Anda di halaman 1dari 62

Format Modul Praktek

1. Tema Modul Modul Praktek


2. Mata Kuliah/Kode Praktek Hemostasis / TLM 216
3. Jumlah SKS 2 SKS
4. Alokasi Waktu 2 x 170
5. Semester / TA. 4 / 2017-2018
6. Tujuan Mahasiswa dapat melakukan
pemeriksaan laboratorium yang
berhubungan dengan proses hemostasis
yaitu kemampuan alami untuk
menghentikan perdarahan pada lokasi
luka oleh spesimen pembuluh darah,
adhesi trombosit dan keterlibatan aktif
faktor koagulasi, adanya koordinasi dari
endotel pembuluh darah, agregasi
trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
dan menginterprestasikan hasil dari
pemeriksaan tersebut.
7. Gambaran Umum Modul Modul ini diorientasikan untuk
memberikan wawasan dan ketrampilan
pemeriksaan laboratorium kepada
Mahasiswa dalam menilai sistem yang
berperan dalam hemostasis yaitu sistem
vaskuler, trombosit dan pembekuan
darah.
8. Karakteristik MahaMahasiswa Mahasiswa yang mengikuti praktek ini
semester 4 yang telah memperoleh
matakuliah hematologi dasar
9. Target Kompetensi Mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan laboratorium dalam menilai
sistem yang berperan dalam hemostasis
yaitu sistem vaskuler, trombosit dan
pembekuan darah.
10. Indikator Ketercapaian Mahasiswa dapat melakukan
pemeriksaan laboratorium yang
berhubungan dengan proses hemostasis
yaitu kemampuan alami untuk
menghentikan perdarahan pada lokasi
luka oleh spesimen pembuluh darah,
adhesi trombosit dan keterlibatan aktif
faktor koagulasi, adanya koordinasi dari
endotel pembuluh darah, agregasi
trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
dan menginterprestasikan hasil dari
pemeriksaan tersebut.
11. Materi Pembelajaran a. Mengukur tekanan darah
b. Melakukan pemeriksaan Rumple
Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 1
Leed
c. Melakukan pemeriksaan
Laboratorium waktu pembekuan
(Cloting Time)
d. Melakukan pemeriksaan
Laboratorium waktu perdarahan
(Bleeding Time)
e. Melakukan pemeriksaan Retraksi
Bekuan
f. Menghitung jumlah Trombosit
dengan cara langsung
g. Menghitunug jumlah Trombosit
dengan cara tidak langsung
h. Melakukan pemeriksaan Tes
Agregasi Trombosit
i. Melakukan pemeriksaan waktu
rekalsifikasi
j. Melakukan pemeriksaan Activated
Tromboplastine Time (APTT)
k. Melakukan pemeriksaan Plasma
Protrombin Time (PPT)
l. Melakukan pemeriksaan D Dimer
12. Strategi Pembelajaran ceramah, tanya jawab, demonstrasi,
praktek, diskusi, penugasan, kerja
kelompok, dan unjuk kerja
13. Sarana Penunjang Pembelajaran panduan praktik klinik, alat/bahan
14. Prosedur (jika diperlukan) terlampir
15. Metode Evaluasi observasi, porto folio
16. Metode Penilaian Tes praktek
17. Daftar Pustaka a. Decie JV dan levis SM, Practical
Hematology 5 th ed. The English
language book society and Churchill
living stone, London, 1975
b. De Gruchy GC, Clinical hematology
in medical practice, 4 th ed, the
English language Book society and
Blackwell scientific publications
oxford, London, endeinburg, 1978.
c. Manual of Basic Techque for a Helth
Laboratory, WHO Geneva, 1980
d. R. Gandasubrata, penuntun
laboratorium klinik, Dian Rakyat,
Jakarta 1982
e. San Frankel et all Gradwohl clinical
Laboratory methoda and Diagnosis
the CV. Mosby Co, saint louis 1970.

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 2
TATA TERTIB

1. Mahasiswa tidak diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium tanpa seijin


laboran.
2. Mahasiswa tidak diperkenankan membawa makanan/ minuman ke ruang
Laboratorium, kecuali untuk praktikum.
3. Mahasiswa dilarang makan dan minum di ruang Laboratorium.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan membawa alat-alat/bahan praktikum ke
luar ruangan Laboratorium tanpa seijin laboran
5. Mahasiswa dilarang mencorat-coret bangku/ ruang laboratorium.
6. Alat-alat/ bahan praktikum harus digunakan sesuai dengan petunjuk
penggunaan.
7. Mahasiswa wajib menyiapkan dan memakai peralatan proteksi diri; seperti
jas laboratorium, masker, kacamata pelindung, dan sarung tangan.
8. Mahasiswa dilarang bermain di dalam laboratorium, dilarang melakukan
percobaan/eksperimen sendiri tanpa sepengetahuan instruktur.
9. Jika dalam praktikum Mahasiswa merusakkan/ memecahkan alat, maka
yang bersangkutan wajib menggantinya sesuai dengan ketentuan yang
tertulis dalam SOP (Standart Operating Procedures) Kerusakan Pemakaian
Peralatan Laboratorium dan Glassware.
10. Jika dalam praktikum terjadi kecelakaan (kena pecahan kaca, terbakar,
tertusuk, tertelan bahan kimia) harap segera melapor kepada instruktur.
11. Jagalah kebersihan dan buanglah sampah pada tempatnya. Dilarang
membuang sampah padat ke wastafel.
12. Setelah selesai praktikum, alat-alat/bahan hendaknya dikembalikan ke
tempat semula dalam keadaan lengkap, bersih dan siap pakai. Kebersihan
alat/glassware adalah tanggung jawab Mahasiswa.
13. Sebelum meninggalkan ruang Laboratorium, meja praktikum harus dalam
keadaan bersih dan kering, kursi diletakkan rapi/ditata di tempat semula,
kran air dan gas ditutup rapat, kontak listrik dicabut

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 3
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulisan Modul Praktikum Hemostasis
ini dapat diselesaikan. Penulisan Modul Praktikum Hemostasis ini merupakan
bagian dari kegiatan perbaikan format konten pembelajaran agar mahaMahasiswa
lebih mudah membaca petunuk praktikum hemostasis yang terlihat lebih rapi.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak atas segala bimbingan, nasihat,
serta bantuan sehingga dapat menunjang dalam penyelesaian Modul Praktikum
Hemostasis, baik kepada dosen pengampu mata kuliah maupun berbagai pihak
yang telah memberi pengarahan kepada penulis selama penulisan ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Modul Praktikum
Hemostasis ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu diharapkan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan Modul
Praktikum Hemostasis ini dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga Modul
Praktikum Hemostasis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan terlebih bagi orang
lain, khususnya staff laboratotium dan dosen pengampu praktikum.

