ANALISA AIR
UJI ZAT ORGANIK PADA AIR SUNGAI
MARTAPURA
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari
titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah
MnO2.Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan
larutan permanganat.Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan
permanganat.Jejak-jejak dari MnO2 yang semula ada dalam
permanganat.Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan
jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada
dekomposisi. Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya,
pemanasan untuk menghancurkan substansi yang dapat direduksi dan
penyaringan melalui asbestos atau gelas yang disinter untuk
menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan jika
disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan
banyak berubah selama beberapa bulan. Oksidasi ini dapat berlangsung
dalam suasana asam, netral dan alkalis. Reaksi yang terjadi dalam analisis
ini adalah:
2 MnO4 - + 5 C2O4 + 16 H+ 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O.
III. Alat dan Bahan.
A. Alat:
Beaker glass 250 ml.
Beaker glass 500 ml.
Buret.
Labu ukur 100 ml.
Labu ukur 500 ml.
Erlenmeyer 250 ml.
Gelas arloji.
Corong.
B. Bahan:
KMnO4 10gr.
H2C2O4 10gr.
H2SO4 25ml.
C. Bahan yang dibawa
Air Sungai martapura
IV. Cara Kerja :
Standarisasi KMnO4 dengan H2C2O4.
1. Pipet 5ml H2C2O4.
2. Tambahkan 5ml H2SO4 8N.
3. Tittrasi dengan KMnO4 hingga berubah menjadi warna pink.
Penentuan Kadar.
1. Pipet 5ml sampel masukkan dalam Erlenmeyer.
2. Lalu tambahkan 45ml aquades.
3. Tambahkan lagi 2/3 tetes KMnO4.
4. Tambahkan 5ml H2SO4 8N.
5. Setelah itu panaskan pada suhu 70-80°C sampai mendidih
selama 2 menit.
6. Kemudian tambahkan 5ml KMnO4, panaskan hingga
mendidih selama 5 menit.
7. Setelah itu dinginkan dan kemudian tambahkan 10 ml
H2C2O4 hingga berwarna bening.
8. Titrasi dengan KMnO4 hingga berwarna pink.
V. Hasil Pengamatan.
Standarisasi KMnO4 dengan H2C2O4
= 2,844 mg/L.
VII. Kesimpulan.
Dalam praktikum kali ini kami melakukan praktikum ini yaitu uji
zat organik pada air sungai martapura, hasil yang kami dapatkan yaitu
2,833 mg/l, dimana hasil tersebut adalah normal, yaitu nilai normal
maksimum 10 mg/l (Berdasarkan Permenkes RI) , jadi bisa disimpulkan
bahwa air PDAM intan banjar layak dikonsumsi sebagai air minum, karena
memenuhi standar air minum untuk uji kimia zat organik menurut
Permenkes RI. Nilai normal sesuai Permenkes RI yaitu 10 mg/l. Jadi
menurut saya baik kalau langsung di minum, sebaiknya jika ingin
dikonsunsumsi maka harus melalui proses pemasakan terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA