TOKSIKOLOGI I
Disusun oleh:
SRI MULYANI
P27834016015
Dosen Pengajar :
1. Ayu Puspitasari, ST, M.Si
2. Christ Kartika Rahayuningsih, ST, M.Si
3. Ratno Tri Utomo, SST
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan alkohol pada sampel bahan uji
II. PRINSIP
Terbentuknya warna hijau hasil dari oksidasi antara etanol dengan kalium bikromat
dalam suasana asam
III. ALAT DAN BAHAN
Cawan conway
Petridish
Pipet pasteur
Aquades
Tissue
Vaselin
Kalium bikromat dalam asam sulfat
Larutkan 0,5 gram kalium bikromat dalam 40 mL aquades, lalu tambahkan 60
mL asam sulfat pekat. Homogenkan (total volume 100 mL)
Bahan uji :
- Minuman bir bintang 0,0% alc
- Minuman proman energesis
- Tape
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Meneteskan larutan kalium dikromat ke bagian tengah cawan secukupnya (3/4
bagian tengah cawan)
3. Menuang bahan uji ke bagian samping cawan
4. Menutup cawan dengan mengolesi vaselin pada bagian tutupnya lalu rekatkan
5. Melakukan inkubasi pada suhu 300 C agar mempercepat reaksi
6. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada larutan kalium dikromat
V. INTERPRETASI HASIL
Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan alkohol positif. Jika warna
yang terbentuk adalah biru maka kadar alkohol dalam bahan uji sangat tinggi.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum identifikasi alkohol, dengan bahan uji bir bintang 0,0% alc
didapatkan hasil positif tinggi alkohol dengan adanya perubahan warna kalium
bikromat dari warna kuning menjadi biru. Begitu pula pada bahan uji minuman
proman energesis dan tape, didapatkan hasil positif tinggi alkohol dengan adanya
perubahan warna kalium bikromat dari warna kuning menjadi biru.
I. TUJUAN
Pembentukan senyawa pikrosianat yang berwarna coklat yang bereaksi antara sianida
dalam asam pikrat
Cawan porselin
Mortir dan stamper
Batang pengaduk
Kertas saring
Erlenmeyer
Pipet pasteur
Tissue
Asam pikrat 5% dalam alkohol
Larutkan 5 gram asam pikrat pada 100 mL alkohol
Na2CO3 10%
Asam tartrat 10%
Aquades
Bahan uji :
- Daun singkong
- Daun pepaya
- Keluak
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merendam kertas saring dalam larutan asam pikrat, kemudian keringkan
setelah kering, rendan kembali dengan Na2CO3 dan keringkan kembali
3. Menghaluskan bahan uji
4. Memasukkan bahan uji kedalam erlenmeyer dan tambahkan 10 mL larutan
asam tartat 10%
5. Menutup erlenmeyer menggunakan kertas saring yang direkatkan karet
6. Memanaskan erlenmeyer yang berisi bahan uji agar mempercepat reaksi
7. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas saring
V. INTERPRETASI HASIL
Jika hasil positif maka akan terbentuk warna coklat pada kertas saring dan jika hasil
negatif maka tidak terbentuk perubahan warna.
VI. HASIL PENGAMATAN
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum uji keracunan sianida, dengan bahan uji keluak didapatkan hasil
positif yang ditandai dengan adanya bercak berwarna coklat pada kertas saring.
Sedangkan pada bahan uji daun singkong, didapatkan hasil positif ditandai dengan
adanya bercak berwarna coklat pada kertas saring. Dan pada bahan uji daun pepaya,
didapatkan hasil negatif ditandai dengan tidak adanya bercak berwarna coklat pada
kertas saring.
II. PRINSIP
Gas sulfida yang terbentuk dan bereaksi dengan timbal asetat akan membentuk
senyawa timbal sulfida yang berwarna hitam
Erlenmeyer
Kertas saring
Karet
Timbal asetat
H2SO4 encer
Bahan uji :
- Tanah Karangmenjangan
3. Menyelupkan kartas saring kedalam pereaksi timbal asetat dan biarkan sampai
kering
V. INTERPRETASI HASIL
Hasil positif ditandai dengan sulfida menghasilkan gas hidrogen sulfida yang
menghitamkan kertas timbal asetat. Sedangkan hasil negatif ditandai dengan kertas
timbal asetat tidak berwarna hitam.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum uji keracunan sulfida, dengan bahan uji tanah Medokan Ayu
didapatkan hasil positif mengandung sulfida yang ditandai dengan adanya bercak
berwarna hitam pada kertas saring. Sedangkan pada bahan uji tanah
Karangmenjangan, didapatkan hasil negatif yang ditandai dengan tidak adanya bercak
berwarna hitam pada kertas saring. Dan pada bahan uji tanah Ketegan Sidoarjo,
didapatkan hasil negatif yang ditandai dengan tidak adanya bercak berwarna hitam
pada kertas saring.