Semarang, Januari 2018

Penulis

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 4
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................. 0


Format Modul .................................................................................................. 1
Tata Tertib ....................................................................................................... 3
Prakata............................................................................................................. 4
Daftar Isi. ........................................................................................................ 5
Pendahuluan. ................................................................................................... 6
A. Gambaran Umum. ..................................................................................... 6
B. Capaian Pembelajaran. .............................................................................. 9
C. Kerangka Penilaian ................................................................................... 10
Praktikum Ke-1. .............................................................................................. 11
Praktikum Ke-2 ............................................................................................... 15
Praktikum Ke-3 ............................................................................................... 18
Praktikum Ke-4 ............................................................................................... 22
Praktikum Ke-5 ............................................................................................... 26
Praktikum Ke-6 ............................................................................................... 30
Praktikum Ke-7 ............................................................................................... 34
Praktikum Ke-8 ............................................................................................... 38
Praktikum Ke-9 ............................................................................................... 48
Praktikum Ke-10 ............................................................................................. 52
Praktikum Ke-11 ............................................................................................. 56
Praktikum Ke-12 ............................................................................................. 59

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 5
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum
Mata kuliah praktikum hemostasis akan dilaksanakan pada tahun ke-2
semester 4. Mata kuliah ini terdiri dari 2 sks praktikum dimana 1 sks praktikum
akan dilaksanakan dalam waktu 170 menit yang terdiri dari 100 praktikum dan 70
menit kegiatan mandiri. Waktu pelaksanaan praktikum ini akan dilaksanakan
sebanyak 14 kali pertemuan dan setelah 14 kali pertemuan akan dilaksanakan
ujian praktikum. Mata kuliah praktikum hemostasis akan mempelajari berbagai
pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui faal hemostatis serta kelainan yang
terjadi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari riwayat perdarahan abnormal,
mencari kelainan yang mengganggu faal hemostatis dan sangat penting dalam
mendiagnosis diatesis hemoragik.
Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan
pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan
aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi
trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah
menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam
sirkulasi dengan baik, serta membentuk thrombus sementara atau hemostatic
thrombus pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan (vascular
injury).
Pembuluh darah yang terluka akan segera terjadi vasokonstriksi pembuluh
darah sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang terluka berkurang.
Kemudian trombosit akan berkumpul dan melekat pada bagian pembuluh darah
yang terluka untuk membentuk sumbat trombosit. Faktor pembekuan darah yang
diaktifkan akan membentuk benang-benang fibrin yang akan membuat sumbat
trombosit menjadi non permeabel sehingga perdarahan dapat dihentikan.

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 6
Hemostasis terdiri dari enam komponen utama, yaitu: trombosit, endotel
vaskuler, procoagulant plasma protein faktors, natural anticoagulant proteins,
protein fibrinolitik dan protein antifibrinolitik. Semua komponen ini harus tersedia
dalam jumlah cukup, dengan fungsi yang baik serta tempat yang tepat untuk dapat
menjalankan faal hemostasis dengan baik. Interaksi komponen ini dapat memacu
terjadinya thrombosis disebut sebagai sifat prothrombotik dan dapat juga
menghambat proses thrombosis yang berlebihan, disebut sebagai sifat
antithrombotik. Faal hemostasis dapat berjalan normal jika terdapat keseimbangan
antara faktor prothrombotik dan faktor antithrombotik.

Pedarahan mungkin diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, trombosit,


ataupun sistem pembekuan darah. Bila gejala perdarahan merupakan kalainan
bawaan, hampir selalu penyebabnya adalah salah satu dari ketiga faktor tersebut
diatas kecuali penyakit Von Willebrand. Sedangkan pada kelainan perdarahan
yang didapat, penyebabnya mungkin bersifat multipel. Oleh karena itu
pemeriksaan penyaring hemostasis harus meliputi pemeriksaan vasculer,
trombosit, dan koagulasi. Biasanya pemeriksaan hemostasis dilakukan sebelum
operasi.

Beberapa klinisi membutuhkan pemerikasaan hemostasis untuk semua


penderita pre operasi, tetapi ada juga membatasi hanya pada penderita dengan
gangguan hemostasis Yang paling penting adalah anamnesis riwayat perdarahan.
Walaupun hasil pemeriksaan penyaring normal, pemeriksaan hemostasis yang
lengkap perlu dikerjakan jika ada riwayat perdarahan.

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 7
Hemostasis normal dapat dibagi menjadi dua tahap: yaitu hemostasis
primer dan hemostasis sekunder. Pada hemostasis primer yang berperan adalah
komponen vaskuler dan komponen trombosit. Disini terbentuk sumbat trombosit
(trombosit plug) yang berfungsi segera menutup kerusakan dinding pembuluh
darah. Sedangkan pada hemostasis sekunder yang berperan adalah protein
pembekuan darah, juga dibantu oleh trombosit. Disini terjadi deposisi fibrin pada
sumbat trombosit sehingga sumbat ini menjadi lebih kuat yang disebut sebagai
stable fibrin plug. Proses koagulasi pada hemostasis sekunder merupakan suatu
rangkaian reaksi dimana terjadi pengaktifan suatu prekursor protein (zymogen)
menjadi bentuk aktif. Bentuk aktif ini sebagian besar merupakan serine protease
yang memecah protein pada asam amino tertentu sehingga protein pembeku
tersebut menjadi aktif. Sebagai hasil akhir adalah pemecahan fibrinogen menjadi
fibrin yang akhirnya membentuk cross linked fibrin. Proses ini jika dilihat secara
skematik tampak sebagai suatu air terjun (waterfall) atau sebagai suatu tangga
(cascade).

Proses koagulasi dapat dimulai melalui dua jalur, yaitu jalur ekstrinsik
(extrinsic pathway) dan jalur intrinsik (intrinsic pathway). Jalur ekstrinsik dimulai
jika terjadi kerusakan vaskuler sehingga faktor jaringan (tissue factor) mengalami
pemaparan terhadap komponen darah dalam sirkulasi. Faktor jaringan dengan
bantuan kalsium menyebabkan aktivasi faktor VII menjadi FVIIa. Kompleks
FVIIa, tissue factor dan kalsium (disebut sebagai extrinsic tenase complex)
mengaktifkan faktor X menjadi FXa dan faktor IX menjadi FIXa. Jalur ekstrinsik
berlangsung pendek karena dihambat oleh tissue factor pathway inhibitor (TFPI).

Jadi jalur ekstrinsik hanya memulai proses koagulasi, begitu terbentuk


sedikit thrombin, maka thrombin akan mengaktifkan faktor IX menjadi FIXa lebih
lanjut, sehingga proses koagulasi dilanjutkan oleh jalur intrinsik. Jalur intrinsik
dimulai dengan adanya contact activation yang melibatkan faktor XII,
prekalikrein dan high molecular weigth kinninogen (HMWK) yang kemudian
mengaktifkan faktor IX menjadi FIXa. Akhir-akhir ini peran faktor XII, HMWK
dan prekalikrein dalam proses koagulasi dipertanyakan. Proses selanjutnya adalah
pembentukan intrinsic tenase complex yang melibatkan FIXa, FVIIIa, posfolipid

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 8
dari PF3 (trombosit factor 3) dan kalsium. Intrinsic tenase complex akan
mengaktifkan faktor X menjadi FXa. Langkah berikutnya adalah pembentukan
kompleks yang terdiri dari FXa, FVa, posfolipid dari PF3 serta kalsium yang
disebut sebagai prothrombinase complex yang mengubah prothrombin menjadi
thrombin yang selanjutnya memecah fibrinogen menjadi fibrin.

B. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran pada mata kuliah praktikum hemostasis ini adalah
mahaMahasiswa mampu memahami prinsip berbagai pemeriksaan laboratorium
faal hemostasis dan mampu melakukan pemeriksaan laboratorium tersebut dengan
benar. Pemeriksaan laboratorium pada mata kuliah praktek hemostasis yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan pengukuran
tekanan darah.
2. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan pemeriksaan
rumple leed
3. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan pemeriksaan
cloting time
4. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan pemeriksaan
bleeding time
5. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan pemeriksaan
retraksi bekuan dan konsistensinya
6. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan perhitungan
trombosit secara langsung
7. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan perhitungan
trombosit secara tidak langsung
8. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan pemeriksaan tes
agregasi trombosit
9. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan pemeriksaan
masa/waktu relaksifikasi
10. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan pemeriksaan
Plasma Protombine Time

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 9
11. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan Activated
Tromboplastine Time
12. MahaMahasiswa memahami prinsip dan mampu melakukan pemeriksaan Di-
Dimer

C. Kerangka Penilaian

Penilaian akhir mata kuliah praktek hematologi totalnya adalah 100 % dan
mahaMahasiswa wajib hadir pada semua praktikum. Adapun perincian penilainya
sebagai berikut :

1. Ujian Akhir Praktikum


MahaMahasiswa yang berhak mengikuti ujian akhir praktikum adalah
mahaMahasiswa yang telah mengikuti semua praktikum mata kuliah
hemostasis.
Prosentase : 60 %
2. Tugas
Membuat paper yang dengan memilih salah satu pemeriksaan faal hemostasis
Prosentase : 20 %
3. Laporan Praktikum
Laporan praktikum ditulis dan buku folio dengan format memuat judul
praktikum, tanggal , tujuan, prinsip, dasar teori singkat, alat, bahan, cara kerja,
hasil, interpretasi, pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka dan pengesahan
Prosentase : 20 %

Sesuai dengan panduan akademik Poltekkes Kemenkes Semarang bahwa


standar kelulusan mata kuliah praktikum adalah 68.

