Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri merupakan mikroorganisme berupa sel tunggal dan tidak memiliki membran
inti (Konfirgurasi seluler prokariotik). Bakteri tidak dapat dilihat secara kasat mata dan hanya
dapat diamati melalui mikroskop. Biasanya, bakteri hanya berukuran 0,5-5μm, meski ada
juga jenis yang dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Bakteri sendiri
dapat hidup dan tumbuh diberbagai tempat dan terdiri atas berbagai macam jenis yang
didasarkan pada morfologi dan struktur tubuhnya.
Bakteri merupakan organisme yang hidup di hampir semua tempat dan sering
dianggap sebagai salah satu penyebab berbagai macam penyakit selain virus dan jamur.
Contohnya saja seperti penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
Typhi atau penyakit Tuberculosis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis.Bakteri yang mampu menyebabkn penyakit disebut sebagai bakteri patogen.
Bakteri patogen merupakan bakteri yang dapat menyebar melalui populasi manusia
dalam berbagai cara , yaitu udara, air, dan tanah yang merupakan vektor umum bakteri,atau
dengan cara kontak fisik secara langsung. Di bumi, terdapat berbagai macam bakteri patogen
berdasarkan sifat serta morfologinya sehingga dirasa perlu untuk dipelajari lebih lanjut
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat makalah yang berjudul
“Bakteri Patogen Gram Kokus” agar mempermudah pembaca dalam memahami
mikroorganisme bakteri patogen dengan lebih baik. Diharapkan pula, melalui makalah ini,
pembaca dapat terinspirasi untuk memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak
langsung dalam mengembangkan ilmu bakteriologi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengertian bakteri kokus gram negatif ?

2. Bagaimana karakteristik bakteri kokus gram negatif ?

3. Bagaimana klasifikasi bakteri kokus gram negatif ?

4. Bagaimana gejala dan penanganan bakteri kokus gram negatif ?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah bakteriologi II yang dibimbing oleh Ibu Erni
Yohani Mahtuti,S.Pd., M.Kes.
2. Untuk mengetahui pengertian dari bakteri kokus gram negatif.
3. Untuk mengetahui karakteristik bakteri kokus gram negatif.
4. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri kokus gram negatif.
5. Untuk mengetahui gejala dan penanganan bakteri kokus gram negatif.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yakni pembaca mampu menambah
wawasan dan juga ilmu pengetahuannya yang berkaitan dengan ilmu bakteriologi patogen.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2
2.1 Definisi

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal
violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati
dengan mikroskop. Prosedur ini ditemukan pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmark bernama
Christian Gram dan merupakan prosedur penting dalam klasifikasi bakteri. Bakteri gram
negatif (seperti N.gonoroheae) memiliki sistem membran ganda di mana membran plasmanya
diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa
peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran luarnya.

Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna merah, dan
memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram negatif
terletak di ruang periplasmik antara membran plasma dengan membran luar. Contoh bakteri
Gram negatif, yaitu Azotobacter, Rhizobium leguminosarum, Neisseria gonorrhoeae,
Haemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan Helicobacter
pylori.

Bakteri Gram negatif yang bersifat patogen lebih berbahaya daripada bakteri Gram
positif, karena membran luar pada dinding selnya dapat melindungi bakteri dan sistem
pertahanan inang dan menghalangi masuknya obat-obatan antibiotik. Senyawa
lipopolisakarida pada membran luar bakteri Gram negatif dapat bersifat toksik (racun) bagi
inang.

Bakteri kokus adalah bakteri yang memiliki bentuk bulat, oval atau berbentuk seperti
rantai. Itu berarti, satu sumbu bakteri hampir sama dengan yang lain. Bakteri kokus
ditemukan baik sebagai sel tunggal atau melekat pada suatu permukaan. Selama multiplikasi,
pengaturan kokus yang berbeda dapat ditemukan: diplokokus, streptokokus, stafilokokus,
tetrad dan sarkina. Sepasang kokus disebut diplokokus. Streptokokus adalah rantai kokus.
Kelompok kokus yang tidak teratur disebut stafilokokus. Empat pengaturan kokus di rantai
yang sama disebut tetrad. Susunan kuboid delapan kokus disebut sarkina ( Jawetz, 2004).