INDENTIFIKASI PEROKSIDA
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan atau keberadaan hidrogen peroksida dalam bahan uji
II. PRINSIP
Tabung rekasi
Pipet pasteur
Pipet matt
Bulb
Pengaduk vortex
Dietil eter
Bahan uji :
- Cat rambut
- Sitrun
2. Jika bahan uji berupa padatan, buat pasta terlebih dahulu dengan air dan
menambahkan 10 mL HCl encer
7. Mengaduk dengan pengaduk vortex selama 30 detik dan biarkan fase memisah
V. INTERPRETASI HASIL
Dari hasil praktikum indentifikasi peroksida, dengan bahan uji cat rambut dan sitrun
didapatkan hasil positif mengandung peroksida yang ditandai dengan terbentuknya
warna biru pada lapisan eter setelah dilakukan proses homogenisasi dengan pengaduk
vortex.
I. TUJUAN
Kawat Cu dicuci dengan larutan HNO3 dengan penambahan HCl dalam suasana asam
Kawat Cu
Larutan Pb asetat
Zn Granul
HNO3 encer
HCl pekat
Silica
Beaker glass
Aquadest
3. Memasukkan sampel berupa lumpur, tanah atau air kedalam beaker glass
4. Menambahkan 10 mL HCl
5. Menambahkan silica
V. INTERPRETASI HASIL
Warna Interpretasi
Hitam ungu Antimoni
Hitam kusam Arsen
Hitam cerah Bismut
Perak Merkuri
VI. HASIL PENGAMATAN
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum identifikasi logam berat, dapat disimpulkan bahwa kawat Cu
yang dicelupkan ke larutan HCl, silica dan zinc granul akan membentuk warna
silver/perak yang menandakan mengandung unsur Hg, dan warna hitam jika
mengandung unsur Ar.
IDENTIFIKASI BORAT
I. TUJUAN
II. PRINSIP
Oleh asam kuat, boraks terurai dari ikatan-ikatannya menjadi asam borat membentuk
kompleks warna merah pada kertas yang telah direndam ekstrak ketumbar
Kertas saring
Cawan porselin
Batang pengaduk
Pipiet pasteur
HCl
Ammonium hidroksida
Tissue
Bahan uji :
- Pentol
- Kerupuk puli
- Tahu
8. Jika tampak noda merah pada tempat bahan uji, menetesi kertas saring dengan
larutan NH4OH
3. Mengambil sedikit bahan uji yang telah dicampur HCl kedalam cawan
porselen
V. INTERPRETASI HASIL
Pada uji borat (dengan kertas saring), hasil positif ditandai dengan mula-mula akan
terbentuk warna merah kecoklatan pada kertas saring dan makin tajam pada saat
kertas saring mengering. Perubahan warna menjadi hitam kehijuan pada
penambahan NH4OH menunjukkan adanya borat.
Pada uji nyala borat, hasil positif ditandai dengan adanya nyala api berwarna hijau.
Pada uji borat dengan kertas saring dengan bahan uji kerupuk puli, pentol dan tahu,
didapatkan hasil negatif yang ditandai dengan tidak adanya perubahan warna
menjadi merah pada kertas saring.
Pada uji nyala borat dengan bahan uji kerupuk puli, pentol, dan tahu didapatkan
hasil negatif yang ditandai dengan tidak adanya nyala api berwarna hijau.
IDENTIFIKASI BORAKS
I. TUJUAN
II. PRINSIP
Asam kuat berungsi mengeluarkan boraks yang terikat pada pati sehingga dapat
bereaksi dengan kurkumin dan menghasilkan warna merah maroon
Kertas saring
Cawan porselin
Batang pengaduk
Tissue
HCl
Ammonium hidroksida
Bahan uji :
- Pentol
- Kerupuk puli
- Tahu
V. INTERPRETASI HASIL
Terjadi perubahan warna kertas saring yang berwarna kuning menjadi merah maroon
setelah diberi bahan uji dengan tambahan larutan HCL menandakan bahwa bahan uji
positif mengandung boraks.
VI. HASIL PENGAMATAN
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum identifikasi boraks dengan bahan uji kerupuk puli, didapatkan
hasil positif boraks yang ditandai dengan adanya perubahan warna dari kertas saring
menjadi merah bata. Sedangkan pada bahan uji pentol dan tahu, didapatkan hasil
negatif boraks yang ditandai dengan tidak adanya perubahan warna pada kertas saring.
