Anda di halaman 1dari 31

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT DALAM PRAKTEK MIKROBIOLOGI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

ALDA RINA ARIANTI PO.62.31.3.18.202

CINDY FRATIKA ANDRIANI PO.62.31.3.18.203

CLARA NATALIA PO.62.31.3.18.204

DERI SEPTIA TITA PO.62.31.3.18.205

DWI KARTIKA SARI PO.62.31.3.18.206

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, sehingga penyusunan
makalah yang berjudul “ PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT DALAM PRAKTEK
MIKROBIOLOGI” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini disusun dalam rangka memperdalam pengetahuan, pemahaman dan penguatan teori dan konsep
tentang Pengenalan Dan Penggunaan Alat Dalam Praktek Mikrobiologi serta memenuhi tugas mata
kuliah Mikrobiologi Pangan tahun 2019.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharap
kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ininantinya akan lebih baik lagi. Kami berharap
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 14 Agustus 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi yang mempelajari tentang organisme yang
mikroskopik yakni meliputi bakteri, virus, fungi, alga dan protozoa. Mikrobiologi boleh dikatakan merupakan
ilmu yang masih baru. Dunia jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu dan makna
sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami sekitar 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun
terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti karena mikroorganisme digunakan
oleh para peneliti dalam penelaah hampir semua gejala biologis yang utama.
Pekerjaan mikrobiologi banyak menggunakan alat-alat gelas, terutama cawan petri, tabung reaksi, gelas
obyek, gelas penutup, gelas piala, gelas erlenmeyer, dan lain-lain. Kebersihan alat-alat gelas tersebut sangat
menentukan keberhasilan kegiatan yang kita lakukan, baik untuk menghindari kontaminasi maupun untuk
kejelasan dan ketepatan pengamatan. Dalam hal ini kebersihan dapat diartikan sebagai jernih, kering, serta
bebas debu dan lemak.
Pembersihan alat gelas dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan praktek, sesuai dengan keadaan, apakah sudah
bersih atau belum. Alat-alat gelas yang digunakan harus selalu dikembalikan dalam keadaan bersih. Untuk
memudahkan pembersihan, alat gelas sebaiknya dikelompokkan menurut jenis dan ukurannya. Sebelum
dibersihkan, alat gelas juga harus dibersihkan dulu dari segala bentuk kotoran, seperti : medium kultur (media
biakan), selotip, marker, dan lain-lain. Marker permanen dapat dihilangkan dengan menyapukan kapas yang
telah dibasahi aseton pada bagian yang dibersihkan.

B. Tujuan
1. Mengenal berbagai jenis alat-alat dan bagian-bagian alat yang dibutuhkan dalam praktikum
Mikrobiologi Pangan.
2. Mampu menggunakan alat-alat tersebut
3. Mampu memelihara alat tersebut
BAB II

LANDASAN TEORI

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti
mikroorganisme diperlukan teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala
laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya
pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan
penelitian unutk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman, bakteri,
virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara – cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena
alat – alat yang digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).

Laboratorium, seperti layaknya tempat bekerja harus dapat memberikan kenyamanan, kesehatan dan
keamanan kepada semua orang yang bekerja didalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk
itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya
prosedur pengoperasian baku yang memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dilaboratorium,
adanya ventilasi dan perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, adanya penataan dan pengelolaan bahan
kimia dan peralatan laboratorium, serta adanya prosedur pengolahan limbah laboratorium (Day & Underwood,
1998).

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang alat-alat
yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam
melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan
kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum
tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas
piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu
volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses
yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer,hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph (Rohman, 1998).

Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan
atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang
bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi,
sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Rohman,1998).
BAB III

PEMBAHASAN
A. Jenis Alat
1. Autoclave 15. Mikropipet
2. Cawan petri 16. Spatula
3. Tabung reaksi 17. Spritus lamp / Bunsen
4. Tabung durham 18. Batang pengaduk
5. Thermometer 19. Refrigator
6. Inkubator 20. Neraca Analitik
7. Erlenmeyer 21. Waterbath
8. Beaker glass 22. Mikroskop
9. Pipet Volumetrik 23. Jarum Inokulasi
10. Pipet Ukur 24. Pinset
11. Pipet Tetes 25. Colony Counter
12. Mortar with pastle 26. Laminar Air Flow Cabinet
13. Deck glass
14. Cover glass

