TRYPANOSOMA SP
2) Morfologi
Salah satu ciri cirinya sebagai berikut :
Merupakan parasit didalam sistem dan jaringan sirkulasi
Terdapat pada semua vertebrata.
Parasit pada ternak dan Manusiia
Hidupnya didaerah tropis
Dapat menyebabkan penyakit tidur
Menyebabkan penyakit sura pada ternak
Menyebabkan penyakit Chagas pada manusia
Tidak pathogen pada burung, reptiliaa, amphibian ataupun pisces
Ditularkan melalui tinja maupun vektor
Memiliki bentuk seperti daun atau kadang- kadang berbentuk bulat
berisi satu inti
3) Siklus hidup
Ciri cirinya :
Sering berganti ganti hospes vertebrata dan invertebrate
Penularan melalui Vertebrata dapat secara langsung dan tidak langsung
Penularan tidak langsung akan mengalami pertumbuhana siklik didalam
tubuh serangga penghisap darah sebelum menjadi infektif.
Pertumbuhan siklik ada dua tahap yaitu :
Anterior station yaitu Pada species Trypanosona gambiense
dan Trypanosoma rhodesiense yangtertelan lalat Glossina
(lalat tse – tse) mula–mula Trypanosoma tumbuh di dalam
alat pencernaan dan menjadi infektif setelah sampai di dalam
kelenjar liur lalat tersebut.Bila Glossina itu mengambil
makanan / darah bentuk parasit infektif dimasukkan bersama
dengan air liur.Pertumbuhan di dalam usus tengah dan usus
akhir, menghasilkan sejumlah bentuk – betuk lebar yang
berubah menjadi bentukpanjang dan langsing didalam
proventikulus, lalu pindah melalui oesofagus,hifofaring,dan
saluran kelenjar liur.Disini parasit berubah menjadi bentuk
Kristidia
Pada Trypanosoma cruzi bentuk Trypanosoma yang tertelan
dan terdapatdi dalam usus tengah (midgud) dalam tubuh
vector Triatoma (Famili Reduvidae)mula –mula berubah
menjadi pendek, gemuk, lalu menjadi bentuk
Trypanosomametasiklik yang infektif didalam usus
akhir dan rectum.Bila Tryatomamengambil
makanan/darah, bentuk infektif dikeluarkan bersama
denganfeces/tinja, terjadilah penularan secara posterior
station (melalui feces)
4) Diagnosa
Beberapa cara diagnosanya :
Pada penderita yang sedang mengalami demam hebat dapat dilakukan
pemeriksaan darah,dibuat preparat,maka akan didapatkan Trypanosome.
Pemeriksaan darah tetes/hapus dengan pewarnaan giemsa atau wright.
Pemeriksaan ulkus dari bagian tubuh yang membengkak
Pemeriksaan Cerebo Spinal(CSF Fluid dengan sidimenter dulu)
Inokulasi pada binatang percobaan atau disuntikan ke darah
5) Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan terhadap tripanosomiasis
meliputi tindakan pengelolaan terhadap hewan ternak (hospes definitive, dan
pengelolaan agen penyakit seperti lalat yang merupakan hospes intermediet,
menghindakan kontaminasi mekanis yang tidak disengaja, pengelolaan
penggunaan tanah, dan pengendalian biologis. Pengecekan darah secara
berkala dan pemberian obat secara berkala juga dapat membantu
pencegahan penularan penyakit ini. Melenyapkan tempat perindukan secara
besar-besaran karena lalat berkembang biak di bawah semak-semak
sepanjang sungai atau di lokasi-lokasi lain yang bersemak. Pelepasan jantan-
jantan steril untuk mengendalikan dan penyemprotan tanah dengan DDT
Tryponosoma Gambianse
a) Klasifikasi
Kingdom : Protista
Phylum : Sarcomastigophora
Class : Zoomastigophora
Ordo : Kinetplastida
Family : Trypanosomatidae
genus : Trypanosoma
Species : T.gambiense
b) Morfologi
Adalah sebagai berikut :
Morfologi T.gambiense dapat dilihat bentuknya memanjang dan
seluruh tubuhnya diliputi oleh gelombang membrane.
T.gambiense didalam darah adalah polimorfik, dari bentuk
Trypanosoma yang khas panjang dan langsing, hingga bentuk
pendek tumpul tanpa flagella bebas, juga terdapat bentuk
degeneraso yang ganjil.
Didalam cairan otak parasit ini dapat ditemukan dalam berbagai
ukuran, bentuk termasuk yang multiple dan yang bulat
menyerupai buah jambu.
Mempunyai panjang antara 15 - 30 mikron dan lebamya atara 1,5
- 3,5 mikron.
c) Siklus Hidup
d) Epidemiologi
Biasanya memiliki habitat atau distirbusi Dinegara Tropis dan negara
Afrika barat dan juga berada dalam daerah pedalaman selain itu penyakit
ini sering dialami oleh pria,T. Gambianse insidenya sering terjadi
dikisaran 3-43% orang terjangkit penyakit ini dan rata rata pengidap
penyakit ini berada disekitaran usia 20-40 tahun.
e) Manifestasi Klinis
Yaitu sebagai berikut :
Inkubasi atau masa tunas 2 – 3 minggu, pada periode ini tidak
didapatkan gejala – gejala klinis.
