Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.    LATAR BELAKANG

Darah merupakan alat transportasi dalam tubuh manusia yang berfungsi mengangkut zat-zat makanan,
gas pernapasan, hormon, dan sisa metabolisme yang ada dalam tubuh dari satu organ ke organ yang
lain, atau dari satu bagian ke bagian tubuh yang lain. Volume darah secara keseluruhan sekitar seper
dua belas dari berat badan atau sekitar 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen
sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini di nyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang di
padatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai
batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan jaringan (Evelyn, 2000).

Darah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian cair yang disebut plasma (terdiri dari albumin, hormon,
antibodi, bahan pembekuan darah, berbagai jenis garam dan protein), dan sel-sel darah (terdiri dari
trombosit, eritrosit, dan trombosit).

Trombosit adalah fragmen yang kecil berbentuk butir-butir yang bila menempel satu sama lain langsung
melekat dan membeku. Trombosit dikelilingi oleh membran plasma yang tebal dari glikokaliks dan
inuaginasi yang dalam dan membentuk kanalikuli. Sitoplasma tepi trombosit kaya mikrofilamen dan
mikrotubul. Trombosit mengandung granula tengah yang padat dengan seriotonin  di dalamnya dan
granula alpa yang mengandung faktor bekuan dan berbagai enzim lisosum.

Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam keadaan tidak mudah
melekat (adhesi) terhadap endotel pembuluh darah atau menempel (agregasi) antar sel-sel trombosit
maupun terhadap sel-sel darah yang lainnya. Peranan sel trombosit pada proses trombogenesis untuk
membentuk sumbat trombosit diawali dengan reaksi adhesi trombosit, kemudian diikuti dengan
perubahan bentuk dan pelepasan isi granula sebagai reaksi sekresi sel trombosit, selanjutnya terjadi
agregasi trombosit untuk membentuk gumpalan dan akhirnya aktivasi sistem koagulasi oleh membran
trombosit.
1.2.    RUMUSAN MASALAH

a.       Apa yang dimaksud dengan trombopoiesis dan trombosit?

b.      Apa fungsi dari trombosit?

c.       Dimana tempat pematangan atau mekanisme dari thrombopoiesis?

d.      Berapa lama masa hidup dan sirkulasi dari thrombopoiesis?

e.       Bagaimana mekanisme pembekuan darah?

1.3.    TUJUAN

a.       Untuk mengetahui pengertian trombosit.

b.      Untuk mengetahui fungsi dari trombosit.

c.       Untuk mengetahui tempat pematangan atau mekanisme dari thrombopoiesis.

d.      Untuk mengetahui masa hidup dan sirkulasi dari thrombopoiesis.

e.       Untuk mengetahui mekanisme pembekuan darah.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1.    PENGERTIAN UMUM

Trombopoiesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan trombosit. Trombosit berasal dari
fragmentasi membran pseudopodial megakariosit dewasa yang kemudian disebut sebagai protrombosit.
Diperkirakan bahwa satu sel megakariosit mampu membentuk 1000-3000 trombosit
(steinberg et al.,1998) sebelum residu inti dieliminasi oleh makrofag melalui fagositosis. Proses ini
melibatkan reorganisasi membran megakariosit membran megakariosit dan komponen sitoskeleton
termasuk aktin dan tubulin ( Italiano et al.,1999). Selama tahap akhir maturasi protrombosit, organel sel
yang terdapat disitoplasma dan granula berpindah menuju ujung distal protrombosit (Richardson et al.,
2005)

Trombosit adalah keping-keping darah yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan eritrosit dan
leukosit. Trombosit tidak berinti, bentuknya kecil (2 μm–5 μm), tidak teratur, dan berasal dari bagian
megakariosit dalam sumsum tulang. Jumlah trombosit dalam 1 milimeter kubik darah kurang lebih 200
ribu sampai 400 ribu sel trombosit. Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah jika
tubuh mengalami luka.  Trombosit adalah struktur yang sangat aktif. Masa hidupnya dalam darah adalah
8 hari atau 10 hari. Trombosit mudah pecah jika keluar dari pembuluh darah dan jika terkena benda
keras. Trombosit sebenarnya merupakan fragmen dari sel-sel pada sumsum tulang, yang disebut
megakariosit. Dirangsang oleh hormon thrombopoietin, sehingga trombosit pecah pada megakariosit
dan memasuki aliran darah, di mana trombosit beredar sekitar 10 hari sebelum berakhir masa pendek
trombosit di limpa.

