Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN

Trichomonas vaginalis

Nama : Danu Pangestu Saputra


NIM : 20.72.022378
Mata Kuliah : Parasitologi II
Dosen : Nurhalina SKM.M.Epid

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2021
1) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Zoomastigopho
Ordo : Mastigophora
Genus : Trichomonas
Species : Trichomonas vaginalis

2) Morfologi

Trichomonas vaginalis hanya memiliki bentuk tropozoit, berukuran antara


15 - 20 x 10 µ, tidak berwarna dan bentuknya cuboid. Sitoplasmanya
bergranula, terletak di sekitar custa dan axostyle (kapak). Membran
bergelombang, berakhir pada pertengahan tubuh flagella bebas. Sitostoma
tidak nyata dan hanya mempunyai nukleus. Intinya berbentuk oval dan
terletak dibagian atas tubuhnya, dibelakang inti terdapat blepharoblas
sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella yang menjuntai bebas dan
melengkung, di ujungnya sebagai alat geraknya yang “maju-mundur”.
Flagella kelima melekat ke undulating membrane dan menjuntai kebelakang
sepanjang setengah panjang tubuh protozoa ini. Sitoplasma terdiri dari suatu
struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut sebagai axostyle.
Vakuola, partikel, bakteri, virus, ataupun leukosit dan eritrosit (tetapi jarang)
dapat ditemukan di dalam sitoplasma Trichomonas vaginalis ini memperoleh
makanan secara osmosis dan fagositosis. Makanannya adalah kuman-kuman
dari sel-sel vagina dan leukosit.
3) Siklus hidup
Pada wanita tempat hidup parasit ini di vagina dan pada pria di uretra dan
prostat. Parasit ini hidup di makosa vagina dengan makan bakteri dan
leukosit. Trichomonas vaginalis bergerak dengan cepat berputar-putar di
antara sel-sel epitel dan leukosit dengan menggerakkan flagel antesias dan
membran bergelombang. Trichomonas berkembang biak secara belah
pasang longitudinal. Di luar habitatnya, parasit mati pada suhu 500C, tetapi
dapat hidup selama 5 hari pada suhu 00C. Dalam biakan, parasit ini mati
pada pH kurang dari 4,9, inilah sebabnya parasir tidak dapat hidup di sekitar
vagina yang asam (pH 3,8 – 4,4). Parasit ini tidak tahan pula terhadap
desinfektans dan antibiotik.Infeksi terjadi secara langsung waktu bersetubuh
melalui bentuk trofozoit pada keadaan lingkungan sanitasi kurang biak
dengan banyak orang hidup bersama dalam satu rumah. Infeksi secara tidak
langsung melalui alat mandi seperti : lap mandi atau alat sanitasi seperti
toilet seat, pernah di laporkan. 4

Trichomonas vaginalis mengalami transmisi infeksi yang sering adalah


melalui hubungan seksual di mana wanita menjadi reservoir infeksi dari
laki-laki,pada wanita juga parasite tersebut akan mendapatkan nutrisinya
dari permukaan mukosa vagina , serta dari bakteri dan eritrosit yang
diingesti,berkrmbang biak melalui longitudinal binary fission (pembagian
nucleus) diikuti apparatus neuromotor dan terakhir adalah pemisahan
sitoplasma kepada dua anak tropozoid dan semasa kontak seksual ,
tropozoid ini akan di transmisikan kepada laki-laki dan terlokasir pada uretra
atau kelenjar prostat dan mengalami replikasi yang sama seperti di vagina.

4) Epidemiologi
 Prevalensi Trichomonas vaginalis sebesar 5-10% padapopulasi umum
wanita, 50- 60% pada wanita penghuni penjara dan pekerja seks
komersial. Pada wanita yang mempunyai keluhan pada vagina,
prevalensi Trichomonas vaginalis antara 18-50%; dan pada 30-50%
wanita dengan gonore juga ditemukan infeksi Trichomonas vaginalis.
Prevalensi infeksi Trichomonas vaginalis pada pria yang mengunjungi
klinik penyakit menular seksual sebanyak 6%. Infeksi Trichomonas
vaginalis pada pria selalu dihubungkan dengan uretritis non gonore,
dengan prevalensi antara 1-68%. Pada skrining serologis yang dilakukan
pada orang-orang yang terlihat sehat di rumah sakit, diperkirakan
sebanyak 1/3 dari seluruh wanita mengidap agen ini selama masa aktif
seksualnya. Trichomonas vaginalis ditemukan pada lebih dari 30%
saluran urogenital pria yang pasangan wanitanya terinfeksi Trichomonas
vaginalis (Krieger, 2000).
 Di Eropa Timur infeksi Trichomonas vaginalis sekurang-kurangnya 25%
ditemukan pada kasus uretritis non gonore. Di Zimbabwe 5,5% infeksi
Trichomonas vaginalis terjadi pada pria dan 10-50% infeksi
Trichomonas vaginalis pada wanita bersifat asimtomatik. Di Lods,
Polandia, pada pemeriksaan urin penderita pria dengan usia 18-60 tahun
ditemukan 1,74% terinfeksi Trichomonas vaginalis sedangkan pada
wanita usia 18-60 tahun ditemukan 10,67%. Di Inggris Barat, 5,3%
wanita yang datang ke klinik ginekologi terinfeksi Trichomonas
vaginalis dan 21,3% penderita yang datang ke bagian penyakit menular
seksual mengandung organisme ini (Krieger, 2000).
 Di Amerika, pada 465 pekerja asuransi didapatkan 6,3% wanita yang
menikah dari 1,4% wanita tidak menikah mengidap Trichomonas
vaginalis. Sebagian besar pekerja seks komersial atau pengguna obat
(70%) mempunyai Trichomonas vaginalis. Pada wanita kulit hitam
diperkirakan 2-8 kali lebih banyak ditemukan Trichomonas vaginalis
dibandingkan wanita kulit putih. Infeksi paling sering terjadi pada
dekade II dan III, tetapi dapat terjadi pada setiap umur dan pernah
dilaporkan hampir 17% bayi usia 1 hari – 11 bulan telah terinfeksi
Trichomonas vaginalis (Krieger, 2000)