Sebagian besar bakteri kokus bersifat anaerob. Beberapa jenis infeksi seperti
bakteremia, selulitis, pneumonia, gangren, peritonitis, abses, luka gigitan dan penyakit radang
panggul disebabkan oleh bakteri kokus.

3
2.2 Karakteristik bakteri gram negatif

 Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-15 mm, berlapis tiga atau
multilayer.
 Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan
terdapat didalam
 Lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering,
tidak mengandung asam tekoat.
 Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
 Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal
 violet.
 Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
 Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
 Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat .
 Peka terhadap streptomisin .
 Toksin yang dibentuk Endotoksin

Gambar 2.2 Bentuk-bentuk bakteri kokus. https://id.wikipedia.org/wiki/Kokus

2.3 klasifikasi bakteri kokus gram negatif


Bakteri gram negatif menyebabkan infeksi, seperti kolera, tipus, meningitis dan
berbagai macam kesesakan gastrointestinal. Infeksi sekunder di rumah sakit biasanya akibat
dari infeksi oleh bakteri Gram negatif. Berikut adalah beberapa contoh bakteri Gram negatif :
1. Neisseria meningitidis
· Klasifikasi

4
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriaceaeles
Famili : Neisseriaceae
Genus : Neiserria
Spesies : Neiserria meningitides

2. Neisseria gonorrhoeae
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N.gonorrhoeae

3. Neisseria cinerea
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N. cinerea

4. Neisseria sicca
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N. sicca

5. Neisseria lactamica
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria

5
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N. lactamica

6. Neisseria mucosa
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N. mucosa

7. Neisseria sublava
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : N. sublava

8. Neisseriaaceae
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Neisseriales
Famili : Neisseriaceace
Genus : Neisseria
Spesies : Neisseriaceae

9. Nitrosomonas eutropha
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. eutropha

10. Nitrosomonas aestuarii

6
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. aestuarii

11. Nitrosomonas communis


· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. communis

12. Nitrosomonas europea


· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. europea

13. Nitrosomonas halophila


· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. halophila

14. Nitrosomonas marina


· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales

7
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. marina

15. Nitrosomonas nitrosa


· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. nitrosa

16. Nitrosomonas oligotropha


· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. oligotropha

17. Nitrosomonas ureae


· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Nitrosomonadales
Famili : Nitrosomonadaceace
Genus : Nitrosomonas
Spesies : N. ureae

18. Nitrobacter vulgaris


· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Rhizobiales
Famili : Bradyrhizobiaceae
Genus : Nitrobacter
Spesies : N. vulgaris

8
19. Nitrobacter hamburgensis
· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Rhizobiales
Famili : Bradyrhizobiaceae
Genus : Nitrobacter
Spesies : N. hamburgensis

20. Nitrobacter winogradskyi


· Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Philum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Rhizobiales
Famili : Bradyrhizobiaceae
Genus : Nitrobacter
Spesies : N. winogradskyi

2.4 Gejala dan penanganan bakteri kokus gram negatif


 Gejala
Endotoksin yang terdapat di dinding sel bakteri gram negatif bila memasuki aliran
darah akan menyebabkan endotoksemia, endotoksemia bisa terjadi melalui infeksi sistemik
atau lokal atau melalui bakteri gram negatif yang terdapat dalam usus.

Saluran pencernaan manusia merupakan rumah beberapa bakteri gram negatif. Selama
bakteri bereplikasi, endotoksin disintesis terus menerus dan berpindah ke aliran darah namun
dalam jumlah yang rendah.

Kadar endotoksin yang rendah tidak akan menimbulkan kerusakan pada tubuh.
Namun, kadar endotoksin yang meningkat akan menyebabkan peradangan jaringan dan
mengaktifkan berbagai proses seluler sistem kekebalan tubuh. Pada kasus yang ekstrim,
kondisi ini bisa menimbulkan syok endotoksik atau syok septik.

