Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

PROSES KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

Endang Clara Br Munthe/5183230004

Arjun Korintian Purba/5183230005

Reza Hermawan/5183230006

PROGRAM STUSI S-1 TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga Makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dalam menyusun tugas makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah saya yaitu ”Kewirausahaan”.

Saya berharap semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Untuk itu,kepada para pembaca saya mohon masukan-masukannya yang bersifat
membangun guna memperbaiki makalah ini agar bisa jauh lebih baik.

Medan, Februari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak
pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.
Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat
membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah
tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak
membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan.

Wirausaha (entrepreneur) memegang peranan yang sangat penting dalam


memajukan ekonomi suatu negara. Kemajuan ekonomi mestinya sejalan dengan
kemampuan dan peningkatan daya beli, peningkatan taraf kesejahteraan hidup dan
kemakmuran bangsa yang merata dan dirasakan secara nyata, bukan hanya
ditunjukkan oleh angka-angka statistik saja.

Di dalam kewirausahaan terkandung nilai, kemampuan dan proses. Adanya


nilai dan kemampuan pada diri seorang wirausahawan dapat memunculkan suatu
peluang usaha dalam kegiatan berwirausaha. Dalam makalah ini akan membahas
secara spesifik mengenai “Proses Kewirausahaan”. Makalah tentang proses
kewirausahaan ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui bagimana proses dan tips-
tips menjadi seorang pengusaha yang sukses, serta untuk melengkapi tugas dari mata
kuliah Kewirausahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan penulisan untuk makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses dan tahapan kewirausahaan terjadi?
2. Apa yang menjadi faktor keberhasilan dan kegagalan wirausaha?
3. Apa ide dan peluang yang dapat didapat dalam dunia kewirausahaan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulis untuk membuat makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses dan tahapan kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor keberhasilan dan kegagalan wirausaha.
3. Untuk mengetahui ide dan peluang dalam berwirausaha.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proses Kewirausahaan


Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang
menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan
terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.
Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari
tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinsiatif, yang tidak lain
adalah berpikir kreatif dan bertindak inovatif (Suryana, 2006: 3). Inovasi tersebut
dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi.

Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu,
seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor
yang berasal dari lingkungan diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena
itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi oleh
lingkungan, organisasi dan keluarga.

2.2 Faktor – Faktor Pemicu Kewirausahaan


David C. McClelland, mengemukakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship)
ditentukan oleh:

 Motif berprestasi (achievement), orang yang berwirausaha dengan tujuan prestasi dan
dengan prestasi yang di capai diharapkan akan memberikan kepuasan pada dirinya.
 Optimisme (optimism), seorang wirausaha selalu harus optimis dapat mencapai
tujuan dan sasaran dengan tepat dan selalu memperbaharui tujuan dalam jangka waktu
tertentu.
 Sikap-sikap nilai (value attitudes), seorang wirausaha memiliki nilai keperibadian
yang luhur dan menjadi contoh bagi orag lain.
 Status kewirausahaan (entreprenuerial status) atau keberhasilan, seorang wirausaha
yang sukses akan dihargai lebih tinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan
menciptakan peluang baru.

Ibnoe Soedjono dan Roopke, menyatakan bahwa proses kewirausahaan atau


tindakan kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi dari:

 Property Right (PR), seseorang akan berusaha bekerja keras sebaik-baiknya pada
usaha yang menjadi miliknya.
 Competency/ability (C), oang yang mempunyai kompetensi dalam mengerjakan
segala sesuatu menjadi lebih mudah dan mampu menyelesaikan segala pekerjaan
dengan hasil yang terbaik.
 Incentive (I), harapan memperoleh insentif yang lebih besar menjadi pendorong
perilaku sorang wirausaha untuk bekerja keras dan penuh kedisiplinan.
 External Environment (E). lingkungan dapat menjadi pemicu berwirausaha, seperti
ketidakpuasan dalam bekerja pada perusahaan orang lain, peluang usaha terbuka
lebar, PHK.

2.3 Proses Kewirausahaan

2.3.1 Proses Awal Kewirausahaan


Seseorang yang memiliki kemauan berusaha biasanya diawali dengan adanya suatu
tantangan. Ada tantangan, maka ada usaha untuk berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Ada
usaha pasti ada tantangan. Bila tidak ada tantangan, tidak akan ada usaha, yaitu berfikir
kreatif dan bertindak inovatif.
Dengan adanya tantangan tersebut, seseorang akan berpikir kreatif untuk melahirkan
ide-ide, gagasan-gagasan, khayalan-khayalan, dan dorongan untuk berinisiatif. Khayalan-
khayalan (dreams) ini memang penting untuk melahirkan gagasan. Gagasan, ide, dan
dorongan muncul apabila kita berpikir kreatif. Dengan demikian, bila tidak ada tantangan,
kita tidak akan kreatif. Semua tantangan pasti memiliki risiko, yaitu kemungkinan berhasil
atau tidak berhasil. Oleh sebab itu wirausahawan adalah orang yang berani menghadapi risiko
dan menyukai tantangan.
Pada hakikatnya manusia berkembang dari pengalaman, belajar dan berpikir. Ide
kreatif dan inovatif wirausahawan kadang kala muncul melalui proses imitasi (peniruan) dan
duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan berujung pada proses
penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi). Kemampuan berinovasi wirausahawan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari diri pribadi maupun dari lingkungan.
Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah dorongan untuk berprestasi,
komitmen yang kuat, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman yang dimiliki
(terinternalisasi). Inovasi ini akan dipicu oleh faktor pemicu yang berasal dari lingkungan
pada waktu inovasi, yaitu peluang, model peran, dan aktivitas.
Kewirausahaan muncul apabila memiliki motivasi, komitmen (kesungguhan), nilai-
nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Faktor-faktor pribadi akan berkembang bila dipicu
oleh lingkungan, seperti peluang, peran, aktivitas, persaingan, sumber daya, kebijakan
pemerintah, pesaing, pelanggan, pemasok (supplier) investor, dan banker lainnya.
Berikut adalah proses menuju kewirausahaan yang sukses yang diawali dengan
tantangan dan diakhiri dengan keberhasilan.
Pertama, dengan ada tantangan, seorang wirausahawan akan berpikir kreatif dan
berusaha inovatif. Orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif adalah orang yang
produktif. Oleh sebab itu, orang yang memiliki tantangan selalu berfikir kreatif, produktif,
dan inovatif.
Kedua, akan ada usaha dan setiap usaha pasti ada tantangan. Sekali menemukan
tantangan, maka tantangan berikutnya akan tumbuh. Tantangan merangsang wirausahawan
berpikir kreatif dan bangkit, mengkhayal (dreams) menggagas, mencari jalan keluar dari
tantangan. Proses kreatif inilah yang oleh Zimmerer (1996) didefinisikan sebagai “berpikir
sesuatu yang baru (thinking new things)”. Hasil berpikir (kreatif) adalah gagasan, khayalan,
imajinasi, dan ide-ide, yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk tindakan nyata
(inovasi), yaitu “melakukan sesuatu yang baru (doing new things) untuk menghasilkan
produk-produk inovatif. Kreativitas dan inovasi dilakukan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda yang dikenal dengan nilai tambah. Nilai tambah akan menghasilkan daya
saing, dan daya saing akan menghasilkan peluang.
Ketiga, seseorang berpikir (kreatif) dan bertindak (inovatif) merupakan orang yang
produktif. Orang yang produktif adalah orang yang selalu berpikir dan bertindak untuk
menghasilkan “sesuatu yang baru dan berbeda (somethings new and different). Sesuatu yang
baru dan berbeda tidak lain merupakan nilai tambah. Nilai tambah memproyeksikan kualitas,
dan kualitas memproyeksikan keunggulan. Keunggulan menghasilkan daya saing. Daya saing
merupakan peluang. Dengan demikian, orang kreatif dan inovatif adalah orang yang
produktif untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, bernilai tambah, unggul, berkualitas,
berdaya saing, memiliki banyak peluang, dan identik dengan kesuksesan.
Wirausahawan akan berhasil dan tangguh, bila ada semangat dan kerja keras.
Semangat dan kerja keras inilah modal utama yang menentukan wirausahawan akan
mengalami keberhasilan ataupun kegagalan berwirausaha. Usaha dan pekerjaan yang
ditekuninya tersebut harus sungguh-sungguh jangan hanya bersifat asal-asalan, sampingan,
atau sambilan, tetapi harus betul-betul ditekuni. Keseriusan dan ketekunan inilah yang
disebut dengan loyalitas, komitmen, dan tanggung jawab.
Ide berwirausaha juga bisa muncul dari pengalaman. Hasil survei yang dikemukakan
oleh Pegy Lambing (2000: 90) menunjukkan: “hampir setengah (43%) dari responden
menjawab bahwa mereka mendapatkan ide untuk berbisnis berasal dari pengalaman yang
diperoleh ketika mereka bekerja di beberapa perusahaan dan bidang profesional lainnya.
Mereka mulai mengenal cara mengoperasikan usaha dan cara-cara membuat kontak-kontak
jaringan kerja”.
2.3.2  Proses Perkembangan Kewirausahaan
Setelah menjadi wirausahawan pasti anda ingin berkembang dikutip dari Suryana
(2013 : 101). Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996:3), proses
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik internal maupun eksternal seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan,
dan lingkungan (Bygrave 1996:3). Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control,
kreativitas, inovasi, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembang menjadi
wirausaha yang besar (Soeharto Prawirokusumo (1977:5). Secara internal, inovasi
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu yang mempengaruhi di antaranya model
peran, aktivitas dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan
melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.

