabil dan
halus. Motor DC banyak dipakai di industri kertas, tekstil, kereta api diesel elektrik, dan
sebagainya.
Mesin DC dapat difungsikan sebagai generator DC maupun sebagai motor DC. Saat
sebagai generator DC fungsinya mengubah energi mekanik menjadi energi listrik,
sedangkan sebagai Motor DC mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.

6.2 Prinsip Kerja Generator DC


Pr ins ip k er j a gener at or DC ber das ar k an pada
kaidah tangan kanan. Sepasang magnet permanen utara-
selatan menghasilkan garis medan magnet F, kawat
penghantar di atas telapak tangan kanan ditembus garis
medan magnet F. Jika kawat digerakkan ke arah ibu jari,
maka dalam kawat dihasilkan arus listrik I yang searah
denga n k eem pat ar ah j ar i tang an G amb a r 6.5 .
Bagaimana kalau posisi utara-selatan magnet permanen
dibalik? Ke mana arah arah arus listrik induksi yang
Gambar 6.5 Kaidah tangan kanan
dihasilkan?

Percobaan secara sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan sepasang magnet


permanen berbentuk U, sebatang kawat digantung dikedua sisi ujungnya, pada ujung kawat
dipasangkan Voltmeter (Gambar 6.6).
Batang kawat digerakkan ke arah panah, pada kawat
dihasilkan ggl induksi dengan tegangan yang terukur pada
Voltmeter.
Besarnya ggl induksi yang dibangkitkan: ui = B · L · v · z Volt
ui = Tegangan induksi pada kawat, V
B = Kerapatan medan magnet, Tesla
L = Panjang kawat efektif, meter
v = Kecepatan gerak, m/detik
Gambar 6.6 Model prinsip kerja
z = Jumlah belitan kawat generator DC

Belitan kawat generator berbentuk silinder dan beberapa kawat dibelitkan selanjutnya
disebut belitan rotor atau belitan jangkar. Kedudukan I, ketika rotor digerakkan searah jarum
jam, kawat 1 tanda silang (menjauhi kita), kawat 2 tanda titik (mendekati kita) ggl induksi
maksimum. Posisi II kawat 1 dan kawat 2 berada pada garis netral ggl induksi sama dengan
nol. Posisi III kawat kebalikan posisi I dan ggl induksi tetap maksimum (Gambar 6.7).

Gambar 6.7 Pembangkitan tegangan DC pada angker


Posisi ini terjadi berulang-ulang selama rotor diputar pada porosnya, ggl induksi yang
dihasilkan maksimum, kemudian ggl induksi menjadi nol, berikutnya ggl induksi menjadi
maksimum terjadi berulang secara bergantian.

Gambar 6.8 a) Bentuk tegangan AC dan slipring Gambar 6.8 b) Tegangan DC pada komutator

GGL induksi yang dihasilkan dari belitan


rotor (Gambar 6.7) dapat menghasilkan dua
jenis listrik yang berbeda, yaitu listrik AC dan
lis tr ik DC . J ik a uj u ng be lit an r otor
dihubungkan dengan slipring berupa dua cincin
(Gambar 6.8a), maka dihasilkan listrik AC
berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor
dihubungkan dengan komutator satu cincin
Gambar 6.9 Prinsip pembangkitan tegangan DC (Gambar 6.8b) dengan dua belahan, maka
dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang
positif.
Mesin DC dikembangkan rotornya memiliki
ban yak belitan dan k om utator m em ilik i
beberapa segmen. Rotor memiliki empat
belitan dan komutator empat segmen, sikat
arang dua buah, akan menghasilkan ggl
induksi dengan empat buah buah gelombang
untuk setiap putaran rotornya (Gambar 6.9).
Gambar 6.10 Tegangan DC pada komutator Tegangan DC yang memiliki empat puncak.

Medan m agnet ya ng s ebelum n ya adal ah m agnet perm anen digant i


menjadi elektromagnet, sehingga kuat medan magnet bisa diatur oleh besarnya arus
penguatan medan magnet. Belitan rotor dikembangkan menjadi belitan yang memiliki empat
cabang, komutator empat segmen dan sikat arang dua buah. Tegangan yang dihasilkan
penjumlahan dari belitan 1-2 dan belitan 3-4 (Gambar 6.10).
Dalam perkembangan berikutnya generator DC dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Generator penguat terpisah
2. Generator belitan Shunt
3. Generator belitan Kompound
❑ Prinsip pembangkitan listrik mengikuti kaidah tangan kanan Flemming,
Sepasang magnet permanen utara-selatan menghasilkan garis medan magnet
, kawat penghantar di atas telapak tangan kanan ditembus garis medan mag-
net . Jika kawat digerakkan ke arah ibu jari, maka dalam kawat dihasilkan
arus listrik I yang searah dengan keempat arah jari tangan.
❑ Komutator berfungsi untuk menyearahkan tegangan yang dihasilkan rotor
menjadi tegangan DC.

6.3 Generator Penguat Terpisah


Jenis generator penguat terpisah ada dua jenis 1) penguat elektromagnetik (Gambar
6.11 a ) da n
2) magnet permanen (Gambar 6.11b). Penguat elektromagnetik melalui belitan F1-F2 diberi
sumber listrik DC dari luar misalnya dengan baterai, dengan mengatur besarnya arus eksitasi
Ie, maka tegangan terminal rotor A1–A2 dapat dikendalikan. Generator penguat terpisah
dipakai dalam pemakaian khusus, misalnya pada Main Generator Lok Diesel Elektrik CC
201/CC203.

Gambar 6.11a Rangkaian Generator Gambar 6.11b Rangkaian Generator DC


DC Penguat terpisah Penguat magnet permanen

Penguat dengan m agnet perm anen tegangan


keluaran generator terminal rotor A1-A2 konstan.
Kar ak ter is tik teganga n U r elat if k ons tan dan
tegang an ak an m enur un s edik it k etik a ar us Gambar 6.12
Karakteristik
beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya (Gambar tegangan
6.12). generator
penguat
terpisah

6.4 Generator Belitan Shunt


G ener ator belitan Shunt E1- E2 dipas angk an
secara paralel dengan belitan rotor A1-A2 (Gambar
6.13). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa
yang terdapat pada medan m agnet stator. Rotor
berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan
tegangan yang ak an memperkuat medan magnet
stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Gambar 6.13 Rangkaian generator
belitan shunt
Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan Shunt E1-
E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi Shunt
makin besar medan penguat Shunt dan tegangan terminal
meningkat sampai pada tegangan nominalnya. Karakteristik
tegangan U terhadap peningkatan arus relatif stabil, tegangan
akan cenderung menurun ketika arus I mendekati harga
nominalnya (Gambar 6.14).
Gambar 6.14 Karakteristik
tegangan generator Shunt

6.5 Generator Belitan Kompound


Generator belitan Kompound di sam ping m emilik i
belitan rotor A1-A2, memiliki dua penguat magnet yaitu medan
seri notasi D1-D2 dan belitan penguat magnet Shunt notasi
E1-E2 (Gambar 6.15). Belitan seri D1-D2 disambungkan seri
dengan rangkaian rotor A1-A2, sehingga arus ke beban
sek aligus sebagai penguat seri. Belitan Shunt E1-E2
disambungkan paralel dengan rangkaian belitan rotor. Gambar 6.15 Karakteristik
tegangan generator Shunt
Arus eksitasi magnet Shunt Ie diperoleh dengan mengatur
tahanan geser.
G ener ator pen guat k o mpoun d a dal ah k om binas i
generator penguat Shunt dan generator seri. Karakteristik
tegang an s eb aga i f ungs i ar us beb an m enghas ilk an
tegangan terminal yang konstan meskipun arus beban I
mencapai harga nominalnya (Gambar 6.16).
Gambar 6.16 Karakteristik
tegangan generator kompound