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 10
PRAKTIKUM KE- 1

A. Judul Praktikum
Mengukur tekanan darah
B. Tujuan
Memahami prinsip pemeriksaan tekanan darah dan mampu melakukan
pemeriksaan tekanan darah dengan benar.
C. Prinsip
Aliran darah lewat arteri akan tersumbat apabila tekanan eksternal diberikan
dibagian arteri. Tekanan darah yang diperlukan untuk menimbulkan oklusi aliran
darah menunjukkan tekanan di dalam pembuluh darah tersebut.

D. Dasar Teori
Tekanan darah pertama kali diukur pada hewan kuda pada tahun 1733 oleh
Stephen Hales dengan menggunakan selang panjang yang panjangnya sekitar 3
meter. Kemudian poiseulle mengurangi panjang selang menjadi 30 cm dan
menggunakan merkuri untuk mengimbangi kolom darah. Pada tahun 1847,
Ludwig menaruh sebuah benda terapung pada puncak kolom merkuri dan
melakuka perekaman yang sekontinyu mungkin. Pengenalan akan selang karet,
anesthesia dan manometer memungkinkan pengukuran tekanan darah yang akurat
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota
tubuh. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur
seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan,
dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring atau
minimal istirahat 15 menit setelah beraktivitas.
E. Alat yang digunakan
1. Spygmomanometer
2. Stetoskop

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 11
F. Prosedur Kerja

Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam posisi duduk dengan siku
lengan menekuk di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas
dan posisi lengan sebaiknya setinggi jantung . (lihat gambar)

Beberapa langkah yang dilakukan pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan


sfigmomanometer air raksa :

1. Pasanglah manset pada lengan atas , dengan batas bawah manset 2 - 3 cm dari
lipat siku dan perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat di atas
denyutan arteri di lipat siku ( arteri brakialis)
2. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis
3. Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis)

4. Pompalah manset hingga tekanan manset mencapai 150 mmHg untuk wanita
dan 180 mmHg untuk laki – laki.
5. Bukalah katup manset dan tekanan manset dibirkan menurun perlahan dengan
kecepatan 2-3 mmHg/detik
6. Bila bunyi pertama terdengar ,catatlah sebagai tekanan sistolik.

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 12
7. Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat sebagai tekanan diastolic
8. Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian lepaskan manset.
Harga Normal
Pria : 80-90/120-140 mmHg
Wanita : 70-90/ 110-120 mmHg
G. Hasil Pemeriksaan
Probandus :
Nama :
DOB :

Hasil :

H. Pembahasan :

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 13
I. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 14
PRAKTIKUM KE- 2

A. Judul Praktikum
Rumple Leed (Percobaan Perbendungan)
B. Tujuan
Mengetahui gejala penyakit utamanya DHF atau DBD atau penyakit lainnya.
C. Prinsip
Melakukan bendungan terhadap vena pada tekanan tertentu, bila dinding kapiler
kurang kuat / pecah oleh bendungan dan terjadi pendarahan dibawah kulit (homo
konsentrasi).
D. Dasar Teori
Pemeriksaan Rumple Leed adalah pemeriksaan peningkatan permeabilitas
dinding pembuluh darah yang ditandai dengan munculnya petechiae. Rumpel
Leede (Percobaan Pembendungan) dimaksudkan untuk menguji
ketahanan dinding kapiler dengan cara melakukan pembendungan kepada vena,
sehingga tekanan darah di dalam kapiler meningkat. Dinding kapiler yang kurang
kuat akan menyebabkan darah keluar dan merembes ke dalam jaringan sekitarnya
sehingga nampak titik merah kecil pada permukaan kulit, titik tersebut dikenal
dengan petechia.Pada orang normal, tidak atau sedikit sekali didapatkan petechia.
Hasil positif bila terdapat lebih dari 10 petechia.
E. Alat yang digunakan
1. Spygmomanometer
2. Stetoskop
3. Alat pengukur waktu
4. Alat tulis
F. Prosedur Kerja
1. Berikan informasi kepada probandus tindakan yang akan dilakukan
2. Pasang manset tensimeter pada lengan atas penderita dengan benar
3. Tentukan tekanan systole dan diastole
4. Tahan tekanan manset ditengah antara tekanan systole dan diastole selama 5
menit
Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 15
5. Lepaskan manset
6. Periksa kulit daerah volar lengan bawah dan menghitung juccah petechiae
hasil ( - ) negatif bila petechiae < 5 per 2,5 x2,5 cm
7. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan ditempat yang terang
8. Informasikan hasil pemeriksaan pada pasien

Gambar : Prosedur Kerja Pemeriksaan Rumple Leed


G. Hasil Pemeriksaan

H. Pembahasan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 16
I. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 17
PRAKTIKUM KE- 3

A. Judul Praktikum
Waktu Pembekuan (Clotting Time)
B. Tujan
1. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam faal homeostasis
2. Menilai faktor-faktor pembekuan darah, khususnya faktor pembentuk
tromboplastin, faktor trombosit, serta kadar fibrinogen
C. Prinsip
Menentukan waktu yang diperlukan darah untuk koagulasi untuk mengetahui
fungsi jalur koagulasi intrinsik
D. Dasar teori
Clotting time adalah waktu yg dibutuhkan bagi darah untuk membekukan
dirinya secara in vitro dengan menggunakan suatu standart yg dinamakan Clotting
Time. Clot adalah suatu lapisan seperti liln/jelly yg ada di darah yg menyebabkan
berhentinya suatu pendarahan pada luka yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik
dan ekstrinsik. Hasil pemeriksaan Clotting time menjadi ukuran aktivitas faktor-
faktor koagulasi, terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan
faktor-faktor yang berasal dari trombosit, juga kadar fibrinogen. Defisiensi faktor
pembekuan dari ringan sampai sedang belum dapat dideteksi dengan metode ini,
baru dapat mendeteksi defisiensi faktor pembekuan yang berat.
Pemeriksaan clotting time untuk memonitor penggunaan antikoagulan oral
(obat-obatan anti pembekuan darah). Jika masa pembekuan >2,5 kali nilai normal,
maka potensial terjadi perdarahan. Normalnya darah membeku dalam 4 – 8 menit
(Metode Lee White). Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark
miokard (serangan jantung), emboli pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan
pil KB, vitamin K, digitalis (obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi
mengeluarkan air, misal jika ada pembengkakan).
Clotting time memanjang bila terdapat defisiensi berat faktor pembekuan
pada jalur intrinsik dan jalur bersama, misalnya pada hemofilia (defisiensi F VIIc
dan F Ixc), terapi antikoagulan sistemik (Heparin). Perpanjangan masa

