KEWIRAUSAHAAN
(AKDK 7601)
“KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN”
Dosen Pengampu:
Mahmudah Hasanah, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nadia Julya Nur Wulandari (1610120320006)
Nanda Ade Abdillah (1710120210017)
Nasliatul Istiya Zulleha Esya (1810120320015)
Nedya Anggraini (1710120220019)
Norlaila (1810120120030)
Tasya Karenina (1810120320006)
Karakteristik kewirausahaan dapat ditemukan pada sikap-sikap atau tindakan yang dilakukan
oleh seorang wirausaha. Sikap dan tindakan ini biasanya melingkupi sebagian besar dari sikap
wirausaha dalam kesehariannya dan merupakan sikap dan tindakan yang dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai seorang yang akan memulai sebuah usaha harus memiliki jiwa
kewirausahaan, karena dengan adanya jiwa kewirausahaan usaha yang akan di jalankan di
harapkan mendapatkan hasil yang memuaskan akan tetapi jika suatu bisnis di jalankan tanpa
memiliki jiwa kewirausahaan maka bisnis tersebut tidak akan berkembang bahkan mengalami
kerugian. Wirausahawan harus memiliki beberapa karakter berikut ini, antara lain sebagai
berikut :
1. Motif Berprestasi Tinggi
Seorang wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha
optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausahawan melakukan sesuatu hal
secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai dan
prestasi merupakan hal yang membedakan antara hasil karyanya sebagai seorang
wirausahawan dengan orang yang tidak memiliki jiwa berwirausaha. Dorongan untuk selalu
berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausahawan karena dapat membentuk
mental yang selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi standar yang ada.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat tercermin pada beberapa contoh ilustrasi sebagai berikut.
• Seorang pemimpin atau manajer atau pengusaha yang terus-menerus melakukan perubahan
dan pembaruan untuk mencapai kemajuan.
• Para pengusaha yang bekerja keras dengan menetapkan berbagai strategi agar bisnisnya
berhasil dalam persaingan.
• Pengusaha yang selalu ingin unggul dan menang dalam persaingan karena kreatif
menciptakan produk baru yang berbeda dari waktu ke waktu.
• Bill Gates, mempunyai ambisi untuk selalu menjadi nomor satu. Saat kelas 4, ketika harus
menulis laporan sepanjang 4 - 5 halaman An-Naml bagian tubuh manusia, Ia membuat
laporan tersebut lebih panjang beberapa kali lipat.
2. Perspektif ke Depan
Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran,
atau impian, Maka segeralah membuat impian-impian baru yang dapat memacu serta
memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya. Biasakanlah untuk
memiliki target, baik harian, bulanan maupun tahunan, entah itu berupa peningkatan prestasi
belajar, peningkatan omset usaha, peningkatan taraf hidup, tingkat keuntungan, mobil
idaman, rumah baru, kantor baru, ataupun banyak hal lainnya.
Apapun impian atau target kita, ingat kata kunci SMART ( spesific, measurable, achievable,
reality-based, time-frame), yang berarti semua target dan impian kita harus spesifik dan
jelas, terukur, dapat dicapai, berdasarkan pada realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki
jangka waktu tertentu. Jadi apa yang kita usahakan, idam-idamkan, impikan, inginkan, dan
cita-citakan, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Specific, artinya harus jelas dan spesifik seperti apa yang kita ingin wujudkan.
2. Measurable, artinya harus terukur atau dapat dihitung besarannya, Berapa banyak dan
Berapa besar.
3. Achievable, artinya harus dapat dicapai, jangan mengangan angankan sesuatu yang tidak
mungkin dicapai dengan kemampuan kita.
4. Reality-based, artinya berdasarkan pada realitas yang ada, harus menyesuaikan dengan
kondisi yang ada, baik kemampuan maupun tuntutannya saat ini.
5. Time-frame, artinya memiliki jangka waktu tertentu, misalnya berapa lama, dan kapan
Harus tercapai, semua kegiatan harus ada jangka waktu sampai pencapaian hasilnya.
Arti dari kata ‘kreatif’ sendiri adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang
lain, atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Sedangkan arti dari kata
‘inovatif’ adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada atau menciptakan
sesuatu yang sama sekali berbeda. Hal-hal itulah yang sejatinya diperlukan para
wirausahawan. Yang dimaksud dengan wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua
pengusaha adalah wirausahawan. Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis, inovator,
penanggung resiko yang mempunyai penglihatan visi ke depan dan memiliki keunggulan
dalam berprestasi di bidang usaha. Fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan
pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu
sistem.