Kebanyakan trombosit dikenal dengan kemampuan darah untuk menggumpal ketika seseorang
mendapat luka atau memar. Secara khusus, trombosit memberikan hormon yang diperlukan dan protein
untuk koagulasi. Kolagen dilepaskan ketika lapisan pembuluh darah rusak. Trombosit mengenali kolagen
dan mulai bekerja pada koagulasi darah dengan membentuk semacam penyumbat, sehingga kerusakan
lebih lanjut untuk pembuluh darah dapat dicegah.

2.2.   STRUKTUR TROMBOSIT

Struktur Trombosit Glikoprotein permukaan sangat penting dalam reaksi adhesi dan agregasi trombosit.
Adhesi pada kolagen difasilitasi oleh glikoprotein Ia (GP Ia). Glikoprotein Ib dan IIb/IIIa penting dalam
perlekatan trombosit pada von Willebrand factor (VWF) dan subendotel vascular. Reseptor IIb/IIIa juga
merupakan reseptor untuk fibrinogen yang penting dalam agregasi trombosit.

Membran plasma berinvaginasi ke bagian dalam trombosit untuk membentuk suatu sistem membrane
(kanalikular) terbuka yang menyediakan permukaan reaktif yang luas tempat protein koagulasi plasma
diabsorbsi secara selektif. Fosfolipid membran (faktor trombosit 3) sangat penting dalam konversi faktor
X menjadi Xa dan protrombin (faktor II) menjadi thrombin (faktor IIa). Di bagian dalam trombosit
terdapat kalsium, nukleotida (terutama ADP,ATP dan serotonin) yang terkandung dalam granula padat.
Granula alfa mengandung antagonis heparin, faktor pertumbuhan (PDGF), β-tromboglobulin, fibrinogen,
vWF. Organel spesifik lain meliputi lisosom yang mengandung enzim hifrolitik, dan peroksisom yang
mengandung katalase. Selama reaksi pelepasan, isi granula dikeluarkan ke dalam sistem kanalikular.

2.3.   FUNGSI TROMBOSIT

Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respon hemostasis normal
terhadap cedera vascular. Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh
darah kecil. Agar dapat terjadi hemostasis primer yang normal dan agar trombosit memenuhi tugasnya
membentuk sumbat trombosit inisial, maka harus terdapat trombosit dalam jumlah memadai di dalam
sirkulasi, dan trombosit tesebut harus berfungsi normal. Fungsi hemostasis normal memerlukan peran
serta trombosit yang berlangsung secara teratur yang terpenting dalam pembentukan sumbat
hemostatik primer. Hal ini melibatkan adhesi trombosit, agregasi trombosit dan akhirnya reaksi
pembebasan trombosit disertai rekrutmen trombosit lain.

1.   Adhesi Trombosit

Setelah cedera pembuluh darah, trombosit melekat pada jaringan ikat subendotel yang terbuka.
Trombosit menjadi aktif apabila terpajan ke kolagen subendotel dan bagian jaringan yang cedera. Adhesi
trombosit melibatkan suatu interaksi antara glikoprotein membrane trombosit dan jaringan yang
terpajan atau cedera. Adhesi trombosit bergantung pada faktor protein plasma yang disebut faktor von
Willebrand, yang memiliki hubungan yang integral dan kompleks dengan faktor koagulasi antihemofilia
VIII plasma dan reseptor trombosit yang disebut glikoprotein Ib membrane trombosit.

