Anda di halaman 1dari 80

MODUL 1

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

Memenuhi tugas mata kuliah


Kewirausahaan
Dosen pembimbing: B.Doddy Riyadi, SKM, MM

Kelompok 1

Alfa Laili Rohmatin (P17111171001)


Nurul Kartikasari (P17111171019)
Alfis Dyan Treesma (P17111173033)
Anandya Permatasari (P17111173034)
Pambajeng Lestanto Putri (P17111174066)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKKES MALANG
JURUSAN GIZI
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI
Agustus 2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT


karena berkat rahmat-Nya Modul matakuliah Kewirausahaan ini
dapat diselesaikan tepat waktu. Modul ini merupakan salah satu
alat untuk meningkatan pengetahuan dan pemahaman
pembaca mengenai materi tentang Konsep Dasar
Kewirausahaan.

Modul matakuliah ini dibuat dengan petimbangan dari


beberapa pihak untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Diharapkan pembaca dapat benar-benar memahami materi dan
dapat menerapkannya dalam bidang pekerjaan teruma unuk
profesi Ahli Gizi.

Ucapan terima kasih untuk dosen pembimbing dan


teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan
kontribusi untuk menyelesaikan modul ini. Saran dan masukan
selalu kami harapkan demi kesempurnaan modul yang akan
datang.

Malang, Agustus 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewirausahaan marupakan padanan kata dari
entrepreneurship dalam Bahasa Inggris.
Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis
yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu
pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya.
Menurut Impres No. 4 Tahun 1995 tentang GNMMK yaitu
Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan disebutkan bahwa kewirausahaan
merupakan sikap, semangat, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangnai usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya kerja teknologi dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang besar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulak bahwa
kewirausahaan adalah sebuah proses menciptakan sesuatu
dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal,
jasa, dan resiko serta menerima balas jasa, kepuasan dan
kebebasan pribadi.
Dalam bidang gizi, kewirausahaan biasa dalam bidang
jasa maupun produk. Kewirausahaan berupa jasa bisa
dilakukan dengan cara melakukan konsultasi gizi,
sedangkan untuk kewirausahaan dalam bentuk barang
biasanya dilakukan dengan menjual makanan atau produk
yang seringkali dibuat untuk orang sakit. Kewirausahaan ini
sudah mulai diterapkan dengan menjual produk berupa
salad buah dan makanan ringan lainnya. Adanya
kewirausahaan ini bertujuan untuk :
1. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan
wirausahawan/wati untuk menghasilkan kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat.
2. Membudayakan semangat, sikap, perilak, dan
kemampuan wirausaha di kalangan masyarakat dan
pelajar
3. Meningkatkan jumlah wirausahawan yang
berkualitas
Tidak hanya memiliki banyak tujuan, wirausaha juga
memiliki banyak manfaat, baik untuk yang mepelopori
maupun orang disekitarnya. Berikut merupakan manfaat
wirausaha :
1. Menambah daya tamping tenaga kerja
2. Mendidik masyarakat untuk hidup secara efisien,
ekonomis, dan tidak berfoya-foya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

Di negara kita, kewirausahaan itu sendiri mulai dikenal


masyarakat secara umum sejak Suparman Sumahamidjaya
mempopulerkan istilah wiraswasta. Sejak saat itu mulailah
istilah wiraswasta dimuat di berbagai media masa, seperti
surat kabar, majalah, dalam siaran radio, dan televisi,
bahkan pada perkembangan selanjutnya berbagai ceramah
dan seminar serta kursus-kursus, ceramah dan seminar,
serta kursus-kursus diselenggarakan untuk merangsang
minat dan perhatian masyarakat terhadap pengembangan
kewirausahaan di tanah air.

Kewirausahaan adalah padanan kata dari


entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam
bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata
entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu
entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu
pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya.
Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam
buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu
usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang
belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang
banyak.

Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam


hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut (
Suryana,2003 : 13) :

a) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan


dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis (Acad Sanusi,1994)
b) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (
Drucker,1959)
c) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan
dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (Zimmerer,1996)
d) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan
untuk memulai suatu usaha dan perkembangan usaha
( Soeharto Prawiro,1997)
e) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang
berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
f) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai
tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-
sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut
dapat diciptakan dengan cara mengembangkan
teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan
jasa yangbaru yang lebih efisien, memperbaiki produk
dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru
untuk memberikan kepuasan baru kepada konsumen.

1. Karakteristik Kewirausahaan
1) Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang
memiliki minat berwirausaha karena adanya motif
tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede
Anggan Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif
berprestasi adalah suatu nilai social yang
menekankan pada hasrat utuk mencapai yan terbaik
guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor
dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Seprti yang dikemukakan oleh Maslow (1943)
tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh
tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan
tingkatan pemuasannya. Kebutuhan berprestasi
wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien
dibandingkan sebelumnya.Wirausaha yang memiliki
motif berprestasi pada umumnya memiliki cirri-ciri
sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34):
a) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-
persoalan yang timbul pada dirinya.
b) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk
melihat keberhasilan dan kegagalan.
c) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
d) Berani menghadapi resiko dengan penuh
perhitungan
e) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara
seimbang. Jika tugas yang diembannya sangat
ringan.maka wirausaha merasa kurang tantangan,
tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling
sulit yang memungkinkan pecapaian keberhasilan
sangat rendah.
Selalu Perspektif Seorang wirausaha
hendaknya seorang yang mampu menatap depan
dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan
berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang
dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi
ke masa depan adalah orang yang memiliki
perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena
memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia
akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (
Suryana,2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan
utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda
dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resiko
yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif
harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan
demi pembaharuan masa depan.Pandangan yang
jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas
dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia harus
mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

2) Memiliki Kreatifitas Tinggi


Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah
kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda.
Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah
berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir
sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut
Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 :
24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering
muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama
dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh
karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu
dari asalnya tidak ada. Dari definisi di atas, kreativitas
mengandung pengertian yaitu :
a) Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang
asalnya tidak ada.
b) Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa
lalu dengan cara baru
c) Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih
sederhana dan lebih baik
d) Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi Menjadi wirausaha
yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit
yang dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah
menunjukkan kepada kita bahwa para wirausaha
yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah
manusia biasa. Sebeer Bathia, seorang digital
entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com pada
tanggal 1996, baru menyadari hal ini ketika ia berguru
kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu
computer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu
membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan
harga penemuannya senilai 400 juta dollar AS
kepada Bill Gates, pemilik mocrosoft yang juga
manusia biasa.

3) Selalu Komitmen dalam Pekerjaan


Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen
dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam
mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang
akan digelutinya, di dalam menjalankan usaha
tersebut wirausaha yang sukses terus memiliki tekad
yang menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam
mengembangkan usahanya, ia tidak setengah
setengah dalam berusaha, berani menanggung
resiko, bekerja keras dan tidak takut menghadapi
peluang-peluang yang ada di pasar. Tanpa usaha
yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang
digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti
menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh
karena itu pentng sekali bagi seorang wirausaha
untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya, serta
memiliki etos kerja dan tanggung jawab yang baik.
4) Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan
yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup, maka seorang
wirausaha harus mempuyai kemampuan kreatif
dalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama
dalam menciptakan peluang usaha dalam pikrannya,
dia dapat mandiri dalam usaha yang digelutinya
tanpa harus bergantung pada orang lain. Seorang
wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan
hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber yang ada di sekitarnya,
mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberkan kepuasan
kepada knsumen.

5) Berani Mengambil Resiko


Richard Cantillon, orang pertama yang
menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke
18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang
yang menanggung resiko. Wirausaha dalam
mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh
spekulasi, melainkan perhitugan yang matang. Ia
berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya
karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu
wirasaha selalu berani engambil resiko yang
moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian resiko
yang didukung komitmen yang kuat, mendorong
wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang
sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata
atau jelas dan obyektif, dan merupakan umpan balik
bagi kelancaran kegiatannya ( Suyana, 2003 : 14-15
).

6) Selalu Mencari Peluang


Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang
positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan
yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat,
cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan
serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan
yang positif tersebut.
7) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil juga merupakan
pemimpin yang berhasil. Dikatakan sebagai
pemimpin karena mereka harus mencari
peluangpeluang, mengumpulkan sumber daya (
bahan, manusia , teknologi, dan modal ) yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan,
menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri
maupun untuk orang lain, dan memimpin serta
membimbing orang lain untuk mencapai tujuan.

