Anda di halaman 1dari 11

Nama asisten : Faysa Urba

Tanggal Praktikum : 30 Oktober 2017


Tanggal Pengumpulan : 6 November 2017

PRAKTIKUM TITRASI PENGENDAPAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Puji Nurul Aeni(240210160054)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: pujinaeni@yahoo.co.id

ABSTRACT
Argentometric titration is a method of quantitative determination on the basis of ion
combination reactions which produce precipitates or compounds which are practically
unionized. Commonly used methods are mohr method, fajans method, and volhard
method. Mohr and volhard methods is method use for this practice, and also sample
which used for this practice are pocari, salted egg, anchovies, peda fish, and terasi. The
purppose form this practice is to know value of NaCl content. NaCl content of pocari and
terasi sample does not fulfill the literature, but NaCl content of anchovies and peda fish
does fulfill the literature.
Keywords: Argentometric titration, Mohr Method, NaCl Content, Volhard Method.
PENDAHULUAN kondisi yang cocok, metode mohr cukup
Titrasi pengendapan merupakan akurat dan dapat digunakan pada
suatu metode penentuan kuantitatif konsentrasi klorida yang rendah
dengan dasar reaksi penggabungan ion (Khopkar, 1990).
yang menghasilkan endapan atau Salah satu contoh metode volhard
senyawa yang praktis tidak terionisasi adalah titrasi Ag dengan NH4CNS
(Sukarti, 2008). dengan garam Fe(III) yaitu
Prinsip dasar titrasi pengendapan pembentukan zat berwarna didalam
adalah reaksi pengendapan yang cepat larutan. Selama titrasi, AgCNS
mencapai kesetimbangan pada setiap terbentuk, sedangkan titik akhir tercapai
penambahan titran, tidak ada pengotor bila terbentuk warna merah gelap. Pada
yang mengganggu dan diperlukan metode volhard, untuk menentukan ion
indikator untuk melihat titik akhir titrasi. klorida suasana haruslah asam karena
(Khopkar, 2003). pada suasana basa Fe3+ akan
Ada tiga metode yang dikenal dalam terhidrolisis. AgNO3 berlebih yang
titrasi argentometri (pengendapan) yakni ditambahkan ke larutan klorida tentunya
metode Mohr, Volhard dan metode tidak bereaksi. Larutan Ag+ tersebut
Fajans (Harjadi, 1993). kemudian dititrasi balik dengan
Pada metode mohr, titrasi halide menggunakan Fe(III) sebagai indikator.
dengan AgNO3 dilakukan dengan (Khopkar, 1990)
K2CrO4 Pada titik akhir titrasi, ion Ag+ Dalam titrasi fajans digunakan
yang berlebih diendapkan sebagai indikator adsorpsi. Indikator adsorpsi
Ag2CrO4 yang berwarna merah bata. ialah zat yang dapat diserap pada
Larutan harus bersifat netral atau sedikit permukaan endapan dan menyebabkan
basa, tetapi tidak boleh terlalu basa timbulnya warna. Indikator yang
sebab Ag akan diendapkan sebagai digunakan ialah asam lemah atau basa
Ag(OH)2. Jika larutan terlalu asam maka lemah organik yang dapat membentuk
titik akhir titrasi tidak terlihat sebab endapan dengan ion perak. Titik akhir
konsentrasi CrO4- berkurang. Pada dalam titrasi ini diketahui berdasar tiga
macam perubahan, yakni (i) endapan Dipipet larutan KCl/NaCl ke
yang semula putih menjadi merah muda erlenmeyer 100ml, kemudian
dan endapan terlihat menggumpal, (ii) ditambahkan akuades sebanyak 15 ml