II. PRINSIP
Dapat diaplikasikan pada darah (whole blood) yang telah diperlakukan dengan
heparin, asam edetat atau fluorida/oksalat
Tabung reaksi
Pipet matt
Pengaduk vortex
Sampel darah
V. INTERPRETASI HASIL
Warna relatif merah pucat dibandingkan darah normal yang menandakan adanya
karboksihemoglobin (HbCO)
VI. HASIL PENGAMATAN
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum uji keracunan karbon monoksida, dengan sampel darah Nn. Dian
didapatkan hasil negatif tidak mengandung karbon monoksida, warna darah merah
tidak pucat setelah penambahan NH4OH, sehingga tidak menunjukkan adanya
karboksihemoglobin (HbCO).
UJI KERACUNAN TIOSIANAT
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan tiosianat pada urine, isi lambung dan residu dari tempat
kejadian pasien
II. PRINSIP
Mereaksikan bahan uji muntahan dengan larutan feri klorida , sehingga terbentuk
warna merah tua yang menandakan adanya senyawa tiosianat
Tabung reaksi
Pipet pasteur
Feri klorida
Bahan uji :
V. INTERPRETASI HASIL
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum uji keracunan tiosianat dengan bahan uji muntahan roti dan
kunyahan roti, didapatkan hasil negatif tiosianat yang ditandai dengan tidak adanya
perubahan warna menjadi merah tua.
II. PRINSIP
Terbentuknya warna violet antara salisilat dengan mercury klorida dalam suasana
asam
Pipet pasteur
Beaker glass
Tissue
Etanol
Metanol
FeCl3
Asam sulfat pekat
Formalin
Bahan uji :
5. Menambahkan 1 mL O-kresol
Cara lain
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menghaluskan bahan uji
3. Cara 1, memasukkan bahan uji kedalam plate tetes kemudian
menambahkan larutan FeCl3
4. Cara 2, memasukkan bahan uji kedalam plate tetes kemudian
menambahkan larutan cuprifill
5. Cara 3, memasukkan bahan uji kedalam plate tetes kemudian
menambahkan larutan KMnO4
V. INTERPRETASI HASIL
Hasil positif ditandai dengan:
Cara inti, terbentuknya warna biru royal yang kuat menunjukkan bahan uji
mengandung paracetamol
Cara lain (menggunakan plate tetes) :
- Cara 1, terjadi perubahan warna menjadi warna hijau tua
- Cara 2, terjadi perubahan warna menjadi warna hijau muda kebiruan (tosca)
- Cara 3, terjadi perubahan warna menjadi warna ungu tepat hilang
VI. HASIL PENGAMATAN
Cara inti
2. Cara 2
1. Oskadon
2. Mixagrip
3. Ferminax Positif (+)
4. Neozep forte Terbentuk warna hijau
5. Demacolin
muda kebiruan (tosca)
6. Paracetamol
7. Sanmol
8. Miracid
3. Cara 3
1. Oskadon
2. Mixagrip Positif (+)
3. Ferminax Terlihat warna ungu
4. Neozep forte
dari KMnO4 tepat
5. Demacolin
6. Paracetamol hilang
7. Sanmol
8. Miracid
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum identifikasi paracetamol dengan bahan uji oskadon, mixagrip,
ferminax, neozep forte, demacolin, paracetamol, sanmol dan miracid. Didapatkan
hasil :
Cara inti, didapatkan hasil positif mengandung paracetamol yang ditandai
dengan perubahan warna menjadi biru royal
Cara lain (menggunakan plate tetes) didapatkan hasil positif mengandung
paracetamol yang ditandai dengan:
Cara 1, terjadi perubahan warna menjadi warna hijau tua
Cara 2, terjadi perubahan warna menjadi warna kuning-merah
Cara 3, terjadi perubahan warna menjadi warna ungu tepat hilang
IDENTIFIKASI FORMALIN
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan formalin pada bahan uji
II. PRINSIP
Destilat direaksikan dengan larutan fenil hidrazin 3% dan kalium heksasianoferat 1%
serta dengan HCl pekat sehingga terbentuk warna merah
Tabung reaksi
Batang pegaduk
Cawan porselin
Kertas saring
Petridish
Aquades
Asam hipofosfat
Kalium heksasianoferat 3%
Fenil hidrazin 1%
HCl pekat
Resorsinol 1%
H2SO4
KMnO4
Bahan uji :
- Tahu
- Pentol ikan
- Sosis
- Mie kuning
Cara 1
4. Menambahkan 50 mL aquades
Cara 2
Cara 3
4. Menambahkan 50 mL aquades
8. Menambahkan KMnO4
V. INTERPRETASI HASIL
Cara ketiga, hasil positif apabila terbentuk warna ungu dari KMnO4 tepat hilang
Cara 2
Cara 3
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum identifikasi formalin dengan bahan uji tahu, mie kuning, sosis,
pentol ikan, pada cara 1 didapatkan hasil positif formalin ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi merah. Pada cara 2 didapatkan hasil positif formalin
ditandai dengan warna kuning dikarenakan reagen kurang baik. Pada cara 3
didapatkan hasil positif ditandai dengan perubahan warna ungu KMnO4 tepat hilang.