Kreativitas adalah berfikir untuk menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada
(generating something from nothing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk
meningkatkan dan memperkaya kehidupan (Suryana, 2003). Ada dua aspek penting pada
kreatifitas yaitu proses dan manusia. Proses yang berorentasi tujuan, yang di desain untuk
mencapai solusi suatu permasalahan. Sedangkan manusia merupakan sumber daya yang
menentukan solusi. Proses tetap sama, namun pendekatan yang digunakan dapat bervariasi.
Antara wirausahawan yang satu dan yang lainnya pastilah melakukan cara atau strategi yang
berbeda-beda dalam membangun bisnisnya. Cara atau strategi inilah yang menentukan hasil
akhir yang dihasilkan. Semakin kreatif orang tersebut menggunakan peluang yang ada, maka
semakin baik pula hasil dari bisnis yang mereka jalankan.
Selain kreatif, hal lain yang diperlukan dalam berwirausaha adalah inovatif. Dengan
inovasi, wirausahawan menciptakan baik sumber daya produksi baru maupun pengelolahan
sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu yang
tidak ada menjadi ada. Memiliki perilaku inovatif tinggi merupakan salah satu kunci dari
semangat berwirausaha. Sebenarnya setiap orang dibekali talenta atau jiwa wirausaha
walaupun dalam derajat kapabilitas yang berbeda-beda. Jika jiwa wirausaha atau talenta
tersebut diberikan wadah yang baik, maka perkembangan dan kemajuannya akan
memberikan hasil sebagaimana mana yang diharapkan.
Cara mengembangkan inovasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang pertama
adalah wirausahawan tersebut harus mengenali hubungan. Banyak penemuan dan inovasi
lahir sebagai cara pandang terhadap suatu hubungan baru dan berbeda antara objek, proses,
bahan, teknologi dan orang. Untuk membantu kreatifitas, kita dapat melakukan cara pandang
kita terhadap hubungan kita dengan lingkungan alam sekitar. Orang yang kreatif akan
memiliki hubungan intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali hubungan
yang baru. Selain itu untuk dapat melakukan kreativitas agar dapat berimajinasi yang
inovatif gunakanlah otak bagian kanan, sedangkan otak bagian kiri digunakan untuk bekerja.
Proses kreativitas yang inovatif meliputi pemikiran logis dan analitis terhadap pengetahuan,
evaluasi dan tahap implementasi. Jadi bila kita ingin lebih kreatif, kita harus melatih dan
mengembangkan kemampuan kedua otak kita tersebut. Dan yang terakhir, untuk menjadi
seorang yang kreatif dan inovatif dalam berwirausaha, maka kita harus selalu berfikir positif
agar dapat menjadi orang yang sukses.
Setiap orang akan terkait dengan beberapa perspektif waktu, yaitu masa lalu yang
merupakan pengalaman hidup yang sudah dilaluinya dan sebagai masa untuk melakukan
pembelajaran. Saat ini adalah masa menjadi kenyataan hidup yang sedang dilalui dan menjadi
persiapan untuk masa selanjutnya dengan mengkaji masa lalu, serta masa depan yang
menjadi harapan dan cita-cita yang ingin diraihnya. Ketiga masa itulah yang akan
membentuk manusia memiliki keberanian untuk menyongsong masa depan dengan
berprilaku inovatif yang tinggi. Dalam hal ini Nabi SAW pernah bersabda bahwa “ Allah
SWT tidak akan merubah nasib suatu bangsa jika bangsa itu tidak mau merubahnya”.
Drucker dalam Suryana (2003) menjelaskan bahwa setiap orang yang memiliki
keberanian untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi wirausaha dan berprilaku
seperti wirausaha. Hal ini memberikan pemahaman bahwa kewirausahaan lebih merupakan
perilaku daripada gejala kepribadian yang dasarnya terletak pada konsep dan teori yang
mengarahkan orang kepada kepemimpinan. Padahal perilaku, konsep dan teori merupakan
hal yang dapat dipelajari oleh siapapun yang menganut konsep belajar berkesinambungan dan
seumur hidup. Oleh sebab itu belajar berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, meskipun
tidak harus menjadi wirausaha besar namun sekurang-kurangnya dalam setiap kegiatannya
manusia dapat menerapkan jiwa kewirausahaan di dalamnya.
Suryana (2003) menjelaskan kiat sukses berwirausaha pada dasarnya tidak
memerlukan orang-orang yang luar biasa dengan IQ tinggi, tetapi orang-orang dengan IQ
sedang dan rendahpun dapat belajar melakukannya. Dengan demikian rahasia kewirausahaan
adalah menciptakan nilai tambah barang dan jasa dengan menerapkan kreativitas dan inovasi
untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari tanpa menunggu
perintah (berinisiatif sendiri). Mandiri atau tidak tergantung kepada orang lain akan
menumbuhkan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new
and different). Melalui kemandirian dalam berfikir kreatif dan bertindak inovatif, seorang
wirausaha dapat menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Oleh sebab itu,
seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan
pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha bagi dirinya dan bagi orang lain.