Adhesi trombosit berhubungan dengan peningkatan daya lekat trombosit sehingga trombosit berlekatan
satu sama lain serta dengan endotel atau jaringan yang cedera. Dengan demikian, terbentuk sumbat
hemostatik primer atau inisial. Pengaktifan permukaan trombosit dan rekrutmen trombosit lain
menghasilkan suatu massa trombosit lengket dan dipermudah oleh proses agregasi trombosit.

2.   Agregasi
Agregasi adalah kemampuan trombosit melekat satu sama lain untuk membentuk suatu sumbat.
Agregasi awal terjadi akibat kontak permukaan dan pembebasan ADP dari trombosit lain yang melekat
ke permukaan endotel. Hal ini disebut gelombang agregasi primer. Kemudian, seiring dengan makin
banyaknya trombosit yang terlibat, maka lebih banyak ADP yang dibebaskan sehingga terjadi gelombang
agregasi sekunder disertai rekrutmen lebih banyak trombosit. Agregasi berkaitan dengan perubahan
bentuk trombosit dari discoid menjadi bulat. Gelombang agregasi sekunder merupakan suatu fenomena
ireversibel, sedangkan perubahan bentuk awal dan agregasi primer masih reversible.

In vitro, agregasi dapat dipicu dengan reagen ADP, thrombin, epinefrin, serotonin, kolagen atau
antibiotik ristosetin. Agregasi in vitro juga terjadi dalam dua fase, yaitu:

1.      Agregasi primer atau reversible

2.      Agregasi sekunder atau ireversibel.

Pengikatan ADP yang dibebaskan dari trombosit aktif ke membrane trombosit akan mengaktifkan enzim
fosfolipase, yang menghidrolisis fosfolipid di membrane trombosit untuk menghasilkan asam
arakidonat. Asam arakidonat adalah precursor mediator kimiawi yang sangat kuat baik pada agregasi
maupun inhibisi agregasi yang terlibat dalam jalur prostaglandin. Melalui proses ini, asam arakidonat
diubah di sitoplasma trombosit oleh enzim siklooksigenase menjadi endoperoksida siklik, PGG2 dan
PGH2. Stimulator kuat untuk agregasi trombosit, senyawa tromboksan A2, dihasilkan oleh kerja enzim
tromboksan sintetase pada berbagai endoperoksidase siklik ini. Tromboksan A2 adalah senyawa yang
sangat aktif, tetapi tidak stabil yang mengalami penguraian menjadi tromboksan B2 yang stabil dan
inaktif. Tromboksan A2 juga merupakan vasokonstriktor kuat yang akan mencegah pengeluaran darah
lebih lanjut dari pembuluh yang rusak.

3.   Reaksi Pembebasan

Pemajanan kolagen atau kerja thrombin menyebabkan sekresi isi granul trombosit yang meliputi ADP,
serotonin, fibrinogen, enzim lisosom, β-tromboglobulin dan factor trombosit 4. Kolagen dan thrombin
mengaktifkan sintesis prostaglandin trombosit. Terjadi pelepasan diasilgliserol (yang mengaktifkan
fosforilasi protein melalui protein kinase C) dan inositol trifosfat (menyebabkan pelepasan ion kalsium
intrasel) menyebabkan terbentuknya tromboksan.
Agregasi primer melibatkan perubahan bentuk trombosit dan disebabkan oleh kontraksi mikrotubulus.
Gelombang agregasi trombosit sekunder melibatkan terutama pelepasan mediator-mediator kimiawi
yang terdapat di dalam granula padat. Pelepasan ini melengkapi fungsi utama ketiga trombosit, yaitu
reaksi pembebasan. Reaksi pembebasan diperkuat oleh peningkatan kalsium intrasel, yang semakin
mengaktifkan dan meningkatkan pembebasan tromboksan A2. Tromboksan A2 memperkuat agregasi
trombosit serta mempunyai aktivitas vasokonstriksi yang kuat. Reaksi pelepasan dihambat oleh zat-zat
yang meningkatkan kadar cAMP trombosit, salah satunya adalah prostasiklin (PGI2) yang disintesis oleh
sel endotel vascular. Prostasiklin merupakan inhibitor agregasi trombosit yang kuat dan mencegah
deposisi trombosit pada endotel vascular normal.