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 18
pembekuan juga terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan faktor
pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.
Prinsip pemeriksaan clotting time adalah waktu pembekuan diukur sejak
darah keluar dari epmbuluh sampai terjadi suatu bekuan dalm kondisi yg spesifik.
Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah sampel darah segar.
Clotting time adalah mengukur waktu pembentukan jendalan fibrin dalam darah
tanpa antikoagulan in vitro. Beberapa prosedur dapat dipakai yaitu Lee-White,
activated, dan coagulation-capillary tube, dan nilai normal bervariasi pada
masing-masing metode tadi. Clotting time naik dapat terjadi pada gangguan
hemostasis berikut ini. Defisiensi atau hambatan tiap factor intrinsik. Defisiensi
atau hambatan tiap faktor sistem gabungan. Hipofibrinogenemia (jika level <50
mg/dl). Clotting time normal pada keadaan sehat dan beberapa gangguan
hemostasis berikut ini trombositopenia, gangguan fungsi trombosit, gangguan
dinding pembuluh darah.
E. Alat dan bahan yang digunakan
1. Modifikasi Cara Lee & White
a. Tabung reaksi (diameter 7-8 mm)
b. Rak tabung reaksi
c. Stopwatch
d. Spuit 5 cc
e. Darah vena
2. Metode Gelas Arloji
a. Lancet
b. Kapas alcohol
c. Gelas Arloji/objek glass
d. Pengaduk
e. Stop watch
f. Darah kapiler dari ujung jari 3 atau jari 4
F. Prosedur Kerja
1. Modifikasi Cara Lee & White
a. Sediakan dalam rak : 4 tabung reaksi berdiameter 7-8 mm

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 19
b. Lakukan pungsi vena dengan spuit 5 cc atau 10 cc, pada saat darah
kelihatan masuk dalam spuit jalankan stopwatch dan catat waktu itu,
isaplah 5 cc darah.
c. Angkatlah jarum dari spuit dan alirkan pelahan kira-kira 1 cc darah
kedalam tiap tabung dengan cara dimiringkan saat penuangan darah
d. Tiap 30 detik tabung pertama diangkat dari rak dan dimiringkan untuk
melihat apakah telah terjadi pembekuan. Dalam tindakan ini jagalah
jangan sampai tabung lain terganggu.
e. Jika darah dalam tabung pertama beku maka periksalah tabung kedua tiap
30 detik, begitu seterusnya untuk tabung ke tiga dan ke empat. Catatlah
waktu sampai terjadi pembekuan
f. Masa pembekuan darah itu adalah masa pembekuan rata-rata dari tabung
kedua, ketiga, keempat. Masa pembekuan itu dilaporkan dengan
dibulatkan sampai 30 detik.
2. Metode Gelas Arloji
a. Pijat dan urut ujung jari yang akan ditusuk
b. Bersihkan dengan kapas alcohol 70%, biarkan mongering
c. Tusuk ujung jari dengan lancet
d. Catat waktu saat darah keluar
e. Teteskan darah ke objek glass 2 bercak
f. Korek tetesan dengan ujung lancet/ kawat setiap 30 detik
g. Hentikan bila timbul benang fibrin
G. Nilai Normal
1. Modifikasi Cara Lee & White
Harga normal : 9-15 menit
2. Metode Gelas Arloji
Harga normal : 2-6 menit
H. Hasil Pemeriksaan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 20
I. Pembahasan

J. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 21
PRAKTIKUM KE- 4

A. Judul Praktikum
Waktu Perdarahan (Bleeding Time)
B. Tujuan
1. Untuk mendeteksi kualitas dan kuantitas trombosit
2. Skrining pasien dengan disfungsi trombosit.
3. Mengukur imteraksi antara trombosit dan endotel pembuluh darah yang luka.
C. Prinsip
Waktu yang terukur sejak timbulnya sampai berhentinya pendarahan dari luka
standar yang dibuat pada kulit sampai terbentuknya sumbat trombosit (platelet
plug)
D. Dasar Teori
Waktu perdarahan (Bleeding Time) adalah uji laboratorium untuk menentukan
lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara
laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa
perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu
koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini
terutama mengenai trombosit, yaitu juccah dan kemampuan untuk adhesi pada
jaringan subendotel dan membentuk agregasi.
E. Alat dan Bahan yang digunakan

Metode DUKE Metode Ivy


1. Lancet A. Lancet
2. Stop Wacth B. Kapas Alkohol
3. Kertas saring C. Stop Wacth
4. Objek glass D. Kertas saring
5. Alcohol 70% E. Tensimeter

F. Prosedur Kerja
1. Metode DUKE
a. Pijat dan urut daerah pinggir cuping telinga sampai merah
b. Bersihkan daun telinga dengan kapas alcohol 70%, biarkan mongering
Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 22
c. Tusuk cuping telinga dengan lancet sampai darah keluar
d. Catat waktu mulai darah keluar
e. Tiap 30 detik darah dihisap dengan kertas saring sampai darah berhenti,
kertas saring tidak boleh menyentuh kulit telinga

Nilai normal : 1- 3 Menit


2. Metode Ivy
a. Pasang manset
b. Pompa sampai tekanan 40 mmHg
c. Daerah voler lengan bawah kurang lebih 5 cm bawah lutut/ siku
d. Desinfektan alcohol 70%
e. Tusuk dengan lancet / buat insisi dengan lanset standar, dan segera tekan
(jalankan stopwatch). Secara alamiah darah akan mengalir , setiap 30
detik isap darah dengan kertas saring. Jika darah kira-kira menjadi 1
mm, hentikan stopwatch
f. Catat waktunya sebagai BT
g. Lepas manset dan alat tekanan darah / tensimeter sebelumnya tekanan
darah di 0 kan terrlbih dahulu

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 23
h. Jika waktunya perdarahan sudah 10 menit belum berhenti. maka
dihentikan saja
Nilai normal : 1- 6 menit
G. Hasil Pemeriksaan

H. Pembahasan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 24
1. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 25
PRAKTIKUM KE- 5

A. Judul Praktikum
Retraksi Bekuan dan Konsistensinya
B. Tujuan
1. Menguji fungsi trombosit
2. Untuk menguji kekentalan jendalan darah dengan tata cara laboratorium
tertentu
C. Prinsip
5 cc darah segera diambil dari vena dimasukkan kedalam tabung dan setelah
membeku darah ini diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 jam. Serum serta sel sel
darah yang terperas keluar dari bekuan diukur volumenya dan dinyatakan dalam
persen dari volume darah seluruhnya.
D. Dasar Teori
Retraksi bekuan merupakan pemeriksaan untuk menguji fungsi trombosit.
Darah yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah darah vena. Dalam
beberapa menit setelah terbentuk, bekuan darah mulai menciut dan biasanya
memeras keluar hampir seluruh cairan dari bekuan itu dalam 30 sampai 60 menit.
Cairan yang terperas keluar disebut serum, sebab seluruh fibrinogen dan sebagian
besar faktor-faktor pembekuan yang lain telah dikeluarkan dan dengan demikian
serum berbeda dari plasma. Serum tidak dapat membeku karena tidak
mengandung faktor-faktor pembekuan.
Trombosit diperlukan untuk terjadinya retraksi bekuan. Oleh sebab itu
kegagalan pada proses retraksi merupakan tanda bahwa jumlah trombosit yang
beredar dalam darah adalah kurang. Mikrograf elektron dari trombosit dalam
bekuan darah memperlihatkan bahwa trombosit-trombosit tersebut melekat pada
benang-benang fibrin sebenarnya dengan cara mengikat benang-benang itu
sehingga menjadi satu. Selain itu, trombosit yang terperangkap dalam bekuan
terus melepaskan zat-zat prokoagulan, salah satu diantaranya ialah faktor
pemantap fibrin yang menyebabkan terjadinya ikatan-ikatan silang antara
benang-benang fibrin yang berdekatan. Dengan terjadinya retraksi bekuan,