8) Memiliki Kemampuan Manajerial


Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus
dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk
managerial usaha yang sedang digelutinya, seorang
wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan
usaha, mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha
dan sumer daya manusia, mengontrol usaha,
maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaannya yang kesemuannya itu adalah
merupakan kemampuan managerial yang wajib
dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua
maka bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi
kegagalan usaha yang diperoleh.
2. Karakteristik Wirausaha
Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada
tujuh karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon
wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Action oriented.
Seorang entrepreneur selalu ingin segera
bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti
(uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and
do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk dihindari,
melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan
tindakan dan kelihaian.
2. Berpikir simpel.
Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat
kompleks, mereka selalu belajar
menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi,
mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan
menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka
melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan
masalah satu demi satu secara bertahap.
3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru.
Apakah itu peluang usaha yang benar-benar
baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk
usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar
yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan
menambah landscape atau scope usahanya.
Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka selalu
tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti model,
desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan
struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan
bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan
juga dengan cara-cara baru.
4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi.
Seorang wirausahabukan hanya awas, memiliki
mata yang tajam dalam melihat peluang, atau
memiliki penciuman yang kuat terhadap keberadaan
peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu.
Peluang bukan hanya dicari, diciptakan, dibuka, dan
diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi
dsn menanggung resiko, maka seorang wirausaha
harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausah-
wirausaha yang sukses bukanlah pemalas atau
penunda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya
beres, dan apa ya g dipikirkan dapat dikerjakan
segera. Mereka bertarung dengan waktu karena
peluang selslu berhubungan dengan waktu. Apa
yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu
masih menjadi peluang di lain waktu. Sekali
kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi.
Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus
dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata rantai
nilainya (value chain).
5. Hanya mengambil peluang yang terbaik.
Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-
nilai ekonomis yang terkandung didalamnya, masa
depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan
prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu
biasanya dikaitkan dengan "rasa suka" terhadap
objek usaha atau kepercayaan bahwa dia "mampu"
merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang
diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan
orang itu dalam memilih.
6. Fokus pada eksekusi.
Wirausaha bukanlah orang yang bergulat
dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis,
melainkan orang yang fokus pada eksekusi. Mereka
tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau
berputar-putar dalam pikiran penuh keraguan.
"Manusia dengan entrepreneur mindset
mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan
merealisasikan yang dipikirkan daripada
menganalisa ide-ide baru sampai mati" (McGraith
dan Mac Millan,2000,hlm.3). Mereka juga
adaptifterhadap situadi, yaitu mudah menyesuaikan
diri dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di
lapangan.
7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis
yang digeluti.
Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia
menggunakan tangan dan pikiran setiap orang, baik
dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka
membangun jaringan daripada melakukan impiannya
sendiri. Ibarat seorang orkestraktor atu dirigen musik,
dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli
dalam memainkan instrumeninstrumen yang
berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik
yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki
kemampuan mengumpulkan orang, membangun
jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi,
dan berkomunikasi.
2.2 NILAI DAN PERILAKU WIRAUSAHA
1. Nilai Wirausaha
Nilai wirausha menurut Suryana (2001:15)
ada beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaaan
yaitu:
a) Percaya diri, kepercayaan diri berpengaruh pada
gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian,
ketekunan, semangat kerja keras, dan kegairahan
berkarya.
b) Berorientasi tugas dan hasil, seseorang yang selalu
mengutamakan tugas dan hasil adalah seseorang
yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif
berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan
kuat, energik dan berinisiatif.
c) Keberanian mengambil resiko, tergantung pada daya
tarik setiap alternatif, persediaan untuk rugi dan
kemungkinan relative untuk sukses atau gagal.
Kemampuan utnuk mengambil resiko ditentukan oleh
keyakinan diri, kesediaan untuk menggunakan
kemampuan, dan kemampuan untuk menilai resiko.
d) Kepemimpinan kewirausahaan memiliki sifat sifat
kepeloporan keteladanan, tampil berbeda, lebih
menonjol dan lebih menonjol, dan mampu berfikir
divergen dan konvergen
e) Keorisinilan : kreativitas da keinovasian. Kreativitas
adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan
berbeda, sedangkan keinovasian adalah
kemampuan untuk bertindak yang baru dan berbeda.

2. Perilaku Wirausaha
a) Menurut Kathleen L. Hawkins dan Peter A. Turla (
dalam Suryana,2001 :25-26), pola tingkah laku
kewirausahaan tergambar dalam perilaku dan
kemampuan sebagai berikut : Kepribadian, aspek ini
bias diamati dari segi kreativitas, disiplin diri,
keberanian menghadapi resiko, memiliki dorongan
dan kemauan kuat. Kemampuan hubungan,
oprasionalnya dapat dilihat dari indicator komunikasi
dan hubungan antar personal, kepemimpinan dan
manajmen Pemasaran, meliputi kemampuan dalam
menentukan produk dan harga, periklanan dan
promosi Keuangan, indikatornya adalah sikap
terhadap uang dan cara mengatur uang.
b) Mengembangkan pribadi wirausaha identik dengan
mengembangkan perilaku wirausaha yaitu mengenali
diri sendiri dan kendala yang dihadapinya sebagai
langkah awal. David McClelland ( dalam Suryana,
2001 : 26 ) mengemukakan enam cirri perilaku
kewirausahaan yaitu :
1) Ketrampilan mengambil keputusan dan
mengambil resiko yang moderat dan bukan atas
dasar kebetulan belaka
2) Bersifat energetic, khususnya dalam bentuk
berbagai kegiatan, Inovatif, Tanggug jawab,
Individual
3) Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan
yang diambilnya, dengan tolak ukur satuan uang
sebagai indicator keberhasilan.
4) Mampu mangatisipasi berbagai kemungkinan di
masa dating
5) Memiliki kemapuan berorganisasi, yaitu bahwa
seorang wirausaha
6) Memiliki kemampuan ketrampilan,
kepemimpinan dan managerial

Ada beberapa alasan seseorang berwirausaha


menurut Wirasasmita (1994) yakni :

1) Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk


menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan,
sebaagai jaminan stabilitas keuangan.
2) Alasan social yaitu memperoleh gengsi/status, untuk
dapat dikenal dan dihormati, untuk menjadi panutan,
agar dapat bertemu dengan orang banyak. 3. Alasan
pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada
masyarakat, membantu anak yatim, membahagiakan
orang tua, demi masa depan keluarga
3) Alasan memenuhi diri, untuk menjadi atasan/mandiri,
untuk mencapai sesuatu yang di inginkan, untuk
menghindari ketergantungan pada orang lain, agar
lebih produktif dan untuk menggunakan kemampuan
pribadi.

2.3 PROSES KEWIRAUSAHAAN


Menurut Srie Sulastri (2008) ,pengembangan
kewirausahaan di awali dari proses sebagai berikut :
1. Proses Inovasi Faktor yang mendorong terjadinya
inovasi,yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat
penasaran, keinginan menanggung resiko, dan
pengalaman
2. Proses Pemicu Faktor yang mendorong seseorang
terjun ke dunia bisnis yaitu adanya ketidakpuasan
terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan
hubungan kerja,keberanian menanggung resiko, dan
komitmen yang tinggi terhadap bisnis
3. Proses PelaksanaanFaktor yang mendorong
pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan mental
wirausaha secara total, adanya manager sebagai
pelaksana kegiatan, dan adanya visi jauh kedepan untuk
mencapai keberhasilan
4. Proses Pertumbuhan Proses pertumbuhan didorong
factor organisasi,yaitu adanya tim yang kompak dalam
menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap,
adanya struktur dan budaya organisasi yang baik dan
adanya produk yang menjadi unggulan. Secara umum
tahap-tahap melakukan wirausaha terdiri dari :
a) Tahap Memulai
Tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk
melakukan usaha mempersiapkan segala seuatu
yang diperlukan,di awali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin,apakah membuka usaha
baru atau melakukan franchising. Juga memilih
usaha yang akan dilakukan apakah di bidang
pertanian,industri atau manufaktur, maupun produksi
atau jasa.
b) Tahap melaksanakan usaha
Tahap ini seseorang wirausahawan mengelola
berbagai aspek yang terkait dengan usahanya.
Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM,
Kepemilikan, Organisasi, Kepemimpinan yang
meliputi bagaimana pengambilan resiko dan
mengambil keputusan pemasaran dan melakukan
evaluasi.
c) Tahap mempertahankan usaha
Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan
hasil yang telah dicapai untuk ditindak lanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi.
d) Tahap engembangkan usaha
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong
psitif atau mengalami perkembangan atau dapat
bertahan maka perluasan usaha yang menjadi salah
satu pilihan yang mungkin di ambil.

2.4 SIFAT DAN CIRI CIRI

Pada bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang


berkaitan dengan ciri-ciri atau karakteristik yang melekat
pada seorang wirausaha. Sejumlah studi telah dilakukan
untuk mengidentifikasi dan memahami karakteristik yang
dibutuhkan untuk menjadi wirausahawan yang berhasil.
Berikut beberapa karakteristik yang ditulis oleh sejumlah
penulis.
Tabel 1.1 Karakteristik Wirausaha
Tahun Penulis Karakteristik
Keberanian untuk menanggung
1848 Mill
risiko.
Memiliki kekuasaan dan
1917 Weber
kewibawaan.
1934 Schumpeter Inovatif; inisiatif.
1954 Sutton Hasrat untuk bertanggung jawab.
Memiliki kekuasaan dan
1959 Hartman
kewibawaan.
Memperhitungkan risiko;
1961 McClelland
kebutuhan berprestasi.
Berambisi; hasrat untuk tidak
1963 Davids
tergantung, percaya
Drive/mental; hubungan antara
1964 Pickle manusia; kemampuan
berkomunikasi, kecakapan teknis.
Mengukur dan memperhitungkan
1971 Palmer
risiko.
Kebutuhan berprestasi, mandiri;
Hornaday
1971 agresif; kekuasaan; inovatif dan
dan Aboud
independent.
1973 Winter Kebutuhan akan kekuasaan.

1974 Borland Mampu mengendalikan diri.

1974 Liles Kebutuhan berprestasi.


Berorientasi pada nilai-nilai yang
1977 Gasse
bersifat personal.
Percaya diri; berorientasi pada
pencapaian sasaran;bersedia
1978 Timmons
mengambil risiko, kreatif dan
inovatif.
Tahun Penulis Karakteristik
Energik dan ambisius, bersikap
1980 Sexton
positif atas
Bertanggung jawab; percaya diri;
Welsh dan
1981 menyukai tantangan dan bersedia
White
mengambil risiko.
Berorientasi pada pertumbuhan,
Dunkelberg
1982 independent; memiliki
dan Cooper
keterampilan teknik.
Sumber: Diterjemahkan dari James W. Carland et.al
(1984).
Selain dari beberapa karakteristik yang telah disebutkan
oleh beberapa penulis di atas, terdapat pula beberapa
penulis di Indonesia yang telah menguraikan ciri-ciri
wirausaha secara panjang lebar. Sumarno (1984, pp. 10-44)
membahas ciri-ciri sikap mental wirausaha secara
mendalam dengan mengemukakan tokoh Ezra Cornell,
pendiri Cornell University di Amerika, yang sukses dalam
hidupnya karena memiliki sikap mental wirausaha. Ciri sifat
Ezra Cornell diringkas sebagai berikut:
1. Tidak lekas puas dengan hasil yang dicapai.
2. Berpikir analitis dan kreatif.
3. Bersemangat kuat dan bekerja keras.
4. Selalu bertujuan dan berencana.
5. Berani mengambil keputusan dengan bertanggung
jawab.
6. Dapat menggunakan kesempatan.
7. Tahan kritik.
8. Cerdas.
9. Tahan derita dan tabah.
10. Lincah dan mampu berkomunikasi dengan baik.
11. Berpikiran luas dan futuristic.
12. Hubungan antarmanusia baik.
13. Jujur dan mau mawas diri.
14. Mampu mengendalikan diri dan disiplin.
15. Selalu berdoa mohon kekuatan pada Tuhan.