Dalam suatu bagan, Carol Noore mengemukakan faktor-faktor pemicu kewirausahaan


dan model proses kewirausahaan
Gambar sebagai
2.3.1 Model berikut:
Proses PerkembanganKewirausahaan

Pribadi : Pribadi : Sosiologi : Pribadi : Organisasi :


Pencapaian Pengambilan Jaring an Wirausahawa Kelompok
locus of control resiko kelompok n Strategi
Toleransi Ketidakkpuasa Orang tua Pemimpin Struktur
Pengambilan n Keluarga Manajer Budaya
resiko Pendidikan Model peran Komitmen produk
Nilai pribadi Usia visi
Pendidikan komitmen
pengalaman

INOVASI KEJADIAN PEMICU IMPLEMENTASI PERTUMBUHAN

Lingkungan : Lingkungan : Lingkungan :


Peluang Kompetisi Pesaing
Model peranan Sumber daya Pelanggan
aktivitas Inkubator Pemasok
Kebijakan Investor, Bankir
pemerintah
Pertama, fase inovasi. Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya
inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor individu yang
memengaruhi inovasi adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan resiko, nilai
– nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman. Sementara itu, faktor eksternal yang berasal dari
lingkungan yang memengaruhi inovasi adalah peluang, model peran dan aktivitas.

Kedua, fase kejadian pemicu. Setelah inovasi semakin merangsang untuk terus
berproses dan timbullah kejadian pemicu. Kejadian pemicu dipengaruhi oleh faktor pribadi,
sosiologi dan lingkungan. Faktor pribadi yang memengaruhi kejadian pemicu meliputi locus
of control, toleransi, pengambilan resiko, nilai – nilai pribadi, pendidikan, pengalaman,
keberanian menghadapi resiko, ketidakpuasan dan usia. Sementara itu, faktor lingkungan
yang memicu terdiri atas peluang, model peran, aktivitas, persaingan, sumber daya, inkubator
dan kebijakan pemerintah. Selanjutnya, faktor sosiologi yang memicu terdiri atas jaringan,
kelompok, orang tua, keluarga dan model peran.

Ketiga, fase implementasi. Setelah ada pemicu, maka dalam implementasinya


dipengaruhi oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor pribadi yang memengaruhi
implementasi terdiri atas visi, komitmen, manajer, pemimpin dan wirausahawan. Faktor
lingkungan yang memengaruhi implementasi terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok,
investor, banker, inkubator, sumber daya dan kebijakan pemerintah. Faktor sosiologi yang
memengaruhi implementasi meliputi jaringan, kelompok, orang tua, keluarga dan model
peran.

Keempat, fase pertumbuhan. Implementasi mendorong pertumbuhan. Pada fase


pertumbuhan dipengaruhi oleh pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor pribadi yang
memengaruhi pertumbuhan terdiri atas visi, komitmen, manajer, pemimpin, dan
kewiusahawanan. Faktor organisasi yang memengaruhi pertumbuhan kewirausahaan meliputi
kelompok, strategi, struktur, budaya dan produk. Sementara itu, faktor lingkungan yang
memengaruhi pertumbuhan terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok, investor dan banker.

Seseorang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat


menggabungkan nilai-nilai,sifat-sifat utama (pola sikap) dan perilaku dengan bekal
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis (knowledge and practice). Jadi,
pedoman-pedoman, pengharapan-pengharapan dan nilai-nilai, baik yang berasal dari pribadi
maupun kelompok berpengaruh dalam membentuk perilaku kewirausahaan.

Menurut Srie Sulastri (2008), pengembangan kewirausahaan di awali dari proses


sebagai berikut :
1. Proses Inovasi yaitu faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan
berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman.
2. Proses Pemicu yaitu faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan
kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
3. Proses Pelaksanaan yaitu faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu
kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manager sebagai pelaksana kegiatan, dan
adanya visi jauh kedepan untuk mencapai keberhasilan.
2.3.3   Proses Pertumbuhan Kewirausahaan
2.3.3.1 Ciri-Ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 115 usaha kecil unggulan di Kabupaten


Bandung yang dilakukan oleh penulis, diperoleh kesimpulan bahwa pada umumnya proses
pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil tersebut memiliki tiga ciri penting, yaitu:

1) Tahap imitasi dan duplikasi (imitating and duplicating).


2) Tahap duplikasi dan pengembangan (duplicating and developing).
3) Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda (creating new and
different).

Pada tahap pertama, yaitu proses imitasi dan duplikasi, para wirausaha mulai
meniru ide-ide orang lain, misalnya untuk memulai atau merintis usaha baru diawali dengan
meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis barang/jasa yang akan dihasilkan meniru
yang sudah ada. Demikian pula dengan teknik produksi, desain, pemprosesan, organisasi
usaha, dan pola pemasaran meniru yang sudah ada. Beberapa keterampilan tertentu diperoleh
melalui magang atau pengalaman baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan
tetapi tidak sedikit pula wirausaha yang berhasil karena proses pengamatan.

Selanjutnya, pada tahap duplikasi dan pengembangan, para wirausaha mulai


mengembangkan ide-ide barunya. Dalam tahap duplikasi produk misalnya, wirausaha mulai
mengembangkan produknya melalui diversifikasi dan diferensiasi dengan didesain sendiri.
Demikian pula dalam organisasi usaha dan pemasaran mulai dikembangkan dengan model-
model pemasaran sendiri. Meskipun pada tahap ini mengalami perkembangan yang lambat
dan cenderung kurang dinamis, tetapi sudah ada sedikit perubahan. Misalnya desain dan
teknik yang cenderung monoton, mungkin berubah tiga sampai lima tahun sekali, pemasaran
cenderung dikuasai oleh bentuk-bentuk monopsoni oleh para pedagang pengumpul seperti
usaha kecil pada umumnya.

Beberapa wirausaha diantaranya ada juga yang mangikuti model pemasaran dan
cenderung berperan sebagai market follower dan beberapa perusahaan lagi mengikuti
kehendak pedagang pengumpul.Setelah tahap duplikasi dan pengembangan kemudian tahap
menciptakan sendiri sesuatu yang baru dan berbeda melalui ide-ide sendiri sampai terus
berkembang. Pada tahap ini wirausaha biasanya mulai bosan dengan proses produksi yang
ada, keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai timbul dan
adanya keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul secara menggebu-gebu. Pada tahap
ini organisasi usaha mulai diperluas dengan skala yang luas pula, produk mulai diciptakan
sendiri berdasarkan pengamatan pasar dan beradsarkan kebutuhan konsumen, ada keinginan
untuk menjadi penentang pasar (market challenger) bahkan pemimpin pasar (market
leader).Produk-produk unik yang digerakkan oleh pasar(market driven) mulai diciptakan dan
disesuaikan dengan perkembangan teknik yang ada.Beberapa industri kecil tertentu,misalnya
industri kecil sepatu dan industri konveksi mulai menantang pasar (market challenger) ,
sedangkan industri lainnya yang mulai menjadi pengikut pasar (market follower).

Dilihat prosesnya, Zimmerer (1996 : 15-16) membagi tahap perkembangan


kewirausahaan menjadi dua,yaitu :
(1) Tahap awal
(2) Tahap pertumbuhan

Tabel Ciri-ciri Petumbuhan Kewirausahaan

TAHAP PERTUMBUHAN
TAHAP AWAL (STAR - UP)
(GROWTH)
A.Tujuan dan Perencanaan :
● Kesinambungan tujuan dan rencana pokok Tumbuh sederhana,efisien,orientasi
(menciptakan ide-ide pasar) laba,dan rencana langsung untuk
mencapainya
B. Sifat atau Ciri-ciri Kunci Personal
● Memfokuskan pada masa yang akan datang
daripada masa sekarang usaha-usaha Sama seperti tahap awal
menengah diarahkan untuk jangka panjang.
● Pengambilan risiko yang moderat dengan
tingkat tolerensi yang tinggi terhadap Sama seperti tahap awal
perubahan dan kegagalan.
● Kapasitas untuk menemukan ide-ide inovatif Kapasitas untuk menempa selama
yang memberi kepuasan kepada konsumen pertumbuhan cepat,kemurnian
organisasi dan kemampuan
● Pengetahuan teknik dan pengalaman berhitung.
inovasi pada bidangnya Pengetahuan manajerial dan
pengalaman dengan menggunakan
C. Sifat untuk Desain orang lain dan sumber daya yang
● Struktur pola yang sederhana dan luas ada.
dengan jaringan kerja komunikasi yang Struktur yang fungsional dan
luas secara horizontal vertikal, akan tetapi saluran
● Otoritas pengambilan keputusan dimiliki komunikasi informasi sering
oleh Wirausaha digunakan.

● Informal dan sistem kontrol personal Mendelegasikan otoritas


pengambilan keputusan kepada
manajer level kedua
Kuasa formal (yaitu tidak terlalu
kompleks atau bekerja sama) dalam
beroperasi

2.4 Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha

a. Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha


Menurut Hendro (2011 : 47-50) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha
berhasil adalah :

1) Faktor Peluang

2) Faktor SDM

3) Faktor Keuangan

4) Faktor Organisasional

5) Faktor Perencanaan

6) Faktor Pengelolaan usaha

7) Faktor Pemasaran dan Penjualan

8) Faktor Administrasi

9) Faktor Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan Budaya Lokal


10) Catatan Bisnis

b. Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003:44- 45) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya :
1) Tidak kompeten dalam manajerial

Tidak kompeten atautidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola


usaha merupakan factor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan Mengkoordinasikan, ketrampilan
mengelola SDM, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan

Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat.

4) Gagal dalam perencanaan

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5) Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakiatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
6) Kurangnya pengawasan peralatan

Pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang


pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan efektif.
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,kemungkinan gagal
menjadi besar.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan perubahan,tidak akan
menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh
apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

