Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TOKSIKOLOGI I

Disusun oleh:

SRI MULYANI
P27834016015

Dosen Pengajar :
1. Ayu Puspitasari, ST, M.Si
2. Christ Kartika Rahayuningsih, ST, M.Si
3. Ratno Tri Utomo, SST

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018-2019
IDENTIFIKASI ALKOHOL

I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan alkohol pada sampel bahan uji
II. PRINSIP
Terbentuknya warna hijau hasil dari oksidasi antara etanol dengan kalium bikromat
dalam suasana asam
III. ALAT DAN BAHAN
 Cawan conway
 Petridish
 Pipet pasteur
 Aquades
 Tissue
 Vaselin
 Kalium bikromat dalam asam sulfat
Larutkan 0,5 gram kalium bikromat dalam 40 mL aquades, lalu tambahkan 60
mL asam sulfat pekat. Homogenkan (total volume 100 mL)
 Bahan uji :
- Minuman bir bintang 0,0% alc
- Minuman proman energesis
- Tape
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Meneteskan larutan kalium dikromat ke bagian tengah cawan secukupnya (3/4
bagian tengah cawan)
3. Menuang bahan uji ke bagian samping cawan
4. Menutup cawan dengan mengolesi vaselin pada bagian tutupnya lalu rekatkan
5. Melakukan inkubasi pada suhu 300 C agar mempercepat reaksi
6. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada larutan kalium dikromat
V. INTERPRETASI HASIL
Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan alkohol positif. Jika warna
yang terbentuk adalah biru maka kadar alkohol dalam bahan uji sangat tinggi.

VI. HASIL PENGAMATAN

No Bahan Uji Gambar Sebelum Gambar Sesudah Hasil dan


. Keterangan
1. Bir bintang Positif (+)
0,0% alc tinggi alkohol.
Adanya
perubahan
warna kalium
bikromat dari
kuning menjadi
biru.
2. Proman Positif (+)
energesis tinggi alkohol.
Adanya
perubahan
warna kalium
bikromat dari
kuning menjadi
biru.
3. Tape Positif (+)
tinggi alkohol.
Adanya
perubahan
warna kalium
bikromat dari
kuning menjadi
biru.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum identifikasi alkohol, dengan bahan uji bir bintang 0,0% alc
didapatkan hasil positif tinggi alkohol dengan adanya perubahan warna kalium
bikromat dari warna kuning menjadi biru. Begitu pula pada bahan uji minuman
proman energesis dan tape, didapatkan hasil positif tinggi alkohol dengan adanya
perubahan warna kalium bikromat dari warna kuning menjadi biru.

UJI KERACUNAN SIANIDA

I. TUJUAN

Untuk mengetahui kandungan sianida pada sampel bahan uji


II. PRINSIP

Pembentukan senyawa pikrosianat yang berwarna coklat yang bereaksi antara sianida
dalam asam pikrat

III. ALAT DAN BAHAN

 Cawan porselin
 Mortir dan stamper
 Batang pengaduk
 Kertas saring
 Erlenmeyer
 Pipet pasteur
 Tissue
 Asam pikrat 5% dalam alkohol
Larutkan 5 gram asam pikrat pada 100 mL alkohol
 Na2CO3 10%
 Asam tartrat 10%
 Aquades
 Bahan uji :
- Daun singkong
- Daun pepaya
- Keluak
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merendam kertas saring dalam larutan asam pikrat, kemudian keringkan
setelah kering, rendan kembali dengan Na2CO3 dan keringkan kembali
3. Menghaluskan bahan uji
4. Memasukkan bahan uji kedalam erlenmeyer dan tambahkan 10 mL larutan
asam tartat 10%
5. Menutup erlenmeyer menggunakan kertas saring yang direkatkan karet
6. Memanaskan erlenmeyer yang berisi bahan uji agar mempercepat reaksi
7. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas saring
V. INTERPRETASI HASIL
Jika hasil positif maka akan terbentuk warna coklat pada kertas saring dan jika hasil
negatif maka tidak terbentuk perubahan warna.
VI. HASIL PENGAMATAN