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang
yang akan memendek dan harus diganti secara periodik. Komutator harus dibersihkan dari
kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah
komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.
Diagaram di samping adalah pengawatan mesin
DC penguat Kompound. Terdiri dari penguat magnet
Seri notasi D1-D2, penguat magnet Shunt E1-E2 yang
tersambung dengan tahanan geser yang mengatur
besaran arus eksitasi (Gambar 6.25). Rangkaian
jangkar dengan notasi terminal A1-A2.
Perhatikan konfigurasi pertama, sumber DC positif
(+), terminal A2, belitan jangkar A1, ke terminal D2,
belitan seri D1, kembali ke sumber DC negatif (-).
Arus eksitasi dari tahanan geser ke E1, belitan Shunt
E2, ke sumber DC negatif.
Gambar 6.25 Membalik arah putaran Mesin
DC

Konfigurasi kedua, ketika jangkar diputar arah panah (searah jarum jam), A1 menghasilkan
tegangan positif (+) ke sumber DC. Arah arus DC pada belitan seri dari D1 menuju D2, dan
arus di belitan Shunt dari E1 menuju E2. Terminal D1 dan E2 tersambung ke sumber DC
negatif (-).

6.9 Prinsip Kerja Motor DC


Prinsip motor listrik berdasarkan pada kaidah
tangan k iri. Sepasang m agnet perm anen utara -
selatan menghasilkan garis medan magnet , kawat
penghantar diatas telapak tangan kiri ditembus garis
medan magnet . Jika kawat dialirkan arus listrik DC
sebesar I searah keempat jari tangan, maka kawat
mendapatkan gaya sebesar F searah ibu jari (Gambar
6.26 ) . Bag aim ana k alau pos is i utar a- s el atan
magnet permanen dibalik? Ke mana arah gaya yang Gambar 6.26 Aturan tangan kiri untuk
dirasakan batang kawat? lakukan peragaan dengan prinsip kerja motor DC

tangan kiri Anda.


Percobaan sederhana prinsip kerja motor dapat
dilak uk an dengan m enggunak an s epas ang
m agnet perm anen berbentuk U, s ebatang k awat
digantung di kedua sisi ujungnya, pada ujung kawat
dihubungkan sumber listrik DC (Gambar 6.27). Arus
listrik mengalir dari terminal positif (+) ke batang kawat
sebesar I ampere ke terminal negatif (-). Kawat yang
dipotong garis medan magnet, pada batang dihasilkan
Gambar 6.27 Model kerja motor DC
gaya tolak sebesar F searah panah.
Besarnya gaya F yang dibangkitkan: F = B · I · L · z Newton
F Gaya pada kawat, Newton B Kerapatan medan magnet, Tesla
I Arus mengalir di kawat, Amper L Panjang kawat efektif, meter
z Jumlah belitan kawat
Konstruksi motor DC terdiri dari dua bagian, yaitu stator
bagian motor yang diam dan rotor bagian motor yang berputar.
Belitan stator merupakan elektromagnet, dengan penguat
magnet terpisah F1-F2. Belitan jangkar ditopang oleh poros
dengan ujung-ujungnya terhubung ke komutator dan sikat
arang A1-A2 Gambar 6.28. Arus listrik DC pada penguat
magnet mengalir dari F1 menuju F2 menghasilkan medan
magnet yang memotong belitan jangkar. Belitan jangkar
Gambar 6.28 Hubungan belitan
penguat medan dan Jangkar Motor
diberikan listrik DC dari A2 menuju ke A1. Sesuai kaidah
DC tangan kiri jangkar akan berputar berlawanan jarum jam.
Terj adin ya ga ya t or s i pada j angk ar
disebabkan oleh hasil interaksi dua garis
m edan m agnet. Kutu b m agnet m eng-
hasilk an garis medan magnet dari utara-
selatan melewati jangkar. Belitan jangkar yang
dialirkan arus listrik DC mengasilkan magnet
denga n ar ah k ek ir i d itunj uk k an pana h
Gambar 6.29 Proses pembangkitan Torsi Motor
DC
Gambar 6.29.

Interaksi kedua magnet berasal dari stator dengan magnet yang dihasilkan jangkar
mengakibatkan jangkar mendapatkan gaya torsi putar berlawanan arah jarus jam. Untuk
mendapatkan medan magnet stator yang dapat diatur, maka dibuat belitan elektromagnet
yang dapat diatur besarnya arus eksitasinya.
Percobaan untuk mengecek apakah belitan jangkar berfungsi
dengan baik, tidak ada yang putus atau hubungsingkat dengan
inti jangkarnya periksa Gambar 6.30. Poros jangkar ditempatkan
pada dudukan yang bisa berputar bebas.

Alirkan listrik DC melalui komutator, dekatkan sebuah


Gambar 6.30 Pengecekan
sifat elektromagnetik pada kompas dengan jangkar, lakukan pengamatan jarum kompas
jangkar motor DC akan berputar ke arah jangkar.

Hal ini membuktikan adanya medan elektromagnet pada jangkar, artinya belitan jangkar
berfungsi baik. Tetapi jika jarum kompas diam tidak bereaksi, artinya tidak terjadi
elektromagnet karena belitan putus atau hubung singkat ke inti jangkar.
Pengaturan tegangan sumber DC yang menuju ke
rangkaian jangkar menggunakan sumber listrik AC tiga phasa
dengan penyearah gelombang penuh tiga buah diode dan tiga
buah thyristor (Gambar 6.35). Sekering F1 berguna untuk
rangkaian diode dan thyristor jika terjadi gangguan pada
belitan motor DC.
Dengan mengatur sudut phasa triger, maka penyalaan
thyristor dapat diatur besarnya tegangan DC yang menuju Gambar 6.35 Pengaturan
tegangan jangkar dengan
rangkaian jangkar A1-A2. Belitan penguat terpisah F1-F2
sudut penyalaan Thyristor
diberikan sumber DC dari luar, dan besarnya arus eksitasi
dibuat konstan besarnya.
Apa yang terjadi jika tegangan sumber DC dibuat konstan
dan pengaturan putaran dilakukan dengan mengatur arus
eksitasinya? Persamaan tegangan jangkar Ui  E · n. atau
putaran motor n  U i / E, dengan tegangan U i konstan
maka karakteristik putaran n berbanding terbalik dengan fluk
magnet (1/ E). Artinya ketika arus eksitasi dinaikkan dan Gambar 6.36 Karakteristik
harga fluk magnet  E meningkat, yang terjadi justru putaran fungsi arus eksitasi
putaran motor DC makin menurun (Gambar 6.36).

Dar i penjelas an dua k ondis i diatas yang dip ak ai untuk m engatur putaran
motor DC untuk mendapatkan momen torsi konstan adalah dengan pengaturan tegangan ke
jangkar.

6.12 Reaksi Jangkar pada Motor DC


Reaksi jangkar pada motor DC kejadiannya mirip
dengan reaksi jangkar pada generator DC yang telah
dibahas sebelumnya. Reaksi jangkar akan menyebabkan
garis netral bergeser beberapa derajat dari posisi awal. Agar
garis netral kembali kondisi teoritis, dan sikat arang pada
kedudukan semula maka dipasang kutub bantu yang
ditempatkan di antara kutub magnet utama (Gambar 6.37).
Bel itan k utub ba ntu d ir angk aik an s ec ar a ser i
Gambar 6.37 Kutub bantu untuk
dengan rangkaian jangkar, gunanya agar setiap kenaikan mengatasi akibat reaksi jangkar pada
beban maka arus yang menuju kutub bantu sama besarnya motor DC

dengan arus yang menuju rangkaian jangkar. Sehingga reaksi jangkar pada motor terkendali
secara otomatis oleh kutub bantu.
Motor DC menurut belitan penguat magnetnya dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
motor belitan seri D1-D2, motor penguat terpisah F1-F2, motor belitan Shunt E1-E2 dan, motor
belitan Kompound (gabungan motor Shunt E1- E2 dan motor belitan seri D1-D2).
Tabel 6.2 memperlihatkan diagram pengawatan keempat jenis motor DC berikut karakteristik
putaran n terhadap perubahan momen torsi beban.
1. Motor Seri
2. Motor penguat terpisah
3. Motor penguat Shunt
4. Motor Kompound
Tabel 6.2 Rangkaian Motor-Motor DC

6.13 Motor Belitan Seri


Motor DC Seri mudah dikenali dari terminal box
memiliki belitan jangkar notasi A1-A2 dan belitan seri
notasi D1-D2 (Gambar 6.38). Dalam rangkaian jangkar
A1-A2 terdapat dua belitan penguat yaitu kutub bantu dan
kutub kompensasi keduanya berfungsi untuk memperbaiki
efek reaksi jangkar.
Aliran sumber DC positif (+), melewati tahanan depan Gambar 6.38 Karakteristik
RV yang fungsinya untuk starting awal motor seri, putaran motor DC Seri

selanjutnya ke terminal A1, melewati jangkar ke termi-


nal A2, dikopel dengan D1, melewati belitan menuju ke
terminal negatif (-).
Belitan seri D1-D2 memiliki penampang besar dan
jumlah belitannya sedikit. Karena dihubungkan seri dengan
belitan jangkar, maka arus eksitasi belitan sebanding
dengan arus beban. Ketika beban dinaikkan, arus beban
meningkat, dan justru putaran akan menurun.

Gambar 6.39 Rangkaian motor DC seri

Motor seri harus selalu dalam kondisi diberikan beban, karena saat tidak berbeban dan
arus eksitasinya kecil yang terjadi putaran motor akan sangat tinggi sehingga motor akan
”terbang”, dan sangat berbahaya. Motor seri banyak dipakai pada beban awal yang berat
dengan momen gaya yang tinggi putaran motor akan rendah (Gambar 6.39), contohnya
pada pemakaian motor stater mobil.

6.14 Motor DC Penguat Terpisah


Motor DC penguat terpisah dikenal pada terminal box dimana
belitan jangkarnya A1-A2 dan belitan penguat terpisah F1-F2
(Gambar 6.40). Aliran listrik dari sumber DC positif (+) melewati
tahanan geser untuk starting awal, menuju terminal A1, ke belitan
jangkar ke terminal A2 menuju negatif (-). Penguat terpisah dari
sumber DC positif (+), menuju F2 belitan terpisah terminal F1
melewati tahanan geser pengatur arus eksitasi menuju negatif (-).
Tahanan depan digunakan saat starting agar arus jangkar
terkendali dan tidak merusak belitan jangkar atau merusak
komutatornya. Tahanan geser pengatur arus eksitasi penguat
Gambar 6.40
Rangkaian motor DC terpisah F1-F2 mengatur putaran dalam range yang sempit, misalnya
penguat terpisah dari putaran maksimum 1.500 rpm sampai 1.400 rpm saja.
Karakteristik putaran terhadap pembebanan momen, saat
beban nol putaran motor pada posisi n0, motor diberikan beban
maksimum putaran motor menjadi nn. Motor penguat terpisah
digunakan pada beban relatif konstan dan tidak berubah
secara drastis Gambar 6.41.