larutan yang semula keruh menjadi lebih dan 0,5 ml indikator K2CrO4 5%, lalu
jernih, dan (iii) larutan yang semula dititrasi dengan AgNO3 sampai terjadi
kuning hijau hampir tidak berwarna lagi. kekeruhan warna merah, setelah itu catat
(Harjadi, 1990) volume AgNO3 yang digunakan saat
Praktikum titrasi pengendapan ini titrasi, lakukan duplo, dan terakhir
hanya menggunakan dua metode yaitu hitung normalitas AgNO3.
metode Mohr dan Volhard. Metode Standarisasi AgNO3 terhadap
Fajans tidak dilakukan karena bahan- NH4CNS 0,1N (Cara Volhard)
bahan yang digunakan susah didapat dan Dipipet AgNO3 0,1N kedalam
susah untuk dilakukan dalam percobaan. erlenmeyer 100 ml. Kemudian
Praktikum titrasi pengendapan ini ditambahkan 15 ml akuades, 1 ml
dilakukan standarisasi menggunakan indikator FAS, dan 5 ml HNO 3 6N. Lalu
larutan standar AgNO3. Menurut Sukarti dititrasi dengan NH4CNS sampai terjadi
(2008) Karena pada cara ini digunakan kekeruhan (endapan) warna merah
laruan standar AgNO3, maka disebut coklat, dan dicatat volume NH 4CNS
titrasi Argentometri. Argentometri 0,1N yang dipakai. Lakukan duplo dan
merupakan analisis volumetri terakhir dihitung normalitas AgNO3.
berdasarkan atas reaksi pengendapan Penentuan Kadar NaCl dalam sampel
dengan menggunakan larutan standar Cara Mohr
argentum atau dapat juga diartikan Ditimbang 1 gr sampel (telur asin,
sebagai cara pengendapan atau ikan teri, ikan peda dan terasi) dan
pengendapan kadar ion halida atau kadar dihaluskan, sedangkan untuk sampel
Ag+ itu sendiri dari reaksi terbentuknya pocari dipipet sebanyak 5ml. Kemudian
endapan dan zat uji dengan titran sampel dipindahkan kedalam labu ukur
AgNO3. Metode ini digunakan untuk 100 ml dan diencerkan. Lalu saring
penentuan: Halida (Cl-, Br-, I-), tiosianat kedalam erlenmeyer. Setelah itu dipipet
(CNS-) dan sianida (CN-). sebanyak 10 ml kedalam erlenmeyer
Selain itu praktikum titrasi 100ml, ditambahkan indikator K2CrO4
pengendeapan ini juga dilakukan 5% 10 tetes. Dititrasi dengan AgNO 3
penentuan kadar NaCl dari beberapa sampai terjadi keruhan warna merah dan
sampel. Sampel yang digunakan yaitu dicatat volume AgNO3 yang dipakai.
pocari sweat. telur asin, ikan teri, ikan Kemudian lakukan duplo dan dihitung
peda, dan terasi. kadar NaCl pada sampel.
Dalam menentukan kadar NaCl
METODOLOGI menggunakan rumus,
Bahan dan Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
praktikum titrasi pengendapan adalah Penentuan Kadar NaCl dalam Sampel
buret 50 ml, erlenmeyer 100 ml, pipet Cara Volhard
volume 10 ml. Ditimbang 1 gr sampel (telur asin,
Bahan yang digunakan untuk ikan teri, ikan peda dan terasi) dan
praktikum titrasi pengendapan adalah dihaluskan, sedangkan untuk sampel
AgNO3 0,1N, HNO3, indikator FAS pocari dipipet sebanyak 5ml. Kemudian
(Ferri Amonium Sulfat), K2CrO4 5%, sampel dipindahkan kedalam labu ukur
KCl/NaCl 0,1N, NH4CNS 0,1N,. 100 ml dan diencerkan. Lalu saring
Standarisasi AgNO3 terhadap kedalam erlenmeyer. Setelah itu dipipet
KCl/NaCl (Cara Mohr) sebanyak 10 ml kedalam erlenmeyer
100ml, ditambahkan larutan AgNO3 tercapai titik ekivalen, maka
0,1N 15 ml dan dikocok selama 2 menit, penambahan sedikit perak nitrat akan
ditambahkan 15 ml akuades, 1 ml bereaksi dengan kromat dengan