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. Keluak Positif (+)
Terdapat bercak berwarna
coklat pada kertas saring

2. Daun singkong Positif (+)


Terdapat bercak berwarna
coklat pada kertas saring

3. Daun pepaya Negatif (-)


Tidak terdapat bercak
berwarna coklat pada
kertas saring

4. Kontrol positif Terdapat bercak berwarna


(KCN) coklat pada kertas saring
5. Kontrol negatif Tidak terdapat bercak
(aquadest) berwarna coklat pada
kertas saring

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum uji keracunan sianida, dengan bahan uji keluak didapatkan hasil
positif yang ditandai dengan adanya bercak berwarna coklat pada kertas saring.
Sedangkan pada bahan uji daun singkong, didapatkan hasil positif ditandai dengan
adanya bercak berwarna coklat pada kertas saring. Dan pada bahan uji daun pepaya,
didapatkan hasil negatif ditandai dengan tidak adanya bercak berwarna coklat pada
kertas saring.

UJI KERACUNAN SULFIDA


I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan sulfida pada bahan uji

II. PRINSIP

Gas sulfida yang terbentuk dan bereaksi dengan timbal asetat akan membentuk
senyawa timbal sulfida yang berwarna hitam

III. ALAT DAN BAHAN

 Erlenmeyer

 Kertas saring

 Karet

 Timbal asetat
 H2SO4 encer

 Bahan uji :

- Tanah Medokan Ayu

- Tanah Karangmenjangan

- Tanah Ketegan Sidoarjo

IV. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memotong kertas saring sebesar mulut erlenmeyer

3. Menyelupkan kartas saring kedalam pereaksi timbal asetat dan biarkan sampai
kering

4. Memasukkan bahan uji kedalam erlenmeyer dan tambahkan 3 mL H2SO4 encer

5. Menutup erlenmeyer dengan kertas saring dengan karet

6. Memanaskan erlenmeyer diatas api agar mempercepat reaksi

7. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas saring

V. INTERPRETASI HASIL

Hasil positif ditandai dengan sulfida menghasilkan gas hidrogen sulfida yang
menghitamkan kertas timbal asetat. Sedangkan hasil negatif ditandai dengan kertas
timbal asetat tidak berwarna hitam.

VI. HASIL PENGAMATAN

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan


Keterangan
1. Tanah Medokan Positif (+)
Adanya bercak
Ayu
hitam pada kertas
saring
2. Tanah Negatif (-)
Tidak adanya
Karangmenjangan
bercak hitam
pada kertas saring

3. Tanah Ketegan Negatif (-)


Tidak adanya
Sidoarjo
bercak hitam
pada kertas saring

VII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum uji keracunan sulfida, dengan bahan uji tanah Medokan Ayu
didapatkan hasil positif mengandung sulfida yang ditandai dengan adanya bercak
berwarna hitam pada kertas saring. Sedangkan pada bahan uji tanah
Karangmenjangan, didapatkan hasil negatif yang ditandai dengan tidak adanya bercak
berwarna hitam pada kertas saring. Dan pada bahan uji tanah Ketegan Sidoarjo,
didapatkan hasil negatif yang ditandai dengan tidak adanya bercak berwarna hitam
pada kertas saring.

INDENTIFIKASI PEROKSIDA
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan atau keberadaan hidrogen peroksida dalam bahan uji

II. PRINSIP

Terbentuknya warna biru dalam lapisan eter yang mengindikasikan keberadaan


hidrogen peroksida, baik dalam larutan uji atau karena pelepasan dari peroksida logam

III. ALAT DAN BAHAN

 Tabung rekasi

 Pipet pasteur
 Pipet matt

 Bulb

 Pengaduk vortex

 HCl akuos 2 mol/L

 Kalium dikromat akuos 100 g/L

 H2SO4 akuos 2 mol/L

 Dietil eter

 Bahan uji :

- Cat rambut

- Sitrun

IV. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Jika bahan uji berupa padatan, buat pasta terlebih dahulu dengan air dan
menambahkan 10 mL HCl encer