Gambar 6.41 Karakteritik putaran


motor penguat terpisah

6.15 Motor DC Belitan Shunt


Motor DC belitan Shunt dilihat dari terminal box terdapat
rangkaian jangkar A1-A2 dan belitan Shunt E1-E2 Gambar 6.42.
Pengendali motor DC Shunt terdiri dua tahanan geser yang memiliki
fungsi berbeda.
Satu tahanan geser difungsikan untuk starting motor DC,
disambungkan seri dengan jangkar A1- A2 tujuannya agar arus
starting terkendali. Satu tahanan geser dihubungkan dengan belitan
Shunt E1-E2, untuk mengatur arus eksitasi Shunt.
Aliran dari sumber DC positif (+) melewati tahanan geser ke
terminal A1, melewati rangkaian jangkar dengan belitan bantu, ke
terminal A2, menuju sumber DC negatif (-). Dari positif sumber DC
setelah melewati tahanan geser, menuju terminal E1, ke belitan Gambar 6.42 Rangkaian
Shunt, ke terminal E2 selanjutnya kembali ke sumber DC negatif (-). motor DC belitan Shunt
6.18 Rugi-Rugi Daya dan Efisiensi Motor DC
Rugi-rugi daya yang terjadi pada sebuah motor arus searah dapat dibagi ke dalam:
❑ Rugi-Rugi Tembaga atau Listrik
Rugi tembaga terjadi karena adanya resistansi dalam belitan jangkar dan belitan medan
magnet. Rugi tembaga akan diubah menjadi panas dalam kawat jangkar maupun kawat
penguat magnet. Desain motor DC dilengkapi dengan kipas rotor tujuannya untuk
menghembuskan udara luar masuk ke dalam jangkar dan mendinginkan panas yang terjadi
akibat rugi-rugi tembaga.
Rugi tembaga dari belitan dibagi atas:
• Rugi tembaga terjadi pada jangkar  Ia 2 · Ra Watt
• Rugi tembaga medan terdiri dari:
Ish2 · Rsh Watt  Motor Shunt/ Motor Kompound
Is 2 · Rs Watt  Motor Seri/ Motor Kompound

❑ Rugi-Rugi Besi atau Magnet


• Rugi Histerisis
Ph = Bmax X f · V Watt
= Steinmetz Hysterisis Coefficient
 Wb /
Bmax = Kerapatan fluks maksimum =
m2
f = Frekuensi dlm Hertz 6-30
V = Volume inti (m 3)
nilai x = antara 1,6 s/d 2
• Arus Pusar (Eddy Current)
Inti pada stator dan inti pada jangkar motor terdiri dari tumpukan pelat tipis dari
bahan ferromagnetis. Tujuan dari pemilihan plat tipis adalah untuk menekan rugi-rugi
arus Eddy yang terjadi pada motor DC.
Pe = Ke · B max2 · f 2 · V · t2 watt

Ke = Konstanta arus pusa


t = Ketebalan inti magnet (m)

❑ Rugi Mekanis
Rugi mekanis yang terjadi pada motor disebabkan oleh adanya gesekan dan hambatan
angin, seperti pada bagian poros motor.

❑ Efisiensi Motor
Efisiensi adalah prosentase perbandingan daya keluar dan daya masuk yang terjadi
pada motor.
Daya Keluar
= × 100%
Daya Masuk

Daya Keluar
= Daya Masuk rugi

6.20 Soal-soal
1. Jelaskan pengertian mesin DC dan berikan alasannya secara singkat.
2. Sebutkan perbedaan generator DC dan motor DC dari fungsinya.
3. Dapatkah mesin DC difungsikan sebagai generator? Apa syarat agar berfungsi sebagai
generator DC? Jelaskan dengan gambar skematik.
4. Bila mesin DC difungsikan sebagai motor DC apa syarat yang harus dipenuhi? Jelaskan
dengan gambar skematik.
5. Peragakan dengan tangan anda, bagaimana prinsip pembangkitan ggl dalam semua
generator. Jelaskan singkat dan benar.
6. Peragakan juga dengan tangan Anda, prinsip terjadinya torsi putar pada motor DC.
Jelaskan singkat dan benar.
7. Apa fungsi komutator pada motor DC? Terangkan juga cara kerja sikat arang berikut
komutator pada mesin DC.
8. Gambarkan skematik pengawatan generator Shunt dan generator Kompound.
9. Jelaskan bagian kompounden-kompounden yang termasuk kelompok stator dan kelompok
rotor pada motor DC, berikut fungsi masing-masing.
10. Terangkan dengan gambar skematik prinsip dasar terjadinya reaksi jangkar pada genera- tor
DC.
11. Mengapa pemasangan kutub bantu dapat meminimumkan terjadinya reaksi jangkar?
12. Sebuah mesin DC terdiri atas belitan jangkar, belitan kutub bantu, dan belitan kutub
kompensasi terhubung seri. Anda gambarkan skematik pengawatan berikut berikan notasi
yang tepat pada masing-masing kompounden tersebut.
13. Mesin DC penguat kompound. terdiri dari penguat magnet seri notasi D1- D2, penguat
magnet Shunt E1-E2, belitan jangkar A1-A2. Gambarkan pengawatannya dengan benar
berikut supply tegangan jala-jala. Gambarkan kapan motor berputar searah jarum jam dan
kapan motor berputar berlawanan jarum jam.
14. Gambarkan skematik pemeriksaan belitan jangkar apakah putus atau masih berfungsi
baik. Jelaskan prosedurnya dengan singkat.
15. Motor DC Shunt dipasang tahanan depan pengasutan dan tahanan pengatur eksitasi.
Gambarkan skematik hubungannya dan jelaskan cara kerja pengasutan motor Shunt
tersebut.
16. Jelaskan terjadinya reaksi jangkar pada motor DC. Jelaskan akibat negatif terjadinya
reaksi jangkar.
17. Pada terminal box memiliki enam terminal, terdiri rangkaian jangkar A1- A2, belitan
Shunt E1-E2 dan belitan seri D1-D2. Juga dilengkapi dengan tahanan pengasutan dan
tahanan pengatur eksitasi. Gambarkan hubungan pengawatan secara lengkap dan cara
kerja rangkaian tersebut.
18. Gambarkan prinsip belitan jangkar tipe gelung dengan jumlah alur 8 dan jumlah lamel
komutator 8.
19. Gambarkan prinsip belitan jangkar tipe gelombang dengan jumlah 8 alur dan jumlah
lamel komutator 8.