indikator FAS, dan 5 ml HN O3 6N. membentuk endapan perak kromat yang
Kemudian dititrasi dengan NH4CNS berwarna merah (Gandjar dan Rohman,
sampai terjadi perubahan warna merah 2007). Metode Volhard dapat digunakan
coklat, dan dicatat volume NH 4CNS untuk menetapkan kadar klorida,
yang dipakai. Terakhir lakukan duplo bromide, dan iodide dalam suasana
dan hitung kadar NaCl dalam sampel. asam. Caranya dengan menambahkan
Untuk perhitungan pada blanko hal larutan baku perak nitrat berlebihan,
yang pertama dilakukan adalah kemudian kelebihan baku perak nitrat
ditambahkan larutan AgNO3 0,1N 15 ml dititrasi kembali dengan larutan baku
dan dikocok selama 2 menit, tiosianat (Gandjar dan Rohman, 2007).
ditambahkan 15 ml akuades, 1 ml Pada metode mohr titik akhir titrasi
indikator FAS, dan 5 ml HNO 3 6N. ditandai dengan adanya endapan perak
Kemudian dititrasi dengan NH4CNS kromat yang kemerahan. Hal tersebut
sampai terjadi perubahan warna merah terjadi karena ion Ag yang berlebih
coklat, dan dicatat volume NH 4CNS diendapkan sebagai Ag2CrO4 yang
yang dipakai. Terakhir lakukan duplo berwarna merah bata. Perubahan warna
dan hitung kadar NaCl dalam blanko. merah ini disebabkan adsorbsi pada
Dalam menentukan kadar NaCl pada permukaan. Reaksi yang terjadi adalah
metode volhard menggunakan rumus, sebagai berikut :
Ag+ + Cl-  AgCl (endapan putih)
2Ag+ + CrO42 -  Ag2CrO4 (endapan
merah)
HASIL PENGAMATAN DAN Pada metode volhard titik akhir
PEMBAHASAN titrasi ini ditentukan oleh indikator Fe +
Perbedaan metode mohr dan metode yang bereaksi dengan ion CNS- berlebih
volhard adalah pada metode mohr menghasilkan larutan berwarna merah
merupakan titrasi langsung, pH yang (Underwood, 2001). Metode ini
digunakan saat titrasi adalah pH netral didasarkan atas pengendapan perak
(6,5-9), indikator yang digunakan adalah tiosanat dalam suasana HNO 3. Sebagai
K2CrO4, titik akhir titrasi ditandai indikator digunakan ion Fe3+ (feri nitrat
dengan terbentuknya endapan berwarna atau feri amonium sulfat) dimana
merah. Sedangkan metode volhard kelebihan larutan KCNS akan diikat
merupakan titrasi tidak langsung, titrasi oleh ion Fe3+ membentuk warna merah
dilakukan pada suasana asam, indikator darah dari FeSCN (Khopkar, 1990).
yang digunakan adalah indikator FAS Sebelum dititrasi, larutan berwarna
(Ferri Amonium Sulfat), dan titik akhir keruh. Pada awal penetesan NH 4CNS,
titrasi ditandai dengan terbentuk larutan terjadi reaksi yang menyebabkan
berwarna merah. timbulnya endapan AgCNS yang
Titrasi argentometri merupakan berwarna putih dengan persamaan reaksi
tekhnik khusus yang digunakan untuk :
menetapkan perak dan senyawa halida. NH4CNS(aq) + AgNO3 (aq) → AgCNS
Metode mohr dapat digunakan untuk ↓(s) + NH4NO3 (aq)
menetapkan kadar klorida dan bromide Setelah reaksi diatas berlangsung
dalam suasana netral dengan larutan AgCNS yang dihasilkan berupa endapan
baku perak nitrat dengan penambahan putih dan larutan massih berwarna
larutan kalium kromat sebagai indikator. bening. Setelah Ag+ dalam AgNO 3
Pada permulaan titrasi akan terjadi habis bereaksi maka sedikit kelebihan
endapan perak klorida dan setelah
NH4CNS dalam sistem akan  Keadaan fisik dan penampilan :