Keberanian dalam mengambil resiko terkait langsung dengan kepercayaan pada diri
sendiri. Dengan demikian, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri,
maka semakin besar pula keberaniannya dalam mengambil resiko yang diperhitungkannya
sebagai tindakan yang kreatif inovatif. Oleh sebab itu, orang yang berani mengambil resiko
diketemukan pada pada orang-orang yang kreatif dan inovatif dan merupakan bagian
terpenting dari perilaku kewirausahaan (Suryana, 2003).
Suryana (2003) membedakan wirausaha dalam 2 (dua ) kelompok, yaitu
administrative entrepreneur dan innovative entrepreneur. Dalam hal ini administrative
entrepreneur adalah wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam
memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan
memasarkannya secara efisien, sedangkan innovative entrepreneur adalah wirausaha yang
perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam bidang kreativitas, inovasi serta menonjol
dalam mengantisipasi dan menghadapi resiko. Pakerti (1997), mengartikan kewirausahaan
sebagai tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta
membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.
Memiliki kemampuan manajerial merupakan salah satu aspek yang harus ada pada setiap
wirausaha. Kemampuan manajerial merupakan kemampuan untuk mengambil keputusan
usaha dan melaksanakan seluruh fungsi manajemen, yaitu membuat rencana usaha,
mengorganisasikan usaha, mengelola usaha (termasuk mengelola sumber daya manusia),
melakukan publikasi/promosi hasil usaha dan mengontrol pelaksanaan usaha.
Sifat-sifat yang perlu dimiliki dan diterapkan wirausahawan sekaligus menjadi
identitas seorang wirausaha. Sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha menurut Fadel
Muhammad di dalam Suryana (2003) adalah sebagai berikut :
(a) Kepemimpinan.
(b) Inovasi.
(c) Cara pengambilan keputusan.
(d) Sikap tanggap terhadap perubahan.
(e) Bekerja ekonomis dan efisien.
(f) Visi masa depan.
(g) Sikap terhadap resiko
Seorang wirausahawan harus selalu berani menghadapi risiko karena semakin besar
risiko yang dihadapi, maka semakin besar pula kemungkinan dan kesempatan untuk meraih
keuntungan, begitupun sebaliknya. Namun, risiko yang diambil ini juga harus diperhitungkan
terlebih dahulu. Hal ini merupakan kunci awal dalam berusaha karena hasil yang akan dicapai
akan proporsional dengan risiko yang akan diambil. Risiko yang diperhitungkan dengan baik
akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil lebih tinggi (Suryana, 2013).
Pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan untuk beberapa aspek, salah
satunya untuk menentukan suatu peluang usaha. Sejalan dengan target pemerintah indonesia
yang ingin meningkatkan populasi wirausaha muda Indonesia hingga mencapai 4,8 juta atau
2 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Maka perlu adanya suatu analisis yang dapat
menghasilkan suatu kesimpulan demi terciptanya peluang usaha yang tepat dengan melihat
faktor internal berupa Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weakness) dan faktor eksternal
Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threat) yang akan mempengaruhi perkembangan
proyek/peluang usaha tersebut. sehingga didapat bobot dari masing-masing kriteria yang ada
dan merangking alternatif inspirasi-inspiransi peluang bisnis tersebut (Permanawati &
Yulianeu, 2018).
Tidak semua orang dapat menjadi seorang wirausahawan. Karakter yang kuat adalah salah
satu kunci kesuksesan dari seorang wirausahawan agar usahanya dapat terus berkembang.
Wirausahawan harus memiliki beberapa karakter berikut ini, antara lain :
2. Perspektif kedepan
Lestari, I., Tonapa, H., & Sopiana. (2016, 05 13). Sopiana Blogspot. Retrieved 06 04, 2017,
from Kewirausahaan: http://sopianana.blogspot.co.id/2016/05/membangun-ide-
kreatif-dan- inovatif.html
Permanawati, R. R., & Yulianeu, A. (2018). Sistem Pakar Untuk Menentukan Suatu Peluang
Usaha Dengan Menggunakan Metode Smarter dan Oreste. Jurnal Manajemen dan
Teknik Informatika (JUMANTAKA), 1(1).
Suharyono. (2017). Sikap dan Perilku Wirausahawan. Jurnal Ilmu dan Budaya, 40(56),6551-
6586.
Suryana. (2013). Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat
Ulum, A. (2011). Anharululum Blogspot. Retrieved 06 04, 2017, from Membangun Ide
Kreatif dan Inovatif: http://anharululum.blogspot.co.id/2011/01/membangun-
ide-kreatif-dan-inovatif.html
Wikipedia. (2016, Oktober Kamis). Retrieved Februari Selasa, 2021, from Etos:
https://id.wikipedia.org/wiki/Etos