Sedang ciri-ciri wirausaha menurut para ahli yang


mengikuti Lokakarya Sistem Pendidikan dan
Pengembangan Kewiraswastaan di Indonesia tanggal 21-23
Juli 1976, Bing P. Lukman dan kawan-kawan,
mengidentifikasi karakteristik wirausaha, yaitu inovatif,
produktif, mandiri, ulet, tekun, tidak cepat puas, dan berani
mengambil risiko (Syarif, 1976). Pendapat yang lebih
terperinci disampaikan pula oleh Suparman Sumahamidjaya
yang dikutip oleh Danuhardimedjo (1981, pp. 7-8) sebagai
berikut.
1. Mempunyai keberanian untuk mengambil risiko dalam
menjalankan tugasnya untuk mengejar keuntungan yang
merupakan imbalan dari karyanya.
2. Mempunyai daya kreasi, imajinasi, dan kemampuan
yang sangat tinggi untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan.
3. Mempunyai semangat dan kemauan untuk mengatasi
kesulitan kesempatan yang ada, dan membawa teknik-
teknik baru dalam mengorganisasikan usaha- usahanya
secara tepat guna dan efisien.
4. Tekun penuh kesanggupan dan tidak lekas putus asa.
5. Yakin akan hari depan yang penuh keberhasilan dan
kegemilangan
6. Tidak menutup diri terhadap kemajuan sekitarnya.
7. Fleksibel dan cekatan serta cukup informatif dalam
menghadapi partner dan sainganyang dihadapi.
8. Selalu mengutamakan efisiensi dan penghematan-
penghematan biaya operasi perusahaan.
9. Mempunyai kemauan untuk menarik bawahan atau
teman/partner usaha yang mempunyai kemauan tinggi.
10. Mempunyai analisis yang tepat, sistematis, dan
metodologis.
11. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali
keuntungan yang diperoleh untuk memperluas usaha
yang sudah ada atau menanamkannya pada usaha-
usaha yang baru.
12. Mempunyai kemauan yang tinggi dalam menilai
saingannya.
Oliver Clayton dalam penelitiannya tentang Planning a
Career as a Business Owner (1981, p. 23-25) menyimpulkan
hasil surveinya dengan mengemukakan saran-saran
tentang karakteristik wirausaha sebagai berikut.
“Be aggressive, be competitive, be goal-oriented, be
confident, be egocentric, make decisions, be an achiever
very early in life, be a loner in your final decision, put family
and friends second to business, be an opportunist, do not be
security-oriented, be persistent, have determination, be an
optimist, have desire to achieve, be hyperactive mentally, be
a dreamer, be calculated risk-taker, want power, learn from
previous mistakes, be a perfectionist and be intuitive.”

Harus agresif, harus kompetitif, harus berorientasi pada


tujuan, harus percaya diri, harus memusatkan pada
kepentingan sendiri, mampu membuat keputusan, harus
menjadi pengejar keberhasilan sejak usia dini, harus
mandiri/kuat dalam keputusan akhir, menempatkan
keluarga dan sahabat urutan kedua pada bisnis, harus
menjadi seorang opportunist, jangan berorientasi pada
keamanan, harus kukuh, bertujuan, harus optimis, memiliki
hasrat untuk berprestasi, harus memiliki mental yang kuat,
harus menjadi seorang yang selalu berangan-angan, harus
menjadi pengambil risiko dengan penuh perhitungan,
menginginkan kekuasaan, belajar dari kesalahan
sebelumnya, harus berusaha menjadi seorang yang
sempurna dan intuisi).

Dalam beberapa literatur, kewirausahaan juga telah


ditandai sebagai interaksi antara sejumlah kemampuan
sebagai berikut: pengendalian diri, penyusunan
perencanaan dan penetapan tujuan, pengambilan risiko,
inovasi, penggunaan umpan balik, pengambilan keputusan,
hubungan antarmanusia, dan tidak tergantung. Selain itu,
hampir semua orang punya keyakinan bahwa seseorang
wirausaha yang berhasil adalah mereka yang tidak takut
berhadapan dengan kegagalan.
Pada tahun 1982 Hornaday pernah melakukan penelitian
yang khusus mengenai kehidupan dari para wirausaha. Dari
hasil penelitiannya itu akhirnya diperoleh sejumlah atribut
yang pada umumnya selalu melekat pada seorang
wirausaha. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.
1. Karakteristik yang Biasanya Melekat pada
Wirausahawan
1) Percaya diri.
2) Keteguhan hati.
3) Mempunyai kekuatan dan tekun.
4) Memiliki akal dan daya yang panjang
(resourcefulness).
5) Memiliki kemampuan untuk mengambil risiko
dengan penuh perhitungan.
6) Dinamis dan memiliki kecakapan memimpin.
7) Optimis.
8) Kebutuhan akan prestasi.
9) Memiliki kecakapan dalam banyak hal (versatility);
memiliki pengetahuan tentang produk, pasar,
permesinan, dan teknologi.
10) Kreatif.
11) Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain.
12) Memiliki kemampuan untuk “berbaikan” dengan
orang lain.
13) Berinisiatif.
14) Fleksibel.
15) Cerdas.
16) Berorientasi pada tujuan yang jelas.
17) Memiliki tanggapan yang positif terhadap setiap
tantangan.
18) Tidak tergantung pada pihak lain.
19) Tanggap terhadap saran dan kritikan.
20) Pandai mengelola waktu dan efisien.
21) Mampu mengambil keputusan secara cepat.
22) Bertanggung jawab.
23) Berpandangan ke masa depan.
24) Akurat dan hati-hati.
25) Bisa bekerja sama.
26) Berorientasi pada keuntungan.
27) Belajar dari kesalahan.
28) Hasrat akan kekuasaan.
29) Memiliki kepribadian yang menyenangkan.
30) Egotisme.
31) Berani.
32) Penuh daya khayal.
33) Cerdik atau lekas mengerti (perceptiveness).
34) Bersikap toleran terhadap hal-hal yang bermakna
ganda/mendua (ambiguous).
35) Agresif.
36) Menikmati kegembiraannya/kesenangannya.
37) Manjur/mujarab.
38) Memiliki komitmen.
39) Percaya pada para bawahan dan pekerjaannya.
40) Peka terhadap pihak lain.
41) Jujur dan memiliki integritas.
42) Matang dan seimbang.
Sumber: Diterjemahkan dari John A. Hornaday dalam
Kuratko dan Hodgetts (1989) Entrepreneurship: A
Contemporary Approach. Chicago: The Dryden Press, p.68.

Di samping karakteristik kewirausahaan yang telah


disajikan di atas, Puslatkop dan PK juga telah merumuskan
17 ciri dan cara kewirausahaan yang diperlukan untuk
mengembangkan wirausaha Indonesia yang tangguh dan
unggul, kemudian dikenal sebagai ciri wirausaha Indonesia
dengan semangat 17 – 8 – 45. Secara terperinci jumlah ciri
dan cara tersebut terdiri dari 8 macam sebagai syarat pokok,
4 macam sebagai kualifikasi tangguh, dan 5 macam sebagai
kualifikasi unggul.

2. Kualifikasi Dasar Wirausaha


1. Memiliki rasa percaya dan sikap mandiri yang tinggi
untuk berusaha mencari penghasilan dan
keuntungan melalui perusahaan.

2. Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang


usaha yang menguntungkan serta melakukan apa
saja yang perlu untuk memanfaatkannya.
3. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar-menawar dan
musyawarah dengan berbagai pihak yang besar
pengaruhnya pada kemajuan usaha terutama para
pembeli/langganan (memiliki salesmanship).
4. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan
terencana, jujur, hemat, dan disiplin.
5. Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya
serta luas dan tangguh, tetapi cukup luwes dalam
melindunginya.
6. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri
dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan
dan memotivasi orang lain
(leadership/managerialship) serta melakukan
perluasan dan pengembangan usaha dengan risiko
yang moderat.
7. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan
serta menggalang kerja sama yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.
8. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan
serta menggalang kerja sama yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.

3. Ciri dan Cara Wirausaha Tangguh


1. Berpikir dan bertindak strategik serta adaptif terhadap
perubahan dalam berusaha mencari peluang
keuntungan termasuk yang mengandung risiko yang
agak besar dan dalam mengatasi berbagai masalah.
2. Selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan
melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan
langganan
3. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan
dan kelemahan perusahaan (dan pengusaha hanya)
serta meningkatkan kemampuan dengan sistem
pengendalian intern.
4. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan
ketangguhan perusahaan terutama dengan
pembinaan motivasi dan semangat kerja serta
penumpukan permodalan.