-
menyebabkan ion CNS bereaksi dengan padat.
Fe3+ dari ferri ammonium sulfat  Bau : tidak berbau.
membentuk [Fe(CNS)6]3- reasksi yang  Rasa : Saline (strong).
terjadi adalah sebagai berikut:  Berat molekul : 74.55 g\/mol
Fe3+ + CNS- → [Fe(CNS)6]3-  Warna: putih.
Titrasi dihentikan setelah terjadi  pH (1% soln\/air) : tidak tersedia.
perubahan warna kompleks [Fe(CNS)6]3-
 Titik didih : 1420 ° C (2588 ° F)
yang memberikan kekeruhan dan warna
 Titik lebur : 770 ° C (1418 ° F)
merah coklat.
Berikut merupakat sifat dari AgNO 3,  Suhu kritis : Tidak tersedia.
NH4CNS, dan KCl berdasarkan MSDS  Gravitasi spesifik : 1.987 (air = 1)
(Material Safety Data Sheet) menurut  Tekanan uap : Tidak berlaku.
science lab.  Uap kepadatan : Tidak tersedia.
Sifat Fisik dan Kimia AgNO3  Volatilitas : Tidak tersedia.
 Keadaan fisik dan penampilan:  Ambang bau : Tidak tersedia.
Padat. (Kristal padat.)  Air minyak Dist. Coeff. : Tidak
 Bau : Tidak tersedia. tersedia.
 Rasa : Pahit.  Ionicity (dalam air) : tidak tersedia.
 Berat molekul : 169,87 g / mol  Properti disperse : Lihat kelarutan
 Warna : Tanpa warna. Putih dalam air.
 pH (1% soln / air) : 6 - 7 [sedikit  Kelarutan : Larut dalam air dingin,
asam sampai netral] air panas. Sangat sedikit larut
 Titik didih : Suhu dekomposisi: 440 dalam metanol, n-octanol.
° C (824 ° F) Sifat-sifat Fisika dan kimia NH4CNS
 Titik lebur : 212 ° C (413,6 ° F)  Keadaan fisik dan penampilan :
 Suhu Kritis : Tidak tersedia. Padat. (Kristal padat.)
 Berat jenis : 4.35 (Air = 1)  Bau : Tidak berbau
 Tekanan uap : Tak dapat  Rasa : Tidak tersedia.
diterapkan.  Berat molekul : 76.12g / mol
 Kepadatan uap : 5.8 (Udara = 1)  Warna : Tanpa warna.
 Ambang Bau : Tidak tersedia.  pH (1% soln / air) : Tidak tersedia.
 Air / Minyak Dist. Coeff. : Tidak  Titik didih : Tidak tersedia.
tersedia.  Titik lebur : 149,6 ° C (301,3 ° F)
 Ionicity (dalam Air) : Tidak  Suhu Kritis : Tidak tersedia.
tersedia.  Berat jenis : 1.305 (Air = 1)
 Dispersi Properti : Lihat kelarutan  Tekanan uap : Tak dapat
dalam air, dietil eter. diterapkan.
 Kelarutan : Mudah larut dalam air  Kepadatan uap : Tidak tersedia.
dingin, air panas. Larut dalam dietil  Keriangan : Tidak tersedia.
eter. Sangat sedikit larut dalam  Ambang Bau : Tidak tersedia.
aseton. Kelarutan dalam air: 122 g /  Air / Minyak Dist. Coeff .: Tidak
100 ml air @ 0 deg. Kelarutan tersedia.
dalam air: 952 g / 100 ml air @ 190  Ionicity (dalam Air) : Tidak
deg. C Kelarutan dalam alkohol: 1 tersedia.
g / 30 ml alkohol; 1 g / 6,5 ml  Dispersi Properti : Lihat kelarutan
alkohol mendidih Kelarutan dalam dalam air, aseton.
aseton: 1 g / 253 ml aseton  Kelarutan : Mudah larut dalam air
Sifat-sifat Fisika dan kimia KCl dingin, air panas. Larut dalam
aseton. Larut dalam amonia, dan pengambilan sampel menggunakan pipet
alkohol. Praktis tidak larut dalam baik itu pipet volume atau pipet ukur,
kloroform, dan etil asetat. pipet sebelum digunakan harus dibilas
Pada titrasi mohr hal pertama yang terlebih dahulu dengan akuades agar
dilakukan adalah standarisasi AgNO3 tidak ada larutan sisa yang masih
terhadap KCl. Pada saat standarisasi menempel pada pipet. Pada saat
ditambahkan akuades yang berfungsi pengambilan sampel dari labu ukur pipet