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 26
ujung-ujung robekan pembuluh darah ditarik saling mendekat, sehingga
memungkinkan terjadinya hemostasis.
Percobaan ini digunakan untuk menguji fungsi trombosit, selain trombosit
dapat juga digunakan untuk menguji :
1. Kadar fibrinogen
2. Jenis permukaan yang bersentuh dengan darah beku
3. Kualitas dan kuantitas trombosit
4. Hematokrit
5. Beberapa keadaan seperti : myeloma, pneumonia, dan ikterus.
E. Alat dan Bahan yang digunakan
1. Tabung reaksi bersekala
2. Lidi
3. Timer
4. Spuit 5 cc
F. Bahan Pemeriksaan
Darah vena tanpa koagulan
G. Prosedur
1. Retraksi Bekuan
a. Masukkan lidi dengan menekuk ujung lidi sedikit ke dalam tabung
berskala.
b. Masukkan 5 cc dalah vena kedalam tabung yang berisi lidi tersebut.
c. Biarkan pada suhu kamar selama 2-3 jam.
d. Lepaskan bekuan darah dengan hati-hati dari dinding tabung,
miringkanlah tabung dan angkatlah bekuan itu dari tabung dengan
memegang lidi itu.
e. Catatlah volume serum (bersama sel-sel yang masih ketinggalan dalam
tabung) yang ada dalam tabung itu dan sebutlah volume itu dengan % dari
volume darah semula.
f. Cara melaporkan : Volume serum yang dikeluarkan secara spontan dari
bekuan menjadi ukuran bagi retraksi bekuan yang terjadi. Dalam keadaan
normal juccah serum itu 40-60 % dari juccah darah, kurang dari 40%
mungkin berarti abnormal. Selain mengukur juccah serum yang keluar,

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 27
perhatikan juga konsistensi itu harus kenyal. Kalau retraksi tidak terjadi
dengan baik, konsistensi bekuan menjadi lembek dan lapuk, sehingga
bekuan lebih mudah dapat dipecahkan.
Harga normal :
Juccah serum yang diperas : 40-60 vol%
Juccah serum dalam bekuan : 0-20 vol%

H. Penilaian
1. Retraksi

Volume Serum x 100%


Volume Total
Nilai Normal 40-60%

2. Konsistensinya
a. Bekuan dari percobaan retraksi bekuan letakkan pada piring petri
b. Tekan bekuan dengan ujung tabung yang bulat
Laporkan
Bentuk : Kompak
Berlubang
Pecah/ Rapuh
Konsistensi : Kenyal/ Rapuh
Nilai Normal : Bentuk Kompak dengan wadah
Konsistensi kenyal

7. Hasil Pemeriksaan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 28
8. Pembahasan

9. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )
Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 29
PRAKTIKUM KE- 6

A. Judul Praktikum
Hitung Jumlah Trombosit Cara Langsung
B. Tujuan
Mengetahui jumlah trombosit cara langsung per µl darah
C. Prinsip
1. Rees – Ecker
Darah EDTA diencerkan dengan larutan yang mengandung brilliant cresyl
blue yang mewarnai trombosit berwarna biru muda.
2. Brecher-Cronkite
Darah diencerkan dalam tabung serologi dengan menggunakan larutan
Ammonium oxalate 1 %, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung.
Jumlah sel trombosit dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan
faktor konversi jumlah sel trombosit/μl darah dapat diperhitungkan
D. Dasar Teori
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma
megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan terdapat dalam pembuluh darah
selama 10 hari. Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu
mekanisme faal tubuh untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan
atau kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh
darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-
hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. Mereka
membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan
sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel
trombosit)
E. Alat dan Bahan
1. Darah EDTA
2. Pipet Thoma
3. Larutan pengencer Rees-Ecker :
Brilliant cresyl blue ………………………………… 30 mg
Natrium Sitrat ………………………………………. 3,8 g

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 30
Formaldehid 40 % …………………………..……. 0,2 ml
Distilled water ……………………………………ad 100 ml
4. Larutan pengencer NH4 Oxalat 1 % (Ammonium oxalate 1 %)
5. Kamar hitung Improved Neubauer

F. Prosedur :
1. Rees Ecker

a. Lakukan pembilasan pipet toma eritrosit dengan reagen Rees Echer.


b. Isaplah darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai 101.
c. Campur baik-baik darah dan larutan pengencer
d. Buang 4-5 tetes larutan yang ada dalam batang pipet thoma
e. Teruskan tindakan seperti untuk menghitung erytrosit dalam kamar hitung.
f. Masukkan larutan darah dalam pipet thoma ke dalam kamar- hitung
sampai mengisi dengan tepat seluruh area penghitungan
g. Biarkan trombosit yang sudah berada dalam kamar hitung selama 10
menit dalam suhu kamar
h. Biarakan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap datar dalam cawan
petri yang tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.
i. Baca dengan mikroskop pembesaran objektif 40x
j. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah.

2. Brecher-Cronkite
a. Masukan 10μL darah dan 1000μL Ammonium Oksalat ke dalam tabung
reaksi dan homogenkan.
b. Pipet sampel yang sudah ditambah Ammonium Oksalat sebanyak 10μL
masukan ke dalam improve neubauer.
c. Improve neubauer disimpan pada cawan petri yang telah diisi kapas dan
dibasahi sebelumnya.
d. Inkubasi selama 5-30 menit.
e. Baca dengan mikroskop pembesaran 40x.

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 31
G. Rumus perhitungan :

𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
𝑥 𝑁 (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙 )
𝐽𝑢𝑚. 𝐾𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘

H. Harga Normal Jumlah Trombosit


Jumlah trombosit normal : 100.000 – 450.000/µL

I. Hasil Pemeriksaan

J. Pembahasan :

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 32
K. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 33
PRAKTIKUM KE- 7

A. Judul Praktikum
Hitung Jumlah Trombosit Cara Tidak Langsung
B. Tujuan
Mengetahui jumlah trombosit cara tidak langsung per µl darah
Mengetahui Estimasi jumlah trombosit
C. Prinsip
1. Menghitung Trombosit Cara Tidak Langsung Metode Fonio
Darah ditambahkan larutan MgSO 4 14 % kemudian dibuat apusan lalu dicat
dengan Wright atau Giemsa. Periksa di bawah mikroskop perbesaran 40x,
jumlah trombosit dihitung per jumlah eritrosit atau dalam 1000 eritrosit.
2. Estimasi Jumlah Trombosit Barbara Brown
Rerata trombosit 5-10 lapang pandang dikali dengan 20.000/mm3
D. Dasar Teori
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma
megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan terdapat dalam pembuluh darah
selama 10 hari. Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu
mekanisme faali tubuh untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan
atau kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh
darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-
hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. Mereka
membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan
sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel
trombosit)
E. Alat dan Bahan
1. Darah EDTA
2. Pewarna Wright atau Giemsa
3. Methanol
4. Larutan MgSO 4 14 %
5. Buffer solution
6. Mikroskop cahaya

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 34
7. Object glass
F. Cara Kerja
1. Metode Fonio
a. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.
b. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat
14%.
c. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan larutan magnesium
sulfat tersebut.
d. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium
sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
e. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa)
f. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.
g. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.
h. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka
itu.
2. Estimasi Jumlah Trombosit Metode Barbara Brown
a. Buat Sediaan Apus Darah Tepi kemudian cat dengan Giemsa/Wright
b. Baca sediaan pada zona V (eritrosit ditak bertumpuk) dengan
menggunakan mikroskop pembesaran 100X menggunakan minyak imersi
c. Hitung jumlah trombosit dalam 5-10 lapang pandang menggunakan
bantuan hand counter
d. Catat hasilnya
G. Perhitungan
1. Metode Fonio
Jumlah eritrosit dalam 1 mm 3 darah x jumlah trombosit
1000 eritrosit
2. Rerata yang diperoleh dikalikan dengan 20.000/mm.
Hasil perkalian tersebut merupakan jumlah trombosit secara estimasi.

