Anda di halaman 1dari 51

IMUNOASAI

MUHAMMAD ILYAS YUSUF


IMUNOASAI

KADAR BAHAN

RENDAH ( ng/ml, pg/ml ) TINGGI (mg/ml,ug/ml)

Hasil reaksi tak tampak Hasil reaksi DAPAT


DILIHAT
 Presipitasi/RID
FAKTOR PENGUAT (LABEL)
 UJI AGLUTINASI

IF RIA EIA ICA

Homogen Heterogen
= ELISA
JENIS IMUNOASAI
Ada 2 jenis metode serologi.
I. IMUNOASAI TAK BERLABEL
II. IMUNOASAI BERLABEL

I. IMUNOASAI TAK BERLABEL


 UJI PRESIPTASI
 UJI AGLUTINASI
 UJI FIKSASI KOMPLEMEN
 UJI NETRALISASI TOKSIN
Uji Presipitasi
• Digunakan antigen larut
• Aplikasi klinis :
1. pemeriksaan VDRL - deteksi antibodi
non-treponemal pada Syphilis
2. penentuan CRP
3. Pemeriksaan RID(Radial
Immunodiffusion) untuk penentuan
IgM,IgG, IgA dsb.
4
Prinsip UJI PRESIPITASI

Ag yang
larut Antibodi

Presipitasi adalah bila Ag + Ab dalam


bentuk larutan menghasilkan suatu
agregasi yang terlihat dengan mata PRESIPITASI

Gambar 5. Prinsip dasar uji presipitasi


Ag.

Inkubasi

Serum dengan Ab Presipitasi

Gambar 6. Uji presipitasi tabung


Sera baku
1
Tes serum

8 2

3
Antisera
7
dalam agar
Tes serum
4
6
Tes serum
Tes serum 5
Tes serum
GAMBAR R.I.D
APLIKASI KLINIS UJI PRESIPITASI
Uji Tabung : VDRL - Makro
Uji Slide : VDRL - Mikro

Uji Tabung Kapiler : Penentuan CRP

RID : Penentuan kelas Ig


Imunoelektroforesis

• Migrasi protein serum di dalam


gel dan apabila bertemu dengan
antigen yang sesuai akan terjadi
presipitasi
Prinsip Rx UJI AGLUTINASI

Ag. pada permukaan sel Aglutinasi


Ab.

Tak larut

Gambar 11. Prinsip dasar reaksi aglutinasi


+ -
Gambar 12. Uji Aglutinasi Slide
Susp.
Ag

Inkubasi

Aglutinasi

Serum ( Ab )

Gambar 13. Uji Aglutinasi tabung


AGLUTINASI TAK LANGSUNG

A. AGLUTINASI PASIF

B. Ab TAK LENGKAP

a. Ab Monovalen

b. Lokasi Tersembunyi / Ukuran Terlalu Kecil ( Ig. G )


+ +
Partikel Ab dalam serum
Ag Larut Partikel disalut Ag

Partikel:
Seldarah merah
Lateks
Carbo adsorben

(Ko-aglutinasi)
Aglutinasi
Gambar Uji aglutinasi pasif
APLIKASI KLINIS UJI AGLUTINASI

 Uji Slide (lempeng): uji Widal slide


 Uji Tabung : uji Widal tabung
 Aglutinasi Tak Langsung: uji Rose-Waaler

III. UJI HEMAGLUTINASI : KULIAH Bank Drh

IV. UJI LISIS IMUN & FIKSASI KOMPLEMEN


Hampir sama dengan uji aglut. tak langsung,
Hanya Anti – Ig diganti C  Lisis Imun
UJI LISIS IMUN & FIKSASI
KOMPLEMEN

• Komplemen di dalam plasma sebanyak 3


mg/ml dalam bentuk inaktif

• Jika bertemu dengan kompleks Ag-Ab


komplemen menjadi aktif (melalui jalur
klasik), dan menghasilkan berbagai kaskade
aktivasi, misalnya lisis dari sel target
Prinsip Uji
Komplemen
Uji Lisis Imun
Komplemen

Ab
Ag pada Sensitized cell
permukaan sel

= Komplemen

Gambar 15 . Prinsip dasar uji lisis imun


A.

Komplemen Komplemen
Tak ada
C C Lisis
Serum Terikat
dgn. Ab
Sensitized SDM Uji Positif
B.
Komplemen Komplemen

Serum
C C Lisis
tanpa Ab Bebas
Uji Negatif
Gambar 16 . Uji Fiksasi Komplemen
An example of the complement fixation test.

Fig. 17.14 Complement fixation test.


RAPID PLASMA REAGIN (RPR)
• Adalah pemeriksaan yg bertujuan untuk mendeteksi
kemungkinan adanya antibodi terhadap antigen
treponema
• Antigen ini dapat ditemukan pd penyakit lain (al :
penyakit autoimun, lepra)
tidak spesifik untuk sifilis
■ Antibodi yg terbentuk disebut reagin
■ Pemeriksaan ini hanya digunakan untuk skrining
terhadap kemungkinan adanya sifilis, jika hasilnya
positif, harus dilanjukan dg pemeriksaan yg lebih
spesifik, misalnya dg TPHA
26
PEMERIKSAAN RPR
• Sampel yg diperiksa adalah serum atau plasma
• Prinsip pemeriksaan :
Antibodi/reagin yang ada dlm tubuh penderita akan
bereaksi dengan antigen yg ada dipermukaan
mikropartikel karbon membentuk agglutinasi
(gumpalan)

+
Hasil =
REAKTIF
Mikropartikel
carbon dilais dg Antibodi/ reagin dlm
27 aglutinasi
antigen serum
Cara pemeriksaan RPR :

• Satu tetes serum (≈ 50 uL) letakan pd lingkaran


hitam pada kartu tes dan ratakan dg pengaduk
dispossable
• Teteskan satu tetes reagen pd serum
• Kartu tes kmd di goyang dg rotator selama 8 menit
• Baca hasilnya di bawah sinar yg cukup
• Hasilnya :
reaktif atau reaktif lemah atau nonreaktif
28
TPHA
= Teponemal Pallidum Haemagglutination Assay

• Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi antibodi


spesifik untuk sifilis

Eritrosit dilapis dg Antibodi Hasil =


antigen berasal dr T. dlm serum REAKTIF
Pallidum (Nichol’s
strain) aglutinasi

29
PEMERIKSAAN HIV-ANTIBODI

• Metode bermacam-macam

• Prinsip :
Serum penderita HIV mengandung antibodi,
dimana jika antibodi ini direaksikan dg antigen
yg ada pada reagen atau strip pemeriksaan
akan membentuk kompleks, yg ditandai dg
adanya perubahan warna
II. IMUNOASAI BERLABEL
1. CAT FLUORESENS: IF
2. RADIOISOTOP: RIA
3. ENZIM: IMUNOASAI ENZIM ( EIA )
A. EIA HOMOGEN
B. EIA HETEROGEN (ELISA)
C. UJI IMUNO-PEROKSIDASE
4. EMAS KOLOIDAL:
ASAI IMUNOKROMATOGRAFIK (ICA)
1. IMUNOASAI FLUORESENS (IF)
Mikroskop
Fluoresens
CUCI
Ab diket berlabel cat
fluoresens
Ag tak diket.
Fiksasi pada
slide

Kompleks Ag-Ab
Berfluoresensi
Gambar 18. Prinsip dasar uji imunofluoresens
langsung (direct).
Cuci AHG dilabel
Fluorescein

Ab tak
Ag diket. diket Kompleks Ag – Ab Cuci
tak tampak

Mikroskop
Fluoresens
Kompleks Ag – Ab – AHG
berfluoresensi
Gambar 19. Prinsip dasar uji imunofluoresens
tak langsung (indirect).
An example of direct and indirect immunofluorescence
testing.

Fig. 17.15 Immunofluorescence testing


KELEMAHAN UJI IF
 Peralatan canggih dan mahal

 Perlu tenaga terlatih

 Per hari maks 25 slide / analis

 Sukar dibuat otomatis

 Pelaksanaan agak kompleks & membosankan


2. Uji RIA
R
R R R
R
R RR
R

Radioisotop : 3H Thymidin, 131 I

Radiation
Gambar 20. Prinsip dasar Uji RIA
Counter
R = label radioisotop
R R
R R
R
R
R Cuci

RADIATION
COUNTER

Gambar 21. Prinsip dasar Uji RIA kompetitif


KELEMAHAN UJI RIA

 Butuh alat mahal & tenaga terlatih

 Waktu paruh reagens amat pendek ( 1,5 – 2 bln )

 Perlu perlindungan khusus pd petugas lab.

 Perlu tempat pembuangan reagens yang khusus


ELISA
(Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
• Prinsip dasar Elisa adalah pemakaian enzim
untuk mendeteksi adanya ikatan Antigen-
Antibodi (Ag:Ab)

• Enzim akan merubah (mengkonversi)


substrate yang tidak berwarna (kromogen)
menjadi produk berwarna yang
mengindikasikan adanya ikatan Ag:Ab
Ab Anti –Ig berlabel
enzim SUBSTRAT
Ag pada berkromogen
Fase padat

PRODUK
berwarna
Gambar 24. Prinsip dasar uji ELISA langsung
Direct ELISA
• Untuk mendeteksi Ab

Enzim: AK (Alkalin fosfatase) atau HRPO (Horse Raddish


Peroxidase)

Substrate : TMB (Tetra methyl benzidine) atau NPP (p-


nitrophenyl phosphate)
Ab II berlabel
Ag
enzim
SUBSTRAT
Ab I pada berkromogen
Fase padat
PRODUK
berwarna
Gambar 23. Prinsip dasar (tak langsung)
double antibody sandwich ELISA
Indirect ELISA (Sandwich ELISA)

• Untuk mendeteksi adanya antigen (Ag)


ELISA

Antibodi dilapiskan pada dasar sumuran

Bahan yg diperiksa ditambahkan → terjadi


reaksi Ag-Ab

Ditambahkan anti-antibodi ( Mo anti-Ab)


berlabel BIOTIN (biotinylated)

Ditambahkan streptavidin berlabel enzim

Ditambah kromogen → Warna, diukur secara


kolorimetri memakai Elisa-reader
Uji ELISA
Ag dlm serum

SUBSTRAT
BERKROMOGEN

Ag berlabel
Ab pada
enzim PRODUK
Fase padat
berwarna

Gambar 22. Prinsip dasar uji ELISA kompetitif


An example of the indirect and capture ELISA methods.

Fig. 17.16 Methods of ELISA testing.


Lateral flow immuno
LATERAL FLOW IMMUNOASSAY assay

49
Kerjakan Tugas ….
Buat Soal Jawab PILIHAN
GANDA minimal 25 nomor
DIKUMPULKAN KE-KETING
PALING LAMBAT 30 Mei
2020 , pukul 24.00 wita
TERIMA KASIH.....

Anda mungkin juga menyukai