3. Memindahkan 1 mL bahan uji ke tabung reaksi

4. Menambahkan 1 mL larutan kalium dikromat

5. Menambahkan 1 mL asam sulfat encer

6. Menambahkan 2 mL dietil eter

7. Mengaduk dengan pengaduk vortex selama 30 detik dan biarkan fase memisah

8. Mengamati perubahan warna pada lapisan eter

V. INTERPRETASI HASIL

Terbentuknya warna biru dalam lapisan eter mengindikasikan keberadaan hidrogen


peroksida, baik dalam larutan uji atau karena pelepasan dari peroksida logam

VI. HASIL PENGAMATAN

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. Cat rambut Positif (+)
Terbentuknya warna biru pada
lapisan eter setelah dilakukan
proses homogenisasi dengan
pengaduk vortex

2. Sitrun Positif (+)


Terbentuknya warna biru pada
lapisan eter setelah dilakukan
proses homogenisasi dengan
pengaduk vortex

3. Kontrol positif Positif (+)


Terbentuknya warna biru pada
lapisan eter setelah dilakukan
proses homogenisasi dengan
pengaduk vortex

4. Kontrol negatif Negatif (-)


Tidak terbentuknya warna biru
pada lapisan eter setelah
dilakukan proses homogenisasi
dengan pengaduk vortex
VII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum indentifikasi peroksida, dengan bahan uji cat rambut dan sitrun
didapatkan hasil positif mengandung peroksida yang ditandai dengan terbentuknya
warna biru pada lapisan eter setelah dilakukan proses homogenisasi dengan pengaduk
vortex.

IDENTIFIKASI LOGAM BERAT

I. TUJUAN

Untuk mengetahui kadar logam berat pada bahan uji


II. PRINSIP

Kawat Cu dicuci dengan larutan HNO3 dengan penambahan HCl dalam suasana asam

III. ALAT DAN BAHAN

 Kawat Cu

 Larutan Pb asetat

 Zn Granul

 HNO3 encer

 HCl pekat

 Silica

 Beaker glass

 Aquadest

IV. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mencuci tembaga dengan HNO3 atau digosok dengan penggosok besi

3. Memasukkan sampel berupa lumpur, tanah atau air kedalam beaker glass

4. Menambahkan 10 mL HCl

5. Menambahkan silica

6. Menambahkan zinc granul (sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi)

7. Memasukkan ujung kawat Cu kedalam larutan

8. Mengamati perubahan warna yang terjadi

V. INTERPRETASI HASIL

Warna Interpretasi
Hitam ungu Antimoni
Hitam kusam Arsen
Hitam cerah Bismut
Perak Merkuri
VI. HASIL PENGAMATAN

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. Kawat Cu Terbentuk warna hitam
(Ar)
pada kawat yang
dicelupkan ke larutan

2. Kawat Cu Terbentuk warna


(Hg)
perak/silver pada kawat
yang dicelupkan ke
larutan

VII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum identifikasi logam berat, dapat disimpulkan bahwa kawat Cu
yang dicelupkan ke larutan HCl, silica dan zinc granul akan membentuk warna
silver/perak yang menandakan mengandung unsur Hg, dan warna hitam jika
mengandung unsur Ar.
IDENTIFIKASI BORAT

I. TUJUAN

Untuk mengetahui kandungan borat pada bahan uji

II. PRINSIP

Oleh asam kuat, boraks terurai dari ikatan-ikatannya menjadi asam borat membentuk
kompleks warna merah pada kertas yang telah direndam ekstrak ketumbar

III. ALAT DAN BAHAN

 Mortir dan stamper

 Kertas saring

 Cawan porselin

 Batang pengaduk

 Pipiet pasteur

 HCl

 Ammonium hidroksida

 Larutan ketumbar dalam methanol 10 g/L

 Tissue

 Bahan uji :

- Pentol

- Kerupuk puli

- Tahu

IV. PROSEDUR KERJA

 UJI BORAT (CARA BIASA DENGAN KERTAS SARING)