2.5 Ide dan Peluang dalam Berwirausaha


2.5.1 Ide Kewirausahaan
Kewirausahaan menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan
dapat dicapai bila mana kewirausahaan menggunakan produk, proses, dan jasa inovasi
sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab itu inovasi merupakan instrumen penting
untuk memberdayakan segala sumber guna menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan
nilai secara terus menerus. Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan mengubah tantangan
menjadi peluang melalui berbagai idennya sehingga pada akhirnya ia menjadi pengendali
usaha. Semua tantangan bisa menjadi peluang apabila terdapat inovasi, misalnya menciptakan
permintaan melalui penemuan baru. Dengan penemuan baru, pengusaha mengendalikan
pasar, menciptakan konsumen untuk produksinnya. Dengan demikian produsen tidak lagi
bergantung pada konsumen seperti pada filsafat pemasaran yang konvensional.
Menurut zimmerer, bagi wirausaha, ide dapat menciptakan peluang untuk memenuhi
kebutuhan ril di pasar. Ide-ide itu menciptakan potensi pasar yang sekaligus merupakan
peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan potensi (peluang usaha),
kewirausaha perlu mengindentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi
dengan cara:
1. Mengurangi risiko melalui strategi yang proaktif.
2. Menyebarkan risiko ke aspek-aspek yang paling mungkin.
3. Mengelolah risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.
Risk managenent adalah suatu proses dimana manajer perusahaan mengidentifikasi risiko
pada seluruh bagian organisasi yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian dan
kemungkinan mengembangkan rencana untuk meniadakan atau memperkecil jumlah
kerugian yang mungkin terjadi. Tujuan menajemen risiko adalah meminimalkan dampak
merugikan sebagai akibat dari timbulnya risiko adalah merencanakan sumber daya secara
efektif guna mengembalikan keseimbangan dan keefektifan operasional organisasi sesudah
mengalami gangguan kerugian yang sangat hebat.
Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1. Resiko pasar atau persaingan.
2. Resiko finansial,
3. Resiko teknis.
Risiko pasar terjadi akibat ada ketidakpastian pasar, Resiko finansial terjadi akibat
rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya. Resiko teknis terjadi akibat berbagai faktor,
seperti lingkungan ekonomi, teknologi, demografi, dan sosial politik.
Menurut zimmerer (1996), kreatifitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk
menghasilkan barang atau jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila
wirausaha tidak melakukan evaluasi pengamatan secara terus menerus. Banyak ide yang
betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang tercipta ketika wirausaha memilih cara
pandang baru terhadap ide lama. Pertanyaannya, bagaimana ide menjadi peluang? Terdapat
beberapa jawaban atas pertanyaan ini, antara lain:
1. Ide dapat digeneralkan secara internal melalui perubahan metode yang lebih baik di
dalam melayani dan memuaskan pelanggan.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan atau melakukan pekerjaan.
Hasil dari ide secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk
bagi perusahaan atau kreasi baru pada barang yang dihasilkan perusahaan. Banyak wirausaha
berhasil bukan atas ide sendiri tetapi dari hasil mengamati dan menerapkan ide orang lain
yang kemudian dibuah menjadi peluang. Peluang untuk memasuki dunia usaha dapat
diperoleh melalui berbagi jalan masuk. Alternatif mana yang akan digunakan sangat
tergantung situasi dan kondisi calon.
Sumber-sumber potensi peluang
Agar ide-ide yang potensial dapat menjadi peluang bisnis, wirausaha harus bersedia
melakukan evaluasi terhadap peluang itu secara terus menerus. Proses penjaringan ide
potensial sehingga menjadi produk dan jasa yang sesungguhnya. Langkah penjaringan ide
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menciptakan produk baru dan berbeda.
Ketika ide diwujudkan, misalnya dalam bentuk barang atau jasa baru, produk dan jasa
tersebut harus bersaing dengan produk dan jasa yang sudah ada di pasar. Produk dan jasa
tersebut harus menciptakan nilai bagi pelanggannya. Agar berguna, barang dan jasa harus
bernilai bagi pelanggan. Oleh sebab itu wirausaha harus benar-benar mengetahui prilaku
konsumen di pasar. Dalam mengamati prilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur yang perlu
diperhatikan, yaitu :
a. Permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.
b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang atau jasa.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa wirausaha yang sukses perlu menciptakan
produk dan jasa unggulan, misalnya, apakah produk yang berupa barang dan jasa itu dapat
meningkatkan efesiensi bagi pemakai? Berapa besarnya? Apakah perbaikan dalam efesiensi
bagi pemakai? Berapa besarnya? Apakah perbaikan dalam efesiensi itu juga diketahui
pembeli potensial? Berapa persen target yang ingin dicapai dari segi segmentasi pasar
tersebut? Pertanyaan-pertanyaan harus dijawab didalam penciptaan peluang.
Contoh: flasdisk yang juga berfungsi sebagai web camera, yaitu dapat diberi logo
sesuai dengan pesanan pelanggan untuk sarana promosi produk atau yang lain. Flasdisk ini
dapat diperdagangkan atau sebagai hadiah peluncuran produk baru perusahaan. Bentuk warna
packaging maupun logo flasdisk bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan.
Apabila kewirausahaan fokus pada segmen pasar, peluang itu tergantung pada prilaku
segmen. Kemampuan untuk memperoleh peluang sangat bergantung pada kemampuan
wirausahanitu untuk menganalisis pasar dalam berbagai spek, meliputi:
a. Kemampuan menganalisis demoografi pasar.
b. Kemampuan menganalisis sifat serta tingkah laku persaing.
c. Kemampuan menganalisis keungguan bersaing dan kevakuman persaing yang dapat
dijadian sebagi peluang.
2. Mengamati pintu peluang.
Kewirausahaan harus mengamati segala potensi yang dimiliki pesaing, misalnya
kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan
lain yang dimiliki pesaing. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat
dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan risiko dalam menanamkan modal barunya.
Menurut zimmerer (1996:87), ada beberapa keadaan yang dapat menjadi peluang
yaitu :
a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
b. Kerugin teknik harus rendah. Oleh karena itu prnggunaan teknik harus
dipertimbangkan sebelumnya.
c. Saat dimana persaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan stategi
produknya.
d. Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
e. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi
pasarnya.
f. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan
produk barunya.
3. Analisa produk dan proses produksi.
Analisa ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang
dihasilkan sudah memadai. Berapa biaya yang kita keluarga untuk membuat produk tersebut?
Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efesien dari pada biaya yang dikeluarkan pasaing?
4. Menaksir biaya awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
Dari mana sumbernya dan digunakan untuk apa? Berapa biaya yang diperlukan untuk
operasi, perluasan, dan lainnya?
5. Memperhitung resiko yang mungkin terjadi, misalnya resiko teknik, finansial, dan pesaing.
Resiko persaing adalah kemampuan dan kesedian kesediaan pesaing untuk
mempertahankan posisinya di pasar. Resiko pesaing meliputi:
a. Kemungkinkan kesamaan dan keunggulan produk apa yang dikembangkan
pesaing?
b. Ringkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh persaing dalam mengembangkan
produk yang diperkenalkannya.?
c. Seberapa jauh dukungan keuangan persaingan bagi pengembangan produk yang
diperkenalkannya?
d. Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-serangan
pesaaing?
Resiko teknis berhubungan dengan proses pengembangan produk yang sesuai
dengan yang diharapkan atau berhubungan dengan objek penentu apakah ide
secara aktual dapat ditransformasi menjadi produksi yang siap dipasarkan dengan
kapabilitas dan karakteristiknya(Sunarya, Sudaryono. 2011)