Pada fase ini atau permulaan timbul gejala – gejala berupa :
Remitten fever, Sakit kepala,Malise, Winter bottom’s sign, yaitu
pembesaran kelenjar – kelenjar post ervical yang biasanya
disertai rasa nyeri yang hebat dan penderita sulit untuk
menggerakkan kepala.
Pada fase lanjut Parasit – parasit masuk ke otak dan
menimbulkan gejala yang disebut karandel’s sign yang berupa
delayed sensation of pain ( penundaan perasaan susah di
usahakan ) dan hipersenthesia deep sense (
perasaan sulit sangat dalam ).
Pada fase akhir Penderita tidur untuk tidak dapat dibangunkan
lagi.
f) Diagnosis
Pada daerah endemis apabila didapatkan gejala – gejala yang
khas seperti tersebut di atas maka diagnosenya suspect
Trypanosoma trypanosomiasis
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan dengan Rasio
albumin / globulin yang terbaik,LED yang meningkat,Perubahan
cairan CSF ( Cerebro Spinal Fluid )
Untuk diagnose pasti harus ditemukan adanya parasit adalah Dari
serum penderita,Dari cairan limfe,Dari CSF,Dari bone marrow
( sumsum tulang ) Yang kemudian dapat diperiksa secara
langsung atau tidak langsung ataupun secara inokulasi pada
hewan – hewan tertentu
g) Pencegahan
Adalah dengan cara :
Mengenakan pakaian berlengan panjang dan tidak mencolok dan
tidak tipis agar bisa menghindari lalat tsetse yang menginggit
atau menghinggapi
Hindari semak semak dia akan menginggit jika tempatnya
terganggu
Gunakan lotion anti serangga
Trypanosoma Rhodisiense
a) Klasfikasi
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : diptera
Famili : glossinidae
Genus : wiedemann,
Spesies : Trypanosoma rhodesiense
b) Morfologi
penderita Trypanosomiasis rhodesiense (juga pada hewan vertebrata
yang terinfeksi) umumnya ditemukan bentuk Trypomastigot.
Trypomastigot ini memiliki bentuk mirip bulan sabit dengan ukuran
panjang 15-35 mikron dan lebar 1,5 – 3,5 mikron. Didalamnya terdapat
organella antara lain :
Inti besar berbentuk lonjong, terletak di tengah dan berfungsi
untuk menyediakan makanan. Disebut juga Troponukleus.
Kinetoplas, berbentuk bulat atau batang. Ukuran lebih kecil dari
inti dan terletak di depan atau di belakang inti. Kinetoplas terdiri
dari 2 bagian yaitu benda parabasal dan blefaroplas.
Flagela merupakan cambuk halus yang keluar dari blefaroplas
dan berfungsi untuk bergerak.
Undulating membrane (membran bergelombang), adalah selaput
yang terjadi karena flagela melingkari badan parasit, sehingga
terbentuk kurva-kurva. Terdapat 3-4 gelombang membran.
Pada stadium akhir, di dalam darah penderita, Trypomastigot memiliki
beberapa bentuk yang
berbeda, yaitu :
Bentuk panjang dan langsing, memiliki flagela
Bentuk pendek dan lebih gemuk, sebagian tidak berflagela
Bentuk intermediet dengan inti terkadang ditemukan di posterior.
bentuknya yang bervariasi, trypomastigot ini disebut
Pleomorphic trypanosoma.
c) Siklus Hidup
Masa hidup larva di dunia relatif singkat karena hanya dalam waktu
beberapa jam usai keluar dari tubuh induknya, larva lalat tsetse segera
mencari tempat yang terlindung untuk berubah menjadi pupa. Masa pupa
atau Kepompong berlangsung selama beberapa hari dan sesudah itu lalat
tsetse dewasa akan keluar. Di fase dewasa ini, lalat tsetse hanya hidup
dari mengisap darah mamalia dan bisa hidup hingga usia 4 bulan.
d) Epidemiologi
ditemukan di daerah pusat dari timur dan tenggara Afrika. Insiden
dari infeksi Trypanosoma rhodesiense lebih sedikit dibanding
Trypanosoma gambiense dan fokus distribusinya lebih sempit karena
lalat tse tse, vektor dari T.rhodesiense adalah umumnya pengisap
darah binatang buruan dan dapat menularkan penyakit ini dari
manusia ke manusia atau dari hewan ke manusia.
dan juga distribunya juga ada dieropa timur.
e) Manisfestasi Klinis
Adalah sebagai berikut :
Periode inkubasi antara 2 – 3 minggu
Penyakit ini ganas dan akut, dalam satu bulan
penderita akan mati Adanya chancre pada tempat gigitan, demam
parokismal nyeri kepala serta timbulnya udemasystemic
( sistemik )
Fase lanjut
- Kelainan neurogi setempat
- Mental retardation
- Sleeping
- Meningo enchepalitis
f) Diagnosis
Adalah dengan cara berikut:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menegakkan diagnosa adalah:
Mengetahui riwayat tempat tinggal dan riwayat bepergian ke daerah
endemik.