4. Ciri dan Cara Wirausaha Unggul


1. Berani mengambil risiko serta mampu
memperhitungkan dan berusaha menghindarinya.
2. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya
bakti yang lebih baik untuk langganan, pemilik,
pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan
negara.
3. Antisipatif terhadap perubahan akomodatif terhadap
lingkungan.
4. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan
meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
5. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra
perusahaan melalui investasi baru di berbagai
bidang.
Dari sejumlah ciri/karakteristik wirausahawan
yang telah diuraikan secara panjang lebar di atas,
selanjutnya kami ingin mengajak Anda untuk membahas
secara lebih mendalam beberapa karakteristik penting
yang paling sering dikutip oleh para penulis dan tokoh
kewirausahaan di atas. Walaupun karakteristik atau ciri-
ciri wirausahawan yang akan kita bahas berikut ini
mungkin kurang lengkap, namun paling tidak bahasan ini
akan menyediakan pengertian yang lebih mendalam
tentang profil seorang wirausaha.

a) Berani Mengambil Risiko dengan Penuh


Perhitungan (Calculated Risk Taking)
Seorang wirausaha yang berhasil dalam
usahanya bukanlah seorang penjudi yang sukses karena
unsur keberuntungan. Ketika seorang wirausaha
memutuskan untuk terjun dalam suatu usaha, mereka
menangani usaha pada pekerjaannya tersebut dengan
penuh perhitungan dan hati-hati. Ia pun menyadari betul
bahwa setiap usaha yang dimulai tidak selalu berhasil
dengan baik dalam keberhasilan, akan tetapi ada
kemungkinan berakhir dengan kegagalan. Setiap aspek
bisnis selalu berhadapan dengan risiko kegagalan,
namun ia harus berani memulai, dengan perhitungan
yang cermat karena kesuksesan tidak akan pernah
tercipta jika usaha tidak pernah dimulai. Ibarat kata
pepatah, semakin tinggi pohon, semakin kencang
anginnya, semakin tinggi harapan, semakin sulit
mencapainya.

Semakin besar usaha yang dilakukan akan


semakin kompleks tantangan yang dihadapi dan
semakin besar risiko kegagalan yang dihadapi. Di lain
pihak, betapa pun kecil dan sederhananya suatu usaha
kemungkinan risiko kegagalan akan selalu ada. Atas
dasar itu maka seorang wirausaha yang berkemauan
kuat untuk berhasil dalam hidupnya, harus berani
berinisiatif untuk memulai dan berbuat serta siap
menghadapi tantangan. Seorang yang ragu dan takut
menghadapi risiko kegagalan tidak akan pernah memulai
dan tidak akan berhasil menjadi seorang wirausaha.
Dalam melakukan suatu usaha banyak faktor yang
diperhitungkan. Baik faktor-faktor yang sifatnya
mendorong keberhasilan maupun sebaliknya faktor-
faktor yang menyebabkan risiko kegagalan. Dengan
perhitungan yang cermat, seorang wirausaha harus
mampu menganalisis faktor-faktor tersebut serta melihat
kemungkinan bagaimana caranya ia bisa memperbesar
peranan faktor pendorong dan meminimalisasi peranan
faktor penyebab kegagalan.

Dalam kaitannya sebagai pengambil risiko jika


anda tertarik untuk mendirikan suatu usaha Anda harus
mengambil keputusan dalam situasi yang penuh
ketidakpastian, sambil memperhitungkan kemungkinan
untung ruginya. Apakah anda memilih alternatif yang
mengandung risiko atau alternatif “konservatif”, menurut
Meredith et al. (1996) hal ini tergantung pada:
1. Daya tarik setiap alternatif
2. Sejauh mana anda mau rugi
3. Kemungkinan relatif sukses dan gagal
4. Seberapa jauh anda dapat meningkatkan
kemungkinan sukses dan mengurangi
kemungkinan gagal.

Kemampuan mengambil risiko seorang wirausaha


akan ditingkatkan oleh hal-hal berikut ini.
1. Keyakinan pada dirinya
2. Kesediaan mereka untuk menggunakan kemampuan
mereka sepenuhnya untuk mengubah keadaan demi
keuntungan mereka.
3. Kemampuan mereka untuk menilai situasi risiko
secara realistis dan kemampuan mereka untuk
mengubah kesempatan/kemungkinan.
Dengan demikian, perilaku pengambilan risiko
sebagai suatu ciri wirausaha merupakan perilaku yang
berkaitan enggan perilaku atau karakteristik lainnya.
Selain dengan keyakinan pada dirinya, pengambilan
risiko berkaitan juga dengan kreativitas dan inovasi.
Semakin besar keyakinan wirausaha pada dirinya
sendiri, semakin besar kemampuan dirinya untuk
mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusannya dan
semakin besar kesediaan dia untuk mencoba, berkreasi
dan berinovasi yang dalam pandangan orang lain
sebagai berisiko.

Michael E. Porter (1998) berpendapat bahwa pada


saat sekarang di mana situasi persaingan tampak
semakin ketat dan banyak terjadi perubahan yang tidak
pernah terduga sebelumnya maka seorang pengusaha
selain harus mempertimbangkan faktor-faktor
internalnya, ia juga harus mampu menganalisis dengan
hati-hati lima faktor dominan dari lingkungan persaingan
bisnisnya (industry/competitive environment). Kelima
faktor tersebut adalah berikut ini.
1. Pendatang baru (new entrant) potensial dalam konteks
ini, berarti bahwa seorang wirausaha harus menganalisis
ancaman masuknya pendatang baru (threat of new
entrants).
2. Pemasok (supplier) adalah seorang wirausaha harus
menganalisis kekuatan dia dalam melakukan tawar-
menawar dengan pemasok (bargaining power of
suppliers).
3. Produk pengganti (substitute), yaitu seorang wirausaha
harus pula menganalisis ancaman yang berasal dari
produk atau jasa pengganti (threat of substitutes).
4. Pembeli (buyer) adalah seorang wirausaha sangat
penting untuk menganalisis kekuatan yang ia miliki untuk
melakukan tawar-menawar dengan pembeli (bargaining
power of buyers).
Para pesaing industri (industry competitor), yaitu faktor
yang tak kalah pentingnya adalah seorang wirausaha
harus menganalisis situasi persaingan di antara
perusahaan yang ada (intensity of rivalry).
b) Memiliki Komitmen dan Berkemauan yang Keras
(Commitment And Perseverance)

Komitmen terhadap usaha dan kemauan yang


keras untuk mencapai sasaran merupakan aspek yang
paling pokok dari seorang wirausaha. Dengan memiliki
karakteristik tersebut seorang wirausaha akan
mengabdikan dirinya secara total terhadap usaha yang
ditanganinya. Oleh karena 2 sifat ini jugalah, seorang
wirausaha bisa mengatasi berbagai kesulitan dan
tantangan yang dihadapi yang dalam pandangan umum
hampir tidak mungkin bisa dilakukan. Dalam pendirian
usaha baru atau untuk pengembangan usaha yang
sudah ada seiring para penanam modal (investor)
menguji terlebih dahulu, sampai sejauh mana komitmen
wirausaha yang bersangkutan. Dalam hal ini mencakup,
misalnya kesediaannya untuk menjaminkan harta benda
termasuk rumah yang ditempatinya. Seorang wirausaha
harus siap mengorbankan waktu istirahatnya, menyita
waktu untuk keluarganya, bahkan dia juga harus
menurunkan standard of living-nya.

Russell Knight (dalam Kent et al. 1982), yang


mencoba mengelaborasi hasil survei Hornaday tentang
kehidupan entrepreneur, mengemukakan bahwa
kemauan yang keras dan keteguhan hati merupakan
kunci keberhasilan dari seorang wirausaha. Soemanto
(1982, h.50) juga berargumentasi bahwa “kekuatan
untuk mencapai tujuan adalah kekuatan”. Jika seseorang
memiliki kemauan yang keras maka jalan akan terbuka
sehingga dia dapat mencapai tujuannya. Hanya
seseorang yang memiliki kemauan yang keras yang
akan berhasil dalam hidupnya. Sebaliknya, orang yang
tidak memiliki kemauan yang keras, ia akan mudah
menyerah bila dihadapkan pada kesulitan dan
tantangan.

c) Memiliki Kejujuran dan Dapat Dipercaya (Integrity


And Reliability)
Menurut Kuratko dan Hodgetts (1989) integritas
dan reliabilitas merupakan perekat dan tali yang akan
menyatukan keberhasilan seseorang dengan seluruh
klien. Investor partner (mitra), pelanggan, dan kreditor
sangat memperhatikan atribut yang satu ini. Integritas
dan reliabilitas yang dimiliki oleh seorang wirausaha
merupakan modal penting dalam rangka membangun
dan mempertahankan kepercayaan semua klien. Agar
seseorang memperoleh kepercayaan dari orang lain
dalam berusaha maka ia harus memiliki sifat jujur dan
bertanggung jawab. Banyak orang mengalami
kegagalan dalam menjalin hubungan bisnis hanya
karena tidak memiliki sifat jujur. Menurut Soemanto
(1982) salah satu cara untuk menumbuhkan sifat jujur
adalah mendidik diri sendiri sehingga memiliki moral
yang tinggi.

d) Kreatif (Creativity)

Menurut Kuratko dan Hodgetts (1989) kreativitas


merupakan suatu sifat manusia yang dibawa sejak lahir
(inherited trait). Namun, pendapat ini dibantah oleh
beberapa pengamat entrepreneurship yang mengatakan
bahwa kreativitas bukan semata-mata faktor genetik,
tetapi merupakan sesuatu yang bisa dipelajari. Matherly
dan Goldsmith (1985) mengungkapkan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan dalam
mengembangkan gagasan dan merealisasikan gagasan
tersebut sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas suatu sistem.

Manusia wirausaha didukung oleh cara-cara


berpikirnya yang kreatif. Menurut Soemanto (1982)
pemikiran kreatif itu sendiri didorong oleh dua faktor,
yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir
ilmiah. Menurut dia, apabila kita tidak memadukan daya
imajinasi dengan kemampuan berpikir ilmiah maka tidak
akan mungkin kita melakukan pemikiran yang kreatif.

Kuratko dan Hodgetts (1989, p. 40 – 41)


mengidentifikasi ciri-ciri orang yang kreatif sebagai
berikut.
1. Cerdas, tetapi tidak berarti brilliant. Kreativitas tidak
berhubungan langsung dengan inteligensi yang
tinggi.
2. Mampu menghasilkan gagasan-gagasan yang
cemerlang dalam waktu yang relatif singkat.
3. Memiliki imaji yang positif tentang dirinya. Mereka
tampil utuh, seperti siapa dirinya.
4. Memiliki kepekaan terhadap lingkungan di
sekelilingnya dan perasaan orang-orang fleksibel.
5. Lebih memperhatikan makna dan implikasi tentang
suatu masalah ketimbang hal-hal yang detail dari
masalah tersebut.

e) Percaya Diri (Self – Confidence)


Manusia wirausaha memiliki keyakinan yang kuat
atas kekuatan yang ada pada dirinya. Manusia lahir dan
dianugrahi kekuatan oleh Sang Pencipta agar manusia
dapat hidup dan mengelola alam ini secara bijaksana.
Walaupun seorang wirausaha sering dihadapkan pada
sejumlah rintangan yang sangat sulit, namun keyakinan
akan kemampuan yang ada pada dirinya tidak pernah
memudar dan itu pula yang sering mendorong dia untuk
melakukan upaya-upaya kreativitasnya. Business Town
(2000), sebuah organisasi swasta yang memberi
pelayanan sosial bagi small business di Amerika, dalam
artikel tentang Profile of an Entrepreneur menjelaskan.

