Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-Nya kita berada dalam keadaan sehat dan saya mendapat kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca
tentang Mikrofilaria, agar nantinya dapat memanfaatkan wawasan yang telah dimiliki dan
dapat mengetahui apa itu Mikrofilaria.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Saya akan sangat berterima
kasih dan menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua, khususnya para pembaca. Atas
perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Cara Pembuatan Sediaan Darah Mikrofolaria
B. Klasifikasi Cacing filaria
C. Cacing Brugia Malayi Dan Cacing Brugia Timori
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit nematoda yang tersebar di
Indonesia. Penyakit ini jarang terjadi pada anak karena manifestasi klinisnya timbul
bertahun-tahun kemudian setelah infeksi. Gejala pembengkakan kaki muncul karena
sumbatan mikrofilaria pada pembuluh limfe yang biasanya terjadi pada usia di atas 30
tahun setelah terpapar parasit selama bertahun-tahun. Program eliminasi dilaksanakan
melalui pengobatan massal dengan Diethylcarbamazine Citrate (DEC) dan Albendazol
setahun sekali selama 5 tahun.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Pembuatan Sediaan Darah Mikrofolaria ?
2. Bagaiman Klasifikasi Cacing filaria ?
3. Bagaimana Cacing Brugia Malayi Dan Cacing Brugia Timori ?
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan praktikum:
Prinsip Pemeriksaan:
1. Alat
a. Obyek glass
b. Cover glass
c. Mikroskop
2. Bahan
a. Sediaan darah tebal
b. Methylen Alkohol
c. Larutan Giemsa
d. Aquadest
e. Oil mersi
f. Air
Prosedur Kerja:
Pembahasan :
B. Klasifikasi Cacing filaria (Wuchereria bancrofti)
Wuchereria bancrofti atau disebut juga Cacing Filaria adalah kelas dari anggota
hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Nemathelminthes.
Bentuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang maka disebut filarial. Cacing
filaria penyebab penyakit kaki gajah berasal dari genus wuchereria dan brugia. Di
Indonesia cacing yang dikenal sebagai penyebab penyakit tersebut adalah
wuchereria bancrofti, brugia malayi, dan brugia timori.
Klasifikasi ilmiah:
Kingdom : Animalia
Classis : Secernentea
Ordo : Spirurida
Upordo : Spirurina
Family : Onchocercidae
Genus : Wuchereria
Species : Wuchereria bancrofti
Morfologi
Cacing jantan, diliputi kutikula halus, pada bagian kaudal terdapat papilla adanal
(3-4) buah dengan ukuran berbeda, di belakang anus terdapat sepasang papilla, (3-4)
pasang papilla adanal lateral serta papilla preanal yang tidak berpasangan. Pada ujung ekor
terdapat (4-6) papilla yang kecil. Diantara papilla ini dengan papilla adanal didapat (0-2)
papilla. Terdapat dua spikula yang panjangnya tidak sama dengan gubernakulum yang
kurang berbentuk bulan sabit dari pada W.bancroft. ukurannya (13,5-23,5)mm x (70-80)μ.
Siklus hidup
Epidemiologi
Banyak terdapat di Asia.
Nyamuk anopheles barbirostris yang banyak terdapat di sawah, oleh karena itu
mreka filariasis banyak ditemukan di luar kota.
BRUGIA TIMORI
Morfologi
Pada kedua jenis kelamin, ujung anteriornya melebar pada kepalanya yang
membulat. Ekornya berbentuk seperti pita dan agak bundar. Pada tiap sisi terdapat 4 papil
sirkum oral yang teratur pada bagian luar dan bagian dalam membentuk lingkaran,
esophagus panjangnya lebih kurang 1 mm dengan ujung yang kurang jelas diantara otot
dan kelenjar.
Cacing jantan, ekornya melengkung dengan 4 sampai 5 papila adanal terdiri atas
subventral, sebuah preanal yang besar serta satu pasang posanal yang lebih kecil. Terdapat
pula satu pasang papilla intermediate subventral serta satu pasang papilla kaudal terminal.
Pada daerah anus terdapat papilla lateral. Spikula tidak sama panjang seperti pada B.
malayi, panjangnya yang sebelah kiri 400 mm dan sebelah kanan 142 mm berbentuk
seperti bulan sabit, gubernakulum 30 x 4 mm.
Cacing betina, vulva sebelah anterior dari dasar esophagus. Ovejektor menyerupai
buah pir dengan ukuran 160 x 58 mm. vagina terletak disamping ovejektor berbentuk
celah. Ekor panjangnya lebih dari 196 mm ditumbuhi beberapa kutikulum bosses.
Siklus hidup
Epidemiologi
Pertama kali ditemukan di pulau timor
A. Kesimpulan
Ciri-ciri cacing Filaria:
http://mhswkeslingternate1.blogspot.com/2014/04/brugia-malayi-dan-brugia-timori.html?
m=1