Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN
(AKDK 7601)
“KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN”

Dosen Pengampu:
Mahmudah Hasanah, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nadia Julya Nur Wulandari (1610120320006)
Nanda Ade Abdillah (1710120210017)
Nasliatul Istiya Zulleha Esya (1810120320015)
Nedya Anggraini (1710120220019)
Norlaila (1810120120030)
Tasya Karenina (1810120320006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

Karakteristik kewirausahaan dapat ditemukan pada sikap-sikap atau tindakan yang dilakukan
oleh seorang wirausaha. Sikap dan tindakan ini biasanya melingkupi sebagian besar dari sikap
wirausaha dalam kesehariannya dan merupakan sikap dan tindakan yang dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai seorang yang akan memulai sebuah usaha harus memiliki jiwa
kewirausahaan, karena dengan adanya jiwa kewirausahaan usaha yang akan di jalankan di
harapkan mendapatkan hasil yang memuaskan akan tetapi jika suatu bisnis di jalankan tanpa
memiliki jiwa kewirausahaan maka bisnis tersebut tidak akan berkembang bahkan mengalami
kerugian. Wirausahawan harus memiliki beberapa karakter berikut ini, antara lain sebagai
berikut :
1. Motif Berprestasi Tinggi

Seorang wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha
optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausahawan melakukan sesuatu hal
secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai dan
prestasi merupakan hal yang membedakan antara hasil karyanya sebagai seorang
wirausahawan dengan orang yang tidak memiliki jiwa berwirausaha. Dorongan untuk selalu
berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausahawan karena dapat membentuk
mental yang selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi standar yang ada.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat tercermin pada beberapa contoh ilustrasi sebagai berikut.
• Seorang pemimpin atau manajer atau pengusaha yang terus-menerus melakukan perubahan
dan pembaruan untuk mencapai kemajuan.
• Para pengusaha yang bekerja keras dengan menetapkan berbagai strategi agar bisnisnya
berhasil dalam persaingan.
• Pengusaha yang selalu ingin unggul dan menang dalam persaingan karena kreatif
menciptakan produk baru yang berbeda dari waktu ke waktu.
• Bill Gates, mempunyai ambisi untuk selalu menjadi nomor satu. Saat kelas 4, ketika harus
menulis laporan sepanjang 4 - 5 halaman An-Naml bagian tubuh manusia, Ia membuat
laporan tersebut lebih panjang beberapa kali lipat.

2. Perspektif ke Depan

Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran,
atau impian, Maka segeralah membuat impian-impian baru yang dapat memacu serta
memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya. Biasakanlah untuk
memiliki target, baik harian, bulanan maupun tahunan, entah itu berupa peningkatan prestasi
belajar, peningkatan omset usaha, peningkatan taraf hidup, tingkat keuntungan, mobil
idaman, rumah baru, kantor baru, ataupun banyak hal lainnya.

Apapun impian atau target kita, ingat kata kunci SMART ( spesific, measurable, achievable,
reality-based, time-frame), yang berarti semua target dan impian kita harus spesifik dan
jelas, terukur, dapat dicapai, berdasarkan pada realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki
jangka waktu tertentu. Jadi apa yang kita usahakan, idam-idamkan, impikan, inginkan, dan
cita-citakan, harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Specific, artinya harus jelas dan spesifik seperti apa yang kita ingin wujudkan.
2. Measurable, artinya harus terukur atau dapat dihitung besarannya, Berapa banyak dan
Berapa besar.
3. Achievable, artinya harus dapat dicapai, jangan mengangan angankan sesuatu yang tidak
mungkin dicapai dengan kemampuan kita.
4. Reality-based, artinya berdasarkan pada realitas yang ada, harus menyesuaikan dengan
kondisi yang ada, baik kemampuan maupun tuntutannya saat ini.
5. Time-frame, artinya memiliki jangka waktu tertentu, misalnya berapa lama, dan kapan
Harus tercapai, semua kegiatan harus ada jangka waktu sampai pencapaian hasilnya.