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 35
H. Hasil Pemeriksaan

I. Pembahasan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 36
J. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 37
PRAKTIKUM KE- 8

A. Judul Praktikum
Tes Agregasi Trombosit (TAT)
B. Tujuan
Untuk menilai mendeteksi abnormalitas fungsi trombosit dengan memeriksa
agregasi trombosit dengan cara mikroskopis dan analyzer.
C. Prinsip
1. Mikroskopis
Darah citras dengan penambahan agonist maka trombosit akan mengalami
agregasi yaitu trombosit berkelompok (clump trombosit) yang dapat dihitung
pada sediaan apus darah tepi secara mikroskopik
2. Analyzer
Sebelum penambahan platelet agonist ADP transmisi cahaya melalui PRP
rendah oleh karena trombosit masih tersuspensi homogen dalam PRP. Setelah
penambahan agonist maka trombosit akan mengalami agregasi kemudian
agregat trombosit akan mengendap sehingga plasma menjadi jernih dan
akibatnya transmisi cahaya meningkat.
D. Dasar Teori
Trombosis merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam
proses penyumbatan tersebut adalah trombosis. Banyak peneliti melaporkan
bahwa penyumbatan pembuluh darah otak dan jantung sering terjadi akibat
hiperaktivitas fungsi trombosit. Hiperaktivitas trombosit dapat meningkatkan
agregasi trombosit yang menimbulkan trombosis, akibatnya pembuluh darah
menjadi tersumbat. Salah satu cara untuk menilai fungsi trombosit dengan
memeriksa agregasi trombosit.
Pemeriksaan agregasi trombosit bertujuan mendeteksi abnormalitas fungsi
trombosit. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
makroskopik, mikroskopik dan menggunakan analyzer, tetapi yang paling sering
dikerjakan menggunakan analyzer berdasarkan perubahan transmisi cahaya. Pada
penggunaan analyzer diperlukan bahan pemeriksaan berupa platelet-rich plasma
(PRP) dengan menggunakan pengaduk dan agonist/agregator seperti adenosine
Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 38
diphosphate (ADP). Hasil pemeriksaan agregasi trombosit tergantung dari kadar
ADP yang dipakai sebagai agregator.

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 39
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Spuit b. Torniquet
c. Tabung reaksi d. Pipet
e. Objek glass f. Mikroskop
g. Counter h. Agregometer Chrono-Log
yang terdiri dari agregometer,
Chrono- Log recorder
i. Kuvet j. Stir Bar
k. Tips l. Sentrifus swing rotor.
m. Pipet volumetrik 5 mL n. Cup Eppendorf 500 mL
o. Pipet otomatik 500 mL p. Pipet semiotomatik variable
10-100 mL

2. Bahan
a. Cat giemsa
b. Buffer
c. Methanol
d. Larutan salin (NaCl 0,9%) steril, non pirogen dengan osmolaritas 308
mOsm/L (Otsuka). Tidak diperbolehkan menggunakan larutan salin untuk
Bank Darah, karena mempunyai osmolaritas yang berbeda. Juga tidak
diperbolehkan mempergunakan larutan pengencer alat hitung sel darah
otomatis karena mengandung EDTA atau menggunakan larutan infus
salin yang mengandung bensil alkohol karena dapat menghambat agregasi
trombosit.
e. Reagen komersial yang mengandung 2,5 mg ADP lyophilized (Chrono-
Par & Chrono-Lume)
f. Larutan ADP konsentrasi 10μM

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 40
F. Cara Kerja
1. Mikroskopis
a. Diambil darah vena Mediana Cubiti menggunakan vacutainer dengan
tabung berisi 0,5 ml natrium citrate 3,8 % sebanyak 1 tabung untuk
pengambilan darah hingga volume menjadi 5 ml.
b. Tabung berisi 5 ml darah dan antikoagulan citrat, untuk pemeriksaan
sediaan apus darah tepi pada menit ke-0
c. Pada sisa darah yang ada ditambahkan ADP dengan perbandingan darah
natrium citrate adalah 1 : 10 digoyang agar tercampur rata. Ditunggu 3
menit dan dengan pipet diambil 10 μl, dibuat sediaan apus darah tepi pada
menit ke- 3
d. Sediaan apus ditunggu kering dan difiksasi dengan methanol selama 5
menit kemudian dicat giemsa yang telah diencerkan (1:9) selama 20
menit, lalu bilas dengan air sliding dan biarkan kering
e. Pemeriksaan sediaan apus darah tepi dilakukan pada perbatasan zona VI
dan ekor daerah lateral, medial dan mediolateral

Daerah baca pemeriksaan sediaan apus darah tepi pada perbatasan zone
VI dan ekor daerah lateral, medial dan mediolateral
f. Pembacaan agregasi trombosit dalam sediaan apus darah tepi juga
dilakukan pada seluruh lapang pandang sebagai konfirmasi.
g. Pembacaan dilakukan dengan pembesaran 400x (lensa okuler 10x dan
lensa obyektif 40x) Dihitung jumlah trombosit pada masing- masing
kelompok trombosit yang ada dan jumlah trombosit yang tersebar pada
ketiga lapangan pandang. Bila diperlukan penghitungan banyaknya
trombosit dalam kelompok dapat dihitung dengan pembesaran 1000x
(lensa okuler 10x dan lensa obyektif 100 x)

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 41
h. Persentase trombosit yang beragregasi dihitung berdasarkan jumlah
trombosit yang berkelompok dibandingkan jumlah trombosit total
(trombosit berkelompok dan tidak berkelompok). Dihitung dari sediaan
apus I (0 menit) dan sediaan apus II (3 menit).
2. Analyzer
a. Pembuatan larutan ADP 5 mM, 2 mM dan 1 mM dari larutan ADP 10
mM. Larutan ADP 5 mM, 2 mM, 1 mM dibuat dengan mencampur
larutan ADP dengan larutan salin dengan perbandingan berturut 1:1, 1:4
dan 1 : 9.
b. Pembuatan platelet rich plasma (PRP) dan platelet poor plasma (PPP)
a. Platelet Rich Plasma (PRP)
Darah pasien sebanyak 9,0 mL dimasukan dalam tabung vakum sitrat
vaquette yang telah berisi 1 mL Na sitrat 3,2%. Darah tersebut
disentrifus 1000 rpm selama 15 menit atau 100 g selama 15 menit.
Plasma yang diperoleh adalah PRP, kemudian dipindahkan ke dalam
penampung plastik. Jumlah trombosit PRP harus 200.000-300.000/uL.
Jika jumlah trombosit <100.000/uL sulit untuk melakukan setting
optical baseline.
b. Platelet poor plasma (PPP)
Sisa darah dalam tabung sitrat yang telah dipisahkan PRPnya,
disentrifus lagi 3500 rpm selama 15 menit atau 2400 g selama 20
menit. Plasma yang diperoleh adalah PPP, kemudian dimasukkan 500
mL ke dalam kuvet pemeriksaan. Plasma untuk PPP adalah plasma
dari pasien yang sama dengan PRP
c. Nyalakan alat, tunggu sampai suhu 37⁰C (± 15 menit)
d. Nyalakan komputer, ketik data/identitas pasien Siapkan PRP dan PPP
e. Siapkan PRP dan PPP

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 42
f. Masukkan ke lima kuvet tersebut ke dalam masing - masing lubang
incubation wells dan diinkubasi selama 3 menit pada suhu 37 ⁰C
g. Satu kuvet PPP pindahkan ke lubang optical chamber PPP
h. Empat kuvet PRP pindahkan ke lubang optical chamber PRP
i. Inkubasi kelima kuvet tersebut selama 3 menit pada suhu 37 ⁰C
j. Buat garis baseline untuk menentukan batas atas dan bawah pada trace 1,
2, 3 dan 4 pada agregometer
k. Siapkan reagen ADP kemudian masukkan larutan ADP berbagai
konsentrasi sebagai berikut :

l. Biarkan grafik berjalan selama 13 menit


m. Reaksi akan terlihat berupa kurva pada grafik

G. Perhitungan
1. Mikroskopis

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 43
Contoh gambaran skematik trombosit berkelompok dan bebas pada
sediaan apus darah tepi
Trombosit beragregasi :
Lapang Pandang I : 10 + 11 + 15 + 17 = 53
Lapang Pandang II : 13 + 9 + 16 + 18 = 56
Lapang Pandang II : 19 + 12 = 31
+
= 140
Trombosit bebas :
Lapang Pandang I : 14
Lapang Pandang II : 13
Lapang Pandang II : 18
+
= 45