“Entrepreneurs are self-confident when they are in


control of what they’re doing and working alone. They
tackle problems immediately with confidence and are
persistent in their pursuit of their objectives. Most are at
their best in the face of adversity, since they strive on
their own self-confidence”

Artinya, Para wirausaha percaya kepada dirinya


ketika mereka mengendalikan apa yang mereka sedang
kerjakan dan ketika mereka bekerja sendirian. Mereka
mengatasi masalah secara cepat dengan penuh percaya
diri dan mereka juga sangat kukuh (teguh pendirian)
dalam mengejar tujuannya. Pada umumnya mereka
menampilkan kemampuan terbaiknya ketika berhadapan
dengan kesengsaraan karena mereka berusaha atas
kepercayaan pada dirinya.

Pernyataan di atas berarti bahwa para wirausaha


akan percaya diri ketika mereka sedang mengendalikan
apa yang mereka sedang kerjakan dan di kala mereka
sedang bekerja sendirian. Mereka menangani setiap
masalah secara cepat disertai percaya diri serta gigih
dalam upayanya untuk mencapai sasaran. Mereka
menangani dengan seluruh kemampuan terbaiknya
ketika mereka dihadapkan pada kesengsaraan karena
mereka berusaha atas rasa percaya diri yang dimilikinya.
Dalam hal ini perlu digarisbawahi bahwa percaya pada
diri sendiri tidak berarti mengakui keunggulan orang lain.
Demikian juga sebaliknya percaya pada diri sendiri tidak
berarti tidak menyadari kekurangan atau kelemahan diri
sendiri. Dalam hal ini percaya pada diri sendiri lebih
bermakna bahwa seseorang yakin akan dapat mengatasi
kelemahan pribadinya, mencari solusi dari setiap
kesulitan yang dihadapinya serta ada kesediaan untuk
terus-menerus meningkatkan kemampuannya. Menurut
Soemanto (1982) untuk memupuk rasa percaya diri,
seseorang harus:

1. Mengenal dirinya sendiri. Dalam hal ini termasuk


menyadari kelebihan dan mengakui kelemahan yang
dimiliki.
2. Percaya pada diri sendiri. Percaya bahwa ia
mempunyai potensi yang tidak kurang dengan apa
yang dimiliki orang lain yang berhasil.
3. Mengetahui dengan jelas tujuan-tujuan serta
kebutuhannya dan bagaimana cara untuk
mencapainya. Tujuan, kebutuhan, dan rencana
tersebut harus dipahami betul sehingga akan
menumbuhkan kepercayaan kepada diri sendiri.
Dengan demikian, timbul pula kegairahan dan
semangat untuk mencapainya.

f) Tidak Tergantung pada Pihak Lain (Independence)

Hasrat atau keinginan akan kebebasan, berdiri di


atas kekuatan diri sendiri, dan tidak tergantung pada
orang lain merupakan driving force dari para
wirausahawan yang bermunculan saat ini.
Dilatarbelakangi oleh rasa frustrasi terhadap sistem
birokrasi yang kaku dan disertai oleh sebuah kesadaran
untuk melakukan sesuatu yang berbeda telah
menggiring mereka kepada kepribadian yang mandiri
dan mencoba berupaya untuk mencapai harapan dan
keinginannya menurut cara dan gayanya. Perlu dicatat di
sini bahwa hal ini tidak berarti seorang wirausaha harus
mengambil seluruh keputusan oleh dirinya sendiri. Hal
ini juga tidak berarti bahwa seseorang wirausaha mesti
selalu berkarya sendirian tanpa mengikutsertakan orang
lain. Hal yang sama diungkapkan oleh Soemanto (1982)
bahwa manusia wirausaha tidak suka bergantung
kepada pihak lain di alam sekitarnya. Dalam setiap
usaha memajukan kehidupan diri serta keluarganya,
manusia wirausaha tidak suka hanya menunggu uluran
tangan dari pemerintah atau pihak lain di dalam
masyarakat. Bahkan manusia wirausaha juga tidak suka
tergantung pada alam (misalnya cuaca dan kondisi
alam). Manusia wirausaha tidak mudah menyerah pada
alam. Justru manusia wirausaha selalu berupaya untuk
bertahan dari tekanan alam dan bahkan jika perlu,
berusaha untuk menundukkan alam.

g) Kemampuan Bekerja Sama Dalam Suatu Tim


(Team Building)
Hasrat untuk independent dan mandiri tidak
berarti mengesampingkan hasrat seorang wirausaha
untuk membangun sebuah team building yang solid.
Kebanyakan dari wirausaha yang sukses adalah mereka
yang memiliki kualifikasi yang tinggi, tim yang solid dan
tangguh sehingga membantu pengembangan organisasi
dalam mencapai visi dan misi. Kenyataan membuktikan
bahwa seorang wirausaha yang memimpin suatu
organisasi memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin
dicapai oleh organisasi di masa depan dan bagaimana
organisasinya ingin dipersepsikan oleh kliennya maka
para personel yang direkrut cenderung mereka yang
memiliki kualifikasi yang lebih dari tuntutan kompetensi
yang diharapkan. Hal ini sangat penting untuk
menangani implementasi pekerjaan sehari-hari.
Keberhasilan seorang wirausaha dalam melibatkan diri
dan membentuk suatu tim yang tangguh, tidak terlepas
dari kesediaannya untuk memahami kelemahan orang
lain dan berupaya mengarahkan orientasinya pada
pencapaian tujuan kelompok dalam menyelesaikan
suatu masalah.

h) Berwawasan Jauh Kedepan (Foresight)