MENCARI IDE USAHA


Ketika anda akan memulai usaha, pasti ada merasa ketakutan. Jika anda merasa
khawatir, berarti anda memiliki kebiasan buruk yang dinamakan mentalblocing.
Mentalblocing mengacu pada seseorang yang mengalami ketakutan untuk memulai, khawatir
untuk memulai, serta sulit untuk memulai. Mentalblocing perlu disingkirkan, caranya adalah
dengan mengubah pola piker yang selama ini tercipta di kepala.
Kebingungan sebelum memulai usaha memang biasanya muncuk karena seseorang
tidak tidak memiliki wawasan yang terbuka tetang berbagai hal di dunia bisnis. Untuk itu, ada
baiknya anda yang ingin berbisnis lebih mengembangakan pengetahuan di berbagai bidang.
Jadi, jangan anda bisa cepat melangkahkann kaki ke dunia bisnis jika anda malas mengggali
informasi dan pengetahuan di berbagai bidang di dunia bisnis. Jadi, perluaslah cakrawalan
pengetahuan anda sebelum memulai bisnis. Ketika mencari ide usaha, anda perlu melakukan
analisis peluang usaha yang anda pilih, yaitu dengan strategi sebagai berikut:

1. Kenalilah kemampuan/potensi diri anda.


Sebuah usaha akan mencapai kesuksesan apabila usaha tersebut di jalankan sesuai
dengan kemampuan diri. Untuk itu, pertimbangkanlah dengan matang bidang usaha mana
yang kiranya tepat dengan kemampuan dalam diri anda. Jangan sekali-kali memilih bidang
usaha yang sama sekali tidak anda kuasai karena akan membuat usaha anda berantakan dan
uang anda akan terbuang percuma.
2. Pilih bidang usaha yang cocok.
Untuk mencapain tujuan usaha sesuai dengan yang anda harapkan anda harus bisa
memilih bidang usaha yang cocok dengan diri dan kemampuan keuangan yang anda miliki.
3. Analisis masa depan usaha yang dipilih.
Agar anda tidak kecewa terhadap bidang usaha yang telah anda pilih. Cobalah anda
analisis sendiri apakah usaha tersebut bisa bertahan lama. Analisislah bagaimana
pertumbuhan usaha tersebut kelak lakukan riset kecil. Jangan sampai anda menyesal karena
memasukan usaha yang salah. Riset ini dapat membantu anda menyiasati strategi usaha serta
mengenali keunggulan dan kelemaha pesaing-pesaing usaha anda.
Saat anda menemuaka berbagai alternative pilihan bisnis, anda harus dengan teliti
mempertimbangkanya. Semua memiliki peluang baik dan resiko. Pertimbangan kemampuan
modal anda. Jika masih bingung juga, coba lihat peluang pasarnya, mana yang bisa dilakukan
segera. Masih bingung juga? Pertimbang masa depan bisnis yang di pilih. Misalnya, bisnis
wartel saat ini memili prospek yang kurang baik di bandingkan yang lain. Pemilih usaha pun
perlu tekad dan ketekunan. Kalau tidak, banyak banyak waktu yang akan terbuang dan pada
akhirnya anda malah berkesimpulan “rasanya saya memang tidak punya bakat bisnis”
padahal ini bukan soal bakat, ketekunan anda saja yang tahan diuji oleh beragam pilihan.
Setelah ide bisnis terpikirkan, anda bisa menambah infomasi yang dapat dijadikan
peluang bisnis, seperti mengunjungi pusat perbelanjaan. Di pusat perbelanjaan, anda dapat
melihat deretan outlet yang menjual beraneka ragam barang dagangan. Ada dapat
memperhatikan outlet apa saja yang ada, bagaiman pelayananya, berapa banyak
pengunjungnya ke masing-masing outlet, dan sebagainya. Anda juga bisa mengunjungi kota
lain, daerah lain, atau di negeri lain yang pasti anda akan menemukan jenis usaha yang tidak
ada di kota anda. Sampai disini, bukan berarti anda akan meniru usaha yang ada di tempat
lain untuk di dirikan di kota anda. Kalaupu anda berminat, tidak ada yang salah. Tidak ada
yang melarang, selama usaha itu layak untuk di dirikan di kota anda. Begitu pula sebaliknya,
jenis usaha di daerah anda yang tidak ada di daerah yang dikunjungi pun bisa di dirikan. Ini
merupakan salah satu peluang. Contohnya, bila anda berkunjung ke bali, ada toko suvenir
yang usaha intinya adalah menjual kaus yang bewarna jogger, jogger bukan sekedar menjual
kaus, namun menjual keunikan karena jogger tidak membuka cabang di tempat lain.
Selain melakukan hal di atas, anda dapat menambah informasi sebelum memulai
usaha, seperti mengukuti pendidikan nonformal, seminar,lokakarya, dan sejenisnya. Anda
bisa juga mencari referensi dari buku, majalah, tabloid, atau media cetak lainya. Tidak ada
salahnya juga anda bertanya, anda memperkaya ilmu pengetahuan anda terhadap peluang –
peluang yang masih ada sehingga anda tidak miskin informasi. Semakin banya bertanya
semakin banyak pilihan yang bisa di jadikan alternative untuk mendapatka informasi tentang
peluang usaha.
Selanjutnya, anda perlu mengetahui cara untuk memulai usaha yang baik dan benar.
Segala sesuatunya akan berjalan baik apabila diawal baik dan benar.