B. Hasil (Laporan)
NO NAMA BAGIAN ALAT GAMBAR FUNGSI CARA PEMELIHARAAN
ALAT PENGGUNAAN
1. Autoclave 1. Tombol pengatur untuk 1. Sebelum Apabila autoclave
waktu mundur mensterilkan melakukan selesai digunakan, maka
(timer) berbagai macam sterilisasi cek air aquadest yang ada
2. Katup alat dan bahan dahulu banyaknya didalam autoclave
pengeluaran uap yang digunakan air dalam sebaiknya dibersihkan
3. Pengukur tekanan dalam autoklaf. Jika air atau dikuras bagian
4. Klep pengaman mikrobiologi kurang dari batas dalamnya menggunakan
5. Tombol on-off menggunakan uap yang ditentukan lap kering. Selanjutnya
6. Termometer air panas maka dapat simpan autoclave pada
7. Lempeng sumber bertekanan. ditambah air tempat yang kering dan
panas sampai batas bersih.
8. Aquades (dH2O) tersebut. Gunakan
9. Sekrup pengaman air hasil destilasi,
10. Batas untuk
penambahan air menghindari
terbentuknya
kerak dan karat.
2. Masukkan
peralatan dan
bahan. Jika
mensterilisasi
botol bertutup
ulir maka tutup
harus
dikendurkan.
3. Tutup autoklaf
dengan rapat lalu
kencangkan baut
pengaman agar
tidak ada uap
yang keluar dari
bibir autoklaf.
Klep pengaman
jangan
dikencangkan
terlebih dahulu.
4. Autoklaf
dinyalakan, diatur
timer dengan
waktu minimal 15
menit pada suhu
121oC.
5. Ditunggu sampai
air mendidih
sehingga uapnya
memenuhi
kompartemen
autoklaf dan
terdesak keluar
dari klep
pengaman.
Kemudian klep
pengaman ditutup
(dikencangkan)
dan ditunggu
sampai selesai.
Penghitungan
waktu 15 menit
dimulai sejak
tekanan mencapai
2 atm.
6. Jika alarm tanda
selesai berbunyi
maka tunggu
tekanan dalam
kompartemen
turun hingga sama
dengan tekanan
udara di
lingkungan (jarum
pada preissure
gauge menunjuk
ke angka nol).
Kemudian klep-
klep pengaman
dibuka dan
keluarkan isi
autoklaf dengan
hati-hati.
2. Cawan Petri 1. Penutup Untuk 1. Beberapa jenis 1. Cawan petri
2. Wadah membiakkan petri dish ada biasanya disterilkan
3. Cawan petri (kultivasi) yang bisa bersama dengan
ukuran kecil mikroba. Media digunakan kertas saring di
dapat dituang ke kembali setelah dalamnya.
cawan bagian kita sterilkan 2. Cawan petri perlu
bawah dan cawan dengan dicuci bersih
bagian atas Autoclave. kemudian
sebagai penutup. 2. Pensterilan dikeringkan, setelah
dibutuhkan kering dibungkus
untuk dengan kertas putih
membunuh cokelat untuk
mikroorganisma disterilisasi dengan
lain yang oven.
mungkin ada
dalam cawan
petri.
3. Setelah
pensterilan
dilakukan maka
kita dapat
mengisi cawan
petri dengan
media agar (alga
merah) atau
lainnya yang
mengandung
nutrisi, garam,
darah, indikator,
antibiotik dan
lain lain yang
membantu
mempercepat
pertumbuhan
dari bekteri atau
mikroorganisma
lainnya.
4. Kemudian
cawan petri yang
mengandung
agar
ini disimpan
dalam kulkas
dalam posisi
terbalik dan
dapat
dikeluarkan bila
diperlukan.
5. Bila anda ingin
mengeluarkanny
a dari kulkas
biarkan hingga
mencapai suhu
kamar kemudian
ambil sampel
bakteri atau
mikroorganisme
lainnya dan
tuangkan pada
media tersebut
atau bisa juga
kita gunakan
kapas lalu secara
zig-zag kita bilas
secara perlahan-
lahan supaya
tidak merusak
media.
6. Tutup cawan
petri dengan
penutupnya
secara benar lalu
kita simpan pada
suhu ruang
sekitar 37°C dan
memungkinkan
untuk tumbuh
selama beberapa
hari. Setelah sel
kultur tumbuh,
ambillah sample
dan gunakan
media tersebut
untuk studi lebih
lanjut.

3. Tabung 1. Mulut tabung Di dalam 1. Tabung reaksi 1. Penyimpanan pada


Reaksi 2. Badan tabung mikrobiologi, dipegang pada suhu 270C – 370C
3. Dasar tabung tabung reaksi lehernya, dan diberi
digunakan untuk miringkan sedikit penerangan 25
uji-uji 60 lalu diisi watt.
biokimiawi dan dengan larutan 2. Ruangan diberi
menumbuhkan yang akan silikon sebagai zat
mikroba. diperiksa dengan higroskopis.
pipet tetes. 3. Gunakan alkohol,
2. Bila tabung acetone, kapas dan
beserta isinya pompa angin untuk
akan dipanaskan, membersihkan
tabung dipegang debu.
dengan alat 4. Pada saat
pemegang memanaskan harus
tabung dan diatas kawat kasa,
pemanasan boleh secara
dilakukan pada langsung asal
daerah 1/3 bahan dari pyrex.
bagian cairan 5. Gelas yg akan
dari bawah mulut direbus
tabung harus dimasukkan ke air
diarahkan pada dingin terlebih
diri sendiri atau dahulu, baru
orang lain. kemudian
dipanaskan secara
perlahan-lahan.
6. Setelah selesai
dipakai, gelas
terlebih dahulu
dibersihkan, bisa
menggunakan air
bersih, detergent
(penghilang
lemak), maupun
laruta
4. Tabung 1. Mulut tabung Untuk Tabung durham
Durham 2. Badan tabung menampung/menj dicuci, kemudian diisi
3. Dasar tabung ebak gas yang dengan medium yang
terbentuk akibat terdapat pada tabung
metabolisme pada reaksi dengan
bakteri yang menggunakan pipet
diujikan. yang ujungnya kecil.
5. Thermomet - Untuk mengukur 1. Sebelum 1. Perhatikan
er suhu suatu larutan menggunakan permukaan kaca
atau ruang termometer hal thermometer.
inkubator. yang harus Setelah dipakai,
dilakukan adalah segera bersihkan
memastikan kaca dari kotoran
bahwa atau endapan yang
termometer mungkin menempel
tersebut dalam dengan kain.
kondisi bersih, Usapkan kain
baik dan normal. tersebut secara
2. Jika diperlukan, perlahan
gunakan tiang 2. Segera simpan
penyangga thermometer
sebagai alat setelah dipakai
bantu untuk dalam wadah
menyangga penyimpanannya.
termometer. Sebelum disimpan,
3. Masukkan sebaiknya
termometer thermometer
kedalam zat cair didinginkan terlebih
sekitar 3-5 dahulu. Simpan
menit. Posisi thermometer pada
Reservoir lemari
kurang lebih penyimpanan yang
berada ditengah- tertutup
tengah dari zat 3. Periksa keadaan
yang diukur thermometer secara
suhunya. berkala, jangan
Tujuannya sampai terjadi
adalah agar suhu anomaly pada
yang didapat thermometer
merupakan suhu tersebut.
rata-rata dari zat
tersebut.
4. Perhatikan
pengisi
termometer yang
berwarna merah
(alkohol)
berhenti pada
angka berapa.
Perhatikan pula
skala yang
tertera pada
termometer.
5. Catat hasil
pengukuran
suhu.
6. Kemudian
angkat
termometer.
6. Inkubator 1. Display Set Untuk  Hubungkan 1. Bersihkan alat
2. Pintu penutup / menginkubasi kabel power bersama
pembuka atau memeram ke stop dengan kain
3. Pegangan mikroba pada kontak. lap bersih
4. Pengatur Suhu suhu yang  Nyalakan atau kain lap
terkontrol. alat yang basah,
lantas lap
 Sesuaikan
bersama
suhu di
dengan kain
dalam
kering tiap-
inkubator
tiap selesai di
bersama
gunakan.
dengan
menekan 2. Di di dalam
tombol set. inkubator
Sambil terdapat rak
menekan bisa di
tombol set, bongkar pakai
putarlah sehingga
tombol di memudahkan
sebelah untuk
kanan atas membersihka
tombol set n nya
sampai raih
suhu yang
di inginkan.
 Setelah
suhu yang
diinginkan
selesai
diatur,
lepaskan
tombol set.
Inkubator
akan
mengatur
setingan
suhu secara
otomatis
sehabis
beberapa
menit.
 Siapkan
sampel
(kultur
mikroorgani
sme) yang
akan
diinkubasik
an, lantas
letakan di
dalam rak
yang
terdapat di
dalam
inkubator
tersebut.
 Kemudian
masukkan
tempat
pembiakan
berisi
mikroorgani
sme (sampel
kultur) yang
akan
berkenan di
inkubasi.
Jika
menggunak
an cawan
petri, maka
bungkus
bersama
dengan
kertas
khususnya
dahulu.
7. Erlenmeyer 1. Mulut labu Sebagai tempat 1. Pegang leher Dalam penyimpanan
2. Leher labu mereaksikan erlenmeyer, dan penataan diletakkan
3. Skala larutan dan masukkan sesuai dalam jajaran
4. Dasar labu menyimpan larutan yang bahan dasar penyusun
larutan dalam akan dititrasi. alat tersebut.
waktu yang lama. 2. Diguncangkan Erlenmeyer disimpan
dengan perlahan pada satu tahap rak,
- lahan dan hati - maka pada tahap rak itu
hati serta lihat pula harus ditata
perubahan kelompok labu
warna yang erlenmeyer yang
terjadi. bermulut lebar
berukuran 100 mL, 250
mL, dan 500 mL
masing-masing secara
terpisah; juga ditata
labu erlenmeyer
bermulut kecil dengan
ukuran 100 mL, 250
mL, dan 500 mL secara
terpisah.
8 Beaker 1. Mulut gelas Untuk Pada saat mengukur 1. Setelah
volume cairan/larutan,
Glass 2. Badan gelas mencampurkan digunakan,
sebaiknya volume
3. Skala bagan kimia atau tersebut ditentukan bersihkan
berdasarkan meniskus
4. Dasar gelas untuk menyimpan permukaan
cekung/cembung
larutan kimia. suatu larutan. peralatan dengan
kain lembut atau
dengan kertas
tissue khusus
2. Letakkan di
tempat ketika
tidak digunakan

9. Pipet 1. Untuk
Volumetrik
memindahkan
cairan dari satu
wadah ke wadah
yang lain,
biasanya untuk
memindahkan
larutan baku
primer atau
sample pada
proses titrasi.
10. Pipet Ukur 1. Pengubung filler Untuk Cairan disedot dengan
2. Volume meter memindahkan pipet ukur dengan
ujung / keluar nya larutan dengan bantuan filler sampai
air. volume dengan volume
yang diketahui. yang diinginkan.
Volume yang
dipindahkan
dikeluarkan mengikuti
skala yang tersedia
(dilihat bahwa skala
harus tepat sejajar
dengan meniskus
cekung cairan)
dengan cara
menyamakan tekanan
filler dengan
udara sekitar.
11. Pipet Tetes 1. Karet penyedot Untuk mengambil 1. Karet yang ada Dibersihkannya hanya
2. Badan pipet larutan dalam pada ujung pipet menggunakan air atau
3. Ujung / keluar jumlah sedikit. dipencet jika masih ada kotoran
masuknya larutan kemudian yang susah hilang bisa
dimasukkan menggunakan aseton
dalam larutan. atau alkohol atau HCl.
2. Lepaskan
tekanan pada
karet tad.
3. Pindahkan pada
wadah dan tekan
kembali
karetnya,
teteskan sesuai
yang diinginkan.

