Anda di halaman 1dari 5

cocidia

Morfologi dan Siklus Hidup


Coccidia digolongkan berdasarkan bentuk ookista, jumlah sporoblas dalam kista dan
jumlah sporozoit di dalam sporoblas berbeda-beda.
Ookista mempunyai dinding di dalam sitoplasmanya dan terdapat satu inti. Inti
ookista ini akan membelah dan membentuk sporoblas. Selanjutnya sporoblas membentuk
dinding dan menjadi sporokista, di dalam sporokista ini dibentuk sporozoit.
Coccidia ini hidup di dalam epitel usus kecil. Di dalam sel ini menghasilkan ookista
yang disebut sporogoni, ookista yang berisi sporokista ditemukan di dalam tinja.
Pada genus isospora, ookista matang berisi dua sporokista yang masing-masing
mengandung empat sporozoit. Pada genus Eimeria,ookista matang berisi empat sporokista
yang masing-masing mengandung dua sporozoit.
Siklus hidup:

Tahap infeksi dari protozoa ini adalah ookista dengan ukuran 5-7m, yang tahan
terhadap kondisi lingkungan. Infeksi terjadi karena ookista masuk dan teringesti ke induk
semang yang cocok. Ookista melakukan eksitasi dan mengeluarkan sporozoit infektif yang
akan menjadi parasit pada sel epitel terutama dalam saluran pencernaan inang.
Ookista yang telah mengalami sporulasi, terdiri dari 4 sporozoit, dikeluarkan melalui
feses organisme yang terinfeksi dan mungkin mengalami rute yang lain seperti melalui
sekresi saluran pernafasan (1). Transmisi umumnya terjadi melalui kontak dengan air yang
telah terkontaminasi.

Setelah tertelan (dan mungkin terhirup) oleh hospes (3) eksistasi terjadi (a). Empat
sporozoit dikeluarkan dari tiap ookista,menembus epithelial (b,c) usus dan jaringan lain
seperti saluran pernafasan. Sporozoid akan berkembang menjadi tropozoit. Kemudian
mengalami multiplikasi aseksual (skizogoni atau merogoni) (d,e) yang menghasilkan meront
tipe I.

Merozoit yang dihasilkan meront tipe I dapat mereinfaksi sel dan mengulang kembali
siklus asekseual atau menginfeksi sel dan berkembang menjadi meront tipe II (f). Tiap meron
tipe II akan membesaskan 4 merozoit. Diyakini hanya merozoit tipe II inilah yang mengalami
multiplikasi seksual (gametogoni) menghasilkan mikrogametosit(g) dan makrogametosit(h).
Mikrogamet keluar dari mikrogametosit akan membuahi makrogamet yang keluar dari
makrogametosit dan menghasilkan zigot (i). Sekitar 80% zigot akan berkembang menjadi
ookista berdinding tebal (j) dan 20% zigot berkembang menjadi ookista berdinding tipis (k).

Ookista akan bersporulasi (berkembang menjadi sporozoit yang infektif). Keluarnya


sporozoit dari ookista yang berdinding tipis akan menyebabkan autoinfeksi. Sementara
ookista berdinding tebal akan keluar melalui feses dan apabila tertelan akan segera
menginfeksi.

Isospora:

Morfologi

1. Berbentuk oval
2. Ookista Isospora. Belli berukuran 25-33 mikron
3. Dinding lapis dua, rata & tidak berwarna, sitoplasma bergranula & mempunyai satu inti.
4. Ookista menjadi matang dalam wkt 1-5 hr. Sporokista menghasilkan 4 sporozoit yang
bentuknya memanjang & mempunyai satu inti
5. Infeksi terjadi bila tertelan ookista / sporokista matang

Habitat
Hospes dari parasit ini adalah manusia dan binatang lainnya. Di dalam tubuh manusia
habitat dari parasit ini adalah di Vili Usus Halus manusia.

F. Siklus Hidup
1. Ookista yang belum matang keluar bersama tinja orang yang terinfeksi, yang mengandung
sporoblas
2. Kemudian dalam pematangan lebih lanjut setelah ekskresi, sporoblast membagi dalam dua (
ookista sekarang berisi dua sporoblasts ).
3. Sporoblasts mensekresikan dinding kista , sehingga menjadi sporocysts ; dan sporocysts
membagi dua kali untuk menghasilkan empat sporozoit. Yang mana fase ini, ookista atau
sporokista sudah matang.
4. Infeksi terjadi jika Ookista atau sporokista yang sudah matang tertelan.
5. Kemudian sporokista masuk ke dalam usus, khususnya di bagian Vili Usus manusia dan
setelah itu sporokista melepaskan spozoit.

Anda mungkin juga menyukai