Arah pandangan wirausahawan juga harus berorientasi ke masa depan keberhasilan


atau kegagalan wirausahawan akan dapat dilihat dari aspek perspektif kedepan, seperti
tercermin pada indikator-indikator suatu contoh ilustrasi sebagai berikut:
• Chaerul Tanjung (Si Anak Singkong) yang berhasil mengembangkan bisnisnya dalam
berbagai bidang di Indonesia, bahkan membeli saham Carrefour yang awalnya milik
Prancis.
• Bill Gates adalah salah satu orang pertama yang mempunyai konsep tentang masa depan
komputer yang akan ada dimana-mana, baik di rumah maupun di kantor, bahwa suatu hari
buku dan kertas tidak akan lagi digunakan.
3. Kreativitas Tinggi Dan Perilaku Inovasi Tinggi Dalam Berwirausaha

Arti dari kata ‘kreatif’ sendiri adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang
lain, atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Sedangkan arti dari kata
‘inovatif’ adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada atau menciptakan
sesuatu yang sama sekali berbeda. Hal-hal itulah yang sejatinya diperlukan para
wirausahawan. Yang dimaksud dengan wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua
pengusaha adalah wirausahawan. Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis, inovator,
penanggung resiko yang mempunyai penglihatan visi ke depan dan memiliki keunggulan
dalam berprestasi di bidang usaha. Fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan
pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu
sistem.
Kreativitas adalah berfikir untuk menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada
(generating something from nothing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk
meningkatkan dan memperkaya kehidupan (Suryana, 2003). Ada dua aspek penting pada
kreatifitas yaitu proses dan manusia. Proses yang berorentasi tujuan, yang di desain untuk
mencapai solusi suatu permasalahan. Sedangkan manusia merupakan sumber daya yang
menentukan solusi. Proses tetap sama, namun pendekatan yang digunakan dapat bervariasi.
Antara wirausahawan yang satu dan yang lainnya pastilah melakukan cara atau strategi yang
berbeda-beda dalam membangun bisnisnya. Cara atau strategi inilah yang menentukan hasil
akhir yang dihasilkan. Semakin kreatif orang tersebut menggunakan peluang yang ada, maka
semakin baik pula hasil dari bisnis yang mereka jalankan.
Selain kreatif, hal lain yang diperlukan dalam berwirausaha adalah inovatif.  Dengan
inovasi, wirausahawan menciptakan baik sumber daya produksi baru maupun pengelolahan
sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu yang
tidak ada menjadi ada. Memiliki perilaku inovatif tinggi merupakan salah satu kunci dari
semangat berwirausaha. Sebenarnya setiap orang dibekali talenta atau jiwa wirausaha
walaupun dalam derajat kapabilitas yang berbeda-beda. Jika jiwa wirausaha atau talenta
tersebut diberikan wadah yang baik, maka perkembangan dan kemajuannya akan
memberikan hasil sebagaimana mana yang diharapkan.
Cara mengembangkan inovasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang pertama
adalah wirausahawan tersebut harus mengenali hubungan. Banyak penemuan dan inovasi
lahir sebagai cara pandang terhadap suatu hubungan baru dan berbeda antara objek, proses,
bahan, teknologi dan orang. Untuk membantu kreatifitas, kita dapat melakukan cara pandang
kita terhadap hubungan kita dengan lingkungan alam sekitar. Orang yang kreatif akan
memiliki hubungan intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali hubungan
yang baru. Selain itu untuk dapat melakukan kreativitas agar dapat berimajinasi  yang
inovatif gunakanlah otak bagian kanan, sedangkan otak bagian kiri digunakan untuk bekerja.
Proses kreativitas yang inovatif meliputi pemikiran logis dan analitis terhadap pengetahuan,
evaluasi dan tahap implementasi. Jadi bila kita ingin lebih kreatif, kita harus melatih dan
mengembangkan kemampuan kedua otak kita tersebut. Dan yang terakhir, untuk menjadi
seorang yang kreatif dan inovatif dalam berwirausaha, maka kita harus selalu berfikir positif
agar dapat menjadi orang yang sukses.
Setiap orang akan terkait dengan beberapa perspektif waktu, yaitu masa lalu yang
merupakan pengalaman hidup yang sudah dilaluinya dan sebagai masa untuk melakukan