5) Manifestasi klinis
 Pada Wanita Trichomoniasis menyebabkan vaginitis(radang vagina)
dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih,
bagian Vulva dan cervik bisa mengalami peradangan. Banyaknya fluor
tergantung dari beratnya infeksi dan stadium penyakit, selain gejala
fluor albus yang merupakan keluhan utama penderita pruritus vagina
atau vulva dan rasa pedih saat kencing merupakan keluhan tambahan
perasaan gatal pada vulva dan kadang-kadang sampai ke paha. Sering
kali penderita mengeluh keluar darah setelah berhubungan seks infeksi
dapat menjalar dan menyebabkan uretriris kadang infeksi terjadi tanpa
gejala, jika ada gejala biasanya berupa antara lain: Rasa sakit atau nyeri
pada saat kencing atau hubungan seksual, rasa nyeri pada perut bagian
bawah, pengeluaran lendir pada vagina atau alat kelamin, keputihan
berwarna putih susu bergumpal disertai rasa gatal dan kemerahan pada
alat kelamin dan sekitarnya, keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau
busuk dan gatal, timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan
seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin.
 Pada Pria bentuk dan letak alat kelamin pria berada diluar tubuh, maka
gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan tetapi dapat pula
terjadi uretritis dan prostatitis. Tanda – tanda PMS pada pria antara lain
adalah: Berupa bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis atau
alat kelamin, luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat
kelamin, rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang
hebat pada saat kencing, bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha
yang kemudian berubah menjadi borok

6) Diagnosis
Diagnosis laboratorium dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan
pada sample sekret vagina (fluor albus) pada wanita dan sekret uretra pada
pria, secara mikroskopis apabila ditemukan parasit Trichomonas vaginalis
maka diagnosa laboratorium dapat ditegakkan Secara klinis diagnosis
Trichomoniasis ditegakkan berdasarkan adanya keluhan keputihan atau flour
albus dan rasa panas serta gatal pada vulva atau vagina dan adanya sekret
encer, berbusa, bau tidak sedap dan berwarna kekuningan serta adanya lesi
bakas garukan karena gatal dan hiperemia pada vagina.

7) Patogenesis
T.vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran
urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan
subepitel ,Masa tunas rata-rata 4 hari sampai 3 minggu,pada kasus yang
lanjut terapat bagian-bagian dengan jaringan granulasi yang jelas,nekrosis
dapat ditemukan dilapisan subepitel yang menjalar sampai dipermukaan
epitel , didalam vagina dan uretra parasite hidup dari sisa sisa sel
,kumankuman dan benda lain yang terdapat dalam secret

8) Pengobatan
 Tinidazol
Baik pada wanita maupun pria diberikan dengan takaran 2 gr dosis
tunggal peroral.
 Seknidazol
Diberikan untuk Trichomoniasis pada wanita maupun pria dengan
takaran 2 gr dosis tunggal peroral.
 Nimorazol
Diberikan pada wanita maupun pria dengan takaran 2 kali 250 mg
selama 6 hari atau diberikan 2 gr dosis tunggal.
 Ornidazol
Diberikan dalam dosis tunggal 1500 mg atau 2 kali lipat 750 mg
pengobatan lokal dengan tablet vagina persarin ataupun krim vagina
yang digunakan pada waktu malam hari

9) Pencegahan
Pencegahan infeksi yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis dapat
dilakukan dengan:
 Penyuluhan dan pendidikan terhadap pasien dan masyarakat
umumnya
tentang infeksi ini.
 Diagnosis dan penanganan yang tepat pada pasangan penderita
tricomoniasis.
 Pemakaian kondom dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk
mencegah tertularnya pasangan seksual terhadap infeksi ini.
 Tidak berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Dan
apabila salah satu pasangan menderita tricomoniasis, maka sebaiknya
pengobatan diberikan kepada kedua orang pasangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai