SAKLAR STATIS
M. Fajrin ( )
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
PENDAHULUAN
Saklar Statis adalah saklar elektronika yang tidak membutuhkan komponen mekanis
untuk melakukan kontak. Untuk menghubungkan antara input dan output, saklar statis tidak
perlu melakukan gerakan mekanis seperti yang terjadi pada saklar manual atau sejenis kontak
relay atau sebuah komponen elektronik yang dirancang khusus untuk menghubungkan dan
memutuskan arus pada suatu rangkaian elektronik yang mampu bekerja dalam waktu yang
sangat cepat biasanya mikrodetik. Komponen yang termasuk sebagai saklar statis diantaranya
dioda, SCR, TRIAC, transistor, mosfet. Masing-masing komponen tersebut memiliki prinsip
kerja yang berbeda meski sama-sama berfungsi sebagai saklar.
Transistor daya dapat digunakan sebagai saklar untuk aplikasi dc-daya rendah. Saklar
statis mempunyai keuntungan antara lain kecepatan pensaklaran yang tinggi, tidak ada bagian
yang bergerak, dan tidak terhubung kembali saat tertutup. Saklar statis dapat diklasifikasikan
menjadi 2 tipe:
Tegangan AC 1 phase.
Tegangan AC 3 phase.
2. Tegangan DC.
Dengan beban induktif, thyristor T1 seharusnya dinyalakan ketika arus melewati beban
nol selama ½ siklus positif dari tegangan input dan thyristor T2 seharusnya dinyalakan ketika
arus melalui beban nol selama ½ siklus negatif dari tegangan input. Pulsa penyalaan untuk T1
dan T2 ditunjukkan dalam gambar 5-1c. TRIAC mungkin juga digunakan disamping 2 thyristor
ditunjukkan dalam gambar 5-2.
Jika arus line seketika adalah i(t) = Im sin ω t, arus line rms adalah
Karena tiap thyristor membawa arus hanya untuk 1 ½ siklus, arus rata-rata melalui tiap
thyristor adalah
Rangkaian 5-1.a dapat dimodifikasi seperti gambar 5-3.a dimana 2 thyristor mempunyai
katoda bersama dan sinyal gate mmepunyai terminal bersama. Thyristor T1 dan dioda D1
konduksi untuk 1 ½ siklus dan thyristor T2 dan dioda D2 konduksi untuk ½ siklus lainnya.
Penyearah jembatan dioda dan thyristor T1 ditunjukkan pada gambar 5-4. a dapat
menunjukkan fungsi yang sama seperti gambar 5-1.a. Arus yang melalui beban adalah ac dan
yang melalui thyristor T1 adalah dc. Transistor dapat menggantikan thyristor T1. Unit yang
terdiri dari transistor atau thyristor dan penyearah jembatan dikenal sebagai saklar bidirectional
Untuk mengurangi jumlah thyristor dan biaya, sirkuit dengan diode dan thyristor yang
sama sperti ditunjukkan pada gambar 5-3.a dapat digunakan untuk bentuk 3 fasa saklar seperti
gambar 5-6. Pada kasus 2 thyristor dihubungkan (back to back) berbalik ada kemungkinan untuk
menghentikan aliran arus tiap ½ siklus. Tapi dengan sebuah dioda dan thyristor, aliran arus
hanya dapat dihentikan tiap siklus dari tegangan input dan waktu reaksi menjadi lambat.
Di bawah operasi phasa-berlawanan, thyristor T2, T3, T5, dan T6 dimatikan oleh pulsa
gerbang dan thyristor T7 melalui T10 yang beroperasi. Line B mengisi terminal c dan line C
mengisi terminal b, menghasilkan phasa yang berlawanan dari tegangan beban. Untuk
memperoleh phasa yang berlawanan, semua peralatan harus thyristor. Komutasi thyristor dan
diode ditunjukkan pada gambar 5-6 tidak dapat digunakan; sebaliknya, short circuit phasa ke
phasa akan terjadi.
Ketika thyristor T1 dan T2 beroperasi, beban yang dihubungkan ke sumber normal dan
untuk perpindahan ke sumber alternatif, thyristor T1 ’ dan T2 ’ beroperasi, sementara T1 dan T2
dimatikan dengan menghambat pulsa gate.
Saklar DC
Pada kasus saklar dc, tegangan input adalah dc dan transistor daya atau thyristor fast-
switching dapat digunakan. Sekali thyristor dihidupkan, itu harus dimatikan dengan komutasi
paksa dan saklar. Transistor berkutub tunggal ditunjukkan pada gambar 5-10 dengan beban
resistif; dan pada kasus beban induktif, sebuah diode harus dihubungkan melalui beban untuk
melindungi transistor selama saklar mati. Saklar satu kutub dapat dilanjutkan untuk perpindahan
bus dari sumber satu ke sumber lainnya.
Jika thyristor yang dikomutasikan paksa digunakan, sirkuit komutasi adalah bagian yang
terintegral dari saklar dan saklar dc tipikal untuk aplikasi daya tinggi ditunjukkan pada gambar 5-
11. Jika thyristor T3 dinyalakan, kapasitor C diisi melalui suplai, L dan T3. Dari persamaan (3-2)
dan (3-3), pengisian arus dan tegangan kapasitor dinyatakan sebagai
dimana:
Setelah waktu t = to LC = , pengisian arus menjadi nol dan kapasitor diisi hingga 2 Vs.
Jika thyristor T1 sedang konduksi untuk power supply ke beban, thyristor T2 dinyalakan hingga
T1 mati. Penyalaan T2 menyebabkan pulsa resonansi dari arus yang melalui kapasitor C,
induktor L, dan thyristor T2. Sebagaimana arus resonansi yang meningkat, arus melalui thyristor
T1 berkurang. Ketika arus resonansi naik untuk arus beban, IL, arus thyristor T1 turun hingga
nol dan thyristor T1 dimatikan.
Saklar dc dapat dipakai untuk mengatur aliran daya pada tegangan yang sangat tinggi dan
aplikasi arus tinggi (misal reaktor fusi) dan dapat juga digunakan untuk pemutus arus fast-dering.
Di samping transistor, GTO dapat digunakan. GTO dihidupkan dengan mengaplikasikan pulsa
positif singkat sehingga gerbangnya sama pada thyristor normal.
Bagaimanapun juga, GTO dapat dimatikan dengan memakai pulsa negatif singkat hingga
gerbangnya tidak membutuhkan pengulangan komutasi lagi.
Gambar 5-13 menunjukkan 2 sirkuit dasar untuk SSRs dc, satu dengan isolasi rele reed
dan persyaratannya hanya 1 rangkaian gerbang untuk 1 TRIAC. Gambar 5-14 menunjukkan
SSRs dengan rele reed, isolasi trafo, dan opto coupler. Jika persyaratan aplikasi membutuhkan
thyristor untuk level daya tinggi, rangkaian pada gambar 5-1.a dapat juga digunakan untuk
mengoperasikan SSR bahkan pun kompleksitas dari rangkaian gerbang akan meningkat. 1 Fasa
pada gambar 5-1.a dapat digunakan untuk menjalankan operasi SSR, rangkaian pada gambar 5-2
dengan TRIAC secara normal digunakan untuk daya ac, karena lainnya dengan optp coupler.