untuk pelarut karena biasanya garam dimasukkan kedalam labu ukur dengan
lebih mudah larut dalam air dari pada posisi lurus agar ukuran yang diperoleh
pelarut organik. Selain akuades tepat, kemudian saat memindahkan
ditambahkan pula indikator yang sampel kedalam erlenmeyer pipet
berfungsi untuk penetuan titik akhir ditempelkan kebagian mulut erlenmeyer
titrasi. Pada titrasi mohr digunakan dengan posisi pipet vertikal dan posisi
indikator K2CrO4, indikator ini erlenmeyer dimirngkan 45O dari posisi
digunakan bertujuan supaya ketika vertikal pipet.
mencapai titik akhir titrasi keadaan Pada titrasi pengendapan metode
analit dapat diamati secara visual, volhard dilakukan titrasi blanko
karena dengan penambahan K2CrO4 bertujuan untuk mengetahui jumlah
akan terbentuk endapan berwarna merah penitrasi yang bereaksi dengan pelarut
bata yang menjadi tanda terjadinya titik dan pereaksi-pereaksi lain. Karena pada
akhir titrasi. saat titrasi pengendapan metode volhard
Penambahan akuades pada metode volume NH4CNS yang dihasilkan dari
volhard bertujuan untuk pengenceran titrasi Ag+ berlebih yang belum bereaksi
sampel, sedangkan penambahan AgNO3 dengan Cl-. Sementara volume NH4CNS
bertujuan agar ion halogenida yang dihasilka oleh blanko hanya hasil
diendapkan oleh Ag+ berlebih sehingga titrasi ion Ag+. Sehingga untuk
terbentuk endapan putih dan kelebihan menentukan kadar NaCl volem yang
ion perak dititrasi oleh larutan NH 4CNS, digunakan adalah selisih volume blanko
dan penambahan HNO3 ditujukan untuk dan volume titran.
mendapat suasana asam. Indikator yang Berikut merupakan nilai kadar NaCl
digunakan pada metode volhard adalah sampel (pocari, telur asin, ikan teri, ikan
indikator FAS, indikator FAS (Ferro peda, dan terasi) dari hasil pengamatan
Ammonium Sulfat) yang mengandung dari praktikum titrasi pengendapan
Fe3+, yang berfungsi menetukan titik metode mohr dan volhard.
akhir titrasi dimana ion Fe3+dengan ion
CNS- berlebih menghasilkan warna
merah.
Pengenceran pada titrasi
pengendapan dilakukan menggunakan
akuades, sampel dilakukan pengenceran
agar memudahkan saat titrasi,
pengenceran juga berfungsi untuk
meminimalisir jumlah titran yang
digunakan sehingga dalam titrasi Gambar 1. Hasil perhitungan kadar
diperoleh konsentrasi yang sesuai. NaCl Metode Mohr
Titrasi dilakukan duplo (dua kali)
bertujuan agar meminimalisir kesalahan
yang mungkin terjadi saat titrasi.
Karena sampel telah diencerkan
sehingga berbentuk larutan maka
Berdasarkan keterangan kadar NaCl
yang tertera dalam kemasan minuman
isotonik Pocari Sweat, yaitu sebesar
0.0567%.
Berdasarkan data pengamatan
diperoleh nilai kadar NaCl dari pocari
menggunakan titrasi pengendapan
metode mohr adalah 10,1548 %,
Gambar 2. Hasil perhitungan kadar
sedangkan menggunakan titrasi metode
NaCl Metode Volhard
volhard diperoleh 74,338 %. Sementara
Menurut SNI (Standar Nasional
menurut keterangan yang tertera pada
Indonesia) kadar NaCl tiap sampel
botol pocari sweat kadar NaCl hanya
(pocari, telur asin, ikan teri, ikan peda,
sebesar 0,0567%. Nilai kadar NaCl yang
dan terasi) yaitu,
diperoleh dari hasil pengamatan baik itu
dengan metode mohr maupun metode