Trombosit Total = 140 + 45 = 185

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 44
Presentase Agregasi Trombosit = Trombosit beragregasi x 100 %
Trombosit total
= 140 x 100 %
185
= 75,7 %
Presentase Agregasi Dengan Koreksi = ( % agregasi total – awal ) x 100
100 – % agregasi awal*
= (75,7 % - 0) x 100
100 – 0
= 75, 7 %
Keterangan :
a. Agregasi awal = % agregasi pada menit ke-0 atau tanpa ADP,
misalkan sebesar 0 % (tidak ada agregasi)
b. % agregasi trombosit ialah agregasi trombosit yang dihitung pada
masing-masing preparat apus darah tepi (yang menggunakan induktor
ADP maupun tanpa ADP/kontrol)
c. % agregasi trombosit dengan koreksi ialah hasil perhitungan agregasi
trombosit dengan memasukkan hasil % agregasi trombosit pada
preparat dengan ADP dan preparat tanpa ADP ke dalam rumus untuk
mendapatkan hasil agregasi trombosit yang terkoreksi
d. % agregasi total = % agregasi trombosit pada preparat tanpa ADP
e. % agregasi awal = % agregasi trombosit pada preparat dengan ADP
f. Nilai normal % agregasi trombosit dengan koreksi = 50-70 %
2. Analyzer
Respon agregasi trombosit dihitung dengan membagi jarak dari awal
pemeriksaaan sampai maksimal agregasi dibagi dengan jarak dari awal
(0% agregasi) ke 100% agregasi

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 45
H. Hasil Pemeriksaan

I. Pembahasan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 46
J. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 47
PRAKTIKUM KE- 9

A. Judul Praktikum
Masa Rekalsifikasi
B. Tujuan
Mengetahui kekurangan factor intrinsic : F V, VIII, IX, X, XI, XII, Protombin,
Fibrinogen
C. Prinsip
Masa rekalsifikasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyusun fibrin dari
plasma darah rendah trombosit dan tidak mengandung ion Ca2+ dengan
penambahan CaCl2, dimana fungsi CaCl2 ialah mengaktifkan ion Ca2+ yang
mengendap akibat pemusingan. Apabila pemusingan kurang dari 10 menit maka
akan mempercepat masa rekalsifikasi dan hasil akan memendek.
D. Dasar Teori
Pemeriksaan ini digunakan untuk mencari adanya kekurangan factor-faktor
pembekuan daerah pada jalur intrinsic yaitu V, VIII, IX, X, XI, XII, Protombin,
Fibrinogen. Kepada plasma rendah trombosit yang tidak mengandung ion Ca
ditambah sejuccah CaCl2 lamanya waktu untuk menyusun Fibrin adalah masa
Rekalsifikasi.
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Stop watch
b. Water Bath
c. Mikro pipet
d. Tabung reaksi
e. Rak tabung reaksi
f. Tabung Citrat
g. Spuit, kapas Alkohol
2. Reagen atau Bahan
a. CaCl2 0,025M
b. NaCl Fisiologis 0,85 %
F. Bahan Pemeriksaan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 48
Plasma Citrat
G. Prosedur
1. Pembuatan Plasma Citrat
a. Ambil 5 cc darah, kemudian masukkan kedalam tabung vacum koagulan
citrat (tutup bitu), biarkan darah mengalir dengan sendirinya
b. Homogenkan kemudian centrifuge selama 10 menit kecepatan 3000 rpm
c. Pisahkan plasma (jernih) dalam tabung lain.
d. Jika ditunda pemeriksaan simpan didalam lemari es max 2 jam
2. Pemeriksaan Masa Rekalsifikasi
a. Hidupkan waterbath dengan suhu 370C.
b. Inkubasi sampel plasma sitrat, NaCl fisiologis dan larutan CaCl2 yang
akan digunakan dalam waterbath selama ± 10 menit
c. Siapkan tabung reaksi kemudian masukkan plasma sebanyak 100 µl
ditambah larutan NaCl Fisiologis sebanyak 100 µl
d. Inkubasi semala ± 3 menit
e. Tambahkan larutan CaCl2 0,025M kedalam tabung sebanyak 100 µl
(dilakukan didalam waterbath) dan saat itu juga stop watch dinyalakan
f. Lakukan pengamatan terbentuknya jendalan setiap 90 detik sekali
g. Jika terbentuk jendalan hentikan stopwatch
h. Catat hasilnya.
H. Nilai Normal 90 – 250 detik
I. Hasil Pemeriksaan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 49
K. Pembahasan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 50
L. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 51
PRAKTIKUM KE- 10

A. Judul Praktikum
PPT (Plasma Protombine Time)
B. Tujuan
Mengetahui kelainan aktivasi factor-faktor pembekuan jalur ekstrinsik dan jalur
bersama ( F VII, FX & Protrombin)
C. Prinsip
Waktu protombin adalah waktu dari plasma yang terjadi bila kalsium dalam
konsentrasi yang optimal dan tromboplastin jaringan yang kuat dan berlebihan
ditambahkan pada plasma tersebut dalam keadaan standart.
D. Dasar Teori
Pemeriksaan Plasma Prothrombin Time ( PPT ), adalah jenis pemeriksaan
laboratorium yang paling sering diminta oleh para klinisi. PPT merupakan
pemeriksaan penyaring pada kelainan pembekuan darah serta uji untuk memantau
pemberian terapi Heparin tak terfraksinasi dan ant-ikoagulansia oral.
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung citrat
b. Tabung reaksi
c. Rak tabung
d. Centrifuge
e. Waterbath
f. Stopwatch
g. Mikro pipet
2. Reagent atau Bahan
a. Natrium oxalate 1,34 % (0,1M)
b. Tromboplastin
c. CaCl2 0,22% (0,02 M)
d. Darah vena
F. Bahan Pemeriksaan
Plasma Citrat

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 52
G. Prosedur
1. Pembuatan plasma citrat
Pembuatan plasma citrat sama dengan pemeriksaan masa rekalsifikasi.
2. Prosedur pemeriksaan PPT
a. Hidupkan waterbath dengan suhu 370C
b. Inkubasi sampel plasma sitrat, reagen Tromboplastin dan larutan CaCl2
yang akan digunakan dalam waterbath selama ± 10 menit
c. Siapkan tabung reaksi kemudian masukkan plasma sebanyak 100 µl
ditambah reagen Tromboplastin sebanyak 100 µl
d. Inkubasi semala ± 3 menit
e. Tambahkan larutan CaCl2 0,025M kedalam tabung sebanyak 100 µl
(dilakukan didalam waterbath) dan saat itu juga stop watch dinyalakan
f. Lakukan pengamatan terbentuknya benang fibrin (jendalan) dengan cara
mengangkat tabung dari waterbath
g. Jika terbentuk jendalan hentikan stopwatch
h. Catat hasilnya
H. Harga normal
11-15 detik
I. Hasil Pemeriksaan :

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 53
J. Pembahasan

Jawablah pertanyaan berikut ini ! Jangan lupa ditulis daftar pustakanya !