Menemukan parasit pada pemeriksaan :
• Darah tepi dengan pewarnaan.
• Biopsi aspirasi pada „primary chancre‟
• Cairan kelenjar getah bening
Tidak dilakukan pengujian serologi, karena deteksi mikroskopis
parasit sangatlah mudah.
g) Pencegahan
Dengan cara berikut :
Kenakan kemeja lengan panjang dan celana medium-berat
bahannya, dalam warna netral yang menyatu dengan lingkungan
latar belakang. Lalat tsetse tertarik pada warna-warna cerah atau
gelap, dan mereka dapat menggigit melalui pakaian ringan.
Periksa kendaraan sebelum masuk. Lalat-lalat tertarik dengan
gerakan dan debu dari kendaraan bergerak.
Hindari semak-semak. Lalat tsetse kurang aktif selama bagian
terpanas hari, tetapi akan menggigit jika terganggu.
Gunakan obat nyamuk. Obat nyamuk akan mencegah gigitan
serangga lainnya yang dapat menyebabkan penyakit.
Pengobatan pencegahan untuk binatang peliharaan
Trypanosoma Cruzi
a) Klasifikasi
Phylum : Sarcosmastigophora
Sub Phylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Ordo : Kinetoplastida
Sub Ordo : Trypanosomatorina
Family : Trypanosomatidae
Genus : Trypanosoma
Spesies : T. Cruzi
b) Morfologi
Ciri ciri sebagai berikut
Morfologi Trypanosoma dalam darah tampak sebagai flagelata
yang pipih panjang(kira-kira 15-20 mikron),
berujung runcing dibagian posterior,
mempunyai flagel kurang dari sepertiga panjang tubuh,
mempunyai sitoplasma dengan granula inti di tengah yang
berwarna tua, serta terdapat kinetoplast.
Morfologi yang seperti ini dapat membuat Trypanosoma
bergerak aktif secara berombak dan memutar disebabkan oleh
flagel kontraktilnya.
c) Siklus Hidup
d) Epidemiologi
Adalah sebagai berikut :
Trypanosoma cruzi terdapat di Amerika Selatan, dari Argentina
Utara, Antillen, Amerika Tengah ke Amerika Serikat Selatan. T. c.
cruzi terutama terdapat pada tikus hutan (woodrat) di negara bagian
Amerika Serikat Barat Daya (Texas, Arizona, New Mexico,
California Selatan); ia juga terdapat pada raccoon, opossum,
skunk,dan rubah abu-abu di negara bagian tenggara.
Semua umur rentan terhadap infeksi dan biasanya perjalanan
penyakit lebih berat pada penderita usia muda. Infeksi juga dapat
terjadi dari ibu ke bayi (bawaan), terkontaminasi produk darah
(transfusi), organ transplantasi dari donor yang terinfeksi,
laboratorium kecelakaan, makanan dan minuman yang
terkontaminasi (jarang)
e) Manifestasi Klinis
Bentuk akut biasanya terjadi tanpa disadari dan mungkin hadir sebagai
pembengkakan lokal di tempat masuk. Bentuk kronis dapat berkembang
10 sampai 20tahun setelah infeksi.Penyakit ini dapat mempengaruhi
organ internal (misalnya jantung, kerongkongan, usus dan sistem saraf
perifer). orang yang terkena mungkin meninggal karena gagal jantung.
f) Diagnosa
Diagnosis spesies Trypanosoma umumnya menggunakan
preparat ulas darah yang diwarnai dengan Giemsa. Hasil positif
dinyatakan jika ditemukan morfologi parasit pada pemeriksaan
mikroskop.
Uji antibodi dapat menggunakan uji aglutinasi langsung, ELISA.
Uji lanjutan untuk membedakan antar spesies Trypanosoma perlu
pemeriksaan biomolekular seperti Polymerase Chain Reaction
(PCR). Uji PCR sangat sensitif sehingga sering ditemukan hasil
false positif. Untuk mensiasati hal tersebut, diagnosis juga dapat
dilakukan dengan uji ampliikasi sinyal asam nukleus yang
spesifik terhadap masing-masing spesies Trypanosoma.
g) Pencegahan
Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara penularan
dan cara-cara pencegahannya.
Lakukan penyemprotan berkala dengan insektisida dengan efek
residual terhadap rumah yang konstruksinya tidak sehat dan rumah
yang beratap rumbia untuk membunuh vektor. Vektor juga dapat
dibunuh dengan fumigan yang ditaruh dalam kontainer.
Membangun dan memperbaiki lingkungan permukiman untuk
menghilangkan tempat perindukan vektor dan tempat berkembang
biaknya binatang reservoir.
Gunakan kelambu, pada rumah yang ada vektornya