20. Sebutkan secara umum, 3 pengertian apa yang dimaksud dengan beban motor?.
o Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi
dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh beban dengan
torque konstan adalah corveyors, rotarykilns, dan pompa displacement konstan.
o Beban denganvariabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi
dengan kecepat noperasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa
sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan). Peralatan Energi Listrik
: Motor Listrik.
o Beban dengan energy konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya
konstan adalah peralatan-peralatan mesin.

21. Jelaskan bagian komponen-komponen yang termasuk bagian dari stator dan bagian dari
rotor pada motor DC, berikut fungsi dari masing-masing komponen.

22. Dapatkah mesin DC difungsikan sebagai generator? Apa syarat agar berfungsi sebagai
generator DC? Jelaskan dengan gambar skematik.

23. Motor DC Shunt dipasang tahanan depan dan tahanan pengatur eksitasi.
Gambarkan skematik hubungannya dan jelaskan cara kerja pengasutan motor DC Shunt
tersebut.

25. Berikan penjelasan, penggunaan daripada motor listrik DC masing masing 5 macam.
a). Dalam rumah tangga. b). Dalam Industri.

26. Motor DC Shunt dipasang tahanan depan pengasutan dan tahanan pengatur eksitasi.
Gambarkan skematik hubungannya dan jelaskan cara kerja pengasutan motor Shunt
tersebut.

28. Jelaskan bagian komponen-komponen yang termasuk kelompok stator dan kelompok rotor
pada motor DC, berikut fungsi masing-masing.

29. Dapatkah mesin DC difungsikan sebagai generator? Apa syarat agar berfungsi sebagai
generator DC? Jelaskan dengan gambar skematik.

30. Berikan penjelasan pengertian dari pada hal berikut :


a). Motor listrik arus searah(DC) b). Komutator d). Reaksi jangkar motor DC
31. Berikan penjelasan dan tunjukkan fungsi dari masing-masing komponen pada konstruksi motor
listrik DC, beri penjelasan kegunaan dari masing-masing bagian yang saudara
maksudkan.