4.   Aktivitas Prokoagulan

Trombosit Setelah agregasi trombosit dan reaksi pelepasan, fosfolipid membrane yang terpajan (factor
trombosit 3) tersedia untuk 2 jenis reaksi dalam kaskade koagulasi. Kedua reaksi yang diperantarai
fosfolipid ini bergantung pada ion kalsium. Reaksi pertama (tenase) melibatkan faktor IXa, VIIIa dan X
dalam pembentukan faktor Xa. Reaksi kedua (protrombinase) menghasilkan pembentukan thrombin
dari interaksi factor Xa, Va dan protrombin. Permukaan fosfolipid membentuk cetakan yang ideal untuk
konsentrasi dan orientasi protein-protein tersebut yang penting.

5.   Agregasi Trombosit Irreversibel

Konsentrasi ADP yang tinggi, enzim yang dilepaskan selama reaksi pelepasan dan protein kontraktil
trombosit menyebabkan fusi yang irreversible pada trombosit yang beragregasi [ada lokasi cedera
vascular. Trombin juga mendorong terjadinya fusi trombosit, dan pembentukan fibrin memperkuat
stabilitas sumbat trombosit yang terbentuk.
2.4.   TEMPAT PEMATANGAN

Trombosit berasal dari megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Megakariosit berasal dari sel
induk pluripotensial. Pengaturan produksi Trombosit dilakukan oleh suatu faktor trombopoetik, yaitu
sejenis hormon yang analog dengan eritropoetin yang disebut trombopoetin. Trombopoetin telah dapat
ditentukan ciri-cirinya dan ternyata bahwa zat ini pada elektroforesis bergerak bersama fraksi albumin
dan betaglobulin plasma.

Asal mula trombosit telah diidentifikasi yaitu dari Burst Forming Unit-Megakaryocyte (BFU-M)


dan Coloni Forming Unit-Megakaryocyte (CFU-M). BFU-M adalah sel progenitor yag paling primitive
menurunkan megakariosit. Pada trombopoesis, terjadi proses poliploidisasi berulang kali yang
menimbulkan berbagai tipe sel 2N-32N (64N) melalui endoreduplikasi DNA, yang setara dengan
berbagai tahapan fungsi.

1.      Megakarioblas

Badan sel biasanya lebih besar dari pada badan sel proeiritroblas perbandingan antara inti dan
sitoplasma berubah karena inti menjadi lebih besar. Kepadatan kromatin inti berbeda-beda. Nukleolus
sebagian besar tertutup, tetapi terdapat dalam jumlah besar Pada penyatuan inti yang mencolok,
terdapat sel yang berinti dua hingga empat. Sitoplasma tampak nasofilik kuat, terbebas dari granulasasi,
dan dibagian tepi kadang-kadang terlihat sedikit menjuntai. Sering terdapat trombosit yang melekat.

2.      Promegakariosit

Promegakarisit adalah megakariosit yang setengah matang. Produk poliploidasi megakarioblas yang
berdemensi besar. Inti sel sangat besar dan sedikit berlobus selain bentuk dengan kecenderungan
segmentasi (berlobus) yang dapat dikenali dengan jelas. Kromatin inti sebagian besar teranyam rapat,
nukleoulus yang ada kebanyakan terselubungi. Sitoplasma tampak basofilik dengan beberapa area
azurofilik, yang menunjukan permulaan aktivitas trombopoesis. Luas sitoplasma bertambah secara nyata
dan di tepi sel terdapat trombosit yang melekat.
3.      Megakariosit