12. Mortar  Lumpang : Digunakan untuk 1. Bahan kimia Dicuci menggunakan


winth Pastle 1. Mulut menumbuk atau yang akan air hingga bersih lalu
lumpang menghancurkan dihancurkan , tempat yang aman,
2. Badan materi cuplikan, diletakkan mudah dicari dan
lumpang misal Mortar. mudah diambil agar
3. Dasar daging, roti atau 2. Hancurkan tidak pecah karena
lumpang tanah sebelum padatan tersebut bahannya yang terbuat
 Alu diproses lebih dengan dari logam. Dikeringkan
1. Pegangan lanjut. menggunakan dan disimpan.
penggerus pistil

13 Deck Glass
14 Cover Glass
15. Mikropipet 1. Tombol penarik Alat untuk 1. Sebelum
dan pendorong memindahkan digunakan
cairan. cairan yang Thumb Knob
2. Tip rejector bervolume sebaiknya
3. Badan mikropipet cukup kecil, ditekan berkali-
4. Tip biasanya kurang kali untuk
dari 1.000 µl. memastikan
lancarnya
mikropipet.
2. Tip bersih
dimasukkan ke
dalam
Nozzle/ujung
mikropipet.
3. Thumb Knob
ditekan sampai
hambatan
pertama/first
stop, jangan
ditekan lebih ke
dalam lagi.
4. Tip dimasukkan
ke dalam cairan
sedalam 3-4
mm.
5. Tahan pipet
dalam posisi
vertikal
kemudian
tekanan dari
Thumb Knob
dilepaskan maka
cairan akan
masuk ke tip.
6. Ujung tip
dipindahkan ke
tempat
penampung
yang diinginkan.
7. Thumb Knob
ditekan sampai
hambatan
kedua/second
stop atau tekan
semaksimal
mungkin maka
semua cairan
akan keluar dari
ujung tip.
8. Jika ingin
melepas tip
putar Thumb
Knob searah
jarum jam dan
ditekan maka tip
akan terdorong
keluar dengan
sendirinya, atau
menggunakan
alat tambahan
yang berfungsi
mendorong tip
keluar.
16. Spatula Yaitu dengan
mengadukkan pada
larutan secara
langsung.

17. Spritus 1. Penutup spritus untuk pemanasan, Membakar bagian


2. Tempat alkohol pembakaran dan atas atau sumbu dari
Lamp/
dan sumbu sterilisasi jarum bunsen
Bunsen 3. Dasar spritus osi atau lainnya.

18 Batang 1. Mulut pengaduk Untuk mengaduk Masukan mulut


Pengaduk 2. Batang bahan pada saat pengaduk kedalam
pengaduk membuat bahan yang akan di
medium. campurkan.

19 Refrigator untuk menyimpan 1. Pintu


bahan yang refrigerator di
membutuhkan buka
suhu dingin serta 2. Bahan atau
sebagai tempat sampel
penyimpanan diletakkan di
untuk dalam refrigerator.
menghambat 3. Pintu refrigerator
pertumbuhan ditutup rapat-
mikroba rapat
4. bahan atau
sampel
dikeluarkan dari
refrigerator
ketika ingin
digunakan
20 Neraca 1. Piringan Untuk 1. Letakkan 1.Matikan timbangan
Analitik timbangan menimbang wadah di atas jika tidak digunakan
2. Anak secara akurat piringan (pan) dan dengan cara melepas
timbangan bahan atau zat tutuplah penutup baterai dan mencabut
3. Waterpass untuk pembuatan timbangan. stop kontak.
4. Tombol medium atau 2. Tekan tombol Tare 2.Sering-sering
pengaturan oengecatan. pada neraca. membersihkan
5. Tombol mode 3. Ambil bahan timbangan dari debu
6. Tombol on/off tertimbang dan dan kotoran.
letakkan di atas 3.Selalu meletakkan
wadah. timbangan pada tempat
4. Tutup semua pintu yang datar.
kaca dan baca angka 4.Hindarkan menaruh
yang benda diatas timbangan
tertera di monitor. bila sedang tidak
digunakan.
5.Jauhkan timbangan
pada alat elektronik
lainnya
6.Simpan pada tempat
yang sejuk dan jauhi
dari sinar matahari
secara langsung.
7.Lakukan tera ulang
pada timbangan
sebelum pemakaian.
21 Water Bath 1. Pengatur suhu Untuk 1. Air dimasukkan ke 1.Bersihkan alat hanya
2.pengaman menciptakan suhu dalam bejana, dengan lap bersih yang
kedudukan tinggi air yang konstan dan 2. Atur suhu yang dibasahi air kemudian
3. penangas air bisa digunakan untuk dikehendaki dan lap dengan kain kering
dilengkapi motor inkubasi pada hidupkan water bath, setiap selesai
penggerak sehingga analisa 3. Masukkan benda menggunakan alat
dapat berfungsi mikrobiologi. yang 2. Box kontrol jangan
sebagai alat pengocok akan dipanaskan ke sampai tersiram atau
4.elemen pemanas dalam air (untuk kemasukkan air karena
dengan listrik tangas air) letakkan dapat berakibat
5. tangas uap benda pada salah satu tersengat tegangan
mempunyai satu lubang (untuk tangas listrik (berbahaya) atau
hingga enam buah uap), ingat lubang lain alat akan menjadi rusak
lubang untuk yang tidak digunakan 3. cara rutin air dapat
menaruh/meletakkan tetap ditutup. diganti atau ditambahi
benda yang akan +/-2 bulan sekali
diuapkan