32. Berikan penjelasan apakah keuntungan yang menonjol dari mesin listrik dc shunt dan
kompound.

Soal 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 220 volt dengan tahanan 0,300 Ω dan
mengambil arus 25 A ketika dioperasikan pada beban normal.
a. Hitunglah GGL lawan (Ea) dan daya yang timbul pada jangkar.
b. Jika tahanan jangkar 0,400 Ω, keadaan yang lain sama. Berapa GGL lawan
(Ea) dan daya yang dibangkitkan pada jangkar. Penurunan tegangan pada sikat-
sikat sebesar 2 volt untuk soal a dan b.
Diketahui :
V = 220 V
I = 25 A
Ra = 0.300 Ω
Rb = 0.400 Ω
Jawab:
a. Ea = V – Ia Ra – 2∆E
= (220 – 2 ) – (25 x 0.300) = 210,5 volt
Daya yang dibangkitkan pada jangkar
= Ea. Ia = 210,5 x 25 = 5.262,5 watt

b. Eb = V – Ia Ra – 2∆E = (220 – 2) – (25 x 0.400) = 208 volt


Daya yang dibangkitkan pada jangkar
= Ea. Ia = 208 x 25 = 5.200 watt

2. Pengaturan dengan Ward-Leonard sistem lebih sederhana dengan menerapkan suatu


variabel dc ke armature dari motor dc. Hitung pertanyaan a dan b, jika diketahui data data
motor sebagai berikut:
a. Torsi motor dan kecepatan saat Es = 400 V dan Eo = 380 V
b. Torsi motor dan Daya saat Es = 350 V dan Eo = 380 V
Besarnya tengan input maksimum pada motor sebesar 500V. Kelebihan daya
dikembalikan ke generator dan dipasang hambatan sebesar 10 Ω : Dan jika arusnya negatif
mengalir berbalik; akibatnya, torsi motor juga berbalik.

Penyelesaian
a. Arus armature adalah
I = (Es – Eo)/R = (400-380)/10= 20A
Daya ke motor armature adalah
P = Eo x I = 380 x 20 = 760kW
Kecepatan motor adalah
n = (380V/500V) x 300 = 228 rpm

Torsi motor adalah T = 9.55 P/n = (9.55 x 760 000)/228 = 47.8 kN.m

b. Karena Eo = 380 V, kecepatan motor masih 228 rpm. Arus armature adalah

I = (Es-Eo)/R = (350-380)/0.01 = - 3000A


P = Eo x I = 380 x 3000 = 1140kW

Braking torque yang dikembangkan oleh motor :


T = 9.55 P/n = (9.55 X 1 140 000)/228= 47.8 kN.m

2. 2. Suatu motor DC Seri yang digunakan untuk penggerak mesin pad


industri mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Motor dioperasikan pada tegangan kerja (V)= 240 Volt; dan Arus nomin
(Inom) = 38 ampere; kecepatan putar (n)= 1000 rpm; mempunyai tahana
jangkar (Ra)= 0,6 Ω; dan tahanan seri (Rs)= 0,4 Ω.
Oleh karena motor yang digunakan motor DC maka mempunyai rugi-ru
sikat (Vsi)= 5 Volt.
Ditanyakan:
a). Berapa kecepatan putaran motor jika diberi arus
asutan sebesar 25 ampere?
b). Bila ditambah tahanan sebesar 0,6 Ω, dipasang
parallel dengan Rs, pada kondisi arus 20 ampere
berapa kecepatan putarnya?

Penyelesaian :
Jawab : a). Ea = Vt – (IL (Rs +Ra) + Vsi)
Ea = 240 – {40 (0,6 +0,4)+5} = 195 volt

a). Untuk n = 1000 rpm pada arus 25 amper

Nbaru/N = IL/Ia x Ea baru/Ea

Jadi Nbaru = (Ia/IL) x (Eabaru/Ea) x n

Ea baru = 240 – [ 5 + 25 ( 0,6+0,4)] =210 volt

Jadi N 25A = ( 38/25) (210/195) x 1000 =


1636 rpm
Jawab b). Jika ditambah R parallel sebesar 0,6 terhadap
Rs maka:
Rtotal = Rs x R Paralel/ Rs + Rp = 0,4 x
0,6/0,4+0,6 = 0,24 Ω

Pada arus 20 ampere Is = Rt/Rs x 20 A


Jadi Is = 0,24/0,4x20 = 12A

Ea baru = 240 –{ 5 + 12 (0,24+ 0,4)} = 227,32


volt

N baru = (227,32/197) (38/12) x 1000 = 3654


rpm

Anda mungkin juga menyukai