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Menghaluskan bahan uji

3. Memotong kertas saring ukuran 1x5 cm

4. Memasukkan kertas saring kedalam larutan ketumbar kemudian keringkan

5. Menambahkan 1 mL larutan HCl pada bahan uji yang telah dihaluskan

6. Meneteskan bahan uji ke potongan kertas saring yang telah dicelupkan ke


dalam larutan ketumbar

7. Mengeringkan kertas saring kembali

8. Jika tampak noda merah pada tempat bahan uji, menetesi kertas saring dengan
larutan NH4OH

9. Mengamati perubahan warna pada kertas saring

 UJI NYALA BORAT

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menghaluskan bahan uji

3. Mengambil sedikit bahan uji yang telah dicampur HCl kedalam cawan
porselen

4. Menambahkan sedikit methanol kedalam cawan porselen

5. Menyalakan api pada cawan porselen

6. Mengamati warna api pada bahan uji

V. INTERPRETASI HASIL

 Pada uji borat (dengan kertas saring), hasil positif ditandai dengan mula-mula akan
terbentuk warna merah kecoklatan pada kertas saring dan makin tajam pada saat
kertas saring mengering. Perubahan warna menjadi hitam kehijuan pada
penambahan NH4OH menunjukkan adanya borat.

 Pada uji nyala borat, hasil positif ditandai dengan adanya nyala api berwarna hijau.

VI. HASIL PENGAMATAN

 Uji borat (dengan kertas saring)

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. Kerupuk Puli Negatif (-)
Tidak adanya perubahan
warna pada kertas saring
menjadi merah

2. Pentol Negatif (-)


Tidak adanya perubahan
warna pada kertas saring
menjadi merah

3. Tahu Negatif (-)


Tidak adanya perubahan
warna pada kertas saring
menjadi merah

 Uji nyala borat

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. - Kerupuk puli Negatif (-)
- Tahu Tidak adanya warna api
- Pentol berwarna hijau
VII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum indentifikasi borat, didapatkan hasil :

 Pada uji borat dengan kertas saring dengan bahan uji kerupuk puli, pentol dan tahu,
didapatkan hasil negatif yang ditandai dengan tidak adanya perubahan warna
menjadi merah pada kertas saring.

 Pada uji nyala borat dengan bahan uji kerupuk puli, pentol, dan tahu didapatkan
hasil negatif yang ditandai dengan tidak adanya nyala api berwarna hijau.

IDENTIFIKASI BORAKS

I. TUJUAN

Untuk mengetahui kandungan boraks pada bahan uji

II. PRINSIP

Asam kuat berungsi mengeluarkan boraks yang terikat pada pati sehingga dapat
bereaksi dengan kurkumin dan menghasilkan warna merah maroon

III. ALAT DAN BAHAN

 Mortir dan stamper

 Kertas saring

 Cawan porselin

 Batang pengaduk

 Tissue

 HCl
 Ammonium hidroksida

 Larutan ekstrak kunyit

 Kupas dan haluskan kunyit, peras tanpa penambahan air

 Bahan uji :

- Pentol

- Kerupuk puli

- Tahu

IV. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menghaluskan bahan uji

3. Memotong kertas saring berukuran 1x5 cm

4. Memasukkan kertas saring kedalam larutan ekstrak kunyit kemudian keringkan

5. Menambahkan 1 mL larutan HCl pada bahan uji yang telah dihaluskan

6. Memasukkan bahan uji ke potongan kertas saring yang telah dicelupkan ke


dalam ekstrak kunyit

7. Mengeringkan kertas saring kembali

8. Mengamati perubahan warna pada kertas saring

V. INTERPRETASI HASIL

Terjadi perubahan warna kertas saring yang berwarna kuning menjadi merah maroon
setelah diberi bahan uji dengan tambahan larutan HCL menandakan bahwa bahan uji
positif mengandung boraks.
VI. HASIL PENGAMATAN

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. Kerupuk puli Positif (+)
Adanya perubahan warna
pada kertas saring menjadi
merah bata atau merah
maroon.

2. Pentol Negatif (-)


Tidak adanya perubahan
warna pada kertas saring
menjadi merah bata atau
merah maroon.

3. Tahu Negatif (-)


Tidak adanya perubahan
warna pada kertas saring
menjadi merah bata atau
merah maroon.

VII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum identifikasi boraks dengan bahan uji kerupuk puli, didapatkan
hasil positif boraks yang ditandai dengan adanya perubahan warna dari kertas saring
menjadi merah bata. Sedangkan pada bahan uji pentol dan tahu, didapatkan hasil
negatif boraks yang ditandai dengan tidak adanya perubahan warna pada kertas saring.

UJI KERACUNAN KARBON MONOKSIDA


I. TUJUAN

Untuk mengetahui kandungan karbon monoksida pada darah

II. PRINSIP

Dapat diaplikasikan pada darah (whole blood) yang telah diperlakukan dengan
heparin, asam edetat atau fluorida/oksalat

III. ALAT DAN BAHAN

 Tabung reaksi

 Pipet matt

 Pengaduk vortex

 Sampel darah

 Larutan NH4OH dalam aquadest

IV. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menyiapkan sampel darah

3. Memipet 0,1 ml darah kemudian meletakkan kedalam tabung reaksi

4. Menambahkan 2 mL larutan NH4OH

5. Mengaduk tabung reaksi dengan pengaduk vortex

6. Mengamati warna pada darah

V. INTERPRETASI HASIL

Warna relatif merah pucat dibandingkan darah normal yang menandakan adanya
karboksihemoglobin (HbCO)
VI. HASIL PENGAMATAN

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. Sampel darah Negatif (-)
Nn.Dian Tidak terjadi perubahan warna
lebih pucat setelah
penambahan NH4OH

VII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum uji keracunan karbon monoksida, dengan sampel darah Nn. Dian
didapatkan hasil negatif tidak mengandung karbon monoksida, warna darah merah
tidak pucat setelah penambahan NH4OH, sehingga tidak menunjukkan adanya
karboksihemoglobin (HbCO).
UJI KERACUNAN TIOSIANAT

I. TUJUAN

Untuk mengetahui kandungan tiosianat pada urine, isi lambung dan residu dari tempat
kejadian pasien

II. PRINSIP

Mereaksikan bahan uji muntahan dengan larutan feri klorida , sehingga terbentuk
warna merah tua yang menandakan adanya senyawa tiosianat

III. ALAT DAN BAHAN

 Tabung reaksi

 Pipet pasteur

 Feri klorida

 Bahan uji :

- Muntahan roti tawar (yang berasal dari isi lambung)

- Kunyahan roti tawar yang diberi aquadest

IV. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Memipet bahan uji muntahan 0,1 mL dan memasukkan pada tabung reaksi

3. Menambahkan 0,1 mL feri klorida kedalam bahan uji

4. Mengamati perubahan warna yang terjadi

V. INTERPRETASI HASIL

Terbentuknya warna merah tua merupakan indikator keberadaan tiosianat

VI. HASIL PENGAMATAN

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. Muntahan roti Negatif (-)
tawar Tidak terjadi perubahan
warna menjadi merah
2. Kunyahan roti Negatif (-)
tawar Tidak terjadi perubahan
warna menjadi merah

VII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum uji keracunan tiosianat dengan bahan uji muntahan roti dan
kunyahan roti, didapatkan hasil negatif tiosianat yang ditandai dengan tidak adanya
perubahan warna menjadi merah tua.

IDENTIFIKASI UJI ASAM SALISILAT


I. TUJUAN

Untuk mengetahui adanya kandungan asetosal pada bahan uji

II. PRINSIP

Terbentuknya warna violet antara salisilat dengan mercury klorida dalam suasana
asam

III. ALAT DAN BAHAN


 Tabung reaksi

 Mortir dan stamper

 Pipet pasteur

 Beaker glass

 Tissue

 Etanol
 Metanol
 FeCl3
 Asam sulfat pekat
 Formalin

 Bahan uji :