pembelajaran. Saat ini adalah masa menjadi kenyataan hidup yang sedang dilalui dan menjadi
persiapan untuk masa selanjutnya dengan mengkaji masa lalu, serta masa depan yang
menjadi harapan dan cita-cita yang ingin diraihnya. Ketiga masa itulah yang akan
membentuk manusia memiliki keberanian untuk menyongsong masa depan dengan
berprilaku inovatif yang tinggi. Dalam hal ini Nabi SAW pernah bersabda bahwa “ Allah
SWT tidak akan merubah nasib suatu bangsa jika bangsa itu tidak mau merubahnya”.
Drucker dalam Suryana (2003) menjelaskan bahwa setiap orang yang memiliki
keberanian untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi wirausaha dan berprilaku
seperti wirausaha. Hal ini memberikan pemahaman bahwa kewirausahaan lebih merupakan
perilaku daripada gejala kepribadian yang dasarnya terletak pada konsep dan teori yang
mengarahkan orang kepada kepemimpinan. Padahal perilaku, konsep dan teori merupakan
hal yang dapat dipelajari oleh siapapun yang menganut konsep belajar berkesinambungan dan
seumur hidup. Oleh sebab itu belajar berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, meskipun
tidak harus menjadi wirausaha besar namun sekurang-kurangnya dalam setiap kegiatannya
manusia dapat menerapkan jiwa kewirausahaan di dalamnya.
Suryana (2003) menjelaskan kiat sukses berwirausaha pada dasarnya tidak
memerlukan orang-orang yang luar biasa dengan IQ tinggi, tetapi orang-orang dengan IQ
sedang dan rendahpun dapat belajar melakukannya. Dengan demikian rahasia kewirausahaan
adalah menciptakan nilai tambah barang dan jasa dengan menerapkan kreativitas dan inovasi
untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari tanpa menunggu
perintah (berinisiatif sendiri). Mandiri atau tidak tergantung kepada orang lain akan
menumbuhkan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new
and different). Melalui kemandirian dalam berfikir kreatif dan bertindak inovatif, seorang
wirausaha dapat menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Oleh sebab itu,
seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan
pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha bagi dirinya dan bagi orang lain.
Keberanian dalam mengambil resiko terkait langsung dengan kepercayaan pada diri
sendiri. Dengan demikian, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri,
maka semakin besar pula keberaniannya dalam mengambil resiko yang diperhitungkannya
sebagai tindakan yang kreatif inovatif. Oleh sebab itu, orang yang berani mengambil resiko
diketemukan pada pada orang-orang yang kreatif dan inovatif dan merupakan bagian
terpenting dari perilaku kewirausahaan (Suryana, 2003).
Suryana (2003) membedakan wirausaha dalam 2 (dua ) kelompok, yaitu
administrative entrepreneur dan innovative entrepreneur. Dalam hal ini administrative
entrepreneur adalah wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam
memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan
memasarkannya secara efisien, sedangkan innovative entrepreneur adalah wirausaha yang
perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam bidang kreativitas, inovasi serta menonjol
dalam mengantisipasi dan menghadapi resiko. Pakerti (1997), mengartikan kewirausahaan
sebagai tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta
membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.
Memiliki kemampuan manajerial merupakan salah satu aspek yang harus ada pada setiap
wirausaha. Kemampuan manajerial merupakan kemampuan untuk mengambil keputusan
usaha dan melaksanakan seluruh fungsi manajemen, yaitu membuat rencana usaha,
mengorganisasikan usaha, mengelola usaha (termasuk mengelola sumber daya manusia),
melakukan publikasi/promosi hasil usaha dan mengontrol pelaksanaan usaha.
Sifat-sifat yang perlu dimiliki dan diterapkan wirausahawan sekaligus menjadi
identitas seorang wirausaha. Sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha menurut Fadel
Muhammad di dalam Suryana (2003) adalah sebagai berikut :
(a) Kepemimpinan.
(b) Inovasi.
(c) Cara pengambilan keputusan.
(d) Sikap tanggap terhadap perubahan.
(e) Bekerja ekonomis dan efisien.
(f) Visi masa depan.
(g) Sikap terhadap resiko

4. Memiliki Tanggung Jawab Dan Etos Kerja


Tanggung jawab adalah sikap menanggung segala suatu akibat dari tindakan yang
telah dilakukan oleh seseorang. Tanggung jawab akan menumbuhkan wirausaha yang adil
dan bertanggung jawab terhadap semua pemangku kepentingan (stakeholder) yang
berhubungan dengan usaha dan hasil usahanya. Dalam pengertian bisnis modern, tanggung
jawab tersebut ditunjukkan dengan adanya tanggung jawab sosial (social responsibility)
antara lain dengan melindungi stakeholder dan lingkungannya dari adanya kerugian moril
maupun material atas keberadaan perusahaan dan hasil produksinya (Suharyono, 2017).
Sebagai seorang pengusaha, tanggung jawab yang ditanggung tentunya sangat luas. Selain
tanggung jawab terhadap bisnisnya, seorang pengusaha juga memiliki tanggung jawab lain,
yaitu sebagai berikut :

a. Tanggung Jawab terhadap Lingkungan


Bentuk tanggung jawab pengusaha terhadap lingkungan dapat diwujudkan dengan
meminimalkan polusi dan kerusakan lingkungan yang dihasilkan oleh perusahaan.
Contohnya, perusahaan dapat menggunakan penghisap zat-zat beracun pada asap yang
dikeluarkan dari produksi untuk meminimalkan polusi udara, membuat penampungan
limbah yang menyerap zat-zat berbahaya sebelum dialirkan ke aliran sungai untuk
meminimalkan polusi air, dan meminimalkan sampah yang dikeluarkan dengan
menggunakan bahan-bahan yang dapat di daur ulang untuk meminimalisir polusi air.
b. Tanggung Jawab terhadap Konsumen
Bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen dapat diwujudkan dengan
menyediakan produk yang berkualitas dan dengan harga yang sesuai. Konsumen memiliki
hak untuk memperoleh produk yang aman, memperoleh informasi mengenai produk yang
digunakan, hak untuk didengarkan dan hak untuk memilih apa yang hendak dibeli.
Tanggung jawab perusahaan terhadap konsumennya juga termasuk dengan
memperhatikan etika dalam beriklan, antara lain dengan tidak membuat janji-janji tentang
sebuah produk yang tidak ditepati oleh perusahaan.
c. Tanggung Jawab terhadap Karyawan
Bentuk tanggung jawab yang dapat diberikan perusahaan kepada karyawan adalah
dengan melakukan berbagai aktivitas, seperti rekruitmen, pelatihan, promosi dan
kompensasi sesuai dengan hak-hak yang harus diperoleh karyawan(UCEO,2016). Menurut
Wikipedia Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap,
kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki
oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatu kelompok. Etos kerja akan membentuk suatu produktivitas. Artinya,
jika kita memiliki etos kerja maka akan meningkatkan kemampuan setiap orang, sistem
atau suatu perusahaan dalam menghasilkan sesuatu yang diinginkan dengan cara
memanfaatkan sumber daya secara efektif dan juga efisien. Mengenai etos kerja Max
Weber menyatakan bahwa etos kerja orang Jerman adalah rasional, disiplin tinggi, kerja
keras, berorientasi pada kesuksesan material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar
kesenangan dan investasi. Sementara itu menurut Sinamo H.J, (1999) orang Jepang
menghayati “bushido” yang merupakan etos para samurai sebagai perpaduan dari
Shintoisme dan Zen Budhism sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar sebenarnya juga sudah mempunyai
falsafah yang nilai-nilainya disarikan dalam “Pancasila”. Namun sayangnya lima sila yang
terkandung dalam Pancasila belum diterapkan secara konsisten dan berkualitas sehingga
belum mampu mencerminkan budaya kerja atau etos kerja bangsa Indonesia. Mubyarto
dan Boediono (1994) sebagai editor sebuah buku yang berjudul “Ekonomi Pancasila”,
yaitu sebuah buku yang mencoba mengelaborasikan nilai-nilai Pancasila dalam tatanan
ekonomi kerakyatan, menjadi pelopor yang memprakarsai sistem ekonomi Pancasila.
Namun sayangnya buku tersebut belum mampu menghasilkan konsep ekonomi kerakyatan
yang mampu menjadi ciri khas etos kerja bangsa Indonesia.
Sinamo H.J (1999) mengembangkan 8 (delapan) etos kerja unggulan yang meliputi unsur-
unsur :
1) Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku dan aku sanggup bekerja benar.
2) Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku dan aku sanggup bekerja keras.
3) Kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku dan aku sanggup bekerja tulus.
4) Kerja itu amanah dan kerja adalah tanggung jawabku dan aku sanggup bekerja tuntas.
5) Kerja itu seni, kerja adalah kesukaanku dan aku sanggup bekerja kreatif.
6) Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku dan aku sanggup bekerja bersungguh-
sungguh.
7) Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku dan aku sanggup bekerja sempurna.
8) Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku dan aku sanggup bekerja unggul