Beberapa gejala syok endotoksik diantaranya adalah sebagai berikut:

9
 Demam dan menggigil, atau penurunan suhu tubuh
 Peradangan

 Ruam kulit

 Napas cepat

 Peningkatan denyut jantung

 Tekanan darah rendah

 Gagal organ multiple

 Penanganan

Membran luar yang unik membuat bakteri gram negatif resisten terhadap antibiotik
maupun obat-obatan sehingga sulit diobati. Beberapa antibiotik tertentu cukup efektif untuk
pengobatan infeksi bakteri gram negatif diantaranya streptomisin, kloramfenikol, dan
sefalosporin.

Kombinasi antibiotik tersebut banyak digunakan untuk menangani infeksi gram


negatif. Perawatan untuk menangani gejala diantaranya adalah menggunakan alat bantu napas
serta obat-obatan untuk mengatur suhu dan fungsi jantung.

BAB III

KASUS

3.1 Pembahasan

Pada jurnal yang ditulis oleh Fadhila Aini, Aziz Djamal, dan Elly Usman tahun 2016
yang berjudul “Identifikasi Carrier Bakteri Streptococcus β hemolyticus Group A pada Murid
SD Negeri 13 Padang Berdasarkan Perbedaan Umur dan Jenis Kelamin” , dilakukan

10
penelitian terhadap murid SD sejumlah 104 anak dengan rentang umur dan jenis kelamin
yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya carrier bakteri
Streptococcus β hemolyticus Grup A pada murid SD Negeri 13 Padang berdasarkan
perbedaan umur dan jenis kelamin.

Streptococcus β hemolyticus Grup A atau yang disebut juga dengan Streptococcus


pyogenes merupakan salah satu bakteri pathogen gram negative berbentuk kokus yang
banyak menginfeksi manusia. Carrier bakteri Streptococcus β hemolyticus Grup A dapat
ditemukan di saluran pernafasan. Infeksi yang ditimbulkan bakteri ini terjadi oleh karena
adanya interaksi faktor-faktor virulensi Streptococcus β hemolyticus Grup A dengan sel host.
Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti radang tenggorokan,
faringitis, impetigo, erysipelas, demam nifas, scarlet fever,necrotizing fasciitis, toxic shock
syndrome, dan septikemia.

Jenis penelitian adalah deskriptif crosssectional dengan melibatkan semua murid SD


Negeri 13 Padang. Populasi meliputi semua murid SD tersebut,selanjutnya akan
dikelompokkan berdasarkan umur dan jenis kelamin. Prosedur penelitian yang dilakukan
adalah diawali dengan melakukan observasi ke SD itu, lalu meminta persetujuan pada pihak
sekolah. Sebelum pengambilan specimen usapan tenggorok, diberi penjelasan kepada murid-
murid SD tersebut agar mereka tidak takut dan mau bekerja sama. Selanjutnya dilakukan
pengambilan usapan tenggorok pada setiap murid. Mula-mula murid diminta untuk membuka
mulut selebar mungkin, kemudian lidah ditekan ke bawah dengan menggunakan tongue
spatel. Apabila daerah faring tidak tertutup lagi, segera lakukan usapan di daerah faring
bagian posterior dengan lidi kapas steril. Pengujian sampel dilakukan dengan metode kultur
menggunakan agar darah. Penilaian dilakukan setelah agar darah diinkubasi pada suhu 370C
selama 18-24 jam. Koloni yang menunjukkan terjadinya hemolisis sempurna (zona bening)
dan tampak kecil seperti pin point akan dilakukan test Basitrasin untuk memastikan
terdapatnya bakteri Streptococcus beta hemolyticus Group A.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa carrier bakteri Streptococcus β hemolyticus