Megakariosit merupakan sel terbesar yang dijumpai pada hematopoiesis di sumsum tulang dalam
kondisi normal. Megakariosit memiliki diameter antara 35 – 150 mikron, inti dengan berlobus tidak
teratur, kromatin kasar, anak inti tidak terlihat dan bersitoplasma banyak. Sitoplasma penuh terisi
mitokondria yang mengandung sebuah Retikulum Endoplasma Kasar (RE Rough) yang berkembang baik
dan sebuah Kompleks Golgi luas. Dalam sitoplasma terdapat banyak granula berwarna biru kemerah-
merahan. Dengan matangnya Megakariosit terjadi banyak invaginasi dari membran plasma yang
membelah-belah seluruh sitoplasma, membentuk membran dermakasi yang memberi sekat pada tiap
tempat. Sistem ini membatasi daerah sitoplasma megakariosit dan beberapa bagian dari sitoplasma
yang bergranula itu kemudian melepaskan diri dan membentuk trombosit. Dari satu megakariosit dapat
menghasilkan 1000-5000 sel trombosit.

Sebagian kecil megakariosit (dibawah 10%) menunjukan inti tungal atau ganda yang berbentuk bulat-
oval dan kecil ( yang lebih dikenal sebagai mikro megakariosit) pada pengecilan diameter sel. Elemen-
elemen ini juga memiliki aktivitas trombopoetik. Suatu fenomena yang dikenal sebagai empiropolesis,
yaitu pengembaraan granulosit matang melalui sitoplasma megakariosit tanpa menganggu integrasi sel,
yang tidak mengindikasikan suatu proses fagositosis.

4.      Trombosit

Proses selanjutnya setelah sitoplasma yang bergranula melepaskan diri maka akan membentuk
trombosit. Setelah megakariosit melepaskan banyak trombosit dan sitoplasma yang berisi thrombosit
habis maka yang tertinggal hanya inti saja dan oleh sistem RES dalam hal ini makrofag akan
memfagositosis inti tersebut untuk dihancurkan dan dicernakan.

2.5.   MASA HIDUP DAN SIRKULASI

  Trombosit dalam sirkulasi adalah kepingan-kepingan yang berasal dari fragmentasi sitoplasma
megariosit di sumsum tulang. Sepertiga dari trombosit yang terbentuk dan dilepaskan ke peredaran
darah tepi akan berada di limpa dan 2/3 lainnya mengikuti sirkulasi darah. Kelangsungan hidup
trombosit berkisar 9 – 10 hari. Trombosit yang baru dibentuk berukuran lebih besar dan memiliki
kemampuan hemostatis  lebih baik dari trombosit tua dalam sirkulasi. Trombosit yang tidak lagi
berfungsi atau yang telah rusak akan dihancurkan di limpa.

2.6.   MEKANISME PEMBEKUAN DARAH

Trombosit berfungsi mencegah tubuh kehilangan darah akibat perdarahan di dinding pembuluh darah.
Skema mekanisme pembekuan darah dapat digambarkan yaitu sebagai berikut :

Pada saat terjadi luka yang mengakibatkan pembuluh darah sobek, akan mengalami perdarahan
Sehingga pembuluh darah menyempit untuk memperlambat aliran darah kedaerah luka. Selanjutnya
trombosit akan pecah pada saat menyentuh permukaan luka yang kasar dan akan mengeluarkan enzim
trombokinase. Enzim trombokinase menyebabkan perubahan protrombin menjadi thrombin dan
perubahan tersebut dipercepat oleh ion kalsium dan vitamin K. selanjutnya thrombin mengubah
fibrinogen menjadi benang-benang fibrin sehingga perdarahan pada luka akan terhenti.
BAB III

KESIMPULAN

Trombopoiesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan trombosit. Trombosit adalah


keping-keping darah yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan eritrosit dan leukosit. Trombosit
tidak berinti, bentuknya kecil (2 μm–5 μm), tidak teratur, dan berasal dari bagian megakariosit dalam
sumsum tulang. Trombosit berfungsi mencegah tubuh kehilangan darah akibat perdarahan di dinding
pembuluh darah.
DAFTAR PUSTAKA

http://zulfiprint19.blogspot.co.id/2017/01/bunga-wisuda-selempang-wisuda-boneka.html 

Anda mungkin juga menyukai