5. Kemandirian atau Ketidakbergantungan Terhadap Orang Lain


Mandiri atau tidak tergantung kepada orang lain akan menumbuhkan kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different). Melalui
kemandirian dalam berfikir kreatif dan bertindak inovatif, seorang wirausaha dapat
menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Oleh sebab itu, seorang wirausaha
harus mempunyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama
dalam menciptakan peluang usaha bagi dirinya dan bagi orang lain. Dengan demikian
seorang wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan
mengkombinasikan sumber daya yang ada disekitarnya melalui pengembangan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan
jasa yang berbeda dari kompetitornya secara lebih efisien, memperbaiki produk yang sudah
ada dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada para konsumennya
(Suharyono, 2017).
Mandiri di sini memiliki maksud jika sang wirausahawan juga bisa melaksanakan
tugas yang dibebankan oleh karyawannya, sehingga nanti saat karyawannya sedang tidak ada
atau berhalangan masuk kerja, sang wirausahawan mampu meminimalisir dampak negatif
yang akan terjadi. Salah satu contoh mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, misalnya
Ibu Lili tidak kebingungan saat salah satu staf pemasarannya berhalangan hadir, dirinya tak
mau ambil resiko karena memang dirinya bisa dikatakan sebagai sosok yang ahli dalam
bisnis.
Apa yang dilakukan oleh ibu Lili? Dia double kerjanya! Selain mengurus bisnis,
dirinya juga ikut serta bersama dengan karyawan lain, untuk membantu pemasaran. Jadi, Ibu
Lili sama sekali tak gagap saat ada karyawan yang berhalangan hadir. Dia melakukan hal
tersebut karena memang mempunyai skill atau keterampilan tinggi soal bisnis. Tak
membebankan karyawan lain, melainkan dirinya akan ikut turun tangan bersama. Contoh lain
misalnya, Ibu Nina pemilik rumah makan, pada saat jam makan siang mempunyai antrian
pelanggan yang banyak sampai para pegawainya kewalahan dalam melayani pelanggan yang
silih berganti sedangkan pelanggan tidak akan semuanya mau menunggu lama karena waktu
makan siang yang singkat. Untuk mengatasi masalah tersebut Ibu Nina langsung membantu
pegawai bagian dapur memasak agar semua pesanan dapat selesai lebih cepat dan membuat
pelanggan tidak pindah ke rumah makan lain. Ibu Nina tidak kebingungan bagaimana
mengatasi masalah tersebut karena Ibu Nina mempunyai keahlian memasak sehingga dapat
memberikan dampak positif untuk rumah makannya.

6. Berani Menghadapi Risiko

Dibalik sebuah usaha, seorang wirausahawan selalu dihadapkan dengan aktivitas


pengambilan keputusan, dimana keputusan yang diambil tidak lepas dari kemungkinan
adanya risiko yang timbul. Oleh karenanya keberanian dalam mengambil risiko menjadi salah
satu karakteristik wirausaha yang penting bagi kesuksesan dan kelangsungan hidup usaha
( Galuh & Trimeiningrum,2018)

Seorang wirausahawan harus selalu berani menghadapi risiko karena semakin besar
risiko yang dihadapi, maka semakin besar pula kemungkinan dan kesempatan untuk meraih
keuntungan, begitupun sebaliknya. Namun, risiko yang diambil ini juga harus diperhitungkan
terlebih dahulu. Hal ini merupakan kunci awal dalam berusaha karena hasil yang akan dicapai
akan proporsional dengan risiko yang akan diambil. Risiko yang diperhitungkan dengan baik
akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil lebih tinggi (Suryana, 2013).

Wirausahawan harus memperbanyak pengalaman agar dapat mencapai kemampuan


berani mengambil risiko usaha namun dengan perhitungan aman. Dimana tingkat
kemampuan kewirausahaan dalam menghadapi rasa takutnya lebih tinggi dan memiliki
keberanian untuk menanggung atau mengatasi risiko kegagalan. Berani menghadapi rasa
takutnya karena ia merasa mampu, memiliki pengetahuan dan pengalaman kerja yang sesuai
dengan apa yang ia kerjakan dalam bisnisnya (Ardiansyah, 2018).

