Anda di halaman 1dari 8

Nama : Endang Clara Br Munthe

NIM : 5183230004

Kelas : Teknik Elektro-B 2018

KESIMPULAN
Komutasi Thyristor
 Thyristor

Thyristor merupakan salah satu tipe devais semikonduktor daya yang paling penting dan
telah digunakan secara ekstensif pada rangkaian elektronika daya. Thyristor biasanya digunakan
sebagai saklar/bistabil, beroperasi antara keadaan non konduksi.

 Macam-macam thyristor

a.SCR

SCR kepanjangan dari Silicon Controlled Rectifier. SCR berfungsi sebagai saklar arus
searah. Struktur SCR terbentuk dari dua buah junction PNP dan NPN.

b. DIAC

DIAC merupakan kepanjangan dari Diode Alternating Current. DIAC tersusun dari dua
buah dioda PN dan NP yang disusun berlawanan arah. DIAC memerlukan tegangan breakdown
yang relatif tinggi untuk dapat menembusnya. Karena karakteristik inilah DIAC umumnya
dipakai untuk memberi trigger pada TRIAC.

c.TRIAC

TRIAC merupakan kepanjangan dari Triode Alternating Current. TRIAC dapat


digambarkan seperti SCR yang disusun bolak-balik. TRIAC dapat melewatkan arus bolak-balik.
Dalam pemakaiannya TRIAC digunakan sebagai saklar AC tegangan tinggi (diatas 100Volt).
TRIAC bisa juga disebut SCR bi-directional. Untuk memberi trigger pada TRIAC dibutuhkan
DIAC sebagai pengatur level tegangan yang masuk.

Dibawah ini juga termasuk ke dalam jenis Thyristor,

 Komutasi

Komutasi adalah proses untuk membuat thyristor off yang biasanya dicapai dengan
mengalirkan arus ke bagian lain dari rangkaian. Rangkian komutasi biasanya memerlukan
tambahan komponen untuk dapat menghasilkan  turn-off. Thyristor biasanya di-on-kan dengan
memberikan sinyal gerbang pulsa positif. Ketika berada dalam mode konduksi, tegangan
jatuhnya cukup kecil, sekitar 0,5 sampai dengan 2 Volt dan akan diabaikan pada penelitian ini.

 Rangkaian Komutasi Thyristor

Thyristor tetap memainkan peran yang sangat penting pada aplikasi tegangan dan arus
tinggi, umumnya diatas 500 ampere dan 1 kilovolt. Teknik komutasinya menggunakan resonansi
LC ( rangkaian RLC tak teredam ) untuk memaksa arus dan/ atau tegangan dari thyristor ke nol,
sehingga membuat devais menjadi off. Salah satu contoh rangkaian komutasi thyristor adalah
sebagai berikut :
 Teknik Komutasi Thyristor

Thyristor biasanya dikonduksikan dengan meberikan sinyal pulsa gate. Ketika thyristor
mode konduksi, drop tegangan-nya kecil, sekitar 0,25 hingga 2 V, dan pada pembahasan bab ini
diabaikan. Begitu thyristor dikonduksikan dan kebuatuhan keluaran dipenuhi, biasanya
memerlukan pemadaman. Pemadaman yang dimaksud adalah bahwa thyristor tidak lagi dalam
keadaan konduksi dan tegangan anode positif tidaka akan menghasilkan aliran arus anode tanpa
adanya sinyal gate. Komutasi adalah proses pemadaman thyristor, dan pada umumnya
disebabkan adanya transfer aliran arus ke lintasan yang lain dalam rangkaian. Rangkaian
komutasi umumnya menggunakan komponen tambahan untuk dapat menghasilkan pemadaman.
Dengan pengembangan thyirstor, banyak rangkaian komutasi yang telah dikembangkan dan
tujuan dari semua rangkaian itu adalah untuk mengurangi proses pemadaman thyristor.
Banyak teknik untuk mengkomutasikan thyristor. Akan tetapi secara keseluruhan dapat
diklasifikasikan menjadi 2 tipe :

1, Komutasi alamiah (natural commutation)


2. Komutasi paksa (force commutation)

 Komutasi Alamiah
Bila tegangan sumber adalah ac, arus thyristor secara alamiah melalui titik nol, dan
tegangan pada thyristor membalik. Sehingga secara otomatis komponen akan padam karena sifat
alamiah dari tegangan sumber. Komutasi ini dinamakan komutasi alamiah atau komutasi jala-
jala (natural commutation or line commutation). Dalam prakteknya, tyhristor di trigger secara
sinkron dengan titik nol dari tegangan masukan positif setiap siklus agar memberikan kontrol
daya yang kontinyu. Tipe komutasi ini diaplikasikan pada kontroler tegangan ac, penyearah
terkontrol, dan cycloconverter.

 Komutasi Paksa
Pada banyak rangkaian thyristor, tegangan masukannya dc dan arus yang mengalir pada
thyristor dipaksakan menjadi nol dengan rangkaian tambahan yang disebut rangkaian komutasi
(commutation circuit) untuk memadamkan thyristor. Teknik ini disebut dengan komtasi paksa
(force commutation) dan umumnya diaplikasi pada konverter dc-dc (chopper) dan konverter dc-
ac (inverter). Komutasi paksa thyristor dapat dicapai dengan tujuh cara dan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Self-commutaion
2. Impulse commutaion
3. Resonant pulse commutaion
4. Complementary commutaion
5. External pulse commutaion
6. Load-side commutaion
7. Line-side commutation

Klasifikasi dari komutasi paksa ini didasarkan pada penataan komponen rangkaian
komutasi dan pada perilaku pemaksaan arus thyristor menjadi nol. Umumnya rangakaian
komutasi terdiri dari sebuah kapasitor, sebuah induktor, dan satu atau lebih thyristor dan/atau
diode.

 Komutasi Impuis (Impulse Commutation)


Rangkaian komutasi impuis ditunjukkan pada gambar 5-6. Diasumsikan bahwa awalnya
kapasitor bermuatan dengan tegangan -V0 dengan polaritas ditunjukkan pada gambar.
 Komutasi pulsa resonansi (resonant pulse commutation)
Ketika thyristor komutasi T2 dinyalakan, rangkaian resonansi terbentuk oleh L, C, Ti dan
T2. Rangkaian resonansi dapat diturunkan sebagai berikut

dan tegangan kapasitor adalah

dimana Ip adalah nilai puncak yang diperbolehkan dari arus resonansi. Karena arus
resonansi, arus maju thyristor Ti berkurang menjadi nol pada t = t|, ketika arus resonan sama
dengan arus beban Im. Waktu ti harus memenuhi kondisi i(t = ti) = I m pada persamaan (5-11) dan
diperoleh sebagai berikut

Nilai tegangan kapasitor adalah

Arus yang melalui thyristor Ti akan berkurang dan kapasitor akan terisi kembali dengan
laju yang ditentukan oleh arus beban Im. Kapasitor akan membuang muatan dari -Vo hingga 0
dan tegangannya akan naik mencapai tegangan sumber dc V s, kemudian diode Dm mulai
konduksi dan kondisinya serupa dengan rangakaian pada gambar 5-4 dengan waktu durasi to.
Hal tersebut ditunjukkan dalam gambar 5-12b. Energi yang tersimpan pada induktor L akibat
dari arus puncak beban Imyang ditransfer ke kapasitor, yang menyebabkan kapasitor kelebihan
muatan, dan tegangan kapasitor V0 dapat dihitung dari persamaan (5-7). Tegangan kapasitor
terbalik dari VC(=V0) hingga -V0 dengan penyalaan T3. Kemudian pada thyristor T3 terjadi
komutasi sendiri serupa dengan rangkaian pada gambar 5-3. Rangkaian ini tidak dapat stabil
karena energi yang dibangkitkan pada kapasitor komutasi.

 Komutasi komplemen (Complementary commutation)

Ketika Tt dinyalakan, beban Ri terhubung dengan tegangan sumber Vs, dan pada saat itu
kapasitor C terisi muatan hingga mencapai Vs melalui beban yang lain yaitu R2. Thyristor T2
dalam keadaan reverse bias dan dipadamkan dengan komutasi impuls. Begitu thyristor Tj
padam tegangan kapasitor terbalik menjadi -Vo melalui Ri, T2, dan sumber. Bila Ti
dinyalakan kembali, thyristor T2 padam dan berulang siklus berikutnya. Pada umumnya dua
thyristor konduksi dengan interval waktu yang sama. Bentuk gelombang tegangan dan arus
ditunjukkan pada gambar 5-15 untuk Ri = R 2 R. Karena setiap thyristor dipadamkan akibat
dari komutasi impuls, maka komutasi jenis ini disebut dengan komutasi impuls komplementer
{complementary impulse commitation).
Solusi : Asumsikan kapasitor diisi oleh tegangan sumber V s pada siklus komu tasi
komplementer sebelumnya, rangkaian selama periode komutasi mirip dengan gambar 5-
10. Arus yang melalui kapasitor diberikan oleh
 Komutasi pulsa eksternal (External pulse commutation)
Pulsa arus diperoleh dari tegangan eksternal untuk memadamkan thyristor. Gambar 5-15
menunjukkan rangakainthyristor yang menggunakan komutasi pulsa eksternal dan dua tegangan
sumber. Vs adalah tegangan sumber utama dan V adalag tegangan sumber tambahan.
Bila thyristor dinyalakan, kapasitor akan terisi muatan dari sumber tegangan tambahan.
Dengan asumsi bahwa awalnya kapasitor tidak bermuatan, arus pulsa resonan dengan puncak
Wc/L, yang serupa dengan gambar rangkaian pada gambar 5-2, akan mengalir melalui Tj hingga
kapasitor terisi hingga 2 V. Bila thyristor Ti konduksi dan arus beban disuplai dari sumber utama
Vs, penyalaan thyristor T2 akan memberikan tegangan balik sebesar (Vs - 2V) pada thyristor T],
sehingga Ti akan padam. Begitu thyristor Ti padam, kapasitor akan membuang muatan melalui
beban pada laju perubahan (rate) ditentukan oleh besarnya arus beban Im.

 Komutasi beban (Load-side commutation)


Pada komutasi beban, beban akan terhubung seri dengan kapasitor, dan pembuangan dan
pengisian kembali kapasitor dilakukan melalui beban. Kinerja rangkaian komutasi beban
tergantung pada beban dan pengetesan rangakaian komutasi ini tidak dapat dilakukan tanpa
menghubungkan dengan beban. Gambar 5-6, 5-8, 5-12, dan 5-13 adalah contoh-contoh komutasi
beban.
 Komutasi saluran (Line-side commutation).
Ketika thyristor T2 dinyalakan, kapasitor C terisi muatan hingga 2.V S dan T2 komutasi
sendiri serupa dengan rangkaian 5-2. Thyristor T 3 dinyalakan untuk membalik tegangan
kapasitor hingga - 2VS dan T3 juga komutasi sendiri. Dengan asumsi bahwa thyristor T|
konduksi dan mengalirkan arus beban Im, thyristor T2 dinyalakan untuk memadamkan Tj.
Penyalaan thyristor T2 akan mem-bias maju diode Dm dan memberikan tegangan balik 2VS pada
T|, sehingga Ti akan padam. Pembuangan dan pengisian kembali kapasitor akan dilakukan
melalui sumber. Hubungan dengan beban tidak diperlukan untuk mencoba rangkaian komutasi.
Induktor L mengalirkan arus beban lm dan rangakain ekivalen selama periode komutasi
ditunjukkan pada gambar 5-18

Anda mungkin juga menyukai