22. Mikroskop 1. Lensa Okuler Untuk melihat 1. Siapkan preparat 1. Disimpan di tempat
2. Tabung benda – benda atau objek yang yang sejuk, kering,
3. Sekrup pengarah yang berukuran akan dilakukan bebas debu, dan
4. Lensa objektif mikrokopis. pengamatan bebas dari uap
5. Revolver 2. Letakkan asam. Tempat
6. Pegangan mikroskop penyesuaian yang
7. Pegangan sedia dalam sesuai ialah kotak
8. Cermin permukaan yang mikroskop yang
9. Sendi inklinasi darat agar dilengkapi dengan
10. Kaki memudahkan silica gel yang
pengamatan. bersifat higroskopis
3. Atur lensa sehingga
objektif dengan lingkungan sekitar
fase lebih rendah mikroskop tidak
revolver. Dekat lembab atau
=kan dengan diletakkan dalam
sumbu lemari yang diberi
pengamatan lampu untuk
supaya cahaya mencegah
masuk pada tumbuhnya jamur.
lensa okuler. 2. Bagian mikroskop
4. Jika non optik, terbuat
menggunakan dari logam atau
mikroskop jenis plastik, dapat
monikuler, dibersihkan dengan
gunakan lensa menggunakan kain
okuler dengan fanel. Untuk
satu mata. membersihkan debu
5. Jika yang terselip di
menggunakan bagian mikroskop,
mikroskop dapat digunakan
binokuler maka kuas kecil atau kuas
dapat lensa kamera.
menggunakan 3. Lensa-lensa
dua mata. mikroskop (okuler,
6. Nyalakan lampu objektif, dan
dan atur cermin kondensor)
agar mendapat dibersihkan dengan
gambar yang menggunakan tisu
bagus lensa yang diberi
7. Buka diafrakma alkohol 70%.
dengan tuas dan Hindari
sesuaikan membersihkan
lubang agar lensa dengan
gambar tidak menggunakan sapu
terlalu gelap tangan atau lap
atau terang kain.
8. Pastikan 4. Sisa minyak imersi
mengatur pada lensa objektif
makrometer dapat dibersihkan
searah dengan dengan xilol atau
jarum jam alkohol. Pada
9. Letakkan penggunaan xilol
preparat yang harus hati-hati,
telah disiapkan jangan sampai
pada meja cairan xilol
preparat, tepat di menempel pada
bawah lensa bagian mikroskop
objektif non optik karena
10. Naikkan meja akan merusak cat
preparat atau merusak bahan
mendekati lensa plastik, dan juga
objektif hingga hindari
berjarak sekitar menggunakan
0.5 cm dengan larutan xilol pada
menggunakan bagian lensa.
makrometer 5. Sebelum
11. Perhatikan menyimpan,
gambar preparet bersihkan
atau objek mikroskop selalu,
12. Salin gambar terutama bersihkan
tesebut sebagai semua minyak
bentuk laporan imersi di
atau hasil. permukaan lensa
sehingga partikel
yang halus tidak
menempel dan
menggumpal serta
mengering. Minyak
dan partikel halus
pada lensa dapat
mengaburkan dan
menyebabkan
goresan sehingga
dapat menurunkan
ketajaman lensa.
6. Meja mikroskop
sebelum disimpan,
diatur lagi dan lensa
objektif dijauhkan
dari meja preparat
dengan memutar
alat penggerak ke
posisi semula,
kondensor
diturunkan kembali,
lampu dikecilkan
intensitasnya lalu
dimatikan (apabila
mikroskop listrik).

23. Jarum 1. Ujung ose lurus Ose lurus berfungsi Jarum Ose
Inokulasi/O 2. Ujung ose untuk memindahkan disentuhkan pada
se 3. Pegangan mikroorganise dengan bagian mikrobia
cara menusuk pada kemudian
medium yang ada pada menggosokkan pada
tabung reaksi. Ose bulat kaca preparat untuk
berfungsi untuk diamati.
memindahkan
mikroorganise
dengancara menggores
padamedium yang ada
pada cawan petri.
24 Pinset 1. Pangkat Untuk mengambil
2. Pegangan benda atau sampel
3. Penjepit dengan menjepit.

25 Colony Alat ini berguna


Counter untuk 1. Nyalakan
mempermudah Saklar
penghitungan general
koloni yang 2. Atur knop
tumbuh setelah sensifitas,
diinkubasi di dan saklar
dalam cawan bunyi beep
karena adanya
kaca pembesar. 3. Pilih
Selain itu, alat “MODE
tersebut (M)”
dilengkapi dengan kemudian
skala/kuadran sesuaikan
yang sangat kecerahan
berguna untuk lampu atau
pengamatan warna dasar
pertumbuhan yang sesuai
koloni yang dengan cara
sangat banyak. memilih
panah atas
atau bawah.
4. Jika ingin
menambah
kecerahan
pada saat
display
huruf “L”/
light dan
didepannya
nilai
kecerahann
ya dengan
memencet
panah atas
ataupun
sebaliknya.
5. Jika ingin
merubah
warna dasar
maka pada
saat display
“C” / colour
dan maka
pilih panah
atas atau
bawah. Ada
banyak
sekali
pilihan
warna dasar
yang
disediakan
alat ini.
Misal
seperti
gambar
dibawah ini:
6. Letakkan
cawan
petridish
pada
permukaan
yang ada
garis kotak,
kemudian
hitung
koloni
bakteri
dengan cara
menekan
dan
menandai
bakteri yang
tumbuh
dengan
menggunak
an spidol.
7. Untuk
memulai
penghitunga
n lagi maka
tekan
tombol “R”
/ Reset
sehingga
display akan
terlihat
angka 000.