1. Bidang usaha.
Tentukan lebih dulu bidang usaha apa yang anda ingin jalankan. Pada prinsipnya,
semua bidang usaha tersebut bisa di bagi, menjadi:
a. Bidang usaha yang jarang atau belum ada.
Beberapa dari anda mungkin ragu bila ingin memulai bidang usaha yang belum ada atau
yang masih jarang di lakuakan tapi itu buka berarti bahwa anda tidak akan sukses.
b. Bidang usaha yang sudah banyak dilakukan.
Bisa juag anda memulai bidang usaha yang sudah banyak dilakukan. Namun, banya juga
orang yang ragu untuk memulai bidang usaha yang sudah banyak dijalankan. Sebagai contoh,
banyak wanita ragu untuk membuka butik karena di sekitarnya sudah banyak yang
melakukan. Sebenarnya, walau butik anda baru berdiri, tapi kalu baju-baju yang anda jual
mempunyai kelebihan atau ciri khas di bandingkan pesain anda, selalu ada peluang untuk
berhasil. Belum lagi factor pelayanannyang baik, walau usaha ini banyak pesainhanya,
peluang untuk berhasil tetap terbuka.

2. Lokasi
Dimana anda ingin membuka usaha? Dirumah sendiri, menyewa tempat kecil di
pinggir jalan, atau anda ingin menyewa sebuah ruko? Janga lupa bahwa dalam beberapa jenis
bidang usaha, lokasi memegang peranan yang cukup penting. Anda sendirilah yang harus
menentukan lokasi yang tepat untuk usaha anda. Sekali lagi, lokasi memegang peranan yang
sangat penting.
3. Pelanggan
Bagaima cara anda untuk mendapatkan pembeli barang dagangan anda? Atau bila itu
usaha jasa, bagaimna cara anda mendapatkan klien? apakah anda akan memulainya dengan
mempromosikannya dari mulut ke mulut? Ada begitu banyak cara untuk mempromosikan
sebuah usaha hingga nantinya ada penjualan.
4. Tenaga kerja
Berapa orang yang akan anda pekerjakan? Apakah anda sendiri yang kerja disitu?
Apakah anda akan mempekerjakan sejumlah orang dalam usaha anda? Mungkin ada bainya
kalau anda mulai dengan jumlah tenaga kerja yang sedikit terlebih dahulu. Nanti bila usaha
anda makin berkembang, anda mungkin akan membutuhkan sejumlah tambahan orang yang
bisa anda pekerjakan.
5. Perencanaan keuangan
Banyak usaha yang bangkrut karena kehabisa uang tunai. Karena itu penting sekali
bagi anda untuk memperhitungkan jumlah modal awal yang sebaiknya anda miliki untuk bisa
menjalankan usaha. Alangkah baiknyaapabila modal tersebut bisa mencukupi pembayaran
pengeluaran perusaan selama 12 bulan ke depan. Selain modal awal, yang harus anda lakuakn
adalah membuat perkiraan arus kas selama 12 bulan ke depan. Perkiraan arus adalah
perhitungan yang mengggambarkan beberapa perkiraan arus keluar masuk uang tunai dalam
usaha anda. Denga demikian, dalam setahun kedepan, usaha anda di harapkan tidak akan
bangkrut hanya gara-gara kehabisan uang tunai. Bila segala hal untuk memulai bisnis sudah
anda siapkan, segeralah anda menetapkan hari baik untuk memulai bisnis(bestbook,2012).