1. Apa penyebab pemanjangan palsu (+ palsu) pada Pemeriksaan PPT,
berikan alasannya ?
2. Apa penyebab memendek (--palsu) pada Pemeriksaan PPT, alasannya ?
3. Diskusikan prosedur pre analitik pada Pemeriksaan PPT ?
a. Persiapan Reagen, Penyimpanan Reagen dan sampel
b. Pengambilan dan Penampungan darah
Antikoagulan pada pemeriksaan PPT

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 54
K. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 55
PRAKTIKUM KE- 11

A. Judul praktikum
APTT (Activated Parcial Trombopastin Time)
B. Tujuan
Menentukan factor pembekuan jalur instrinsik dan bersama
C. Prinsip
Kalsium dlm darah diikat oleh AK yg ditambahkan, shg koagulasi tercegah. Dlm
plasma terdpt semua factor koagulasi intrisik, kecuali kalsium & trombosit.
Kedlm plasma tsb ditambahkan Ca untuk mengaktivasi trombosit dalm
mensubstitusikan fosfolipid, & tambahan aktivasi kaolin, tjd pembekuan
(koagulasi). Waktu yg diperlukan bagi plasma untuk membentuk bekuan,
dilaporkan sbg APTT.
D. Dasar Teori
Pemeriksaan APTT (Activated Parcial Trombopastin Time) adalah jenis
pemeriksaan laboratorium yang paling sering diminta oleh para klinisi. APPT
merupakan pemeriksaan penyaring pada kelainan pembekuan darah serta uji
untuk memantau pemberian terapi Heparin tak terfraksinasi dan ant-ikoagulansia
oral.
E. Alat dan bahan
1. Alat
a. Tabung citrat
b. Tabung reaksi
c. Rak tabung
d. Centrifuge
e. Waterbath
f. Stopwatch
g. Mikro pipet
2. Reagent atau Bahan
a. Reagen partial thromplastin
b. Larutan CaCl2 0,025 M CaCl2 anhydrida 1,38 gram
Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 56
F. Bahan Pemeriksaan
Plasma Citrat
L. Prosedur
1. Pembuatan plasma citrat
Pembuatan plasma citrat sama dengan pemeriksaan masa rekalsifikasi.
2. Prosedur pemeriksaan PPT
a. Hidupkan waterbath pada suhu 370C
b. Inkubasi sampel plasma sitrat, reagen Parcial Tromboplastin dan larutan
CaCl2 yang akan digunakan dalam waterbath selama ± 10 menit
c. Siapkan tabung reaksi kemudian masukkan plasma sebanyak 100 µl
ditambah reagen Parcial Tromboplastin sebanyak 100 µl
d. Inkubasi semala ± 3 menit
e. Tambahkan larutan CaCl2 0,025M kedalam tabung sebanyak 100 µl
(dilakukan didalam waterbath) dan saat itu juga stop watch dinyalakan
f. Lakukan pengamatan terbentuknya benang fibrin (jendalan) dengan cara
mengangkat tabung dari waterbath
g. Jika terbentuk jendalan hentikan stopwatch
h. Catat hasilnya
G. Harga normal : 35 – 45 detik
H. Hasil Pemeriksaan :

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 57
I. Pembahasan :

J. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 58
PRAKTIKUM KE- 12

A. Judul Praktikum
D-Dimer/Fibrin degradation products (FDPs)
B. Tujuan
Membantu diagnosis penyakit, diagnosis trombosis, dan kondisi yang menyebabkan
hiperkoagubilitas (suatu kecenderungan darah untuk membeku melebihi ukuran normal),
serta sebagai penanda aktivasi koagulasi (pengendapan) dan fibrinolisis (pelepasan
fibrinogen)
C. Prinsip
Fibrinogen dan fibrin dipecah oleh plasmin untuk menghasilkan produk degradasi fibrin
(D, E, X dan Y). D-dimer diukur dengan lateks aglutinasi. Lateks dilapisi dengan antibodi
anti D dimer atau antibodi spesifik untuk produk degradasi yang ingin kita deteksi.
D. Dasar Teori
D-dimer adalah produk akhir degenerasi cross-linked fibrin oleh aktivitas
kerja plasmin dalam sistem fibrinolitik. Sejak 1990, tes D-dimer digunakan untuk
pemeriksaan trombosis. Hasil pemeriksaan yang positif menunjukkan adanya
trombus, namun tidak dapat menunjukkan lokasi kelainan dan menyingkirkan
etiologi-etiologi potensial lain.
Pemeriksaan D-dimer bermanfaat untuk mengetahui pembentukan bekuan
darah yang abnormal atau adanya kejadian trombotik (indirek) dan untuk mengetahui
adanya lisis bekuan atau proses fibrinolitik (direk). Hasil pemeriksaan kadar D-dimer
memiliki nilai sensitifitas dan nilai ramal negatif yang tinggi untuk dua keadaan
tersebut. Indikasi pemeriksaan D-dimer yaitu disseminated intravascular coagulation
(DIC), deep vein thrombosis (DVT), pulmonary embolism (PE), venous dan arterial
thrombosis (VT dan AT), terapi antikoagulan dan trombolitik serta sebagai parameter
tambahan pada penyakit jantung koroner.
Prinsip pemeriksaan D-dimer adalah dengan menggunakan antibodi
monoklonal yang mengenali epitop pada fragmen D-dimer. Ada beberapa metode
pemeriksaan yaitu Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA), Latex
Agglutination (LA) dan Whole Blood Agglutination (WBA).
Metode ELISA dianjurkan untuk dipakai sebagai baku emas pemeriksaan.
Sensitivitas dan nilai ramal negatif untuk D-dimer berkisar 90 %.57 Antibodi dengan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 59
afinitas tinggi terhadap D-dimer dilapiskan pada suatu dinding atau microliter well
dan mengikat protein dalam plasma. Antibodi kedua ditambahkan dan jumlah
substansi berlabel yang terikat secara langsung sepadan dengan D-dimer yang diukur.
Tes rapid ELISA menunjukan sensitivitas mirip metode ELISA konvensional.
Metode Latex agglutination menggunakan antibodi yang dilapiskan pada
partikel latex. Aglutinasi secara makroskopik terlihat bila ada peningkatan D-dimer
dalam plasma. Cara ini kurang sensitif untuk uji saring.30 Latex agglutination yang
dimodifikasi dengan menggunakan analyzer automatik dapat dipakai untuk mengukur
Ddimer secara kuantitatif dengan menilai sensitivitas 98 – 100 %.56 Contohnya adalah
Latex enhanced turbidimetric test. Prinsip metode ini adalah terbentuknya ikatan
kovalen partikel polystyrene pada suatu antibodi monoklonal terhadap cross-linkage
region dari D-dimer. Cross-linkage tersebut memiliki struktur stereosimetrik. Reaksi
aglutinasi yang terjadi dideteksi dengan menggunakan turbidimetri. Hasil metode ini
sebanding metode ELISA konvensional.
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Spuit 3 cc / Venoject
b. Vacutainer tube Na citras 3,2 %
c. Torniquete
d. Pemeriksaan kadar D-dimer : Coagulometer Sysmex CA-1500
e. Sarung tangan karet
f. Coagulometer Sysmex CA-1500
2. Bahan
a. Reagen untuk pemeriksaan kadar D-dimer, terdiri dari D-Dimer Innovance
Reagen, D-Dimer Innovance Accelerator, dan D-Dimer Innovance
Reconstitution Medium
b. Darah Na citras 3,2 %

F. Prosedur Pemeriksaan
1. Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan D-dimer
2. Spesimen yang digunakan adalah plasma darah dengan antikoagulan natrium
citras 3,2 %
3. Siapkan seluruh reagen, standar kerja dan specimen.

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 60
4. Darah dihomogenkan, disentrifugasi 3000 rpm selama 5 menit.
5. Diambil supernatannya dan disimpan di suhu < -200 C. Stabilitas sampel pada
suhu ini dapat mencapai 1 bulan
6. Kadar D-dimer diperiksa menggunakan alat dan reagen dari Coagulometer
7. Sysmex CA-1500 dengan metode Latex enhance turbidimetric test.
8. Hasil akan tercetak secara otomatis
9. Cut off kadar D-dimer metode ini adalah 500 μg / L.

G. Penilaian
Kadar D-dimer plasma :
( + ) : jika kadar D-dimer plasma di atas atau sama dengan nilai cut off 500 μg/L
( - ) : jika kadar D-dimer plasma di bawah nilai cut off 500 μg/L

H. Hasil Pemeriksaan

I. Pembahasan

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 61
J. Kesimpulan

Semarang,
MahaMahasiswa Dosen Pembimbing
Praktek

( ) ( )

Buku Panduan Praktikum Hemostasis

Page 62

Anda mungkin juga menyukai