26 Laminar fungsinya untuk


Air Flow membuat ruang 1. Semprot 1. Membersihka
Cabinet kerja tetap steril sekitar meja n semua sisa
dengan kerja potongan
mengambil udara dengan eksplan
dari menggunak dengan tissue.
luar laminar disar an alkohol
70 % atau 2. Bakarlah
ing dengan filter (pisau scalpel,
khusus sehingga spritus
beberapa pinset)
udara dari luar dengan
tidak dapat kali sampai
merata. menyemprotk
mengkontaminasi an terlebih
ruang kerja yang Setelah itu
dibilas dahulu
ada dilaminar air dengan
flow. dengan
menggunak alkohol 95%
an kertas dan
tissue yang tempatkan
sudah kembali
dibasahi dalam
alkohol 70 keadaan siap
% agar pakai.
proses 3. Matikan
pembersiha blower
n meja kerja dengan
benar-benar menekan
merata ke tombol “off”.
seluruh
bagian 4. Semprotkan
dalam ruang kerja
laminar air dengan
flow. alkohol.
2. Letakan alat 5. Tutup
dan bahan kembali pintu
yang Laminar Air
diperlukan Flow Cabinet.
dan saat alat
dan bahan 6. Matikan
dimasukkan lampu TL dan
ke dalam 7. Nyalakan
laminar air kembali
flow lampu UV.
semprot
dengan
menggunak
an alkohol
70 % atau
spritus
dengan
merata ke
seluruh
permukaan
alat.
3. Se
telah semua
alat dan
bahan masuk
tutup laminar
air flow dan
ruangan di
dalam
laminar air
flow yan
berisi alat dan
bahan
disterilisasi
secara radiasi
menggunakan
pancaran
sinar UV dari
lampu UV.
Lampu UV
dihidupkan
selama 2-3
jam. Sebagai
catatan lampu
UV yang
digunakan
menggunakan
lampu UV
type
bakterisidal.
Dan ½ jam
sebelum
laminar air
flow akan
digunakan
hidupkan
blower untuk
menghisap
udara luar
dan disaring
agar udara
yang
mengalir di
dalam
laminar air
flow bebas
dari partikel
debu
sehingga
udara yang
mengalir
bebas dari
jamur dan
bakteri. Dan
blower
dihidupkan
selama kita
bekerja di
laminar air
flow dan baru
akan
dimatikan
setelah proses
kerja selesai.
4. N
yalakan
lampu
Bunsen dan
biarkan
sebentar. Hal
ini
dimaksudkan
udara panas
dari lampu
bunsen dapat
mensterilkan
udara di
dalam
laminar air
flow.
5. Se
belum
memulai
pekerjaan di
dalam
laminar air
flow, semprot
tangan kita
dengan
alkohol 70 %
atau sepritus
dan
selanjutnya
usap ke
seluruh
permukaan
tangan.
6. Se
telah itu kita
buka dari
bungkusnya
pinset,
skalpel dan
petridis yang
sudah
disterilkan.
Pinset dan
skalpel
dimasukkan
dalam larutan
alkohol atau
sepritus.
Petridis juga
kita buka dari
bungkusnya
dan
diletakkan di
dekat lampu
bunsen yang
sudah
menyala.
7. B
uang sisa
kertas
pembungkus
keluar dari
laminar air
flow agar
tidak
mengotori
bagian dalam
dari laminar
air flow yang
bisa
menyebabkan
terjadinya
kontaminasi
saat pekerjaan
kultur
jaringan
tumbuhan
dilaksanakan.
8. Se
belum kita
mulai bekerja
lagi di
laminar air
flow tangan
disemprot
dengan
alkohol 70 %
atau spritus
secara
merata.
Setelah itu
diusapkan ke
seluruh
permukaan
tangan.
9. Se
tiap kali alat
yang berupa
pinset dan
skalpel akan
dipakai
dicelupkan di
dalam larutan
alkohol 70 %
atau spritus
dan lalu
dibakar.
10. U
ntuk Petridis
sebelum
dipakai untuk
meletakkan
eksplan dan
juga sebagai
alas
memotong
eksplan
bagian dalam
dari petridis
disterilkan
secara fisik
dengan cara
dibakar di
lampu
bunsen.
11. Se
belum botol
diisi dengan
eksplan
ataupun
sesudah diisi
eksplan dan
akan ditutup
dengan
plastik wrap
atau
aluminium
foil steril
bagian mulut
botol
disterilkan
secara fisik
dengan cara
dibakar di
lampu
bunsen.

C. Pembahasan

Pengenalan alat pada praktikum mikrobiologi industri bertujuan agar praktikan dapat mengenal, menggunakan,
dan mengerjakan peralatan-peralatan di Laboratorium Mikrobiologi. Dengan praktikum ini juga praktikan dapat
mengetahui fungsi dari setiap alat laboratorium. Alat-alat laboratorium yang di pelajari adalah mikroskop,
cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur, ball pipet, ose, bunsen, erlenmeyer, gelas ukur, spatula, pipet tetes, objek
glass dan cover glass, tabung durham, dan beaker glass.