Investasi yang dilakukan oleh seorang wirausaha
dapat dipandang sebagai suatu pengorbanan, yaitu
mengorbankan sejumlah konsumsi pada saat ini untuk
memperoleh jumlah konsumsi yang lebih banyak pada
waktu yang akan datang. Dengan demikian, sangatlah
masuk akal jika seorang wirausaha memiliki sikap hidup
yang berorientasi pada keadaan jangka panjang yang
lebih baik, tidak untuk mengejar kesenangan jangka
pendek. Dengan wawasan yang berorientasi jauh ke
masa depan, seorang wirausaha mampu menentukan
tujuan dan rencana untuk jangka waktu tertentu, satu, 3,
atau 5 tahun ke depan. Dengan kemampuan yang
dimilikinya, seorang wirausaha berupaya
mempersiapkan langkah usaha mandirinya secara hati-
hati dan penuh perhitungan, menganalisis prospek
usahanya pada masa yang akan datang, menganalisis
keadaan pada masa depan termasuk perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi, dan akhirnya
menentukan strategi usaha.
Keberhasilan para wirausaha sangat banyak
tergantung pada kemampuannya mengantisipasi apa
yang akan terjadi di masa depan dan mengembangkan
pokok-pokok strategi yang akan ditempuh oleh
perusahaannya sesuai dengan antisipasi keadaan masa
depan tersebut. Perubahan struktur pasar, perilaku
konsumen, kebijaksanaan pemerintah, keadaan
ekonomi, dan kondisi persaingan merupakan contoh dari
sekian banyak faktor yang harus dipahami dan dianalisis
sedini mungkin jika seorang wirausaha ingin tetap
menjaga kesinambungan usahanya.
i) Memiliki Kemampuan Manajerial dan Kepemimpinan
(Managerial And Leadership)
Meredith, dkk. (1996) mengungkapkan
“Prestasi total sebuah bisnis terutama ditentukan oleh
sikap dan tindakan sang wirausaha. Efektivitas (dia)
sebagai pemimpin ditentukan oleh hasil-hasil yang
dicapai” Wirausaha yang berhasil merupakan pemimpin
yang berhasil, baik yang memimpin sedikit ataupun
banyak karyawan. Dilihat dari hakikat pekerjaannya
seorang wirausaha adalah seorang manajer dan
sekaligus pemimpin. Mereka harus mencari peluang-
peluang, memulai proyek-proyek, mengumpulkan dan
mengelola sumber-sumber daya yang dibutuhkan
termasuk sumber daya manusia, menentukan tujuan-
tujuan untuk organisasi, membimbing, dan memimpin
mereka untuk mencapai sasaran organisasi.
Fungsi utama seorang manajer adalah
mendayagunakan kombinasi sumber-sumber ekonomi
yang dibutuhkan melalui orang-orang yang bekerja untuk
organisasi. Hal ini sepadan dengan pendapat Konntz dan
O’Donnel (1972) Management is getting thing done
through the effort of other people” (manajemen adalah
upaya mencapai tujuan organisasi melalui kegiatan
orang lain). Dari keseluruhan pengertian dan fungsi
manajemen yang disampaikan oleh banyak pakar, kami
bisa menyimpulkan bahwa fungsi perencanaan dan
pengorganisasian merupakan dua fungsi yang harus ada
dalam suatu organisasi.
Para ahli manajemen sepakat bahwa
perencanaan dan pengorganisasian itu harus lebih dulu
diadakan daripada fungsi-fungsi yang lain, sedangkan
fungsi-fungsi yang lainnya boleh berbeda istilah, asal
penggerakan bawahan harus mendahului pengendalian.
Bagi seorang wirausaha kemampuan manajerial
dan kepemimpinan diperoleh tidak hanya terbatas dari
lembaga pendidikan formal dan non formal, tetapi
diperoleh secara belajar sendiri dari berbagai sumber
dan terutama melalui pengalaman langsung. Dalam
memahami dan menerapkan manajemen dan
kepemimpinan, seorang wirausaha, tidak hanya cukup
mempelajarinya sebagai suatu ilmu, tetapi dia
menerapkannya dengan kiat (seni)-nya sendiri. Oleh
karena itu, penerapan seni atau gaya manajemen dan
kepemimpinan oleh setiap wirausaha jelas berbeda
tergantung pada wirausahawan yang melaksanakannya.
5. Nilai-Nilai Kewirausahaan dalam Organisasi Bisnis
Entrepreneur (kewirausahaan) dalam dunia bisnis
telah banyak dijadikan pilihan bagi sebagian besar
pelaku bisnis. Entrepreneur telah dianggap memiliki
kemampuan untuk mandiri dan berhasil, dan bahkan
memberikan peluang kerja bagi orang lain. Dengan
berentrepreneur, tidak saja memungkinkan orang dapat
melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang
mereka inginkan, namun di samping itu juga,
berentrepreneur akan mendapatkan kebebasan
keuangan dan waktu yang cukup untuk melakukan
berbagai kegiatan yang mereka sukai bersama teman-
teman dan keluarganya.
Memang, memulai bisnis tidak semudah yang
dibayangkan. Tidak sedikit orang yang tidak kunjung
melangkah karena begitu banyak pertanyaan yang
belum terjawab, bahkan keraguan sehingga membuat
banyak orang menghabiskan waktu untuk merenung
tanpa melakukan apa-apa. Banyak pula orang yang tidak
segera memulai bisnis, meski sudah mekualitasskan
untuk menjadi pengusaha, karena selalu dibayang-
bayangi oleh ketakutan: takut gagal dan hanya
membayangkan kemudahan saja. Sebenarnya, di dalam
dunia bisnis, kesuksesan dan kegagalan adalah hal yang
sudah lumrah. Masalahnya apakah mereka sanggup
mengatasi kegagalan untuk bangkit kembali mengejar
keberhasilan. Itulah sebetulnya tantangan para
entrepreneur dalam dinia bisnis.
Mengapa seorang entrepreneur dapat lebih
tangguh dari yang lain? Kuncinya adalah pada etos
bisnis, yaitu keyakinan yang kuat dan mendalam
mengenai nilai penting dari bisnis yang ditekuninya.
Seseorang dengan keyakinan bahwa bisnisnya itu
bermakna penuh bagi hidupnya, maka ia akan berjuang
lebih keras untuk berhasil. Berbeda dengan seseorang
yang menganggap bisnisnya sebagai alternatif mencari
uang, bila menemuikesulitan, akan dengan cepat
meninggalkannya untuk mencari alternatif baru yang
diharapkan lebih mudah.
Etos bisnis sering dikaitkan dengan kepercayaan,
mulai berkembang setelah Max Weber mengajukan
tesisnya mengenai Protestan Ethic dalam kaitannya
dengan pertumbuhan kapitalisme, yaitu living to work
instead of working to live. Kemudian bermunculan
pendapat lain yang memperjelas tesis tersebut, seperti
Robert N. Bellah dengan konsep Tokugawa Religion,
Clifford Geertz dengan Peddlers and Princes dan Peter
Grant dengan Islamic Roots of Capitalism. Sikap hidup
inilah yang menurut Yoyon Bahtiar Irianto menjadi etika
kerja yang berlaku di negara-negara maju.
Seorang pelaku bisnis sejati “tidak takut melarat”
untuk sementara, karena ia yakin melalui usahanya ia
akan menjadi “kaya” di belakang hari. Karena itu,
seorang pelaku bisnis selalu memiliki kesediaan untuk
menunda kesenangan sementara, demi kebahagiaan
yang lebih besar. Penundaan kesenangan (deference of
gratification) adalah selaras dengan sikap hidup hemat
dan tidak konsumtif.
Ada karakter-karakter yang paling dibutuhkan
untuk mendukung munculnya seorang wirausaha yang
berpeluang sukses tersebut, yaitu:
1. Daya gerak (drive), seperti inisitaif, semangat,
tanggung-jawab, ketekunan dan kesehatan.
2. Kemampuan berpikir (thinking ability), seperti
gagasan asli, kreatif, kritis dan analitis.
3. Kemampuan membina relasi (competency in human
relation), seperti mudah bergaul (sociability),
mempunyai tingkat emosi yang stabil (EQ tinggi),
ramah, suka membantu (cheer fullness), kerja sama,
penuh pertimbangan (consideration), dan bijaksana
(tactfulness).
4. Mampu menyampaikan gagasannya (communication
skills), seperti terbuka dan dapat menyampaikan
pesan secara lisan (bicara) atau tulisan (memo).
5. Keahlian khusus (technical knowledge), seperti
menguasai proses produksi atau pelayanan yang
dibidanginya, dan tahu dari mana mendapatkan
informasi yang diperlukan.
Apakah kunci sukses dari para wirausahawan itu?
Inilah tabir rahasianya yang terdiri dari tiga unsur utama,
yaitu:

1. Motivasi, yaitu keinginan menjadi sosok yang


berguna bagi masyarakat melalui prestasi kerja
sebagai wirausaha.
2. Pengetahuan, yaitu keinginan belajar terus agar
tidak menjadi usang dalam perubahan situasi
persaingan usaha.
3. Menjalani, yaitu keinginan berhasil yang didukung
dengan perencanaan matang yang dipersiapkan
secara realistis sesuai dengan kebutuhan
menghadapi persaingan dan kemampuan
melaksanakannya.
Rahasia itulah rupanya yang mengaktifkan kemampuan
diri seorang yang berminat menjadi wirausaha tangguh.

Dari karakter-karakter dan faktor-faktor kunci


keberhasilan seseorang menjadi wirausahawan, telah
melahirkan pemimpin-pemimpin bisnis yang
berkepribadian tinggi. Tipe-tipe kepribadian pebisnis
yang dapat dijadikan bahan kajian, antara lain:

1. The Improver, yaitu pemimpin yang memiliki


kepribadian dalam menjalankan organisasi dengan
menonjolkan gaya improver alias ingin selalu
memperbaiki. Improver memiliki kemampuan yang
kokoh dalam menjalankan roda organisasi, dan
mereka juga memiliki intergritas dan etika yang
tinggi. Namun, pemimpin seperti ini terkadang
cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis
terhadap bawahannya.
2. The Advisor, yaitu pemimpin yang bersedia
memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi
para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu
bawahannya adalah benar dan para pemimpin
harus melakukan apa saja untuk menyenangkan
bawahannya. Namun, yang harus diwaspadai,
seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada
kebutuhan organisasi saja, sehingga cenderung
mengabaikan kebutuhan pribadinya.
3. The Superstar, yaitu pemimpin yang dikelilingi oleh
karisma dan energi tinggi dari Sang Superstar.
Pemimpin dengan kepribadian seperti ini biasanya
membangun organisasi mereka dengan personal
brand mereka sendiri. Kelemahan tipe pemimpin
seperti ini ialah bisa menjadi terlalu kompetitif dan
workaholics.
4. The Artist, yaitu kepribadian pemimpin yang senang
menyendiri tapi memiliki kreativitas yang tinggi.
Mereka biasanya sering kali ditemukan di bisnis
yang membutuhkan kreativitas seperti pada
organisasi agen periklanan, web design, dan
lainnya. Kelemahan tipe ini ialah bisa jadi terlalu
sensitif terhadap respon pelanggan, walaupun kritik
dari mereka bersifat membangun.

2.5 PERAN DAN FUNGSI KEWIRAUSAHAAN

Secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu


sebagai penemu (inovator) dan sebagai perencana
(planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan
menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide
baru, dan organisasi usaha baru. Sedangkan sebagai
perencana, wirausaha berperan merancang usaha baru,
merencanakan strategi perusahaan baru, merencanakan
ide-ide dan peluang dalam perusahaan, dan menciptakan
organisasi perusahaan baru.
Berdasarkan fungsinya ada beberapa profil
kewirausahaan yaitu kewirausahaan rutin, kewirausahaan
arbitase dan kewirausahaan inovatif. Beberapa ahli
mengemukakan profil wirausaha dengan pengelompokkan
yang berbeda-beda. Ada yang pengelompokan berdasar
kepemilikannya, pengelompokan berdasar
perkembangannya, dan pengelompokan berdasarkan
kegiatan usahanya. Roopke (1995: 5) mengelompokkan
kewirausahaan berdasarkan perannya sebagai berikut :

1) Kewirausahaan rutin (wirt), yaitu wirausaha yang


dalam melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung
menekankan pada pemecahan masalah dan
perbaikan standar prestasi tradisional.
Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan
perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional,
bukan penyusunan dan pengalokasian sumber-
sumber.
Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang,
pasar, dan tekonologi. Misalnya seorang pegawai
atau manajer. Wirausaha rutin dibayar dalam bentuk
gaji.
2) Kewirausahaan arbitase, yaitu wirausaha yang selalu
mencari peluang melalui kegiatan penemuan dan
pemanfaatan. Misalnya bila tidak terjadi ekuilibrium
dalam permintaan dan penawaran pasar, maka ia
akan membeli dengan harga murah dan menjualnya
kembali dengan harga mahal. Kegiatan
kewirausahaan arbitase hanya memanfaatkan
spekulasi perbedaan harga jual dan harga beli tanpa
adanya proses pembuatan.
3) Wirausahan inovatif adalah wirausaha dinamis yang
menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang
berbeda. Ia merupakan promotor, tidak saja dalam
memperkenalkan teknik dan produk baru tetapi juga
dalam pasar dan sumber pengadaan, peningkatan
teknik manajemen dan metode distribusi baru. Ia
mengadakan proses dinamis pada produk, proses,
hasil, sumber pengadaan, dan organisasi yang baru.
Sedangkan Zimmerer (1996) mengelompokkan profil
kewirausaan sebagai berikut:
1) Part-time Entrepeneur, yaitu wirausaha yang
melakukan usahanya sebagai hobi. Kegiatan
bisnisnya bersifat sampingan.
2) Home-based New Ventures, yaitu usaha yang dirintis
dari rumah.
3) Family-owned Business, yaitu usaha yang dilakukan
atau dimiliki oleh beberapa anggota secara turun
temurun.
4) Copreneurs, yaitu usaha yang dilakukan oleh dua
orang wirausaha yang bekerja sama sebagai pemilik
dan menjalankan usaha bersama-sama.

Sedangkan jika dilihat berdasarkan ruang


lingkupnya, wirausaha memiliki dua fungsi yaitu makro dan
mikro. Secara makro wirausaha berperan sebagai
penggerak, pengendali dan pemacu perekonomian suatu
bangsa. Di negara-negara tertentu, kewirausaan menjadi
kekuatan ekonomi negara tersebut sehingga negara-negara
tersebut menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
inovasi. Lalu hasil-hasil dari penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan akan menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam
produk barang dan jasa-jasa yang berskala global. Menurut
J.B. Say, wirausaha adalah orang yang menggeser sumber-
sumber ekonomi dari produktivitas rendah menjadi
produktivitas tertinggi dan berlimpah ruah.

Secara kualitatif, peranan wirausaha melalui usaha


kecilnya tidak diragukan lagi, yakni : pertama, usaha kecil
dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui
berbagai keterkaitan usaha seperti fungsi pemasok, fungsi
produksi, fungsi penyalur dan pemasar bagi hasil-hasil
produk industri besar. Kedua, usaha kecil dapat
meningkatkan efisien ekonomi khususnya dalam menyerap
sumber daya yang ada. Ketiga, usaha kecil dipandang
sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat
pemerataan usaha dan pemerataan pendapatan (wealth
creation process), karena jumlahnya tersebar baik di
perkotaan maupun di pedesaan.

Secara mikro, peran wirausaha adalah penanggung


risiko dan ketidakpastian, mengombinasikan sumber-
sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk
menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam
melakukan fungsi mikronya, meurut Marzuki Usman (1977)
secara umum wirausaha memiliki dua peran yaitu :

1) Sebagai penemu (innovator)


2) Sebagai perencana (planner)

Sebagai penemu, wirausaha berperan dalam menemukan


dan menciptakan :

1) Produk baru (the new product)


2) Teknologi baru (the new technology)
3) Ide-ide baru (the new image)
4) Organisasi usaha baru (the new organization)

Sebagai planner, wirausaha berperan dalam merancang :

1) Perencanaan perusahaan (corporate plant)


2) Strategi perusahaan (corporate strategy)
3) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)
4) Organisasi perusahaan (corporate organization)

Menurut Zimmerer (1996: 5) fungsi wirausaha adalah


menciptakan nilai barang dan jasa dipasar melalui proses
pengombinasian sumber daya dengan cara-cara baru yang
berbeda untuk dapat bersaing. Nilai tambah tersebut
diciptakan melalui :

1) Pengembangan teknologi baru (developing new


technology)
2) Penemuan pengetahuan baru (discovering new
knowledge)
3) Perbaikan produk dan jasa yang ada (improving
existing products or services)
4) Penemuan cara-cara yang berbeda untuk
menyediakan barang dan jasa dengan jumlah sedikit
lebih banyak dengan menggunakan sumber daya
lebih sedikit (finding different ways of providing more
goods and services with fewer resources).

Lain halnya dengan Werner Shombart (1902), yang


membagi fungsi entrepeneur menjadi tiga yaitu :

1) Captain of industry, yang mulai sebagai teknisi atau


tukang dalam satu bidang keahlian, kemudian
berhasil menemukan sesuatu yang baru, bukan
dengan sengaja melainkan karena hasil temuan dan
kehebatan daya cipta.
2) Usahawan (businessman), yaitu orang yang
menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat,
merangsang kebutuhan baru untuk mendapat
langganan baru. Perhatiannya yang paling utama
adalah penjualan.
3) Pemimpin keuangan (financial leader), yaitu orang
yang sejak muda menekuni keuangan,
mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber-
sumber keuangan.

Selain entrepeneur, istilah lain yang digunakan yang


juga dikenal adalah konsep “intrepeneur” yaitu orang yang
tidak menemukan sesuatu (produk) yang baru, tetapi
menggunakan temuan orang lain dan dipakai pada unit
usaha yang bersangkutan (Marzuki Usman, 1997: 4).
Misalnya dalam membuat desain atau rancangan suatu
produk yang sesuai dengan permintaan pasar.

Fungsi intrepeneur adalah duplicating new product


and imitating new technology. Berbeda dengan
benchmarking, selain meniru mereka juga mengembangkan
produk melalui pengembangan teknologi baru (imitating and
developing product) atau imitating with modification
(Winardi, 1998).
Beberapa definisi diatas secara umum dapat
diartikan bahwa wirausaha merupakan perintis dan
pengembang perusahaan yang berani mengambil resiko
dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola
sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk
mencapai tingkat keberhasilan tertentu yang diinginkan.
Salah satu kunci keberhasilan adalah memiliki tujuan dan
visi untuk mencapai tujuan tersebut (Steinhoff dan Burgess,
1993: 38).

Dalam konteks global, fungsi dan peran


kewirausahaan sangat diperlukan untuk mengahadapi
tantangan baru. Seperti setiap negara harus bersaing
dengan menonjolkan keunggulan sumber daya masing-
masing. Negara yang unggul akan memenangkan
persaingan, begitupun sebaliknya.

Maka untuk menghadapi persaingan tersebut


diperlukan sumber daya yang berkualitas yang dapat
menciptakan berbagai keunggulan, baik keunggulan
komparatif (comparative advantages) maupun keunggulan
kompetitif (competitive advantages), diantaranya melalui
proses kreatif dan inovatif wirausaha
RANGKUMAN