7. Selalu Mencari Peluang

Pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan untuk beberapa aspek, salah
satunya untuk menentukan suatu peluang usaha. Sejalan dengan target pemerintah indonesia
yang ingin meningkatkan populasi wirausaha muda Indonesia hingga mencapai 4,8 juta atau
2 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Maka perlu adanya suatu analisis yang dapat
menghasilkan suatu kesimpulan demi terciptanya peluang usaha yang tepat dengan melihat
faktor internal berupa Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weakness) dan faktor eksternal
Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threat) yang akan mempengaruhi perkembangan
proyek/peluang usaha tersebut. sehingga didapat bobot dari masing-masing kriteria yang ada
dan merangking alternatif inspirasi-inspiransi peluang bisnis tersebut (Permanawati &
Yulianeu, 2018).

Wirausahawan harus menciptakan sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu


yang baru dan berbeda, dan sesuatu yang lebih bermanfaat serta mudah digunakan
Wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan
pada satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu
waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai menangani berbagai persoalan yang
dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi kemampuan wirausahawan dalam mengerjakan
berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk mengolah peluang menjadi
sumber daya produktif (Suryana, 2013).
KESIMPULAN

Tidak semua orang dapat menjadi seorang wirausahawan. Karakter yang kuat adalah salah
satu kunci kesuksesan dari seorang wirausahawan agar usahanya dapat terus berkembang.
Wirausahawan harus memiliki beberapa karakter berikut ini, antara lain :

1. Motif berprestasi tinggi

2. Perspektif kedepan

3. Kreativitas yang tinggi dan Inovasi tinggi dalam berwirausaha

4. Memiliki tanggung jawab dan etos kerja


5. Kemandirian atau Ketidakbergantungan Terhadap Orang Lain

6. Berani menghadapi resiko

7. Selalu mencari peluang


DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, T. (2018). Perspektif Tingkat Kemampuan dan Transformasi Wirausahawan


Merubah Risiko Menjadi Sukses Berwirausaha. Sosio e-kons, 10(2), 165-178.
Galuh, O.D.S & Trimeiningrum, E. (2018). Pengaruh Percaya Diri Dan Keberanian
Mengambil Risiko Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Umkm Makanan Ringan Di
Kota Semarang; Studi Kasus Pada Sentra Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan
Sejenisnya di Kota Semarang. JEMAP, 1(1), 26-40.
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2018/04/kreatif-dan-inovatif-dalam-berwirausaha/

Lestari, I., Tonapa, H., & Sopiana. (2016, 05 13). Sopiana Blogspot. Retrieved 06 04, 2017,
from Kewirausahaan: http://sopianana.blogspot.co.id/2016/05/membangun-ide-
kreatif-dan- inovatif.html

Permanawati, R. R., & Yulianeu, A. (2018). Sistem Pakar Untuk Menentukan Suatu Peluang
Usaha Dengan Menggunakan Metode Smarter dan Oreste. Jurnal Manajemen dan
Teknik Informatika (JUMANTAKA), 1(1).

Peter F Drucker. 1994. Kewirausahaan. Penerbit PT Gelora Aksara Pratama.

Suharyono. (2017). Sikap dan Perilku Wirausahawan. Jurnal Ilmu dan Budaya, 40(56),6551-
6586.

Suryana. (2013). Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat

UCEO. (2016, Juli Kamis). Entrepreneurship Education Without Boundaries. Retrieved


Februari Selasa, 2021, from Tanggung Jawab Seorang Pengusaha:
http://ciputrauceo.net/blog/2016/7/28/tanggung-jawab-seorang-pengusaha

Ulum, A. (2011). Anharululum Blogspot. Retrieved 06 04, 2017, from Membangun Ide
Kreatif dan Inovatif: http://anharululum.blogspot.co.id/2011/01/membangun-
ide-kreatif-dan-inovatif.html

Wikipedia. (2016, Oktober Kamis). Retrieved Februari Selasa, 2021, from Etos:
https://id.wikipedia.org/wiki/Etos

Anda mungkin juga menyukai