2.5.2 Peluang dan tantangan seorang wirausahawan.


Pada era modern sekarang ini ada banyak peluang dan tantangan yang bias di
manfaatkan oleh seorang wirausahawan. Adapun peluang tersebut adalah,
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang begitu cepat telah mendorong
percepatan perolehan informasi .dan masyarakat telah terbentuk pola pikir yang biasa
memfilter setiap invormasi yang di peroleh dan memilah informasi yang dianggap
menarik dan tidak untuk diterapkan .
b. Tingkat income perkapita dan jumlah penduduk semakin bertambah. Semua ini di
ikuti dengan semakin meningkatnya tingkat kebutuhan yang di inginkan ,termasuk
produk yang mampu member kepuasan (satisfaction)
c. Tingkat pendidikan masyarakat di seluruh dunia semakin meningkat ini terlihat dari
jumlah lulusan perguruan tinggi yang semakin banyak. Bahkan adabanyak perguruan
tinggi yang membuka penerimaan .kondisi iniberpengaruh pada seleksi penilaian
produk yang digunakan secara lebih selektif ,karna kemampuan melihat dan menilai
dampak positif dan negative dari suatu produk .misalnya masyarakatsudah mulai
memperhatikan kesehatan,seperti olah raga ,komposisi
makanan,kebersihan,kenyamanan bekerja, dan lain sebagainya .maka seorang
wirausahaan harus bias melihat peluang ini dengan baik seperti menciptakan produk
yang memenuhi harapan kelompok seperti itu .
d. Peran wirausahawan dengan kemampuanya membuka usaha maka kemungkinan
terbukanya lapangan kerja sehingga angka pengangguran akan menurun .dan ini
otomatis bias mengurangi beban Negara .
Disamping peluang yang di lihat oleh seorang wirausahawan maka ia juga harus bias
melihat beberapa tantangan ,yaitu:
a. Persaingan bisnis yang teraplikasi dalam bentuk penciptaan beragam jenis produk
telah menyebabkan banyak produk yang tidak laku terjual di pasar karna kurang
diminati oleh konsumen.sehingga seorang wirausahawan di tantang untuk mampu
berinovasi terus menerus.
b. Ilmu pengetahuan dan informasi yang bias diperoleh dengan cepat telah melahirkan
sikap selektif yang tinggi di masyarakat dalam menilai setiap produk secara lebih detil
. Artinya masyarakat tidak mudah untuk terpengaruh terhadap setiap iklan yang di
tampilkan di berbagai media cetak dan elektronik.
c. Manusia memiliki karakter yang slalu berubah .sehingga seorang wirausahawan harus
mampu selalu menciptakan inovasi produk sebuah produk yang baik adalah produk
yang bias beradaptasi dengan perubahan zaman .di dunia ini tidak ada yang abadi
namun yang abadi itu adalah perubahan .dan mereka yang ma uterus berubah
merupakan mereka yang terus bias bertahan terhadap berbagai perubahan zaman .
d. Kebutuhan dan biaya hidup yang terus terjadi peningkatan menyebabkan setiap orang
harus mampu memperoleh pendapatan tambahan sehingga banyak dari mereka yang
meluangkan waktu untuk terus membangun bisnis. Kondisi ini menyebabkan
kompetisi di pasa menjadi begitu tinggi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi Ide dapat menjadi peluang apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasin terhadap

peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda.

mengamati peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan memperhitungkan resiko

yang terjadi. untuk memperoleh peluang, wirausaha memiliki berbagai kemampuan dan

pengetahuan, seperti kemampuan menghasilkan produk atau jasa, menghasilkan nilai tambah,
merintis usaha, melakukan proses atau teknik, atau mengembangkan organisasi baru. ide pasti

menghasilkan peluang, sebaliknya tidak ada ide tidak akan menghasilkan peluang.

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemauan seseorang dalam


menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi/daya guna, dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik dan keuntungan yang lebih besar (Menurut Inpres No. 4 Tahun 1995 tentang
GNMMK).

Tahap kewirausahaan itu bersumber dari dalam diri sesorang, dimana dimulai dengan
keyakinan, dan skiil apa yang dimiliki untuk membangun sebuah usaha.

Proses Kewirausahaan, terdiri dari :

1) Proses Awal Kewirausahaan


2) Proses Perkembangan Kewirausahaan
3) Proses Pertumbuhan Kewirausahaan

3.2 Saran

Jika ingin membagun suatu perusahaan, yang pertama-tama kita harus tahu, apa itu
kewirausahaan?, apa yang anda akan jual dalam jangka panjang untuk kedepannya, anda
harus siap mental untuk menerima semua kemungkinan yang akan terjadi, untuk keamanan
sebuah perusahaan sebaiknya diasuransikan, dan yang paling penting adalah skil anda.

Anda mungkin juga menyukai