1. Enterpreuner memiliki sifat dan ciri-ciri yang digunakan


dalam konsep kewirausahaan yaitu, berani mengambil risiko
dengan penuh perhitungan, memiliki komitmen dan
berkemauan yang keras, memiliki kejujuran dan dapat
dipercaya, kreatif, percaya diri, tidak tergantung dengan
pihak lain, kemampuan bekerja sama dalam suatu tim,
berwawasan jauh kedepan, memiliki kemampuan manajerial
dan kepemimpinan
2. Orang yang memiliki sifat-sifat kewirausahaan (keberanian
mengambil resiko, keutamaan, kreativitas dan keteladanan
dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak
pada kemauan dan kemampuan sendiri).
3. Karakter-karakter yang paling dibutuhkan untuk mendukung
munculnya seorang wirausaha yang berpeluang sukses: (1)
Daya gerak (drive), seperti inisitaif, semangat, tanggung-
jawab, ketekunan dan kesehatan; (2) Kemampuan berpikir
(thinking ability), seperti gagasan asli, kreatif, kritis dan
analitis; (3) Kemampuan membina relasi (competency in
human relation), seperti mudah bergaul (sociability),
mempunyai tingkat emosi yang stabil (EQ tinggi), ramah,
suka membantu (cheer fullness), kerja sama, penuh
pertimbangan (consideration), dan bijaksana (tactfulness);
(4) Mampu menyampaikan gagasannya (communication
skills), seperti terbuka dan dapat menyampaikan pesan
secara lisan (bicara) atau tulisan (memo); (5) Keahlian
khusus (technical knowledge), seperti menguasai proses
produksi atau pelayanan yang dibidanginya, dan tahu dari
mana mendapatkan informasi yang diperlukan.
4. Tipe-tipe kepribadian pebisnis: (1) The Improver, yaitu
pemimpin yang memiliki kepribadian ingin selalu
memperbaiki; (2) The Advisor, yaitu pemimpin yang
bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi
para pelanggannya; (3) The Superstar, yaitu pemimpin yang
dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari Sang
Superstar.: (4) The Artist, yaitu kepribadian pemimpin yang
senang menyendiri tapi memiliki kreativitas yang tinggi.
5. Menurut J.B. Say, wirausaha adalah orang yang menggeser
sumber-sumber ekonomi dari produktivitas rendah menjadi
produktivitas tertinggi dan berlimpah ruah. Secara umum
wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu
(inovator) dan sebagai perencana (planner). Berdasarkan
fungsinya ada beberapa profil kewirausahaan yaitu
kewirausahaan rutin, kewirausahaan arbitase dan
kewirausahaan inovatif. Sedangkan jika dilihat berdasarkan
ruang lingkupnya, wirausaha memiliki dua fungsi yaitu
makro dan mikro. Fungsi intrepeneur adalah duplicating new
product and imitating new technology. Berbeda dengan
benchmarking, selain meniru mereka juga mengembangkan
produk melalui pengembangan teknologi baru (imitating and
developing product) atau imitating with modification
(Winardi, 1998).
SOAL
1. Andi dan sahabatnya Aldo ingin membuka bisnis bersama,
rencananya mereka akan membuka bisnis minuman seperti
kedai-kedai kopi yang sedang marak. Mereka akan
menjalankan sendiri bisnisnya tanpa bekerja sama dengan
pihak lain. Dalam hal ini, apa jenis profil kewirausahaan yang
akan dijalani oleh Andi dan Aldo ?
A. Part-time Entrepeneur
B. Copreneurs
C. Family-owned Business
D. Usahawan (businessman)
E. Home-based New Ventures
2. Naufal saat ini sedang menjalankan bisnis pakaian, ia
mengelola dan bekerja di butik yang dibangun oleh
keluarganya. Jadi saat ini ia sedang meneruskan usaha dari
neneknya. Termasuk profil kewirausahaan apakah yang
sedang ditekuni oleh Naufal ?
A. Home-based New Ventures
B. Family-owned Business
C. Usahawan (businessman)
D. Part-time Entrepeneur
E. Copreneurs
3. Reksa mendapatkan tugas untuk menyebutkan apa saja
fungsi entrepeneur yang dikemukakan oleh Werner
Shombart (1902). Lalu ia mencarinya di buku dan
menemukan salah satu fungsi entrepeneur tersebut,
diantara berikut manakah jawaban yang benar yang
dibutuhkan oleh Reksa ?
A. Pengembangan teknologi baru
B. Usahawan (businessman)
C. Penemuan pengetahuan baru (discovering new
knowledge)
D. Perbaikan produk dan jasa yang ada (improving existing
products or services)
E. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan
barang dan jasa dengan jumlah sedikit lebih banyak
dengan menggunakan sumber daya lebih sedikit
4. Pada tahun 1992 ibu Suminarwati Sundoro menggagas
pembuatan batik khas kota Kediri. Batik khas Kediri ide Ibu
Suminarwati memiliki motif yang menarik digali dari sisi
sejarah Kediri yang membuat orang menjadi tertarik untuk
membeli maupun menjual kembali batik Kediri ini. Dalam
profil kewirausaan, peran Ibu Suminar adalah sebagai. . .
A. Planner
B. Captain of industry
C. Innovator
D. Businessman
E. Financial Leader
5. Pak Agus membuka usaha menjual jilbab bagi mahasiswa
dengan menerapkan salah satu profil kewirausahaan yakni
part-time entrepeneur. Dari beberapa penjelasan dibawah
ini, manakah yang merupakan penjelasan yang benar dari
bisnis yang sedang dijalani oleh Pak Agus. . .
A. Part-time entrepeneur adalah usaha yang dilakukan oleh
dua orang wirausaha yang bekerja sama sebagai pemilik
dan menjalankan usaha bersama-sama.
B. Part-time entrepeneur adalah wirausaha yang
melakukan usahanya sebagai hobi. Kegiatan bisnisnya
bersifat sampingan.
C. Part-time entrepeneur adalah usaha yang dilakukan atau
dimiliki oleh beberapa anggota secara turun temurun.
D. Part-time entrepeneur adalah usaha yang dalam
melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung
menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan
standar prestasi tradisional.
E. Part-time entrepeneur adalah yaitu usaha yang dirintis
dari rumah.
6. Mengapa seorang wirausaha harus memiliki
kemampuan menegerial?
a. Karna harus memiliki jiwa profesional
b. Karna seorang wirausaha selalu memiliki ide kreatif
c. Karna wirausaha harus jujur
d. Karna harus mampu merencanakan usaha,
mengoordinasikan usaha, mengelola usaha, dan
mengontrol sumber daya
e. Karna wirausaha bukanlah pemalas
7. Pak rahmat sudah merintis usahanya cukup lama, tidak
heran usahanya sekarang ini semakin lebih baik. bisa
dibilang pak rahmat adalah wirausaha yang cukup
sukses. Karena pak rahmat selalu menggebu-gebu dan
menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya, ia
tidak setengah setengah dalam berusaha, berani
menanggung resiko, bekerja keras dan tidak takut
menghadapi peluang-peluang yang ada di pasar. Hal
tersebut berarti pak rahmat memiliki karakter
berwirausaha……
a. Selalu komitmen dalam pekerjaan
b. Jujur
c. Kreativitas tinggi
d. Mandiri
e. Motif berprestasi
8. Seseorang yang memilih untuk berwirausaha hendaknya
berfikir simple. Sama halnya bu lani yang menjadi
wirausaha dalam bidang catering diet. Bu lani merintis
usahanya dengan memulai berfikir simple. Apa yang
dimaksud berfikir simple tersebut?
a. Tidak memfikirkan secara detail
b. Menghiraukan yang penting-penting, menjalani
usaha dengan santai
c. Melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan
masalah satu demi satu secara bertahap, dengan
merubah suatu hal yang sangat kompleks, menjadi
sedehana.
d. Menunda pekerjaan karena dianggap simple
e. Berfikir semua aman tidak ada risiko
9. Seorang wirausaha memiliki nilai-nilai, diantaranya yaitu
selalu mengutamakan tugas dan hasil, selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi
pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif. Nilai
wirausaha yang dimaksud adalah
a. Berorientasi tugas dan hasil
b. Percaya diri
c. Keberanian mengambil risiko
d. Kepemimpinan
e. keorisinilan
10. terdapat beberapa alasan seseorang berwirausaha, ada
yang beralasan keungan, alasan social, dan alasan
memenuhi diri. Sama halnya dengan pak doni beralasan
untuk memperoleh status, untuk dapat dikenal/dihormati,
untuk menjadi panutan, dan untuk dapat bertemu
dengan orang banyal. Sehingga alasan pak doni tersebut
termasuk pada alasan apa?
a. Alasan keuangan
b. Alasan social
c. Alasan memenuhi diri sendiri
d. Alasan pelayanan
e. Alasan politik
11. Bu Nisak merupakan seorang ahli gizi di RS Sumber
Glagah, selain sebagai ahli gizi rumah sakit, Bu Nisak
mempunyai usaha catering sehat, dengan jumlah
karyawan 7 orang. Bu Nisak memiliki jaringan
pertemanan yang luas, sehingga ia berencana
bekerjasama dengan beberapa temannya untuk
mendirikan beberapa cabang di berbagai kota.
Berdasarkan sifat kewirausahaan yang dimiliki oleh Bu
Nisak adalah…
a. Lincah dan mampu berkomunikasi dengan baik
b. Tahan kritik
c. Jujur
a. Keras kepala
b. Malas
12. Ainin adalah seorang mahasiswa jurusan gizi di
Poltekkes Malang. Selama dua semester Ainin selalu
mendapat kiriman uang dari orang tuanya, Ainin dan
beberapa temannya ingin mendirikan usaha salad sehat.
Ainin dan teman-temannya tidak hanya menjual salad di
kampus Poltekkes saja, namun di beberapa kampus di
Kota Malang karena jaringan pertemanan Ainin sangat
luas. Karakteristik seorang wirausahawan yang dimiliki
Ainin adalah…
a. Egois
b. Jujur
c. Bisa bekerja sama
d. Tanggap terhadap saran dan kritikan
e. Sopan terhadap pelanggan
13. Seorang mahasiswa memiliki keingan untuk
menghasilkan uang sendiri. Mahasiswa tersebut
memiliki ide-ide yang ingin dilakukan untuk memulai
usaha, namun ide tersebut tidak bisa terealisasi
dikarenakan kebiasaan mahasiswa tersebut suka
mengulur-ulur waktu. Sikap yang dimiliki mahsiswa
tersebut adalah…
a. Akurat dan hati-hati
b. Berorientasi pada keuntungan
c. Kurang efisien
d. Efisien
e. Efektif
14. Bu Elsa merupakan seorang pemilik usaha dibidang
makanan. Pada awalnya Bu Elsa hanya mendirikan
sebuah rumah makan, namun setelah bertahun-tahun
usaha tersebut meluas memiliki beberapa cabang,
catering makanan, dan usaha bumbu instan kemasan.
Bu Elsa merupakan seorang wirausahawan yang unggul
dengan ciri-ciri…
a. Berusaha mengenal dan mengendalikan keuntungan
dan kelemahan perusahaan
b. Meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan
melalui investasi baru
c. Mampu memperoleh kepercayaan para pegawai
d. Memiliki hubungan yang buruk terhadap pelanggan-
pelanggannya
e. Memiliki kreativitas yang rendah dalam menekuni
usahanya
15. Perusahaan PS memiliki ide untuk menciptakan
minuman isotonik pertama kali, setelah bertahun-tahun
meneliti dan mencari formula yang sempurna pada
akhirnya terciptalah produk minuman isotonik. Namun
banyak masyarakat yang tidak tertarik dengan produk
tersebut, pada akhirnya direktur PS memutuskan untuk
membagikan produk secara gratis selama satu tahun
kepada masyarakat, setelah satu tahun produk minuman
isotonik banyak dicari dan memberikan keuntungan yang
besar bagi perusahaan. Berdasarkan cerita tersebut,
sikap apa yang dimiliki direktur perusahaan PS…
a. Memiliki keuletan, kesabaran, berani mengambil
risiko, dan mudah menyerah
b. Memiliki keuletan, kesabaran, tidak suka mengambil
risiko dan pantang menyerah
c. Memiliki kreativitas tinggi, suka mengambil risiko,
pantang menyerah, dan tidak sabar
d. Memiliki kreativitas tinggi, berani mengambil risiko,
pantang menyerah, sabar
e. Memiliki kreativitas tinggi, berani mengambil risiko
dan tidak penuh perhitungan
16. Seorang wirausahawan akan berusaha untuk
mengerjakan segala sesuatu berdasarkan kekuatan dan
kemampuannya sendiri tanpa memikirkan pertolongan
orang lain terlebih dahulu, mulai pembuatan program
sampai pelaksanaannya, adalah sikap ….
a. Teliti
b. Mandiri
c. mengenal potensi diri
d. berpedoman pada program
e. manajemen yang baik
17. Tahap yang paling sulit dalam proses kreativitas, Karena
dalam tahap ini seseorang harus serius, disiplin dan
benar-benar berkonsentrasi, Tahap disebut tahap ….
a. langsung pada sasaran
b. proses inkubasi
c. melalui ide
d. latar belakang atau akumulasi pengetahuan
e. evaluasi dan implementasi latar belakang atau
akumulasi pengetahuan
18. Kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang
baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang
relatip berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya
disebut …..
a. produktivitas
b. hasil karya
c. realitas
d. kreatifitas
e. konseptual
19. Dalam menjual produk, seorang penjual harus
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
pembeli / pelanggan. Kegiatan ini dikenal dengan istilah
….
a. pelayanan maksimal
b. pelayanan terpadu
c. pelayanan aktif
d. pelayanan prima
e. pelayanan pembeli
20. Ditinjau dari asal usul kata, kewirausahaan berasal dari
2 ( dua ) kata yaitu “Wira” dan “Usaha” Kata Wira artinya

a. kemauan keras
b. berfikir maju ke depan
c. Kemampuan untuk maju
d. bekerja secara tekun dan
e. sanggup memikul resiko
KUNCI JAWABAN

1. B
2. B
3. B
4. C
5. B
6. D
7. A
8. C
9. A
10. B
11. A
12. C
13. D
14. B
15. D
16. B
17. E
18. D
19. D
20. E

Anda mungkin juga menyukai