PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah bakteriologi II yang dibimbing oleh Ibu Erni
Yohani Mahtuti,S.Pd., M.Kes.
2. Untuk mengetahui pengertian dari bakteri kokus gram negatif.
3. Untuk mengetahui karakteristik bakteri kokus gram negatif.
4. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri kokus gram negatif.
5. Untuk mengetahui gejala dan penanganan bakteri kokus gram negatif.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yakni pembaca mampu menambah
wawasan dan juga ilmu pengetahuannya yang berkaitan dengan ilmu bakteriologi patogen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Definisi
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal
violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati
dengan mikroskop. Prosedur ini ditemukan pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmark bernama
Christian Gram dan merupakan prosedur penting dalam klasifikasi bakteri. Bakteri gram
negatif (seperti N.gonoroheae) memiliki sistem membran ganda di mana membran plasmanya
diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa
peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran luarnya.
Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna merah, dan
memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram negatif
terletak di ruang periplasmik antara membran plasma dengan membran luar. Contoh bakteri
Gram negatif, yaitu Azotobacter, Rhizobium leguminosarum, Neisseria gonorrhoeae,
Haemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan Helicobacter
pylori.
Bakteri Gram negatif yang bersifat patogen lebih berbahaya daripada bakteri Gram
positif, karena membran luar pada dinding selnya dapat melindungi bakteri dan sistem
pertahanan inang dan menghalangi masuknya obat-obatan antibiotik. Senyawa
lipopolisakarida pada membran luar bakteri Gram negatif dapat bersifat toksik (racun) bagi
inang.
Bakteri kokus adalah bakteri yang memiliki bentuk bulat, oval atau berbentuk seperti
rantai. Itu berarti, satu sumbu bakteri hampir sama dengan yang lain. Bakteri kokus
ditemukan baik sebagai sel tunggal atau melekat pada suatu permukaan. Selama multiplikasi,
pengaturan kokus yang berbeda dapat ditemukan: diplokokus, streptokokus, stafilokokus,
tetrad dan sarkina. Sepasang kokus disebut diplokokus. Streptokokus adalah rantai kokus.
Kelompok kokus yang tidak teratur disebut stafilokokus. Empat pengaturan kokus di rantai
yang sama disebut tetrad. Susunan kuboid delapan kokus disebut sarkina ( Jawetz, 2004).
Sebagian besar bakteri kokus bersifat anaerob. Beberapa jenis infeksi seperti
bakteremia, selulitis, pneumonia, gangren, peritonitis, abses, luka gigitan dan penyakit radang
panggul disebabkan oleh bakteri kokus.
3
2.2 Karakteristik bakteri gram negatif
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-15 mm, berlapis tiga atau
multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan
terdapat didalam
Lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering,
tidak mengandung asam tekoat.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal
violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat .
Peka terhadap streptomisin .
Toksin yang dibentuk Endotoksin
4
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriaceaeles
Famili : Neisseriaceae
Genus : Neiserria
Spesies : Neiserria meningitides
2. Neisseria gonorrhoeae
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N.gonorrhoeae
3. Neisseria cinerea
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N. cinerea
4. Neisseria sicca
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N. sicca
5. Neisseria lactamica
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
5
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N. lactamica
6. Neisseria mucosa
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N. mucosa
7. Neisseria sublava
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N. sublava
8. Neisseriaaceae
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : Neisseriaceae
9. Nitrosomonas eutropha
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. eutropha
6
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. aestuarii
7
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. marina
8
19. Nitrobacter hamburgensis
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Rhizobiales
Famili : Bradyrhizobiaceae
Genus : Nitrobacter
Spesies : N. hamburgensis
Saluran pencernaan manusia merupakan rumah beberapa bakteri gram negatif. Selama
bakteri bereplikasi, endotoksin disintesis terus menerus dan berpindah ke aliran darah namun
dalam jumlah yang rendah.
Kadar endotoksin yang rendah tidak akan menimbulkan kerusakan pada tubuh.
Namun, kadar endotoksin yang meningkat akan menyebabkan peradangan jaringan dan
mengaktifkan berbagai proses seluler sistem kekebalan tubuh. Pada kasus yang ekstrim,
kondisi ini bisa menimbulkan syok endotoksik atau syok septik.
9
Demam dan menggigil, atau penurunan suhu tubuh
Peradangan
Ruam kulit
Napas cepat
Penanganan
Membran luar yang unik membuat bakteri gram negatif resisten terhadap antibiotik
maupun obat-obatan sehingga sulit diobati. Beberapa antibiotik tertentu cukup efektif untuk
pengobatan infeksi bakteri gram negatif diantaranya streptomisin, kloramfenikol, dan
sefalosporin.
BAB III
KASUS
3.1 Pembahasan
Pada jurnal yang ditulis oleh Fadhila Aini, Aziz Djamal, dan Elly Usman tahun 2016
yang berjudul “Identifikasi Carrier Bakteri Streptococcus β hemolyticus Group A pada Murid
SD Negeri 13 Padang Berdasarkan Perbedaan Umur dan Jenis Kelamin” , dilakukan
10
penelitian terhadap murid SD sejumlah 104 anak dengan rentang umur dan jenis kelamin
yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya carrier bakteri
Streptococcus β hemolyticus Grup A pada murid SD Negeri 13 Padang berdasarkan
perbedaan umur dan jenis kelamin.
Pengobatan yang diberikan pada pasien dapat dengan memberikan obat-obatan seperti
antibiotic, atau dengan pemberian vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, selain itu
dipelukan asupan gizi yang seimbang serta istirahat yang cukup untuk menunjang proses
pengobatan. Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kebersihan
pribadi dan sanitasi lingkungan dengan baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal
violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati
dengan mikroskop. Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap
warna merah, dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Lapisan peptidoglikan pada
12
bakteri Gram negatif terletak di ruang periplasmik antara membran plasma dengan
membran luar.
Bakteri kokus adalah bakteri yang memiliki bentuk bulat, oval atau berbentuk seperti
rantai. Itu berarti, satu sumbu bakteri hampir sama dengan yang lain. Bakteri kokus
ditemukan baik sebagai sel tunggal atau melekat pada suatu permukaan.
Berdasarkan kasus ini dapat disimpulkan bahwa anak yang menderita carrier bakteri
Streptococcus β hemolyticus Grup A pada anak usia tersebut disebabkan karena masih
kurangnya pengetahuan mereka akan kebersihan. Carrier yang ditemukan hanya pada
anak laki-laki kemungkinan disebabkan anak laki-laki lebih sering bermain di luar rumah
dan terpapar dengan berbagai macam bakteri patogen dan biasanya kurang memperhatikan
kebersihan diri.
4.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, agar dapat menambah
wawasandan juga pengetahuan tentang genetika dan metabolisme bakteri. Penulis
mohon kritikan maupun saran agar makalah ini bisa menjadi yang lebih baik lagi di lain
kesempatan.
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz , dkk., 1992, MIkrobiologi untuk Profesi Kesehatan Edisi 16, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Jawet, Melnic dan Adelberg, 2008. Mikrobiologi Kedokteran, Salemba Medika,
Jakarta
Waluyo L., 1997, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, Laboratorium Biologi,
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
https://doktersehat.com/gejala-dan-penanganan-infeksi-bakteri-gram-negatif/
13
http://fransiscaprobo.blogspot.com/2017/05/20-spesies-bakteri-coccus.html
14