Group A pada usapan tenggorok dari 104 murid SD Negeri 13 Padang adalah sebanyak 2
orang laki-laki (1,9%) dengan kelompok usia >8-9 tahun dan pada kelompok usia >11 tahun.
Bakteri Streptococcus β hemolyticus Group A akan mudah menyebar saat seseorang yang
terinfeksi bakteri atau carrier tersebut batuk atau bersin (droplet infection) dan masuk ke
membran mukosa orang lain. Sehingga bakteri ini akan lebih mudah menyebar pada lokasi
11
yang ramai dan padat seperti sekolah, tempat penampungan anak dan perumahan kumuh. SD
Negeri 13 merupakan sekolah yang sebagian besar (>90%) muridnya bertempat tinggal di
tepi pantai dan perumahan padat penduduk dengan sanitasi lingkungan kurang baik. Hal ini
dapat menjadi faktor yang memudahkan terjadinya penularan bakteri Streptococcus β
hemolyticus Grup A. Selain itu, penularan dapat disebabkan karena anak usia tersebut (8-11
tahun) berada pada tahap awal sekolah (yang mana banyak sekali terjadi interaksi dengan
teman sebayanya) dan ditambah lagi dengan masih kurangnya pengetahuan mereka akan
kebersihan. Anak laki-laki sendiri juga lebih sering bermain di luar rumah sehingga lebih
mudah terpapar dengan berbagai macam bakteri patogen.

3.2 Pemeriksaan dan Penyelesaian Kasus

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa infeksi akibat


adanya bakteri Streptococcus β hemolyticus Grup A adalah dengan metode kultur bakteri,
pembuatan sediaan yang dilakukan pewarnaan, uji mikroskopis atau dengan tes serologis
Basitrasin. Sampel yang digunakan berdasarkan pada lokasi infeksi bakteri tersebut entah
dapat berupa swab (usap) tenggorok, sputum atau nanah, dan juga darah.

Pengobatan yang diberikan pada pasien dapat dengan memberikan obat-obatan seperti
antibiotic, atau dengan pemberian vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, selain itu
dipelukan asupan gizi yang seimbang serta istirahat yang cukup untuk menunjang proses
pengobatan. Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kebersihan
pribadi dan sanitasi lingkungan dengan baik.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal
violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati
dengan mikroskop. Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap
warna merah, dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Lapisan peptidoglikan pada

12
bakteri Gram negatif terletak di ruang periplasmik antara membran plasma dengan
membran luar.

Bakteri kokus adalah bakteri yang memiliki bentuk bulat, oval atau berbentuk seperti
rantai. Itu berarti, satu sumbu bakteri hampir sama dengan yang lain. Bakteri kokus
ditemukan baik sebagai sel tunggal atau melekat pada suatu permukaan.

Berdasarkan kasus ini dapat disimpulkan bahwa anak yang menderita carrier bakteri
Streptococcus β hemolyticus Grup A pada anak usia tersebut disebabkan karena masih
kurangnya pengetahuan mereka akan kebersihan. Carrier yang ditemukan hanya pada
anak laki-laki kemungkinan disebabkan anak laki-laki lebih sering bermain di luar rumah
dan terpapar dengan berbagai macam bakteri patogen dan biasanya kurang memperhatikan
kebersihan diri.

4.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, agar dapat menambah
wawasandan juga pengetahuan tentang genetika dan metabolisme bakteri. Penulis
mohon kritikan maupun saran agar makalah ini bisa menjadi yang lebih baik lagi di lain
kesempatan.

DAFTAR PUSTAKA

 Jawetz , dkk., 1992, MIkrobiologi untuk Profesi Kesehatan Edisi 16, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
 Jawet, Melnic dan Adelberg, 2008. Mikrobiologi Kedokteran, Salemba Medika,
Jakarta
 Waluyo L., 1997, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, Laboratorium Biologi,
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
 https://doktersehat.com/gejala-dan-penanganan-infeksi-bakteri-gram-negatif/

13
 http://fransiscaprobo.blogspot.com/2017/05/20-spesies-bakteri-coccus.html

14

Anda mungkin juga menyukai