- Cardio Aspirin tablet

IV. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Menghaluskan bahan uji menggunakan mortir dan stamper
3. Cara pertama, yaitu memasukkan bahan uji yang telah dihaluskan ke dalam
tabung reaksi kemudian menambahkan metanol lalu menambahkan H2SO4
pekat
4. Cara kedua, yaitu memasukkan bahan uji yang telah dihaluskan kedalam
tabung reaksi kemudian menambahkan etanol lalu menambahkan H 2SO4
pekat
5. Cara ketiga, yaitu memasukkan bahan uji yang telah dihaluskan kedalam
tabung reaksi kemudian menambahkan FeCl
6. Cara keempat, yaitu memasukkan bahan uji yang telah dihaluskan kedalam
tabung reaksi kemudian menambahkan reagen marquiz (3mL H 2SO4 pekat +
3 tetes formalin) perbandingan 1:1
7. Mengamati perubahan warna yang terjadi
V. INTERPRETASI HASIL
Hasil positif ditunjukkan dengan:
Cara 1  bau gondopuro
Cara 2  bau asam salisilat
Cara 3  perubahan warna menjadi ungu
Cara 4  perubahan warna menjadi merah rose
VI. HASIL PENGAMATAN

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. Cardio Aspirin Positif (+)
Cara 1 Adanya bau gondopuro pada
bahan uji setelah
penambahan metanol dan
H2SO4 pekat

2. Cardio Aspirin Positif (+)


Cara 2 Adanya bau asam salisilat
pada bahan uji setelah
penambahan etanol dan
H2SO4 pekat

3. Cardio Aspirin Positif (+)


Cara 3 Adanya perubahan warna
ungu setelah penambahan
FeCl

4. Cardio Aspirin Positif (+)


Cara 4 Adanya perubahan warna
menjadi merah rose setelah
penambahan pereaksi
marquiz
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum identifikasi asam salisilat dengan bahan uji cardio aspirin,
didapatkan hasil :
Pada cara 1, didapatkan hasil positif mengandung asam salisilat yang ditandai dengan
adanya bau gondopuro pada bahan uji setelah penambahan metanol dan H2SO4 pekat.
Pada cara 2, didapatkan hasil positif mengandung asam salisilat yang ditandai dengan
adanya bau asam salisilat pada bahan uji setelah penambahan etanol dan H2SO4 pekat.
Pada cara 3, didapatkan hasil positif mengandung asam salisilat yang ditandai dengan
adanya perubahan warna ungu setelah penambahan FeCl.
Pada cara 4, didapatkan hasil positif mengandung asam salisilat yang ditandai dengan
adanya perubahan warna menjadi merah rose setelah penambahan pereaksi marquiz.

IDENTIFIKASI UJI PARACETAMOL


I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan parasetamol pada sampel bahan uji
II. PRINSIP
Terbentuknya warna biru royal antara parasetamol dan O-kresol dalam suasana basa
III. ALAT DAN BAHAN
 Mortir dan stamper
 Tabung reaksi
 Pembakar spirtus
 Hitter
 Pipet pasteur
 Beaker glass
 Plat tetes
 HCl
 NH4OH
 Ferri clorida
 KMnO4
 O-kresol
 Bahan uji :
- Oskadon
- Feminax
- Sanmol
- Paracetamol
- Demacolin
- Neozep forte
- Miracid
- Mixagrip
IV. PROSEDUR KERJA
 Cara inti

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Menghaluskan bahan uji

3. Menambahkan 0,5 mL HCl pada bahan uji, homogenkan

4. Memanaskan dengan hitter atau bunsen/spirtus diatas api, kemudian


dinginkan

5. Menambahkan 1 mL O-kresol

6. Menambahkan 2 mL NH4OH, homogenkan

7. Mengamati perubahan warna pada larutan bahan uji

 Cara lain
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menghaluskan bahan uji
3. Cara 1, memasukkan bahan uji kedalam plate tetes kemudian
menambahkan larutan FeCl3
4. Cara 2, memasukkan bahan uji kedalam plate tetes kemudian
menambahkan larutan cuprifill
5. Cara 3, memasukkan bahan uji kedalam plate tetes kemudian
menambahkan larutan KMnO4
V. INTERPRETASI HASIL
Hasil positif ditandai dengan:
 Cara inti, terbentuknya warna biru royal yang kuat menunjukkan bahan uji
mengandung paracetamol
 Cara lain (menggunakan plate tetes) :
- Cara 1, terjadi perubahan warna menjadi warna hijau tua
- Cara 2, terjadi perubahan warna menjadi warna hijau muda kebiruan (tosca)
- Cara 3, terjadi perubahan warna menjadi warna ungu tepat hilang
VI. HASIL PENGAMATAN
 Cara inti