volhard sangat jauh lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kadar NaCl yang
tertera pada label pocari, hal ini
mungkin disebabkan oleh penentuan
titik akhir titrasi yang kurang akurat
yang ditandai dengan perubahan warna
pada syarat titik akhir titrasi setiap
metode.
Gambar 3. SNI Telur Asin Pada sampel telur asin nilai kadar
NaCl dari data hasil pengamatan
diperoleh dengan metode mohr
sebanyak 2,32251% dan metode volhard
sebanyak 20,9304%. Sementara menurut
SNI kadar NaCl pada telur asin
sebanyak minimal 2,0%. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar
NaCl dari hasil pengamatan dengan
kedua metode memenuhi nilai minimal
kadar NaCl minimal dari SNI yaitu 2%.
Nilai kadar NaCl antara kedua metode
sangat berbeda hal ini dapat dikarenakan
Gambar 4. SNI Ikan Kering Asin pengambilan sampel yang berbeda, yaitu
bisa disebabkan sampel telur asin
diambil bagian dalamnya yang tingkat
keasinannya lebih rendah dibandingkan
yang dekat dengan cangkang telurnya,
atau dapat pula saat pengadukan sampel
tidak larut dengan baik,atau dapat pula
kesalahan saat titrasi.
Sementara untuk sampel ikan asin
berdasarkan data hasil pengamatan
diperoleh, dengan menggunakan metode
mohr kadar NaCl sampel ikan teri
Gambar 5. SNI Terasi sebanyak 19,9748% dan ikan peda
sebesar 16,9061%, sementara dengan
metode volhard diperoleh nilai kadar kecuali pada sampel ikan teri metode
NaCl sebesar 22,8083% untuk sampel volhard.
ikan teri dan 13,0333% untuk sampel
ikan peda. Sedangkan menurut SNI DAFTAR PUSTAKA
kandungan kadar NaCl pada ikan asin Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI
sebanyak 20%. Berdasarkan data hasil 01-2721-1992 Ikan Asin. BSN,
pengamatan dengan metode Mohr dan Jakarta.
Volhard yang diperoleh dapat dilihat Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI
bahwa kadar NaCl yang terhitung sudah 01-4277-1996 Telur Asin. BSN,
sesuai dengan standar SNI yaitu kurang Jakarta.
dari 20%. Kecuali pada kadar NaCl ikan Badan Standarisasi Nasional. 2016. SNI
teri pada metode volhard hal ini dapat 01-2716-1996 Terasi Udang. BSN,
terjadi karena kesalahan pada saat titrasi Jakarta.
yang menyebabkan selisih duplo sangat Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik
berjauhan atau bisa disebabkan Dasar. Gramedia. Jakarta.
karena kesalahan pembacaan Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar
volume awal buret atau dapat pula Kimia Analitik. Universitas
karena pengambilan cuplikan Indonesia. Jakarta.
sampel yang tidak merata. Khopkar, S. M. 2003.Konsep Dasar
Berdasarkan data hasil pengamatan Kimia Analitik. U.I. Press: Jakarta.
kadar NaCl dari sampel terasi menurut Sukarti, Tati. 2008. Pengantar Lengkap
metode mohr adalah 10,58% dan Analisa Kimia Bahan Kimia
menurut metode volhard adalah Analitik. Widya Padjadjaran:
9,99633%. Menurut SNI kadar NaCl Bandung.
sebesar 12-20%. Kadar NaCl terasi yang Sukarti, Tati. 2008. Kimia Analitik.
diperoleh dari hasil pengamatan tidak Widya Padjadjaran: Bandung
memenuhi nilai minimal kadar NaCl https://www.sciencelab.com/ (diakses
terasi pada SNI. Hal ini dapat terjadi pada 12 november 2017, pukul
karena kesalah titrasi atau pengadukan 14.00)
sampel yang belum tidak larut dengan
benar.

KESIMPULAN
Titrasi Pengendapan dapat dilakukan
menggunakan metode Mohr, metode
Volhard dan metode Fajans. Yang
digunakan pada praktikum kali ini
metode mohr dan metode volhard.
Pada metode mohr menggunakan
indikator K2CrO4 dan metode volhard
menggunakan indicator FAS.
Titrasi dilakukan duplo (dua kali)
bertujuan agar meminimalisir kesalahan
yang mungkin terjadi saat titrasi.
Sampel pocari dan terasi nilai kadar
NaCl hasil titrasi kedua metode tidak
sesuai dengan literatur.
Sedangkan pada sampel telur asin
dan sampel ikan asin hasil titrasi kedua
metode sesuai dengan literatur yang ada
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Kadar NaCl dengan Metode Mohr
rata-
V W kadar
W NaCl rata-rata rata
Kel. Sampel AgNO3 sampel PPM (%)
(mg) ppm (%)
(ml) (mg)

1A 0.6 0.66955 93736.5912 9.3737


101547.973 10.155
Pocari 5000 109359.356
1B 0.7 0.78114 8 10.936
4
24331.0798 2.4331
2A 2.2 2.45501
8
Telur 23778.1007 2.3225 2.3225
2B 2.1 1009 2.34341 23225.1217
Asin 9
22119.1635 2.2119
2C 2 2.23182
3
197516.388 19.752
3A 17.7 19.75164
Ikan 6 199748.212 19.975
1000
Teri 201980.035 2 20.198
3B 18.1 20.19800
8
4A 15 16.73868 167386.77 16.739
Ikan 169060.637 16.906
1000 170734.505
4B Peda 15.3 17.07345 7 17.073
4
5A 9.5 10.60116 105800.021 10.58
Terasi 1002 105800.021 10.58
5B 9.5 10.60116 105800.021 10.58

Tabel 2. Hasil Kadar NaCl dengan Metode Volhard


V W rata-
W NaCl Rata-rata kadar
Kel. Sampel NH4CNS sampel PPM rata
(mg) ppm (%)
(ml) (mg) (%)

6A 14.8 5.30986 743380.176 74.338


Pocari 5000 743380.176 74.338
6B - - - -

7A 2.2 20.51536 203323.7066 20.332


Telur 20.93
1009 209303.816
7B asin 1.2 21.72215 215283.9247 21.528

8A 0.2 22.92893 229289.34 22.929


ikan 22.808
1000 228082.554
8B teri 0.4 22.68758 226875.768 22.688

9A 10.8 10.13700 101370.024 10.137


ikan 13.033
1000 129027.3431
9B peda 6 15.92958 159295.752 15.93

10A 11 9.89565 98758.93413 9.8759


terasi 1002 99963.31138 9.9963
10B 10.8 10.13700 101167.6886 10.117
MOHR
Kadar NaCl=
1
VAgNO3 x NAgNO 3 x BE NaCl x x FP
1000
Massa Sampel
Contoh perhitungan:
N AgNO3 : 0,0191 N
BE NaCl : 58,44 g/mL
Faktor Pengenceran/FP : 10
1
0,6 ml x 0,0191 N x 58,44 x x 10
NaCl = 1000
5g
NaCl = 93736,6 ppm

VOLHARD
Kadar NaCl =
1
(Vblanko−Vtitrasi)x NNH 4 CNS x BE NaCl x x FP
1000
Massa Sampel
Contoh perhitungan:
N NH4CNS : 0,0206 N
BE NaCl : 58,44 g/ml
V Blanko : 19,2 ml
1
(19,2−14,8) x 0,0206 N x 58,44 x x 10
NaCl = 1000
5g
NaCl = 743380,2 ppm
Hasil akhir titrasi sampel pocari hasil standarisasi AgNO3
metode mohr dengan KCL

Anda mungkin juga menyukai