1. Alat-alat Sterilisasi
Alat-alat sterilisasi meliputi Autoclaf, Oven, Ozonsterilizer, dan Lampu Spritus. Oven merupakan
alat sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering, dimana oven berfungsi mensterilisasi alat-alat
gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari oven ini sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba
menggunakan udara panas kering.
Ozonsterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang tidak bersekala. Ozonsterilizer terdiri atas dua
bagian, yakni bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas ozonsterilizer mempunyai prinsip kerja
membunuh mikroba menggunakan ozon (O3), dimana ozon dapat merusak mekanisme dari mikroba
sehingga sel protein pada mikroba mengalami oksidasi yang mengakibatkan perubahan fungsi dan
kematian pada mikroba, dan ozon (O3) itu sendiri bersifat racun. Bagian bawah dari ozonsterilizer
(elektra) berfungsi mensterilisasikan medium menggunakan sinar lampu dengan panas tinggi, dimana
cara kerjanya hampir sama dengan oven.
Autoclaf berfungsi mensterilisasikan alat-alat bersekala menggunakan uap air panas. Dimana uap air
panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu protein akan
mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat penggunaan otoclaf penutupan
harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan tinggi masuk kedalam atau beruduksi ke alat.
Lampu spritus merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran serta untuk mensterilisasikan mikroba.
Lampu spritus juga mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan
penanaman medium.
Inkubator secara umum digunakan sebagai perlengkapan dalam laboratorium mikrobiologi pangan.
Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu sebagai alat inkubasi pada analisa
mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan konstan. Suhu
inkbator dipengaruhi oleh adanya perubahan suhu pada suhu ruang, oleh karena itu perubahan suhu
ruang perlu diawasi terutama saat terjadi perubahan musim.
2. Alat-alat perhitungan koloni mikroorganisme.
Alat-alat yang tergolong dari alat perhitungan koloni adalah coloni counter dan cawan petri. Coloni
counter merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung jumlah mikroba pada cawan petri
menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan perbesaran menggunakan luv
atau dengan menandai beberapa koloni yang terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang
terdapat pada coloni counter dan juga menggunakan tombol check.Cawan petri berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel. Cawan petri ada yang
terbuat dari gelas maupun plastik. Cawan petri terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dasar untuk medium
dan bagian penutup yang ukurannya lebih besar. Untuk pemakain rutin digunakan cawan petri
berdiameter 15 cm ( biasa diisi agar nutrisi sebanyak 15 ml). Pada suhu 40 derajat celcius medium agar
akan mulai memadat, sehingga harus diingat bahwa pada masa inkubasi cawan tersebut harus di simpan
secara terbalik. Hal ini untuk mencegah kondensasi uap yang terbentuk saat agar memadat tidak jatuh ke
permukaan agar.
3. Alat lainnya
Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang tak dapat dilihat
oleh mata. Cara penggunaan mikroskop adalah dengan membelakangi bagian belakang mikroskop.
Mikroskop yang digunakan antara lain elektron, mikroskop cahaya, dan mikroskop kemera. Mikroskop
cahaya (Monokoler) berfungsi untuk melihat objek dengan bantuan cahaya. Mikroskop ini digunakan
dengan satu mata, sehingga bayangan yang terlihat hanya memilki panjang dan lebar, dan memberikan
gambaran mengenai tingginya. Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan memantulkan cahaya
melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah
maya, terbalik dan diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan tegak,
nyata dan diperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui cermin,
maka akan semakin terang pula mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop ini memiliki pembasaran
objektif (10x dan 40x) serta pembesaran okuler (10x). Mikroskop elektron (Biokuler) berfungsi untuk
melihat objek dengan bantuan elektron atau cahaya lampu. terdiri atas empat lensa objektif dengan
empat pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x. Saat pengunaan menggunakan pembesaran 100x,
ditambahkan minyak emersi di atas gelas objek. Tujuannya adalah untuk mengurangi sudut bias akibat
banyaknya cahaya yang dipantulkan. Tanpa minyak emersi, maka objek yang akan diteliti, tidak akan
terllihat. Mikroskop ini digunakan saat melihat struktur dan melakukan pewarnaan bakteri. Mikroskop
kamera (Triokuler) berfungsi sebagai pengambil gambar (objek). Lensa okuler yang terdapat dalam
mikroskop ini sejumlah tiga lensa okuler. Mikroskop ini dapat mengambil gambar dari preparat. Maka
dari itu, mikroskop ini hanya akan digunakan bila ingin mengambil gambar objek yang akan diamati.
Prinsip kerjanya sama seperti mikroskop cahaya, hanya ada sedikit perbedaan dalam
mengoperasikannya.Centrifuge merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah zat dalam cairan yang
diduga dapat mengendap dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi. Dengan pemutaran
kecepatan tertentu, zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap. Satuaan yang digunakan pada centrifuge
adalah Rpm (Rotation per meter). Perinsip kerja dari alat ini adalah zat yang akan dipisahkan
dimasukkan kedalam tabung yang terdapat pada centrifuge, kemudian menutup lubang pada centrifuge
agar udar yang masuk tidak mempengaruhi zat yang akan dipisah. Setelah itu tentukan waktu dan rotasi
putaran yang diinginkan, dengan memutar tombol Timer dan Rotation.
Pipet volume adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atau sampel sesuai dengan jumlah
yang kita tentukan. Pipet gondok berfungsi sama seperti pipet volum, hanya saja pengambilan larutan
sudah ditentukan. Cara sterilisasinya menggunakan otoklaf.
Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba alam bentuk media tegak atau
miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap di atasnya
dan diikat, sedangkan rak tabung sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi. Tabung reaksi
berfungsi untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium nutrisi cair atau padat, untuk alat
pengenceran, dan untuk pengujian mikrobiologis lainnya. Lingkungan steril pada tabung reaksi
dipertahankan dengan adanya sumbat. Sumbat yang kita gunakan disini adalah sumbat kapas.
Pemasangan sumbat kapas pada tabung reaksi harus benar. Apabila terdengar bunyi blub pada saat
melepaskan sumbat maka sumbat itu telah benar. Lalu agar penyimpanan tabung reaksi rapih dan mudah
digunakan, harus di simpan dan di letakkan di rak tabung. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk
melarutkan bahan, menampung larutan, dan tempat untuk mencampurkan bahan lalu dimasukkan ke
dalam labu Erlenmeyer. Alat ini dapat disterilisasikan dengan dibungkus terlebih dahulu dengan kertas
saring bagian atasnya lalu dibungkus dengan kertas dan diikat, lalu dimasukkan ke dalam otoklaf.
Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis dalam pekerjaan
persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari suatu botol ke botol yang lain
dalam kultur in vitro. LAF mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi
steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow
karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari
debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara
berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian
ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air
FilterI), dengan menggunakan blower.
Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari ose lurus untuk menanam MO dan ose
bulat untuk menggores MO yang biasanya berbentuk zig-zag.
Timbangan Analitik berfungsi untuk menimbang bahan kimia. Timbangan ini memiliki batas maksimal
penimbangan. Jika melewati batas tersebut,maka ketelitian perhitungan akan berkurang.
Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium, memanaskan larutan, dan
menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian
atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan otoklaf.
Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar aseptik dimana
alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Sterilisasi adalah suatu usaha untuk
membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan dari segala macam bentuk kehidupan terutam mikro
organism. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Untuk memperoleh kondisi yang steril
dan bersih maka dilakukan sterilisasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di
laboratorium mikrobiologi adalah dengan menggunakan panas, metode sterilisasi dengan menggunakan
panas dibagi menjadi 2 cara, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
Sterilisasi kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak rusak, menyala, hangus, dan menguap pada
suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain alat-alat gelas (botol,
tabung reaksi, cawan petri, dan lain-lain) dan bahan-bahan ceperti kertas, kain, dan kapas. Sterilisasi
kering menggunakan oven pada suhu 70-80 derajat celcius selama 2 jam. Bahan-bahan yang disterilkan
harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup
untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan perebusan dengan suhu 100 derajat celcius selama 10 menit,
blansing dengan suhu 70-85 derajat Celsius selama 7-9 menit, pasteurisasi dengan suhu 72 derajat
celcius selama 7 detik, dan menggunakan autoclave. Sterilisasi dengan autoclave menggunkan uap air
jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit dengan tekanan 1 Atm. Cara ini selain di gunakan
untuk sterilisasi alat, digunakan juga untuk bahan-bahan yang mengandung cairan yang tidak tahab
udara panas yang kering, misalnya medium.
Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan juga ruangan dan tempat kerja yang steril.
Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang yang bebas dari semua bentuk kehidupan mikroba
yang patogen maupun yang non-patogen. Agar ruangan praktikum tetap steril, lakukanlah sterilisasi
rutin terhadap alat-alat dan tempat kerja. Contohnya meja, semprotkan alkohol 70% ke meja. Dan bukan
hanya ke meja, alkohol 70% juga dapat di semprotkan ke tempat kerja lainnya. Bila ada cairan tumpah
di ruangan kerja kita, maka harus langsung di bersihkan agar ruangan kerja tetap steril.
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dalam praktikum mikrobiologi pangan terdapat berbagai macam alat-alat yang harus kita
ketahui fungsi dan cara pengerjaannya agar praktikum mikrobiologi pangan dapat dilakukan dengan
baik dan benar. Alat-alat laboratorium yang harus kita pelajari adalah mikroskop, cawan petri, tabung
reaksi, pipet ukur, ball pipet, ose, bunsen, erlenmeyer, gelas ukur, spatula, pipet tetes, objek glass dan
cover glass, tabung durham, dan beaker glass. Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan
suatu kondisi yang benar-benar aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-
benar steril. Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan dari segala
macam bentuk kehidupan terutam mikro organism. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan.
Untuk memperoleh kondisi yang steril dan bersih maka dilakukan sterilisasi. Metode sterilisasi yang
umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah dengan menggunakan panas, metode
sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi menjadi 2 cara, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi
basah. Sterilisasi tidak hanya dilakukan terhadap alat-alat laboratorium saja, tetapi ruangan dan tempat
kerja pada pengerjaan mikrobioogi harus steril juga.
DAFTAR PUSTAKA