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. 1. Oskadon 1. Positif (+)
Terbentuk warna
2. Mixagrip
biru royal
2. Positif (+)
3. Ferminax
Terbentuk warna
4. Neozep forte biru royal
3. Positif (+)
5. Demacolin Terbentuk warna
biru royal
6. Paracetamol
4. Positif (+)
Terbentuk warna
7. Sanmol
biru royal
8. Miracid 5. Positif (+)
Terbentuk warna
biru royal
6. Positif (+)
Terbentuk warna
biru royal
7. Positif (+)
Terbentuk warna
biru royal
8. Positif (+)
Terbentuk warna
biru royal

 Cara lain (menggunakan plate tetes)

No Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


.
1. Cara 1
1. Oskadon
2. Mixagrip
3. Ferminax Positif (+)
4. Neozep forte Terbentuk warna hijau
5. Demacolin
tua
6. Paracetamol
7. Sanmol
8. Miracid

2. Cara 2
1. Oskadon
2. Mixagrip
3. Ferminax Positif (+)
4. Neozep forte Terbentuk warna hijau
5. Demacolin
muda kebiruan (tosca)
6. Paracetamol
7. Sanmol
8. Miracid

3. Cara 3
1. Oskadon
2. Mixagrip Positif (+)
3. Ferminax Terlihat warna ungu
4. Neozep forte
dari KMnO4 tepat
5. Demacolin
6. Paracetamol hilang
7. Sanmol
8. Miracid

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum identifikasi paracetamol dengan bahan uji oskadon, mixagrip,
ferminax, neozep forte, demacolin, paracetamol, sanmol dan miracid. Didapatkan
hasil :
 Cara inti, didapatkan hasil positif mengandung paracetamol yang ditandai
dengan perubahan warna menjadi biru royal
 Cara lain (menggunakan plate tetes) didapatkan hasil positif mengandung
paracetamol yang ditandai dengan:
Cara 1, terjadi perubahan warna menjadi warna hijau tua
Cara 2, terjadi perubahan warna menjadi warna kuning-merah
Cara 3, terjadi perubahan warna menjadi warna ungu tepat hilang
IDENTIFIKASI FORMALIN
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan formalin pada bahan uji
II. PRINSIP
Destilat direaksikan dengan larutan fenil hidrazin 3% dan kalium heksasianoferat 1%
serta dengan HCl pekat sehingga terbentuk warna merah

III. ALAT DAN BAHAN

 Tabung reaksi

 Batang pegaduk

 Cawan porselin

 Kertas saring

 Petridish

 Aquades

 Asam hipofosfat

 Kalium heksasianoferat 3%

 Fenil hidrazin 1%

 HCl pekat
 Resorsinol 1%

 H2SO4

 KMnO4

 Bahan uji :

- Tahu

- Pentol ikan

- Sosis

- Mie kuning

IV. PROSEDUR KERJA

 Cara 1

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menghaluskan bahan uji

3. Menimbang bahan uji masing-masing 25 gram

4. Menambahkan 50 mL aquades

5. Menambahkan 10 mL asam hipofosfat, homogenkan

6. Menyaring bahan uji dengan kertas saring, mengambil filtratnya

7. Memasukkan filtrat kedalam tabung reaksi

8. Menambahkan 2 mL fenil hidrazin 1%

9. Menambahkan 2 mL kalium heksasianoferat 3%

10. Menambahkan 5 mL HCl pekat

11. Menghomongenkan bahan uji

12. Mengamati perubahan warna yang terjadi

 Cara 2

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menghaluskan bahan uji

3. Menimbang bahan uji masing-masing 25 gram


4. Menambahkan 50 mL aquades

5. Menambahkan 10 mL asam hipofosfat, homogenkan

6. Menyaring bahan uji dengan kertas saring, mengambil filtratnya

7. Memasukkan filtrat kedalam tabung reaksi

8. Menambahkan 1-2 tetes resorsinol 1%

9. Menambahkan 1-2 tetes H2SO4

10. Mengamati perubahan warna yang terjadi

 Cara 3

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menghaluskan bahan uji

3. Menimbang bahan uji masing-masing 25 gram

4. Menambahkan 50 mL aquades

5. Menambahkan 10 mL asam hipofosfat, homogenkan

6. Menyaring bahan uji dengan kertas saring, mengambil filtratnya

7. Memasukkan filtrat kedalam tabung reaksi

8. Menambahkan KMnO4

9. Mengamati perubahan warna yang terjadi

V. INTERPRETASI HASIL

Cara pertama, hasil positif apabila terbentuk warna merah

Cara kedua, hasil positif apabila terbentuk warna merah

Cara ketiga, hasil positif apabila terbentuk warna ungu dari KMnO4 tepat hilang

VI. HASIL PENGAMATAN


 Cara 1
No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan
1. Mie kuning Positif (+)
Adanya perubahan warna
menjadi merah

2. Tahu Positif (+)


Adanya perubahan warna
menjadi merah

3. Pentol ikan Positif (+)


Adanya perubahan warna
menjadi merah

4. Sosis Positif (+)


Adanya perubahan warna
menjadi merah
5. Kontrol positif Positif (+)
Adanya perubahan warna
menjadi merah

6. Kontrol negatif Negatif (-)


Tidak adanya perubahan warna
menjadi merah

 Cara 2

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. Mie kuning Positif (+)
Seharusnya adanya perubahan
warna menjadi merah.
Tetapi, saat melakukan praktikum
terdapat kendala reagen kami
kurang baik sehingga hasil yang
didapat terbentuk warna kuning
kecoklatan
2. Tahu Positif (+)
Seharusnya adanya perubahan
warna menjadi merah.
Tetapi, saat melakukan praktikum
terdapat kendala reagen kami
kurang baik sehingga hasil yang
didapat terbentuk warna kuning
kecoklatan

3. Pentol ikan Positif (+)


Seharusnya adanya perubahan
warna menjadi merah.
Tetapi, saat melakukan praktikum
terdapat kendala reagen kami
kurang baik sehingga hasil yang
didapat terbentuk warna kuning
kecoklatan

4. Sosis Positif (+)


Seharusnya adanya perubahan
warna menjadi merah.
Tetapi, saat melakukan praktikum
terdapat kendala reagen kami
kurang baik sehingga hasil yang
didapat terbentuk warna kuning
kecoklatan

 Cara 3

No. Bahan Uji Gambar Hasil dan Keterangan


1. Mie kuning Positif (+)
Terjadi perubahan warna ungu
oleh KMnO4 menjadi warna ungu
tepat hilang

2. Tahu Positif (+)


Terjadi perubahan warna ungu
oleh KMnO4 menjadi warna ungu
tepat hilang

3. Pentol ikan Positif (+)


Terjadi perubahan warna ungu
oleh KMnO4 menjadi warna ungu
tepat hilang

4. Sosis Positif (+)


Terjadi perubahan warna ungu
oleh KMnO4 menjadi warna ungu
tepat hilang
6. Kontrol negatif Negatif (-)
Tidak terjadi perubahan warna.
Warna KMnO4 tetap berwarna
ungu

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum identifikasi formalin dengan bahan uji tahu, mie kuning, sosis,
pentol ikan, pada cara 1 didapatkan hasil positif formalin ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi merah. Pada cara 2 didapatkan hasil positif formalin
ditandai dengan warna kuning dikarenakan reagen kurang baik. Pada cara 3
didapatkan hasil positif ditandai dengan perubahan warna ungu KMnO4 tepat hilang.

Anda mungkin juga menyukai