Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ELEKTRONIKA DAYA

SAKLAR STATIS

Penyusun : Aisyia Tazkiya Kulle (10415398)

M. Amru Syifa (14415500)

M. Fajrin ( )

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS GUNADARMA

2018
PENDAHULUAN
Saklar Statis adalah saklar elektronika yang tidak membutuhkan komponen mekanis
untuk melakukan kontak. Untuk menghubungkan antara input dan output, saklar statis tidak
perlu melakukan gerakan mekanis seperti yang terjadi pada saklar manual atau sejenis kontak
relay atau sebuah komponen elektronik yang dirancang khusus untuk menghubungkan dan
memutuskan arus pada suatu rangkaian elektronik yang mampu bekerja dalam waktu yang
sangat cepat biasanya mikrodetik. Komponen yang termasuk sebagai saklar statis diantaranya
dioda, SCR, TRIAC, transistor, mosfet. Masing-masing komponen tersebut memiliki prinsip
kerja yang berbeda meski sama-sama berfungsi sebagai saklar.

Transistor daya dapat digunakan sebagai saklar untuk aplikasi dc-daya rendah. Saklar
statis mempunyai keuntungan antara lain kecepatan pensaklaran yang tinggi, tidak ada bagian
yang bergerak, dan tidak terhubung kembali saat tertutup. Saklar statis dapat diklasifikasikan
menjadi 2 tipe:

1. Tegangan AC, yang terdiri dari :

 Tegangan AC 1 phase.
 Tegangan AC 3 phase.

2. Tegangan DC.

Pada saklar statis tegangan AC menggunakan Thyristor, kecepatan kontak pensaklaran


ditentukan oleh frekuensi dan waktu turn-off dari thyristor, sedangkan pada saklar statis
tegangan DC, kecepatan kontak pensaklaran tergantung pada siklus komutasi dan waktu turn-off
thyristor secara cepat.
 SAKLAR STATIS TEGANGAN AC 1 PHASE
Prinsip kerja dari saklar statis AC 1 phase adalah dimana 2 thyristor dihubungkan terbalik
paralel. Thyristor T1 dinyalakan pada ωt = 0 dan thyristor T2 dinyalakan saat ω t = π . Tegangan
output sama dengan tegangan input. Thyristor berfungsi sebagai saklar dan terkomutasi line.
Bentuk gelombang untuk tegangan input, tegangan keluaran, dan arus keluaran ditunjukkan pada
gambar 5-1b.

Dengan beban induktif, thyristor T1 seharusnya dinyalakan ketika arus melewati beban
nol selama ½ siklus positif dari tegangan input dan thyristor T2 seharusnya dinyalakan ketika
arus melalui beban nol selama ½ siklus negatif dari tegangan input. Pulsa penyalaan untuk T1
dan T2 ditunjukkan dalam gambar 5-1c. TRIAC mungkin juga digunakan disamping 2 thyristor
ditunjukkan dalam gambar 5-2.

Saklar AC thyristor Satu Fasa


Saklar AC TRIAC 1 Fasa

Jika arus line seketika adalah i(t) = Im sin ω t, arus line rms adalah

Karena tiap thyristor membawa arus hanya untuk 1 ½ siklus, arus rata-rata melalui tiap
thyristor adalah

dan arus rms tiap thyristor

Rangkaian 5-1.a dapat dimodifikasi seperti gambar 5-3.a dimana 2 thyristor mempunyai
katoda bersama dan sinyal gate mmepunyai terminal bersama. Thyristor T1 dan dioda D1
konduksi untuk 1 ½ siklus dan thyristor T2 dan dioda D2 konduksi untuk ½ siklus lainnya.
Penyearah jembatan dioda dan thyristor T1 ditunjukkan pada gambar 5-4. a dapat
menunjukkan fungsi yang sama seperti gambar 5-1.a. Arus yang melalui beban adalah ac dan
yang melalui thyristor T1 adalah dc. Transistor dapat menggantikan thyristor T1. Unit yang
terdiri dari transistor atau thyristor dan penyearah jembatan dikenal sebagai saklar bidirectional

Saklar ac 1 Fasa dengan Penyearah Jembatan dan Thyristor

 Saklar AC Tiga Fasa


3 saklar Satu fasa dalam gambar dapat dihubungkan membentuk saklar tiga fasa seperti
gambar . Sinyal gate untuk thyristor dan arus melalui T1 ditunjukkan pada gambar . Beban dapat
dihubungkan secara Wye atau Delta.

Untuk mengurangi jumlah thyristor dan biaya, sirkuit dengan diode dan thyristor yang
sama sperti ditunjukkan pada gambar 5-3.a dapat digunakan untuk bentuk 3 fasa saklar seperti
gambar 5-6. Pada kasus 2 thyristor dihubungkan (back to back) berbalik ada kemungkinan untuk
menghentikan aliran arus tiap ½ siklus. Tapi dengan sebuah dioda dan thyristor, aliran arus
hanya dapat dihentikan tiap siklus dari tegangan input dan waktu reaksi menjadi lambat.

 Saklar Pembalik Arus Bolak Balik Tiga Fasa


Pulsa gate dan thyristor T1 melalui T6 dihidupkan. Line A mengisi terminal a, line B
mengisi terminal b, dan line c mengisi terminal c.Pembalikan daya 3 fasa yang disuplai untuk
beban dapat dilakukan dengan 3 fasa dan dengan menambah 2 saklar 1

Di bawah operasi phasa-berlawanan, thyristor T2, T3, T5, dan T6 dimatikan oleh pulsa
gerbang dan thyristor T7 melalui T10 yang beroperasi. Line B mengisi terminal c dan line C
mengisi terminal b, menghasilkan phasa yang berlawanan dari tegangan beban. Untuk
memperoleh phasa yang berlawanan, semua peralatan harus thyristor. Komutasi thyristor dan
diode ditunjukkan pada gambar 5-6 tidak dapat digunakan; sebaliknya, short circuit phasa ke
phasa akan terjadi.

 Saklar AC Untuk Perpindahan Bus


Saklar statis dapat digunakan untuk perpindahan bus dari sumber catu ke lainnya. Pada
sistem yang mensuplai secara praktis, itu kadang-kadang dibutuhkan untuk saklar beban dari
sumber normal dan ke sumber alternatif dalam kasus:

1) Tidak terdapatnya sumber normal

2) Kondisi tegangan jatuh/tegangan lebih dari sumber normal

Saklar 1 Fasa Perpindahan Bus

Ketika thyristor T1 dan T2 beroperasi, beban yang dihubungkan ke sumber normal dan
untuk perpindahan ke sumber alternatif, thyristor T1 ’ dan T2 ’ beroperasi, sementara T1 dan T2
dimatikan dengan menghambat pulsa gate.
 Saklar DC
Pada kasus saklar dc, tegangan input adalah dc dan transistor daya atau thyristor fast-
switching dapat digunakan. Sekali thyristor dihidupkan, itu harus dimatikan dengan komutasi
paksa dan saklar. Transistor berkutub tunggal ditunjukkan pada gambar 5-10 dengan beban
resistif; dan pada kasus beban induktif, sebuah diode harus dihubungkan melalui beban untuk
melindungi transistor selama saklar mati. Saklar satu kutub dapat dilanjutkan untuk perpindahan
bus dari sumber satu ke sumber lainnya.

Saklar DC 1 Kutub Dengan Transistor

Jika thyristor yang dikomutasikan paksa digunakan, sirkuit komutasi adalah bagian yang
terintegral dari saklar dan saklar dc tipikal untuk aplikasi daya tinggi ditunjukkan pada gambar 5-
11. Jika thyristor T3 dinyalakan, kapasitor C diisi melalui suplai, L dan T3. Dari persamaan (3-2)
dan (3-3), pengisian arus dan tegangan kapasitor dinyatakan sebagai

dimana:

Setelah waktu t = to LC = , pengisian arus menjadi nol dan kapasitor diisi hingga 2 Vs.
Jika thyristor T1 sedang konduksi untuk power supply ke beban, thyristor T2 dinyalakan hingga
T1 mati. Penyalaan T2 menyebabkan pulsa resonansi dari arus yang melalui kapasitor C,
induktor L, dan thyristor T2. Sebagaimana arus resonansi yang meningkat, arus melalui thyristor
T1 berkurang. Ketika arus resonansi naik untuk arus beban, IL, arus thyristor T1 turun hingga
nol dan thyristor T1 dimatikan.

Kapasitor melepaskan muatan melalui resistansi beban, RL.Diode freewheeling, Dm


melalui beban adalah diperlukan untuk beban induktif. Kapsitor harus melepaskan muatan
dengan lengkap setiap aktivitas pensaklaran dan tegangan negatif pada kapasitor dapat dicegah
dengan menghubungkan satu resistor dan satu dioda seperti gambar 5-11. Itu tidaklah mudah,
untuk mematikan rangkaian dc dari saklar dc statis membutuhkan sirkuit tambahan untuk kondisi
turn-off.

Saklar dc dapat dipakai untuk mengatur aliran daya pada tegangan yang sangat tinggi dan
aplikasi arus tinggi (misal reaktor fusi) dan dapat juga digunakan untuk pemutus arus fast-dering.
Di samping transistor, GTO dapat digunakan. GTO dihidupkan dengan mengaplikasikan pulsa
positif singkat sehingga gerbangnya sama pada thyristor normal.

Bagaimanapun juga, GTO dapat dimatikan dengan memakai pulsa negatif singkat hingga
gerbangnya tidak membutuhkan pengulangan komutasi lagi.

Saklar DC Kutub Tunggal Dengan GTO

 Rele Solid State


Saklar statis dapat digunakan sebagai Rele Solid State (SSR), yang mana digunakan
untuk kontrol daya ac dan dc. SSRs mendapatkan banyak aplikasi pada control industri (eg
kontrol dari beban motor, transformer, pemanasan resistansi, dan sebagainya) untuk
menggantikan rele elektromekanik. Untuk aplikasi ac, thyristor atau TRIAC dapat digunakan dan
untuk dc aplikasi, transistor dapat digunakan. SSRs secara elektrik diisolasi normal antara sirkuit
kontrol dan sirkuit beban dengan rele reed, transformator, atau opro coupler.

Gambar 5-13 menunjukkan 2 sirkuit dasar untuk SSRs dc, satu dengan isolasi rele reed
dan persyaratannya hanya 1 rangkaian gerbang untuk 1 TRIAC. Gambar 5-14 menunjukkan
SSRs dengan rele reed, isolasi trafo, dan opto coupler. Jika persyaratan aplikasi membutuhkan
thyristor untuk level daya tinggi, rangkaian pada gambar 5-1.a dapat juga digunakan untuk
mengoperasikan SSR bahkan pun kompleksitas dari rangkaian gerbang akan meningkat. 1 Fasa
pada gambar 5-1.a dapat digunakan untuk menjalankan operasi SSR, rangkaian pada gambar 5-2
dengan TRIAC secara normal digunakan untuk daya ac, karena lainnya dengan optp coupler.

 Desain Saklar Statis


Saklar solid state terdapat secara komersial dengan tegangan yang dibatasi dan range
testing arus dari 1 A hingga 50 A dan hingga 440 V jika kebutuhan untuk desain SSRs untuk
mengetahui persyaratan yang spesifik, desain sederhana, dan membutuhkan penentuan tegangan
dan rating arus dari peralatan semikonduktor daya.

Keuntungan dari pemakaian Saklar statis adalah :

 Kecepatan kontak pensaklaran yang tinggi.


 Tidak ada bagian yang bergerak (secara mekanis).
 Tidak terhubung kembali saat kondisi tertutup.
Contoh Soal
1. Apa saja keuntungan saklar statis?
2. Sebutkan komponen-komponen yang termasuk sebagai saklar
statis!
3. Apa prinsip kerja saklar statis AC 1 fasa?
4. Apa kegunaan dari Rele Solid State?
5. Bagaimana kasus untuk saklar beban dari sumber normal dan ke
sumber alternatif?
Jawaban
1. Kecepatan kontak pensaklaran yang tinggi.
Tidak ada bagian yang bergerak (secara mekanis).
Tidak terhubung kembali saat kondisi tertutup.
2. dioda, SCR, TRIAC, transistor, mosfet
3. 2 thyristor dihubungkan terbalik parallel.

4. digunakan untuk kontrol daya ac dan dc. SSRs mendapatkan banyak


aplikasi pada control industri (eg kontrol dari beban motor,
transformer, pemanasan resistansi, dan sebagainya) S

5. 1)tidak terdapatnya sumber normal

2)kondisi tegangan jatuh/tegangan lebih dari sumber normal


DAFTAR PUSTAKA
http://abi-blog.com/saklar-statis/
http://octoviandiningrum.blogspot.co.id/2011/04/saklar-statis-dan-dinamis.html
https://dokumen.tips/documents/modul-saklar-statis.html
https://aryulius.files.wordpress.com/2012/06/saklar_statis1.doc

Anda mungkin juga menyukai