„‟Cara Menggunakan Inkubator di Laboratorium


Mikrobiologi”https://inkubatorbinder.wordpress.com/2018/04/20/cara-menggunakan-inkubator-di-
laboratorium-mikrobiologi/. Diakses pada 13 Agustus 2019.

” Cara Merawat dan Mengkalibrasi” http://otakpedot.blogspot.com/2012/12/cara-merawat-dan-


mengkalibrasi.html. Diakses pada 13 Agustus 2019.

“CARA MENGGUNKAN TERMOMETER ALKOHOL”


http://www.infolaborat.com/2017/09/cara-menggunkan-termometer-alkohol.html. Diakses Pada 13
Agustus 2019.

“Laporan Mikrobiologi ( Pengenalan Alat) “http://megabohari.blogspot.com/2011/12/laporan-


mikrobiologi-pengenalan-alat.html. Diakses Pada 13 Agustus 2019.

“Alat - AlatLaboratorium” https://hopefordreamcometrue.blogspot.com/2017/03/alat-


alat-laboratorium.html. Diakses pada 13 Agustus 2019.

“Pengertian dan Cara Pengeroperasian Mikroskop” https://rumus.co.id/cara-


pengoperasian-mikroskop/. Diakses pada 13 Agustus 2019.

“Pengenalan Alat Laboratorium Mikrobiologi”


https://www.academia.edu/29769710/PENGENALAN_ALAT_LABORATORIUM_MIKR
OBIOLOGI.docx. Diakses pada 13 Agustus 2019.

“Cara Pemeliharaan dan Perawatan Mikroskop” http://www.al-


maududy.com/2018/01/cara-pemeliharaan-dan-perawatan.html. Diakses pada 13 Agustus
2019.

“PENGENALAN ALAT PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI”


http://abidingagah.blogspot.com/2012/12/pengenalan-alat-praktikum-mikrobiologi.html. Diakses pada
13 Agustus 2019.

Anda mungkin juga menyukai